PENDAHULUAN
yang tinggi akan lemak, tinggi garam, serta perilaku masyarakat yang masih
melakukan kebiasaan merokok dan juga aktivitas yang tidak mengenal batas
shop” yang sedang trend saat ini dapat mengurangi aktiftas fisik masyarakat
adalah hipertensi atau sering dikenal dengan tekanan darah tinggi (Corwin,
2009).
darah seseorang dan diukur paling tidak ada tiga kesempatan yang berbeda.
tekanan darah sistolik dan diastolik (The Joint National Committee (JNC
dikatakan dalam keadaan normal bila tekanan darah hasil sistolik 120
1
hasil dari siastolik lebih dari 140 mmHg dan untuk hasil diastolik lebih dari
jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24%
Tenggara, terdapat 36% orang dewasa yang menderita hipertensi dan telah
membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Jumlah penderita hipertensi akan
terus meningkat tajam, diprediksikan pada tahun 2025 sekitar 29% atau
pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%, tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga
kesehatan atau riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%. Hal ini
2
prevalensi tertinggi terdapat di kota Tangerang (24,5%), diikuti kabupaten
dari keluarga pada penderita hipertensi. Keluarga dapat menjadi faktor yang
3
ada saat ini telah terbukti dapat mengontrol tekanan darah pada pasien
2011).
mereka, yang berarti bahwa sebagian besar segmen dari populasi mengalami
hipertensi yang belum terdiagnosis dan tidak di obati. Bahkan pada pasien
dengan hipertensi, ada juga yang tidak diobati karena berbagai alasan.
keluarga. Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita
4
(2016) bahwa faktor pendidikan dan pengetahuan mempunyai hubungan
pengobatan.
Ahda (2016) bahwa ada hubungan antara Pendidikan dan dukungan keluarga
memperdulikan penyakitnya.
65% (13 responden) memiliki tingkat kepatuhan yang rendah dan jarang
5
Pentingnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi dan dukungan
diatas, maka menjadi daya tarik peneliti untuk melakukan penelitian tentang
6
1.3.2.2 Diketahuinya gambaran pengetahuan penderita hipertensi tentang
tahun 2019.
penderita hipertensi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Hipertensi
2.1.1.1 Pengertian
mmHg dan tekanan diastolik ≥90 mmHg (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan
dengan tiba-tiba seseorang dapat divonis menderita darah tinggi (Dewi dan
Familia, 2012).
tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini
Hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut
2010).
8
2.1.1.2 Klasifikasi
darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Diantaranya adalah:
Tabel 2.1
Batasan Hipertensi Berdasarkan The Joint National Commite VIII
Tahun 2014
Batasan Tekanan Darah Kategori
(mmHg)
> 150/90 mmHg Usia > 60 tahun tanpa penyakit diabetes dan
cronic kidney disease
> 140/90 mmHg Usia 19-59 tahun tanpa penyakit penyerta
> 140/90 mmHg Usia 18 tahun dengan penyakit ginjal
> 140/90 mmHg Usia 18 tahun dengan penyakit diabetes
9
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya yaitu hipertensi
genetik, jenis kelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup. Hipertensi
yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Dari
(Udjianti, 2010).
2.1.1.3 Etiologi
1. Hipertensi Esensial/primer
10
tekanan darah yang monogenik dan poligenik mempunyai
2. Hipertensi Renal/Sekunder
hipertensi sekunder.
2.1.1.4 Patofisiologi
jantung) diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate
11
(denyut jantug). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem
saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang berperan
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan
(Padila, 2013).
bisa terjadi (Padila, 2013). Meski etiologi hipertensi masih belum jelas,
seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem saraf, ginjal,
12
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air
2013).
13
Renin
Angiotensin I
Angiotensin II
↑ Tekanan darah
↑ Volume darah
↑ Tekanan darah
2.1.1.5 Manifestasi
dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi. Tetapi dapat
14
Tahapan awal pasien kebanyakan tidak memiliki keluhan. Keadaan
terasa tubuh cepat untuk merasakan capek, sesak nafas, sakit pada bagian
dada, bengkak pada kedua kaki atau perut.. Gejala yang muncul sakit
dengan keluhan episode sakit kepala, palpitasi, banyak keringat dan rasa
melayang saat berdiri (postural dizzy). Saat hipertensi terjadi sudah lama
pada penderita atau hipertensi sudah dalam keadaan yang berat dan tidak
diobati gejala yang timbul yaitu sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,
Semua itu terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung
15
2.1.1.6 Penatalaksanaan
1. Pengaturan diet
ikan yang masih segar yang belum diawetkan dan tidak diberi
16
merubah gaya hidup menjadi lebih baik maka akan banyak komplikasi
atau kalori total. Kurangi konsumsi garam dalam konsumsi harian juga
2011).
3. Manajemen stress
dimana dengan olahraga teratur membuat badan lebih rileks dan sering
17
4. Mengontrol kesehatan
5. Olahraga teratur
adalah latihan menggerakan semua nadi dan otot tubuh seperti gerak
jalan, berenang, naik sepeda, aerobik. Oleh karena itu olahraga secara
6. Manajemen Pengobatan
18
b) Manfaat terapi hipertensi menurunkan tekanan darah dengan
monoterapi antihipertensi.
e) Mulai dengan satu obat juga bisa mengobati dan atau tidak
19
f) Tambahkan obat kedua dari kelas obat yang berbeda
(beta).
20
m) Satu atau dua obat akan mengendalikan tekanan darah pada
2) Obat antihipertensi
a) Diuretik
21
tubulus distal dan membantu reabsopsi kalium. Jika pada
b) Penyekat α (α-Blocker)
22
penderita asma sebab memiliki efek sebagai relaksan ringan
c) Penyekat β (β-Blocker)
d) ACE Inhibitor
23
stres. Pada sistem RAA, kerja ACE inhibitor adalah
24
Terdapat dua tipe reseptor yaitu AT1 dan AT2 dengan efek
f) Antagonis Kalsium
25
Ada dua macam kanal ion kalsium pada membrane sel
kalsium dan terdapat pada otak, jantung, otot polos, serta otot
rangka. Kanal L terdiri atas lima subunit yaitu α1, α2,β,γ dan δ
(Syamsudin, 2011).
2.1.1.7 Komplikasi
1. Payah jantung
tidak mampu lagi memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini
2. Stroke
26
yang sudah lemah menjadi pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh
3. Kerusakan ginjal
4. Kerusakan penglihatan
dalam jangka waktu yang lama akan merusak endotel arteri dan
rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh
27
serebrovaskular (stroke, transient ischemic attack), penyakit arteri
fibrilasi.
risiko hipertensi yang tidak ditangani dengan baik dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko
a. Umur
b. Jenis Kelamin
28
c. Keturunan
RI, 2013).
a. Kegemukan (obesitas)
b. Merokok
29
melakukan olahraga aerobik yang teratur tekanan darah dapat
e. Dislipidemia
30
2.1.2 Kepatuhan
2.1.2.1 Pengertian
disarankan oleh dokternya atau oleh tim medis lainnya. Perilaku pasien
yang mentaati semua nasihat dan petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan
tenaga medis. Segala sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
Luh, 2013).
minum obat, mengikuti diet dan merubah gaya hidup yang sesuai dengan
2013).
dalam minum obat secara benar sesuai dosis, frekuensi, dan waktunya.
31
2.1.2.2 Aspek-Aspek Kepatuhan
antara lain:
1. Minum obat sesuai dengan waktu yang dianjurkan, yaitu dengan tidak
2. Tidak mengganti obat dengan obat lain yang tidak dianjurkan, yaitu
dengan tidak melakukan penggantian obat dengan obat lain yang tidak
dikonsumsi.
sebagai berikut:
membantu
32
9. Warisan budaya tertentu yang membuat kepatuhan menjadi sulit
dilakukan
10. Tingkat kepuasan dan kualitas serta jenis hubungan dengan penyediaan
layanan kesehatan
kepatuhan adalah:
Sikap atau motivasi yang paling kuat berasal dari individu sendiri.
b. Keyakinan
akan memiliki jiwa yang tabah dan tidak mudah putus asa serta
2. Dukungan Keluarga
33
perhatian dan dukungan dari keluarga, individu atau penderita akan
pengelolaan penyakitnya.
3. Dukungan sosial
34
2. Mengingatkan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang harus
komunikasi lain.
penyembuhan.
sejenisnya.
kemudian pemberian obat yang digunakan lebih dari satu kali dalam
2.1.3 Pengetahuan
2.1.3.1 Pengertian
35
sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
2.1.3.2 Tingkatan
yakni :
1. Tahu (Know)
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu”
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
dan sebagainya.
36
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (aplication)
4. Analisa (Analysis)
mengelompokan,dan sebagainya.
37
5. Sintesis ( synthesis)
baru. Dengan kata lain sintetis itu suatu kemampuan untuk menyusun
6. Evaluasi (Evaluation)
1. Pendidikan
38
diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh juga pada
juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua
baik dari orang lain maupun dari media masa. Semakin banyak
2. Informasi
39
informasi sebagai tugas pokoknya, media massa juga membawa pesan-
hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar
melakukan.
40
4. Lingkungan
terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak, yang akan
5. Pengalaman
6. Usia
usia tua. Selain itu, orang usia madya akan lebih banyak menggunakan
41
masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada
penurunan pada usia dini. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola
pikir seseorang.
1. Pengetahuan implisist
2. Pengetahuan eksplisit
42
2.1.3.5 Pengukuran Pengetahuan
menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur
2.1.4.1 Pengertian
penerima dukungan keluarga akan tahu bahwa ada orang lain yang
2.1.4.2 Jenis
43
1. Dukungan instrumental yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan
terhadap emosi.
keluarga.
2. Fungsi psikologis adalah memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi
44
kedewasaan kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas
pada keluarga.
perkembanganya.
struktur yaitu:
anggota keluarga.
45
2. Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka
masing-masing.
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
2. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
46
2.2 Kerangka Teori
sudah ada, maka secara skematis kerangka teori dalam penelitian ini dapat
Faktor Predisposisi:
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Pekerjaan
4. Sikap
5. Kepercayaan
6. Nilai-nilai persepsi
Faktor Pemungkin:
1. Ketersediaan Fasilitas Kepatuhan Minum Obat
2. Ketersediaan Sarana Antihipertensi
Faktor Penguat:
1. Sikap Petugas
Kesehatan
2. Dukungan Keluarga
3. Dukungan Masyarakat
47
2.3 Kerangka Konsep
Independen Dependen
1. Pengetahuan
Kepatuhan Minum
2. DukunganObat
Keluarga
Antihipertensi
2.4 Hipotesis
tahun 2019.
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
49
Rumus :
N
n= 2
1+ N ( d )
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Besar populasi
d : Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,1)
3463
n=
2
1+3463(0,1)
❑
n = 97,19
n = 98
dari hasil penelitian. Polit dan Hungler menyatakan bahwa semakin besar
50
10% untuk mencegah penyimpangan (Bias) pada saat penelitian, maka
Rumus :
n
n=
(1−f )
98
n=
(1−0.1)
n = 108
Keterangan :
n = Jumlah sampel
3.3.1 Lokasi
3.3.2 Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2018 s.d Januari 2019.
51
Variabel pada penelitian ini meliputi variabel independen (bebas) dan
Tabel 3.1
Definisi Operasional
2 Independen
Pengetahuan Segala sesuatu Kuesioner 0: Kurang baik, Ordinal
yang diketahui dan apabila nilai
dipahami oleh jawaban benar
pasien tentang < ukuran tengah
pentingnya (9)
pengobatan 1: Baik, apabila nilai
hipertensi jawaban benar >
ukuran tengah (9)
Dukungan Sokongan keluarga Kuesioner 1. Kurang baik, Ordinal
Keluarga pasien hipertensi apabila nilai
dalam menjalani dukungan
pengobatan keluarga
< ukuran tengah
(54)
2. Baik, apabila nilai
dukungan
keluarga > ukuran
tengah (54)
52
3.6 Instrumen Penelitian
Kuesioner ini diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu oleh Puspita (2016)
2010).
n(∑XY) - (∑X∑Y)
r=
√{n∑X²-(∑X)²}{n∑Y²-(∑Y)²}
Keterangan :
N : Jumlah Sampel
X : Skor pertanyaan yang diuji
Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan yang diuji dikali skor total
Keputusan Uji :
Variabel Valid = r hasil lebih besar dari r tabel
Variabel Tidak Valid = r hasil lebih kecil dari r tabel
53
Adapun instrumen yang dilakukan uji validitas adalah instrumen
pertanyaan tersebut dilakukan oleh peneliti pada pasien rawat jalan yang
didapat angka r tabel (0,468), pertanyaan dinyatakan valid jika nilai r hasil
> nilai r tabel. Dari hasil analisis pengetahuan yang < r tabel (0,468) pada
nomor 5 dan 17, sedangkan pertanyaan dukungan keluarga yang < r tabel
tidak valid.
penelitian ini adalah dengan menggunakan one shot atau sekali ukur.
dengan nilai standar yaitu 0,468 ketentuannya bila Cronbach Alpha >
hasil = 0,935.
54
3.8 Prosedur Pengumpulan Data
merupakan data primer yang diperoleh langsung oleh peneliti dengan cara
1. Editing
konsisten.
2. Coding
3. Proccesing
Setelah isian kuesioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah melewati
55
dapat di analisis. Pengolahan data dilakukan dengan cara memasukan
4. Cleaning
kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak.
1. Univariat
Rumus :
f
P= x100
N
Keterangan :
P : Presentasi frekuensi
N : Jumlah sampel
2. Bivariat
56
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
berikut:
Rumus
(O−E)²
X ²=∑
E
Keterangan :
∑ : Jumlah
O : Nilai Observasi
E : Nilai Ekspektatif
2. Ha ditolak dan Ho diterima : jika P value > 0,05 artinya tidak ada
57
Aturan yang berlaku untuk uji Chi Square untuk program
Correction.
3. Bila pada tabel kontigency yang lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3
Square
4. Bila pada tabel kontigency 3x2 ada sel dengan nilai frekuensi
1. Informed consent
adalah supaya subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek
58
bersedia, maka responden harus menandatangani lembar persetujuan, jika
responden.
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
3. Confidentiality (kerahasiaan)
hasil riset.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Distribusi Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi
di Wilayah Kerja Puskesmas Maja Kabupaten Lebak
Tahun 2019
Kepatuhan Frekuensi (f) Persentase (%)
Rendah 13 12
Sedang 50 46,3
59
Tinggi 45 41,7
Total 108 100
2. Pengetahuan
Tabel 4.2
Distribusi Tingkat Pengetahuan di Wilayah Kerja
Puskesmas Maja Kabupaten Lebak
Tahun 2019
Pengetahuan Frekuensi (f) Persentase (%)
Kurang 56 51,9
Baik 52 48,1
Total 108 100
3. Dukungan Keluarga
Tabel 4.3
Distribusi Dukungan Keluarga
di Puskesmas Maja Kabupaten Lebak
Tahun 2019
Dukungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)
Kurang 51 47,2
Baik 57 52,8
Total 108 100
60
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa dukungan keluarga mayoritas
Tabel 4.4
Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Minum Obat
Antihipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Maja
Kabupaten Lebak Tahun 2019
tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi yang tinggi. Hasil uji statistik
diatas diperoleh nilai P = 0,026, yaitu lebih kecil dari nilai alpha (0,05).
Antihipertensi
61
Tabel 4.5
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat
Antihipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Maja
Kabupaten Lebak Tahun 2019
tingkat kepatuhan minum obat antihipertensi yang tinggi. Hasil uji statistik
diatas diperoleh nilai P = 0,011, yaitu lebih kecil dari nilai alpha (0,05).
62
dapat memberikan efek negatif yang sangat besar diantaranya
Banyak faktor yang mendorong pasien hipertensi untuk tidak patuh dalam
menderita hipertensi.
(Triyanto, 2014).
63
hipertensi akan membuat pasien hipertensi membiarkan pola hidup yang
tidak sehat tersebut berlangsung terus dalam kehidupan sehari - hari tanpa
tahu bahaya penyakit yang mengintai dibalik itu semua. Untuk itu
perawatan diri yang baik dan kemampuan dalam melakukan perawatan diri
hipertensinya.
guru, orang tua, teman, buku dan media massa. Dapat disimpulkan dari
(Notoatmodjo,2010).
64
sebanyak 51 orang (47,2%). Ini menunjukan bahwa keluarga belum
penderita untuk terus berpikir positif terhadap sakitnya dan patuh terhadap
65
4.2.2.1 Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Minum Obat
Antihipertensi
hipertensi yang benar dan bahayanya apabila tidak rutin kontrol tekanan
nilai P= 0,026 yaitu lebih kecil dari nilai alpha (0,05). Dengan demikian
Maja Kabupaten Lebak tahun 2019. Hal ini sesuai dengan teori Lawrence
Green yang menyatakan bahwa perilaku patuh itu dipengaruhi oleh faktor-
(Notoatmodjo,2010).
66
pengetahuan dengan kepatuhan berobat pada pasien hipertensi, begitupula
terbukti dengan hasil ini yang menunjukan yang patuh minum obat lebih
hipertensi sebaliknya yang tidak patuh lebih banyak pada penderita yang
Antihipertensi
67
obat, terbukti lebih patuh menjalani pengobatan dibandingkan dengan
keluarganya.
nilai P= 0,011 yaitu lebih kecil dari nilai alpha (0,05). Dengan demikian
Maja Kabupaten Lebak tahun 2019. Hasil penelitian ini sejalan dengan
yang lebih dari keluarga untuk dirinya, hal tersebut sesuai dengan penelitian
dibandingkan dengan dukungan keluarga yang baik, sehingga hal ini peran
68
serta dukungan keluarga sangat berpengaruh pada penderita dalam
penatalaksanaan penyakitnya..
menggali data.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
69
1. Bagi Tempat Penelitian
juga kepada keluarga dan orang terdekat penderita hipertensi agar dapat
hipertensi.
minum obat pada pasien hipertensi seperti usia, jenis kelamin, sosial
70
71