ABSTRAK
Latar belakang: Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan diastolic 90 mmHg (Nurarif & Kusuma, 2015). Hipertensi merupakan penyakit yang dapat
menyerang siapa saja, baik muda maupun tua. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan
kondisi ketika seseorang mengalami kenaikan tekanan darah baik secara lambat atau mendadak (akut).
Seiring berubahnya gaya hidup mengikuti era globalisasi, kasus hipertensi terus meningkat, hipertensi
merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Tujuan: pengaruh relaksasi autogenik
terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Rumah Sakit Bhayangkara
Palembang Tahun 2018. Metode: Disain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment pretest
and post test control group desain.. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian adalah
seluruh penderita hipertensi sebanyak 21 responden dengan teknik purposive sampling. Jenis
analisa data dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji wilcoxon. Hasil: Berdasasarkan hasil
penelitian didapatkan rata-rata tekanan darah sebelum diberikan terapi relaksasi autogenik sebesar
150.00/100.00 dengan standar deviasi 7.400/5.115. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan 95%
di yakini bahwa rata-rata tekanan darah sistol sebelum di berikan terapi relaksasi autogenik di antara
146.16 sampai dengan 152.89 dan rata-rata tekanan darah diastol sebelum diberikan terapi relaksasi
autogenik diantara 92.91 sampai dengan 97.57. Saran: Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk
memberikan penyuluhan tentang cara mencegah terjadinya hipertensi, bagaimana gaya hidup
yang sehat dan sebagainya, mulai untuk mencoba pengobatan non-farmakologi seperti terapi
relaksasi autogenic.
Kata kunci: Hipertensi, Relaksasi Autogenik
ABSTRACT
Background: Hypertension is an increase in systolic blood pressure of at least 140 mmHg or diastolic
pressure of 90 mmHg (Nurarif & Kusuma, 2015). Hypertension is a disease that can affect anyone,
both young and old. Hypertension or high blood pressure is a condition when a person experiences a
rise in blood pressure either slowly or suddenly (acute). As lifestyle changes follow the era of
globalization, cases of hypertension continue to increase, hypertension is one of the deadliest diseases
in the world. Objective: the effect of autogenic relaxation on the reduction of blood pressure in
hypertensive patients in Bhayangkara Palembang Hospital in 2018. Method: The research design used
was a quasi-experimental pretest and post test control group design. The samples to be used in the
study were 21 hypertensive patients. respondents with purposive sampling technique. The type of data
analysis in this study is using the Wilcoxon test. Results: Based on the results of the study it was
found that the average blood pressure before being given autogenic relaxation therapy was 150.00 /
100.00 with a standard deviation of 7,400 / 5,115. From the results of interval estimation, it can be
concluded that 95% are believed that the average systolic blood pressure before autogenic relaxation
therapy is given between 146.16 to 152.89 and the average diastolic blood pressure before being given
autogenic relaxation therapy between 92.91 and 97.57. Conclusions: There were differences in blood
pressure before and after autogenic relaxant therapy was given at Bhayangkara Palembang Hospital (ρ
= 0.001). Suggestion: It is expected that health workers to provide counseling on how to prevent the
occurrence of hypertension, how a healthy lifestyle and so on, start to try non-pharmacological
treatments such as autogenic relaxation therapy
Keywords: Hypertension, Autogenic Relaxation
tahun 2015 sebanyak 2.581 jiwa (13.4%), 140/90 mmHg. Dalam penatalaksanaan
pada tahun 2016 sebanyak 3.133 jiwa hipertensi ada 2 cara yaitu pengobatan
(23.4%), pada tahun 2017 sebanyak 7.701 farmakologi dengan obat anti hipertensi
jiwa (57.4%) dan prevalensi pasien dan terapi non farmakologi dengan cara
hipertensi pada tahun 2018 selama tiga terapi relaksasi salah satunya adalah
bulan terakhir yaitu pada bulan Januari dengan relaksasi autogenik (Padila, 2013).
sebanyak 359 jiwa (21.7%), pada bulan Watanabe (2016) mengatakan
Februari sebanyak 350 jiwa (23.0%), dan relaksasi autogenik merupakan suatu
pada bulan maret sebanyak 381 jiwa metode yang bersumber dari diri sendiri
(26.8%). dan kesadaran tubuh dengan
Hipertensi secara umun dapat mengendalikan ketegangan otot dan hati
disebabkan oleh beberapa faktor untuk perbaikan tekanan darah tinggi yang
diantaranya adalah usia, keturunan, jenis diakibatkan terutama oleh stress. Relaksasi
kelamin, faktor olahraga, pola makan, autogenik akan membantu tubuh untuk
minuman beralkohol, dan stress (Anies, membawa perintah melalui auto sugesti
2018). Gaya hidup gemar makanan fast untuk rileks sehingga dapat
food yang kaya lemak, asin, malas mengendalikan tekanan darah, denyut
berolahraga dan mudah tertekan ikut jantung dan suhu tubuh. Sensasi tenang,
berperan dalam menambah jumlah ringan, hangat yang menyebar ke seluruh
penderita hipertensi (Pudiastuti, 2013). tubuh merupakan efek yang bisa di
Hipertensi tidak secara langsung rasakan dari relaksasi autogenik.
membunuh penderitanya, akan tetapi Perubahan-perubahan yang terjadi selama
hipertensi memicu munculnya penyakit maupun setelah relaksasi mempengaruhi
lain yang mematikan. Laporan Komite kerja saraf otonom. Respon emosi dan
Nasional pencegahan, Deteksi, dan efek menenangkan yang ditimbukan oleh
Penanganan Hipertensi bahwa tekanan relaksasi ini mengubah fisiologi dominan
darah yang tinggi dapat meningkatkan simpatis menjadi dominan sistem
resiko serangan jantung, gagal jantung, parasimpatis (Dermawan & Nugroho,
stroke, dan gagal ginjal. Penanganan 2015).
hipertensi bertujuan untuk mencegah Terapi relaksasi autogenik dapat
morbiditas dan mortalitas akibat menurunkan tekanan darah sistole dan
komplikasi kardiovaskuler yang diastole dengan cara meningkatkan proses
berhubungan dengan pencapaian dan pengaliran hormon-hormon baik keseluruh
pemeliharaan tekanan darah dibawah tubuh dan menstimulasi sistem saraf
Dari tabel 1 diatas dapat dilihat sampai dengan 152.89 dan rata-rata
bahwa rata-rata tekanan darah sebelum tekanan darah diastol sebelum diberikan
diberikan terapi relaksasi autogenik terapi relaksasi autogenik diantara 92.91
sebesar 150.00/90.00 dengan standar sampai dengan 97.57.
deviasi 7.400/5.115. Tekanan darah Rerata Tekanan Darah Setelah
terendah adalah 140/90 dan tertinggi Diberikan Terapi Relaksasi Autogenik
Hasil penelitian menunjukkan rerata
160/100, dari hasil estimasi interval dapat
tekanan darah setelah diberikan terapi
disimpulkan 95% di yakini bahwa rata-rata
relaksasi autogenik terlihat dalam tabel
tekanan darah sistol sebelum di berikan
berikut ini:
terapi relaksasi autogenik di antara 146.16
Tabel 2.
Rerata Tekanan Darah Setelah Diberikan Terapi Relaksasi Autogenik
Variabel Median SD Min-Maks 95% CI
autogenik di antara 146.16 sampai dengan Relaksasi otogenik adalah salah satu cara
152.89 dan rata-rata tekanan darah diastol untuk memudahkan masyarakat untuk
sebelum diberikan terapi relaksasi mengatasi tekanan darah tinggi dengan
autogenik diantara 92.91 sampai dengan cara yang lebih efektif dan efisien
97.57. menciptakan keadaan rileks dengan cara
Menurut Savitri (2017), tekanan relaksasi otogenik untuk mengontrol
darah berarti tekanan darah pada pembuluh sistem syaraf yang akhirnya dapat
nadi dari peredaran darah sistemik didalam menurunkan tekanan darah.
tubuh manusia. Tekanan darah dibedakan Hasil penelitian ini juga sejalan
antara tekanan darah sistolik dan diastolik. dengan penelitian yang dilakukan Priyo,
Tekanan darah sistolik adalah tekanan dkk (2017), tentang terapi relaksasi
darah ketika jantung memompa, adapun autogenik untuk menurunkan tekanan
tekanan diastolik adalah tekanan darah darah dan kepala sakit pada hipertensi di
ketika jantung beristirahat, semakin daerah rawan bencana merapi, didapatkan
banyak darah yang di pompa ke dalam nilai rata-rata tekanan darah sebelum
arteria menyebabkan arteria akan lebih diberikan terapi relaksasi autogenik 173/95
menggelembung dan mengakibatkan mmHg. Pada saat melakukan terapi
bertambahnya tekanan darah. relaksasi autogenik keadaan fisik istirahat
Meningkatnya tekanan darah juga dapat secara mendalam akan mengatasi respons
disebabkan karena gaya hidup gemar sistem yang dirasakan. Hal ini diaktifkan
makanan fast food yang kaya lemak, asin, oleh parasympathetic nervous system,
malas berolahraga dan mudah tertekan. cabang lain dari system saraf otonom.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Seluruh sistem tubuh dan pikiran kembali
penelitian yang dilakukan oleh Darmawan ke keadaan harmonis dan seimbang. Detak
dan Nugroho (2015), tentang pengaruh jantung dan pernapasan menjadi lebih
terapi relaksasi autogenik terhadap lambat, ketegangan otot dan tekanan darah
perubahan tekanan darah hipertensi di menurun yang akan mampu menurunkan
posyandu desa jabon kecamatan jombang sakit kepala. Terapi autogenik akan
kabupaten jombang, didapatkan hasil nilai mampu memperbaiki kersakan vaskuler
rata-rata tekanan darah sebelum di berikan pada hipertensi dengan mnurunkan
terapi relaksasi autogenik 170/84 mmHg. resistensi pembuluh darah otak.
Dengan dilakukannya tehnik relaksasi Berdasarkan hasil penelitian serta
otogenik diharapkan dapat membantu teori yang ada dan penelitian terkait maka
untuk menstabilkan tekanan darah. peneliti berpendapat bahwa hipertensi
selain disebabkan karena gaya hidup juga & Nugroho (2017), tentang pengaruh
disebabkan karena adanya perubahan- terapi relaksasi autogenik terhadap
perubahan secara biologis yang mungkin perubahan tekanan darah hipertensi di
berperan pada terjadinya peningkatan posyandu desa jabon kecamatan jombang
tekanan darah adalah adanya perubahan kabupaten jombang, didapatkan nilai rata-
curah jantung, tahanan perifer yang rata setelah pemberian relaksasi autogenik
meningkat, aliran darah yang menurun. 155/82 mmHg. Dengan dilakukannya
Tekanan Darah Setelah Diberikan tehnik relaksasi otogenik diharapkan dapat
Relaksasi Autogenik
membantu untuk menstabilkan tekanan
Berdasarkan hasil penelitian
darah. Relaksasi otogenik adalah salah satu
didapatkan rata-rata tekanan darah setelah
cara untuk memudahkan masyarakat untuk
diberikan terapi relaksasi autogenik
mengatasi tekanan darah tinggi dengan
sebesar 140.00/90.00 dengan standar
cara yang lebih efektif dan efisien
deviasi 11.832/6.690, dari hasil estimasi
menciptakan keadaan rileks dengan cara
interval dapat disimpulkan 95% di yakini
relaksasi otogenik untuk mengontrol
bahwa rata-rata tekanan darah sistolik
sistem syaraf yang akhirnya dapat
setelah di berikan terapi relaksasi
menurunkan tekanan darah.
autogenik di antara 134.61 sampai dengan
Berdasarkan hasil penelitian serta
145.39 dan rata-rata tekanan darah diastol
teori yang ada dan penelitian terkait maka
setelah diberikan terapi relaksasi autogenik
peneliti berpendapat bahwa penyakit
diantara 86.48 sampai dengan 92.57.
hipertensi jika tidak segera ditangani maka
Menurut Watanabe (2016),
dalam jangka panjang dapat menimbulkan
relaksasi autogenik melibatkan berbagai
kerusakan arteri di dalam tubuh sampai
daerah didalam tubuh (lengan dan kaki)
organ-organ yang mendapatkan suplai
efeknya menjadi hangat dan berat. Sensasi
darah seperti jantung, otak dan ginjal.
hangat dan berat ini disebabkan oleh
Hipertensi merupakan penyebab utama
peralihan aliran darah pusat tubuh ke
penyakit stroke, serangan jantung, gagal
daerah tubuh yang diinginkan. Tubuh
jantung, gagal ginjal, oleh karena itu
merasakan hangat merupakan akibat dari
sangat penting dilakukan penatalaksanaan
arteri perifer yang mengalami vasodilatasi
hipertensi salah satunya tarapi non
pembuluh darah yang dapat menurunkan
farmakologis yaitu dengan menggunakan
tekanan darah.
terapi relaksasi autogenik yang dapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan
menurunkan hipertensi.
penelitian yang dilakukan oleh Darmawan
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta:EGC
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Ed. 4.
Jakarta: Salemba Medika
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam.Yogyakarta
Pudiastuti, Dewi Ratna. 2013. Penyakit-Penyakit Mematikan. Yogjakarta: Nuha Medika.
Priyo, dkk (2017). Terapi Relaksasi Autogenik untuk Menurunkan Tekanan Darah dan Kepala
Sakit pada Hipertensi di Daerah Rawan Bencana Merapi
Udjianti, W. J.(2011). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika
Rendy, M.C, and TH, Margareth.(2012).Asuhan Keperawatan Medikal BedahPenyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Savitri, T. 2017. Parenting, Nutrisi Anak, https,// hellosehat. Com> Nutrtisi.
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa
Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika