BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, dan lain lain yang saat ini menjadi
di dunia adalah stroke dan Ischaemic Heart Disease. Dua penyakit penyebab
dikategorikan sebagai the silent killer karena penderita tidak mengetahui dirinya
2015).
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal
(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke)
bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai
akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang
dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi. (Dirjen P2PTM Kemenkes RI, 2017).
seperti umur, pendidikan, pekerjaan, berat badan lebih dan obesitas. Prevalensi
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur ≥18 tahun menurut
Riskesdas tahun 2018 adalah 34,1 %. Hasil ini lebih tinggi dari hasil pengukuran
dari seluruh penyakit tidak menular dengan jumlah 57,10%, disusul urutan kedua
terbanyak adalah Diabetes Mellitus sebesar 20,57% dan ketiga penyakit jantung
sebesar 9,82%. Penyakit hipertensi berkaitan erat dengan faktor perilaku dan pola
menghindari asap rokok, diet sehat, rajin aktifitas fisik, dan tidak mengkonsumsi
dengan jumlah 21.465 kasus, disusul oleh Diabetes Mellitus sebanyak 9.441
kasus dan asma bronkial sebanyak 2.888 kasus. Sementara untuk UPTD
tahun 2018 di wilayah kerja UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Puskesmas
Rembang adalah sebesar 932 orang (29,57%) dari 3.152 orang usia ≥ 18 tahun
2019, kasus hipertensi menempati urutan pertama sebanyak 2.286 pasien atau
Maria dan Pikir (Pikir et al., 2015) menyatakan bahwa pada setiap jenis
pengelolaan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa penderita. Dari
yang ditulis oleh Mako et al., (2018) hipertensi urgensi merupakan peningkatan
tekanan darah yang parah yaitu > 180/120 mmHg tetepi tanpa adanya tanda-
tanda kerusakan organ target akut. Tekanan darah harus diturunkan secara
progresif dalam waktu 24-48 jam dengan menggunakan obat oral antihipertensi
dan sangat dianjurkan untuk pengawasan rawat jalan. Penurunan tekanan darah
harus bertahap karena tidak ada konfirmasi manfaat dari penurunan tekanan
darah yang cepat pada pasien tanpa gejala kerusakan organ target akut. Selain itu
penurunan tekanan darah yang cepat dapat menghasilkan kerusakan organ seperti
iskemik otak dan miokard. Dari kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yogarajah et al., (2015) salah satu komplikasi dari hipertensi urgensi yaitu
Hematoma Iliopsoas adalah entitas klinis yang jarang yang bisa timbul sebagai
nyeri pinggul dan bisa berakibat fatal jika tidak didiagnosis tepat waktu. Tekanan
4
darah tinggi bisa menjadi faktor risiko meskipun sejauh ini tidak dilaporkan
dalam literatur.
Maria dan Pikir (Pikir et al., 2015) angka kejadiannya krisis hipertensi di
negara maju berkisar 2-7% dari seluruh populasi hipertensi dan di Amerika
angka kejadian ini. Pratiwi (2019) hipertensi urgensi terjadi pada 1 miliar
populasi dunia dan berperan terhadap 7,1 juta kematian di dunia setiap tahunnya.
dengan kasus hipertensi emergensi sebesar 24%. Dari kasus hipertensi yang ada
Oktober 2018, terdapat 58 kasus hipertensi urgensi yang tercatat di ruang gawat
darurat atau lebih dari 2% dari seluruh kasus hipertensi dan merupakan pasien
dengan riwayat kunjungan yang tidak rutin dan pengobatan tidak terkontrol
Gupta dan Pikir (Pikir et al., 2015) dalam berbagai macam hal, sering
seperti orang lain yang normal. Hal ini sebenarnya dilakukan agar tekanan darah
raga rutin dan berhenti merokok. Hidayat (2016) individu dengan penyakit
hidup. Pasien hipertensi dengan risiko kardiovaskular tinggi harus diobati lebih
rendah. Manajemen yang tepat terhadap hipertensi berat sangat penting untuk
Penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan Isnaini (2018) tentang self
signifikan antara self management dengan tekanan darah (sistolik dan diastolik).
hipertensi dibandingkan dengan modifikasi gaya hidup atau diet. Penelitian lain
lain tentang pengaruh self management terhadap hipertensi juga dilakukan oleh
terbanyak masih dalam kategori sedang. Begitu pula Penelitian yang dilakukan
management.
B. RUMUSAN MASALAH
penyakit kronis merupakan hal yang sangat penting. Rumusan masalah yang
self management pada pasien hipertensi urgensi di UPTD (Unit Pelaksana Teknis
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Purbalingga.
2. Tujuan Khusus
hipertensi.
Purbalingga.
Purbalingga.
Kabupaten Purbalingga.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi Peneliti
kompetensi diri.
kesehatan
Penelitian ini bisa sebagai referensi dan acuan untuk penelitian hipertensi
selanjutnya.
e. Bagi Responden
E. KEASLIAN PENELITIAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI
1. Hipertensi
a. Definisi Hipertensi
peningkatan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah
sistolik berkisar pada 120-140 mmHg dan tekanan diastolik berkisar pada
b. Klasifikasi Hipertensi
Dikutip dari Definitions and classification of office blood pressure levels (mmHg) :ESH and
ESC guidelines
13
c. Tipe Hipertensi
kurang baik.
2) Hipertensi sekunder
dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi (Pikir et al., 2015). Faktor-
diantaranya:
a) Genetik
hipertensi.
b) Usia
c) Jenis Kelamin
dan usia. Namun pada usia tua, risiko hipertensi meningkat tajam
adalah :
a) Obesitas
kiri.
b) Stres
output, dan aktifitas sistem saraf simpatis. Stres dalam jangka waktu
menyebabkan hipertensi.
d) Dislipidemia
Kejadian hipertensi selalu tinggi pada orang yang minum lebih dari
simpatetik.
f) Latihan Fisik
g) Pengetahuan/ pendidikan
klinis dirasakan oleh klien setelah mengalami hipertensi dalam waktu yang
pusing, pusing seperti berputar, sakit kepala sebagian atau menyeluruh yang
tertentu seperti otak sehingga dapat mengakibatkan stroke, dan pada kasus
f. Patofisiologi
saraf dan jumlah hormon yang disekresikan. Aktivitas sistem saraf simpatis
resistensi vaskular. Aktivasi nitrit oksida yang berasal dari endotel berperan
darah.
20
g. Komplikasi
ventrikel kiri, dan kerusakan ginjal (Aaronson and Ward, 2010). Corwin dan
hipertensi diantaranya :
beberapa bagian otot jantung. Hal ini menyebabkan rasa nyeri di dada
2) Gagal Jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
3) Stroke
tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh
selain otak karena adanya tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi apabila
4) Infark Miokard
infark.
5) Gagal Ginjal
menyebabkan edema.
h. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Farmakologis
Menurut Corwin dan Hidayat (Hidayat et al, 2016) terdapat lima obat
(ARB), yaitu :
23
a) Diuretik
b) Penghambat adrenergik
c) ACE inhibitor
vasodilatasi.
24
jantung dan sebagian yang lain lebih spesifik untuk saluran kalsium
reseptornya.
<90mmHg.
tercapai dalam satu bulan, dosis obat pertama ditingkatkan atau obat
2016) :
untuk pria dan <80 cm untuk wanita, indeks massa tubuh <25 kg/m.
makan sehat.
e) Berhenti merokok
4-9 mmHg.
2. Hipertensi Urgensi
peningkatan tekanan darah yang dapat mengarah pada kerusakan organ vital.
yang sangat tinggi tetapi tidak disertai kelainan/kerusakan organ target yang
>180 mmHg dan atau tekanan diastolik diatas 120 mmHg) pada pasien yang
miliar populasi dunia dan berperan terhadap 7,1 juta kematian di dunia setiap
2019).
Mathew dan Pikir (Pikir et al., 2015) penyebab paling umum dari
c. Patofisiologi
dapat diterapi dengan menggunakan regimen obat oral dan kontrol tekanan
darah secara bertahap lebih dari 12-72 jam untuk menurunkan tekanan darah
sampai 160/100 mmHg dalam waktu jam sampai hari dengan obat
31
antihipertensi oral dengan waktu paruh panjang yang dimulai dengan dosis
rendah. Captopril juga merupakan first line agent di dalam terapi hipertensi
Tabel 2.5 Obat yang dipakai pada terapi hipertensi urgensi (Gomez
dan Pikir (Pikir et al., 2010)
Pavlik, 2015).
1) Faktor sosial dan ekonomi, faktor sosial dan ekonomi dapat dilihat
2) Faktor terkait sistem dan tim pelayanan kesehatan, faktor ini turut
singkat.
Pradana dalam Pikir et al. (2015) seorang dokter harus melakukan suatu
tindakan triase yang tepat untuk mendapatkan tujuan terapi baik jangka pendek
bertujuan untuk menurunkan efek tekanan darah tinggi terhadap kerusakan target
organ. Semua pasien hipertensi harus melakukan perubahan pola hidup, seperti
berolah raga teratur, menurunkan berat badan bagi yang kelebihan berat badan,
hipertensi merupakan salah satu bentuk usaha positif klien. Self management
klien. Self management sebagai intervensi secara sistematik pada penyakit kronis,
adalah dengan mengontrol keadaan diri dan mampu membuat keputusan dalam
perencanaan pengobatan.
yang disesuaikan dengan perawatan diri pada klien hipertensi, yaitu integrasi diri,
regulasi diri, interaksi dengan tenaga kesehatan dan lainnya, pemantauan tekanan
darah, dan kepatuhan terhadap aturan yang dianjurkan. Hal tersebut dikarenakan
hari mereka seperti diet yang tepat, olahraga, dan kontrol berat badan. Pasien
dengan berjalan kaki, jogging, atau bersepeda selama 30-60 menit per
hari.
9) Berhenti merokok.
35
gejala yang dirasakan oleh tubuh, penyebab timbulnya tanda dan gejala yang
c. Interaksi dengan tenaga kesehatan dan lainnya didasarkan pada konsep yang
terkontrol dengan baik) dapat tercapai karena adanya kolaborasi antara klien
dengan tenaga kesehatan dan individu lain seperti keluarga, teman, dan
layanan kesehatan.
6) Nyaman ketika bertanya pada orang lain terkait teknik manajemen yang
juga melibatkan konsumsi obat sesuai dosis yang telah ditentukan, waktu
yang ditentukan untuk minum obat, dan kunjungan klinik rutin setiap 1-3
bulan.
National Heart, Lung and Blood Institute from United States Department
of Health and Human Services melalui the seven Report of the Joint National
berhenti merokok.
38
B. KERANGKA TEORI
Faktor Risiko
1. Tidak dapat diubah
a. Genetik
b. Usia
c. Jenis kelamin
2. Dapat diubah
a. Obesitas
b. Stres
c. Diet garam
d. Dislipidemia
e. Rokok dan alcohol
f. Latihan fisik
g. Pengetahuan
Type Klasifikasi
HIPERTENSI Pre hipertensi
1. Primer
2. Sekunder Hipertensi Stage I
Hipertensi Stage II
KrisisHipertensi
1. Hipertensi Urgensi
2. Hipertensi Emergensi
Komplikasi
1. Jantung koroner
2. Gagal jantung
3. Stroke
4. Infark Miokard
5. Gagal ginjal
6. Ensefalopati
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian (modifikasi teori Hidayat, 2016; Black and
Hawks, 2014; Pikir, 2015; Akhter, 2010).
39
C. KERANGKA KONSEP
Diteliti
D. HIPOTESIS
2018). Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, hipotesis yang diambil adalah self
managementpada pasien hipertensi urgensi yang terdiri dari integrasi diri, regulasi
diri, interaksi dengan tenaga kesehatan, pemantauan tekanan darah dan kepatuhan
terhadap aturan yang dianjurkan dalam level rendah, sedang atau tinggi.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
pada daerah tertentu pada situasi sekarang berdasarkan data yang ada,
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
kurang lebih 1 jam di Ruang Gawat Darurat (RGD) dari bulan Januari
2. Sampel
Arikunto (2010), jika populasinya kurang dari 100 orang maka jumlah
100 orang maka diambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasi. Pada
penelitian ini, jumlah populasi kurang dari 100 orang sehingga diambil
a. Kriteria inklusi
Puskesmas Rembang.
menjadi responden.
b. Kriteria eksklusi
D. VARIABEL PENELITIAN
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
E. DEFINISI OPERASIONAL
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
Dewasa akhir
(36-45 tahun)
Manula (>65
tahun)
SMP
SMA/SMK
Perguruan Tinggi
1.500.000 -
2.500.000
2.500.000 -
3.500.000
> 3.500.000
Masih merokok
F. INSTRUMEN PENELITIAN
oleh Lin et all dalam penelitiannya pada tahun 2008. Kuesioner HSMBQ
yang membahas berbagai aspek managemen diri untuk penyakit. Kisi kisi
Setiap item mempunyai skala 4 poin mulai dari skor 1 (tidak pernah) hingga 4
(selalu).
sedang dan tinggi. Skor 1,00-2,00 berarti self management dalam kategori
rendah, skor 2,01-3,00 berarti self management dalam kategori sedang, dan
sebelumnya, yaitu :
48
1. Uji Validitas
akan diukur, perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap
validitas dalam penelitian ini telah diuji oleh tiga (3) orang ahli di bidang
Thailand, yaitu Prof. Dr. Wongchan, Prof. Dr. Wandee Suttharangsee dan
dilakukan oleh Hidayat (2016). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan
memiliki nilai r hitung antara 0,375 – 0,781 dan tidak terdapat pernyataan
2. Uji Reliabilitas
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
Cronbach’s Alpha sebesar 0,95 > 0,60 dan dinyatakan reliabel. Hasil uji
1. Jenis Data
yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau dirinya sendiri,
dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu. Data primer dalam
penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari kuesioner dan didukung oleh
data sekunder yang diperoleh dari register dan rekam medis pasien.
50
Kuesioner sebagai data primer dalam penelitian ini diisi langsung oleh
responden.
observasi kepada responden terkait data pada kuesioner yang harus diisi
oleh peneliti, yaitu tekanan darah, berat badan, tinggi badan dan IMT.
belum.
yaitu :
a. Persiapan
Purbalingga.
b. Pelaksanaan
akan diteliti.
responden.
kepada responden.
untuk diisi.
hipertensi.
52
H. ANALISIS DATA
1. Pengolahan Data
(Notoatmodjo, 2010) :
a. Editing
ganda atau pencatatan subjek studi yang tidak termasuk dalam sampel
b. Scoring
meliputi:
1) Integrasi diri
b) Jarang nilai 2
d) Selalu nilai 4
2) Regulasi diri
b) Jarang nilai 2
d) Selalu nilai 4
b) Jarang nilai 2
d) Selalu nilai 4
54
b) Jarang nilai 2
d) Selalu nilai 4
b) Jarang nilai 2
d) Selalu nilai 4
c. Coding
a) Usia
b) Pendidikan
c) Jenis kelamin
d) Pekerjaan
kode 4.
f) Anggota keluarga
kode 1.
g) Lamanya diagnosis
h) Riwayat merokok
diberi kode 2.
i) Konsumsi alkohol
j) Penyakit penyerta
kode 1.
l) Konsumsi obat-obatan
kode 2.
penelitian.
Salah satu paket program yang paling sering digunakan untuk “entri
ini juga dituntut ketelitian dari orang yang melakukan “data entri” ini.
58
2. Analisa Data
X
P= ×100 %
n
Keterangan :
P : Persentase
I. ETIKA PENELITIAN
inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil yang akan disajikan
nama inisial.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
penulis, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
asuhan (Hidayat, 2010). Pada penelitian ini seluruh data yang sudah
4. EthicalClearance(ijin etika)
Aaronson, P.I. & Ward, J.P. 2010. At a glance : Sistem Kardiovaskular. Erlangga.
Jakarta.
Black, J.M. & Hawks, J.H. 2014. Medical Surgical Nursing Clinical Management
For Positive Outcomes. Singapore: Elsevier.
Cheng and Bina, J. 2015. Genetics of hypertension. USA: Morgan & Claypool
Life Sciences.
Didik B. 2015. Hipertensi: The Silent Killer. Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tersedia dalam
http://pusdatin.kemkes.go.id. Diakses tanggal 12 Februari 2020.
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2018. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Semarang.
Hidayat, A.A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Salemba Medika. Jakarta.
James, P.A., Oparil, S., Carter, B.L, Cushman, W.C., Dennison-Himmelfarb C.,
Handler ,J., . 2014. Evidence-based guideline for the management of high
blood pressure in adults: report from the panel members appointed to the
eighth Joint National Committee (JNC 8). Tersedia dalam
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24352797. Diakses tanggal 12
Februari 2020.
Nengrum, L.S. dan Wahyudi, A.S. 2019. Pengaruh Penerapan Chronic Condition
Self-Management (CCSM) Terhadap Kepatuhan Pengobatan Pasien
Hipertensi Peserta Prolanis BPJS di Malang Jawa Timur. Borneo Journal
of Laboratory Technology.
Pikir, B.S., Aminudin, M., Subagjo, A., Dharmadjati, B.B., Suryawan, I.G., Eko,
J.N. 2015. Hipertensi Manajemen Komprehensif. Airlangga University
Press. Surabaya.
Tang, K.L., Quan, H., Rabi, D.M. 2018. Measuring Medication Adherence in
Patients with Incident Hypertension : A Retrospective Cohort Study.
Tersedia dalam https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28193217.
Diakses tanggal 12 Februari 2020.
The Eight Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evalution, and Treatmen of High Blood Pressure. 2017. Tersedia dalam
http://www.nigjcardiol.org/article.asp?issn=0189-7969;year=2017;
volume=14;issue=1;spage=15;epage=18;aulast=Ukpabi. Diakses
tanggal 12 Februari 2020.