Anda di halaman 1dari 12

Efektifitas Terapi Tawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di

Puskesmas Rasimah Ahmad Tahun 2018

Effectiveness of Laughter Therapy on Decreasing Blood Pressure in Hypertension Patients at


Rasimah Achmad Bukittinggi Health Center in 2018

muhammad Andrizal*) Elfira Husna **)

*)Mahasiswa Studi Sarjana Keperawatan Stikes Prima Nusantara Bukitinggi


Gmail:
**) Dosen Stud Sarjana Keperawatan Stikes Prima Nusantara Bukitinggi

ABSTRAK

Data dari WHO tahun 2016 diperkirakan terjadi peningkatan hipertensi pada th 2025 sebanyak
29% atau 1,6 miliar orang jumlah ini akan terus meningtkat di seluruh dunia. Di Indonesia tahun
2015 prevalensi hipertensi telah mencapai 25,8% dari total penduduk dewasa, di Sumatera Barat
didapatkan 60% penderita hipertensi. Salah satu penatalaksanaan hipertensi adalah terapi non
farmakologis yaitu terapi tawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi
tawa terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Rasimah Achmad
Bukittinggi tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode eksperiment dengan rancangan one
group pretest-postest, kemudian data diolah dengan menggunakan uji t dependen. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 17 orang responden. Hasil uji statistik didapatkan tekanan darah sistole (p
value 0,029 <α 0,05) maka dapat disimpulkan adanya efektivitas terapi tawa terhadap penurunan
tekanan darah sistole pada pasien hipertensi, dan tekanan darah diastole (p value 0,000 <α 0,05)
maka dapat disimpulkan adanya efektivitas terapi tawa terhadap penurunan tekanan darah
diastole pada pasien hipertensi. Kesimpulan penelitin ini terapi tawa efektif terhadap penurunan
tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Rasimah Ahmad Bukittinggi tahun 2018.
Saran dalam penelitian ini diharapkan perawat yang berada di Puskesmas agar dapat menerapkan
terapi tawa sebagai bagian terapi non farmakologis untuk menurunkan tekanan dara pada pasien
hipertensi.
Kata Kunci : Hipertensi, Terapi Tawa, Tekanan Darah
Referensi : 22 (2000-2016)
ABSTRACT
 
