PENDAHULUAN
kalangan. Hipertensi juga merupakan faktor risiko dari penyakit jantung iskemik
dan stroke yang termasuk lima posisi tertinggi dalam penyebab kematian
mempublikasikan nilai tekanan darah dikatakan dalam keadaan normal bila hasil
tekanan darah sistolik 120 mmHg sedangkan untuk hasil diastolik didapatkan
hasil 80 mmHg dan untuk tekanan darah yang dianggap hipertensi ialah ketika
hasil dari siastolik > 140 mmHg dengan hasil diastolik > 90 mmHg (Corwin,
sebagai silent killer, sedangkan tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam
aneurisma, gagal jantung, gagal ginjal, dan retinopati. Oleh karena itu, penyakit
1
Menurut Word Health Organizing (WHO) dan The International Society of
dimana
2
3
dikeluarkan oleh Word Health Organizing (WHO) diperkirakan pada tahun 2025
terjadi kenaikan kasus hipertensi mencapai angka 80% dimana pada tahun 2000
673 juta kasus menjadi 1,5 milyar kasus pada tahun 2025, dimana peningkatan ini
Indonesia (Hazwan & Pinatih, 2017). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
oleh dokter di Indonesia hanya sebesar 8,4%. Data tersebut menunjukkan bahwa
terdiagnosis oleh dokter. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus
(Riskesdas, 2018). Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi yang angka
akut dan faringitis akut dengan jumlah kasus 9.278 kasus (Dinkes, 2018).
perilaku pasien terhadap instruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk
4
yang mengikuti semua intruksi atau petunjuk yang diberikan baik itu dalam
bentuk terapi farmakologi, seperti minum obat antihipertensi, maupun terapi non
penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan perlu dilakukan pengontrolan dengan
melakukan pengobatan secara teratur seumur hidup (Ariyani et al, 2018). Hal ini
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. Adapun persentase yang
rendah sebesar 16,8% dan yang tidak memiliki pekerjaan tetap sebesar 16,1%
pengobatan hipertensi.
tidak langsung serta dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kepatuhan
5
dikeluarkan rendah dan juga tidak memakan waktu yang banyak. Eight-Item
lupa mengkonsumsi obat, sehingga ketaatan dapat diidentifikasi dengan jelas (Tan
et al., 2014). MMAS-8 memiliki sensitivitas sebesar 93% dan spesifikasi 53%
dan spesifikasi sebesar 44% (Tan et al., 2014 ; Morisky et al., 2008).
Denpasar Barat karena merupakan salah satu puskesmas pada peringkat pertama
dengan jumlah kasus sebanyak 19.346 kasus dan persentase kasus sebanyak
penelitian yaitu :
Denpasar Barat ?
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dapat dibagi
Denpasar Barat
7
hipertensi.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
salah satu faktor risiko utama dari gagal jantung. Selain mengakibatkan gagal
peningkatan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik
≥90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
and Treatment of High Blood Pressure VIII/ JNC 8 2014, hipertensi adalah
suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan
bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai.
pasien dewasa (umur ≥18 tahun). Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori,
9
10
dengan nilai norma pada tekanan darah sistolik (TDS) <120 mmHg dan tekanan
cenderung meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua
tingkat (stage) hipertensi, dan semua pasien pada kategori ini harus diterapi obat.
<120/80 mmHg termasuk normal dan kisaran 120/80 hingga 139/89 mmHg
Terisolasi
2.1.2.4 Klasifikasi menurut European Society of Hypertension (ESH)
Klasifikasi yang dibuat oleh ESH yaitu dimana tekanan darah sistol dan
distol pasien berada pada kategori yang berbeda, maka resiko kardiovaskuler,
tambahan. Nilai batas untuk tekanan darah tinggi dan kebutuhan untuk
(ISHIB)
13
Klasifikasi yang dibuat oleh ISHIB dimana tekanan darah sistol dan
klasifikasi yang dipilih adalah berdasarkan kategori yang lebih tinggi dan
diagnosa hipertensi pada dasarnya adalah rata-rata dari dua kali atau lebih
sistol (≥ 140 mmHg) dan diastole ( < 90 mmHg). Peningkatan tekanan darah
yang melebihi target bersifat kritis karena setiap peningkatan tekanan darah
dinyatakan dalam. Ada 2 bentuk tekanan darah yaitu tekanan darah sistolik
darah sistolik dicapai setelah kontraksi jantung dan merupakan puncak nilai
ketegangan dinding arteri. Oleh karena itu, tekanan darah arteri adalah
tekanan darah rata-rata sepanjang siklus kontraksi jantung. Hal ini kadang-
arteri, terutama untuk kasus hipertensi yang darurat. Selama siklus jantung,
dua pertiga dari waktu yang dihabiskan di diastole dan sepertiga di sistol. Jadi,
sebagai berikut :
interaksi antara aliran darah dan resistensi terhadap aliran darah. Secara
matematis didefinisikan sebagai produk dari curah jantung dan jumlah resiste
Pada dasarnya, curah jantung memiliki fungsi pada volume stroke, denyut
15
meningkatnya curah jantung dan resistensi perifer total yang akan berkolerasi
normal, tekanan darah arteri berfluktuasi sepanjang hari (Dipiro et al, 2008).
Tekanan darah merupakan produk hasil dari curah jantung dan resisten perifer.
Tekanan darah tinggi dapat dihasilkan dari peningkatan curah jantung dan atau
Penyempitan vena :
(RAAS)
sindrom metabolik.
korteks adrenal. Hal ini menyebabkan natrium dan reabsorpsi air yang
System
b. Hormon Natriuretik
c. Hiperinsulinemia
pembuluh darah.
21
Sistem saraf pusat dan autonom dapat terlibat dalam regulasi tekanan
yaitu ß1 dan ß2. Kedua jenis reseptor ini ada pada semua jaringan yang
menyebabkan vasodilatasi.
sarafnya berada di dinding arteri besar, terutama di arteri karotis dan arkus
yang kemudian mengirimkan impuls ke otak melalui saraf kranial dan saraf
vagus. Dalam sistem refleks ini, penurunan tekanan darah arteri merangsang
kurang responsif terhadap perubahan tekanan darah pada orang tua dan orang-
tekanan darah.
peningkatan tekanan darah. Sistem ini secara fisiologis saling terkait. Bila
terdapat kegagalan fungsi pada salah satu komponen dapat mengubah fungsi
23
menurun, ginjal akan merespon dengan meningkatkan retensi natrium dan air.
atas normal, ekskresi natrium dan air pada ginjal akan meningkat untuk
kardiovaskular lainnya.
epitel dan merupakan vasodilator yang sangat ampuh. Sistem nitric oxide
adalah multifaktor, terdiri dari faktor genetik, gaya hidup, dan lingkungan.
2.1.5 Diagnosis
hipertensi. Akurasi cara pengukuran tekanan darah dan alat ukur yang
2.1.6 Komplikasi
angina, gagal ginjal, dementia dan atrial fiblilasi). Tekanan darah tinggi dalam
27
jantung, mata, ginjal, otak dan pembuluh darah besar (Tjokoprawirjo, 2015).
bermakna untuk penyakit jantung koroner, stroke, penyakit arteri perifer dan
1. Obesitas
2. Dislipidemia
laki lebih banyak faktor pendorong seperti stress, kelelahan, dan faktor
estrogen menurun.
29
darah dikarenakan pada saat garam masuk ke dalam darah , garam dapat
semakin meningkat.
2. Konsumsi Alkohol
tekanan darah.
3. Aktivitas Fisik
yang teratur tekanan darah dapat menurun, meskipun berat badan belum
menurun.
4. Merokok
30
Zat – zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang
terapi non farmakologi dan terapi farmakologi. Untuk pasien yang masih
dalam pre hipertensi, masih dapat menggunakan terapi non farmakologi saja.
tekanan darah dan adanya indikasi khusus pada penderita. Terapi non
farmakologi dan terapi farmakologi harus mendukung satu sama lain demi
a. Rokok
dan heart rate dan bertahan selama lebih dari 15 menit setelah merokok
itu merokok dapat menyebabkan pembuluh darah arteri menjadi kaku dan
berat badan dan tekanan darah. Pada suatu penelitian secara meta-analysis,
dengan rata-rata penurunan berat badan 5,1 kg adalah 4,4 dan 3,6 mmHg.
Peningkatan intake kalium dan diet DASH (diet yang kaya buah-
c. Konsumsi Alkohol
32
jelas, tetapi ada kaitannya dengan aktivitas saraf simpatik dan terdapat
Orang yang mengkonsumsi alkohol sebanyak 5 kali atau lebih per hari
d. Aktivitas Fisik
bahwa dengan menurunkan intake garam sebanyak 4,7-5,8 g NaCl per hari
NaCl.
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai bila pada pasien
lebih dari 6 bulan menjalani pola hidup sehat dan pada pasien dengan
1. Diuretik
a. Diuretik Tiazid
(hidroklortiazid)
34
epitel tebal dengan cara menghambat kotransport Na+, K+, Cl- dan
d. Penghambat Karbonanhidrat
menyebabkan ekskresi air dan natrium serta retensi kalium. Obat yang
benazepril.
efek renal serta efek jangka Panjang berupa hipertrofi otot polos
dan perifer serta menurunkan BP. CCB terdiri dari dua golongan yaitu
5. Penghambat Adrenergik
5 kelas, yaitu :
2007).
c. Adrenolitik Sentral
dengan diuretik.
e. Penghambat Ganglion
kabur.
6. Antagonis Aldosteron
spironolakton.
7. Penghambat Renin
tekanan darah.
39
2.2 Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata dasar “patuh” yang berarti disiplin dan taat.
perubahan gaya hidup) sesuai atau tepat dengan anjuran dokter. Kepatuhan
jumlah obat yang diminum setiap harinya dan waktu minum obat dalam
jangka waktu tertentu (Osterberg & Terrence, 2005). Kepatuhan minum obat
dapat dipengaruhi oleh faktor demografi, faktor pasien, faktor terapi dan
1. Jenis Kelamin
2. Usia
usia mulai dari dewasa awal, dewasa pertengahan, dan dewasa akhir akan
5. Status Pekerjaan
akan merasa bosan untuk berobat (Ketut Gama et al, 2014). Semakin
yang diharapkan.
Terdapat dua metode yang bisa digunakan untuk mengukur kepatuhan, yaitu :
1. Metode langsung
dan metabolitnya dalam darah atau urin serta mengukur biologic marker
dilakukan pasien
Mahal, memerlukan
Monitor obat secara Tepat, hasilnya mudah
kunjungan kembali dan
elektronik diukur
pengambilan data
Pengukuran penanda Biasanya mudah untuk Penanda dapat tidak
fisiologis dilakukan mengenali penyebab lain
Membantu
Buku harian pasien memperbaiki ingatan Mudah diubah oleh pasien
yang lemah
Jika pasien anak-anak,
kuesioner untuk orang tua Sederhana, objektif Rentan terhadap distorsi
atau yang merawatnya
dan post interview. Morisky et al. mempublikasikan versi terbaru pada tahun
2008 yaitu MMAS-8 dengan reliabilitas yang lebih tinggi yaitu 0,83 serta
sensitivitas dan spesifitas yang lebih tinggi. Morisky, secara khusus membuat
tidak pernah/jarang (tidak sekalipun dalam satu minggu) bernilai 0 dan bila
seminggu) dan setiap saat bernilai 1. Pasien dengan total skor lebih dari dua
dan jika skor 0 dikatakan responden memiliki kepatuhan yang tinggi (Morisky
et al, 2008)
BAB III
darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (JNC,
hipertensi mencapai angka 80% dimana pada tahun 2000 dari 673 juta kasus
menjadi 1,5 milyar kasus pada tahun 2025, dimana peningkatan ini akan
kasus.
