Anda di halaman 1dari 156

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI JUS TOMAT DAN


TOMAT REBUS TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA
TEMENGGUNGAN KEC. KARAS
KAB. MAGETAN

Oleh :
ELLA THALIA
NIM : 201402015

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
SKRIPSI

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI JUS TOMAT DAN


TOMAT REBUS TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN
DARAH PADA PENDERITAHIPERTENSI DI DESA
TEMENGGUNGAN KEC. KARAS
KAB. MAGETAN

Diajukan untuk memenuhi


Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh :
ELLA THALIA
NIM : 201402015

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018

ii
iii
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan
dan do'a dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya
banyak bersyukur dan terimakasih saya kepada :

❖ Tuhan yang Maha Esa,


dengan rohmat serta hidayahya yang telah memberi kemudahan serta
kelancarana dalam menyelesaikan segala urusan dalam pembuatan sekripsi
yang saya kerjakan hingga selesaidenan lancar.

❖ Kedua orang tuaku dan adikku


terimakasih yang telah memberikan segala dukungan maupun materi serta
do'a mulai dari awal hingga akhir saya dapat menyelesaikan sekripsi ini.
Saya tau beribu ucapan terimakasihpun tidak akan cukup saya ucapkan
kepada bapak dan ibuk atas usaha kalian siang dan malam dalam
mencukupi semua yang saya perlukan hingga saya menjadi diri saya yang
sekarang. Satu kata yang ingin saya ucapkan kalian adalah yang terbaik
dalam hidup saya.

❖ Kepada Saudara
Terimakasih atas semua perkataan kalian yang sadar tau pun tidak telah
memotivasi pada diri saya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih kuat
dan dan membuat saya berubah dari itik menjadi angsa dan berusaha
menjadi kupu kupu yang dapat terbang.

❖ Dosen Pembimbing Tugas Akhir


Ibu Asrina Pitayanti, S. Kep., Ners., M.Kes dan ibu Riska Ratnawanti, S.
KM. M. Kes selaku pembimbing tugas akhir saya, terimaksih banyak Bapak
Ibu,saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya
tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari bapak dan ibu. Serta tidak
lupa saya ucapakan kepada Bapak Cholik Harun, M.Kes selaku penguji
skripsin saya. Tidak lupa saya ucapkan terimaksih Kepada dosen Prodi

vi
❖ Untuk Sahabat
Terimakasih untuk sahabatku Yusi Vita yang selalu ada dan selalu mau
menjadi teman baik sebelum pengerjaan sekripsi , waktu pengumpulan
berkas, melakukan penelitian dan sampai pengerjaan sekripsi ini terimakasi
telah mau berjuang bersama sampai kita selesai melakukan sidang bersama
sama. Dan untuk sahabatku tias terimakakih telah menjadi teman yang juga
selalu dada dan selalu bersedia untik menemani dalam mengerjakan sekripsi
ini. Dan untuk teman temanku Ulfa, Candra, Epti, Ifah yamg telah menjadi
temanku yang bersedia mendukung selama ini. Meskipun kita kedepannya
kita terpisah untuk mimpi masing-masing mari kita yakin pertemuan pasti
akan terjadi.
Terimakasih kalian berharga untukku.

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ella thalia

Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 28 Agustus 1996

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Ds.Manisrejo RT/RW 03/03 Kec.Karangrejo

Kab.Magetan

Email : ellathalia8@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Manisrejo II, Kab.karangrejo

2. SMPN 2 Karangrejo, Kab.Magetan

3. SMAN 1 Karas

viii
MOTTO

“Jangan Melakukan Sesuatu


Yang Kamu Akan Sesali kemudian”
“Jika Impian Kamu Hidup, Maka Suatu Saat
Akan Manjadi Kenyataan”

ix
ABSTRAK

Ella Thalia

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI JUS TOMAT DAN TOMAT REBUS


TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI DESA TEMENGGUNGAN KEC.KARAS
KAB.MAGETAN

134 halaman + 18 Tabel + 2 Gambar + lampiran


Penyakit hipertensi merupakan masalah kesehatan yang mengakibatkan
penyakit jantung dan stroke otak. Salah satu terapi yang digunakan untuk
menurunkan tekanan darah adalah terapi tomat karena kaya akan likopein,
kalium, dan bioflavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan efektivitas jus tomat dan tomat direbus terhadap perubahan tekanan
darah pada penderita hipertensi di desa Temenggungan Kec. Karas Kab. Magetan.
Penelitian ini menggunakan True Experiment design (pretest – postest with
control grub). Populasi penelitian ini sejumlah 60 penderita. Teknik pngambilan
sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak
34 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan spigmomanometer jarum,
stetoskop, dan lembar observasi.
Hasil analisa jus tomat diperoleh nilai sig pValue sistolik = 0,000<α 0,05 dan
pValue diastolik = 0,000< 0,05, artinya ada pengaruh pemberia terapi jus tomat
terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Untuk Hasil analisa
tomat rebus diperoleh nilai sig p Value sistolik = 0,000<α 0,05 dan pValue
diastolik = 0,005< 0,05, artinya ada pengaruh pemberia terapi tomat rebus
terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi. Hasil analisa mann
whitney diperoleh nilai signifikasi p Value sistolik = 0,000<α 0,05 dan p Value
diastolik = 0,002< 0,05, artinya ada perbedaan efektivitas antara terapi jus tomat
dan tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di
Desa temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.
Kesimpulan dalam penelitian ini ada perbedaan efektivitas antara terapi jus
tomat dan tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah pada penderita
hipertensi. Untuk itu penderita hipertensi diharapkan dapat menerapkan
penggunaan terapi jus tomat sebagai pengobatan alternatif karena pada jus tomat
kandungan likopain, bioflavonoid, dan kaliumnya tetep. Sedangkan pada tomat
rebus meskipun kandungan likopenya meningkat tetapi terdapat kandungan yang
hilang atau berkurang akibat pemanasan.

Kata Kunci : Tekanan Darah, Jus Tomat, Tomat Rebus, Penderita Hipertensi.

x
ABSTRACT

Ella Thalia

Effectiveness Of Tomato Juice Therapy And Boiled Tomato Therapy To The


Changes Of Blood Pressure In Hypertention Sufferres At Temenggungan
Villages Karas Magetan Distric

134 pages + 18 Tables + 2 pictures + attachments

Hypertension is a health problem that causes heart disease and brain


stroke. One of the therapies used to decrease the blood pressure is tomato therapy
because its rich in lycopene, potassium, and bioflavonoids. The purpose of this
research is to know the effectiveness differences of tomato juice and boiled tomato
to the change of blood pressure in hypertension sufferrers at Temenggungan
Village, Karas Magetan Distric.
This research uses True Experimental design (pretest - postest with control
group). The population of this study were 60 patients. Sampling technique that
used in this study was simple random sampling with a total sample of 34 people.
Instruments of this study were using needle spigmomanometer, stethoscope, and
observation sheet.
The result of tomato juice analysis showed that sig value pValue of systolic
= 0,000 <α 0,05 and pValue of diastolic= 0,000 <0,05, which mean that there is
an effect of tomato juice therapy to changes the blood pressure in hypertension
sufferrers. The results of boiled tomato analysis showed that sig value pValue of
systolic=0,000 <α 0.05 and pValue of diastolic=0.005 <0.05, which mean that
there is an effect of tomato boiled therapy to changes the blood pressure in
hypertension sufferrers. The result of Mann-Whitney analysis, showed that the
significance value of P-value of systolic=0,000 <α 0,05 and P-value of
diastolik=0,002 <0,05, which mean that there is effectivness differences between
tomato juice and boiled tomato therapy to changes the blood pressure in
hypertension sufferrers at Temenggungan Village Karas Magetan Distric.
Conclusions in this study is there are effectiveness differences between
tomato juice therapy and tomatoes decoction theraphy to changes the blood
pressure in hypertension sufferrers. Therefore, hypertension sufferrers are might
to apply the uses of tomato juice therapy as an alternative treatment because its
contain of lycopene, bioflavonoid, and its undamaged potassium . While on
tomato decoction, although the lycopene content was increased, but there is a
content that lost or decreased due to heating.

Keywords : Blood Pressure, Tomato Juice, Boiled Tomato, Hypertension


Sufferrers.

xi
DAFTAR ISI

Sampul Depan ................................................................................................ i


Sampul Dalam ................................................................................................. ii
Lembar Persetujuan ......................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................ iv
Lembar Pernyataan .......................................................................................... v
Lembar Persembahan ...................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................... viii
Motto ................................................................................................................ ix
Abstrak ............................................................................................................ x
Abstract ........................................................................................................... xi
Daftar Isi .......................................................................................................... xii
Daftar Tabel .................................................................................................... xv
Daftar Gambar ................................................................................................. xvi
Daftar Lampiran .............................................................................................. xvii
Daftar Singkatan .............................................................................................. xviii
Daftar Istilah .................................................................................................... xix
Kata Pengantar ................................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 6
1.3.1 Tujuan Umum ........................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 7
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................ 7
1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................ 7
1.5 Keaslian Penelitian ................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terapi Tomat ......................................................................... 9
2.1.1 Karakteristik Tomat ................................................... 9
2.1.2 Kandungan Tomat ..................................................... 10
2.1.3 Kandungan Tomat yang Berubah Saat Perebusan ..... 15
2.1.4 Manfaat Tomat .......................................................... 16
2.1.5 Teknik Terapi Jus Tomat ........................................... 21
2.1.6 Teknik Terapi Tomat Rebus ...................................... 22
2.2 Tekanan Darah ...................................................................... 23
2.2.1 Definisi Tekanan Darah ............................................ 23
2.2.2 Fisiologi Tekanan Darah ............................................ 23
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah .. 25
2.2.4 Cara Mengukur Tekanan Darah ................................ 28

xii
2.3
Hipertensi .............................................................................. 30
2.3.1 Klasifikasi Hipertensi ................................................ 31
2.3.2 Faktor Resiko Hipertensi ............................................ 32
2.3.3 Patofisiologi Hipertensi ............................................. 38
2.3.4 Manisfestasi Klinis Hipertensi .................................. 40
2.3.5 Komplikasi Hipertensi................................................ 41
2.3.6 Penatalaksanaan Hipertensi ....................................... 43
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 48
3.2 Hipotesis ................................................................................ 50
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ................................................................... 51
4.2 Populasi dan Sampel ............................................................. 52
4.2.1 Populasi ..................................................................... 52
4.2.2 Sampel ....................................................................... 52
4.3 Teknik Sampling ................................................................... 54
4.4 Kerangka Kerja ..................................................................... 55
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......... 56
4.5.1 Variabel Penelitian .................................................... 56
4.5.2 Definisi Operasional Variabel ................................... 56
4.6 Instrumen Penelitian .............................................................. 57
4.7 Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................... 57
4.7.1 Lokasi ........................................................................ 57
4.7.2 Waktu ........................................................................ 57
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................. 58
4.9 Teknik Pengolahan Data ....................................................... 59
4.9.1 Pengolahan Data ........................................................ 59
4.9.2 Analisa Data .............................................................. 62
4.10 Etika Penelitian ..................................................................... 64
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Lokasi .................................................................. 67
5.2 Hasil Penelitian ..................................................................... 68
5.2.1 Data Umum ............................................................... 68
5.2.2 Data Khusus .............................................................. 70
5.3 Pembahasan ........................................................................... 76
5.3.1 Data Umum ............................................................... 76
5.3.2 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan
Terapi Jus Tomat Pada Penderita Hipertensi ............ 79
5.3.3 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan
Terapi Tomat Rebus Pada Penderita Hipertensi ....... 82
5.3.4 Efektivitas Terapi Jus Tomat Dan Tomat Rebus
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi .................................................. 85
5.4 Keterbatasan Penelitian ......................................................... 87

xiii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ........................................................................... 89
6.2 Saran ...................................................................................... 89
Daftar Pustaka ............................................................................................... 91
Lampiran-lampiran ...................................................................................... 94

xiv
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman


Tsbel 1.1 Prevalensi Hipertensi di Indonesia dan Jawa Timur ................ 2
Tabel 1.2 Keaslian Penelitian ................................................................... 7
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa...................... 32
Tabel 4.1 Skema Rancangan Penelitian ................................................... 51
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel .................................................. 56
Tabel 5.1 Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis
Kelamin .................................................................................... 68
Tabel 5.2 Karakteristik Penderita Hipertensi berdasarkan Tingkat
Pendidikan Responden Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 68
Tabel 5.3 Karakteristik Penderita Hipertensi berdasarkan Pekerjaan
Responden Pada Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ....................................................................... 69
Tabel 5.4 Karakteristik Penderita Hipertensi berdasarkan Usia
Responden Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ..... 69
Tabel 5.5 Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Kebiasaan
Merokok Di Desa Temanggung ............................................... 70
Tabel 5.6 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum Diberikan
Terapi Jus Tomat Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 70
Tabel 5.7 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum Diberikan
Terapi Tomat Rebus Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 71
Tabel 5.8 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sesudah Diberikan
Terapi Jus Tomat Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 72
Tabel 5.9 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sudah Diberikan
Terapi Tomat Rebus Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 72
Tabel 5.10 Hasil Uji Wilcoxon Efektivitas Terapi Jus Tomat Pada
Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ......................... 73
Tabel 5.11 Hasil Uji Wilcoxon Efektivitas Terapi Tomat Rebus Pada
Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ......................... 74
Tabel 5.12 Hasil Uji Mann Whitney Perbedaan Efektivitas Terapi Jus
Tomat dan Tomat Rebus Perubahan Tekanan Darah
Sistolik Pada Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan ... 75
Tabel 5.13 Hasil Uji Mann Whitney Perbedaan Efektivitas Terapi Jus
Tomat dan Tomat Rebus Perubahan Tekanan Darah
Diastolik Pada Penderita Hipertensi Di Desa
Temenggungan ......................................................................... 75

xv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman


Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................. 48
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ................................................... 55

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar izin pengambilan data awal dari STIKES ..................... 94


Lampiran 2 Lembar izin pengambilan data awal BAKESBANGPOL ........... 95
Lampiran 3 Lembar izin pengambilan data awal Di Desa .............................. 97
Lampiran 4 Lembar permohonan menjadi responden ................................... 99
Lampiran 5 Lembar pernyataan menjadi responden ....................................... 100
Lampiran 6 Lembar SOP (Standart Operasional Prosedur) ........................... 101
Lampiran 7 Lembar observasi responden ...................................................... 107
Lampiran 8 Surat Pengantar Dari Kampus Izin Penelitian ............................ 109
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ................................................................... 110
Lampiran 10 Telah Melakukan Penelitian Dari Desa ...................................... 114
Lampiran 11 Telah Melakukan Penelitian Dari Puskesmas ............................ 115
Lampiran 12 Lembar Tabulasi Jus Tomat Dan Tomat Rebus .......................... 116
Lampiran 13 Distribusi Frekuensi..................................................................... 118
Lampiran 14 Uji Normalitas ............................................................................ 120
Lampiran 15 Uji Homogenitas ......................................................................... 122
Lampiran 16 Uji Wilcoxon ............................................................................... 124
Lampiran 17 Uji Mann Whitney ....................................................................... 128
Lampiran 18 Lembar Konsultasi ...................................................................... 130
Lampiran 19 Foto Dokumentasi Penelitian ...................................................... 132
Lampiran 20 Lembar Kegiatan Penelitian ....................................................... 134

xvii
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
DEPKES : Departemen Kesehatan
FAO : Food Agriculture Organization
Ca : Kalsium
Mg : Magnesium
P : Fosfor
K : Kalium
Na : Natrium
Fe : Besi
ACE : Angiotensin Converting Enzim
HDL : High Density Lipoprotein
LDL : Low Density Lipoprotei

xviii
DAFTAR ISTILAH

ACE Inhibitor : Obat untuk penurun tekanan darah.


Afterload : Beban akhir ventrikel.
Aldosteron : Hormon yang mempengaruhi tekanan darah.
Analgesik : Obat untuk meringankan nyeri.
Arteriola : Arteri kecil dari sistem peredaran darah.
Cardiac output : Darah yang dipompa ventrikel ke sistemik sirkulasi
dalam satu menit.
Coding : Pemberian kode
Confidentiality : Rahasia
Data entry : Entri data
Dependent variable : Variabel bebas
Diastolic Hypertension : Peningkatan tekanan darah diastolik.
Drop-out : Subjek cadangan pada penelitian
Edema : Penumpukan cairan dalam jaringan.
Farmakologis : Menggunakan obat.
Hipertensi : Tekanan darah tinggi.
Hipertiroid : Produksi hormon tiroid yang berlebih.
Hiperaldosteron : Produksi hormon aidosteron yang berlebih.
Hipoksia : Kekurangan Oksigen dalam jaringan.
Hipotensi : Tekanan darah rendah
Intravena : Dalam pembuluh darah.
Kardiovaskuler : Jantung dan pembuluh darah.
Non-Farmakologis : Tanpa menggunakan obat.
Obesitas : Jumlah lemak berlebih dalam tubuh.
Pre-test : Sebelum dilakukan test
Post-test : Sesudah dilakukan test
Probability sampling : Teknik pengambilan sampel
Reinforcement : Pemberian ulang informasi
Respect human dignity : Prinsip menghargai hak asasi manusia
Right to self determination : Hak untuk ikut/tidak menjadi responden
Right to full disclousure : Hak jaminan dari perlakuan yang diberikan.
Right to justice : Prinsip keadilan
Right in fire treatment : Hak mendapatkan pengobatan yang adil
Right to privacy : Hak dijaga kerahasiannya
Resistensi : Ketahanan atau daya tahan.
Sistolik hypertension : Peningkatan tekanan darah Sistilik.
Toksin : Zat organisme hidup yang beracun bagi manusia.
Vasodilatasi : Pelebaran diameter pembuluh darah
Vasikonstriksi : Penyempitan pembuluh darh.
Vasokonstriktor : Penyebab penyempitan pembuluh darah.
Volume Sekuncup : Darah yang dipompa saat ventrikel berkontraksi.

xix
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul

“Efektivitas Pemberian Terapi Jus Tomat Dan Tomat Rebus Terhadap Perubahan

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan Kecamatan

Karas Kabupaten Magetan”.

Adapun maksud penulis menyusun skripsi ini adalah memenuhi

persyaratan dalam menyeleseikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di STIKES

Bhakti Husada Mulia Madiun.

Penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terseleseikan berkat dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada Mulia

Madiun.

2. Pipit Amd. Kep selaku perawat Desa Temenggungan Kec. Karas Kab.

Mageta.

3. Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana

Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.

4. Asrina Pitayanti, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pembimbing 1 dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Riska Ratnawati, M.Kes selaku pembimbing 2 dalam penyususnan skripsi

ini.

xx
6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Teman-teman dan semua pihak yang banyak membantu dalam penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam

penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik

yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan

skripsi ini.

Madiun, 12 Juli 2018

Ella Thalia
201402015

xxi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan karena dapat

mengakibatkan penyakit jantung dan stroke otak yang mematikan. Penyakit

hiperrtensi merupakan masalah kesehatan yang serius dikarenakan timbulnya

sering kali tidak disadari jika memang ada maka sedikit gejala yang dirasakan,

hipertensi dapat bertambah parah tanpa disadari hingga dapat mencapai tingkat

mengancam hidup (Carlson 2016).

Penyakit hipertensi merupakan penyakit dimana tidak normalnya tekanan

darah atau terlalu tingginya tekanan dalam arteri, sehingga suplay oksigen yang

dibawa ke jaringan yang membutuhkan tidak adekuat. Penyakit ini sering kali

gejalanya tidak dirasakan jikapun ada gejalanya maka sedikit dan pada ahirnya

akan dapat mengancam nyawa penderita. Hipertensi merupakan penyakit yang

dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit lain seperti: gagal jantung, terjadinya

infrak jantung, hal ini dapat terjadi pada penderita hipertensi yang tidak

terkontrol. Oleh karena itu penyakit hipertensi disebut sebagai pembunuh yang

tidak telihat atau silent killer. Hipertensi secara umum merupakan suatu kedaan

tanpa gejala, dimana terjadi tekanan yang abnormal atau tekanan terlalu tinggi di

dalam arteri (pembuluh yang mengangkut darah dari jantug ke seluruh tubuh).

Perlu diketahui ada beberapa faktor yang menjadi penyebab hipertensi yaitu, usia,

stress, ras, medikasi, nutrisi yaitu makan makanan yang tinggi garam dapat

menimbulkan perubahan tekanan darah karena pengeluaran berlebihan hormon

1
neuritik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah, dan laki-

laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena hipertensi, dan juga perlu

diketahui tekanan darah tinggi dapat menyebabkan meningkatnya resiko terhadap

stroke, aneurisma, dan penyakit kardiovaskular, sedangkan untuk usia di atas 50

tahun hipertensi banyak terjadi pada perempuan karena kebiasaan merokok, dan

juga berat badan. Pada perempuan dengan berat badan berlebih cenderung

memiliki tekanan daran yang tinggi dibandingkan dengan mereka yang kurus.

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2013 hipertensi

merupakan suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan sistolik <

140mmHg atau tekanan diastolik > 90 mmHg. Sekitar 40% orang dewasa berusia

25 atau lebih di dunia telah didiagnosis dengan hipertensi, jumlah orang dengan

kondisi hipertensi naik dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 miliar pada tahun

2008 (WHO, 2013). Pada tahun 2014 prevalensi hipertensi di dunia pada orang

dewasa berusia 18 tahun keatas sejumlah 22%. Jumlah tersebut diperkirakan akan

meningkat menjadi 1,6 milyar menjelang tahun 2025 (WHO, 2014).

Tabel 1.1 Prevalensi Hipertensi di Indinesia dan Jawa Timur


Tahun Presentase Angka Kejadian Tempat
2013 31,7 % Di Indonesia
2013 25,8 % Jawa timur
2014 25,8% Di indonesia
2014 38.8% Jawa Timur
Sumber : Riskesdas, (2013/2014)

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Jumlah penderita darah tinggi

pada tahun 2015 sebanyak 6.377 orang, pada tahun 2016 jumlah penduduk yang

mengalami darah tinggi mengalami peningkatan sebanyak 7.919 orang, sedangkan

pada tahun 2017 jumlah penderita hipertensi sebanyak 5.075. Walaupun terjadi

penurunan prevalensi namun dapat dikatakan bahwa Indonesia belum terbebas

2
dari penyakit hipertensi, dan masih menjadi salah satu penyakit kronis yang

menimbulkan banyak komplikasi pada penderitanya.

Terapi hipertensi dapat dikelompokkan dalam terapi farmakologis dan

terapi non-farmakologis, dimana terapi non-farmakologis merupakan terapi tanpa

mengunakan obat dan terapi farmakologis adalah terapi menggunakan obat.

penderita hipertensi tidak semua harus mengkonsumsi obat–obatan untuk

menurunkan tekanan darah karena dapat memberikan dampak negatif terhadap

tubuh manusia bila digunakan dalam waktu yang lama. Terapi komplementer

menjadi salah satu pilihan pegobatan bagi masyarakat, di berbagai pelayanan

kesehatan tidak sedikit pasien yang bertanya tentang terapi komplamenter atau

alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter dan perawat tentang penggunaan

terapi alternatif (Smith at al., 2004). Pengobatan dengan menggunakan terapi

komplementer mempunyai manfaat selain dapat meningkatkan kesehatan secara

menyeluruh juga lebih murah, manfaat pengobatan dengan menggunakan terapi

komplementer dirasakan oleh pasien dengan penyakit kronis yang rutin

mengeluarkan dana. Pengalaman kelien yang harus membeli obat dengan harga

yang mahal sehingga pengeluaran dana untuk mbeli obat dapat berkurang setelah

menggunakan pengobatan komplementer. Terapi hipertensi dapat dilakukan

dengan terapi herbal atau terapi dengan bahan-bahan dari tanaman misal: seledri,

tomat, bawang putih, bawang merah serta bahan-bahan alami lainnya.

Tomat merupakan salah satu buah yang kaya akan antioksidaan juga

kalium, kalium pada tomat dapat meurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik

dengan menghambat pelepasan renin sehingga meningkatkan ekskresi atrium dan

3
juga air, selain itu fungsi kalium dalam menurunkan tekanan darah adalah

megakibatkan vasodilatasi hingga terjadi penurunan retensi perifer yang

meningkatkan curah jantung selain itu juga berfungsi sebagai deuritik. Dalam

tomat juga terdapat licopene yang berfungsi sebagai terapi hipertensi, licopene

berfungsi sebagai antioksidan yang kuat yang menghambat penyerapan oksigen

reaktif terhadap endotel yang menganggu dilatasi pembuluh darah yang menjadi

penyebab hipertensi. Menurut Samuel Oetoro, dokter ahli gizi klinis tomat yang

direbus banyak mengandung likopein. Menurut FAO-WHO menunjukkan

kandungan likopen tomat yang direbus menjadi setengah bubur kandungan

likopen justru meningkat ketika tomat diolah. Tomat yang dimasak dalam waktu

15 menit dapat meningkatkan 171% kadar likopen. Meskipun kandungan likopen

meningkat pada watu perebusan, tomat juga akan menyebabkan beberapa zat atau

fitamin yang terkandung dalam tomat mengalami penurunan pada saat dilakukan

perebusan atau pengolahan pasa suhu tertentu. Beberapa kandungan dalam tomat

yang mengalami penurunan adalah : vitamin A, vitamin C, Kalsium, dan

Bioflavonoid.

Menurut hasil penelitian Wahyuni, Ferti Estri Suryanni, 2017 di desa

Monggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan sample yang digunakan adalah

20 orang penderita hipertensi stange 1 yang diberi intervensi pemberian jus tomat

selama 7 hari, didpatkan hasil sistole 147,10 mmHg dan diastole 87,20 mmHg.

Rata rata tekanan darah setlah dilakukan intervensi pemberian jus tomat tekanan

darah sistole menjadi 140,50 mmHg dan tekanan darah diastole 87,20 mmHg,

hasil analisis menunjukkan p:0,011 (p<0.05) hal tersebut menunjukkan terdapat

4
pengaruh penurunan tekanan darah penderita hipertensi stange 1 setelah diberikan

terapi jus tomat.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan pada Bulan

Desember 2017, berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas bahwa 60 orang

di Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan menderita

hipertensi. Peneliti melakukan studi pendahuluan 10 orang yang menderita

hipertensi. Selama ini usaha yang mereka lakukan untuk mengatasi hipertensi

dengan mengurangi makan-makanan yang asin, sate, dan jerohan. Peneliti

melakukan pengukuran tekanan darah terhadap 10 orang, ternyata 7 dari 10 orang

memiliki tekanan darah sistol ≥ 130 mmHg dan diastol ≤ 90 mmHg. peneliti juga

menanyakan apakah mereka menggunakan terapi alternatif dari bahan herbal, 3

dari 10 orang menjawab sudah mengetahui timun sebagai penurun tekanan darah

dan saat peneliti menyebutkan buah tomat dapat menurunkan tekanan darah

mereka menjawb belum mengetahui bahwa tomat juga dapat digunakan sebagai

terapi herbal untuk penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi, mereka

hanya mengetahui tomat itu sebagai bahan masakan. Mereka bertanya banyak hal

tentang kegunaan tomat, saat peneliti menjelaskan mereka mendengarkan dan

punya niat untuk mencoba terapi tomat karena buah tomat mudah di temukan

dipasar atau dikebun mereka, dan harga tomat juga tidak mahal.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang efektivitas jus tomat dan tomat yang direbus terhadap

perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.

5
1.2 Rumusan Masalah

“Adakah efektivitas pemberian jus tomat dan tomat yang direbus terhadap

perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan

Kecamatan Karas Kabupaten Magetan ? ”.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujua Umum

Menganalisis keefektifan pemberian jus tomat dan tomat yang direbus

terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa

Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

1.3.2 Tujuan Kusus

1. Mengidentifikasi signifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan

sesudah diberikan terapi jus tomat pada penderita hipertensi di desa

Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

2. Mengidentifikasi signifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan

sesudah diberikan terapi tomat yang direbus pada penderita hipertensi di

desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

3. Mengidentifikasi signifikasi perbedaan tererapi jus tomat dan tomat rebus

pada penderita hipertensi di desa Temenggungan Kecamatan Karas

Kabupaten Magetan.

6
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil ini diharapkan dapat mendukung dalam teori ilmu keperawatan

kususnya pada terapi komlementer tentang buah tomat untuk digunakan sebagai

terapi herbal pada penderita hipertensi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan setelah ada penelitian ini terapi jus tomat dan tomat rebus

dapat menambah informasi bagi perawat dan masyarakat .

2. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan peneliti selanjutmya

sebagai bahan rferensi terkait terapi jus tomat dan tomat rebus terhadap

perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.2 Keaslian Penelitian


Penelitian
NO Judul Desain Studi Variabel Hasil
(tahun)
1 Yusridawati, Pengaruh quasi Variabel Terdapat
Nila Astri Ayu, Pemberian Jus eksperimen Independen: pengaruh
Nurul Hakimah, Tomat Jus Tomat pemberian jus
Sabdar ( 2015) Terhadap Variabel tomat terhadap
Tekanan Darah Dependen: tekanan darah
Pada Penderita Tekanan pada penderita
Hipertensi Di Darah hipertensi di
Lorong Kurnia lorong kurnia
Dusun 1 dusun 1
Kecamatan kecamatan
Pangkalan Susu pangkalan susu
Tahun 2015 tahun 2015
2 Lingga Pengaruh Quasi Variabel Terdapat
Kurniasari Pemberian Jus Eksperimen Independen: Pengaruh
(2012) Tomat dengan Non Jus Tomat Pemberian Jus
Terhadap Equivalent Variabel Tomat untuk
Tekanan Darah control group Dependen: menurunkan

7
Penelitian
NO Judul Desain Studi Variabel Hasil
(tahun)
Pada Lansia Tekanan tekanan darah
Penderita Darah Sistolik dan
Hipertensi di Diastolik
Panti Sosial
Tresna Werda
Unit Abiyoso
Yogyakarta
3 Nanda Ismalia, Efek Tomat Pre Variabel Terdapat
Reni Zuradia (Lycopersion eksperiment Independen: Pengaruh pada
(2016) Esculetum Jus Tomat tomat yang
Mill) dalam Variabel dapat berperan
menurunkan Dependen: dalam
Tekanan Darah Tekanan menurunkan
Tinggi Darah tekanan darah
berupa likopen,
Bioflavonoid,
dan Kalium.
3 Priyo Raharjo Pengaruh Pra Variabel ada pengaruh
Pmberian Jus eksperimen Independen: pemberian jus
Tomat one group Jus Tomat tomat dengan
Terhadap pre-post test Variabel perubahan
Perubahan Dependen: tekanan darah
Tekanan Tekanan baik sistolik
Darah Sistolik Darah maupun
Dan Diastolik diastolik.
Pada Penderita
Hipertensi Di
Desa
Wonorejo
Kecamatan
Lawang
Malang Tahun
2016

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terapi Tomat

2.1.1 Karakteristik Tomat

Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah

tumbuhan keluarga Solanaceae, berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, dari

Meksiko sampai Peru. Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku

Indian yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat menyebar ke seluruh

Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran

tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang makan buah tomat dan kotorannya

tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang

Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan

demikian, tanaman tomat sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik

maupun subtropik. (Pracaya, 2012).

Tomat berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman ladang,

pekarangan, atau ditemukan liar pada ketinggian 1-1.600 meter diatas permukaan

laut. Tanaman ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah

yang gemburdan subur. Terna setahun ini tumbuh tegak atau bersandar pada

tanaman lain, tinggi 0,5-2,5 m, bercabang banyak, berambut kasar warnanya hijau

keputihan. Daunnya majemuk menyirip letak berseling, bentuk bulat telur atau

memanjang, ujung rincing, pangkal membulat, helaian daun yang besar tepinya

berlekuk, untuk helaian yang kecil tepinya bergerigi, panjang 10-40 cm, warnanya

hijau muda. Bunganya majemuk berkumpul dalam rangkaian berupa tandan

9
bertangkai, mahkota berbentuk bintang warnanya kuning. Buahnya buah buni,

berdaging, kulit buahnya tipis licin mengkilap, dengan ragam bentuk dan

ukurannya, warnanya merah atau kuning. Bijinya banyak, pipih, waranya kuning

kecoklatan, buah tomat dapat dimakan secara langsung, dibuat jus, saus tomat,

dimasak, dibuat sambal goreng, atau dibuat acar tomat. Pucuk atau daun dapat

digunakan sebagai sayur. Untuk buah tomat yang umumnya terdapat di pasar

berbentuk bulat. Yang besar berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah

disebut tomat buah tomat jenis ini dapat disantap segar sebagai buah, yang kecil

biasa digunakan sebagai sayur.

2.1.2 Kandungan Tomat

Mappiratu et al. (2010) menyatakan tomat mengandung vitamin C,

vitamin B, vitamin E dan provitamin A, dan mineral meliputi Ca, Mg, P, K, Na,

Fe, S dan Cl, selain itu tomat juga mengandung senyawa seperti solanin, saponin,

asam folat, asam malat, asam sitrat, bioflavonoid, protein, lemak, dan histamine.

Selain mengandung zat gizi, tomat juga mengandung senyawa-senyawa fitokimia

seperti beta karoten, antosianin, dan likopen.

1. Asam askorbat (Vitamin C)

Vitamin C adalah salah satu vitamin paling penting untuk nutrisi manusia

yang tersedia pada buah-buahan dan sayuran. Vitamin C (asam askorbat)

adalah suatu mikronutrien esensial yang diperlukan dalam fungsi

metabolisme tubuh yang normal. Vitamin C merupakan antioksidan utama

yang larut dalam air di dalam tubuh. Itu menurunkan tekanan darah dan level

kolesterol. Analisis telah menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang

10
memadai efektif dalam menurunkan risiko berkembangnya kanker payudara,

leher rahim, kolon, rektum, paru-paru, mulut, prostat dan perut.

2. Vitamin A

Fungsi vitamin A adalah untuk menjaga kesehatan mata, kesehatan kulit

wajah, serta dapat membantu mencegah jerawat.

3. Vitamin B1

Vitamin ini berfungsi membantu menghasilkan energi menyehatkan jantung,

serta metabolisme karbohidrat (Jauhary, 2017).

4. Vitamin B2

Vitamin B2 berfungsi untuk mencegah penyakit kanker, migren, dan katarak

(Jauhary, 2017).

5. Vitamin B3

Vitamin ini berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol jahat, mengatasi

gangguan pada perdendian, melepaskan energi dari zat-zat nutrien, serta

mengurangi depresi (Jauhary, 2017).

6. Vitamin B6

Vitamin B6 berfungsi dalam pembentukan sel darah merah, membantu

meringankan gejala hipertensi, asma, serta PMS (Jauhary, 2017).

7. Vitamin B9

Vitamin ini berguna untuk membantu perkembangan janin, pengobatan

anemia, serta pembentukan hemoglobin (Jauhary, 2017).

11
8. Vitamin E

Vitamin E berfungsi untuk melindungi lemak dari serangan radikal bebas. Itu

karena vitamin E merupakan zat anti oksidan yang larut dalam lemak.

Sedangkan lemak sendiri adalah memberan sel yang berfungsi melindungi

liver (Jauhary, 2017).

9. Antioksidan Likopen

Nama likopen diambil dari penggolongan buah tomat, yaitu Lycopersicon

esculantum. Likopen atau yang sering disebut sebagai α-karoten adalah suatu

karotenoid pigmen merah terang, suatu fitokimia yang banyak ditemukan

dalam buah tomat dan buah-buahan lain yang berwarna merah. Likopen

bersifat antioksidan dengan cara melindungi sel dari kerusakan reaksi

oksidasi singlet oksigen (singlet oxygen quenching) dan oksidator lain. Tidak

seperti vitamin C yang akan hilang atau berkurang apabila buah atau sayur

dimasak, lycopene justru akan semakin kaya pada bahan makanan tersebut

setelah dimasak atau disimpan dalam waktu tertentu. Mengkonsumsi buah

tomat sebaiknya dimasak lebih dahulu. Seperti yang terungkap dari penelitian

badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian lembaga ini menunjukkan

jika kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya tidak jauh berubah selama

pemanasan. Bahkan kandungan likopen meningkat 10 kali lipat (Ikanegara,

2015). Likopen pada buah tomat berfungsi sebagai anti oksidan sehingga

dapat melumpuhkan radikal bebas, menyeimbangkan kadar kaolesterol dan

tekanan darah, serta melenturkan syaraf syaraf yang kaku akibat dari endapan

kolesterol dan gula darah dengan cara menghambat endapan endotel yang

12
menganggu dilatasi pembuluh darah yang menjadi salah satu patofisiologi

tomat dapat menurunkan tekanan darah.

10. Bioflavonoid

Bioflavonoid yang terapat dalam tomat mengurangi bahaya kolesterol dan

mencegah penggumpalan darah. Bioflavonoid mudah larut dalam air sehingga

dapat melancarkan keluarnya air seni sehingga menyebabkan anti hipertensi.

Hal ini sangat berhubungan dngan ACE sehingga angiotensin I tidak dapat

diubah menjadi angiotensi II. Akibatnya jumlah angiotensin II berkurang dan

menyebabkan vasodilatasi dan penurunan skresi aldosteron yang

menyebabkan terjadinya ekskresi air dan natrium yang menyebabkan

perubahan tekanan darah.

11. Kalium

Kalium mempengaruhi sistem renin angiotensin dengan menghambat

pengeluaran. Renin yang mengubah angiotensin menjadi angiotensin I karena

adanya blok padaa sistem tersebut maka akan mengakibatkan pembuluh darah

mengalami vasodilatasi sehingga tekanan darah akan menurun.

12. Kalsium

Kalsium sangat berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi (Jauhary, 2017).

13. Zat besi

Zat besi berpenran penting bagi dalam membantu sel darah merah agar

berfungsi dengan baik, meningkatkan sistem kekebalan tubuh (imun), serta

menjaga energi dalam tubuh kita tetap setabil (Jauhary, 2017).

13
14. Magnesium

Magnesium berperan penting bagi produksi energi serta pembentukan

protein, serta membantu menjaga tulang terap kuat dan menyehatkan jantung

(Jauhary, 2017).

15. Fosfor

Fosfor sangat penting untuk membantu menjadikan tulang dan gigi lebih kuat

(Jauhary, 2017).

16. Sodium

Sodium bermanfaat untuk menstabilkan cairan dalam tubuh, fungsi otot,

fungsi syaraf, tekanan darah, fungsi jantung, fungsi mental, serta

menstabilkan kadar gula dalam darah (Jauhary, 2017).

17. Serat

Serat merupakan nutrisi yang membantu kesetabilan gula darah. Serat juga

mampu menghasilkan rasa kenyang yang lebih lama pada seseorang yang

memakannya, sehingga baik bagi seseorang yang diet, serat dalam tomat juga

berguna untuk mengikat lemak dan kolesterol jahat dalam tubuh serta

membuangnya (Jauhary, 2017).

18. Betakaroten

Betakarorin merupakan anti oksidan yanng sangat dibutuhkan bagi kesehatan

serta kekebalan tubuh. Betakarotin akan diubah menjadi vitamin A saat dalam

liver. Hal ini berfungsi untuk menyehatkan fungsi liver (Jauhary, 2017).

14
19. Flavonoid

Folavonoid atau bioflavonoid merupakan salah satu kandungan zat terbai

dalam tomat. Zat ini sangat berfungsi menurunkan resiko kanker sencerta

mampu menyehatkan sistem pencernaan dalam tubuh (Jauhary, 2017).

2.1.3 Kandungan Tomat yang Berubah Saat Perebusan

Walaupun tidak semua, tetapi terdaapt beberapa zat gizi yang dapat

berubah (betkurang, meningkat, dan hilang) saat proses pemanasan terutama yang

menghasilkan panas berlebih. Beberapa kandungan dalam tomat yang berubah

saat perebusan:

1. Vitamin A

Hilangnya vitamin A pada perebusan karena terjadi pemanasan dan pelarutan

dalam air, hal ini yang mengakibatkan terlarutnya vitamin A karena vitamin

A merupakan Vitamin yang rentan terhadap proses pemanasan

2. Vitamin C

Hilangnya vitamin C pada perebusan karena terjadi pemanasan dan pelarutan

dalam air, hal ini yang mengakibatkan terlarutnya vitamin C karena vitamin C

merupakan Vitamin yang rentan terhadap proses pemanasan terutama jika

dimasak dengan air. Perebusan akan mengakibatkan kehilangan vitamin C

lebih besar dari pada diolah dengan cara dikukus.

3. Kalium

Kandungan mineral yang mengalami penurunan setelah perebusan selama 3

menit adalah kalsium, natrium, kalium, fosfor, seng dan besi. Hal tersebut

dikarenakan ketika tomat dimasak kandungan mineral tersebut akan

15
bergabung dengan komponen kimia lain atau bahkan larut akubat pemanasan

dan akan semakin menurun dengan meningkatnya waktu pemasakan.

4. Likopen

Tidak seperti vitamin C yang akan hilang atau berkurang apabila buah atau

sayur dimasak, lycopene justru akan semakin kaya pada bahan makanan

tersebut setelah dimasak atau disimpan dalam waktu tertentu. . Seperti yang

terungkap dari penelitian badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian

lembaga ini menunjukkan jika kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya

tidak jauh berubah selama pemanasan. Bahkan kandungan likopen meningkat

10 kali lipat (Ikanegara, 2015).

5. Bioflavonoid

Bioflavonoid merupakan senyawa fenol yang memiliki sistem aromatik

terkonjugasi yang mudah rusak pada suhu tinggi. Pengolahan dapat

menyebabkan hilangnya kandungan biovlavonoid dalam makanan. Proses

perebusan dan pemanasan dapat mengakibatkanpenurunan kadar flavonoid

sebesar 15-78%. Flafonoid merupakan senyawa fenol yang memiliki sistem

aromatik terkonjugasi yang mudah rusak pada suhu tinggi

2.1.4 Manfaat Tomat

1. Menurukan tekanan darah

Tomat kaya akan kalium, sedikit natrium, dan lemak. Kerja kalium yaitu,

kalium menghambat pelepasan renin sehingga mengubah sistem renin

angiotensin. Bioflavonoid yang terapat dalam tomat mengurangi bahaya

kolesterol dan mencegah penggumpalan darah. Bioflavonoid mudah larut

16
dalam air sehingga dapat melancarkan keluarnya air seni sehingga

menyebabkan anti hipertensi. Hal ini sangat berhubungan dngan ACE

sehingga angiotensin I tidak dapat diubah menjadi angiotensi II. Akibatnya

jumlah angiotensin II berkurang dan menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi

aldosteron untuk reabsorbsi natrium dan air secara otomatis akan menjadi

berkurang sehingga tekanan darah menjadi turun. Selain kalium tomat juga

mengandung likopain yang berperan sebagai antioksidan yang menghambat

penyerapan oksigen reaktif terhadap endotel yang dapat menganggu dalatasi

pembuluh darah yang menyebabkan hipertensi sehingga tomat dapat berperan

dalam menurunkan tekanan darah (Raharjo, 2007)

2. Melawan kanker

Tomat memiliki kandungan likopen yanng sangat tinggi, seelain itu tomat

juga mengandung tinggi serat. Kedua zat inilah yang ampuh untuk mencegah

berbagai kanker, seperti kanker prostat, mulut, tenggorokan, lambung,

ususbesar, serta kanker ovarium, zat antioksidan lain dalam tomat juga dapat

menangkal radikal bebas penyebab kanker (Jauhary, 2017) .

3. Menyehatkan jantung

Terdpat kalium yang cukup tinggi dalam buah tomat. kandungan mineral

tersebut berguna bagi bagi jantung kita. Kalium mengontrol denyut jantung

dan menjaganya tetap setabil, hal tersebut dapat membantu kita terhindar dari

penyakit stroke, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan lain sebagaiannya

(Jauhary, 2017).

17
4. Menyehatkan paru-paru

Salah satu manfaat tomat yang mambuat para dokter menyarankan kita untuk

mengkonsumsinya adalah karena tomat dapat menyehatkan paru-paru, tomat

mambantu fungsi paru dan membersihkannya dari penyakit (Jauhary, 2017).

5. Menyehatkan hati

Zat antioksidan yang terkandung dalam tomat juga bermanfaat untuk

melindungi hati dari serangan kanker. Selain itu, kandungan vitamin, mineral,

dan serat yang tinggi dalam buah tomat mampu mendetoksifikasi racun dari

dalam hati. Makanan dan minuman yang kita konsumsi akan menyisakan

racun yang berbahaya jika menumpuk dalam tubuh. Oleh karena itu sangat

disarankan untuk mengkonsumsi tomat agar dapat membersihkan racun dari

hati (Jauhary, 2017).

6. Menyehatkan mata

Kandungan vitam A dalam buah tomat cukup banyak. Ada juga niasin,

thiamin, serta asam folat di dalamnya. Nutrisi-nutrisi tersebut bekerja sama

dan mampu menyembuhkan gangguan kesehatan yang ada pada mata

(Jauhary, 2017).

7. Mengobati dan mencegah diabetes

Kandungan sodium, seng, dan koromium dalam tomat berperan penting

dalam membantu menstabilkan kadar gula dalam darah. diabetes atau yang

sering disebut kencing manis adalah penyakit yang yang terjadi akibat

tingginya kadar glukosa dalam darah. Tanda dari prenyakit ini adalah selalu

haus, sering lapar, sering buang air kecil, sering merasa gatal terutama pada

18
daerah kemaluan, luka yang sulit sembuh, penurunan berat badan merki nafsu

makan meningkat (Jauhary, 2017).

8. Mencegah sembelit

Tomat kaya akan kandungan serat yang bagus bagi penderita sembelit. Serat

mampu mengontrol pola buang air besr menjadi lancar. Hal ini akan

mencegah kita dari penyakit sembelit (Jauhary, 2017).

9. Memperlancar sistem pencernaan

Kandungan serat dalam tomat sangat baik bagi tubuh. Serat ini mampu

membantu sistem pencernaan dalam tubuh dan menjaganya tetap lancar dan

sehat. Karena sistem pencernaan berkaitan dengan usus halus sebagai

pemroses makanan dan penyerap nutrisi. Dengan rutin mengonsumsi tomat,

dapat meringankan kerja usus halus sehingga pencernaan menjadi lebih sehat

(Jauhary, 2017).

10. Menurunkan kadar kolesterol

Serat larut yang banyak terkandung dalam tomat dapat berfungsi untuk

bersaing dengan lemak dalam usus. Serat dan lemak yang bersaing tersebut

akan berakibat pada penurunan penyerapan LDL (Low Density Lipoprotein)

atau kadar kolesterol buruk dan mampu meningkatkan produksi serta

penyerapan kadar HDL (High Density Lipoprotein) atau kadar kolesterol

baik yang sangat diperlukan bagi tubuh (Jauhary, 2017).

11. Mengobati radang usus buntu

Tomat dapat membantu terhindar dari radang usus buntu karena dapat

membantu memperlancar sistim pencernaan yang kaitannya erat dengan usus,

19
tomat mengandung serat dan asam folat yang berfungsi menjaga kesehatan

usus sehingga dapat membantu mengobati penyakit radang usus buntu

(Jauhary, 2017).

12. Mencegah batu ginjal

Serat yang terkandung dalam tomat juga berfungsi untuk menjaga kesehatan

ginjal. Karena itu, mengkonsumsi tomat dengan rutin akan membuat ginjal

lebih sehat (Jauhary, 2017).

13. Mencegah osteoporosis

Konsumsi tomat akan membantu menghindarkan dari penyakit osteoporosis,

hal tersebut karena tomat mengandung vitamin K yang dapat memperkuat

tulang dan gigi (Jauhary, 2017).

14. Memperkuat sustem imun

Vitamin A, C, B6, dan zat lainnya dalam tomat sangat baik untuk membantu

tubuh meningkatkan sistem imun tubuh kita. Hal ini akan membantu kita

terkena penyakit (Jauhary, 2017).

15. Melawan efek rokok

Tomat mengandung asam chlorogenic dan coumaric yang berfungsi melawan

karsinogen yang ditimbulkan oleh rokok. Bagi perokok aktif, kandungan

asam nikotinat dalam tomat juga dapat membantu untuk melawan kebiasaan

merokok (Jauhary, 2017).

16. Menyehatkan ibu hamil dan janin

Berbagai kandungan buah tomat sangat baik bagi ibu hamil dan janinnya.

Vitamin c dalam tomat mampu menjaga setamina ibu hamil. Zat besi dalam

20
tomat dapat mencegah ibu hamil terkena anemia dan menjaga temperatur

tubuhnya. Asam folat sangat baik bagi perkembangan tubuh serta otak janin

(Jauhary, 2017).

17. Mencegah anemia

Di dalam tomat terdapat kandungan zat besi serta vitamin B6 yang cukup

banyak. Kandungan zat-zat ini berperan penting dalam membantu tubuh

terkena anemia (Jauhary, 2017).

18. Mencegah alzheimer

Peran falonoid, asam fosfat, potasium, vitamin B3, dan zat antioksidan di

dalam tomat mampu memperbaiki sel-sel saraf pada otak yang mengalami

kerusakan, hal ini dapat terjadi jika kita rutin mengkonsumsi tomat, sehungga

kita dapat terhindar dari penyakit alzaimer (Jauhary, 2017).

2.1.5 Teknik Terapi Jus Tomat

Pembuatan terapi tomat dengan cara di jus. Berikut cara menerapkan

(Raharjo, 2007)

1. Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi:

a. 150 gram tomat merah matang

b. 50 ml air

c. Blender

d. Pisau

e. Penyaring

2. Pelaksanaan membuat jus tomat

a. Cuci bersih tomat

21
b. Potong potong tomat

c. Blender semua bahan hingga halus dan rata

d. Saring jus tomat

3. Cara pemakaian

a. Minum jus tomat satu kali sehari setiap pagi sebelum makan.

b. Minum 1 gelas jus tomat selama 7 hari berturut-turut.

2.1.6 Teknik Terapi Tomat Rebus

Pembuatan terapi tomat rebus, berikut cara untuk menerapkan (Yuniarti,

2008) :

1. Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi:

a. 150 gram tomat merah matang

b. Air secukupnya

c. Kompor

d. Panci

e. Saringan

2. Pelaksanaan pembuatan tomat rebus

a. Cuci buah tomat sampai bersih

b. Rebus tomat dengan air secukupnya selama 15 menit

c. Lumatkan tomat sampai halus

d. Lalu saring

3. Cara pemakaian

a. Minum setelah dingin 1 kali sehari pada pagi hari sebelum makan.

b. Minum 1 gelas selama 7 hari berturut-turut.

22
2.2 Tekanan Darah

2.2.1 Definisi Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan tekanan dari aliran darah dalam pembuluh

arteri. Jantung berdetak, lazimnya 60-70 kali dalam 1 menit dalam kondisi

istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa melalui arteri. Tekanan darah

tertinggi terjadi ketika jantung berdetak atau berkontraksi memompa darah

disebut tekanan sistolik. Tekanan darah menurun saat jantung rileks diantara dua

denyut nadi disebut tekanan diadtolik (Kowalski, 2010).

Tekanan darah adalah kekuatan tekanan lateral pada dinding arteri oleh

darah yang didorong dengan tekanan jantung. Tekanan sistemik (arteri darah),

merupakan tekanan darah dalam sistem arteri tubuh, adalah indikator yang baik

tentang kesehatan kardiovaskuler, aliran darah mengalir pada sirulasi karena

perubahan tekanan. Darah mengalir dari daerah yng tekanannya tinggi ke daerah

yang tekanannya rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan

tinggi aorta. Pucak dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan

sistolik. Pada saat ventrikel rileks, darah tetap dalam arteri menimbulkan tekanan

diastolik atau minimum. Tekanan diastolik adalah tekanan minimal yang

mendesak dinding arteri setiap waktu (Potet & Perry, 2005).

2.2.2 Fisiologi Tekanan Darah

Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan resistensi pembuluh

darah perifer (tahanan perifer) curah jantung (cardiac output) adalah darah yang

dipompa oleh ventrikel ke dalam sirkulasi sistemik dalam waktu satu menit,

normalnya satu menit pada dewasa adalah 4-8 liter. Cardiac output dipengaruhi

23
oleh vena sekuncup (stroke perifer) pada pembuluh darah dipengaruhi oleh jari

jari arteriol dan viskositas darah stroke volume atau volume sekuncup adalah

jumlah darah yang dipompa pada saat ventrikel berkontraksi normalnya pada

orang dewasa kurang lebih 70-75 ml atau dapat diartikan sebagai perbedaan

volume darah ventrikel pada akhir diastolik dan volume ventrikel pada akhir

sistolik. Heart rate atau denyut jantung adalah jumlah kontraksi ventrikel

permenit. Volume sekuncup dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu volume akhir

diastolik ventrikel, beban akhir ventrikel (afterload), dan kontraktilitas jantung

(Dewi, 2012). Tekanan darah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding

pembuluh. Tekanan bergantung pada volume darah yang terkandung dalam

pembuluh dan compliance, atau distensibilitas pembuluh (seberapa mudah

pembuluh tersebut direngangkan). Darah mengalir dalam satu lingkaran tertutup

antara jantung dan organ-organ. Arteriol mengatur jumlah darah yang mengalir ke

masing-masing organ. Vena mengembalikan darah dari tingkat jaringan ke

jantung. Pengaturan tekanan arteri rerata bergantung pada kontrol dua pintu

utamanya ke jantung. Pengaturan tekanan arteri rerata bergantung pada dua

kontrol pintu utamanya yaitu curah jatung dan retensi perifer total. Kontrol curah

jantung sebaiknya bergantung pada regulasi kecepatan jantung dan isi sekuncup,

sementara resistensi perifer total terutama ditentukan oleh derajat vasokontriksi

arteriol (sheewood, 2012).

Regulasi jangka pendek tekanan darah ditentukan oleh reflek broreseptor.

Baroreseptor sinus karotis dan arkua aorta secara terus-menerus memantau

tekanan arteri rerata. Jika mendekati penyimpangan dari normal maka kedua

24
baroreseptor akan memberi sinyal ke pusat kardiovaskuler medula yang berespon

dengan menyesuaikan sinyal otonom ke jantung, dan pembuluh darah untuk

memulihkan tekanan darah kembali normal. Kontrol jangka panjang tekanan

darah menimbulkan pemeliharaan volime plasma yang sesuai melalui kontrol

ginjal atas keseimbangan garam dan air. Tekanan darah dapat meningkat secara

abnormal (hipertensi) atau terlalu rendah (hipotensi) hipotensi yang berat dan

menetep yang menyebabkan kurang memadainya penyaluran darah secara umum

yang dikenal dengan syok sirkulasi (sheewood, 2012).

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Faktor-faktor yanng mempengaruhi tekanan darah tinggi menurut (ulfa,

2011), yitu faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor

yang dapat di ubah yaitu diantaranya setres, berat badan, konsumsi garam berlebih

dan kebiasaan merokok. Sedangkn faktor yang tidak dapar diubah yaiti usia, jenis

kelamin, dan keturunan.

1. Usia

Faktor usia sangat berpengaruh karena dengan bertambahnya usia maka

semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. hal ini disebabkan oleh perubahan

perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh

darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan

menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur ( Julianti,

2005).

25
2. Jenis Kelamin

Berdasarkan Journal of clinical Hypertension, Opari menyatakan bahwa

perubahan hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita

lebih sering mengalami tekanan darah tinggi. Hal ini yang menjadikan wnita

lebih sring untuk terkena penyakit jantung ( Miller, 2010). Wanita diketahui

cinderung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dari pada dengan laki- laki

dengan usia yang sama, hal ini sering dikaitkan dngan semakin berkurangnya

hormon seks wanita yang jumlahnya terus menurun stelah masa menopose

dimana telah diketehui hormon seks wanita seperti hormon esterogen

bertanggung jawab dalam mengurangi dan mencegah kekakuan arteri,

endothelial dysfunction, dan penumpukan lemak dalam dalam darah (Arifin,

2012). Jenis kelamin sangat erat kaitannya dengan tahap terjadinya hipertensi

dimana pada masa muda dan paruh baya lebih tinggi penyakit hipersetensi

pada laki- laki sdngkan pada wanita lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika

seorang wainita mengalami masa menopose.

3. Faktor stres

Kondisi stres memicu aktivasi dari hipotalamus yang mengendalikan sistim

neuro endokrin, yaitu saraf simpatis korteks adrenal. Aktivasi dari saraf

simpatis memicu penigkatan aktivasi berbagai organ dan otot polos salah

satunya meningkatkan kecepatan jenyut jantntung serta pelepasan epinefrin

dan nonepinefrin ke aliran darah oleh medula adrenal ( shewood, 2010).

Stimulasi aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan resistensi pembuluh

darah perifer dan curah jantung sehingga akan berdampak pada perubahan

26
tekanan darah yaitu peningkatan tekanan darah secara intermiten atau tidak

menentu (Nasution, 2011). Hubungan antara steres diduga melaluai aktivasi

saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita

beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan

darah scara intermitten (tidak menentu). Apabila setres berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah meningkat tinggi.

4. Kegemukan atau Kelebihan Berat Badan

Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi dan dibuktikan

bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya hipertensi di

kemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas

dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya daya

pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan

hipertensi lebih tinggi dibandingkan dengan penderita dang memiliki berat

badan normal. Terbukti dengan adanya pompa jantung dan sirkilasi volome

darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada penderita

hipertensi dengan berat badan yang normal.

5. Kebiasaan Merokok

Merokok merupakan aktivitas menghisap tembakau yang dibakar kedalam

tubuh lalu meng hembuskanya keluar (Amstrong,2007). Merokok merupakan

salah satu kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Rokok

yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Hal tersebut

dikarenakan, rokok mengakibatkan vasokenstriksi pembuluh darah perifer

dan pembuluh darah di ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

27
Merokok setiap hari akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah sistolik

10-20 mmHg dan meningkatkan detak jantung 5-20 kali permenit (Mangku,

2000)

6. Medikasi (obat-obatan)

Beberapa obat mempengaruhi tekanan darah secara langsung maupun tidak

langsung. Kelas obat yang mempengaruhi tekanan darh adalah analgesik

opioid yang dapat menurunkan tekanan darah. Vasokonstriktor dan asupan

cairan intravena yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah.

7. Etnik

Insidens hipertensi pada ras Afrika Amerika lebih tinggi dibandingkan

keturunan Eropa. Ras Afrika Amerika cenderung menderita hipertensi yang

lebih beratpada usia yang lebih muda dan memiliki resiko dua kali lebih besar

untuk menderita komplikasi seperti stroke, dan serangan jantung. faktor

genetik dan lingkungan merupakan faktor yang cukup besar mempengaruhi.

Kematian dengan hipertensi juga lebih tinggi pada ras Afrika Amerika.

2.2.4 Cara Mengukur Tekanan Darah

Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut

sphygmomanometer atau bisa dikenal dengan tensimeter. Sphygmomanometer

terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah manset karet.

Alat ini mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter air raksa

(mmHg). Menurut potter dan perry (2005), pengukuran tekanan darh dapat

dilakukan dengan langkah langkah berikut ini:

1. Kaji tempat paling baik untuk melakukan pengukuran tekanan darah.

28
2. Siapkan sphygmomanometer dan stetoskop serta alat tulis.

3. Anjurkan pada pasien untuk menghindari kafein dan merokok 30 menit

sebelum pengukuran.

4. Bantu pasien mengambil posisi duduk atau berbaring.

5. Posisikan lengan atas setinggi jantung dan telapak tangan menghadap ke atas.

6. Gulung lengan baju bagian atas.

7. Palpasi arteri brankialis dan letakkan manset yang masih kempis pasang

manset dengan rata dan pas di sekeliling lengan atas.

8. Pastikan sphygmomanometer di posisikan secara vertikal sejajar dengan mata

pengamat dan pengamat tidak boleh lebi jauh dari 1 meter.

9. Letakkan earpieces stetoskop pada telinga dan pastikan bunyi jelas, tidak

redup (muffled).

10. Ketahui letak arteri brakialis dan letakkan belt atau difragma chestpice

diatasnya serta jangan menyentuh manset atau baju pasien.

11. Tutup kuyup balon tekan searah jarum jam sampai kencang.

12. Gembungkan manset 30 mmHg diatas tekanan sistolik yang dipalpasi

kemudian dengan perlahan lepaskan dan biarkan air raksa turun dengan

kecepatan 2-3 mmHg per detik.

13. Catat titik pada manometer saat bunyi pertama jelas terdengar.

14. Lanjutkn mengempiskan manset, ctat titik pada manometer sampai 2 mmHg

terdekat atau saat bunyi tersebut hilang.

15. Kempeskan manset dengan cepat dan sempurna. Buka manset dari lengan

kecuali jika ada rencana untuk mengulang.

29
16. Bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman dan rapikan kembali lengan atas

serta beritahu hasil pengukuran pada pasien.

2.3 Hipertensi

Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih

dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan pada dua

kali pengukuran atau lebih pada pemeriksaan tekanan darah baik yang berupa cuff

air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya (Brunner & Suddarth,

2013).

Hipertensi adalah penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari

berbagai faktor resiko yaitu : umur, jenis kelamin, obesitas, alkohol, genetik,

setres, asupan garam, merokok, pola aktivitas fisik, penyakit ginjal, dan diabetes

melitus. Oleh karena itu penyakit hipertensi timbul karena adanya interaksi dari

berbagai faltor yang telah disebutkan, faktor mana yang lebih berpengaruh atau

berperan terhadap tinmbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti

(Anggara, 2013)

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka

kesakitan (morbiditas) dan angka kematian atau mortalitas. Tekanan darah 140/90

mmHg disarankan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik

140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik

90 menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung.

30
2.3.1 Klasifikasi Hipertensi

1. Menurut Smeltzer dan Bare (2007) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2,

yaitu:

a. Hipertensi Esensial atau Primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat

diketahui. Kuranglebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi

esensial sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder. Hipertensi

primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Hipertensi primer adalah suatu

kondisi hipertensi dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak

ditemukan (lewis, 2000). Pada hipertensi primer tidak ditemukan penyakit

renovaskuler, aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan

penyakit lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi

penyebab timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain yang

diantaranya adalah faktor stres, intake alkohol, moderant, merokok,

lingkungan, demografi, dan gaya hidup (Triyanto, 2014).

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,

antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid

(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme) (Triyanto,

2014).

31
2. Berdasarkan bentuk hipertensi dikenal 3 jenis hipertensi

a. Hipertensi diastolik ( diastolic Hypertension)

Hipertertensi diastolik yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa di ikuti

peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan

dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil

menyempit secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap

aliran darah yang melaluinya dan meningkatkan tekanan diastoliknya.

b. Hipertensi sistolik (systolic hypertension)

Hipertensi sistolik yaitu penungkatan tekanan sistolik tanpa di ikuti

peningkatan tekanan diastolik. Umumnya terjadi pada usia lanjut.

c. Hipertensi campuran

Hipertensi campuran yaitu peningkatan tekanan darah pada sistol dan

diastol (Gunawan, 2001).

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa


Tekanan Darah Tekanan Darah
Kategori
Sistolik Diastolik
Normal Di bawah 130 mmHg Di bawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg 90-99 mmHg
(Hipertensi Ringan )
Stadiun 2
160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Hipertensi Sedang)
Stadium 3
180-209 mmHg 110-119 mmHg
(Hipertensi Berat )
Stadium 4
210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
(Hipertensi Maligna )

2.3.2 Faktor Resiko Hipertensi

Hipertensi disebsbkan oleh berbagai faktor yang sangat mempengaruhi

satu sama lain. Kondisi masing-masing orang tidak sama sehingga faktor

32
penyebab hipertensi pada setiap orang sangat berlainan. Berikut faktor faktor yang

menyebabkan terjadinya hipertensi secara umum.

1. Toksin

Toksin adalah zat-zat sisa pembuangan yang seharusnya dibuang karena

bersifat racun. Dalam keadaan biasa hati kita mengeluarkan sisa-sisa

pembuangan melalui usus dan kulit. Sementara ginjal mengeluarkan sisa sisa

pembuangan melalui saluran kencing. Apabila hati dan ginjal kita terluka atau

terbebani, maka fungsi pembersihan toksin yang biasanya dapat dilakukan.

Akibatnya tiosin didalam tubuh kita akan menyebar ke dalam darah. Darah

yang mengandung toksin tersebut jika tidak dapat dihilangkan atau

dinetralisir akan menyebabkan kematian. Kelenjar adrenal akan memaksa

ginjal memperkuat fungsi penyaringan sehingga dapat merusak ginjal.

Tekanan darah juga dapat meningkat dan menyebabkan serangan penyakit

jantung atau berpengaruh buruk terhadap sistem penyebaran lainnya. Penyakit

yang bisa diderita akibat penumpukan toksin dalam tubuh adalah pilek, flu,

dan bronkitis. Penumpukan toksin pada bagian yang berlainan pada tubuh

akan menyebabkan penyakit penyakit yang berbeda-beda, termasuk

hipertensi.

2. Faktor Genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga yang akan menyebabkan keluarga

tersebut mempunyai resiko menderita hipertensi. Individu dan keluarga yang

mempunyai resiko hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk

33
menderita hipertensi pada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan

hipertensi.

3. Umur

Kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat seiring dengan bertambahnya

umur seseorsng. Individu yang berumur di atas 60 tahun, 50-60% mempunyai

tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu

merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah

usia. Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada

laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita

meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.

4. Jenis Kelamin

Setiap jenis kelamin memiliki struktur oragan dan hormon yang berbeda.

Demikian juga pada perempuan dan laki-laki berkaitan dengan hipertensi,

laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih

awal. Laki-laki juga mempunyai resiko lebih besar terhadap morbiditas dan

mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan pada perempuan lebih rentan terhadap

hipertensi ketika berumur 50 tahun ketika wanita mengalami menopause.

5. Etnis

Setiap etnis memiliki memiliki kekhasan masing masing yang menjadi ciri

khas dan pembeda satu dengan lainnya. Hipertensi banyak terjadi pada orang

berkulit hitam daripada berkulit putih. Belum diketahui secara pasti

penyebabnya, tetepi pada orang berkulit hitam ditemukan kadar renin yang

34
lenih rendah dan sensitiviras terhadap vasopersin yang lebih besar. Inilah

yang menyebabkan mereka lebih rentan terkena hipertrnsi.

6. Stres

Stimulasi aktivitas saraf simpatis akan meningkatkan resistensi pembuluh

darah perifer dan curah jantung sehingga akan berdampak pada perubahan

tekanan darah yaitu peningkatan tekanan darah secara intermiten atau tidak

menentu (Nasution, 2011). Hubungan antara steres diduga melaluai aktivasi

saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita

beraktivitas. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan

darah scara intermitten (tidak menentu). Apabila setres berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah meningkat tinggi.

7. Kegemukan (obesitas)

Kegemukan (obesitas) juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan

timbulnya berbagai macam penyakit berat salah satunya hipertensi. Penelitian

epidemologi menyebutkan adanya hubungan antara berat badan dengan

tekanan darah pada pasien hipertrnsi. Yang sangat memprngaruhi tekanan

darah adalah kegemukan pada tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah

lemak pada bagian perut atau kegemukan terpusat (obesitas sentral).

8. Nutrisi

Sodium adalah penyebab penting terjadinya hipertensi primer. Asupan garam

tinggi akan mengakibatkan pengeluaran berlebihan dari hormon natriouritik

yang secara tidak langsung akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah.

Asupan garam yang tinggi dapat menimbulkan perubahan tekanan darah yang

35
dapat terdeteksi yaitu lebih dari 14 gram per hari jika dalam sendok makan 2

sendok makan yng kita konsumsi dari makanan asin atau gurih yang kita

makan setiap hari.

9. Merokok

Merokok merupakan salah satu kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi

tekanan darah. Rokok yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan

tekanan darah. Hal tersebut dikarenakan, rokok mengakibatkan vasokenstriksi

pembulih darah perifer dan pembuluh darah di ginjal sehingga terjadi

peningkatan tekanan darah. Merokok setiap hari akan mengakibatkan

peningkatan tekanan darah sistolik 10-20 mmHg dan meningkatkan detak

jantung 5-20 kali permenit (Mangku, 2000)

Menghisap rokok menyebabkan nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil

dalam paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga ke otak. Di otak,

nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas

epinefrin atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan

memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih

tinggi. Tembakau memiliki efek cukup besar dalam peningkatan tekanan

darah karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Kandungan

bahan kimia dalam tembakau juga dapat merusak dinding pembuluh darah.

Karbon monoksida dalam asap rokok akan menggantikan ikatan oksigen

dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan tekanan darah meningkat karena

jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam

organ dan jaringan tubuh lainnya. Karbon monoksida dalam asap rokok akan

36
menggantikan ikatan oksigen dalam darah. Hal tersebut mengakibatkan

tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk

memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh lainnya,

10. Narkoba

Mengkonsumsi narkoba jelas tidak sehat. Komponen-komponen zat adiktif

dalam narkoba juga akan memicu peningkatan tekanan darah. Sangatlah

penting untuk menjalani pola hidup sehat agar terhindar dari hipertensi.

Kecanduan narkoba sepele tetapi sangat mematikan efek buruk yang

ditimbulkan sangat besar, itulah sebabnya mendeteksi sejak dini sangatlah

diperkukan, dan juga harus di imbangi dengan pola hidup sehat.

11. Alkohol

Penggunaan alkohol secara berlebihan akan memicu tekanan darah seseorang.

Selain tidak bagus bagi tekanan darah kita, alhohol akan menimbulkan

kecanduan, menghentikan konsumsi alkohol sangatlah bik tidak hanya bagi

hipertensi tapi juga baik intuk kesehatan.

12. Kafein

Kopi adalah bahan minuman yang mengandung banyak kafein, begitu pula

dengan teh walaupun kandunganya tidak sebanyak kopi. Kandungan kafein

selain tidak baik untuk tekanan darah dalam jngka panjang pada orang-orang

tertentu dapat menimbulkan efek yang yidak baik seperti tidak bisa tidur,

jantung berdebar-debar, sesak nafas, dan lain lain.

37
13. Kurang Olahraga

Pada saat ini orng orang senang dengan hal-hal yang cepat dan praktis dan

mereka cenderung mencari segala sesuatu yang mudah dan praktis sehingga

menjadikan tubuh tidak banyak bergerak hal inilah yang memicu kolesterol

tinggi dan juga adanya tekanan darah yang terus menguat sehingga memicu

terjadinya hipertensi.

14. Kolesterol Tinggi

Kandungan lemak yang berlebih dalam darah dapat menyebabkan timbunan

kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat membuat pembuluh

darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.

2.3.3 Patofisiologi Hipertensi

Meningkatnya tekanan darah dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa

cara yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan

pada setiap detiknya arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku

sehingga tidak dapat mengembag pada saat jantung memompa darah melalui

arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa unuk melewati

pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan

darah. Inilah yang terjadi pada usia lanjut dimana dinding arteri kaku dan menebal

karena arterislorosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada

saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu

mengkerut karena perangsangan syaraf atau hormon dalam darah. Bertambahnya

cairan dalam sirkulasi bisa menjadi penyebab meningkatnya tekanan darah, hal ini

terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang

38
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Akibatnya volume dalam tubuh

meningkat yang ahirnya di ikuti peningkatan tekanan darah.

Sebaliknya jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami

pelebaran, banyak cairan yang keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan

menurun. Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh

perubahan di dalam fungfsi ginjal dan sistem syaraf otonom (bagian syaraf yang

mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Perubahan fungsi ginjal

mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: jiika tekanan darah

meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang menyebabkan

berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal. Jika

tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air,

sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga

bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut enzim

renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya memicu

hormon aldosteron. Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan

tekanan darah. Karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal dapat

menyebabkan tejadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang

menuju kesalah satu ginjal (sintesis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.

Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan

naiknya tekanan darah.

Sistem syaraf simpatis merupakan bagian dari sistem syaraf otonom yang

untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-

fight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar): meningkatkan kecepatan dan

39
kekuatan denyut jantung, dan juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetepi

memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka yang memerlukan

pasokan darah yang lebih banyak): mengurangi pembuangan air dan garam dari

ginjal, sehingga meningkatkan volume darah dalam tubuh, melepaskan hormon

epinefrin (adrenalin) dan nonepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung

dan pembuluh darah. Faktor stres merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya

peningkatan tekanan darah pengan proses pelepasan hormon epinefrin dan

norepinefrin (Endang, 2014).

2.3.4 Manisfestasi Klinis Hipertensi

Menurut Andini (2004) gejala klinis yang dialami oleh para penderita

hipertensi biasanya berupa:pusing, mudah marah, telinga berdengung, susah tidur,

sesa napas, rasaberat paada tengkuk, mudah lelah, mata berkunang kunang, dan

mimisan (jarang dilaporkan). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak

menampakkan gejala sampai bertahun tahun. Gejala muncul jika ada kerusakan

vaskuler dengan manisfestasi khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh

pembuluh darah yang bersangkutan. Crown (2009) menyebutkan bahwa sebagian

besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa

nyeri kepala, kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan

intrakranial. Pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan apapun selain

tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula dijumpai perubahan retina, seperti

perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada

kasus berat, edema pupil (edema pada diskis peptikus). Gejala lain umumnya

40
terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusig, muka merah, sakit kepala, keluar

darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain lain.

2.3.5 Komplikasi Hipertensi

Jika hipertensi tidak dikendalikan akan muncul dampak pada timbulnya

komplikasi penyakit lain diantaranya dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal,

stroke, infark miokard, gagal jantung. Berikut adalah komplikasi yang dapat

terjadi:

1. Stroke

Tekanan yang tinggi pada pembuluh darah otak mengakibatkan

pembuluh sulit meregang sehingga darah yang ke otak kekurangan oksigen,

biasanya ini terjadi secara mendadak dan menyebabkan kerusakan otak.

Gangguan penyakit yang bisa terjadi adalah serangan iskemik otak sementara

(transient ischaemic attack). Tekanan di dalam pembuluh darah juga bisa

menyebabkan darah merembes keluar dan masuk ke dalam otak. Hal itu dapat

menyebabkan stroke.(WHO, 2013).

Stroke timbul akibat perdarahan karena tekanan yang terlalu tinggi pada

otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan

tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada penderita hipertensi kronik apabila

arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertropi dan menebal,

sehinga aliran darah ke daerah daerah yang diperdarahinya berkurang. Arteri-

arteri otak mengalami arteroslerosis dapat menjadi lemah sehingga

menigkatkan terjadinya anurisma, gejala karena stroke adalah sakit kepala

tiba-tiba, seperti orang bingung, limbung atau bertingkah laku seperti orang

41
mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemas atau sulit untuk digerakkan (

misal:wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara deengan

jelas), serta kehilangan kesadaran secara mendadak (Triyanto, 2014).

2. Infark Miokard

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arteroslerosis

tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apa bila terbentuk

trombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut.

Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen di

miokardium tidak dapat terpenuhi dan dapat menyebabkan iskemia jantung

yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertrovi ventrikel dapat

minimbulkan perubahan perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel

sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko

pembentukan bekuan (corwin, 2000).

3. Gagal Ginjal

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomelurus. Dengan rusaknya glomelurus,

darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan

dapat berlanjut ke hipoksia bahkan kematian. Dengan rusaknya memberan

glomelurus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmitik koloid

plasma berkurng, menyebabkan edema yang sering di jumpai pada hipertensi

kronik (Endang, 2014).

42
4. Gagal Jantung

Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya ke

jantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul pada paru, kaki dan

jaringan lain yang sering disebut dengan edema. Cairan di dalam paru paru

menyebabkan sesak napas, timbunan cairan di tungkai menyebabkan kaki

bebgkak atau sering dikatakan odema. Ensefalopati dapat terjadi terutama

pada hipertensi maligna ( hipertensi yang cepat). Teknan darah yang tinggi

pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong

cairan kedalam ruang intertisium di seluruh lapisan syaraf pusat, neuron

neuron di sekitarnya kolap dan terjadi koma (Endang, 2014).

5. Gangguan Pada Mata

Komplikasi Hipertensi pada mata dapat berupa perdarahan retina,

gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan, diantaranya adalah oklusi

arteri retina cabang, oklusi vena retina cabang, oklusi vena retina sentral,

oklusi arteri retina sentral, dan terjadinya makro aneurisma pada arteri.

Iskemik sekunder oklusi vena retina cabang dapat menyebabkan

neovaskularisasi dari retina, pre retinal dan perdarahan vitreus, pembentukan

epiretinal membran, dan tractional retinal detachment. Hipertensi dan

diabetes melitus secara bersamaan dapat menyebabkan retinopati yang lebih

berat (Skuta et al, 2010).

2.3.6 Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi secara garis besar menurut Smelzer & Bare

(2009) dibagi menjadi dua, antara lain non-farmakologi hipertensi antara lain:

43
1. Penatalaksanaan non-farmakologi, antara lain:

a. Mengurangi obesitas atau menurunkan berat badan

Semua faktor resiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah salah

satu kaitannya yang paling erat dengan hipertensi. Karena dibandingkan

orang yang kurus, orang yang gemuk lebih besar peluangnya untuk

mengalami hipertensi. Menurunkan berat badan bisa menurunkan tekanan

darah 5-20 mmHg per 10kg penurunan berat badan.

b. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.

Pengurangan asupan garam menyesuaikan kebiasaan makan penderita.

Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah, idealnya

dalam sehari menggunakan 5 gram atau 1 sendok teh .

c. Melakukan olahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45

menit sebanyak 3-4 kali seminggu.

d. Berhenti merokok

Tembakau mengandung nikotin yang memperkuat kerja jantung dan

menciutkan arteri sehingga sirkulasi darah berkurang dan tekanan darah

meningkat. Merokok sangat besar perananya dalam peningkatkan tekanan

darah disebabkan oleh nikotin dalam rokok memicu hormon adrenalin

yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Berhenti merokok adalah

perubahan gaya hidup yang paling kuat untuk mencegah penyakit

kardiovaskuler pada penderita hipertensi.

44
e. Tidak mengkonsumsi alkohol.

Meminum alkohol secara berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan

tekanan darah. Minuman alkohol sangat bahaya bagi kesehatan karena

alkohol berkaitan dengan stroke. Wanita sebaiknya membatasi konsumsi

alkohol tidak lebih dari 14 unit perminggu, dan untuk laki-laki tidak lebih

dari 21 unit perminggu, dan sebaiknya tidak mengonsumsi alkohol bagi

pria dan wanita karena menghindari konsumsi alkohol bisa menurunkan

tekanan darah 2-4 mmHg.

f. Lakukan relaksasi dan hindari stress psikososisal

Relaksasi dengan cara melakukan yoga, meditasi, hipnoterapi, terapi

murottal, terapi relaksasi benson, terapi musik klasik yang dapat

mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

Ciptakan suasana menenangkan bagi pasien penderita hipertensi.

2. Penatalaksanaan secara farmakologi

Penatalaksanaan farmakologi adalah penatalaksanaan tekanan darah

dengan menggunakan obat-obatan kimiawi, antara lain:

a. Diuretik

Diuretik adalah obat antihipertensi yang efeknya membantu ginjal

meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan air. Meningkatnya ekskresi

pada ginjal yang akan mengurangi cairan di seluruh tubuh sehingga

menurunkan tekanan darah.

b. Vasodilator (obat-obatan antihipertensi yang efeknya memperlebar

pembuluh darah dan dapat menurunkan tekanan darah secara langsung.

45
c. Penghambat adrenergik (Beta blocker, alfa blocker, alfa-beta blocker).

Penghambat adrenergik berguna untuk menghambat pelepasan renin,

angiotensin, juga tidak akan aktif. Angiotensin I tidak akan dibentuk dan

angiotensin II juga tidak akan berubah. Angiotensin II inilah yang

memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah.

d. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor)

Obat ini mengurangi pembentukan angiotensin II sehingga terjadi

vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron yang menyebabkan

terjadinya ekskresi natrium, air dan retensi kalsium. Akibatnya terjadi

penurunan tekanan darah.

e. Antagonis kalsium

Antagonis kalsium mekanisme kerjanya menyebabkan vasodilator atau

yang memperlebar pembuluh darah.

3. Penatalaksanaan Terapi Herbal Buah Tomat

Kewajiban seorang perawat adalah memberikan keamanan perawatan

kepada masyarakat termasuk pada saat masyarakat menggunakan terapi

komplementer. Sierpina (Dossey et al. 2005) menyatakan terapi

komplementer menjadi populer kerena disebabkan oleh berbagai fenomena

termasuk otonomi individu untuk memutuskan tindakan kesehatan, biaya

yang tinggi dan presepsi tentang keamanan dari obat tersebut. Nation Center

For Complementary and Alternatif Medicine Of The National Institute Of

Health telah mengklasifikasikan berbagai macam terapi dan sistem perawatan

menjadi 5 kategori. Salah satu kategorinya adalah Biological Base Therapies

46
(BTT). BTT merupakan sebuah jenis terapi komplementer menggunakan

bahan bahan alam yang termasuk diantaranya adalah terapi herbal, beberapa

terapi herbal terbukti secara ilmiah dapat menurunkan tekanan darah, namun

masih banyak masyarakat yang belum mengetahuinya.

Kandungan buah tomat yang diketahui dapat menurunkan tekanan darah

adalah likopen, bioflanoid, dan kalium. Tomat kaya akan kalium, sedikit

natrium dan lemak. Kerja kalium dalam menurunkan tekanan darah, kalium

menghambat pelepasan renin sehingga mengubah sistem renin angiotensin.

Bioflavonoid yang terapat dalam tomat mengurangi bahaya kolesterol dan

mencegah penggumpalan darah. Bioflavonoid mudah larut dalam air sehingga

dapat melancarkan keluarnya air seni sehingga menyebabkan anti hipertensi.

Hal ini sangat berhubungan dngan ACE sehingga angiotensin I tidak dapat

diubah menjadi angiotensi II. Akibatnya jumlah angiotensin II berkurang dan

menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi aldosteron untuk reabsorbsi natrium

dan air secara otomatis akan menjadi berkurang sehingga tekanan darah

menjadi turun. Tomat juga memiliki banyak kandungan zat yaitu likopene

yang berfungsi sebagai antioksidan yang melumpuhkan radikal bebas,

menyeimbangkan kadar kolesterol darah dan tekanan darah, serta

melenturkan sel-sel saraf jantung yang kaku akibat endapan kolesterol dan

gula darah. Untuk hipertensi ambil 150 gram tomat masak, 50 ml air putih,

hancurkan dengan blender, minum jus tomat sehari sekali pada pagi hari.

47
BAB III

KERAGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep


Hipertensi

Faktor-faktor yang
mempengaruhi
hipertensi : Terapi Farmakologi Non Farmakologi
• Toksin • Deuritik • Terapi Herbal Tomat
• Genetik • Vasodilator
• Umur • ACE inhibitor
• Jenis Kelamin • Antigonis Kalsium
• Etnis
• Stress
• Kegemukan
• Nutrisi kalium
bioflavonoid likopen
• Merokok
• Kafein
• kolesterol Sebagai antihiper Antioksidan Mempengaruhi
tensi yang melumpuhkan radikal sistem renin
berhubungan bebas
dengan ACE
Memblok renin yang
Menghambat
menubah
Angiotensin I penyerapan oksidan
angiotensinogen
tidak dapat diubah reaktif terhadap endotel
yang menganggu menjadi angiotensin I
menjadi
angiotensin II pembuluh darah

Vasodilatasi
Melenturkan sel syaraf pembuluh darah
Jumlah angiotensin
jantung yang kaku
II berkurang
akibat endapan
kolesterol Faktor yang
mempengaruhi
Vasodilatasi dan penurunan sekresi tekanan darah
aldosteron yang menyebabkan • Usia
terjadinya reabsorbsi air dan natrium • Jenis kelamin
• Rokok
Jus tomat • Medikasi
Perubahan tekanan darah
Tomat rebus
Keterangan:
: Diteliti : Berpengaruh
: Tidak diteliti : Hubungan
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Terapi Just Tomat dan Tomat yang Rebus
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

48
Hipertensi dipengaruhi beberapa faktor yaitu Toksin, genetik, umur, jenis

kelamin, etnis, stress, kegemukan, nutrisi, merokok, kafein. Kolesterol.

Penatalaksanaan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu terapi farmakologi yang

meliputi deuritik, vasodilator, ACE inhibitor, antigonis kalsium sedangkan terapi

nonfarmakologi dapat digunakan adalah tomat merupakan salah satu dari jenis

terapi herbal untuk mengatasi penyakit hipertensi. Kandungan dalam tomat seperti

likopen: antioksidan dalam lokopen dapat melumpuhkan radikal bebas sehingga

dapat menghambat penyerapan oksidan reaktif terhadap endotel yang menganggu

pembuluh darah sehingga dapat melenturkan jantung yang kaku akibat endapan

kolesterol hal terebut yang menjadikan tomat dapat menurunkan tekanan darah,

kalium efek antihipertensif kalium dengan cara: kalium mempengaruhi sistem

renin yaitu memblok renin yang bertugas mengubah angiotensinogen menjadi

angiotensin I karena adanya blok pada sistem tersebut maka pembuluh daran

mengalami vasodilatasi sehingga tekanan darah akan turun, dan Bioflavonoid

sebagai antihipertensi yang berhubungan dengan ACE sehingga angiotensin I

tidak dapat diubah menjadi angiotensin II sehingga jumlah angiotensin II

berkurang dan menyeb Vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron yang

menyebabkan terjadinya ekskresi air dan natrium yang menyebabkan perubahan

tekanan darah. Intervensi yamg dilakukan peneliti pada penderita hipertensi

adalah pemberian terapi jus tomat dan tomat rebus.

49
3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian yang

kebenarannya dibuktikan dalam penelitian setelah melalui pembuktian dari hasil

penelitian maka hipotesis dapat benar atau juga salah, dapat diterima atau ditolak

(Notoadmojo, 2010).

1. Ada signifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan

terapi jus tomat pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan

Karas Kabupaten Magetan.

2. Ada signifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan

terapi tomat pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan

Karas Kabupaten Magetan

3. Ada perbedaan antara jus tomat dan tomat yang direbus terhadap perubahan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan

Karas Kabupaten Magetan.

50
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini adalah menggunakann True experiment design

(pretest – postest with control grub) rancangan ini merupakan rancangan ini

merupakan pengabungan dari rancangan eksperimen sederhana. Pengukuran

dilakukan pada dua kelompok sebelum perlakuan 01 dan setelah perlakuan 02

(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini akan menganalisis efektivitas pemberian

terapi jus tomat dan tomat yang direbus terhadap perubahan tekanan darah pada

penderita hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten

Magetan.

Tabel 4.1 Sekema Rancangan Penelitian Tentanng Efektivitas Pemberian Jus


Tomat dan Tomat yang Direbus Terhadap Perubahan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan Karas
Kabupaten Magetan
Kelompok Pre Test Perlakuan Post Test
Kelompok A 01 X1 02
Kelompok B 01 X2 02

Keterangan:

01 : Pengukurn awal sebelum dilakukan perlakuan

X1 : Perlakuan ( terapi jus tomat)

X2 : Perlakuan (terapi tomat rebus)

02 : Pengukuran kedua setelah dilakukan perlakuan

51
4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi target dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang ada di

wilayah Desa Temanggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan sebanyak 60

penderita hipertensi sesuai dari data kunjungan pasien di Puskesmas Taji

Magetan. Populasi terjangkau yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 45

penderita hipertensi dengan stadium I dengan sistol 140-159 mmHg dan diastole

90-99 mmHg, penderita hipertensi ringan/stadium II dengan sistole 160-179

mmHg dan diastole 100-109 mmHg.

4.2.2 Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah penderita hipertensi

yang ada di wilayah desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

dengan kriteria sebagai berikut: tidak dengan penyakit penyerta, bersedia menjadi

responden, tidak sedang mengkonsumsi obat anti hipertensi.

Dengan rumus Slovin dalm buku (Nursalam, 2014) tentang metodologi

penelitian untuk keperawatan.

N
𝑛=
1 + N(d)2

Keterangan

n : besar sampel

N : besar populasi

d : tingkat signifikan p (0,1)

52
N
𝑛=
1 + N(d)2

45
n=
1 + 45(0,1)2

45
n=
1 + 45 (0.01)

45
n=
1.45

n= 31 = 31 responden

Untuk menghindari Drop Out dalam penelitian, maka perlu penambahan

jumlah sampel agar besar sampel tetap terpenuhi dengan rumus Drop Out berikut:
n
𝑛=
(1 − f)

31
=
(1 − 0,1)

31
=
(0,9)

= 34,4

= 34

Keterangan

n : ukuran sampel mengatasi drop our

n : ukuran sampel asli

1-f : perkiraan proporsi drop out, yang diperkirakan 10% (f=0,1)

Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel akhir yang dibutuhkan

dalampenelitian ini adalah 34 responden.

53
4.3 Teknik Sampling

Pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan probability

sampling dengan simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel

dari populasi dilakukan secara acak, jika sampling frame kecil, nama bisa ditulis

pada secarik kertas, diletakkan di kotak, diaduk, dan diambil secara acak setelah

semuanya terkumpul (Nursalam, 2014). Sesuai data yang ada di Puskesmas

penderita hipertensi di Wilayah desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten

magetan terdapat 60 penderita hipertensi, peneliti mengambil sampel 34 warga

dengan cara mengambil lotre secara acak. Proses rendomisasi yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Memasukkan kertas gulungan yang sudah diberi kode/nomor ke dalam kotak

dengan sebaik baiknya.

2. Mengundi gulungan kertas sampai memperoleh 42 nama sebagai sampel

penelitian, sedangkan sisanya yang tidak terpilih tidak akan dijadikan sampel.

3. Mendata dan mengunjungi subjek penelitian yang diperoleh dari hasil

pengambilan lotre.

54
4.4 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi
Penderita hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan Karas
Kabupaten Magetan Sebesar 45 orang

Sample
Sebagian penderita hipertensi yang sesuai dengan kriteria inklusi yang
mengalami hipertensi Di desa Temenggungan Kecamatan Katas
Kabupaten Magetan sebesar 34 orang

Sampling : Sample Random Sampling

Desain Penelitian
True Eksperimen dengan pretest-postest with control grub

Pengumpulan Data
Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan

Independent Variabel
• Terapi Jus Tomat Dependent Variabel
• Terapi Tomat Rebus Tekanan Darah

Pengumpulan Data
Mengukur tekanan darah sesudah diberikan perlakuan

Pengolahan Data
Editing,Coding, Scoring, Tabulating

Analisis data
Wilcoxon dan Mann Whitney

Hasil, Pembahasan dan Kesimpulan

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Tentang Efektivitas Terapi Jus Tomat dan
Tomat yang Direbus Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan Karas
Kabupaten Magetan.

55
4.5 Variabel Penelitian Dan Definisi Oprasional Variabel

4.5.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen, variabel

dependen.

1. Variabel Independent (Bebas)

Variabel independent dalam penelitian ini adalah terapi Jus tomat dan Tomat

yang direbus

2. Variabel Dependent (Terikat)

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah tekanan darah pada penderita

hipertensi.

4.5.2 Definisi Oprasional Variabel

Tabel 4.2 Definisi Oprasional Variabel


Definisi Sekala
Variabel Parameter Alat Ukur Skor
Oprasional Data
Variabel Terapi jus tomat - Jumlah : 1 SOP
Independent dan tomat rebus gelas 200 cc/
1. Terapi jus adalah hari
tomat perubahan - Lama :1
2. Terapi dengan minggu 7 hari
tomat rebus menggunakan - waktu : pagi 1
tomat untuk gelas sebelum
mendapatkan makan
efek-efek terapis - jenis : jus
atau perubahan tomat dan
tekanan darah tomat rebus
Variabel Tekanan dari Tekanan darah Tensimete, interval - Sistolik
dependent aliran darah sistolik dan stetoskop, 60-300
tekanan darah dalam pembuluh diastolik dan lembar mmHg
arteri observasi - Diastolik
20-120
mmHg

56
4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ini adalah

tensimeter merek GEA dengan tingkat akurasi tinggi ± 3 mmHg , stetoskop untuk

mengukur tekanan darah, lembar observasi, sop cara membuat jus tomat Bahan

dan alat yang dibutuhkan meliputi: 150 gram tomat merah matang , 50 ml air,

blender, pisau, penyaring pelaksanaan membuat jus tomat Cuci bersih tomat,

potong potong tomat, blender semua bahan hingga halus dan rata, saring jus tomat

cara pemakaian ,Minum jus tomat satu kali sehari setiap pagi sebelum makan,

minum 1 gelas jus tomat selama 7 hari berturut-turut.

Tomat yang direbus Bahan dan alat yang dibutuhkan meliputi : 150 gram

tomat merah matang, air secukupnya, kompor, panci, saringan pelaksanaan

pembuatan tomat rebus cuci buah tomat sampai bersih , rebus tomat dengan air

secukupnya selama 15 menit, lumatkan tomat sampai halus, lalu saring cara

pemakaian minum setelah dingin 1 kali sehari pada pagi hari sebelum makan,

minum 1 gelas selama 7 hari berturut-turut.

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.7.1 Lokasi

Lokasi penelitian akan dilakukan di Desa Temenggungan Kecamatan

Karas Kabupaten Magetan.

4.7.2 Waktu

Waktu penelitian akan dlakukan pada bulan Desember 2017 sampai akhir

Mei 2018.

57
4.8 Prosedur Pengumpulan Data

1. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat dari Stikes Bhakti

Husada Mulia Madiun, kemudian ditujukan kepada BANKESBANGPOL

Magetan, setelah diijinkan dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Magetan.

2. Setelah mendapat ijin dari Dinas Kesehatan Magetan, surat ijin ditujukan

kepada kepala puskesmas Taji dan kemudian diarahkan ke Desa

Temenggungan.

3. Memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan dari terapi jus

tomat dan tomat rebus. Pada kelompok perlakuan (intervensi) terapi jus tomat

dan tomat rebus:

a. Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat,dan prosedur penelitian serta

meminta persetujuan dari respondenuntuk berpartisipasi dalam

penelitian.

b. Setiap responden diberikan kebebasan untuk memberikan persetujuan

atau menolak menjadi subjek penelitian. Setelah calon responden

menyatakan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian, maka

responden diminta untuk menandatangani lembar inform consent yang

telah disiapkan peneliti.setelah mengisi lembar inform consent kemudian

responden diminta untuk mengisi data demografi meliputi nama, usia,

dan jenis kelamin.

c. Membagi responden menjadi dua kelompok, kelompok satu terapi jus

tomat dan kelompok dua terapi tomat rebus.

58
d. Peneliti melakukan pemeriksaan tekanan darah (pre-test) pertama kali,

selanjutnya akan dilihat setelah dilakukan intervensi selama satu minggu.

Hasil pemeriksaan tekanan darah tersebut dicatat pada lembar observasi

perubahan tekanan darah (lampiran).

e. Peneliti memberikan terapi jus tomat pada responden kelompok pertama,

dan terapi tomat rebus pada kelompok kedua, dan memberikan

penjelasan tentang prosedur pemberian terapi jus tomat dan tomat rebus

diminum 1 gelas/hari selama satu minggu.

f. Peneliti melakukan pemeriksaan perubahan tekanan darah responden

kembali (post-test) setelah dilakukan intervensi selama satu minggu.

Hasilnya dicatatpada lembar observasi.

g. Mengumpulkan data dan selanjutnya data diolah dan dianalisis.

h. Peneliti memberikan reinforcement positif pada semua responden atau

keterlibatannya dalam penelitian.

4.9 Teknik Pengolahan Data

4.9.1 Pengolahan Data

Penelitian ini pengolahan data menggunakan softwere statistik. Menurut

Notoatmodjo (2012), pengolahan data meliputi:

1. Editing

Hasil data dari lapangan dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.

Secara umm editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan

penelitian. Apabila ada data data yang belum lengkap, jika memungkinkan

perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk melengkapi data data tersebut.

59
Tetapi apabila tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut

tidak diolah atau dimasukan pengolahan “data missing” (Notoadmojo, 2012)

2. Coding

Peng ”kodean” atau “coding” , yakni mengubah bentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012). Data demografi jenis

kelamin meliputi laki-laki dan perempuan, pendidikan meliputi pendidikan

dasar SD sampai dengan SMP, pendidikan menengah SMK atau SLTA

sederajat, Perguruan Tinggi Diploma sampai dengan Sarjana, pekerjaan

meliputi tidak bekerja, ibu rumah tangga, wira swasta, buruh tani.

a. Jenis kelamin

- Laki-laki : diberi kode 1

- Perempuan : diberi kode 2

b. Pendidikan

- pendidikan dasar : SD s/d SMP : diberi kode 1

- pendidikan menengah : SMK/SLTA sederajat : diberi kode 2

- perguruan tinggi : Diploma s/d sarjana : diberi kode 3

c. Pekerjaan

- Tidak bekerja : diberi kode 1

- Ibu rumah tangga : diberi kode 2

- Wiraswasta : diberi kode 3

- Buruh tani : diberi kode 4

d. Merokok

- Ya : diberi kode 1

60
- Tidak : diberi kode 2

e. Usia

- 17-25 tahun : diberi kode 1

- 26-35 tahun : diberi kode 2

- 36-45 tahun : diberi kode 3

- 46-55 tahun : duberi kode 4

3. Entery

Data dalam bentuk “kode”(angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

atau “software”computer. Dalam proses ini dituntut ketelitian dari orang yang

melakukan “data entery” ini. Apabila tidak maka terjadi bias, meskipun hanya

memasukkan data.

4. Tabulating

Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang

diinginkan oleh peneliti

5. Scoring

Merupakan tahap untuk menilai masing masing pernyataan tugas yang

dilakukan dan menjumlahkan hasil yang didapat dari semua pernyataan tiap

responden.

6. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagaianya,

kemudian dilakukan pembetulan atau korelasi (Notoadmojo, 2012).

61
4.9.2 Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

statistik menggunakan program windows 2007, menurut Nursalam (2016),

analisis statistik inferensial bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh, perbedaan, hubungan antara sempel yang diteliti pada taraf signifikan

tertentu. Peneliti menggunakan analisis inferensial untuk mengetahui ada tidaknya

Efektivitas Terapi Jus Tomat dan Ttomat Yang Direbus Terhadap Perubahan

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Analisa data peneliti menggunakan :

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan terhadap tiap variabel dari

hasil penelitian (Notoatmojo, 2012). Analisa ini digunakan untik

mendeskripsikan antara terapi jus tomat dan tomat yang direbus terhadap

tekanan darah pada penderita hipertensi. Sifat data secara umum dibedakan

atas dua macam yaitu data kategori berupa sekala nominal dan ordinal, data

numerik berupa sekala rasio dan interval. Pada penelitian ini peneliti

menganalisa efektivitas terapi jus tomat dan tomat yang direbus terhadap

perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi, semua karakteristik

responden dalam penelitian ini seperti : usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, dan pekerjaan berbentuk kategori yang dianalisis.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis untuk menguji pengaruh dan perbedaan

antara dua variabel. Dalam penelitian ini analisa bivariat digunakan untuk

menganalisis keefektifan antara jus tomat dan tomat rebus terhadap

62
perubahan tekanan darah pada penderita hipertansi di desa Temenggungan

Kecamatan Karas Kabupaten Magetan. Analisa yang dapat digunakan untuk

mengetahui peredaan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus tomat

dan tomat rebus menggunakan uji Paired t-test jika data berdistribusi normal,

daan jika data tidak berdistribusi normal menggunakan uji wilcoxon yang

merupakan nonparametric test. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan

efektivitas antara kelompok yang diberikan jus tomat dan tomat rebus

terhadap perubahan tekanan darah menggunakan uji independen t-test untuk

mengetahui efektifitas antara jus tomat dan tomat rebus terhadap perubahan

tekanan darah pada penderita hipertansi sesudah dilakukan intervensi (post

test) dan jika data tidak berdistribusi normalmenggunakan uji Mann-Whitney

U test yang merupakan nonparametric test. Untuk mengetahui perbedaan

efektivitas antara kelompok jus tomat dan tomat rebusdilihat nilai p-Value

dari dua kelompok. Jika nilai p>0.05 maka tidak ada perbedaan yang

signifikan, namun jika nilai p<0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan

antara kelompok jus tomat dan kelompok tomat rebus. Asumsi yang berlaku

dalam independent t-test antara lain:

a. Sekala data interval/rasio.

b. Data berdistribusi normal.

c. Varians antar kelompok sama atau homogen.

Tetapi jika distribusi tidak normal, peneliti menggunakan uji Man-whitney

yang merupakan nonparametric test.

63
4.10 Etika Penelitian

Menurut (Notoatmodjo, 2012) prinsip dasar dan kaidah penelitian adalah:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian

tersebut.disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada

subyekuntuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi). Peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek ( inform

consen) yang mencangkup:

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan resiko dan ketidak nyamanan yang ditimbulkan

c. Menjelaskan manfaat yang didaparkan

d. Jaminan kerahasiaan terhadap identitas

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (Respect for privacy

and confidentialy)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi. Oleh sebab itu peneliti

tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan kerahasiaan

identitas subyek.

3. Keadilan dan inklusivitas / keterbukaan (respect for justicean inclusivess)

Keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu

64
dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (blacing harms

and benefits)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi

subyek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau

paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian subyek

penelitian.

65
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menyajikan hasil pembahasan penelitian tentang

evektifitas terapi jus tomat dan tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah

pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten

Magetan. Penelitian ini dilaksanakan pada 07 mei 2018 sampai dengan tanggal 15

mei 2018 dengan jumlah responden sebanyak 34 responden penderita hipertensi.

Dimana responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 17 responden untuk

kelompok jus tomat dan 17 responden untuk kelompok kontrol dengan terapi

tomat rebus.

Pada hari senin tanggal 07 mei 2018 peneliti mulai kegiatan penelitian

dengan mengumpulkan responden untuk diberi penjelasan terkait penelitian yang

akan dilakuan, meminta inform consent, dan melakukan pengukuran tekanan

darah pre eksperimen. Kemudian pada tanggal 8 sampai 14 mei 2018 peneliti

memberikan interfensi pada kelompok perlakuan dengan diberi terapi jus tomat

dan kelompok kontrol berupa pemberian tomat rebus selama 7 hari pada pagi hari

sebelum makan. Selanjutnya pada tanggal 15 mei 2018 peneliti melakukan post

eksperimen dengan mengukur kembali tekanan darah responden untuk melihat

perubahan tekanan darah pada kelompok perlakuan jus tomat dan kelompok

kontrol tomat rebus.

Data hasil penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu data umum dan

data khusus. Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden

berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, merokok. Sedangkan

66
data khususnya menyajikan hasil perubahan tekanan darah pada penderita

hipertensi sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pemberian jus tomat dan

tomat rebus pada kelompok intervensi dan hasil uji statistik Wilcoxon untuk

mengetahui pengaruh pemberian terapi jus tomat terhadap perubahan tekanan

darah pada penderita hipertensi dan tomat raebus terhadap perubahan tekanan

darah pada penderita hipertensi, serta uji statistik Mann Whitny untuk mengetahui

evektivitas pemberian jus tomat dan tomat rebus terhadap perubahan tekanan

darah pada penderita hipertensi.

5.1 Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian

Desa Temenggungan merupakan salah satu dari 11 desa di wilayah

Kecamatan Karas, yang terletak 2 Km ke timur dari kantor Kecamatan Karas,

desa Temenggungan mempunyai luas wilayah seluas 6500 hektar, dengan jumlah

KK sebanyak 750.

Struktur organisasi pada Desa Temenggungan ini dipimpin oleh Kepala

Desa dan dibantu oleh perangkat desa. Desa Temenggungan juga terdapat satu

unit pelayanan kesehatan yaitu Polindes. Setiap satu bulan sekali dilakukan

kegiatan Posyandu Lansia, Posyandu Balita, dan Posbindu dan dibantu oleh

perawat dan bidan desa. Sumber ekonomi penduduk di desa Temenggungan

sebagian besar bermata pencarian sebagai petani dan buruh tani. Kurangnya

informasi dan pengetahuan tentang kesehatan, membuat perilaku masyarakat di

desa Temenggungan masih rendah untuk mengetahui tentang rentang bahaya

penyakit, jenis makanan berbahaya apa saja yang perlu dihindari. Pengetahuan

yang kurang tentang bahaya penyakit hipertensi karena kurangnya perhatian

67
masyarakat terhadap kesehatan merupakan salah satu penyebab tingginya

penderita hipertensi di desa Temenggungan.

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Data Umum

Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden

berdasarkan usia, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, karakretistik

berdasarkan pendidikan, karakteristik berdasarkan pekerjaan, karakteristik

berdasarkan kebiasaan merokok.

1. Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin Di


Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan Bulan
Mei 2018.
Jenis Kelamin Frekuensi (f) Prosentase (%)
Laki-laki 7 20,6%
Perempuan 27 79,4%
Total 34 100%
Sumber: hasil olah data responden pada di Desa Temenggungan, 2018

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden

laki-laki sebanyak 7 responden (20,6%) dan jenis kelamin responden

perempuan sebanyak 27 responden (70,4%).

2. Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Pendidikan

Tabel 5.2 Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Di Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan
Bulan Mei 2018.
Pendidikan Frekuensi (F) Presentase (%)
Pendidikan dasar 4 11,8%
Pendidikan menengah 28 82,4%
Pendidikan tinggi 2 5,9%
Total 34 100%
Sumber: hasil olah data responden pada di Desa Temenggungan, 2018

68
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa pendidikan responden

terbanyak adalah SMK/SLTA sebanyak 28 responden (82,4%) paling sedikit

adalah Diploma/Sarjana sebanyak 2 responden (5,9%).

3. Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.3 Karakteristik Penderita Hiperensi Berdasarkan Pekerjaan Di Desa


Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan Bulan Mei
2018.
Pekerjaan Frekuensi (f) Prosentase (%)
Ibu rumah tanggaa 22 64,7%
Wiraswasta 4 11,8%
Buruh tani 8 23,5%
Total 34 100%
Sumber: hasil olah data responden pada Di Desa Temenggungan, 2018

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden sebagian besar pekerjaan ibu

rumah tangga 22 orang (64,7%), buruh tani 8 orang (23,5%), , Wiraswasta

sejumlah 4 orang (11.8%).

4. Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Usia

Tabel 5.4 Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Usia Di Desa


Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan Bulan Mei
2018
Umur Frekuensi (F) Presentase(%)
26-35 Tahun 3 8,8%
36-45 Tehun 13 38,2%
46-55 Tahun 18 52,9%
Total 34 100%
Sumber: hasil olah data responden pada di Desa Temenggungan ,2018

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar usia

responden adalah usia 46-55 tahun sebanyak 18 responden (52,9%) dan 36-45

tahun sebanyak 13 responden (38,2%) dan terendah pada umur 26-35 tahun

sebanyak 3 responden (8,8%).

69
5. Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Kebiasaan Merokok.

Tabel 5.5 Karakteristik Penderita Hipertensi Berdasarkan Kebiasaan


Merokok Di Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten
Magetan Bulan Mei 2018
Merokok Frekuensi (f) Prosentase (%)
Merokok 4 11,8%
Tidak Merokok 30 88,2%
Total 34 100%
Sumber: hasil olah data responden pada Di Desa Temenggungan, 2018

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

tidak merokok sebanyak 30 responden (88,2%) dan yang tidak merokok

sebanyak 4 responden (11,8%).

5.2.2 Data Khusus

Setelah dilakukan uji normalitas data diketahui data tidak berdistribusi

normal, sehingga dalam menganalisis data menggunakan uji non parametrik yaitu

dengan menggunakan uji Wilcoxon untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi

jus tomat dan tomat rebus terhada perubahan tekanan darah pada penderita

hipertensi, dan menggunakan uji Mann Whitney untuk mengetahui efektivitas

pemberian jus tomat dan tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah pada

penderita hipertensi.

1. Tekanan darah sebelum diberikan terapi jus tomat.

Tabel 5.6 Tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum diberikan terapi jus
tomat pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan
Karas Kabupaten Magetan pada bulan Mei 2018
Tekanan Standart
N Mean Median Modus Min-max
darah Devisiasi
Sistolik 17 152.35 150,00 140 10,32 140-170
Diastolik 17 94,2 90,00 90 5,073 90-100
Sumber: hasil olah data responden pada Di Desa Temenggungan, 2018

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 17 responden rata- rata sistol sebelum

diberikan terapi jus tomat adalah 152,35 mmHg dengan Median adalah

70
150,00mmHg dengan Modus 140 mmHg Standart deviasi sebesar

10,32mmHg dengan tekanan darah terendah 140mmHg dan tertinggi 170

mmHg.

Rata-rata diastol sebelum diberikan terapi jus tomat adalah 94,2 mmHg

dengan Median adalah 90,00mmHg dengan Modus 90 mmHg Standart

deviasi sebesar 5,073mmHg

2. Tekanan darah sebelum diberikan terapi tomat rebus.

Tabel 5.7 Tekanan darah sistol dan diastol sebelum diberikan terapi tomat
rebus di Desa Temenggungan Kecamatan Kares Kabupaten
Magetan pada bulan Mei 2018
Standart
Tekanan darah N Mean Median Modus Min-Max
deviasi
Sistol 17 151,1 150,00 150 9,92 140-170
Diastol 17 93,5 90,00 90 4,92 90-100
Sumber: hasil olah data responden pada Di Desa Temenggungan, 2018

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 17 responden rata-rata tekanan

darah sistol sebelum diberikan terapi tomat rebus adalah 151.11 mmHg

dengan Median adalah 150,00 mmHg dengan modus 150 mmHg Standart

deviasi sebesar 9,92mmHg dengan tekanan darah terendah 140 mmHg

dan tertinggi 170 mmHg.

Rata-rata tekanan darah diastol sebelum diberikan terapi tomat

rebus adalah 93,5 mmHg dengan Median 90,00 mmHg dan Modus 90

mmHg standart deviasi sebesar 4,92 mmHg, dengan tekanan darah

terendah 90mmHg dan tertinggi 100 mmHg.

71
3. Tekanan darah sesudah diberikan terapi jus tomat.

Tabel 5.8 Tekanan darah sistol dan diastol sesudah diberikan terapi jus
tomat di Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten
Magetan pada Mei 2018
Tekanan Standart
N Mean Median Modus Min-Max
darah deviasi
Sistol 17 134,12 130.00 130 9,39 120-150
Diastol 17 82,94 80,00 80 4,69 80-90
Sumber: hasil olah data responden pada Di Desa Temenggungan, 2018

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 17 responden rata-rata tekanan

darah sistol sesudah diberikan terapi jus Tomat adalah 134,12 mmHg

dengan Median 130,00 mmHg dan Modus 130 mmHg Standart deviasi

sebesar 9,39 mmHg, dengan tekanan darah terendah 120 mmHg dan

tertinggi 150 mmHg.

Rata-rata tekanan darah diastol sesudah diberikan terapi jus tomat

sebesar 82,94 mmHg dengan Median sejumlah 80,00 mmHg dan Modus

80 mmHg standart deviasi sebesar 4,69 mmHg, dengan tekanan darah

terendah 80 mmHg dan tertinggi 90.

4. Tekanan darah sesudah diberi terapi tomat rebus.

Tabel 5.9 Tekanan darah sistol dan diastol sesudah diberikan terapi tomat
rebus di Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten
Magetan pada Mei 2018
Tekanan Standart
N Mean Median Modus Min_max
darah deviasi
Sistol 17 142.3 140,00 140 9,92 140-170
Diastol 17 86.4 80,00 80 7,85 80-100
Sumber: hasil olah data responden pada Di Desa Temenggungan, 2018

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 17 responden rata-rata tekanan

darah sistol sesudah diberikan terapi tomat rebus adalah 142,3 mmHg

dengan Median 140,00 mmHg dan Modus 140 mmHg Standart deviasi

72
sebesar 9,92 mmHg, tekanan darah terendah 140 mmHg dan tertinggi

170 mmHg.

Rata-rata tekanan darah diastol sesudah diberikan terapi tomat rebus

sebesar 86,4 mmHg dengan Median sejumlah 80,00 mmHg dan Modus

80 mmHg standart deviasi sebesar 7,85 mmHg, dengan tekanan darah

terendah 80 mmHg dan tertinggi 100 mmHg.

5. Efektivitas Terapi jus tomat dan tomat rebus terhadap perubahan tekanan
darah pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan Karas
Kabupaten Magetan

a. Hasil Uji Wilcoxon Efektivitas terapi jus tomat dan tomat rebus terhadap
perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan
Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

Tabel 5.10 Analisa Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik


Sesudah Diberikan Terapi Jus Tomat Pada Penderita
Hipertensi Di Desa Temenggungan Kecamatan Karas
Kabupaten Magetan Pada Mei 2018.
Tekanan Darah Menurun Meningkat Sama Total pValue
Tekanan Darah
17 (100%) 0 (0%) 0 (0%) 17 0,000
Sistolik
Tekanan Darah
15 (8,82%) 0 (0%) 2 (11,7%) 17 0,000
Diastolik
Sumber: hasil olah data responden pada Di Desa Temenggungan, 2018

Uji statistik Wilcoxon untuk tekanan darah sistolik sebelum dan

sesudah diberikan jus tomat responden yang mengalami penurunan

tekanan darah sebanyak 17 orang dari 17 responden. Dengan nilai p-Value

= 0,000 < α = 0,05 hal ini berarti H0 ditolak H1 diterima artinya perbedaan

yang signifikan antara tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah

pemberian terapi jus tomat. Kesimpulan dari uji statistik diatas adalah ada

pengaruh terapi jus tomat terhadap perubahan tekanan darah sistolik pada

penderita hipertensi.

73
Uji statistik Wilcoxon untuk tekanan darah diastolik sebelum dan

sesudah diberikan jus tomat responden yang mengalami penurunan

tekanan darah sebanyak 15 orang, dan yang memiliki tekanan darah sama

sebanyak 2 orang dari 17 responden. Dengan nilai p-Value = 0,000 < α =

0,05 hal ini berarti H0 ditolak H1 diterima artinya perbedaan yang

signifikan antara tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah

pemberian terapi jus tomat. Kesimpulan dari uji statistik diatas adalah ada

pengaruh terapi jus tomat terhadap perubahan tekanan darah diastolik

pada penderita hipertensi.

b. Hasil Uji Wilcoxon efektivitas terapi tomat rebus terhadap perubahan


tekanan darah paderita hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan
Karas Kabupaten Magetan

Tabel 5.11 Analisa Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik


Sesudah Diberikan Terapi Tomat Rebus Pada Penderita
Hipertensi Di Desa Temenggungan Kecamatan Karas
Kabupaten Magetan Pada Mei 2018.
Tekanan Darah Menurun Meningkat Sama Total pValue
Tekanan Darah
14 (82,3%) 0 (0%) 3 (17,6%) 17 0,000
Sistolik
Tekanan Darah
12 (70,5%) 0 (0%) 5 (29,4%) 17 0,001
Diastolik
Sumber: hasil olah data responden pada Di Desa Temenggungan, 2018

Uji statistik Wilcoxon untuk tekanan darah sistolik sebelum dan

sesudah diberikan tomat rebus, responden yang mengalami penurunan

tekanan darah sebanyak 14 orang, dan yang memiliki tekanan darah sama

sebanyak 3 orang dari 17 responden. Dengan nilai p-Value = 0,000< α =

0,05 hal ini berarti H0 ditolak H1 diterima artinya perbedaan yang

signifikan antara tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah

pemberian terapi tomat rebus. Kesimpulan dari uji statistik diatas adalah

74
ada pengaruh terapi tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah

sistolik pada penderita hipertensi.

Uji statistik Wilcoxon untuk tekanan darah diastolik sebelum dan

sesudah diberikan tomat rebus responden yang mengalami penurunan

tekanan darah sebanyak 12 orang, dan yang memiliki tekanan darah sama

sebanyak 5 orang dari 17 responden. Dengan nilai p = 0,001 < α = 0,05

hal ini berarti H0 ditolak H1 diterima artinya perbedaan yang signifikan

antara tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah pemberian terapi

tomat rebus. Kesimpulan dari uji statistik diatas adalah ada pengaruh

terapi tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah diastolik pada

penderita hipertensi.

c. Perbedaan Efektivitas antara Terapi Jus Tomat Dan Tomat Rebus


Terhadap Perubahan Tekanan Pada Pendrita Hipertensi Di Desa
Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan

Tabel 5.12 Perbedaan Perubahan Tekanan Darah Sistol Sesudah Diberikan


Terapi Jus Tomat Dan Tomat Rebus.
Kelompok Mean Rank Sum Of Ranks pValue
Jus Tomat 23,88 406,00
0,000
Tomat Rebus 11,12 189,00
Sumber: hasil olah data responden pada Di Desa Temenggungan, 2018

Uji Mann Whitney didapatkan nilai pValue (Aymp. Sig 2-tailed)

sebesar 0,000 (< 0,05) sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak H1 diterima

yang berarti ada perbedaan efektivitas terapi jus tomat dan tomat rebus

terhadap perubahan tekanan darah sistol pada penderita hipertensi.

Tabel 5.13 Perbedaan Perubahan Tekanan Darah Diastol Sesudah Terapi


Jus Tomat Dan Tomat Rebus
Kelompok Mean Rank Sum Of Ranks pValue
Jus Tomat 21,76 370,00
0,002
Tomat Rebus 13,24 225,00
Sumber: hasil olah data responden pada Di Desa Temenggungan, 2018

75
Uji Mann Whitney didapatkan nilai pValue (Aymp. Sig 2-tailed)

sebesar 0,002 (< 0,05) sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak H1 diterima

yang berarti ada perbedaan efektivitas terapi jus tomat dan tomat rebus

terhadap perubahan tekanan darah sistol pada penderita hipertensi.

5.3 Pembahasan

5.3.1 Data Umum

Dari hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin yang dijelaskan pada tabel

5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami tekanan darah

berjenis perempuan yaitu 27 orang (79,4%) yang mengalami tekanan darah

dibanding laki-laki 7 orang (20,6%). Berdasarkan analisa peneliti diketahui bahwa

jenis kelamin sangat erat kaitanya dangan terjadinya hipertensi terutama di lihat

dari data yang di dapat penderita hipertensi terbesar dialami oleh perempua hal ini

dikarenakan pada perempuan terdapat hormon esterogen dimana hormon tersebut

berkaitan dengan mencegah kekakuan pada arteri dan penumpukan lemak dalam

darah yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi. Hal ini sejalan dengan

pendapat (Miller, 2010) menyatakan bahwa perubahan hormonal yang sering

terjadi pada wanita menyebabkan wanita lebih serig untuk mengalami tekanan

darah tinggi.

Hasil penelitian berdasarkan pekerjaan yang dijelaskan pada tabel 5.3

dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang menderita tekanan darah

tinggi ibu rumah tangga 22 orang (64.7%), wiraswata 4 (11,8%), buruh tani 8

orang (23,5%). Berdasarkan analisa peneliti di diketahui bahwa ibu rumah tangga

lebih berisiko terkenan tekanan darah tinggi karena aktivitas ibu rimah tangga

76
yang dilakukan hampir sama setiap hari yang menjadikan mereka bosan dengan

kegiatan yang monoton sehingga ibu rumah tangga pada saat ini beralih

menggunakan alat dan sesuatu yang memudahkan serta praktis seperti bumbu-

bumbu dapur instan dan alat yang memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan

seperti mejikom, mesin cuci, blender serta adanya sepeda motor yang menjadikan

seseorang malas unuk berjalan kaki ditambah dengan jarangnya melakukan

olahraga sehinga hal tersebut mengakibatkan kurangnya aktivitas fisik dan

menjadikan iburumah tangga lebih beresiko terkena tekanan darah tinggi. Hal ini

sejalan dengan pendapat (Endang, 2014) pada saat ini orang orang senang dengan

hal yang depat dan praktis shingga menjadikan tubuh tidak banyak bergerak hal

inilah yang memicu kolesterol tinggi dan juga adanya tekanan darah yang

menguat sehingga memicu hipertensi.

Hasil penelitian berdasarkan usia yang dijelaskan pada tabel 5.4 dapat

diketahui bahwa sebagian besar responden yang menderita tekanan darah usia 46-

55 tahun terdapat 18 orang (52,9%), dan terendah pada usia 26-35 tahun terdapat

3 orang (8,8%). Berdasarkan analisa peneliti diketahui bahwa semakin

bertambahnya usia pada seseorang maka akan lebih berpotensi terkena darah

tinggi (Hipertensi) karena semakin berrtambahnya usia kepekaan terhadap

hipertensi akan meningkat hal itu merupakan pengaruh degenerasi pada orang

yang bertambah usia. Semakin bertambahnya usia seseorag maka fungsi-fungsi

organ tubuhnya juga akan berubah dan menurun seperti menurunnya fungsi

jantung, dan organ tubuh lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat (julianti, 2005)

faktor usia sangat berpengaruh karena dengan bertambahnya usia maka semakin

77
tinggi mendapat resiko hipertensi. Hal ini disebabkan karena perubahab alamiah

tubuh yang mempenaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon.

Hasil penelitian berdasarkan kebiasaan merokok yang dijelaskan pada

tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar respondebn tidak merokok

sebanyak 30 responden (88,2%) dan yang merokok sebanyak 4 responden

(11,8%). Berdasarkan analisa peneliti diketahui bahwa dilihat dari penelitian ini

sebagian besar adalah tidak merokok meskipun demikian rokok juga dapat

memicu terjadinya hipertensi karena didalam rokok rerdapat zart-zat seperti

nikotin, dan tembakau yang dapat memicu tingginya tekanan darah hal ini dapat

diketahui karena dari 7 responden laki laki terdapat 4 orag perokok aktif. Menurut

(mangku, 2000) bahwa rokok dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah

dikarenakan rokok mengakibatkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan

pembuluh darah ginjal sehingga terjadi peningkatan tekanan darah, merokok

setiap hari akan meningkatkan tekanan 10-20 mmHg dan meningkatkan 5-20 kali

detak jantung permenit.

Faktor faktor yanng mempengaruhi tekanan darah tinggi menurut (ulfa,

2011), yitu faktor yang dapat diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Faktor

yang dapat di ubah yaitu diantaranya setres, berat badan, konsumsi garam berlebih

dan kebiasaan merokok. Sedangkn faktor yang tidak dapar diubah yaiti usia, jenis

kelamin, dan keturunan.

78
5.3.2 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi Jus Tomat
Pada Penderita Hipertensi

Hasil penelitian terhadap 17 responden pada kelompok terapi jus tomat

sebelum dilakukan terapi jus tomat didapatkan rata-rata tekanan darah sebesar

152,3/94,2 mmHg, apabila ditransformasikan dalam klasifikasi tekanan darah

tinggi berada dalam hipertensi stadium 1, dan setelah diberikan terapi jus tomat

rata rata tekanan darh menurun yaitu menjadi 134,1/82,9 mmhg, apabila

ditrasformasikan dalam klasifikasi tekanan darah maka dapat dilihat tekanan darah

menurun sampai rentang normal. Perubahan ini menunjukkan bahwa terapi jus

tomat sangat berpengaruh terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi.

Pengaruh terapi jus tomat terhadap perubahan tekanan darah sistol pada penderita

hipertensi telah dilakukan uji statistik Wilcoxon sebelum dan sesudah diberikan

jus tomat responden yang mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 17 orang

dari 17 responden. Pada tingkat kemaknaan α (0,05) dengan nilai (p) yang

diperoleh sebesar 0,000. Dan untuk Pengaruh terapi jus tomat terhadap peribahan

tekanan darah diastolik pada penderita hipertensi telah dilakukan uji statistik

Wilcoxon sebelum dan sesudah diberikan jus tomat responden yang mengalami

penurunan tekanan darah sebanyak 15 orang, dan yang memiliki tekanan darah

sama sebanyak 2 orang dari 17 responden. Pada tingkat kemaknaan α (0,05)

dengan nilai (p) yang diperoleh sebesar 0,000 karena nilai (p) lebih kecil dari

nilai (α), maka Ho ditolak H1 diterima, ada perubahan yang signifikan antara

terapi jus tomat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Kesimpulan dari statistik ini adalah ada pengaruh terapi jus tomat terhadap

perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.

79
Sebuah terapi kesehatan yang menggunakan jus tomat merupakan salah

satu terapi yang tidak membutuhkan dana yang cukup banyak karena hanya

membutuhkan buah tomat yang di jus dan di minim 1 kali sehari sebelum makan

di pagi hari. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 7 Mei

2018 sampai dengan 15 Mei 2018 didapatkan hasil bahwa terdapat perubahan

tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus tomat . Peneliti menerapkan

dengan cara siapkan buah tomat 50 gram kemudian cuci buah tomat dan potong

dengan pisau lalu blender dengan air 50 ml, setelah halus saring sus tomat dengan

menggunakan penyaring dan ukur jus tomat yang akan diminum sebanyak 200 cc,

lalu minum jus tomat setiap pagi sebelum makan. Hasil perbedaan tersebut

diperoleh dari hasil lembar observasi yang dilakukan pada responden kemudian

dianalisis dengan menggunakan uji statistik, sehingga terdapat hasil perbedaan

tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan terapi jus tomat yaitu dengan nilai

152,3/94,2 mmHg dan nilai sesudah 134,1/82,9 mmHg. Berdasarkan analisa

peneliti diketahui bahwa jus tomat merupakan salah satu terapi komplementer

yang dapat diginakan untuk menurunkan tekanan darah. Dalam buah tomat

terdapat beberapa kandungan yang dapat menurunkan tekanan darah diantaranya

adalah: likopein sebagai antioksidan, kalium sebagai vasodilatasi, dan

bioflafonoid untuk melancarkan keluarnya air seni (sebagai deuritika).

Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa terapi jus tomat terhadap perubahan

tekanan darah pada penderita hipertensi memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.

80
Efek terapi jus tomat menurunkan tekanan darah karena tomat kaya akan

kalium, sedikit natrium, dan lemak. Kerja kalium yaitu, kalium menghambat

pelepasan renin sehingga mengubah sistem renin angiotensin. Bioflavonoid yang

terapat dalam tomat mengurangi bahaya kolesterol dan mencegah penggumpalan

darah. Bioflavonoid mudah larut dalam air sehingga dapat melancarkan keluarnya

air seni sehingga menyebabkan anti hipertensi. Hal ini sangat berhubungan dngan

ACE sehingga angiotensin I tidak dapat diubah menjadi angiotensi II. Akibatnya

jumlah angiotensin II berkurang dan menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi

aldosteron untuk reabsorbsi natrium dan air secara otomatis akan menjadi

berkurang sehingga tekanan darah menjadi turun. Selain kalium tomat juga

mengandung likopain yang berperan sebagai antioksidan yang menghambat

penyerapan oksigen reaktif terhadap endotel yang dapat menganggu dalatasi

pembuluh darah yang menyebabkan hipertensi sehingga tomat dapat berperan

dalam menurunkan tekanan darah (Raharjo, 2007).

Hasil penelitian ini di dukunng penelitian dari penelitian Wahyuni, Ferti

Estri Suryanni, 2017 di desa Monggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan

sample yang digunakan adalah 20 orang penderita hipertensi stange 1 yang diberi

intervensi pemberian jus tomat selama 7 hari, didapatkan hasil sistole 147,10

mmHg dan diastole 87,20 mmHg. Rata rata tekanan darah setelah dilakukan

intervensi pemberian jus tomat tekanan darah sistole menjadi 140,50 mmHg dan

tekanan darah diastole 87,20 mmHg, hasil analisis menunjukkan p:0,011 (p<0.05)

hal tersebut menunjukkan terdapat pengaruh penurunan tekanan darah penderita

hipertensi stange 1 setelah diberikan terapi jus tomat.

81
5.3.3 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Terpi Tomat Rebus
Pada Penderita Hipertensi

Hasil penelitian terhadap 17 responden pada kelompok terapi tomat bus

sebelum dilakukan terapi jus tomat didapatkan rata-rata tekanan darah sebesar

151,1/93,5 mmHg apabila ditrasformasikan kedalam klasifikasi tekanan darah

tinggi berada pada hipertensi stadium 1, dan setelah diberikan terapi tomat rebus

rata rata tekanan darah menurun yaitu menjadi 142,3/86,4 mmhg, apabila

ditransformasikan dalam klasifikasi tekanan darah tinggi terdapat penurunan

terapi masih pada klasifikasi tekanan darah tinggi stadium 1. Perubahan ini

menunjukkan bahwa terapi jus tomat berpengaruh terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi. Pengaruh terapi tomat rebus terhadap peribahan tekanan

darah sistol pada penderita hipertensi telah dilakukan uji statistik Wilcoxon

sebelum dan sesudah diberikan tomat rebus responden yang mengalami

penurunan tekanan darah sebanyak 14 orang, dan yang memiliki tekanan darah

sama sebanyak 3 orang dari 17 responden. Pada tingkat kemaknaan α (0,05)

dengan nilai (p) yang diperoleh sebesar 0,000. Dan untuk Pengaruh terapi tomat

rebus terhadap peribahan tekanan darah diastolik pada penderita hipertensi telah

dilakukan uji statistik Wilcoxon sebelum dan sesudah diberikan tomat rebus

responden yang mengalami penurunan tekanan darah sebanyak 12 orang, dan

yang memiliki tekanan darah sama sebanyak 5 orang dari 17 responden. Pada

tingkat kemaknaan α (0,05) dengan nilai (p) yang diperoleh sebesar 0,001 karena

nilai (p) lebih kecil dari nilai (α), maka Ho ditolak H1 diterima, ada perubahan

yang antara terapi tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah pada penderita

82
hipertensi. Kesimpulan dari statistik ini adalah ada pengaruh terapi tomat rebus

terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Sebuah terapi kesehatan yang menggunakan jus tomat merupakan salah

satu terapi yang tidak membutuhkan dana yang cukup banyak karena hanya

membutuhkan buah tomat yang di jus. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh

peneliti pada tanggal 7 Mei 2018 sampai dengan 15 Mei 2018 didapatkan hasil

bahwa terdapat perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus

tomat. Peneliti menerapkan dengan cara siapkan buah tomat 50 gram kemudian

cuci buah tomat dan rebus selama 15 menit dangan api kecil lalu lumatkan tomat

sampai halus, setelah halus saring dengan menggunakan penyaring dan ukur

tomat rebus yang akan diminum sebanyak 200 cc, lalu minum tomat rebus setiap

pagi sebelum makan. Hasil perbedaan tersebut diperoleh dari hasil lembar

observasi yang dilakukan pada responden kemudian dianalisis dengan

menggunakan uji statistik, sehingga terdapat hasil perbedaan tekanan darah

sebelum dan sesudah diberikan terapi tomat rebus yaitu dengan nilai 152,3/94,2

mmHg dan nilai sesudah 134,1/86,4 mmHgkanan darah. Berdasarkan analisa

peneliti diketahui bahwa tomat rebus dapat menurunkan tarenan darah karena

tingginya kandungan likopein yang meningkat akibat perebusan. Likopain sendiri

diketahui berfungsi sebagai deuritik dalam menurunkan tekanan darah. Tomat

yang dimasak atau direbus kandungan likopen dalam biji buah tomat tidak akan

rusak tapi justru kandungan likopen tersebut akan meningkat. Pembahasan diatas

dapat disimpulkan bahwa terapi tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah

83
pada penderita hipertensi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Efek terapi tomat rebus menurunkan tekanan darah karena likopein.

Likopein dalam tomat Tidak seperti vitamin C yang akan hilang atau berkurang

apabila buah atau sayur dimasak, lycopene justru akan semakin kaya pada bahan

makanan tersebut setelah dimasak atau disimpan dalam waktu tertentu

Mengkonsumsi buah tomat sebaiknya dimasak lebih dahulu. Seperti yang

terungkap dari penelitian badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian

lembaga ini menunjukkan jika kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya

tidak jauh berubah selama pemanasan. Bahkan kandungan likopen meningkat 10

kali lipat (Ikanegara, 2015). Likopen pada buah tomat berfungsi sebagai anti

oksidan sehingga dapat melumpuhkan radikal bebas, menyeimbangkan kadar

kaolesterol dan tekanan darah, serta melenturkan syaraf syaraf yang kaku akibat

dari endapan kolesterol dan gula darah dengan cara menghambat endapan endotel

yang menganggu dilatasi pembuluh darah yang menjadi salah satu patofisiologi

tomat dapat menurunkan tekanan darah (Raharjo, 2007)

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpilkan bahwa terapi tomat rebus

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan tekanan darah pada

penderita hipertensi.

84
5.3.4 Efektivitas Terapi Jus Tomat Dan Tomat Rebus Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Di Desa Temenggungan Kecamatan Karas
Kabupaten Magetan

Berdasarkan tabel 5.12 hasil perbedaan tekanan darah sistolik sesudah

diberikan terapi jus tomat dan tomat rebus dengan menggunakan uji Man Whitney

didapatkan nilai pValue (Asymp. Sig 2-tailed) sebesar 0,000 (< 0,05) sehingga

dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan

efektifitas terapi jus tomat dan tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah

sistolik pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan Karas

Kabupaten Magetan. Berdasarkan analisa diketahui bahwa rata rata penurunan

tekanan darah dengan terapi jus tomat (23.88) dan tomat rebus (11,12), hasil

tersebut menunjukan bahwa terapi jus tomat mempunyai kontribusi yang lebih

besar dalam menurunkan tekanan darah sistolik daripada tomat rebus.

Hasil perbedaan tekanan darah diastole sesudah diberikan terapi jus tomat

dan tomat rebus dengan menggunakan uji Man Whitney didapatkan nilai pValue

(Asymp. Sig 2-tailed) sebesar 0,002 (< 0,05) sehingga dapat disimpulkan H0

ditolak dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan efektifitas terapi jus tomat dan

tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah diastolik pada penderita hipertensi

di Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan. Berdasarkan

analisa diketahui bahwa rata rata penurunan tekanan darah dengan terapi jus tomat

(21,76) dan tomat rebus (13,24), hasil tersebut menunjukan bahwa terapi jus tomat

mempunyai kontribusi yang lebih besar dalam menurunkan tekanan darah

diastolik daripada tomat rebus.

85
Berdasarkan analisa peneliti diketahui bahwa perbedaan efektifitas pada

jus tomat dan tomat rebus tersebut terjadi karena dalam jus tomat terdapat

likopain, bioflavonoid dan kalium. Sedangkan pada tomat rebus meskipun

kadungan likopen dalam buah tomat menungkat pada saat perebusa tetapi ada

kandungan tomat yang hilag atau berkurang akubat pemanasan seperti kandungan

bioflavonoid dan kalium yang juga berfungsi sebagai penurun tekanan darah

yang rusak pada suhu tinggi . Hal tersebutlah yang membuat adanya perbedaan

efektivitas antara jus tomat dan tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah

pada penderita hipertensi.

Hal ini sejalan dengan pendapat ( Raharjo, 2007) bahwa tomat

menurunkan tekanan darah karena tomat kaya akan kalium, sedikit natrium, dan

lemak. Kerja kalium yaitu, kalium menghambat pelepasan renin sehingga

mengubah sistem renin angiotensin. Bioflavonoid yang terapat dalam tomat

mengurangi bahaya kolesterol dan mencegah penggumpalan darah. Bioflavonoid

mudah larut dalam air sehingga dapat melancarkan keluarnya air seni sehingga

menyebabkan anti hipertensi. Hal ini sangat berhubungan dngan ACE sehingga

angiotensin I tidak dapat diubah menjadi angiotensi II. Akibatnya jumlah

angiotensin II berkurang dan menyebabkan vasokonstriksi dan sekresi aldosteron

untuk reabsorbsi natrium dan air secara otomatis akan menjadi berkurang

sehingga tekanan darah menjadi turun. Selain kalium tomat juga mengandung

likopain yang berperan sebagai antioksidan yang menghambat penyerapan

oksigen reaktif terhadap endotel yang dapat menganggu dalatasi pembuluh darah

86
yang menyebabkan hipertensi sehingga tomat dapat berperan dalam menurunkan

tekanan darah.

Menurut (ikanegara, 2015) kandungan tomat yang berubah saat perebusan:

1. Kalsium : Kandungan mineral yang mengalami penurunan setelah

perebusan selama 3 menit adalah kalsium, natrium, kalium,

fosfor, seng dan besi karena zat tersebur akan menurun atau

bergabung dengan kimia lain akibat pemanasan

2. Biolafonoid : Proses perebusan dan pemanasan menyebabkan menurunnya

hingga hilangnya kandungan bioflavonoid sebesar 15-78%.

3. Likopen : Kandungan likopain tidak rusak dan jumlahnya tidak jauh

berubah selama pemanasan, bahkan kandungan likopen

meningkat 10 kali lipat.

Berdasarkan hasil diatas dapat diketahui bahwa ada perbedaan efektivitas

antara jus tomat dan tomat rebus terhadap perubahan tekanan darah pada penderita

hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengakui adanya banyak

kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum

optimal atau bisa dikatakan belum sempurna. Banyak sekali kekurangan tersebut

antara lain :

1. Aktivitas responden di luar Treatment tidak dapat peneliti kontrol sehingga

peneliti tidak mengetahui aktivitas yang dapat mempengaruhi naik atau

turunnya tekanan darah responden saat pengukuran.

87
2. Peneliti tidak dapat mengamati secara langsung kebiasaan responden seperti

kebiasaan merokok, minum kopi dan faktir lain yang telah diepakati

responden dan peneliti untuk tidak dilakukan selama penelitian yang dapat

mempengaruhi naik atau turunnya tekanan darah responden saat pengukuran.

88
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta diuraikan pada

pembahasan yang terpapar di bab sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada signifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan

terapi jus tomat pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan Kecamatan

Karas Kabupaten Magetan.

2. Ada signifikasi perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan

terapi tomat rebus pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan

Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

3. Ada perbedaan antara jus tomat dan tomat yang direbus terhadap perubahan

tekanan darah namun dibandingkan terapi tomat rebus jus tomat lebih efektif

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di Desa Temenggungan

Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.

6.2 Saran
1. Bagi Penderita Hipertensi

Melanjutkan terapi menggunakan jus tomat sebagai pengobatan

alternatif yang murah, mudah, dan praktis dalam menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi.

89
2. Bagi Institusi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Diharapkan ini dapat dijadikan referensi dan digunakan bagi

mahasiswa untuk menambah pengetahuan di bidang kesehatan yaitu

pemberian terapi alternatif tomat terhadap tekanan darah pada

penderita hipertensi.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah rentang waktu

penelitian sehingga dapat menjadi pembanding dari penggunaan terapi

tomat.

90
DAFTAR PUSTAKA

Anggara Dwi, FH dan Prayitno N. 2013. Faktor Faktor yang Berhubungan


dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat.
Jakarta: Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES MH. Thamrin.
Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol 5/NO. 1.

Andinil, H. 2004. Penatalaksanaan Hipertensi Secara Komprehensif. Jurnal


Kedokteran Muhammadiyah 2 (2).

Amstrong Sue. 2007. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan. Arcan, Jakarta.

Arifin MHBM. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah


di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Petang 1 Kabupaten Bandung Tahun
2012. Jurnal. FK Universitas Udayana. Denpasar.

Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.
Volume 2. Jakarta: EGC.

Carlson Wade. 2016. Mengatasi hipertensi. Bandung: Nuansa Cendikia.

Crowin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. EGC: Jakarta.

Dewi W.N., Lestari W. 2013. Efektivitas Jus Tomat Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi. Journal Ners Indonesia.
http://www.google.co.id/url?q=http://erepo.unud.ac.id/8748/3/32ea983753d
ca2d5976233da3bfe0.pdf. pada tanggal 10 desember 2017 pukul 09.00 wib.

Dossey, A ., Keegan, L,. Guzzetta, C. E. (2005). Holistic Nursing: A Handbook


Practice Fourth Edition. Jones and Bartlet Publishers massachusetts.

Elizabeth J. Crowin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Crown. Jakarta: Aditya


Media.

Ikanegara M. 2015. Kandungan Likopen Buah Tomat (Lycopersicum pyriforme)


Pada Berbagai Tingkat Kematangan. Jurnal Teknilogi dan Industri
Pertanian Indonesia.

Jauhary, Hamidah. 2017. Sehat Tanpa Obat Dengan Tomat. Yogyakarta: Andi
Offset.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementrian RI Tahun 2013. Diakses : 2 Januari 2018, dari
http://.depkes.go.id/resouces/download/general/hasil%20Riskesdas%202013
.pdf.

91
. (2014). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian RI Tahun 2014. Diakses : 2 Januari 2018, dari
http://.depkes.go.id/resouces/download/general/hasil%20Riskesdas%202014
.pdf.

Mappiratu, Nurhaeni, dan I. Israwaty. 2010. Pemanfaatan Tomat Afkiran untuk


Produksi Likopen. Media Litbang Sulteng III No.1: 64-69.

Miller, C. 2010. Factor Affecting Boold Presure And Heart Rate. Availabel From.
http//www.livestrong.com/article/19647-factor-boold-presure-Heart-Rate.

Nasution. H. (2011). Hubungan Stres dengan Kejadian Hipertensi. Skripsi


Universitas Sumatra Utara. Smatra Utara.

Notoatmodjo. S.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

.2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika

. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4. Jakarta:


Salemba Medika.

Organization WH. A. 2013. global brief on Hypertension: Silent Killer, global


public health crises (World Health Day 2013). Geneva: WHO 2013.

Potter , P. A dan A.G Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan


Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta EGC.

Pracaya Ir., 2012. “ Bertanam Tomat “, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Raharjo. 2007 Pengaruh Konsumsi Jus TomatPengan Perubahan Tekanan Darah


Sistolik Dan Diastolik. di unduh dari website
(http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/viewFile/411/414.
umm scientifc journal.pdf) pada tanggal 10 desember 2017 pukul 09.00 wib.

Sherwood. L. (2010). Human Physiology: from cells to sustms. USA: Yolanda.

. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Pembuluh darah dan


Tekanan Darah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 297-340.

Skuta, GL., LB., Weiss JS. 2010. American Academy Of Ophthamology 2009-
20010. Reta and Vitreous. Basic and Clinical. Course Section. 12: 5: 107-
108.

92
Smelzer, S.C., & Bare B.G. (2007). Medical Surgical Nursing (9 th ed)
Philadelphia: Lippincot Wiliam & Wilkins.

. (2009). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &


Suddurth ( Edisi 8 Volume 1). Jakarta: EGC.

Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. (2004). Climical nursing skils: Basic to
advenced skils. New Jersey: Pearson Perentice Hall.

Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi


Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ulfa Nurrahmani. 2011. Stop Hipertensi. Yogyakarta

Wahyuni, 2017. Pengaruh Pemberian Terapi Jus Buah Tomat Terhadap


Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer Stage 1 di
Desa Manggot Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan. STIKES Aisyiyah
Surakarta.
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/urecol/article/view/1429&sa=U&ved
=2ahUKEwiKdHT_uPZAhXEtl8KHXvUCpwQFjAAegQICRAB&usg=A
OvVfYbJvuWZDpIPUvz_b. Pada tanggal 2-1-2018.

World Health Organization. 2013. Global NCD Target Reduce High Blood
Pressure. 2013. www.who.int/beat-ncds/take-action/policy-brief-reduce-
high-blood-pressure.pdf. 2 januari 2018 (14.45).

. 2014. Global NCD Target Reduce High Blood Pressure. 2014.


www.who.int/beat-ncds/take-action/policy-brief-reduce-high-blood-
pressure.pdf. 2 januari 2018 (14.45).

Yuniarti, Titin. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta:


Media Pressindo.

93
LAMPIRAN 1

Izin pengambilan data awal dari STIKES

94
LAMPIRAN 2

Izin pengambilan data awal BAKESBANGPOL

95
96
LAMPIRAN 3

Izin pengambilan data awal Di Desa

97
98
LAMPIRAN 4

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Dengan hormat

Saya sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti

Husada Madiun,

Nama : Ella Thalia

NIM : 201402015

Bermaksud melakukan penelitian tentang “Efektifitas Jus Tomat Dan Tomat

Yang Direbus Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di

Desa Temenggungan Kecamatan Karas Kabupaten Magetan”. Sehubungan

dengan ini, saya memohon kesediaan bapak/ ibu/ saudara/ saudari untuk menjadi

responden dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data bapak/ ibu/

saudara/ saudari akan sangat kami jaga dan informasi yang kami dapatkan akan

saya gunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya

ucapkan terima kasih

Madiun, April 2018


Peneliti,

Ella Thalia
NIM 201402015

99
LAMPIRAN 5

PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

Dengan menandatangani lembar ini, saya:

Nama :

Usia :

Alamat :

Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang

berjudul “Efektifitas Jus Tomat Dan Tomat Yang Direbus Terhadap Perubahan

Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa Temenggungan Kecamatan

Karas Kabupaten Magetan”.

Saya telah dijelaskan bahwa pemberian terapi jus tomat dan tomat rebus

dilakukannya pengecekkan tukanan darah sebelum dan sesudah ini hanya

digunakan untuk keperluan penelitian dan saya secara suka rela bersedia menjadi

responden penelitian ini.

Magetan, April 2018

Yang Menyatakan,

( )

100
LAMPIRAN 6

SOP PENGUKURAN TEKANAN DARAH

1 Pengertian Merupakan tata cara pemeriksaan tekanan darah yang


merupakan indikator untuk menilai sistem
kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi
2 Tujuan Mengetahui nilai tekanan darah
3 Persiapan alat a) Stetoskop
b) Sphygnomanometer
c) Alat tulis
4 Persiapan perawat a) Memperkenalkan diri
b) Menjelaskan manfaat dan tujuan dilakukan
pemeriksaan tekanan darah
c) Menyiapkan peralatan yang di inginkan
5 Hal yang perlu di a) Kaji tempat paling baik untuk melakukan
perhatikan pengukuran tekanan darah
b) Anjurkan pada [asien untuk menghindari kafein
dan merokok 30 menit sebelum pengukuran

6 Persiapan pasien a) Responden diberi penjelasan tentang tindakan


yang akan dilakukan.
b) Persiapkan tempat dan jaga privasi pasien.

7 Prosedur a) Siapkan sphygmomanometer dan stetoskop serta


pelaksanaan alat tulis.
b) Bantu pasien mengambil posisi duduk atau
berbaring.
c) Posisikan lengan atas setinggi jantung dan telapak
tangan menghadap ke atas.
d) Gulung lengan baju bagian atas.
e) Palpasi arteri brankialis dan letakkan manset yang
masih kempis pasang manset dengan rata dan pas
di sekeliling lengan atas.
f) Pastikan sphygmomanometer di posisikan secara
vertikal sejajar dengan mata pengamat dan
pengamat tidak boleh lebi jauh dari 1 meter.
g) Letakkan earpieces stetoskop pada telinga dan
pastikan bunyi jelas, tidak redup (muffled).
h) Ketahui letak arteri brakialis dan letakkan belt
atau difragma chestpice diatasnya serta jangan
menyentuh manset atau baju pasien.
i) Tutup kuyup balon tekan searah jarum jam
sampai kencang.
j) Gembungkan manset 30 mmHg diatas tekanan
sistolik yang dipalpasi kemudian dengan perlahan

101
lepaskan dan biarkan air raksa turun dengan
kecepatan 2-3 mmHg per detik.
k) Catat titik pada manometer saat bunyi pertama
jelas terdengar.
l) Lanjutkn mengempiskan manset, ctat titik pada
manometer sampai 2 mmHg terdekat atau saat
bunyi tersebut hilang.
m) Kempeskan manset dengan cepat dan sempurna.
Buka manset dari lengan kecuali jika ada rencana
untuk mengulang

102
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
PEMBUATAN TERAPI JUS TOMAT

Pengertian Suatu kegiatan memberikan terapi yang menggunakan jus


tomat sebagai media utamanya, dengan menggunakan
metode diminum
Tujuan 1. Untuk memberikan efek perubahan tekanan darah

Prosedur I. Persiapan Alat:


Pembuatan Jus
f. 150 gram tomat merah matang
Tomat
g. 50 ml air

h. Blender

i. Pisau

j. Penyaring

k. Gelas ukur 200 cc

II. Pelaksanaan Membuat Jus Tomat


e. Cuci bersih tomat

f. Potong potong tomat

g. Blender semua bahan hingga halus dan rata

h. Saring jus tomat

III. Cara Pemakaian


c. Minum jus tomat satu kali sehari setiap pagi

sebelum makan.

d. Minum 1 gelas jus tomat selama 7 hari berturut-

turut.

103
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
TERAPI TOMAT REBUS

Pengertian Suatu kegiatan memberikan terapi yang menggunakan jus


tomat sebagai media utamanya, dengan menggunakan
metode diminum
Tujuan 1. Untuk memberikan efek perubahan tekanan darah

Prosedur I. Persiapan Alat:


Pembuatan Jus
f. 150 gram tomat merah matang
Tomat
g. Air secukupnya

h. Kompor

i. Panci

j. Saringan

II. Pelaksanaan Membuat Tomat Rebus


e. Cuci buah tomat sampai bersih

f. Rebus tomat dengan air secukupnya selama 15

menit

g. Lumatkan tomat sampai halus

h. Lalu saring

III. Cara Pemakaian


a) Minum jus tomat satu kali sehari setiap pagi

sebelum makan.

b) Minum 1 gelas jus tomat selama 7 hari berturut-

turut.

104
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
PEMBERIAN TERAPI TOMAT REBUS

Pengertian Suatu kegiatan memberikan terapi yang menggunakan


tomat rebus sebagai media utamanya, dengan menggunakan
metode diminum
Tujuan 1. Untuk memberikan efek perubahan tekanan darah
Prosedur I. Persiapan Alat:
1. Tomat rebus 1 gelas
2. Gelas ukur 200 cc
3. Lembar observasi
II. Persiapan pasien
1. pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan.
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur terapi
III. Pelaksanaan
1. Waktu : Pagi hari sebelum makan.
2. Jenis terapi tomat : Jus tomat.
3. Menyiapkan tomat rebus 1 gelas 200 cc.
4. Melakukan pemeriksaan tekanan darah.
5. Meminun 1 tomat rebus.
6. Lakukan pemeriksaan tekanan darah kembali
setelah 7 hari pemberian terapi jus tomat.
IV. Tahap Terminasi
1. Berpamutan dengan Kelien
2. Membereskan alat
3. Mencuci tagan

105
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)
JIKA TEKANAN DARAH RESPONDEN DROP
Pengertian Suatu kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh peneliti
jika responden mengalami keadaan dimana tekanan
darahnya turun di bawah angka normal yaitu mencapai ≤
110/90 mmhg
Tujuan Suatu acuan dalam penatalaksanaan pada responden jika terjadi
hipotensi saat dilakukan penelitian jus tomat dan tomat rebus

Prosedur kerja 1. Bantu pasien dan keluarga untuk mengenali tanda tanda
hipotensi ( tekanan darah Rendah)
a. Mengeluhkan keadaan sering pusing
b. Sering menguap
c. Pengelihatan kurang jelas ( berkunang-kunang) terttama
sehabis duduk lama lalu berjalan.
d. Keringat dingin
e. Merasa cepat lelah atau tidak bertenaga
f. Tampak pucat
g. Mengalami pingsan yang berulang
2. Hentikan pemberian terapi jus tomat atau tomat rebus jika
responden atau keluarga melaporkan pada peneliti penemuan
tanda tanda hipotensi seperti diatas
3. Anjurkan untuk minum air putih dalam jumlah yang cukup
banyak antara 8 hingga 10 gelas, sesekali minum kopi agar
memicu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah
meningkat dan juga makan makanan yang tinggi natrium atau
garam.
4. Peneliti segera melakukan akukan pemeriksaan tekanan darah
pada responden
5. Jika tekanan darah tidak kunjung mengalami kenaikkan bawa
responden ke pusat kesehatan terdekat (puskesmas)
6. Drop out responden dari sample yang dijadikan penelitian.
7. Ambil atau gantikan responden tersebut dengan responden
lain.
8. Lakukan terapi dari awal lagi pada responden yang baru
tersebut.
9. Lakukan pemeriksaan tekanan darah series pada responden
yang baru tersebut untuk menghindari terjadinya hipotensi
pada responden.

106
LAMPIRAN 7

LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN JUS TOMAT

Hari/Tanggal:

Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik


Tekanan
Tekanan Tekanan
darah Tekanan
Jenis darah darah
No Nama Umur sebelum darah
kelamin sesudah sesudah
(pre) sebelum (pre)
(post) diberi (post) diberi
diberi diberi terapi
terapi terapi
terapi
1 Ny K 40 P 150 130 100 80
2 Ny N 38 P 140 130 90 80
3 Ny R 45 P 140 120 90 80
4 Ny S 47 P 170 150 90 90
5 Tn B 35 L 150 140 100 90
6 Ny D 37 P 140 130 90 80
7 Ny T 38 P 160 140 100 80
8 Tn k 46 L 160 140 100 80
9 Ny S 40 P 150 130 100 90
10 Ny s 45 P 140 120 90 80
11 Ny P 50 P 160 130 90 80
12 Ny W 45 p 150 130 90 80
13 Ny R 55 P 160 140 90 80
14 Ny Y 49 P 150 140 100 80
15 Ny S 55 P 170 150 100 90
16 Ny B 50 P 160 140 90 90
17 Ny J 48 P 140 120 90 80

107
LEMBAR OBSERVASI RESPONDEN TOMAT REBUS

Hari/Tanggal:

Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik


Tekanan Tekanan Tekanan
Tekanan
Jenis darah darah darah
No Nama Umur darah
Kelamin sebelum sesudah sesudah
sebelum (pre)
(pre) diberi (post) diberi (post) diberi
diberi terapi
terapi terapi terapi
1 Ny K 35 P 170 160 100 90
2 Ny k 39 P 150 140 90 80
3 Ny S 38 P 160 140 100 90
4 Tn L 40 L 150 150 100 90
5 Ny S 35 P 140 130 90 80
6 Ny S 49 P 160 150 90 90
7 Tn P 47 L 170 160 100 90
8 Ny M 37 P 150 140 90 80
9 Ny W 55 P 160 150 90 90
10 Tn M 50 L 140 130 90 80
11 Ny S 45 P 150 150 90 90
12 Ny R 49 P 140 130 90 80
13 Tn D 55 L 140 140 90 90
14 Ny C 50 P 150 140 100 100
15 Tn H 48 L 140 130 90 80
16 Tn A 55 L 150 140 90 80
17 Ny D 50 O 150 140 100 90

108
LAMPIRAN 8
Surat Pengantar Dari Kampus Izin Penelitian

109
LAMPIRAN 9
Surat Izin Penelitian

110
111
112
113
LAMPIRAN 10
Telah Melakukan Penelitian Dari Desa

114
LAMPIRAN 11

Telah Melakukan Penelitian Dari Puskesmas

115
LAMPIRAN 12

Hasil Tabulasi PerubahanTekanan Darah Dengan Terapi Tomat Rebus


Pada Penderita Hipertensi adi Desa Temenggungan Kecamatan Karas
Kabupaten Magetan

Tekanan Tekanan
Jenis Pendidi- Pekerja-
No Nama Usia Rokok Darah Darah Selisih
kelamin kan an
Sebelum Sesudah
Sistol Diastol Sistol Diastol Sistol Diastol
1 Ny. K 35 2 3 2 2 170 100 160 90 10 10
2 Ny. K 39 2 2 2 2 150 90 140 80 10 10
3 Ny.S 38 2 2 4 2 160 100 140 90 20 10
4 Tn.L 40 1 2 3 1 150 100 150 90 0 10
5 Ny. S 35 2 2 4 2 140 90 130 80 10 10
6 Ny. S 49 2 2 2 2 160 90 150 90 10 0
7 Tn. P 47 2 2 2 2 170 100 160 90 10 10
8 Ny.M 37 2 2 2 2 150 90 140 80 10 10
9 Ny. W 55 2 2 2 2 160 90 150 90 10 0
10 Tn. M 50 1 1 4 2 140 90 130 80 10 10
11 NY. S 45 2 2 2 2 150 90 150 90 0 0
12 NY. R 49 2 2 2 2 140 90 130 80 10 10
13 Tn. D 55 1 1 3 1 140 90 140 90 0 0
14 Ny. C 50 2 2 2 2 150 100 140 100 10 0
15 Tn. H 48 1 2 4 2 140 90 130 80 10 10
16 Tn. A 55 1 2 4 2 150 90 140 80 10 10
17 Ny.D 50 2 2 2 2 150 100 140 100 10 10

116
Hasil Tabulasi Perubahan Tekanan Darah Dengan Terapi Jus
Tomat Pada Penderita Hipertensi adi Desa Temenggungan Kecamatan
Karas Kabupaten Magetan

Tekanan Tekanan
Jenis Pendidi- Pekerja-
No Nama Usia Rokok Darah Darah Selisih
kelamin kan an
Sebelum Sesudah
Sistol Diastol Sistol Diastol Sistol Diastol
1 Ny. K 40 2 2 2 2 150 100 130 80 20 20
2 Ny . N 38 2 2 2 2 140 90 130 80 10 10
3 Ny . R 45 2 2 2 2 140 90 120 80 20 10
4 Ny. S 47 2 2 2 2 170 90 150 90 20 0
5 Tn. B 35 1 3 3 1 150 100 140 80 10 10
6 Ny. D 37 2 2 4 2 140 90 130 80 10 10
7 Ny. T 38 2 2 2 2 160 100 140 80 20 20
8 Tn.K 46 1 2 2 1 160 100 140 80 20 20
9 Ny . S 40 2 2 2 2 150 100 130 90 10 10
10 Ny. S 45 2 2 2 2 140 90 120 80 10 10
11 Ny. P 50 2 2 2 2 160 90 130 80 20 10
12 Ny. W 45 2 2 2 2 150 90 130 80 10 10
13 Ny. R 55 2 1 2 2 160 90 140 80 20 10
14 Ny. Y 49 2 2 3 2 150 100 140 80 10 20
15 Ny. S 55 2 1 2 2 170 100 150 90 20 10
16 Ny B 50 2 2 4 2 160 90 140 80 20 0
17 Ny.J 48 2 2 4 2 140 90 120 80 20 10

117
LAMPIRAN 13

DISTRIBUSI FREKUENSI

Statistics

USIA SEX PENDIDIKAN PEKERJAAN MEROKOK

N Valid 34 34 34 34 34

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 26-35 tahun 3 8.8 8.8 8.8

36-45 tahun 13 38.2 38.2 47.1

46-55 tahun 18 52.9 52.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

SEX

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid LAKI LAKI 7 20.6 20.6 20.6

PEREMPUAN 27 79.4 79.4 100.0

Total 34 100.0 100.0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid pendidikan dasar 4 11.8 11.8 11.8

pendidikan menengah 28 82.4 82.4 94.1

pendidikan tinggi 2 5.9 5.9 100.0

Total 34 100.0 100.0

118
PEKERJAAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 22 64.7 64.7 64.7

WIRASWASTA 4 11.8 11.8 76.5

BURUH TANI 8 23.5 23.5 100.0

Total 34 100.0 100.0

MEROKOK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid MEROKOK 4 11.8 11.8 11.8

TIDAK MEROKOK 30 88.2 88.2 100.0

Total 34 100.0 100.0

119
LAMPIRAN 14

UJI NORMALITAS

Tekanan darah

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total


tekanand
arah N Percent N Percent N Percent

pre sistole 34 100.0% 0 .0% 34 100.0%

post sistole 34 100.0% 0 .0% 34 100.0%

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
tekanand
arah Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pre sistole .217 34 .000 .864 34 .001

post sistole .197 34 .002 .915 34 .011

a. Lilliefors Significance Correction

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

Perlakuan N Percent N Percent N Percent

pre jus tomat 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%

tomat rebus 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%

post jus tomat 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%

tomat rebus 17 100.0% 0 .0% 17 100.0%

120
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Perlakuan Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pre jus tomat .182 17 .136 .876 17 .028

tomat rebus .253 17 .005 .860 17 .015

post jus tomat .205 17 .056 .893 17 .052

tomat rebus .243 17 .009 .880 17 .032

121
LAMPIRAN 15

HOMOGENITAS PRE-TEST JUS TOMAT DAN TOMAT REBUS

HOMOGENITAS DATA SISTOLIK


Test of Homogeneity of Variances

pre_sistolik

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.120 1 31 .732

ANOVA

pre_sistolik

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 10.027 1 10.027 .095 .760

Within Groups 3280.882 31 105.835

Total 3290.909 32

HOMOGENITAS DATA DIASTOLIK


Test of Homogeneity of Variances

pre_diastolilk

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.252 1 31 .272

ANOVA

pre_diastolilk

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 8.122 1 8.122 .333 .568

Within Groups 755.515 31 24.371

Total 763.636 32

122
HOMOGENITAS DATA POST JUS TOMAT DAN TOMAT REBUS

HOMOGENITAS DATA SISTOL


Test of Homogeneity of Variances

hasilsistol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.006 1 32 .938

ANOVA

hasilsistol

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 576.471 1 576.471 6.323 .017

Within Groups 2917.647 32 91.176

Total 3494.118 33

HOMOGENITAS DATA DIASTOL


Test of Homogeneity of Variances

hasildiastole

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.850 1 32 .058

ANOVA

hasildiastole

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 47.059 1 47.059 1.542 .223

Within Groups 976.471 32 30.515

Total 1023.529 33

123
LAMPIRAN 16
HASIL WILCOXON

SISTOL JUS TOMAT

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

pre 17 152.35 10.326 140 170

post 17 134.12 9.393 120 150

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

post - pre Negative Ranks 17a 9.00 153.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 0c

Total 17

Test Statisticsb

post - pre

Z -3.782a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

124
WILCOXON DIASTOL JUS TOMAT

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

perdiastolejustomat 17 94.12 5.073 90 100

postdiastolejustomat 17 82.94 4.697 80 90

WILCOXON SIGNED RANKS TEST


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

postdiastolejustomat - Negative Ranks 15a 8.00 120.00


perdiastolejustomat
Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 2c

Total 17

a. postdiastolejustomat < perdiastolejustomat

b. postdiastolejustomat > perdiastolejustomat

c. postdiastolejustomat = perdiastolejustomat

Test Statisticsb

postdiastolejusto
mat -
perdiastolejustom
at

Z -3.578a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

125
WILCOXON TOMAT REBUS SISTOLIK

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

presistoltomatrebus 17 151.18 9.926 140 170

possistoltomatrebus 17 142.35 9.701 130 160

WILCOXON SIGNED RANKS TEST


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

possistoltomatrebus - Negative Ranks 14a 7.50 105.00


presistoltomatrebus
Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 3c

Total 17

a. possistoltomatrebus < presistoltomatrebus

b. possistoltomatrebus > presistoltomatrebus

c. possistoltomatrebus = presistoltomatrebus

Test Statisticsb

possistoltomatreb
us -
presistoltomatreb
us

Z -3.638a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

126
WILCOXON DIASTOL TOMAT REBUS

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

pre_diastol_tomat_rebus 17 93.53 4.926 90 100

pos_diastol_tomat_rebus 17 86.47 7.859 80 100

Wilcoxon Signed Ranks Test


Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

pos_diastol_tomat_rebus - Negative Ranks 12a 6.50 78.00


pre_diastol_tomat_rebus
Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 5c

Total 17

a. pos_diastol_tomat_rebus < pre_diastol_tomat_rebus

b. pos_diastol_tomat_rebus > pre_diastol_tomat_rebus

c. pos_diastol_tomat_rebus = pre_diastol_tomat_rebus

Test Statisticsb

pos_diastol_tom
at_rebus -
pre_diastol_tom
at_rebus

Z -3.464a

Asymp. Sig. (2-tailed) .001

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

127
LAMPIRAN 17

HASIL SPSS MANN WHITNEY SISTOLIK

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

hasilpostestsistolik 34 13.5294 6.91172 .00 30.00

perlakuan 34 1.5000 .50752 1.00 2.00

Mann-Whitney Test
Ranks

perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

hasilpostestsistolik justomat 17 23.88 406.00

tomatrebua 17 11.12 189.00

Total 34

Test Statisticsb

hasilpostestsistol
ik

Mann-Whitney U 36.000

Wilcoxon W 189.000

Z -4.129

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: perlakuan

128
HASIL SPSS MAN WHITNEY DIASTOLIK

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

hasilpostestdiastolik 34 10.0000 5.50482 .00 20.00

perlakuan 34 1.5000 .50752 1.00 2.00

Mann-Whitney Test
Ranks

perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

hasulpostestdiastolik justomat 17 21.76 370.00

tomat rebus 17 13.24 225.00

Total 34

Test Statisticsb

hasulpostestdias
tolik

Mann-Whitney U 72.000

Wilcoxon W 225.000

Z -3.115

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .012a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: perlakuan

129
LAMPIRAN 18

130
131
LAMPIRAN 19

Foto Dokumentasi Penelitian

Dokumentasi pengukuran tekanan darah pre eksperimen

Memberikan penjelasn tentang penelitian yang akan dilakukan

Dokumentasi pemberian terapi jus tomat dan tomat rebus

132
Dokumentasi pengukuran tekanan darah post eksperimen

133
Lampiran 20

Lembar Kegiatan Penelitian

Bulan
No Kegiatan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Pengajuan dan
konsul judul
2. Penyusunan dan
bimbingan
proposal
3. Bimbingan
Proposal
4. Ujian proposal
5. Revisi proposal
6. Pengambilan
data awal
7. Penelitian
8. Pengambilan
data akhir
5 Penyusunan dan
bimbingan skipsi
6 Ujian skripsi

134

Anda mungkin juga menyukai