Data from WHO is estimated in 2016 happen enhancement hypertension on th 2025 as many as
29% or 1.6 billion people total this will continue increase all over the world . In Indonesia in
2015 the prevalence of hypertension has reached 25.8% of the total adult population , in West
Sumatra has 60% of people with hypertension. One of the management of hypertension is a
non-pharmacological therapy ie te s neat laughter. The purpose of this study was to determine
the effectiveness of laughter therapy on blood pressure reduction in hypertensive patients at
Rasimah Achmad Bukittinggi Health Center in 2018 . This study uses an experimental method
with one group pretest-posttest design , then the data is processed using a dependent t test .
The sample in this study were 17 respondents . Statistical test results obtained with systolic
blood pressure (p value = 0.0 29 <α 0.05) we can conclude the effectiveness of laughter therapy
to decrease in systolic blood pressure in patients with hypertension and diastolic blood pressure
(p value = 0.0 00 <α 0 05 ) it can be concluded that there is an effectiveness of laughter therapy
in reducing diastolic blood pressure in hypertensive patients . The conclusion of this study is
effective laughter therapy against blood pressure reduction in hypertensive patients at Rasimah
Ahmad Bukittinggi Health Center in 2018 . Suggestions in this study are expected nurse who are
in the Puskesmas so that they can apply laughter therapy as part non- pharmacological therapy
for decrease pressure of virgin on patient hypertension .
.
Keywords               : Hypertension, Laughter Therapy, Blood Pressure
Reference           : 22 (2000 -2016)
PENDAHULUAN parenkim ginjal, berbagai obat, tumor, dan
kehamilan (Smeltzer & Bare, 2003).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan
Badan Kesehatan Dunia WHO tahun 2016
medis telah membawa pengaruh pada
ada satu milyar orang di dunia menderita
pengobatan berbagai penyakit infeksi.
hipertensi, dan dua per-tiga diantaranya
Adanya kemajuan perekonomian serta
berada di negara berkembang. Bila tidak
bergesernya pola kehidupan masyarakat,
dilakukan upaya yang tepat, jumlah ini akan
menyebabkan bergesernya pola penyakit.
terus meningkat, dan diprediksi pada tahun
Pergeseran tersebut dari penyakit infeksi ke
2025 sebanyak 29% atau 1,6 miliar orang di
penyakit degenerative diantaranya penyakit
seluruh dunia menderita hipertensi.
jantung dan pembuluh darah. Penyakit
Kejadian Prevelensi hipertensi di Indonesia
pembuluh darah yang sering terjadi adalah
telah mencapai 25,8% dari total penduduk
penyakit hipertensi (Perry & Potter, 2010).
dewasa. Jika saat ini penduduk indonesia
Penyakit yang disebut hipertensi ini
sebesar 252.124.458 jiwa maka terdapat
merupakan faktor risiko utama dari
65.048.110 jiwa penderita hipertensi.
perkembangan penyakit jantung dan stroke.
Terdapat 13 Provinsi yang presentasenya
Penyakit hipertensi juga disebut sebagai “the
melebihi angka Nasional, dengan tertinggi di
silent diseases” karena tidak terdapat tanda-
Provinsi Bangka Belitung 30,9%. Hipertensi
tanda atau gejala yang dapat dilihat dari luar.
kini telah menjelma sebagai penyakit
Perkembangan hipertensi berjalan secara
penyebab kematian nomor tiga setelah
perlahan, tetapi secara potensial sangat
stroke dan tuberkulosis di negara ini, jumlah
berbahaya (Dalimartha, 2008).
mencapai 6,8% dari proporsi penyebab