47
Menurut penelitian Su Jin Cho (2014), didapatkan hasil yang mempengaruhi
tingkat
48
49
laki-laki sebesar 13,8% serta pasien dengan tingkat pendidikan rendah sebesar
16,8% dan yang tidak memiliki pekerjaan tetap sebesar 16,1% dimana
pengobatan hipertensi.
et al., 2014). MMAS-8 memiliki sensitivitas sebesar 93% dan spesifikasi 53%
dan spesifikasi sebesar 44% (Tan et al., 2014 ; Morisky et al., 2008).
jumlah kasus sebanyak 19.346 kasus dan persentase kasus sebanyak 14,2%
(Dinkes, 2018).
HIPERTENSI
Mempengaruhi :
Usia
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Tingkat Pengetahuan
KEPATUHAN MINUM OBAT
KETERANGAN :
DITELITI :
TIDAK DITELITI :
METODE PENELITIAN
dilakukan dalam satu waktu yang sudah ditentukan oleh peneliti serta dapat
kepatuhan minum obat dengan tekanan darah pasien. Penelitian ini hanya
51
52
4.4.1 Populasi
II Denpasar II Barat.
4.4.2 Sampel
N
n= 2
1+ N (d)
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
2.743
n=
1+2.743(0,1)2
n=96,48
tentang hipertensi.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah tingkat kepatuhan minum obat
Denpasar Barat.
55
Pengetahuan
pasien terhadap a. Rendah
Tingkat hipertensi (<60%)
Pengetahuan meliputi : Variabel b. Sedang
5. Kuesioner Ordinal
Tentang pengertian, tanda bebas (60-75%)
Hipertensi dan gejala, c. Tinggi
penyebab dan (>75%)
penatalaksanaan.
Untuk tingkat
kepatuhan
menggunakan
modifikasi
morisky
adherence
Kepatuhan
scale yang
minum obat
terdiri dari 8
adalah ketaatan
Kepatuhan Variabel pertanyaan
6. pasien Kuesioner Ordinal
Minum Obat terikat dengan
mengkonsumsi
kategori
obat sesuai yang
sebagai
dianjurkan
berikut:
a. Rendah, skor
>2
b. Sedang, skor
1-2
Tinggi, skor =0
Indonesia dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan nilai r
Denpasar Barat.
Pada tahap persiapan, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan. Hal –
Menentukan Topik
Identifikasi Masalah
Studi Literatur
Perumusan Masalah
Metode Penelitian
Penyebaran Kuesioner
Pengumpulan Data
Analisis Data
windows.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas
1. Uji normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat apakah data
2. Analisis Univariat
Ariyani, H., Hartanto, D., Lestari, A., 2018. Adherence of Hypertensive Patients After
Balitbangkes Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013 (Riskesdas 2013).
Benjamin EJ, Blaha MJ, Chiuve SE, Cushman M, Das SR, Deo R, et al. 2017. Heart
Disease And Stroke Statistics 2017 Update: a report from the American Heart
Denpasar.
62
Dipiro JT, Talbert RL, Yee GC, Matzke GR, Wells BG, Posey LM. Pharmacotherapy
606.
63
64
Douglas JG, Bakris GL, Epstien M, et al. 2003. Management of High BP in African
Karanganyar. Skripsi.
http://www.poltekkes-denpasar.ac.id
Grundy, SM. Cleeman, JI. Daniels, SR., et al. Diagnosis and Management of the
2005;112(17):2735-2752
JNC (Joint National Committee), 8th. 2014. The Seventh Report of The Joint National
Koda-kimble MA, Young LD, Kradjan WA, Guglielmo BJ, editors. Applied
Munchid Abdul. 2006. Buku Saku Hipertensi, Pharmaceutical Care untuk Penyakit
Jakarta
Osterberg, L & Terrence Blachke. 2005. Adherence to Medication. The New England
Shimamoto. 2006. Chinese Hypertension Society. New York : Delmar Publisher Inc
Tan, X., Patel, J., and Chang, J. 2014. Review of The Four Item Morisky Medication