PENDAHULUAN
Hipertensi adalah penyakit kronis yang berlangsung lama (berbilang bulan atau
tahun), seringkali disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk
peluang 12 kali lebih besar bagi penderitanya untuk menderita stroke dan 6 kali
lebih besar untuk serangan jantung, serta 5 kali lebih besar kemungkinan
primer. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi,
hipertensi pada pendududk umur 18 tahun ke atas tahun 2007 di Indoensia adalah
Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan dari 5,9%
dari (31,7 % menjadi 25,8 %). Penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat
pengukur tensi yang berbeda sampai ada kemungkinan masyarakat sudah mulai
terjadi peningkatan dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5 % tahun 2013. Prevalensi
`1
2
sebesar 25,8 %. Cakupan nakes hanya 36,8 %, sebagian besar (63,2%) kasus
Salah satu program pemerintahan yaitu suatu sistem pelayanan kesehatan dan
kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk
mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang
efektif dan efisien yang disebut Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis).
Sasaran dari program prolanis ini adalah seluruh peserta BPJS Kesehatan
2014).
Menurut salah satu petugas Puskesmas, “program prolanis ini sudah berjalan
lebih dari 1 tahun”. Program ini diadakan diseluruh Puskesmas di Kota Kediri.
edukasi kelompok peserta prolanis, reminder melalui SMS Gateway, Home visit.
(Sosial, 2014).
wilayah Utara pada Bulan Januari sampai Maret tahun 2022. Kegiatan yang
kegiatan ada cek Gula darah, Asam urat dan yang terakhir pendidikan kesehatan
seumur hidup, dibagi menjadi 2 jenis yaitu pengobatan non obat (non
3
merupakan hal yang utama. Masalah psikologis yaitu pemakaian obat jangka
panjang membuat pasien penyakit kronis mengalami rasa tertekan. Hal ini
dikarenakan pasien diwajibkan untuk mengonsumsi obat setiap hari dan adanya
efek samping yang ditimbulkan obat. (Lailatushifah, 2012). Menurut salah satu
petugas Puskesmas, “selain dari 4 aktifitas prolanis, minum obat seumur hidup
obat secara benar tentang dosis, frekuensi dan waktunya. Kepatuhan minum obat
Menurut Panitia Medik Farmasi dan Terapi RSUD Dr. Soetomo – FK Unair
(1994) cara untuk mendeteksi tingkat kepatuhan bisa dilakukan dengan 2 cara
yaitu yang pertama dengan cara tidak langsung seperti wawancara, menghitung
sisa dosis, meneliti catatan peresepan kembali dan untuk cara yang kedua dengan
cara langsung seperti memantau kadar obat dalam darah, memantau kadar
metabolik obat atau senyawa palacak dalam urin. Ada cara lain yaitu dengan
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada tanggal 18 November 2016 dari
Dinas Kesehatan Kota Blitar jumlah penderita Hipertensi di Kota Blitar pada
tahun 2015 sejumlah 17.036 jiwa yang didapat dari 3 Kecamatan Se-Kota Blitar
jiwa, Puskesmas Sanamwetan 6.974 jiwa dan Puskesmas Sukorejo 9.304 jiwa.
Pada bulan Januari sampai Juni 2016 jumlah pederita Hipertensi di Kota Blitar
sejumlah 320 jiwa, Puskesmas Sanamwetann sejumlah 3.044 jiwa dan Puskesmas
kegiatan Klub Prolanis yang sudah terprogram. Jumlah penderita Hipertensi yang
memiliki asuransi kesehatan juga mengikuti kegiatan aktifitas rutin setiap bulan
sebanyak 31 orang.
Hipertensi di klub Prolanis kadang-kadang tidak minum obat setiap hari karena
bosan, kebanyakan beranggapan minum obat dapat meracuni, tensi rendah tidak
minum obat dan berpindah dari obat farmakologis ke obat herbal”. Peneliti juga
patuh dalam minum obat dikarenakan mereka mengetahui bahwa obat Hipertensi
tidak boleh putus dan harus diminum seumur hidup. Sedangkan 2 penderita lainya
mengatakan bosan, capek dengan minum obat secara terus menerus, minum obat
5
ketika tensinya tinggi dan tidak mengetahui kalau obat Hipertensi itu harus
Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pada perawat atau
Hipertensi.