Anda di halaman 1dari 87

POTENSI SEDUHAN BUBUK KOPI HIJAU ROBUSTA

TERHADAP KADAR LDL TIKUS


HIPERLIPIDEMIA

SKRIPSI

oleh

MARISKA SITI MAHARANI


NIM G42161163

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020
POTENSI SEDUHAN BUBUK KOPI HIJAU ROBUSTA
TERHADAP KADAR LDL TIKUS
HIPERLIPIDEMIA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Gizi (S.Tr. Gz)
di Program Studi Gizi Klinik
Jurusan Kesehatan

oleh

MARISKA SITI MAHARANI


NIM G42161163

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2020

ii
iii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini sebagai persembahan rasa terima kasih kepada:


1. Keluarga saya, Ayah Suhartono, Ibu Eni Handayati, Adik saya Rasilia
Khoirun Nisak yang telah memberi kasih sayang tanpa batas, dukungan
moril atau materil, doa yang tidak putus setiap hari serta pengorbanan
yang tak terhingga sampai saat ini.
2. Dosen pembimbing saya dr. Adhiningsih Yulianti, M. Gizi yang sudah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan serta bimbingan sejak awal
sampai selesainya skripsi ini.
3. dr. Arisanty Nur Setia Restuti, M. Gizi dan dr. Arinda Lironika Suryana,
M. Kes yang telah memberikan banyak masukan dan kritikan untuk skripsi
ini.
4. Dosen Program Studi Gizi Klinik yang sudah memberikan ilmu dan
mendidik dan membimbing saya dengan penuh kesabaran dan kasih
sayang selama ini.
5. Agusmurdojohadi Putradjaka, A.Md yang telah meluangkan waktu untuk
membantu melaksanakan penelitian.
6. Teman seperjuangan saya Atika, Gianluci, Putri Dewi, Sasmitha, Aulia,
Rifi dan Diki yang selalu berjuang dan bekerja sama dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Sahabat-sahabatku saya yang sudah memberikan motivasi dan semangat
untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman Gizi Klinik Angkatan 2016 yang sama-sama berjuang
menuju kesuksesan.
9. Almamater Program Studi Gizi Klinik Jurusan Kesehatan Politeknik
Negeri Jember, tempatku menimba ilmu.

iv
MOTTO

“Tak perlu seseorang yang sempurna. Cukup temukan orang yang selalu
membuatmu bahagia dan membuatmu berarti lebih dari siapapun”
(B.J. Habibie)

“Dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi
keseimbangan itu”
(QS. Ar-Rahman ayat 9)

v
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Mariska Siti Maharani
NIM : G42161163

menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam Skripsi


saya yang berjudul “Potensi Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta Terhadap Kadar
LDL Tikus Hiperlipidemia” merupakan gagasan dan hasil karya saya sendiri
dengan arahan dosen pembimbing, dan belum pernah diajukan dalam bentuk
apapun pada perguruan tinggi manapun.
Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas
dan dapat diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini.

Jember, 13 Agustus 2020

Mariska Siti Maharani


NIM G42161163

vi
Potensi Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta Terhadap Kadar LDL Tikus
Hiperlipidemia (Potential of Robusta Green Coffee Brewing Against
LDL Levels in Hyperlipidemia Rats)

Mariska Siti Maharani


Program Studi Gizi Klinik
Jurusan Kesehatan

ABSTRAK

Hiperlipidemia adalah kelainan fraksi lemak yang sering terjadi karena naiknya
kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida. Seduhan bubuk kopi hijau robusta
dapat membantu menurunkan kadar LDL tikus wistar hiperlipidemia dengan
mengunggulkan kandungan antioksidan yang terkandung dalam biji kopi hijau
yaitu salah satunya asam klorogenat. Asam klorogenat bekerja menghambat
oksidasi dari LDL sehingga menurunkan kadar LDL dalam darah. Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui potensi seduhan bubuk kopi hijau robusta
terhadap kadar LDL tikus hiperlipidemia. Jenis penelitian ini adalah True
Ekperimental dengan Pretest-Posttest Control Group. Penelitian ini menggunakan
27 ekor tikus putih jantan yang berumur 2-3 bulan. Tikus dibagi menjadi 2
kelompok kontrol dan 1 kelompok perlakuan yang diberikan seduhan bubuk kopi
hijau robusta dengan dosis 3,6 ml/hari selama 28 hari. Data dianalisis dengan uji
Paired t-test dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat
perbedaan yang bermakna kadar LDL pretest (p = 0,158), tidak terdapat
perbedaan yang bermakna kadar LDL posttest (p = 0,328). Terdapat penurunan
kadar LDL yang signifikan pada kelompok perlakuan pretest dan posttest (p =
0,047). Kesimpulan dari penelitian ini adalah seduhan bubuk kopi hijau robusta
dengan dosis 3,6 ml/hari berpotensi terhadap perubahan kadar LDL pada tikus
normal.

Kata Kunci: Hiperlipidemia, Kadar LDL, Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta.

vii
Potential of Robusta Green Coffee Brewing Against LDL Levels in
Hyperlipidemia Rats (Potensi Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta
terhadap Kadar LDL Tikus Hiperlipidemia)

Mariska Siti Maharani


Clinical Nutrition Study Program
Department of Health

ABSTRACT

Hyperlipidemia is a fat fraction disorder that often occurs due to increased levels
of total cholesterol, LDL and triglycerides. Steeping green coffee powder can help
reduce LDL levels of hyperlipidemic wistar rats by boasting the antioxidant
content contained in green coffee beans, one of which is chlorogenic acid.
Chlorogenic acid works to inhibit the oxidation of LDL to reduce LDL levels in
the blood. The aim of this research was to see the potency of steeping robusta
green coffee powder on LDL levels in hyperlipidemic rats. This research type is
True Experimental with Pretest-Posttest Control Group. The study used 27 male
white rats aged 2-3 months. Rats were divided into 2 control groups and 1
treatment group which were given robusta green coffee powder brewing at a dose
of 3.6 ml / day for 28 days. Data were analyzed using Paired t-test and ANOVA.
The results showed that there was no significant difference in pretest LDL levels
(p = 0.158), there was no significant difference in posttest LDL levels (p = 0.328).
There was a significant decrease in LDL levels in the pretest and posttest
treatment groups (p = 0.047). The conclusion of this study is that steeping robusta
green coffee powder at a dose of 3.6 ml / day has the potential to change LDL
levels in normal rats.

Keywords: Hyperlipidemia, LDL Levels, Robusta Green Coffee Brewing.

viii
RINGKASAN

Potensi Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta Terhadap Kadar LDL Tikus
Hiperlipidemia, Mariska Siti Maharani, Nim G42161163, Tahun 2020, 81 hlm,
Gizi Klinik, Politeknik Negeri Jember, dr. Adhiningsih Yulianti, M. Gizi
(Pembimbing Utama).

Hiperlipidemia adalah kelainan fraksi lemak yang sering terjadi karena


naiknya kadar kolesterol, LDL dan trigliserida. Prevalensi hiperlipidemia di
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 sebesar
35,1% sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 35,9%.
Penumpukan lemak pada pembuluh darah merupakan salah satu penyebab utama
terjadinya jantung koroner.
Kopi hijau merupakan kopi yang didapatkan dari biji kopi yang masih
belum melalui proses penyangraian. Pada proses penyangraian dengan suhu lebih
dari 180-200oC dapat merubah kandungan pada biji kopi. Biji kopi hijau robusta
memiliki kandungan asam klorogenat yang lebih banyak dari biji kopi yang
lainnya. Jumlah kandungan asam klorogenat pada seduhan bubuk kopi hijau
robusta 4,37 mg/100 ml berdasarkan uji pendahuluan yang dilakukan di
Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas Airlangga. Asam
klorogenat adalah salah satu senyawa turunan dari fenolik yang memiliki sifat
larut terhadap air.
Kadar lipid yang berlebihan pada penderita hiperlipidemia dapat
menyebabkan stress oksidatif yang dapat mengganggu fungsi endotel melalui
peningkatan produksi radikal bebas. LDL yang sudah teroksidasi ROS memiliki
sifat aterogenik. Aktivitas antiinflamasi pada kopi robusta diperankan dengan
senyawa fenolik senyawa yang terdiri dari chlorogenic acid, 3- caffeoylquinic
acid, dan hydrooxicinnamates. Asam klorogenat memiliki khasiat sebagai
antioksidan eksogen yang berperan dalam mencegah kerusakan sel melalui
pengikatan sejumlah radikal bebas. Sifat farmakologisnya adalah aktivitas
hepatoprotektif. Salah satu jenis senyawa polifenol yang terkandung dalam biji
kopi yaitu asam klorogenat yang memiliki sifat antioksidan yang kuat dan mampu

ix
mencegah kerusakan hati. Asam klorogenat bekerja menghambat oksidasi dari
LDL sehingga menurunkan kadar LDL dalam darah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi seduhan bubuk kopi hijau
robusta terhadap kadar LDL tikus hiperlipidemia. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Oktober 2019 – Januari 2020 di Laboratorium Biomedik Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jenis penelitian ini merupakan jenis
penelitian True Ekperimental dengan desain penelitian yang digunakan adalah
rancangan Pretest-Posttest Control Group. Jumlah sampel yang digunakan berupa
tikus putih galur wistar berjenis kelamin jantan yang berusia 2-3 bulan. Seduhan
bubuk kopi hijau robusta yang diberikn yaitu dengan dosis 3,6 ml/hari.
Data kadar LDL yang diperoleh kemudian dianalisis. Pada pemeriksaan
sebelum perlakuan (pre test) menggunakan uji ANOVA dengan nilai signifikansi
p=0,158 (p>α) yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar
kelompok sebelum intervensi. Sedangkan pada pemeriksaan sesudah perlakuan
(post test) dianalisis menggunakan uji ANOVA dengan nilai signifikansi p=0,328
(p>α) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar
kelompok perlakuan setelah intervensi sehingga tidak dilanjutkan uji Post Hoc
Bonferroni.
Selanjutnya, hasil pemeriksaan sebelum dan sesudah perlakuan
dibandingkan menggunakan uji Paired T-Test. Hasil statistik didapatkan nilai (p =
0,047) maka dapat diketahui bahwa kadar LDL pada kelompok perlakuan
mengalami penurunan yang bermakna setelah diberikan seduhan bubuk kopi hijau
robusta dengan dosis 3,6 ml/hari selama 28 hari.
Terjadi penurunan kadar LDL pada kelompok perlakuan dikarenakan
kandungan asam klorogenat yang terdapat pada seduhan bubuk kopi hijau robusta.
Asam klorogenat memiliki sifat kimia yang dapat menurunkan kadar kolesterol
darah. Asam klorogenat juga mempunyi efek biologis yang berkaitan dengan
aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Antioksidan memiliki peranan penting
dalam penghambatan pada saat proses reaksi oksidasi yang menghasilkan radikal
bebas beserta turunannya. Antioksidan memiliki peranan penting dalam
penghambatan pada saat proses reaksi oksidasi yang menghasilkan radikal bebas

x
beserta turunannya. Radikal bebas adalah senyawa yang memiliki kandungan
satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, sehingga memiliki sifat yang
sangat reaktif dan mampu mengoksidasi molekul disekitarnya seperti lipid.
Antioksidan memiliki sifat yang sangat mudah dioksidasi, sehingga radikal bebas
akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi molekul lain dalam sel dari
kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen reaktif.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif dan
kelompok perlakuan sebelum intervensi dengan nilai p value lebih dari 0,05 yang
artinya pemberian pakan tinggi lemak tidak dapat menaikkan kadar LDL secara
signifikan. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol
negatif, kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan sesudah intervensi
dengan nilai p value lebih dari 0,05 yang artinya seduhan bubuk kopi hijau
robusta tidak dapat menurunkan kadar LDL secara signifikan. Persentase
perubahan kadar LDL sebelum dan sesudah pemberian seduhan bubuk kopi hijau
robusta pada kelempok perlakuan yaitu 21,15%. Seduhan bubuk kopi hijau
robusta dengan dosis 3,6 ml/hari berpotensi menurunkan kadar LDL pada tikus
normal.

xi
PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


berkat rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul
“Potensi Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta Terhadap Kadar LDL Tikus
Hiperlipidemia” dapat terselesaikan tepat pada waktunya, sebagai syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Program Studi D-IV Gizi Klinik Jurusan Kesehatan
Politeknik Negeri Jember.
Dalam penyelesaian skripsi ini banyak berbagai pihak yang membantu, oleh
karena itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Syaiful Anwar, S.TP., M.P selaku Direktur Politeknik Negeri Jember.
2. Sustin Farlinda, S.Kom., M.T, selaku Ketua Jurusan Kesehatan di Politeknik
Negeri Jember.
3. dr. Adhiningsih Yulianti, M. Gizi, selaku Ketua Program Studi Gizi Klinik di
Politeknik Negeri Jember sekaligus dosen pembimbing.
4. Dosen dan staf pengajar Program Studi D-IV Gizi Klinik yang sudah
memberikan motivasi dan turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.
5. Teman-teman Gizi Klinik 2016 dan semua pihak yang telah ikut membantu
dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, penuis mengharakan kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini di masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Jember, 13 Agustus 2020

Penulis

xii
PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Mariska Siti Maharani


NIM : G42161163
Program Studi : Gizi Klinik
Jurusan : Kesehatan

Demi pengembangan Ilmu Pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan


kepada UPT. Perpustakaan Politeknik Negeri Jember, Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif (Non-Exclusive Royalty Free Right) atas Karya Ilmiah berupa Skripsi
saya yang berjudul :

POTENSI SEDUHAN BUBUK KOPI HIJAU ROBUSTA TERHADAP


KADAR LDL TIKUS HIPERLIPIDEMIA

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini UPT. Perpustakaan Politeknik


Negeri Jember berhak menyimpan, mengalih media atau format, mengelola dalam
bentuk Pangkalan Data (Database), mendistribusikan karya dan menampilkan atau
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis atau pencipta.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak


Politeknik Negeri Jember, Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas
Pelanggaran Hak Cipta dalam Karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jember
Pada tanggal : 13 Agustus 2020
Yang menyatakan,

Nama : Mariska Siti Maharani


NIM : G42161163

xiii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................ v
SURAT PERNYATAAN ...................................................................... vi
ABSTRAK.............................................................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................... viii
RINGKASAN ......................................................................................... ix
PRAKATA ............................................................................................. xii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................... xiii
DAFTAR ISI ......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xviii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xix

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................ 1


1.1. Latar Belakang .................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
1.3.1. Tujuan Umum Penelitian .............................................. 3
1.3.2. Tujuan Khusus Penelitian .............................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 4
1.4.1. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan ................................ 4
1.4.2. Manfaat Bagi Masyarakat .............................................. 4
1.4.3. Manfaat Bagi Peneliti .................................................... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5


2.1. Penelitian Terdahulu ........................................................... 5

xiv
2.2. LDL ....................................................................................... 9
2.2.1 Definisi LDL ................................................................. 9
2.2.2 Metabolisme LDL .......................................................... 10
2.3. Hiperlipidemia ..................................................................... 10
2.3.1 Definisi Hiperlipidemia ................................................. 10
2.3.2 Klasifikasi Hiperlipidemia ............................................. 11
2.3.3 Patofisiologi Hiperlipidemia .......................................... 12
2.4. Kopi Hijau ............................................................................ 13
2.4.1 Definisi Seduhan Bubuk Kopi Hijau ............................. 13
2.4.2 Klasifikasi Kopi Hijau ................................................... 14
2.4.3 Kandungan Gizi Kopi Hijau ........................................... 14
2.4.4 Pengaruh Kopi Hijau Terhadap Kadar LDL ................... 15
2.5 Hewan Coba ............................................................................. 16
2.6 Kerangka Konsep .................................................................... 17
2.7 Hipotesis Penelitian ................................................................. 18

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 19


3.1. Jenis Penelitian .................................................................... 19
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 20
3.3. Variabel Penelitian ............................................................... 20
3.3.1 Variabel Bebas............................................................... 20
3.3.2 Variabel Terikat ............................................................. 20
3.4. Definisi Operasional ............................................................. 20
3.5. Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 21
3.5.1 Besar Populasi ............................................................... 21
3.5.2 Besar Sampel ................................................................. 21
3.5.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi .......................................... 22
3.6. Penentuan Dosis.................................................................... 22
3.6.1 Dosis Adaptasi ............................................................... 22
3.6.2 Dosis Induksi ................................................................. 23
3.6.3 Dosis Seduhan Kopi Hijau Robusta ............................... 23

xv
3.7. Instrumen Penelitian ............................................................ 23
3.7.1 Alat ............................................................................... 23
3.7.2 Bahan ............................................................................ 24
3.8 Diagram Alir ............................................................................ 25
3.9 Prosedur Penelitian ........................................................ 26
3.9.1 Persiapan dan Pemeliharaan Tikus ............................ 26
3.9.2 Persiapan Pakan ....................................................... 26
3.9.3 Perlakuan Induksi ..................................................... 26
3.9.4 Proses Pembuatan Seduhan Kopi Hijau Robusta ....... 27
3.9.5 Pemberian Seduhan Kopi Hijau ................................ 27
3.9.6 Pengambilan Sampel Darah Tikus ............................ 28
3.9.7 Pemusnahan Tikus Penelitian ................................... 28
3.9.8 Pegukuran Kadar LDL ................................................... 28
3.10 Analisis Data .......................................................................... 29

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 30


4.1 Analisis Perbedaan Kadar LDL Awal (T0) ............................ 31
4.2 Analisis Perbedaan Kadar LDL Antar Kelompok Sebelum
Intervensi .............................................................................. 32
4.3 Analisis Perbedaan Kadar LDL Antar Kelompok Sesudah
Intervensi .............................................................................. 33
4.4 Analisis Perbedaan Kadar LDL Sebelum dan Sesudah diberikan
Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta pada Setiap Kelompok
Perlakuan .............................................................................. 35
4.5 Analisis Perbedaan Selisih Kadar LDL Pretest dan Posttest Antar
Kelompok Tikus ................................................................... 37

BAB 5. PENUTUP .................................................................................... 39


5.1 Kesimpulan .............................................................................. 39
5.2 Saran ........................................................................................ 40

xvi
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 41

LAMPIRAN .............................................................................................. 44

xvii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Hiperlipidemia ..................................................... 11

Tabel 2.2 Kandungan Gizi Kopi ............................................................ 14

Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................. 20

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Sebelum Induksi (T0)............. 31

Tabel 4.2 Hasil Uji ANOVA Kadar LDL Antar Kelompok Sebelum Intervensi
(Pretest) ................................................................................. 32

Tabel 4.3 Hasil Uji ANOVA Kadar LDL Antar Kelompok Sebelum Intervensi
(Posttest)................................................................................ 34

Tabel 4.4 Hasil Uji Paired-t-test Perbedaan Kadar LDL Sebelum dan Sesudah
Intervensi pada Kelompok Perlakuan .................................... 35

Tabel 4.5 Selisih Kadar LDL Sebelum dan Sesudah Antar Kelompok Tikus 37

xviii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Tanaman Kopi ................................................................... 13
Gambar 2.2 Tikus Putih ......................................................................... 17
Gambar 3.1 Desain Penelitian ................................................................ 19
Gamabr 3.2 Diagram Alir Penelitian ...................................................... 25
Gambar 3.3 Diagram Alir Pembuatan Seduhan bubuk Kopi Hijau.......... 27

xix
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Ethical Clearance .............................................................. 44

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ............................................................ 46

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................... 48

Lampiran 4. Hasil Uji Kandungan Asam Klorogenat pada Seduhan Bubuk Kopi
Hijau Robusta .................................................................... 49

Lampiran 5. Surat Sehat ......................................................................... 50

Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Tikus Sebelum Perlakuan (T0) 51

Lampiran 7. Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Tikus Sebelum Intervensi (Pre Test)
.......................................................................................... 54

Lampiran 8. Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Tikus Sebelum Intervensi (Post Test)
.......................................................................................... 56

Lampiran 9. Uji Normalitas Kadar LDL T0, Pretest dan Posttest ........... 58

Lampiran 10. Hasil Analisis SPSS Uji Homogenitas dan One Way Anova Data T0
.......................................................................................... 59

Lampiran 11. Hasil Analisis SPSS Uji Homogenitas dan One Way Anova Data
Pretest ............................................................................... 60

Lampiran 12. Hasil Analisis SPSS Uji Homogenitas dan One Way Anova Data
Posttest .............................................................................. 61

Lampiran 13. Uji Paired T-Test Kadar LDL ......................................... 62

Lampiran 14. Uji Normalitas, Homogenitas dan One Way Anova Selisih Kadar
LDL Pretes Posttest .......................................................... 63

Lampiran 15. Dokumentasi .................................................................... 64

Lampiran 16. Biodata Peneliti ................................................................ 66

xx
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hiperlipidemia adalah kelainan fraksi lemak yang sering terjadi karena
naiknya kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida. LDL dianggap sebagai
kolesterol jahat karena memiliki efek aterogenik (mudah menempel di dinding
sebelah dalam pembuluh darah) yang dapat menyebabkan banyaknya
penumpukan lemak pada pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan pembuluh
darah (Dalimartha dan Dalimartha, 2014). Penumpukan lemak pada pembuluh
darah merupakan salah satu penyebab utama terjadinya jantung koroner.
Prevalensi penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter di
Indonesia sebesar 0,5% atau 883.447 orang sedangkan berdasarkan diagnosis
dokter atau gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang
(Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan diagnosis atau gejala penyakit jantung koroner
terbanyak di Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.127 orang atau 1,3% (Kemenkes
RI, 2013). Prevalensi hiperlipidemia di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Pada tahun 2008 sebesar 35,1% sedangkan pada tahun 2013
mengalami peningkatan menjadi 35,9% (WHO, 2013).
Kadar lipid yang berlebihan pada penderita hiperlipidemia dapat
menyebabkan stress oksidatif yang dapat mengganggu fungsi endotel melalui
peningkatan produksi radikal bebas. LDL yang sudah teroksidasi ROS memiliki
sifat aterogenik (Fathoni, 2011). Aktivitas antiinflamasi pada kopi robusta
diperankan dengan senyawa fenolik senyawa yang terdiri dari chlorogenic acid,
3- caffeoylquinic acid, dan hydrooxicinnamates.
Penatalaksanaan terapi hiperlipidemia terdiri dari terapi farmakologis dan
non farmakologis. Terapi farmakologis yaitu dengan cara pemberian obat anti
lipid sedangkan untuk terapi non farmakologis yaitu perubahan gaya hidup,
aktivitas fisik, penurunan berat badan, berhenti merokok dan terapi nutrisi medis
(Perkeni, 2015). Perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan cara mengurangi

1
2

asupan asam lemak jenuh, meningkatkan asupan serat, mengurangi asupan


karbohidrat dan alkohol (Perki, 2017).
Kopi merupakan minuman yang sudah sering dikonsumsi mulai dari jaman
nenek moyang sehingga tidak asing lagi di telinga masyarakat. Kopi hijau
merupakan kopi yang didapatkan dari biji kopi yang masih belum melalui proses
penyangraian (Rahardjo, 2017). Pada proses penyangraian dengan suhu lebih dari
180-200oC dapat merubah kandungan pada biji kopi. Biji kopi hijau robusta
memiliki kandungan asam klorogenat yang lebih banyak dari biji kopi yang
lainnya. Kandungan asam klorogenat pada biji kopi hijau robusta adalah 6,1-11,3
(Farah, 2012). Asam klorogenat adalah salah satu senyawa turunan dari fenolik
yang memiliki sifat larut terhadap air (Afriliana, 2018). Kandungan asam
klorogenat pada kopi akan terurai menjadi derivat fenol sehingga dapat
menyebabkan kandungan asam klorogenat pada biji kopi akan berkurang
(Afriliana, 2018).
Kadar LDL tinggi merupakan injury utama pada endotel. Zat-zat toksik
seperti hyper-LDL menyebabkan peningkatan pada produksi ROS dari endotel.
ROS adalah salah satu senyawa pengoksidasi turunan dari oksigen yang memiliki
sifat yang sangat reaktif. Radikal bebas jika melebihi dari kemampuan antioksidan
seluler dapat merusak pada sel disebut sebagai stress oksidatif (Suryohudoyo,
2010). Stress oksidatif yang terjadi di endotel diakibatkan karena hyper-LDL
dapat mengakibatkan peningkatan pada produksi radikal bebas. Peneltian yang
sudah dilakukan oleh Fatimatuzzahro dan Chriestedy P. (2018) menjelaskan
bahwa pemberian seduhan kopi robusta 3,6 ml pada tikus yang diinduksi dengan
diet tinggi lemak dapat menurunkan kadar LDL. Berdasarkan uji one way
ANOVA ada perbedaan kadar LDL yang bermakna antara kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan (p=0,01).
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti mengambil judul ini karena kopi
robusta mempunyai kandungan kimia seperti kafein, asam klorogenat, asam
ferulat dan asam kafeat yang berfungsi sebagai antioksidan dan antiinflamsi. Oleh
sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang potensi seduhan
3

bubuk kopi hijau robusta terhadap kadar LDL tikus wistar hiperlipidemia dengan
mengunggulkan kandungan antioksidan yang terkandung dalam biji kopi hijau
yaitu salah satunya asam klorogenat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah apakah terdapat potensi seduhan bubuk kopi hijau robusta
terhadap kadar LDL tikus hiperlipidemia?

1.3 Tujuan penelitian


1.3.1 Tujuan Umum Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi seduhan bubuk kopi hijau
robusta terhadap kadar Low Density Lipoprotein (LDL) tikus Hiperlipidemia.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui kadar Low Density Lipoprotein (LDL) pada tikus sebelum dan
sesudah pemberian seduhan bubuk kopi hijau robusta.
2. Menganalisis perbedaan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) pada tikus
sebelum pemberian seduhan bubuk kopi hijau robusta.
3. Menganalisis perbedaan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) pada tikus
setelah pemberian seduhan bubuk kopi hijau robusta.
4. Menganalisis perbedaan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) tiap kelompok
perlakuan pada tikus sebelum dan sesudah pemberian seduhan bubuk kopi
hijau robusta.
5. Mengetahui perbedaan selisih seduhan bubuk kopi hijau robusta antar
kelompok perlakuan pada tikus sebelum dan sesudah pemberian terhadap
kadar LDL.
6. Mengetahui prosentase perubahan seduhan bubuk kopi hijau robusta pada
kelompok perlakuan pada tikus sebelum dan sesudah pemberian terhadap
kadar Low Density Lipoprotein (LDL).
4

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan informasi ilmiah tentang potensi seduhan bubuk kopi
hijau terhadap kadar Low Density Lipoprotein (LDL) tikus hiperlipidemia dan
dapat dijadikan sumber untuk penelitian selanjutnya bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

1.4.2 Bagi Masyarakat


Sebagai tambahan wawasan baru bagi masyarakat yang menderita
hiperlipidemia bahwa seduhan bubuk kopi hijau robusta bermanfaat untuk
menurunkan kadar LDL bagi penderita hiperlipidemia.

1.4.2 Bagi Peneliti


Sebagai tambahan pengalaman dalam mengadakan sebuah penelitian kepada
hewan coba dan tambahan pengetahuan untuk memberikan minuman berupa
seduhan bubuk kopi hijau robusta untuk menurunkan kadar Low Density
Lipoprotein (LDL) pada penderita hiperlipidemia.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


2.1.1 Perbedaan Kadar Kolesterol LDL Darah Tikus Sprague Dawley pada
Pemberian Kopi Filter dan Tanpa Filter, Raysa Tanjung Sari dan Niken
Puruhita, 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol LDL
darah tikus Sprague Dawley pada pemberian kopi filter dan tanpa filter. Kopi
filter dilakukan proses filtrasi dengan kertas saring kopi sehingga menjadi
larutan kopi tanpa ampas.
Penelitian ini menggunakan tikus jantan Sprague Dawley sebanyak 30 ekor.
Sampel dibagi menjadi 3 kelompok yang dan setiap kelompok terdiri dari 10 ekor
tikus yang sudah dihitung menggunakan rumus besar sampel eksperimental
Federer. Kelompok kontrol (P0) diberi air putih 4x2,7 ml, kelompok perlakuan 1
(P1) diberi kopi tanpa filter 4x2,7 ml dan kelompok perlakuan 2 (P2) diberi kopi
filter 4x2,7 ml. Kadar LDL kolesterol ditentukan dengan metode direct yaitu
pemeriksaan dengan homogeneous enzym.
Hasil penelitian berdasarkan uji paired t-test menunjukkan bahwa tidak ada
perbedaan kadar kolesterol LDL secara bermakna sebelum dan sesudah perlakuan
pada setiap kelompok (p>0.05). Peningkatan kadar kolesterol LDL secara
berturut-turut yaitu 1,8 mg/dl (P0), 0,8 mg/dl (P2) dan 0,2 mg/dl (P1).
Berdasarkan hasil uji one-way ANOVA, menunjukkan tidak terdapat perbedaan
kadar kolesterol LDL secara signifikan antara ketiga kelompok perlakuan
(p>0.05).

5
6

2.1.2 Efek Seduhan Kopi Robusta terhadap Profil Lipid Darah dan Berat Badan
Tikus yang Diinduksi Diet Tinggi Lemak, Nadie Fatimatuzzahro dan
Rendra Chriestedy P., 2018
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek kopi robusta (Coffea
canephora) terhadap profil lipid darah dan berat badan tikus yang diberi diet
tinggi lemak.
Penelitian ini menggunakan lima belas ekor tikus wistar jantan yang
berumur 2-3 bulan dibagi secara acak menjadi 3 kelompok dan diberi perlakuan
dengan kurun waktu 4 minggu. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah
bubuk kopi robusta. Kelompok I adalah kelompok kontrol yang diberi diet
standar, kelompok II adalah tikus Hiperlipidemia yang diberi diet tinggi lemak
dan kelompok III adalah tikus yang diberi perlakuan diet tinggi lemak dan
seduhan kopi dengan dosis 3,6ml/hari.
Hasil penelitian pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan HDL antara tikus yang diberi seduhan
kopi robustan dibandingkan dengan kelompok kontrol dan hiperlipid. Berdasarkan
hasil uji one-way ANOVA terdapat perbedaan kadar kolesterol LDL yang
bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p=0,01). Hal ini
membuktikan bahwa kelompok yang diberi diet tinggi lemak dan seduhan kopi
memiliki efek menurunkan kadar LDL dibandingkan dengan kelompok yang
hanya diberi diet tinggi lemak.

2.1.3 Efek Pemberian Seduhan Kopi Robusta (Coffea canephora) terhadap


Pembentukan Lesi Aterosklerosis Karotis pada Tikus Wistar (Rattus
norvegicus) Hiperlipidemia, Fadinda Aisa Wiranadiany, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lesi aterosklerosis karotis
pada model tikus hiperlipidemia yang diberi seduhan kopi robusta (Coffea
Canephora).
Pada penelitian menggunakan penelitian eksperimental laboratoris pada
tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) menggunakan rancanagan the post test
only control group design. Penelitian ini menggunakan sampel 12 ekor tikus
7

wistar jantan berusia 3-4 bulan dan dalam keadaan sehat. Kelompok penelitian
terdiri dari 3 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus, yaitu
kelompok K (kelompok kontrol), kelompok H (kelompok Hiperlipidemia) dan
kelompok C (kelompok kopi). Kelompok H diberi pakan tinggi lemak berupa
lemak babi yang telah dicairkan sebanyak 3gr/hari dan kuning telur bebek 2
ml/hari diberikan dua kali sehari dengan pemberian sonde lambung setiap pagi
dan sore, sedangkan kelompok C diberi pakan tinggi lemak yang ditambah dengan
seduhan kopi robusta sebanyak 3,6 ml/hari selama 28 hari. Pada hari ke-29
sebelum dilakukan dekapitasi dilakukan pemeriksaan kadar Low Density
Lipoprotein (LDL) pada serum darah hewan coba.
Hasil penelitian menunjukkan dinding arteri karotis kelompok
Hiperlipidemia lebih tebal dibandingkan kelompok kontrol dan kelompok kopi
secara signifikan (p<0,05). Hasil pengamatan persentase ateroma dan deposisi
lipid paling besar pada kelompok Hiperlipidemia yaitu 75%. Hasil pemeriksaan
kadar LDL pada hewan coba menunjukkan kelompok hiperlipidemia memiliki
kadar LDL di atas batas normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
seduhan kopi robusta menghambat pembentukan lesi aterosklerosis karotis berupa
ketebalan dinding arteri, ateroma dan deposisi lipid pada tikus wistar
hiperlipidemia.

2.1.4 Efek Orsilat, Ekstrak Biji Kopi Hijau dan Kombinasinya terhadap Kadar
Adiponektin dan Profil Lipid, Joko Setyono dkk, 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efek anti-obesitas
orlistat, ekstrak biji kopi hijau (Coffea canephora robusta), dan kombinasinya
terhadap kadar adiponektin dan profil lipid.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experimental post test only
with control group design dengan rancangan acak lengkap (RAL). Hewan coba
dikelompokkan menjadi 6 kelompok, yaitu 1(kontrol negatif), kelompok 2
(kontrol positif), kelompok 3 (kelompok tikus obesitas yang diberi Orlistat dosis
15,9 mg/kgBB),kelompok 4 (kelompok tikus obesitas yang diberi ekstrak etanol
biji kopi hijau dosis 400 mg/kgBB), kelompok 5 (kelompok tikus obesitas yang
8

diberi ekstrak air biji kopi hijau dosis 400 mg/kgBB), dan kelompok 6 (kelompok
tikus obesitas yang diberi kombinasi Orlistat dosis 15,9 mg/kgBB dan ekstrak
etanol biji kopi hijau dengan dosis 400 mg/kgBB). Profil lipid dan kadar
adiponektin diukur dengan spektrofotometer pada serapan 500nm. Data yang
diperoleh diuji dengan one-way ANOVA dilanjutkan dengan analisis Post Hoc
Least Significant Difference (LSD) dengan α=0,05.
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan pada
kadar LDL kelompok kontol positif, kelompok perlakuan orlistat, ekstrak etanol
kopi hijau, dan ekstrak air kopi hijau terhadap kadar LDL kelompok perlakuan
kombinasi etanol dan orlistat. Berdasarkan uji Post Hoc Duncan, kelompok yang
diberi orlistat dan kelompok yang diberi ekstrak etanol kopi hijau terdapat dalam
satu subset, sehingga tidak ada perbedaan diantara kelompok tersebut. Sedangkan
pada kelompok yang diberi ekstrak etanol kopi hijau lebih memiliki efek
menurunkan terhadap kadar LDL dibandingkan dengan kelompok yang diberi
ekstrak air kopi hijau dan kombinasi orlistat dengan ekstrak etanol kopi hijau.
Pemberian ekstrak etanol kopi hijau lebih efisien dalam menurunkan kadar
kolesterol LDL, meningkatkan kolesterol HDL, menurunkan trigliserida dan
menurunkan kadar kolesterol total tikus putih yang diinduksi diet HFD. Namun
demikian, kombinasi ekstrak etanol kopi hijau dengan orlistat menunjukkan efek
peningkatan kadar adiponektin yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok
perlakuan lain.

2.1.5 Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Biji Kopi Hijau (Coffea


canephora) dan Latihan Fisik Intesitas Sedang terhadap Kadar Glukosa
dan Profil Lipid Darah pada Tikus Model Hiperlipidemia, Ririn Safitri,
2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji
kopi hijau dan latihan fisik terhadap kadar glukosa dan profil lipid darah.
Penelitian menggunakan 24 ekor tikus wistar jantan yang diinduksi diet
tinggi lemak ± 1 bulan untuk pembuatan model Hiperlipidemia, dan dibagi
menjadi 4 kelompok : kelompok H (kontrol hiperlipidemia), kelompok H-K
9

(hiperlipidemia + ekstrak biji kopi hijau), kelompok H-L (hiperlipidemia + latihan


fisik), dan kelompok H-KL (hiperlipidemia + pemberian ekstrak biji kopi hijau 30
menit sebelum latihan fisik. Intervensi dilaksanakan selama 4 minggu, pemberian
latihan 5 kali perminggu selama 30 menit perhari dan ekstrak biji kopi hijau
dengan dosis 62 mg / KgBB tikus. Pemeriksaan kadar glukosa dan profil lipid
darah menggunakan microlab 300 yang diukur sebelum dan sesudah intervensi.
Berdasarkan hasil penelitian kelompok H-KL (hiperlipidemia + pemberian
ekstrak biji kopi hijau 30 menit sebelum latihan fisik) secara signifikan
menurunkan kadar trigliserida, kolesterol dan tidak meningkatkan kadar glukosa,
serta tidak menurunkan LDL maupun HDL. Kelompok H-K (hiperlipidemia +
ekstrak biji kopi hijau) signifikan menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol
serta meningkatkan kadar glukosa dan menurunkan kadar HDL. Kelompok H-L
(hiperlipidemia + latihan fisik) secara signifikan menurunkan kadar kolesterol dan
LDL, tidak menurunkan kadar trigliserida dan HDL serta tidak meningkatkan
kadar glukosa.
Kombinasi Ekstrak biji kopi hijau dan latihan fisik berpengaruh
menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol. Ekstrak biji kopi hijau berdampak
negatif terhadap kadar glukosa dan HDL, namun jika dikombinasikan dengan
latihan fisik mampu menekan peningkatan kadar glukosa dan memperbaiki HDL
disfungsi.

2.2 LDL
2.2.1 Definisi LDL
LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar (40-50%) untuk
disebarkan ke seluruh jaringan perifer dan pembuluh nadi. LDL disebut juga
kolesterol jahat karena memiliki efek yang aterogenik, yaitu mudah melekat pada
dinding sebelah dalam pembuluh darah dan menyebabkan penumpukan lemak
yang dapat mengakibatkan penyempitan pada pembuluh darah (Dalimartha dan
Dalimartha, 2014). Kadar LDL tinggi terjadi karena pembentukan reseptor yang
kurang (kelainan genetik dan kejenuhan pada reseptor LDL) yang biasanya
disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi dan
10

terlalu banyak mengandung lemak jenuh. Tingginya kadar LDL di darah dapat
menyebabkan metabolisme LDL terganggu. Hati dan kelenjar adrenalin
merupakan jaringan yang banyak mengandung LDL. LDL mempunyai diameter
antara 20 – 25 mikron (Murray dkk, 2003).

2.2.2 Metabolisme LDL


LDL merupakan lipo-protein yang paling banyak mengandung kolesterol
dan merupakan produk akhir dari hidrolisis VLDL. Sebagian kolesterol LDL akan
dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis,
dan ovarium yang mempunyai reseptor kolesterol-LDL, dimediasi oleh apoB-100.
Lipoprotein LDL didegradasi di hepatosit dan akan melepaskan kolesterol yang
digunakan untuk biosintesis VLDL dan sintesis membran atau menjadi prekursor
biosintesis asam empedu. Asam empedu dan kolesterol bebas dibawa ke kantong
empedu. Sebagian kecil kolesterol-LDL masuk ke subendotel, mengalami
oksidasi, ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SR-A) makrofag, dan difagositosis
oleh makrofag yang akan menjadi sel busa (foam cell). Makin banyak kadar
kolesterol-LDL dalam plas-ma, maka makin banyak yang akan mengalami
oksidasi dan ditangkap oleh makrofag. Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi
tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung dalam LDL (Jim, 2013).

2.3 Hiperlipidemia
2.3.1 Definisi Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah kelainan fraksi lemak yang sering terjadi karena
naiknya kadar kolesterol total, LDL dan tinggi trigliserida (Dalimartha dan
Dalimartha, 2014). NCEP mengeluarkan standart kadar lipid seperti pada
dibawah ini :
11

Tabel 2.1 Klasifikasi hiperlipidemia oleh NCEP ATP 3


Lipid Kategori (mg/dL)
LDL
<100 Optimal/Normal
100-129 Mendekati optimal
130-159 Batas tinggi
160-189 Tinggi
≥190 Sangat tinggi
Kolesterol
<200 Optimal
200-239 Batas tinggi
≥240 Tinggi
HDL
<40 Rendah
≥60 Tinggi
Trigliserida
<150 Normal
150-199 Batas tinggi
200-499 Tinggi
Sumber: PERKENI (2015)

2.3.2 Klasifikasi Hiperlipidemia


Klasifikasi hiperlipidemia berdasarkan etiologinya dibedakan menjadi tiga
yaitu hiperlipidemia primer yang disebabkan karena kelainan genetik spesifik dan
hiperlipidemia sekunder yaitu terjadi karena penyakit lain yang menyebabkan
kelainan metabolisme lemak dan lipoprotein, serta hiperlipidemia idiopatik yaitu
hiperlipidemia yang masih belum diketahui pasti penyebabnya (Harikumar dkk.,
2013).
1. Hiperlipidemia Primer
Hiperlipidemia primer diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi Fredrickson
yang terdiri dari lima tipe yaitu seperti dibawah ini :
12

a. Tipe 1 yaitu terjadi kenaikan kolesterol dengan level trigliserida yang


tinggi
b. Tipe 2 yaitu terjadi kenaikan kolesterol tinggi dengan level trigliserida
yang normal
c. Tipe 3 yaitu terjadi kenaikan kolesterol dan trigliserida
d. Tipe 4 yaitu terjadi kenaikan trigliserida, atheroma, dan peningkatan asam
urea
e. Tipe 5 yaitu terjadi kenaikan trigliserida
2. Hiperlipidemia Sekunder
Hiperlipidemia sekunder atau hiperlipidemia didapat memiliki bentuk yang
mirip dengan dislipidemia primer. Hiperlipidemia sekunder dapat meingkatkan
resiko aterosklerosis dini, pancreatitis, atau berbagai komplikasi lainnya.
Penyebab tersering dari dislipidemia sekunder ini adalah diabetes mellitus,
penggunaan obat diuretik, beta bloker, dan esterogen jangka panjang.
Hiperlipidemia sekunder dapat juga disebabkan oleh penyakit hipotiroidisme,
gagal ginjal, nefrotik sindrom, ikterik obstruktif, cushing syndrome, anoreksia
nervosa, konsumsi alcohol, serta dapat pula disebabkan oleh penyakit endokrin
yang langka atau penyakit gangguan metabolisme lainnya (Harikumar, dkk.,
2013).

2.3.3 Patofisiologi Hiperlipidemia


VLDL disekresikan dalam hati yang kemudian dikonversi menjadi IDL
(Intermediate Density Lipoprotein) yang lebih lanjut menjadi LDL. LDL plasma
diikat pada reseptor LDL apoprotein B-100 yang terdapat di hati, adrenal dan sel-
sel perifer. Oksidasi LDL pada dinding arteri akan memicu respon inflamasi.
Monosit ditransformasi menjadi makrofag menghasilkan akumulasi sel busa. Sel
busa merupakan awal pembentukan endapan lemak arteri, yang jika proses ini
berlanjut terus akan memicu terjadinya angina, stroke, atau infark miokard
(Dipiro, 2015).
Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid ditransfer dalam darah sebagai
kompleks lipid dan protein (lipoprotein). Faktor kerusakan seperti LDL
13

teroksidasi, kerusakan mekanik pada endotelium dan homosistein yang berlebih


bisa menyebabkan disfungsi endotelial dan aterosklerosis. Lesi aterosklerosis
terbentuk dari transfer dan retensi dari LDL plasma melewati membran sel endotel
ke dalam matriks ekstraselular dari subendotelial. Saat berada di dalam dinding
arteri, LDL secara kimia dimodifikasi melalui oksidasi dan glikasi non-enzimatik.
LDL yang teroksidasi menimbulkan respon inflamasi yang dimediasi oleh
sitokin (Dipiro, 2015).

2.4 Kopi Hijau


2.4.1 Definisi Seduhan Bubuk Kopi Hijau
seduhan merupakan menyeduh atau mencampur bubuk kopi hijau robusta
dengan air panas. Kopi adalah salah satu jenis tanaman tropis yang bisa tumbuh
ada dimana-mana, kecuali tempat-tempat yang memiliki temperatur yang dingin
atau daerah yang tandus. Kopi hijau merupakan kopi yang didapatkan dari biji
kopi yang masih belum melalui proses penyangraian (Rahardjo, 2017).

Gambar 2.1 Tanaman Kopi


14

2.4.2 Klasifikasi Kopi


Klasifikasi tanaman kopi (Coffea sp.) menurut Rahardjo, 2012 adalah sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea sp. ( Cofffea arabica L., Coffea canephora, Coffea
liberica, Coffea excels).

2.4.3 Kandungan Gizi Kopi


Tabel 2.2. Kandungan Gizi Kopi
Konsentrasi (g/100g) Konsentrasi (g/100g)
Green Roasted Green Coffea Roasted
Komponen
Coffea Coffea canephora Coffea
Arabica arabica canephora
Sukrosa 6,0-9,0 4,2-tr 0,9-4,0 1,6-tr
Gula Pereduksi 0,1 0,3 0,4 0,3
Polisakarida 34-44 31-33 48-55 37
Lignin 3,0 3,0 3,0 3,0
Pectin 2,0 2,0 2,0 2,0
Protein 10,0-11,0 7,5-10 10,0-11,0 7,5-1,0
Asam Amino 0,5 Tidak 0,8-1,0 Tidak
Bebas terdeteksi terdeteksi
Kafein 0,9-1,3 1,1-1,3 1,5-2,5 2,4-2,5
Sumber : Farah (2012)
15

Tabel 2.2. Kandungan Gizi Kopi (lanjutan)


Konsentrasi (g/100g) Konsentrasi (g/100g)
Green Roasted Green Coffea Roasted
Komponen
Coffea Coffea canephora Coffea
Arabica Arabica canephora
Trigonelline 0,6-2,0 1,2-0,2 0,6-0,7 0,7-0,3
Asam Nikotinik - 0,016-0,026 - 0,014-0,025
Diterpen 0,5-1,2 0,9 0,2-0,8 0,2
Mineral 3,0-4,2 4,5 4,4-4,5 47
Asam klorogenat 4,1-7,9 1,9-2,5 6,1-11,3 3,3-3,8
Asam Alifatik 1,0 1,6 1,0 1,6
Asam Quinic 0,4 0,8 0,4 1,0
Melanoidins - 25 - 25
Sumber : Farah (2012)

2.4.4 Pengaruh Kopi Hijau Terhadap LDL


Kopi hijau mengandung beberapa senyawa, salah satunya adalah asam
klorogenat. Asam klorogenat adalah salah satu senyawa turunan dari fenolik yang
memiliki sifat larut terhadap air (Afriliana, 2018). Kandungan asam klorogenat
paling banyak pada biji kopi hijau robusta dibandingkan dengan biji kopi yang
lainnya. Kandungan asam klorogenat pada biji kopi hijau robusta sebesar 6,1-
11,3 mg/g biji kopi. Perbedaan kandungan ini tidak hanya dari jenisnya saja tetapi
ada beberapa faktor salah satunya seperti proses pemanasan atau penyangraian.
Pada proses penyangrain dapat merubah biji kopi secara fisik maupun secara
kimia dan juga dapat merusak kandungan pada biji kopi. Pada proses
penyangraian dengan suhu 180-200oC dapat mengakibatkan perubahan besar pada
kandungan kimia biji kopi. Penyangraian dapat memberikan efek pada kopi yaitu
peningkatan rasa pahit pada kopi karena terjadi pelepasan asam kafein dan
pembentukan lakton dan derivatif fenol yang lainnya.
Efek dan manfaat asam klorogenat bagi kesehatan adalah dapat mencegah
berbagai penyakit yang berhubungan dengan stress oksidatif seperti kanker,
16

kardiovaskular, penuaan dan penyakit neurodegeneratif. Penyakit kardiovaskular


adalah penyakit yang berkaitan dengan pembuluh darah dan jantung. Penyakit
yang berkaitan dengan pembeluh darah pada proses penyembuhan dapat dibantu
dengan salah satunya adalah asam klorogenat. Asam klorogenat merupakan
antioksidan yang terdapat di dalam kopi. Asam klorogenat memiliki khasiat
sebagai antioksidan eksogen yang berperan dalam mencegah kerusakan sel
melalui pengikatan sejumlah radikal bebas. Sifat farmakologisnya adalah aktivitas
hepatoprotektif. Salah satu jenis senyawa polifenol yang terkandung dalam biji
kopi yaitu asam klorogenat yang memiliki sifat antioksidan yang kuat dan mampu
mencegah kerusakan hati. Asam klorogenat bekerja menghambat oksidasi dari
LDL sehingga menurunkan kadar LDL dalam darah (Rukmana, 2014).

2.5 Hewan Coba


Hewan coba yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus putih.
Penelitian sering menggunakan tikus putih karena tikus putih dapat
berkembangbiak secara cepat dan dalam jumlah yang besar, ukuran tikus putih
pada usia 2 bulan bisa mencapai berat badan 200-300 gram, tikus putih juga tidak
mudah muntah dan tidak memiliki kelenjar empedu, lambung tikus terdiri dua
bagian yaitu non-glandular dan glandular, tikus putih juga mudah dikendalikan
dan dapat dilakukan pengambilan darah dalam jumlah banyak untuk pengujian
(Kusumawati, 2016).
Galur tikus yang sering digunakan untuk penelitian adalah galur Wistar dan
Sprague dawley. Tikus putih (Rattus norvegicus) galur Sprague dawley
dikembangkan dari tikus putih galur Wistar. Ciri-ciri galur Wistar, yaitu bertubuh
panjang dengan kepala lebih sempit, telinga tebal dan pendek dengan rambut
halus, mata berwarna merah, dan ekornya tidak pernah lebih panjang dari
tubuhnya.
Klasifikasi tikus putih adalah sebagai berikut (Akbar, 2010):
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
17

Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Subordo : Odontoceti
Familia : Muridae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegicus
Galur/Strain : Wistar
Tikus galur wistar memiliki kesamaan dengan manusia dan lazim digunakan
dalam penelitian tentang kadar kolesterol.Tikus sering jantan digunakan pada saat
penelitian karena memiliki sedikit pengaruh pada perubahan hormonal dan
estrogen berpengaruh terhadap kolesterol darah. Pada tikus jantan, lipid darah
tidak dipengaruhi karena tikus jantan mempunyai sedikit hormon estrogen
(Ganong, 2002).

Gambar 2.2 Tikus Putih


2.6 Kerangka Konsep

Tikus Wistar Normal


Diet Tinggi Lemak

• Genetik Tikus Hiperlipidemia


• Aktivitas Seduhan Bubuk
• Stress Kopi Hijau
• Hormonal
Penurunan Kadar LDL

Gambar 2.3 Kerangka Konsep


18

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti

2.7 Hipotesis Penelitian


1 Ada perbedaan kadar LDL tikus antara kelompok sebelum pemberian
seduhan bubuk kopi hijau robusta.
2 Ada perbedaan kadar LDL tikus antara kelompok sesudah pemberian seduhan
bubuk kopi hijau robusta.
3 Ada perbedaan kadar LDL tikus antara kelompok perlakuan sebelum dan
sesudah pemberian seduhan bubuk kopi hijau robusta.
4 Ada perbedaan selisih kadar LDL tikus sebelum dan sesudah pemberian
seduhan bubuk kopi hijau robusta antar kelompok.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian True Ekperimental. Desain
penelitian yang digunakan adalah Rancangan Pretest-Posttest Control Group
(Notoadmojo, 2010). Penelitian dilakukan dengan mengukur kadar LDL pada
kelompok kontrol negatif K(-), kelompok kontrol positif K(+) dan kelompok
perlakuan (P) sebelum dan sesudah perlakuan. Bentuk rancangan ini sebagai
berikut :
Pretest Perlakuan Posttest

O1 K(-) O2

X R O3 K(+) O4

O5 P O6

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Notoadmojo, 2010)


Keterangan :
X = Sampel Tikus
R = Randomisasi atau Random Sampling
O 1,3,5 = Observasi (Pretest) kadar LDL
O 2,4,6 = Observasi (Postest) kadar LDL
K = Kelompok Kontrol
a. Kelompok K(-), adalah kelompok tikus normal, yaitu tikus yang diberi
perlakuan diet standar dan air minum.
b. Kelompok K(+), adalah kelompok tikus hiperlipidemia yang diberi
perlakuan diet tinggi lemak sebanyak 20 g/ekor/hari serta diberi minum
larutan fruktosa 27,5%.
P = Kelompok perlakuan adalah kelompok tikus hiperlipidemia yang diberi
perlakuan diet tinggi lemak sebanyak 20 g/ekor/hari dan minum larutan

19
20

fruktosa 27,5% dan diberi perlakuan seduhan bubuk kopi hijau robusta
dosis 3,6 ml/hari

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 – Januari 2020. Tempat
pemeliharaan tikus di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember dan tempat analisis LDL di Laboratorium Biosains Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Universitas Negeri Jember.

3.3 Variabel Penelitian


3.3.1 Variabel Bebas : Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta
3.3.2 Variabel Terikat : Kadar LDL

3.4 Definisi Operasional


Tabel 3.1 Definisi Operasional
Skala
Variabel Definisi Operasional Satuan
Variabel
Seduhan Seduhan bubuk kopi dibuat dengan cara ml Rasio
Bubuk Kopi mencampurkan 12 gram bubuk kopi hijau
Hijau robusta dengan 200 ml air (Mulato dan
Robusta Suhariyanto, 2015). Dosis prmberian seduhan
bubuk kopi hijau robusta didapatkan dari dosis
konversi manusia ke tikus yaitu 3,6 ml/hari.
Pemberian seduhan diberikan 1 kali perhari
karena kapasitas lambung tikus yaitu 3-5 ml
(Kusumawati, 2016).
Kadar LDL Kadar LDL diambil setelah tikus dipuasakan 12 mg/dl Rasio
jam sebelum dilakukan pengambilan darah
sinus orbital untuk pemeriksaan kadar LDL.
Kadar LDL normal tikus yaitu 7-27,2 mg/dl
(Herwiyarirasanta, 2010).
21

3.5 Teknik Pengambilan Sampel


3.5.1 Besar Populasi
Penelitian ini menggunakan populasi hewan coba tikus putih galur wistar.
3.5.2 Besar Sampel
Estimasi besar sampel (replikasi) yang digunakan dalam penelitian ini
diperoleh berdasarkan perhitungan rumus group comparsion-one way anova
(Arifin dan Zahirudin, 2017).

Rumus Sampel Minimal : nmin = 10/k + 1


Rumus Sampel Maksimal : nmaks = 20/k + 1

Keterangan :
k = Jumlah kelompok perlakuan
n = Jumlah sampel di masing-masing kelompok
nmaks = 20/k + 1
= 20/3 + 1
= 8 ekor per kelompok
Berdasarkan hasil perhitungan penelelitian ini jumlah sampel yang
digunakan tiap kelompok yaitu 8 ekor tikus dengan jumlah kelompok adalah 3
kelompok sehingga penelitian ini membutuhkan 24 ekor tikus putih
jantan galur wistar (Arifin dan Zahirudin, 2017). Untuk mengantisipasi adanya
tikus yang drop out selama penelitian, maka diperlukan adanya tikus cadangan
dihitung menggunakan rumus koreksi besar sampel (Sastroasmoro dan Ismael,
2011).

n’ =

Keterangan:
n’ = besar sampel terkoreksi
n = besar sampel yang dihitung
f = perkiraan proporsi drop out, kira-kira 10% (f = 0,1)
22

n’ =

n’ =

n’ = 8,88 9 ekor tikus

Jumlah tikus cadangan = jumlah kelompok x (n’ – jumlah replikasi)

Jumlah tikus cadangan = 3 x (9 – 8)


= 3 ekor tikus
Jadi, terdapat 3 ekor tikus yang digunakan sebagai sampel cadangan apabila
terjadi drop out. Penambahan cadangan 3 ekor tikus dengan setiap kelompok akan
ditambahkan 1 ekor tikus jika ada salah satu tikus yang mengalami drop out. Jadi,
total tikus yang diperlukan saat penelitian adalah 27 ekor tikus.

3.5.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


a. Kriteria Inklusi
Tikus dalam keadaan sehat, memiliki berat badan antara 150-300 gram, berjenis
kelamin jantan dan berusia 2-3 bulan.
b. Kriteria Eksklusi
Tikus tidak mau makan dan mengalami penurunan keadaan fisik.
c. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random Sampling atau
pengambilan sampel secara acak.

3.6 Penentuan Dosis


3.6.1 Dosis Adaptasi
Pada penelitian ini semua kelompok tikus diberi pakan standar Rat Bio
sebesar 20g/ekor/hari dan air minum ad libitum selama 7 hari. Adaptasi dilakukan
untuk menyeragamkan kondisi tikus, cara hidup dan makanannya sebelum
dilakukan penelitian (Purnamasari, 2013).
23

3.6.2 Dosis Induksi


Pada penelitian ini, tikus diberikan pakan tinggi lemak yang terdiri dari 800
gram pakan standar Rat Bio, 150 gram mentega dan 50 gram kuning telur puyuh
serta diberi minuman larutan fruktosa 27,5%. Pakan induksi dan minuman berupa
larutan fruktosa diberikan secara ad libitum selama 45 hari. Pemberian diet tinggi
lemak dan larutan fruktosa bertujuan untuk meningkatkan profil lipid darah
sehingga terjadi tikus hiperlipidemia. Diet tinggi lemak dan larutan fruktosa
digunakan untuk menginduksi kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan.
Berat pakan tinggi lemak disesuaikan berdasarkan masa adaptasi yaitu 20g/hari
(Maryani, 2015).

3.6.3 Dosis Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta


Seduhan bubuk kopi hijau dibuat dengan cara mencampurkan 12 gram bubuk kopi
hijau robusta dengan 200 ml air air hangat (80oC) (Mulato, 2015). Dosis yang
digunakan pada penelitian merupakan dosis konversi dari manusia ke tikus yaitu
0,018 x 200ml = 3,6 ml/hari. Jumlah kandungan asam klorogenat pada seduhan
bubuk kopi hijau robusta 4,37 mg/100 ml berdasarkan uji pendahuluan yang
dilakukan di Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas
Airlangga.

3.7 Instrumen Penelitian


3.7.1 Alat
1. Alat pemeliharaan hewan coba kandang hewan coba (bak plastik, anyaman
kawat), kertas atau skam untuk alat tikus, botol air minum tikus, wadah
pakan, timbangan tikus, sonde lambung.
2. Alat yang dipakai untuk pembuatan ransum seperti mortar, beaker glass,
timbangan dan blender.
3. Alat pengambilan sampel darah yang digunakan terdiri dari Mikropipet
Hematokrit Non EDTA, Tabung Vacutainer, rak tabung, alat tulis, sarung
tangan, masker, jas laboratorium.
24

4. Alat untuk analisa serum darah dan kadar LDL yang digunakan terdiri dari
TMS1024i fotometer digital, tabung tanpa antikoagulan, venoject, holder.
5. Alat untuk pembuatan seduhan kopi hijau robusta yang digunakan terdiri dari
sendok, timbangan analitik, gelas ukur, panci, kompor dan baskom.

3.7.2 Bahan
Bahan perlakuan yang digunakan adalah bubuk kopi hijau robusta, air
hangat dengan suhu 800C. Bubuk kopi hijau robusta pada penelitian didapatkan
dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao berupa biji kopi hijau robusta. Biji kopi
yang didapatkan dijemur terlebih dahulu sampai kering, lalu di haluskan
menggunakan glinder. Pakan dan minuman tikus menggunakan air, pakan standar,
pakan induksi yang terdiri dari mentega, kuning telur puyuh dan larutan fruktosa
27,5%. Bahan untuk mengetahui kadar LDL pada serum darah tikus yang
digunakan terdiri dari alkohol swab, plesterin, reagen LDL satu dan dua.
25

3.8 Diagram Alir Penelitian


Sampel : 27 ekor tikus

Masa Adaptasi selama 7 hari

Puasa selama 12 jam untuk pemeriksaan kadar LDL T0

Pengelompokan sampel

K(-) K(+) P

) )

Pakan standar + air Induksi diet tinggi lemak + larutan fruktosa


minum selama 45 hari 27,5% selama 45 hari

Puasa selama 12 jam

Pengambilan sampel darah dan pemeriksaan kadar LDL (Pretest)

Kelompok K(-) pakan Kelompok K(+) pakan Kelompok Perlakuan pakan


standar + air minum tinggi lemak + larutan tinggi lemak + larutan fruktoa
27,5% dan seduhan bubuk kopi
selama 28 hari fruktosa 27,5% selama hijau selama 28 hari
penelitian 28 hari penelitian

Puasa selama 12 jam

Pengambilan sampel darah dan pemeriksaan kadar LDL (Posttest)

Analisis Data

Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian


26

3.9 Prosedur Penelitian


3.9.1 Persiapan dan Pemeliharaan Tikus
Persiapan tikus putih jantan galur wistar berumur 2 bulan yang memiliki
berat 150-250 gram dan dalam kondisi sehat. Penentuan jumlah tikus ditentukan
berdasarkan jumlah kelompok dan dihitung dengan rumus group comparsion-one
way anova sehingga didapatkan hasil 24 ekor tikus putih jantan galur wistar dan 3
ekor tikus putih jantan galur wistar sebagai cadangan. Tikus diambil secara acak
sesuai dengan kriteria inklusi. Selanjutnya dilakukan adaptasi pada tikus selama 7
hari dan diberikan pakan standar Rat Bio sebanyak 20g/ekor. Adaptasi dilakukan
untuk meminimalisir terjadinya stres pada tikus yang dapat berpengaruh pada
metabolisme sehingga mengganggu penelitian.
Tikus ditempatkan dalam kandang plastik dengan tutup terbuat dari kawat
ram dan dialasi sekam. Lingkungan tikus dikondisikan agar tidak lembab dengan
menjaga suhu sekitar 250C-290C serta terdapat pertukaran gelap dan terang setiap
12 jam. Setelah masa adaptasi, masing-masing kelompok tikus diletakkan dalam
kandang yang berbeda. Kesehatan tikus dipantau setiap saat dan dilakukan
penimbangan berat badan setiap 1 minggu hingga penelitian selesai.

3.9.2 Persiapan Pakan


Kelompok tikus kontrol positif dan kelompok perlakuan pada hari ke 8
penelitian, masuk pada masa induksi dengan diberikan pakan tinggi lemak yaitu
800 gram pakan standar, 150 gram mentega dan 50 gram kuning telur puyuh dan
larutan fruktosa 27,5% selama 45 hari. Pembuatan larutan fruktosa 27,5%
dilakukan dengan cara melarutkan 50 ml fruktosa 55% dengan aquades hingga
100 ml (Maryani, 2015).

3.9.3 Perlakuan Induksi


Kelompok tikus kontrol positif dan kelompok perlakuan diinduksi pada hari
ke-8 penelitian dengan memberikan pakan induksi sebanyak 20g/ekor selama 45
hari. Pemberian pakan induksi bertujuan agar terjadi kondisi hiperlipidemia pada
tikus.
27

3.9.4 Proses Pembuatan Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta


a. Pembuatan Seduhan Kopi Bubuk Hijau Robusta
Persiapan alat dan bahan, kemudian penimbangan bubuk kopi hijau setelah
itu di haluskan menggunakan glinder lalu pencampuran atau penyeduhan dengan
air hangat. Selanjutnya analisis kandungan asam klorogenat pada seduhan kopi
hijau robusta menggunakan spektrofotometer.

Bubuk kopi hijau robusta 12 gram

Penimbangan
Air
Pencampuran dengan air hangat 80oC

Penyaringan
Ampas Kopi

Seduhan bubuk kopi hijau robusta

Analisis kadar kandungan asam klorogenat

Gambar 3.3 Diagram Alir Pembuatan Seduhan Bubuk Kopi


Hijau Robusta (Mulato dan Suhariyanto, 2015)

3.9.5 Pemberian Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta


1. Kelompok kontrol negatif K(-) : Tikus Normal dan diberi pakan standar Rat
Bio.
2. Kelompok kontrol positif K(+) : Tikus Hiperlipidemia yang diberi pakan
tinggi lemak sebanyak 20 g/ekor/hari serta diberi minum larutan fruktosa
27,5%..
3. Kelompok perlakuan (P) : Tikus Hiperlipidemia yang diberi diet tinggi lemak
sebanyak 20 g/ekor/hari dan minuman larutan fruktosa 27,5% dan diberi
perlakuan seduhan bubuk kopi hijau robusta dengan dosis 3,6 ml/hari.
28

3.9.6 Pengambilan Sampel Darah Tikus


Pengambilan sampel darah tikus dilakukan setelah tikus dipuasakan selama
12 jam. Pengambilan darah dengan cara sinus orbital untuk pemeriksaan kadar
LDL pada saat awal tikus datang (T0), pretest dan posttest dilakukan pada semua
kelompok. Pemeriksaan dilakukan 3 kali yaitu pada hari ke 8 pemeriksaan awal
(T0), hari ke 53 setelah masa induksi dan pada hari ke 80 setelah pemberian
intervensi seduhan bubuk kopi hijau robusta. Tikus diambil darahnya sebanyak 2
ml secara Retro Orbitalis Plexus (melalui mata) (Kusumawati, 2016).
Selanjutnya, Sampel darah tersebut diletakkan pada tabung untuk dipisahkan
antara darah dan serum menggunakan sentrifuge selama 10 menit dengan
kecepatan 2500 rpm maka akan didapatkan serum darah untuk diperiksa kadar
LDL (Kamilla, 2017).

3.9.7 Pemusnahan tikus penelitian


Pemusnahan tikus dilakukan setelah proses penelitian selesai yaitu setelah
dilakukan pengambilan sampel darah kedua (posttest). Pemusnahan tikus
dilakukan dengan cara memberikan suatu anestetik over dosis dengan inhalasi
menggunakan kloroform dalam wadah tertutup kemudian hewan didislokasi.
Selanjutnya, tikus yang sudah mati dibungkus dalam kantong
plastik dan dikubur pada tempat yang telah disediakan (Kusumawati, 2016).

3.9.8 Pengukuran kadar LDL


Kadar LDL diukur menggunakan metode Selective Direct yaitu melakukan
pengukuran secara selektif dengan cara memisahkan partikel non-LDL melalui
reaksi enzimatic dengan menggunakan dua reagen. Sampel diambil sebanyak 3,0
µl dan reagen I sebanyak 280 µl dan diinkubasi selama 5 menit dengan suhu 370C,
lalu ditambahkan dengan reagen II sebanyak 70 µl lalu diinkubsaikan kembali
dengan waktu dan suhu yang sama (DiaSys, 2019).
29

3.10 Analisa Data


a. Analisis Data Statistik
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan program statistik SPSS 20.0.
Analisis untuk mengetahui kenormalan distribusi penyebaran data menggunakan
uji Saphiro Wilk. Uji paired test digunakan untuk mengetahui perbedaan kadar
LDL sebelum dan sesudah diberikan seduhan bubuk kopi hijau robusta. Uji one
way Anova digunakan untuk menganalisis perbedaan selisih kadar LDL antar
kelompok dan apabila signifikan terjadi perbedaan dilanjutkan uji post hoc untuk
mengetahui kelompok mana yang berbeda dan yang tidak berbeda. Jika data tidak
berdistribusi normal menggunakan uji nonparametrik Kruskal-Wallis dan
dilanjutkan dengan uji Man-Whitney.
b. Perhitungan prosentase perubahan pre test dan post test tiap kelompok
perlakuan menggunakan rumus:
Rumus % Perubahan =
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dengan judul “Potensi Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta


terhadap Kadar LDL Tikus Hiperlipidemia” di lakukan di Laboratorium Biomedik
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Negeri Jember dan tempat pemeriksaan
kadar LDL di Laboratorium Biosains Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
Negeri Jember, yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 sampai bulan Januari
2020. Proses penelitian berlangsung dengan rincian adaptasi selama 7 hari, 45 hari
induksi diet tinggi lemak dan larutan fruktosa 27,5% dan 28 hari pemberian
intervensi seduhan bubuk kopi hijau robusta.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih (Rattus
Norvegicus) galur wistar berjenis kelamin jantan, berusia 2-3 bulan dengan berat
150-300 gram. Sampel tikus diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga dengan jumlah yang digunakan adalah 27 ekor tikus putih
galur wistar.
Penelitian ini menggunakan seduhan bubuk kopi hijau robusta dibuat
dengan cara mencampurkan 12 gram bubuk kopi hijau robusta dengan 200 ml air
hangat dan dosis yang digunakan sebanyak 3,6 ml/hari diberikan secara sonde
selama 28 hari. Pemberian seduhan bubuk kopi hijau robusta ini bertujuan untuk
mengetahui potensi asam klorogenat yang terkandung pada seduhan bubuk kopi
hijau robusta. Hasil uji pendahuluan kadar asam klorogenat pada seduhan bubuk
kopi hijau robusta adalah sebesar 4,37 mg/100 ml, uji asam klorogenat dilakukan
di Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar LDL pada tikus sebelum
dan sesudah pemberian seduhan bubuk kopi hijau robusta, menganalisis
perbedaan kadar LDL pada tikus sebelum pemberian seduhan bubuk kopi hijau
robusta, menganalisis perbedaan kadar LDL pada tikus setelah pemberian seduhan
bubuk kopi hijau robusta, menganalisis perbedaan kadar LDL tiap kelompok
perlakuan pada tikus sebelum dan sesudah pemberian seduhan bubuk kopi hijau
robusta dan mengetahui persentase perubahan seduhan bubuk kopi hijau robusta

30
31

antar kelompok perlakuan pada tikus sebelum dan sesudah pemberian terhadap
kadar LDL.

4.1 Analisis Perbedaan Kadar LDL Awal (T0)


Penelitian diawali dengan melakukan adaptasi tikus selama 7 hari. Pada hari
ke 8 dilakukan pemeriksaan kadar LDL dan random sampling. Masa adaptasi
dilakukan bertujuan untuk mengetahui tikus dalam kondisi sehat atau tidak dan
supaya tikus dapat menyesuaikan pada lingkungan dan juga menghindari tikus
dalam kondisi stress karena jika tikus dalam kondisi stress dapat mempengaruhi
pada profil lipid darah. Selama adaptasi tikus diberikan pakan Rat Bio sebanyak
20g/ekor/hari dan air minum ad libitum.
Data hasil pemeriksaan kadar LDL awal (T0) selanjutnya dianalisi statistik
menggunakan SPSS 20.0. Analisis diawali dengan uji prasyarat yaitu uji
normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas berdasarkan data hasil
pemeriksaan kadar LDL awal (T0) dengan uji Saphiro-wilk diperoleh nilai
signifikansi p>0,05 yang artinya bahwa data pada tiap kelompok berdistribusi
normal. Hasil uji homogenitas Levene didapatkan hasil p>0,05 yang berarti data
pada tiap kelompok adalah sama atau homogen. Adapun hasil pemeriksaan kadar
LDL ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Awal (T0)


Kelompok Rerata Kadar LDL ± SD(mg/dl) p
Kontrol Negatif (K-) 24,4±4,12
Kontrol Positif (K+) 26,3±4 0,595
Perlakuan (P) 26±4,33

Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan p = 0,595 (p>0,05) artinya


bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok sebelum
intervensi. Hal ini menandakan tikus dalam kondisi sehat dibuktikan dengan hasil
analisis statistik yang tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hasil pemeriksaan
kadar LDL sebelum perlakuan dapat diketahui bahwa tikus memiliki kadar LDL
32

dalam kategori normal yaitu 7-27,2 mg/dl (Herwiyarirasanta, 2010). Hal ini
menunjukkan bahwa tikus masih belum mengalami hiperlipidemia. Sehingga
penelitian ini dapat dilanjutkan ke tahap induksi.

4.2 Analisis Perbedaan Kadar LDL Antar Kelompok Sebelum Intervensi


Pengambilan sampel darah tikus untuk data Pretest dilakukan setelah
proses induksi selesai. Data hasil pemeriksaan kadar LDL sebelum intervensi
selanjutnya dianalisi statistik menggunakan SPSS 20.0. Analisis diawali dengan
uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas
berdasarkan data hasil pemeriksaan kadar LDL pretest dengan uji Saphiro-wilk
diperoleh nilai signifikansi p>0,05 yang artinya bahwa data pada tiap kelompok
berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas Levene didapatkan hasil p>0,05 yang
berarti data pada tiap kelompok adalah sama atau homogen. Hasil uji tersebut
menunjukkan bahwa data pemeriksaan kadar LDL sebelum intervensi memenuhi
syarat analisis parametrik sehingga dilakukan uji ANOVA.

Tabel 4.2 Hasil Uji ANOVA Kadar LDL Antar Kelompok Sebelum Intervensi
(Pretest)
Kelompok Rerata Kadar LDL ± SD(mg/dl) p
Kontrol Negatif (K-) 23,2 ± 4,47
Kontrol Positif (K+) 23,26 ± 6,16 0,158
Perlakuan (P) 27,1 ± 3,98

Hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan p = 0,158 (p>0,05) artinya


bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok sebelum
intervensi, sehingga tidak dilanjutkan uji Post Hoc Bonferroni. Oleh karena itu,
pemberian pakan tinggi lemak yang terdiri dari pakan standar, mentega, kuning
telur puyuh dan minuman fruktosa 27,5% selama 45 hari masih belum dapatkan
meningkatkan kadar LDL, ditandai dengan tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara kadar LDL kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan
33

yang diberi pakan tinggi lemak dan minuman fruktosa 27,5% dan kelompok
kontrol negatif pakan standar.
Penelitian ini memberikan hasil bahwa pada semua kelompok tikus tidak
mengalami peningkatan kadar LDL (masih dalam kategori normal) yang artinya
pemberian pakan tinggi lemak yang terdiri dari pakan standart, mentega, kuning
telur puyuh dan minuman berupa fruktosa 27,5% selama 45 hari tidak memberi
pengaruh terhadap peningkatan LDL. Menurut Herwiyarirasanta (2010) nilai
normal kadar LDL pada tikus yaitu 7-27,2 mg/dl. Kadar LDL tidak mengalami
peningkatkan dikarenakan tikus tidak menghabiskan pakan tinggi lemak yang
diberikan karena pakan tinggi lemak dapat membuat tikus merasa lebih cepat
kenyang dan membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengosongan lambung
(Mayasari dan Rahayuni, 2014). Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian
yang dilakukan oleh Maryani (2015) yang menjelaskan bahwa pemberian pakan
tinggi lemak berupa campuran dari pakan standar, mentega dan kuning telur
puyuh serta larutan fruktosa 27,5% selama 45 hari dapat meningkatkan kolesterol
total, trigliserida dan LDL.

4.3 Analisis Perbedaan Kadar LDL Antar Kelompok Sesudah Intervensi


Hari ke-52 penelitian kelompok kontrol negatif diberi pakan stadar yaitu Rat
Bio, kelompok kontrol positif diberi pakan tinggi lemak dan minuman fruktosa
27,5% sedangkan untuk kelompok perlakuan diberi pakan tinggi lemak dan
minuman fruktosa 27,5% serta diberi seduhan bubuk kopi hijau robusta selama 28
hari. Seduhan bubuk kopi hijau robusta yang digunakan dalam penelitian ini telah
dilakukan uji kadar asam klorogenat. Hasil uji menunjukkan bahwa kandungan
asam klorogenat dalam 100 ml seduhan bubuk kopi hijau robusta yang dibuat
dengan cara mencampurkan 12 gram bubuk kopi hijau robusta dan 200 ml air
hangat mengandung 4,37 ml asam klorogenat. Dosis seduhan bubuk kopi hijau
robusta diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Fatimatuzzahro dan Chriestedy P. (2018) yang menjelaskan bahwa
mengkonsumsi seduhan kopi sebanyak 3,6 ml/hari selama 28 hari dapat
34

menurunkan kadar LDL pada tikus. Dosis ini sesuai dengan kebiasaan minum
kopi manusia yaitu 1 cangkir (200 ml) dan dikonversi dari manusia ke tikus.
Hari ke-80 penelitian dilakukan pemeriksaan kembali (Posttest) kadar LDL
pada setiap kelompok sampel. Data hasil pemeriksaan kadar LDL sesudah
intervensi selanjutnya dianalisis statistik menggunakan SPSS.20.0. Analisis
diawali dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil
analisis uji normalitas data pemeriksaan kadar LDL sesudah intervensi
menggunakan uji Saphiro Wilk. Hasil analisis menunjukkan p>0,05 yang berarti
data berdistribusi normal dan dilakukan uji homogenitas Lavene sehingga
didapatkan hasil analisis p>0,05 yang berarti varian data sama atau homogen.
Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa data pemeriksaan kadar LDL sesudah
intervensi memenuhi syarat analisis parametrik sehingga dilakukan uji ANOVA.

Tabel 4.3 Hasil Uji ANOVA Kadar LDL Antar Kelompok Sesudah Intervensi
(Posttest)
Kelompok Rerata Kadar LDL ± SD(mg/dl) p
Kontrol Negatif (K-) 18,82 ± 6,01
Kontrol Positif (K+) 23,31 ± 5,62 0,328
Perlakuan (P) 21,51 ± 7,08

Berdasarkan hasil uji ANOVA menunjukkan nilai signifikan p = 0,328


(p>0,05) artinya bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kelompok
perlakuan setelah intervensi, sehingga tidak dilanjutkan uji Post Hoc Bonferroni.
Hal ini berarti tidak terjadi penurunan kadar LDL yang signifikan antar kelompok
perlakuan. Kelompok kontrol positif (K+) memiliki nilai rata-rata 23,31±5,62
dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan dan dikatakan normal karena tidak
diberi seduhan bubuk kopi hijau robusta hanya diberi pakan tinggi lemak dan
minuman fruktosa 27,5%, sedangkan pada kelompok perlakuan di dapatkan
bahwa nilai rata-rata 21±7,08 terdapat penurunan kadar LDL sehingga pemberian
seduhan bubuk kopi hijau robusta selama 28 hari sudah dapat menurunkan kadar
LDL namun penurunannya tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Pada
kelompok perlakuan dan dapat di katakan kadar kelompok perlakuan normal.
35

4.4 Analisis Perbedaaan Kadar LDL Sebelum dan Sesudah diberikan


Seduhan Bubuk Kopi Hijau Robusta pada Setiap Kelompok Perlakuan
Data hasil pemeriksaan kadar LDL Pretest dan Posttest pada kelompok
perlakuan selanjutnya diuji normalitas dan dianalisis menggunakan uji Paired T.
Test. Hasil uji normalitas menggunakan uji Saphiro Wilk menunjukkan nilai
p>0,05 yang berarti disribusi data normal dan dilakukan uji Paired T Test. Hasil
uji Paired T Test didapatkan p>0,05 untuk kelompok kontrol negatif dan
kelompok kontrol positif yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna
sedangkan pada kelompok perlakuan p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang
bermakna pada kadar LDL sebelum dan sesudah pemberian seduhan bubuk kopi
hijau robusta.

Tabel 4.4 Hasil Uji Paired-t-test Perbedaan Kadar LDL Sebelum dan Sesudah
Intervensi pada Kelompok Perlakuan
Rerata Kadar LDL ± Rerata Kadar LDL ±
Kelompok p
SD (mg/dl) (Pretest) SD (mg/dl) (Posttest)
Kontrol Negatif (K-) 23,22 ± 4,47 18,82 ± 6,01 0,071
Kontrol Positif (K+) 23,26 ± 6,16 23,31 ± 5,62 0,988
Perlakuan (P) 27,1 ± 3,98 21,51 ± 7,08 0,047*
Keterangan: Uji Paired-t-Test Sig. <0,05
*bermakna secara statistik

Berdasarkan hasil analisis statistik maka dapat diketahui bahwa kadar LDL
pada tiap setiap kelompok kontrol negatif p=0,071 (p>0,05) dan kelompok
kontrol positif p=0,988 (p>0,05) yang berarti secara statistik tidak terdapat
perbedaan yang bermakna. Kelompok perlakuan p=0,047 (p<0,05) mengalami
penurunan yang bermakna setelah diberikan seduhan bubuk kopi hijau robusta
dengan dosis 3,6 ml/hari selama 28 hari. Data pretest kadar LDL yaitu 27,1 mg/dl
dan mengalami penurunan sebanyak 5,59 mg/dl sehingga pada posttest kadar
LDL menjadi 21,51 mg/dl. Pada penelitian sepenuhnya tidak sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Fatimatuzzahro dan Chriestedy P. (2018)
36

yang menjelaskan bahwa pemberian seduhan kopi robusta dengan dosis 3,6 ml
pada tikus yang diinduksi dengan pakan tinggi lemak memiliki efek yang
signifikan dalam menurunkan kadar LDL. Pada penelitian ini seduhan bubuk kopi
hijau robusta dapat menurunkan kadar LDL tikus yang masih memiliki kadar
LDL direntang normal jadi seduhan bubuk kopi hijau robusta dengan dosis 3,6
ml/hari hanya dapat menurunkan kadar LDL pada tikus normal.
Terjadi peningkatan kadar LDL pada kelompok kontrol positif karena
kelompok kontrol positif tetap diberi pakan tinggi lemak yang terdiri dari
campuran pakan standart, kuning telur puyuh dan mentega serta diberi minum
larutan fruktosa 27,5% yang diberikan secara ad libitum. Kelompok kontrol
positif juga tidak diberi seduhan bubuk kopi hijau robusta sehingga menyebabkan
kadar LDL pada kelompok kontrol positif meningkat. Pada kelompok perlakuan
diberikan pakan tinggi lemak yang terdiri dari campuran pakan standar, kuning
telur puyuh dan mentega serta diberi minum larutan fruktosa 27,5% secara ad
libitum.
Terjadi penurunan kadar LDL pada kelompok perlakuan dikarenakan
kandungan asam klorogenat yang terdapat pada seduhan bubuk kopi hijau
roobusta. Asam klorogenat memiliki sifat kimia yang dapat menurunkan kadar
kolesterol darah. Asam klorogenat juga mempunyi efek biologis yang berkaitan
dengan aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Antioksidan memiliki peranan
penting dalam penghambatan pada saat proses reaksi oksidasi yang menghasilkan
radikal bebas beserta turunannya. Radikal bebas adalah senyawa yang memiliki
kandungan satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, sehingga memiliki
sifat yang sangat reaktif dan mampu mengoksidasi molekul disekitarnya seperti
lipid. Antioksidan memiliki sifat yang sangat mudah dioksidasi, sehingga radikal
bebas akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi molekul lain dalam sel dari
kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen reaktif (Werdhasari,
2014).
37

4.5 Analisis Perbedaan Selisih Kadar LDL Pretest dan Posttest Antar
Kelompok Tikus
Hasil uji normalitas menggunakan uji Saphiro Wilk menunjukkan nilai
p>0,05 yang berarti disribusi data normal. Hasil uji homgenitas Levene
menunjukkan p>0,05 yang menunjukkan varian data sama atau homogen.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas diatas menunjukkan bahwa data
selisih kadar LDL sebelum dan sesudah perlakuan memenuhi syarat analisis uji
parametrik One Way Anowa.
Tabel 4.5 Selisih Kadar LDL Sebelum dan Sesudah antar Kelompok Tikus
Selisih Pretest dan
Kelompok Persentase (%) p
Posttest (mg/dl)
Kontrol Negatif (K-) 4,4 18,94
Kontrol Positif (K+) -0,04 0,21 0,243
Perlakuan (P) 5,7 21,15

Hasil uji One Way Anova menunjukkan nilai signifikasi p = 0,243 (p>0,05)
yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada uji selisih kadar LDL
tikus sebelum dan sesudah perlskuan pada antar kelompok. Berdasarkan hasil
perhitungan persentase menunjukkan persentase penurunan kadar LDL sebelum
dan sesudah yang terbesar terdapat pada kelompok perlakuan yaitu 21,15%
dilanjutkan dengan kelompok kontrol negatif yaitu 18,94% dan persentase
kelompok kontrol positif mengalami kenaikan sebesar 0,21%.
Persentase perubahan kadar LDL pada kelompok perlakuan menunjukkan
hasil persentase perubahan sebesar 21,15% dengan penurunan sebesar 5,78 mg/dl
terjadi penurunan kadar LDL setelah pemberian seduhan bubuk kopi hijau robusta
dengan dosis 3,6 ml/hari selama 28 hari. Penurunan kadar LDL ini disebabkan
karena kandungan antioksidan yang berupa asam klorogenat pada seduhan bubuk
kopi hijau robusta, akan tetapi pemberian seduhan bubuk kopi hijau robusta
dengan dosis 3,6 ml/hari tidak memiliki potensi yang efektif menurunkan kadar
LDL tikus yang diinduksi dengan pakan tinggi lemak serta larutan fruktosa 27,%.
38

Keterbatasan penelitian ini adalah peneliti tidak melakukan uji kandungan


pada pakan standar dan pakan tinggi lemak sehingga tidak dapat mengetahui
kandungan nutrisinya. Pakan tinggi lemak yang digunakan ini terbuat dari pakan
standar, kuning telur puyuh dan mentega. Tidak dilakukan uji kandungan pada
pakan yang digunakan menyebabkan peniliti tidak dapat mengetahui dengan jelas
kandungan yang ada di dalam pakan standar maupun pakan tinggi lemak.
Keterbatasan pada penelitian ini adalah tikus masih belum dalam keadaan
hiperlipidemia (kadar LDL tikus masih normal) sehingga seduhan bubuk kopi
hijau hanya mampu menurunkan kadar LDL tikus normal dan peneliti juga tidak
melakukan perhitungan dosis berdasarkan hasil uji laboratorium kandungan asam
klorogenat.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Rerata kadar LDL sebelum diberi seduhan bubuk kopi hiijau robusta pada
kelompok kontrol negatif (K-) adalah 23,2 ± 4,47 mg/dl; pada kelomok
kontrol positif (K+) adalah 23,26 ± 6,16 mg/dl; pada kelompok perlakuan
adalah 27,1 ± 3,98 mg/dl. Rerata kadar LDL sesudah diberi seduhan bubuk
kopi hijau robusta pada kelompok kontrol negatif (K-) adalah 18,82 ± 6,01
mg/dl; pada kelompok kontrol negatif adalah 23,31 ± 5,62 mg/dl; pada
kelompok perlakuan adalah 21,51 ± 7,08 mg/dl.
b. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif,
kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan sebelum intervensi
dengan nilai p value lebih dari 0,05 yang artinya pemberian pakan tinggi
lemak dan larutan fruktosa 27,5% tidak dapat menaikkan kadar LDL
secara signifikan.
c. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif,
kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan sesudah intervensi
dengan nilai p value lebih dari 0,05 yang artinya seduhan bubuk kopi hijau
robusta tidak dapat menurunkan kadar LDL secara signifikan.
d. Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik pada kelompok
perlakuan yang memiliki kadar LDL normal sebelum dan sesudah
pemberian seduhan bubuk kopi hijau robusta dengan p value kurang dari
0,05.
e. Persentase perubahan sebelum dan sesudah pemberian seduhan bubuk
kopi hijau robusta yaitu sebesar 21,15%.
f. Seduhan bubuk kopi hijau robusta dengan dosis 3,6 ml/hari berpotensi
terhadap perubahan kadar LDL pada tikus dengan kadar LDL yang masih
normal.

39
40

5.2 Saran
a. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai lama pemberian pakan tinggi lemak
dan larutan fruktosa 27,5%, karena dalam waktu 45 hari masih kurang
efektif untuk menaikkan kadar LDL tikus, hal itu dikarenakan pada
penelitian ini kadar LDL masih di dalam rentang normal.
b. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai perhitungan dosis berdasarkan uji
pendahuluan kandungan asam klorogenat pada seduhan bubuk kopi hijau
robusta.
c. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai uji organoleptik pada seduhan bubuk
kopi hijau robusta.
DAFTAR PUSTAKA

Afriliana, Asmak. 2018. Teknologi Pengolahan Kopi Terkini. Edisi ke 1.


Yogyakarta: Budi Utama.

Akbar, B. 2010. Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif yang Berpotensi


Sebagai Bahan Antifertilitas. Jakarta: Adabia Press.

Arifin W. N., dan W. M. Zahiruddin. 2017. Sample Size Calculation in Animal


Studies Using Resource Equation Approach. Malays J Med Sci. 2017; 24(5).
Malaysia: Universiti Sains Malaysia.

Citradewi, Y. F., N. Fatimatuzzahro, dan R. C. Prasetya. 2018. Potensi Kopi


Robusta (Coffea canephora) dalam Mencegah Aterosklerosis. Great Dentist
for Achieving Excellent Service, 145-153. Jember: UPT Penerbitan
Universitas Jember.

Dalimartha, S., F. A. Dalimartha. 2014. Tumbuhan Sakti Atasi Kolesterol. Jakarta:


Penebar Swadaya Grup.

DiaSys (Diagnostic Systems GmbH). 2019. LDL-C Select FS Selective Direct


Single Measurement. Available at: https://www.diasys-
diagnostics.com/products/reagents/clinical-chemistry/reagent-details/72-ldl-
c-select-fs/reagent.show (Accessed: 27 Juli 2019]

Dipiro, J.T., Dipiro,C.V., Wells, B.G., dan Schwinghammer, T.L. 2015.


Pharmacotherapy Handbook. Edisi 9. McGraw-Hill. United States.

Farah, Adriana. 2012. Coffee :Emerging Health Effects and Disease Prevention,
First Edition. John Willey & Sons, Inc and Institute of Food Technologists
(USA) : WileyBlackwell Publising Ltd.

Fatimatuzzahro, Nadie., R. Chriestedy P. 2017. Efek Seduhan Kopi Robusta


terhadap Profil Lipid Darah dan Berat Badan Tikus yang Diinduksi Diet
Tinggi Lemak. Universitas Negeri Jember.

Fathoni M. 2011. Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Disfungsi Endothel,


dan Manifestasi Klinis. Edisi I. Surakarta: UNS Press

Ganong WF. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta.

Harikumar, K., S. A. Althaf, B. K. Kumar, M. Rumanaik, C. H. Suvarna. 2013. A


Review on Hyperlipidemic. International Journal of Novel Trends in
Pharmaceutical Sciences, 3(4): 59-71.

41
42

Herwiyarirasanta., BA, Eduardus. 2010. Effect of Black Soyben Extract


Supplementation in Low Density Lipoprotein Level of Rats
(Rattusnorveginus) With High Fat Diet. Journal Universitas Airlangga.
10(1).

Jim, E. L. 2013. Metabolisme Protein. Jurnal Biomedik. 5(3): 149-156. Available


at:
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/viewFile/4335/3864
(Accessed: 21 April 2019).

Kamilla, L., Slamet. 2017. Pengaruh Lamanya Penyimpanan Serum pada Suhu 2o-
8oC selama Satu Minggu terhadap Kadar Kolesterol Total. Jurnal
Laboratprium Khatulistiwa.

Kusumawati, D. 2016. Bershabat dengan Hewan Coba. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Maryani, P.,E. 2015. Pengaruh Ekstrak Metanol Daun Kayu Kuning


(Arcangelisia flava (L.) Merr.) terhadap Kadar Kolesterol Total dan
Trigliserida Tikus Hiperlipidemia. Universitas Negeri Jember.

Mayasari, D.R, dan A. Rahayuni. 2014. Pengaruh Pemberian Serbuk Biji Labu
Kuning terhadap Penurunan Kolesterol LDL pada Tikus
Hiperkolesterolemia. Journal of Nutrition Collage. 3(4): 432-439. Available
at: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc (Accessed: 16 Agustus 2020)

Mulato, S., E. Suhariyanto. 2015. Kopi, Seduhan dan Kesehatan. Jember: Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Murray, Grammer, Mayes, Rodwell. 2003. Biokimia Harper. Edisi : 25. Jakarta:
EGC.

Notoadmojo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ong KW, Hsu A, and Tan BK. Anti-Diabetic and Anti-Lipidemic Effects of
Chlorogenic Acid are Mediated by Ampk Activation. Biochemical
Pharmacology. 2013;85(9): 1341-1351.

Ong KW., Hsu A, and Tan BK. 2012. Chlorogenic Acid Stimulates Glucose
Transport in Skeletal Muscle Via AMPK Activation: A Contributor to the
Beneficial Effects of Coffee on Diabetes. 7(3): e32718

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2017. Panduan Tata


Laksana Dislipidemia 2017. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia.
43

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2015. Panduan Pengelelolaan


Dislipidemia di Indonesia 2015. Jakarta : PB Perkeni.

Price, S. A., dan Lorraine, M.W. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Edii 6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 585-588.

Purnamasari, E. 2013. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Lumut Hati


Mastigosphora diclados (Bird. Ex Web.) Nees sec In Vivo. Skripsi. Jakarta:
Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Rahardjo, Pudji. 2017. Berkebunan Kopi. Edisi ke 1. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rukmana. 2014. Untung Selangit Dari Agribisnis Kopi. Lily Publisher.


Yogyakarta.

Safitri, R. 2018. Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Biji Kopi Hijau (Coffea
canephora) dan Latihan Fisik Intesitas Sedang terhadap Kadar Glukosa
dan Profil Lipid Darah pada Tikus Model Hiperlipidemia. Universitas
Gadjah Mada

Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis.


Binarupa Aksara: Jakarta

Setyono, J., D. A. Nugroho., Mustofa, dan Saryono. 2018. Efek Orsilat, Ekstrak
Biji Kopi Hijau dan Kombinasinya terhadap Kadar Adiponektin dan Profil
Lipid. Universitas Jenderal Soedirman

Suryohudoyo, P. 2010. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. Jakarta: CV


Sagung Seto

Wiranadiany, F. A. 2018. Efek Pemberian Seduhan Kopi Robusta (Coffea


canephora) terhadap Pembentukan Lesi Aterosklerosis Karotis pada Tikus
LAMPIRAN

Lampiran 1. Ethical Clearance

44
45
45
46

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian


47

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian


48

Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian


49

Lampiran 4. Hasil Uji Kandungan Asam Klorogenat pada Seduhan Bubuk


Kopi Hijau Robusta
50

Lampiran 5. Surat Sehat


51

Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Tikus Sebelum Perlakuan (T0)


52

Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Tikus Sebelum Perlakuan (T0)


53

Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Tikus Sebelum Perlakuan (T0)


54

Lampiran 7. Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Tikus Sebelum Intervensi (Pre


Test)
55
56

Lampiran 8. Hasil Pemeriksaan Kadar LDL Tikus Sebelum Intervensi (Post


Test)
57
58

Lampiran 9. Uji Normalitas Kadar LDL T0, Pretest dan Posttest

Tests of Normality
a
Kelompok Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

K- ,243 9 ,135 ,806 9 ,124

LDL K+ ,303 9 ,117 ,826 9 ,080

P ,233 9 ,171 ,875 9 ,139

a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality
a
Kelompok Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.


*
K- ,137 9 ,200 ,954 9 ,737
*
LDL K+ ,165 9 ,200 ,953 9 ,718

P ,238 9 ,150 ,887 9 ,185

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Tests of Normality
a
Kelompok Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.


*
K- ,179 9 ,200 ,945 9 ,637
*
LDL K+ ,195 9 ,200 ,922 9 ,411
*
P ,179 9 ,200 ,968 9 ,880

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction
59

Lampiran 10. Hasil Analisis SPSS Uji Homogenitas dan One Way Anova
Data T0

Test of Homogeneity of Variances


LDL

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,014 2 24 ,986

ANOVA
LDL

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 18,296 2 9,148 ,530 ,595


Within Groups 414,222 24 17,259
Total 432,519 26
60

Lampiran 11. Hasil Analisis SPSS Uji Homogenitas dan One Way Anova
Data Pretest

Test of Homogeneity of Variances


LDL

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,215 2 24 ,808

ANOVA
LDL

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 98,154 2 49,077 1,991 ,158


Within Groups 591,564 24 24,649
Total 689,719 26
61

Lampiran 12. Hasil Analisis SPSS Uji Homogenitas dan One Way Anova
Data Posttest

Test of Homogeneity of Variances


LDL

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,086 2 24 ,918

ANOVA
LDL

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 91,861 2 45,930 1,167 ,328


Within Groups 944,433 24 39,351
Total 1036,294 26
62

Lampiran 13. Uji Paired T-Test Kadar LDL

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

Mean Std. Std. 95% Confidence (2-

Deviation Error Interval of the tailed)

Mean Difference

Lower Upper

PretestNegatif

Pair 1 4,40000 6,34468 2,11489 -,47695 9,27695 2,080 8 ,071
PosttestNegat
if
PretestPositif
Pair 2 - -,04444 8,47881 2,82627 -6,56184 6,47295 -,016 8 ,988
PosttestPositif
PretestPerlak
uan –
Pair 3 5,77778 7,36915 2,45638 ,11334 11,44221 2,352 8 ,047
PosttestPerla
kuan
63

Lampiran 14. Uji Normalitas, Homogenitas dan One Way Anova Selisih
Kadar LDL Pretest dan Posttest

Tests of Normality
a
Kelompok Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
K- ,149 9 ,200 ,921 9 ,401
*
Selisih K+ ,216 9 ,200 ,813 9 ,229
*
P ,192 9 ,200 ,944 9 ,624

*. This is a lower bound of the true significance.


a. Lilliefors Significance Correction

Test of Homogeneity of Variances


Selisih

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,172 2 24 ,327

ANOVA
Selisih

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 166,649 2 83,324 1,502 ,243


Within Groups 1331,598 24 55,483
Total 1498,247 26
64

Lampiran 15. Dokumentasi

Tempat Tikus

Tempat Tikus

Pakan Standart Pakan Tinggi Lemak

Pengambilan Sampel Darah Pengambilan Sampel Darah


65

Lampiran 15. Dokumentasi

Alat Pengecekan Darah Tikus Alat Pengecekan Darah Tikus

Penimbangan BB Tikus Penimbangan BB Tikus

Seduhan Bubuk Kopi Hijau Penyondean Seduhan Bubuk Kopi


Robusta Hijau Robusta
66

Lampiran 16. Biodata Peneliti

Biodata Peneliti

1. Nama : Mariska Siti Maharani


2. NIM : G42161163
3. Program Studi : Gizi Klinik
4. Jurusan : Kesehatan
5. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jember
6. Tempat Tanggal Lahir : Probolinggo, 31 Maret 1998
7. Alamat : JL. Kerinci Gg Meranti Perum Timber Permai RT
006/RW 001 Kel. Pilang, Kec. Kademangan, Kota
Probolinggo
8. Riwayat Pendidikan : a. TK Bina PutraPutri
(Lama Belajar 2 Tahun)
b. SDN Wiroborang 3
(Lama Belajar 6 Tahun)
c. SMPN 9 Probolinggo
(Lama Belajar 3 Tahun)
d. SMAN 2 Probolinggo
(Lama Belajar 3 Tahun)
e. Politeknik Negeri Jember
(Lama Belajar 4 Tahun)

Anda mungkin juga menyukai