Menurut WHO batas normal tekanan kematian pada semua umur di Indonesia
darah adalah 120-140 mmHg tekanan (RISKESDAS, 2015).
sistolik dan 80-90 mmHg tekanan
Prevalensi hipertensi di Sumatra
diastolik. Seseorang hipertensi esensial
Barat berdasarkan hasil pengukuran tekanan
(primer), dimana tidak dapat ditentukan
darah adalah 31,2% yang meningkat sesuai
penyebab medisnya. Sisanya mengalami
usia, sehingga diatas 55 tahun melebihi
kenaikan tekanan darah dengan penyebab
50%. Dari data yang di dapat penderita
tertentu (hipertensi sekunder), seperti
hipertensi meningkat setiap tahun,
penyempitan arteri renalis atau penyakit
didapatkan 60% penderita hipertensi hipertensi usaha yang dilakukannya yaitu
(Depkes RI, 2015). dengan mengkonsumsi sayur mentimun,
daun pepaya tetapi dia tidak mengetahui
Berdasarkan data dari DKK
bahwasanya itu adalah obat penurun tekanan
didapatkan di Puskesmas Rasimah Achmad
darah dan datang ke pelayanan kesehatan
Bukittinggi tahun 2018 didapatkan data dari
pada saat tekanan darah semakin tinggi dan
medicalrecord (MR) jumlah penderita
mengkonsumsi farmakologi seperti obat
hipertensi sebanyak 116 orang pada bulan
penurun tenkanan darah yaitu kaptropil yang
Januari sampai Februari tahun 2018 di
di berikan oleh petugas yang berada di
Puskesmas Rasimah Achmad Bukittinggi.
Puskesmas. Peneliti juga menanyakan
Hal ini disebabkan oleh kebiasaan
tentang terapi tawa untuk penurunan tekanan
mengkonsumsi makanan berlemak, santan,
darah pada 10 orang penderita hipertensi
merokok, faktor stress dan gaya hidup yang
tersebut, hasil dari 10 orang tersebut belum
tidak membiasakan olah raga secara teratur.
pernah melakukan terapi tawa untuk
Tercatat pada tahun 2015 hipertensi menjadi
hipertensi hanya saja 10 orang pasien
penyebab utama menderita stroke. (Medical
hipertensi tersebut. Peneliti juga melakukan
Record Puskesmas Rasimah Achmad
wawancara dengan Petugas Rumah sakit
Bukittinggi, Februari 2018).
tentang terapi tawa, terapi tawa belum
Berdasarkan hasil survei awal yang
pernah dilakukan, tindakan yang pernah
dilakukan peneliti pada tanggal 3 April2018,
diberikan untuk menurunkan tekanan darah
peneliti melakukan wawancara dengan
yaitunya teknik nafas dalam karena sudah
melibatkan 10 orang penderita hipertensi di
ada di dalam SOP Puskesmas (Medical
Puskesmas Rasimah Achmad Bukittinggi .
Record Puskesmas Rasimah Achmad
Selama ini 8 dari 10 orang penderita
Bukittinggi, Februari 2018).
hipertensi, usaha yang mereka lakukan
untuk mengatasi hipertensi pada kasus
hipertensi ringan sampai berat adalah
Rumusan Masalah
dengan cara mengkonsumsi mentimun, daun
Berdasarkan uraian masalah pada
seledri, dan melakukan gerakan jasmani
latar belakang diatas, maka rumusan
yang diadakan di Puskesmas dan datang ke
masalah pada penelitian ini adalah
pelayanan kesehatan saat gejala hipertensi
bagaimanakah efektifitas terapi tawa
timbul, dan 2 dari 10 orang penderita
terhadap penurunan tekanan darah pada hipertensi di Puskesmas Rasimah
pasien hipertensi di Puskesmas Rasimah Achmad Bukittinggi tahun 2018.
Achmad Bukittinggi tahun 2018?
Tujuan Penelitian TINJAUAN PUSTAKA
1. Tujuan Umum
Konsep Hipertensi
Tujuan umum penelitian ini adalah
1. Defenisi
untuk mengetahui efektivitas terapi
Hipertensi adalah kondisi dimana
tawa terhadap penurunan tekanan darah
jika tekanan darah sistole 140 mmHg atau
pada pasien hipertensi di Puskesmas
lebih tinggi dan tekanan darah diastole 90
Rasimah Achmad Bukittinggi tahun
mmHg atau lebih tinggi (Syamsudin,
2018.
2011). Hipertensi dapat di defenisikan
2. Tujuan Khusus
sebagai tekanan darah persisten dimana
a. Diketahui rata-rata tekanan
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg
darah sebelum pemberian terapi
dan tekanan diastolikn diatas 90 mmHg
tawa pada pasien hipertensi di
(Bruner & suddarth, 2001). Hipertensi
Puskesmas Rasimah Achmad
adalah suatu keadaan meningkatnya
Bukittinggi tahun 2018.
tekanan darah yang abnormal dan
b. Diketahui rata-rata tekanan darah
biasanya meliputi tekanan darah
sesudah pemberian terapi tawa
sistoliknya dan diastolik (Hinchliff,
pada pasien hipertensi di
1999). Hipertensi adalah tekanan darah
Puskesmas Rasimah Achmad
sistolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien
Bukittinggi tahun 2018.
memakai obat antihipertensi (Mansyoer,
c. Diketahui selisih perbedaan rata-
1999). Hipertensi adalah suatu keadaan
rata tekanan darah setelah dan
dimana seseorang mengalami
sebelum di lakukanya terapi tawa
peningkatan tekanan darah di atas normal
di Puskesmas Rasimah Ahmad
yang mengakibatkan peningkatan angka
Bukittinggi tahun 2018.
kesakitan (morbiditas) dan angka
d. Diketahui efektifitas pemberian
kematian (mortalitas) (Dalimarta, 2008).
terapi tawa terhadap penurunan
2. Penyebab Hipertensi
tekanan darah pada pasien
Penyebab hipertensi dibagi menjadi tetapi bukan faktor penyebab
dua golongan yaitu hipertensi esensial (Sustrani, 2006).
dan hipertensi sekunder. Kriteria Hipertensi
a. Hipertensi esensial Kriteria Sistolik Diastolik
Tidak diketahui penyebabnya, (mmHg) (mmHg)
disebut juga idiopatik. Hipertensi Normal <130 <85
esensial adalah hipertensi tanpa Pra Hipertensi 130-139 85-89
kelainan dasar patologi yang jelas. Hipertensi 140-159 90-99
Lebih dari 90% kasus merupakan ringan
hipertensi esensial. para pakar Hipertensi 160-179 100-109
menunjukan stres sebagai tertuduh sedang
utama, setelah itu banyak faktor lain Hipertensi berat 180-209 110-119
yang mempengaruhi, Penyebabnya Hipertensi >210 >120
multi faktorial meliputi faktor genetik sangat berat
dan lingkungan, hiperaktifitas susunan (the join national commite on detection,
saraf simpatis dan faktor yang evaluation and treatment of high blood
meningkatkan resiko seperti: alkohol, preasure USA dalam Dalimartha 2008).
diet, kebiasaan merokok, stres emosi, Konsep Terapi Tawa
obesitas dan lain-lain (Sustrani, 2006). 1. Pengertian
b. Hipertensi sekunder Tertawa adalah kemampuan
Meliputi 5-10% kasus yang hanya dimiliki manusia yang
hipertensi. Termasuk dalam merupakan ekspresi kebahagian dan
kelompok ini antara lain hipertensi bisa dilakukan tanpa syarat dan sama
akibat gangguan estrogen, penyakit khasiatnnya dengan meditasi sehingga
ginjal (hipertensi renal), hipertensi sering disebut yoga tawa.Terapi tertawa
endokrin, kelainan saraf pusat, obat- atau yoga tawa adalah terapi yang
obatan dan lain-lain. Kasus yang diyakini mampu membangkitkan
jarang terjadi adalah karena tumor semangat hidup, sekalipun kita dalam
kelenjar adrenal. Garam dapur akan kondisi strees (Kataria,2004)
memperburuk kondisi hipertensi,
2. Teknik-Teknik Terapi Tertawa menyingkirkan rasa takut atau malu
Adapun teknik-teknik melakukan terapi bagus untuk memperkuat
ini menurut (Kataria, 2004): kerongkongan. Tawa singa
a. Teknik Tawa Yoga, Misalnya memperbaiki pasokan darah ke kelenjar
1) Tawa Bersemangat tiroid.
Dalam tawa bersemangat, 3) Tawa Bersenandung
orang tertawa sambil Dalam jenis tawa ini, bibir
mengangkat tangan keatas dan dikatupkan dan peserta berusaha
tertawa penuh semangat. Peserta tertawa saat mengeluarkan suara
tidak terus - menerus senandung hmmmmmm…. Yang
mengangkat tangan ke atas bergema diseluruh kepala. Peserta
selama tawa bersemangat, dapat terus saling pandang, sambil
angkat tangan keatas selama membuat beberapa gerakan yang
beberapa saat lalu turunkan dan saling merangsang tawa. Mereka bisa
angkat lagi. Diakhir tawa saling berjabat tangan atau
semangat, koordinator mulai melakukan gerakan apapun yang
tepuk tangan dan mendaraskan bersifat main-main. Beberapa orang
Ho-Ha Ha-Ha-Ha sebanyak5-6 juga menyebutkanya tawa burung
kali. dara.
2) Tawa Singa 4) Tawa Bertahap
Tawa ini diambil dari dari postur Tawa ini dilakukan pada akhir
yoga yang disebut simbamudra (postur sesi. Semua peserta di minta untuk
singga). Dalam postur singa, lidah mendekat ke koordinator. Tawa
dijulurkan keluar sepenuhnya dan mulut bertahap di mulai dengan tersenyum
dibuka lebar-lebar. Dengan mata dan melihat sekeliling, saling
terbuka lebar, peserta mengacungkan pandang. Secara perlahan dan
tangan seperti cakar singa dan mengaum bertahap intensitas tawa semakin
seperti singga, lalu tertawa dari perut. ditingkatkan dan kemudian para
Tawa singa merupakan latihan yang peserta secara bertahap mulai tertawa
sangat baik untuk otot – otot wajah, penuh semangat. Tawa ini sangat
lidah dan kerongkongan. Latihan ini menyenangkan dan mudah menular.
DESAIN PENELITIAN Analisis Univariat
Desain penelitian yang digunakan Tabel 4.3
adalah quasi-eksperimen yaitu One Group Rata-rata Tekanan Darah
Pretest-postest dimana rancangan ini hanya Sebelum Pemberian Terapi Tawa
menggunakan satu kelompok subyek, Pada Pasien Hipertensi di
pengukuran dilakukan sebelum (pretest) dan Puskesmas Rasimah Achmad
sesudah (postest) perlakuan. Perbedaan Bukittinggi tahun 2018
kedua hasil pengukuran dianggap sebagai (n=17)
efek perlakuan (Notoadmojo, 2010).
Tekanan Standar
HASIL DAN PEMBAHASAN
Darah Mean Deviasi
Penelitian ini meneliti tentang Sebelum
Efektivitas Terapi Tawa Terhadap Sistole Pre 140 6,124
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Diastole Pre 83,82 4,157
Hipertensi di Puskesmas Rasimah
Achmad Bukittinggi tahun 2018. Jumlah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat rata-rata
responden 17 orang yaitu pasien
tekanan darah sistole sebelum intervensi 140
hipertensi yang berada di Puskesmas
mmHg dengan standar deviasi 6,124, dan
Rasimah Achmad Bukittinggi tahun
rata-rata tekanan darah diastole sebelum
2018, yang telah disesuaikan dengan
intervensi 83,82 mmHg dengan standar
kriteria sampel. Uji statistik yang
deviasi 4,157.
digunakan adalah pared sampel t test.
Tabel 4.4
Data ini berisikan data Efektivitas Terapi
Rata-rata Tekanan Darah Sesudah
Tawa Terhadap Penurunan Tekanan
Pemberian Terapi Tawa Pada Pasien
Darah Pada Pasien Hipertensi, setelah
Hipertensi di Puskesmas Rasimah
data dikumpulkan data diolah secara
Achmad Bukittinggi
komputerisasi dengan menggunakan
tahun 2018
SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel.
(n=17)
Tekanan Mean Standar
Darah Deviasi Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat rata-
Sesudah rata tekanan darah sistole sesudah intervensi
Sistole 138,24 6,600 138,24 mmHg dengan standar deviasi 6,600,
Post dan rata-rata tekanan darah diastole sesudah
Diastole 80,59 1,661 intervensi 80,59 mmHg dengan standar
Post deviasi 1,661.

Analisa Bivariat
Tabel 4.5
Selisih Perbedaan Tekanan Darah Sistole Dan Tekanan Darah Diastole Sebelum
Dan Sesudah Terapi Tawa Di Puskesmas Rasimah Achmad Bukittinggi Tahun 2018
(n=17)
Variabel Selisih SD SE P value
Selisih perbedaan rata- 1,765 3,032 0,735 0,029
rata Tekanan Darah MmHg
Sistole sebelum dan
sesudah terapi tawa
Selisih perbedaan rata- 3,235 3,032 0,735 0,000
rata Tekanan Darah MmHg
diastolesebelum dan
sesudah terapi tawa
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat 0,029 dan p value tekanan darah diastole
selisih perbedaan rata-rata tekanan darah 0,000.
sistole sebelum dan sesudah terapi tawa Berdasarkan penelitian yang
adalah 1,765 dengan standar deviasi 3,032. dilakukan oleh Kanisius tahun 2015, tentang
Selisih perbedaan tekanan darah diastole pengaruh terapi tawa terhadap perubahan
sebelum dan sesudah terapi tawa adalah tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
3,235 dengan standar deviasi 3,032. Terapi di panti sosial Budi Agung Kupang.
tawa efektif menurunkan tekanan darah Didapatkan hasil p value 0,000 dapat
dengan p value pada tekanan darah sistole disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang
signifikan antara terapi tawa terhadap
perubahan tekanan darah pada lansia dengan mencegah dan mengurangi komplikasi
hipertensi di panti sosial Budi Agung lebih lanjut terutama pada penyakit
Kupang. sistem kardiovaskuler. Terapi tawa
Penelitian ini di perkuat oleh teori juga dapat menurunkan biaya
Dalimartha (2008), Pada penatalaksanaan perawatan karena lama perawatan
non farmakologis, terbukti dapat mengontrol lebih pendek, waktu dalam melakukan
tekanan darah sehingga pengobatan pengobatan lebih singkat, mengurangi
farmakologis tidak lagi di perlukan atau efek samping pengobatan,
pemberian dapat di tunda. Jika obat anti meningkatkan rasa senang dan
hipertensi diperlukan, pengobatan non kepuasan pada klien hipertensi.
farmakologis dapat digunakan sebagai 2. Penelitian Keperawatan
pelengkap untuk mendapatkan hasil Terapi tawa dapat diterapkan dan
pengobatan yang lebih baik dikembangkan untuk penelitian lebih
Tawa memang membantu lanjut karena dapat menurunkan
mengontrol tekanan darah dengan tekanan darah khususnya tekanan
mengurangi pelepasan hormon - hormon darah sistolik pada hipertensi primer
yang berhubungan dengan stres dan dengan serta menambah evidence base
memberikan relaksasi. Dalam eksperimen keperawatan.
telah di buktikan bahwa terjadi penurunan 3. Pendidikan Keperawatan
10-20mm tekanan setelah seseorang Terapi tawa dapat dimasukkan
penderita mengikuti 10 menit sesi tawa. Tapi dalam mata kuliah terkait dalam
yang pasti tawa akan mengendalikan dan kurikulum pendidikan keperawatan
menghentikan penyakit ini. Demikian juga sehingga mahasiswa keperawatan
bila anda beresiko tinggi menjadi penderita dapat meningkatkan kemampuan baik
penyakit jantung, tawa bisa menjadi obat secara teori maupun praktek dalam
pencegah yang paling baik. memberikan asuhan keperawatan.
Implikasi untuk Keperawatan
1. Pelayanan Keperawatan
Perawat dapat menerapkan terapi
tawa secara mandiri sehingga dapat
Hidayat, Alimul, A. (2007). Riset
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan dan Teknik Penulisan
Potter & Perry.(2005). Buku Ajar Ilmiah. Salemba Medika. Jakarta
Fundamental Keperawatan.EGC.
Jakarta.
Dalimartha, dkk.(2008). Care your self
hipertensi, Penebar Plus. Jakarta.
Smeltzer & Bare.(2003). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah.EGC.
Jakarta.
Sustrani, lanny, dkk.(2004). Hipertensi,
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Notoadmojo, Soekijo, (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta
Nursalam, (2011). Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta.
Kataria, M. (2004).Laugh for no reason
(terapi tawa). India: Madhuri Inter-
national.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013

Debora, Oda (2011). Proses Keperawatan


dan Pemeriksaan Fisik. Salemba
Medika. Jakarta.

Gray, huon H, dkk.(2005). Lecture Notes


Kardiologi. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai