Anda di halaman 1dari 108

PENGARUH PEMBERIAN SUSU KEDELAI HITAM (Glycine soja)

TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA MAHASISWI


PROGRAM STUDI ILMU GIZI DI UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun guna mencapai derajat Sarjana Gizi

Disusun oleh :

Nama : Ika Heti Agustina Sari


NIM : 15120047

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Hitam (Glycine soja)
Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi Di
Universitas Respati Yogyakarta”

Skripsi ini dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama : Ika Heti Agustina Sari

NIM : 15120047

Telah diperiksa, disetujui, dan siap untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
FIKES Universitas Respati Yogyakarta, pada :

Hari : .........................
Tanggal : .........................
Waktu : .........................
Tempat/Ruang : .........................

Pembimbing I Pembimbing II

Fery Lusviana Widiany, S.Gz., MPH., RD Yunita Indah Prasetyaningrum, S.Gz., MPH
NIK 450410001 NIK 450415002

ii
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ..............................................
NIM : ..............................................
Peminatan : ..............................................
Judul Skripsi : ..............................................
Diajukan untuk diuji pada hari dan tanggal : ..............................................

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa di dalam Skripsi


ini (1) tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya
ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat
atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari
penulis lain, yang saya akui sebagai tulisan saya sendiri; (2) tidak terdapat
bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil
dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan kepada penulis aslinya;
(3) tidak terdapat proses rekayasa data dan atau melakukan perubahan data
penelitian orang lain yang saya akui sebagai data hasil penelitian saya.

Apabila dikemudian hari, terbukti bahwa saya melakukan plagiat pada


naskah ini baik sengaja ataupun tidak, saya menyatakan menarik Skripsi
yang telah saya ajukan sebagai hasil karya saya dan berarti gelar dan ijazah
yang telah diberikan oleh Universitas Respati Yogyakarta dinyatakan
BATAL dan segala konsekuensi hukum yang ada melekat pada saya
menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, Juli 2019


Yang membuat pernyataan

Ika Heti Agustina Sari

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sebagai hamba-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Susu

Kedelai Hitam (Glycine soja) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Mahasiswi

Program Studi Ilmu Gizi Di Universitas Respati Yogyakarta” sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana S-1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta.

Skripsi ini tersusun atas upaya maksimal penulis dan petunjuk, bimbingan,

serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati

penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Prof. Dr. dr. Santoso, MS. Sp. Ok selaku Rektor di Universitas Respati

Yogyakarta.

2. Mohamad Judha, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Respati Yogyakarta.

3. Farissa Fatimah, S.Gz, M.Sc, selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu Gizi

Universitas Respati Yogyakarta.

4. Fery Lusviana Widiany, S.Gz., MPH., RD selaku Dosen Pembimbing I yang

telah memberi motivasi, bimbingan dan arahan kepada saya dalam menyusun

skripsi ini.

5. Yunita Indah Prasetyaningrum S.Gz., MPH selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberi motivasi, bimbingan dan arahan kepada saya dalam menyusun

iv
skripsi ini.

6. Natalia Desy Putriningtyas, S.Gz., M. Gizi selaku Dosen Pembimbing

Akademik yang telah memberi motivasi, bimbingan dan arahan kepada saya

dalam menyusun skripsi ini.

7. Keluarga besar terutama untuk kedua orang tua saya yang selalu memberikan

do’a, semangat, dukungan dan motivasi.

8. Auni Santi selaku teman payungan yang sudah bekerja sama dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Akhyarun Nasikhin yang selalu memberikan semangat dan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang

membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi

penulis sendiri dan bagi seluruh pembaca pada mumnya dalam pengembangan

Ilmu Gizi.

Yogyakarta, Juli 2019

Ika Heti Agustina Sari

v
PENGARUH PEMBERIAN SUSU KEDELAI HITAM (Glycine soja)
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA MAHASISWI
PROGRAM STUDI ILMU GIZI DI UNIVERSITAS RESPATI
YOGYAKARTA

Ika Heti Agustina Sari¹, Ferry Lusviana Widiany1, Yunita Indah


Prasetyaningrum1

INTISARI

Latar Belakang : Hiperglikemia adalah keadaan dimana tingkat glukosa dalam


darah meningkat. Minuman fungsional yang dapat membantu mempertahankan
kadar glukosa darah puasa dalam keadaan normal yaitu susu kedelai hitam.
Berdasarkan kandungan gizinya berupa asam amino arginin, lesitin dan serat, susu
kedelai hitam bermanfaat meningkatkan sensitifitas insulin dan membantu
metabolisme glukosa darah sehingga kadar glukosa darah dapat menurun.
Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian susu kedelai hitam (Glycine soja)
terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi di
Universitas Respati Yogyakarta.
Metode: Penelitian quasi experimental dengan rancangan one group pre test post
test design pada 12 mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi Angkatan 2016. Responden
diberikan susu kedelai hitam sebanyak 280 ml selama 14 hari. Data yang diambil
yaitu kadar glukosa darah puasa sebelum dan sesudah perlakuan. Analisis data
menggunakan uji Shapiro-wilk kemudian dilanjutkan dengan uji Paired sample t-
test.
Hasil: Responden pada penelitian ini berusia 21,25±0,75 tahun, memiliki berat
badan 52,85±6,98 kg, tinggi badan 1,54±4,05 cm, Indeks Massa Tubuh (IMT) 21,92
± 3,27 kg/m² dan asupan makan selama intervensi yaitu asupan energi 1714,4±3,75
kcal, protein 97,51±1,98 g, lemak 80,62±1,93 g, karbohidrat 165,7 ±5,24 g. Setelah
pemberian susu kedelai hitam selama 14 hari, terjadi peningkatan kadar glukosa
darah puasa secara tidak signifikan (pre:78,66±5,29 mg/dl, post: 78,83±5,99 mg/dl;
p= 0,91).
Kesimpulan: Pemberian susu kedelai hitam selama 14 hari belum dapat
menurunkan kadar glukosa darah puasa mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi di
Universitas Respati Yogyakarta.
Kata Kunci: Susu Kedelai Hitam; Glukosa Darah

1
Program Sudi S-1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati
Yogyakarta

vi
THE EFFECT OF BLACK SOY MILK (Glycine soja) ON THE BLOOD
GLUCOSE LEVELS AMONG FEMALE NUTRITION STUDENTS OF
YOGYAKARTA RESPATI UNIVERSITY

Ika Heti Agustina Sari¹, Fery Lusviana Widiany1, Yunita Indah


Prasetyaningrum1

ABSTRACT

Background: Hyperglycemia is a condition where the level of glucose or sugar in


a person's blood increases temporarily. It is necessary to look for functional foods
that can help maintain fasting blood glucose levels in normal conditions such as
black soy milk. Based on its nutritional content in the form of amino acid arginine,
lecithin and fiber, black soy milk is useful to increase insulin sensitivity and help
blood glucose metabolism so that blood glucose levels can decrease.
Objective: To find out the effect of giving black soybean milk (Glycine soja) to
fasting blood glucose levels on female nutrition study program students at Respati
University, Yogyakarta.
Methods: A quasi-experimental study with a design of one group pre test post test
design for 12 Nutrition Sciences Study Program students in 2016. Respondents
were given 280 ml of black soybean milk for 14 days. Data taken includes fasting
blood glucose levels before and after treatment. Data analysis using the Shapiro-
Wilk test then continued with the Paired sample t-test and Wilcoxon test.
Results: Respondents in this study were 21.25 ± 0.75 years old, weighed 52.85 ±
6.98 kg, height 1.54 ± 4.05 cm, Body Mass Index (BMI) 21.92 ± 3,27 kg/m² and
food intake during the intervention namely energy intake of 1714.4 ± 3.75 kcal,
protein 97.51 ± 1.98 g, fat 80.62 ± 1.93 g, carbohydrate 1657.0 ± 5.24 g. After the
treatment of giving black soybean milk for 14 days, there was an increase in fasting
blood glucose levels insignificantly (pre: 78.66 ± 5.29 mg / dl, post: 78.83 ± 5.99
mg / dl; p = 0.91).
Conclusion: Glycine soja for 14 days can not reduce fasting blood glucose levels
in the Nutrition Sciences Study Program at Respati University, Yogyakarta.
Keywords: Black Soybean Milk; Blood Glucose Levels

1
Departement of Nutrition Science, Faculty of Health Science, Universitas
Respati Yogyakarta.

DAFTAR ISI

vii
HALAMAN JUDUL.......................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT .......................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................... iv
INTISARI.......................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN/ISTILAH ................................................ xiii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ............................................... 1
B. Perumusan Masalah ......................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 6
E. Keaslian Penelitian .......................................................... 7
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................. 9
B. Kerangka Teori .......................................................... 28

ix
C. Kerangka Konsep .......................................................... 29
D. Hipotesis Penelitian ....................................................... 29
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................. 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 31
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................... 31
1) Populasi dan Sampel Penelitian ............................. 31
2) Besar Sampel .......................................................... 31
3) Teknik Sampling .................................................... 32
D. Variabel dan Definisi Operasional ................................ 33
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 35
1) Jenis Data yang Dikumpulkan................................ 35
2) Cara Pengumpulan Data ......................................... 35
F. Instrumen Penelitian ...................................................... 36
G. Pengolahan dan Analisis Data ....................................... 41
1) Teknik Pengolahan Data ........................................ 41
2) Teknik Analisis Data .............................................. 41
H. Rencana Jalannya Penelitian ......................................... 42
I. Etika Penelitian.............................................................. 44
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................. 45
B. Pembahasan .................................................................... 52
C. Kelemahan Penelitian..................................................... 56
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................... 57
B. Saran ............................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 58
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kandungan Gizi dalam 100 gram Kedelai Hitam dan
Kedelai Kuning……………………………………………… 13
Tabel 2.2 Kandungan Gizi Kedelai Hitam Varietas Malika Dengan
Kedelai varietas Grobongan dan kedelai Impor....................... 14
Tabel 2.3 Klasifikasi Glukosa Darah ....................................................... 20
Tabel 3.1. Definisi Operasional................................................................. 33
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian......................................... 50
Tabel 4.2. Kadar Glukosa Darah............................................................... 51

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kedelai Hitam................................................................................ 10


Gambar 2.2 Kerangka Teori.............................................................................. 28
Gambar 2.3 Kerangka Konsep........................................................................... 29
Gambar 3.1 Bagan Pembuatan Susu Kedelai Hitam......................................... 40
Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian.................................................................... 44

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 2. Surat Izin dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol)
Sleman

Lampiran 3. Surat Izin Pengambilan Data di Puskesmas Depok 1 Sleman

Lampiran 4. Ethical Clearance (Kelaikan Etik)

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian di Universitas Respati Yogyakarta

Lampiran 6. Surat Izin Peminjaman Alat dan Ruangan Laboratorium Dietetika


dan Kulinari

Lampiran 7 Surat izin Penelitian di Laboratorium Dietetika dan Kulinari

Lampiran 8. Surat Selesai Melakukan Penelitian

Lampiran 9. Formulir Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10 . Formulir Identitas Responden Penelitian

Lampiran 11. Formulir Recall 24 Jam

Lampiran 12. Data Mentah dan Output SPSS

Lampiran 12. Dokumentasi

Lampiran 13. Hasil Uji Proksimat Susu Kedelai Hitam

xii
DAFTAR SINGKATAN

UNRIYO : Universitas Respati Yogyakarta


IDF : International Diabetes Federation
WHO : World Health Organization
DM : Diabetes Melitus
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
GDP : Glukosa Darah Puasa
GDS : Glukosa Darah Sewaktu
GD2JPP : Glukosa Darah 2 Jam Post Prandial
ADA : American Diabetes Association
IMT : Indeks Massa Tubuh

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2015, diabetes

melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin atau keduanya (ADA, 2015).

Hiperglikemia disebabkan oleh berbagai hal, tetapi hiperglikemia paling

sering disebabkan oleh diabetes melitus. Pada diabetes melitus gula menumpuk

dalam darah sehingga gagal masuk kedalam sel. Kegagalan tersebut terjadi

akibat kurangnya jumlah atau kecacatan fungsi hormon insulin. Hormon

insulin merupakan hormon yang membantu masuknya gula darah (WHO,

2016).

Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat

prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

keseluruhan penduduk di dunia dan mengalami peningkatan pada tahun 2014

menjadi 387 juta kasus. Berdasarkan kecenderungan statistik selama 10 tahun

terakhir, Internasional of Diabetic Ferderation (IDF) memprediksikan bahwa

pada tahun 2030 Indonesia akan berada pada peringkat ke-7 dengan jumlah

penderita DM sebesar 8,5 juta penderita, setelah Cina, India, Amerika Serikat,

Brazil, Rusia, dan Mexico (IDF, 2015).

Di Indonesia, menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,2013)

prevalensi penderita diabetes mellitus (DM) pada tahun 2013 (2,1%)

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 (1,1%). Proporsi jumlah

1 Universitas Respati Yogyakarta


2

diabetes pada penduduk usia ≥ 15 tahun pada kondisi diabetes didapatkan

proporsi 6,9% dari 176.689.336 penduduk usia 15 tahun ke atas, pada kondisi

terdiagnosis didapatkan proporsi 30,4% dari 121.191.564 penderita diabetes,

pada kondisi tidak terdiagnosis didapatkan proporsi 69,6% dari 121.191.564

penderita diabetes, dan pada kondisi tidak diabetes didapatkan proporsi 93,1%

dari 176.689.336 penduduk usia 15 tahun ke atas. Berdasarkan data Riskesdas

dapat diperkirakan lebih dari 8 juta orang penderita diabetes mellitus yang

belum terdiagnosis (Riskesdas,2013).

Prevalensi diabetes mellitus (DM) tertinggi terdapat di Provinsi D.I

Yogyakarta dengan nilai prevalensi 2,6%, yang kemudian diikuti oleh D.K.I

Jakarta dengan 2,5% dan Sulawesi Utara 2,4%. Jenis DM yang paling banyak

diderita dan prevalensinya terus meningkat adalah DM tipe 2 dengan kasus

terbanyak yaitu 90% dari seluruh kasus DM di dunia (WHO 2013).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Depok 1 Sleman,

Yogyakarta menunjukkan bahwa penderita hiperglikemia pada tahun 2015

sebanyak 1650 orang meningkat pada tahun 2016 sebanyak 1826 orang dan

tahun 2017 sebanyak 2110 orang. Pada bulan Januari 2018 ditemukan

sebanyak 211 orang, sedangkan terjadi penurunan pada bulan Februari sebesar

177 orang dan mengalami peningkatan pada bulan Maret sebesar 221 orang.

Kedelai hitam merupakan salah satu alternatif bahan alami yang memiliki

kandungan antioksidan yaitu isoflavon. Isoflavon bermanfaat pada penderita

DM 2 dengan meningkatkan serum insulin (Mullyasari,2016). Pemanfaatan

kedelai hitam sebagai bahan baku pangan fungsional karena pemanfaataan

Universitas Respati Yogyakarta


3

kedelai hitam di Indonesia belum optimal seperti pemanfaatan kedelai kuning

(Nurrahman, 2015).

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kedelai

nasional tahun 2014 mencapai 892,6 ribu ton biji kering, kemudian naik

menjadi 14,44% atau 112,61 ribu ton dibanding tahun 2013 yang jumlahnya

sebesar 779,99 ribu ton. Data dari Dewan Kedelai Nasional menyebutkan

bahwa kebutuhan konsumsi kedelai dalam negeri tahun 2014 sebanyak 2,4 juta

ton, sedangkan sasaran produksi kedelai tahun 2014 hanya 892,6 ribu ton

(Badan Litbang Pertanian,2012).

Susu kedelai merupakan salah satu produk kedelai yang memiliki

kelebihan antara lain relatif lebih murah dibandingkan susu sapi, bernilai gizi

tinggi, sesuai bagai penderita lactose intolerance, tidak mengandung kolesterol

dan tidak menyebabkan alergi. Namun, tingkat konsumsi susu kedelai masih

relatif rendah, terutama jika dibandingkan dengan Cina, Filipina, atau Thailand.

Salah satu penyebab kurang berkembangnya konsumsi susu kedelai karena

adanya cita rasa langu yang kurang disukai (Erliana et al., 2009). Sebagai

minuman, susu kedelai hitam dapat menyegarkan dan menyehatkan tubuh

karena mengandung senyawa fitokimia dan dapat mencegah terjadinya penyakit

degeneratif, salah satunya adalah diabetes mellitus (DM) (Muchtadi, 2010).

Pembuatan minuman susu kedelai hitam ini sangat mudah sehingga siapapun

bisa membuatnya baik untuk dikonsumsi sendiri maupun diperdagangkan

(Sutrisno, 2005).

Universitas Respati Yogyakarta


4

Susu kedelai dalam penelitian ini tidak menggunakan kacang kedelai

kuning tetapi menggunakan kacang kedelai hitam. Keunggulan susu kedelai

hitam pada penelitian ini terdapat pada bahan dasar pembuatannya yaitu kacang

kedelai hitam. Kedelai mengandung karbohidrat kompleks, protein nabati,

serat, oligosakarida, isoflavon dan mineral kompleks. Kandungan serat

berkontribusi terhadap indeks glikemik yang rendah yang menguntungkan bagi

penderita diabetes untuk mengurangi risiko diabetes (Kurniasih et al.,2013).

Komposisi zat gizi 100 gram kedelai hitam kering mengandung protein

45,93%, lemak 16,49%, karbohidrat 32,09%, kadar abu 5,49% dan mineral

5,25% (Nurrahman,2015). Selain itu kedelai hitam juga mempunyai kandungan

protein yang lebih tinggi dibanding dengan kedelai kuning yaitu 45,93 g/100g

(Nurrahman,2015). Selama ini di Indonesia kedelai hitam hanya dimanfaatkan

sebagai bahan baku pembuatan kecap. Salah satu alternatif pemanfaatan kedelai

hitam adalah sebagai bahan baku pembuatan susu kedelai hitam (Wardani et al.,

2014).

Hasil uji proksimat susu kedelai hitam yang telah dilakukkan

menunjukkan bahwa dalam 280 ml susu kedelai hitam yang terbuat dari 21 gram

kedelai hitam dan 300 ml air mengandung energi 15,22 kcal; protein 1,42 gram;

lemak 0,01 gram; karbohidrat 2,33 gram; serat kasar 0,37 gram; dan gula total

1,13 gram.

Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa pemberian susu kedelai

sebanyak 280 ml/hari selama 14 hari yang telah dilakukan pada kelompok

Universitas Respati Yogyakarta


5

perlakuan mengalami penurunan kadar gula darah puasa (GDP) yang bermakna

sebesar 26,31±11,38 mg/dl (Sinaga et al., 2012).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh pemberian susu kedelai hitam (Glycine soja)

terhadap kadar glukosa darah pada mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi di

Universitas Respati Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh pemberian susu kedelai hitam (Glycine soja)

terhadap kadar glukosa darah pada mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi di

Universitas Respati Yogyakarta ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian susu kedelai hitam (Glycine soja)

terhadap kadar glukosa darah pada mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi di

Universitas Respati Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran kadar glukosa darah puasa sebelum diberikan

susu kedelai hitam (Glycine soja) pada mahasiswi Program Studi Ilmu

Gizi di Universitas Respati Yogyakarta.

b. Mengetahui gambaran kadar glukosa darah puasa setelah diberikan susu

kedelai hitam (Glycine soja) pada mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi

di Universitas Respati Yogyakarta.

Universitas Respati Yogyakarta


6

c. Mengetahui pengaruh pemberian susu kedelai hitam (Glycine soja)

terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswi Program Studi Ilmu

Gizi di Universitas Respati Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian
1.Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dalam bidang gizi kesehatan khususnya mengenai pengaruh

pemberian susu kedelai hitam (Glycine soja) terhadap kadar glukosa darah

pada mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi di Universitas Respati

Yogyakarta.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai sarana pembelajaran, pengembangan ilmu pengetahuan dan

media aplikasi yang telah didapat selama perkuliahan.

b. Bagi Universitas Respati Yogyakarta


Sebagai sumber bahan bacaan dan referensi di perpustakaan

terutama yang berkaitan dengan pengaruh pemberian susu kedelai

hitam (Glycine soja) terhadap kadar glukosa darah pada mahasiswi

Program Studi Ilmu Gizi di Universitas Respati Yogyakarta.

c. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat digunakan masyarakat untuk mengetahui

lebih jauh tentang manfaat susu kedelai hitam (Glycine soja) untuk

menurunkan kadar glukosa darah.

Universitas Respati Yogyakarta


7

d. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

atau sumbangan pemikiran dan sebagai referensi bagi peneliti lain

yang akan melakukan penelitian yang serupa.

E. Keaslian Penelitian

1. Dewi (2017), yang berjudul “Pengaruh pemberian ekstrak kedelai hitam

(Glycine soja), berbagai dosis terhadap kadar glukosa darah, kadar insulin,

dan HOMA-IR”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak

kedelai hitam pada dosis 500 dan 750 mg/kg dapat menurunkan kadar

insulin, kadar glukosa darah dan HOMA-IR. Persamaan pada penelitian ini

adalah variabel terikat dan variabel bebas yaitu kadar glukosa darah dan

kedelai hitam.

Perbedaan pada penelitian ini yaitu metode penelitian. Pada

penelitian ini jenis penelitian yang digunakan yaitu True eksperimental

dengan rancangan randomized controlled pre tes-post test design.

Sedangkan Pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan jenis

penelitian quasi-eksperimental dengan rancangan one group pre test-post

test design. Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak kedelai hitam

sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan susu kedelai

hitam.

2. Mullyasari (2016), yang berjudul “Pengaruh Pemberian Susu Kedelai

Hitam (Glycine soja) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus

Model Diabetes Melitus Tipe 2 Yang Diinduksi Dengan Streptozotocin”.

Universitas Respati Yogyakarta


8

Hasil dari penelitian ini adalah susu kedelai hitam dapat menurunkan kadar

glukosa darah tikus model diabetes mellitus tipe 2 yang diinduksi dengan

streptozotocin.Persamaan pada penelitian ini adalah variabel terikat dan

variabel bebas yaitu kadar glukosa darah dan susu kedelai hitam.

Sedangkan perbedaan pada penelitian ini yaitu jenis rancangan

penelitian, analisis data. Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan

adalah eksperimental dengan rancangan post test only controlled group,

sedangkan pada penelitian yang akan dilakkukan menggunakan jenis

penelitian quasi-eksperimental dengan rancangan one group pre test-post

test design. Pada penelitian ini analisis data menggunakan uji ANOVA, uji

korelasi Pearson dan uji regresi sedangkan pada penelitian yang akan

dilakukan menggunakan uji Paired t-test dan uji Wilcoxon test.

3. Zakaria (2016), yang berjudul “Pengaruh Intervensi Tahu Kedelai Hitam

Kaya Serat Terhadap Glukosa Darah Dan Inflamasi Responden Diabetes

Tipe 2”. Hasil dari penelitian ini adalah Intervensi tahu kedelai hitam kaya

serat (DFT) mampu menurunkan nilai OD IL-6 sebesar 22,82%, namun

belum mampu menurunkan kadar GDP dan nilai OD enzim COX-2 secara

signifikan. Persamaan pada penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel

terikat yaitu kedelai hitam dan glukosa darah. Perbedaan pada penelitian

ini yaitu metode dan jenis penelitian. Metode penelitian ini adalah penelitian

observasional, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan yaitu

menggunakan jenis penelitian quasi-eksperimental dengan rancangan one

group pre test-post test design.

Universitas Respati Yogyakarta


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kedelai

Kedelai merupakan salah satu tanaman polong-polongan yang

menjadi bahan dasar seperti kecap, tahu, dan tempe. Tanaman ini telah

dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur (Salim,2013).

Di Indonesia kedelai di usahakan sejak tahun 1970, yang dapat

dimanfaatkan sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan protein nabati di

berbagai Negara, termasuk Indonesia, sebagai bahan makanan kedelai

mengandung protein, lemak, dan vitamin, sehingga kedelai mendapat

julukan gold from the soil (emas yang muncul dari tanah) (Dahana,2010).

Berdasarkan Lumbatobing et al.,(2013) mengemukakan ada

beberapa jenis kedelai yaitu kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna

kuning,agak putih, atau hijau dan kedelai hitam (berbiji hitam). Kedelai

yang umum di budidayakan adalah spesies Glycine max (biji kedelai

berwarna putih kekuningan) dan Glycine soja (biji kedelai berwarna

hitam).

2. Kedelai Hitam

Kedelai hitam (Glycine soja) merupakan tanaman asli Asia yang baik

ditanam diwilayah tropis seperti Indonesia (Nasution et al.,2016). Kedelai

hitam adalah jenis biji-bijian atau yang dikenal dengan nama latin Glycine

soja. Kedelai hitam memiliki kandungan gizi yang tinggi terutama pada

9 Universitas Respati Yogyakarta


10

kandungan protein. Kedelai hitam memiliki ukuran yang lebih kecil dari

pada kedelai kuning, tetapi pada keduanya tidak terdapat perbedaan

kandungan gizi (Ulima, 2013).

Kedelai hitam (Glycine soja) merupakan kedelai lokal yang belum

dikenal luas dan belum dikembangkan di Indonesia. Tanaman kedelai hitam

termasuk tanaman famili Leguminosae (Tri, 2015).

Gambar 2.1 Kedelai Hitam

a. Karakteristik Biologi

Nama ilmiah : Glycine soja

Nama lokal : Kedelai (Indonesia), Kedhele (Madura), Kedelai, Kacang

jepun, Kacang Bulu (Sunda), Lawai (Bima), Dele, Dangsul, Dekeman

(Jawa), Retak Menjong (Lampung), Kacang Rimang (Minangkabau,

Sarupa (titak), Kadale (Ujung Pandang), Gadale (Halmahera),

(Anonim,2009).

Universitas Respati Yogyakarta


11

Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman kedelai hitam

berdasarkan USDA (2016) dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

Nama asing : Soybean (Inggris), Soyaboon (Belanda)

Kingdom : Plantae

Devision : Magnoliophyta

Sub Kela : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Faboideae

Spesies : Glycine Soja

Kedelai hitam adalah salah satu bahan pangan lokal yang potensial

untuk menjadi bahan baku minuman fungsional karena mengandung asam

amino esensial, vitamin E, saponin, kaya akan antioksidan seperti

flavonoid, isoflavon dan antosianin (Wardani et al.,2014).

Kandungan lemak lebih rendah dibandingkan dengan kedelai

kuning dan kandungan total fenol lebih tinggi dibandingkan kedelai

kuning dan hijau (Wardani et al.,2014). Kedelai hitam (Glycine soja)

memiliki komposisi nutrisi biji kering dengan kandungan protein 420

mg/g, lemak 224 mg/g, karbohidrat 340 mg/g, kalsium 6 mg/g, fosfor 5

mg/g, dan besi 0,1 mg/g (kurniasih et al.,2013).

Kandungan antioksidan yakni antosianin dan isoflavon, dan

kandungan total folifenol. Flavonoid dan antosianin yang lebih tinggi

daripada kedelai kuning, yakni masing-masing 6,13 mg/g; 2,19 mg/g; 0,65

mg/g. Isoflavon merupakan antioksidan golongan flavonoid yang terdapat

Universitas Respati Yogyakarta


12

pada kedelai dan memiliki efek bermanfaat pada penderita DM dengan

meningkatkan serum insulin dan komponen insulin pankreas (Mueller,

2012).

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi kedelai

nasional tahun 2014 mencapai 892,6 ribu ton biji kering, naik 14,44

persenatase 112,61 ribu ton dibanding 2013 yang jumlahnya sebesar

779,99 ribu ton. Data dari Dewan Kedelai Nasional menyebutkan

kebutuhan konsumsi kedelai dalam negeri tahun 2014 sebanyak 2,4 juta

ton sedangkan sasaran produksi kedelai tahun 2014 hanya 892,6 ton

(Badan Litbang Pertanian, 2014).

Kedelai hitam berasal dari Cina, kemudian dikembangkan

diberbagai Negara di Amerika Latin, Juga Amerika Serikat dan Negara-

negara di Asia. Di Indonesia, Penanaman kedelai hitam berpusat di Jawa,

Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan Bali. Kedelai Hitam pada umumnya

digunakan sebagai bahan pembuatan kecap. Kandungan asam amino

glutamat pada kedelai hitam sedikit lebih tinggi daripada kedelai kuning

(Indra,2011).

Universitas Respati Yogyakarta


13

Tabel 2.1 Kandungan Gizi dalam 100 gram Kedelai Hitam dan

Kedelai Kuning.

No Komposisi Kedelai hitam Kedelai kuning


1 Kadar air (%) 13,35 7,5
2 Kadar protein (%) 45,93 34,9
3 Kadar lemak (%) 16,49 18,1
4 Kadar karbohidrat (%) 32,09 34,8

5 Kadar Abu (%) 5,49 5,5


6 Mineral 5,25 5,25
Sumber : (Nurrahman, 2015).

Kedelai kuning banyak digunakan sebagai bahan baku tempe.

Sebenarnya varietas kedelai unggul yang ditanam di Indonesia juga dapat

digunakan untuk pembuatan tempe, tetapi masyarakat lebih banyak

menggnakanya untuk pembuatan tahu.

Demikian pula dengan kedelai hitam, dilihat dari potensi zat gizi dan

produksi tidak jauh dari kedelai kuning, bahkan sifat fungsional lebih

tinggi. (Nurrahman, 2015).

Kedelai hitam mempunyai kandungan fenolik, tannin, antosianin

dan isoflavon serta aktifitas antioksidan lebih tinggi dibanding kedelai

kuning ( Xu dan Chang, 2007). Menurut Xu dan Chang, 2007 kedelai

hitam kandungan flavonoidnya 6 kali lebih banyak dibanding kedelai

kuning (kandungan total flavonoid kedelai dan hitam berturut – turut 0,41

dan 2,57 Mg).

Universitas Respati Yogyakarta


14

Tabel 2.2 Kandungan Gizi Kedelai Hitam Varietas Malika Dengan Kedelai
varietas Grobogan dan kedelai Impor.
No Komposisi Kadar
Malikka Grobogan Impor
1 Kadar Air (%) 10,57 11,30 11,09
2 Kadar Protein (%) 39,09 42,32 37,84
3 Kadar Lemak (%) 14,47 16,2 19,31
4 Kadar Abu (%) 4,12 4,06 4,46
5 Kadar Antosianin (mg/100
222,49 Tt Tt
gr)
6 Asam Lemak (mg/ 100
gr) :
a. Asam palmitat 2,77 3,85 4,07
b. Asam stearate 509,67 523,6 472,86
c. Asam oleat 1586,85 1273,72 1278,13
d. Asam linoleat 1984,92 1729,39 1824,62
e. Asam linolenat 238,67 327,58 258,88
7 Kadar isoflavon :
a. Genistein (mg/g) 0,65 0,40 0,89
b. Daidzein (mg/g) 3,67 2,27 2,40
Sumber: Nurrahman,2015.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keduanya memiliki nilai gizi

yang hampir sama. Kandungan protein Kedelai Varietas Grobogan

42,32%, sedikit lebih unggul dari Kedelai Malika sebesar 39,09%.

Keduanya sama – sama memiliki kandungan 14 jenis asam amino.

Perbedaannya adalah kedelai hitam memiliki kandungan Antosianin.

Selain memiliki keunggulan, kedelai juga memiliki kelemahan yakni

adanya komponen anti gizi dan pengganggu yang terkandung dalam biji

kedelai. Oleh sebab itu, senyawa-senyawa tersebut harus dihilangkan

atau dinonaktifkan, sehingga akan dihasilkan produk kedelai dengan

mutu terbaik dan aman untuk dikonsumsi. Apabila proses yang tidak

Universitas Respati Yogyakarta


15

optimal, kedelai masih mengandung senyawa-senyawa anti gizi dan

senyawa penyebab off-flavor (penyimpangan cita rasa dan aroma pada

produk olahan kedelai) yakni glukosida, saponin, dan estrogen, dengan

senyawa penyebab alergi (Koswara, 2009). Kandungan senyawa

bioaktif dalam kedelai hitam berdasarkan kurniasih et al.,2013 sebagai

berikut :

1) Oligosakarida

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa oligosakarida dapat

berperan sebagai prebiotik. Kandungan stakiosa pada kacang

kedelai hitam yaitu 37,2 mg/ml dan kandungan rafinosa yaitu 8,7

mg/ml (Kurniasih et al.,2013).

2) Isoflavon

Berdasarkan (kurniasih et al.,2013) mengemukakan bahwa

dalam kedelai hitam terdapat lima jenis isoflavon, yaitu daidizin 25

mg/100 g, daidezein 92 g/100 g, ganesitin 22 mg/100 g, ganistein 51

mg/100 g, dan glysitin 16 mg/100 g.

3) Saponin

Kandungan saponin kedelai hitam sebesar 310 mg/100 g.

Saponin menghambat pencernaan protein dikarenakan adanya

susunan saponin kompleks (Kurniasih et al.,2013).

4) Antosianin

Kacang kedelai hitam terdapat tiga macam antosianin yaitu

delphinidin-3-glukosida 0-3,71 mg/Ml cyanidin-3-glukosida 0,94-

Universitas Respati Yogyakarta


16

15,98 mg/Ml dan petunidin-3-glukosida 0-1,41 mg/Ml. Total

kandungan antosianin dalam kacang kedelai hitam 11,58-20,18

(Karisnawati, 2012).

5) Serat Pangan

Kandungan serat dalam kedelai hitam juga sangat tinggi. Serat

kasarnya sekitar 4% dan bermanfaat untuk membantu sistem

pencernaan tubuh, sehingga dapat mengurangi waktu transit zat-zat

racun yang tidak dibutuhkan tubuh. Kedelai hitam terdapat serat

yang larut, dimana serat yang larut tersebut akan menyerap air

membentuk sebuah gel yang akan memperlambat metabolisme

karbohidrat pada kedelai. Kedelai hitam juga mengandung serat

tidak larut yang berguna untuk mengontrol kepadatan feses dan

mencegah sembelit ( Intan et al.,2011).

3. Susu Kedelai

Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama

karena kandungan proteinnya. Selaitu susu kedelai juga mengandung

lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B

kompleks (kecuali B12), dan air. Sebagai minuman tambahan, susu kedelai

bukan merupakan obat, tetapi bisa menjaga kondisi tubuh agar tetap fit

sehingga tidak mudah terserang penyakit. Baik dalam bentuk makanan

maupun minuman kedelai sangat berkhasiat bagi pertumbuhan tubuh.

Kedelai mengandung unsur-unsur dan zat-zat makanan yang penting bagi

tubuh (Amrin, 2000).

Universitas Respati Yogyakarta


17

4. Glukosa Darah

Glukosa darah adalah istilah yang mengacu kepada kadar glukosa

dalam darah yang konsentrasinya diatur ketat oleh tubuh. Glukosa yang

dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.

Umumnya tingkat glukosa dalam darah bertahan pada batas-batas 4-8

mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini meningkat setelah makan dan

biasanya berada pada level terendah dipagi hari sebelum mengkonsumsi

makanan (Mayes, 2013).

Glukosa merupakan suatu aldoheksosa dan sering disebut

dekstrosa.Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau

konsentrasi tetap, yaitu antara 70 – 100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah

dapat bertambah setelah mengkonsumsi sumber karbohidrat, namun kira-

kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan

semula. Pada penderita diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar

dari 130 mg per 100 ml darah ( Podjiadi, 2014).

Gula darah pada orang sehat dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah

hormon yang dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosa dalam darah

masuk kesel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat

berarti bahwa pankreas tidak memproduksi cukup insulin, atau jumlah

insulin cukup namun tidak bereaksi secara normal. Hal ini disebut dengan

resistensi insulin ( Girindra, 2013).

Apabila level gula darah turun terlalu rendah, maka akan terjadi

hipoglikemia, dengan timbul gejala perasaan lelah, fungsi mental yang

Universitas Respati Yogyakarta


18

menurun, rasa mudah tersinggung dan kehilangan kesadaran. Apabila

levenya tetap tinggi, disebut dengan hiperglikemia, dengan gejala nafsu

makan akan tertekan untuk waktu yang singkat. Hiperglikemia dalam

jangka panjang dapat menyebabkan masalah-masalah kesehatan, berkaitan

dengan diabetes, termasuk pada mata, ginjal dan saraf ( Anonim, 2009).

Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk

mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam

darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun,

dikarenakan untuk mengkonsumsi membutuhkan energi, pankreas

melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di hati, kemudian

sel-sel akan mengubah glikogen menjadi glukosa ( Anonim, 2009).

Setelah memakan makanan yang mengandung karbohidrat, kadar

glukosa darah akan meningkat. Sebagian glukosa dalam makanan disimpan

dalam hati sebagai glikogen. Setelah 2 jam atau 3 jam berpuasa, glikogen

ini mulai diuraikan oleh proses glikogenolisis, dan glukosa yang terbentuk

kemudian dibebaskan kedalam darah. Setelah puasa satu malam, kadar

glukosa darah dipertahankan baik oleh glikogenolisis maupun

glukoneogenesis. Namun, setelah sekitar 30 jam berpuasa, simpanan

glikogen hati habis sehingga glukoneogenesis menjadi satu-satunya sumber

gluko sadarah Sherwood (Na’imah et al., 2013).

Kadar glukosa darah meningkat seiring dengan pencernaan dan

penyerapan glukosa dari makanan. Pada individu sehat dan normal, kadar

tersebut tidak melebihi 140 mg/dL karena jaringan akan menyerap glukosa

Universitas Respati Yogyakarta


19

dari darah, penyimpanan digunakan untuk menghasilkan energy. Setelah

makanan dicerna dan diserap, kadar glukosa darah menurun karena sel terus

menerus menggunakan glukosa. Konsekuensi kelebihan atau kekurangan

glukosa yang berbahaya dalam keadaan normal tidak terjadi karena tubuh

mampu mengatur kadar glukosa darahnya Sherwwood (Na’imah et al.,

2013).

a. Jenis pemeriksaan Glukosa Darah

Diketahui beberapa jenis pemeriksaan yang berhubungan dengan

pemeriksaan glukosa darah yaitu :

1) Glukosa darah puasa

Pada pemeriksaan ini pasien harus puasa 10-12 jam sebelum

pemeriksaan. Spesimen dapat berupa serum,plasma, atau darah

kapiler. Pemeriksaan glukosa darah puasa plasma dapat digunakan

untuk pemeriksaan penyaring, memastikan diagnosis,dan memantau

pengendalian, sedangkan pemeriksaan yang berassal dari darah

kapiler hanya untuk pemeriksaan penyaring dan memamntau

pengendalian.

2) Glukosa darah sewaktu

Dilakukan setiap waktu pada pasien dalam keadaan tanpa

puasa. Spesimen dapat berupa serum, atau darah kapiler.

Pemeriksaan glukosa darah sewaktu plasma dapat diginakan untuk

pemeriksaan penyaring dan memastikan diagnosis DM, sedangkan

pemeriksaan gula darah yang berasal dari kapilar hanya untuk

Universitas Respati Yogyakarta


20

pemeriksaan penyaring. Tes ini mengukur glukosa darah yang

diambil kapan saja tanpa memperhatikan waktu makan.

3) Glukosa darah 2 jam PP

Pemeriksaan ini sukar sekali distandarisasikan, karena

makanan yang dimakan baik jenis maupun jumlahnya sukar

disamakan dan juga sukar diawasi dalam tenggang waktu 2 jam

untuk tidak makan dan minum lagi, juga selama menunggu pasien

perlu duduk istirahat tenang dan tidak melakukan kegiatan jasmani

(berat) serta tidak merokok.

Berikut adalah kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai

patokan penyaringan dan diagnosis DM (mg/dL) :

Tabel 2.3 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan
penyaringan dan diagnosis DM (mg/dL)
No Jenis Bukan Belum Pasti DM
pemeriksaan DM DM
1 Kadar glukosa Plasma vena <100 100-199 ≥200
darah
Sewaktu Darah kapiler <90 90-199 ≥200
(mg/dl)
2 Kadar gula Plasma vena <100 100-125 ≥126
darah puasa
(mg/dl) Darah kapiler <90 90-99 ≥100

Sumber: Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM tipe 2 di Indonesia,


PERKENI (2011).

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah terbagi

menjadi 2 macam, yaitu faktor risiko eksternal dan internal (Rudi, A &

Kwureh, 2017).

Universitas Respati Yogyakarta


21

1) Faktor Eksternal

a) Olahraga

Menurunkan resistensi insulin sehingga insulin dapat berfungsi

secara normal untuk sel di dalam tubuh serta membakar lemak untuk

mencegah terjadinya obesitas.

b) Pola makan

Pola makan yang kurang baik lebih banyak dari pada pola

makan yang baik, hal ini dikarenakan masih banyaknya gaya makan

kurangsehat seperti, mengkonsumsi makan yang bersantan, aktifitas

olah raga yang kurang, mengkonsumsi bumbu penyedap rasa, kurang

mengkonsumsi makanan yang berserat, mengkonsumsi minuman

kaya gula. Hal ini yang mendasari bahwa terjadinya peningkatan

terhadap kadar gula darah puasa pada pola makan yang kurang baik

(Mansyur,2010).

c) Cemas

Kecemasan merupakan respon terhadap penyakit yang dirasakan

penderita sebagai suatu tekanan, rasa tidak nyaman,, gelisah, dan

kecewa. Gangguan psikologis tersebut membuat penderita menjadi

acuh terhadap peraturan pengobatan yang harus dijalankan seperti diit,

terapi medis, dan olahraga sehingga mengakibatkan kadar gula darah

tidak terkontrol dengan baik (Taluta, Mulyadi, & Hamel, 2014).

d) Obat

Banyak ditemukan penderita diabetes mellitus dengan berat badan

Universitas Respati Yogyakarta


22

berlebih dan tidak patuh terhadap terapi yang diberikan yang

mengakibatkan terjadinya hiperglikemia sehingga diperlukan terapi

medis tambahan untuk menurunkan kadar gula darah.

e) Alkohol

Mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan kadar glukosa

karena mengandung kalori yang tinggi (Tandra,2007).

f) Pengetahuan diit

Merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar gula

darah dimana seseorang memiliki pengetahuan diit yang baik maka

kadar gula darah dapat terkontrol dengan baik (Ozcelic, et al., 2010).

Peran serta keluarga dapat memberikan pengaruh positif maupun

negative terhadap klien diabetes mellitus terutama dalam pengelolaan

diabetes mellitus serta mencegah timbulnya masalah psikologis

(Chandra, 2012).

2) Faktor Internal

a) Jenis kelamin

Pada penelitian Nezhad et al, 2008 terdapat perbedaan

persentase penderita diabetes mellitus antara laki-laki dan

perempuan. Persentase penderita diabetes pada lakilaki sebanyak

5,1 % sedangkan pada perempuan sebanyak 5,8 %. Laki-laki

memiliki risiko diabetes yang lebih meningkat cepat dari

perempuan. Perbedaan risiko ini dipengaruhi oleh distribusi lemak

tubuh. Pada laki-laki, penumpukan lemak terkonsentrasi di sekitar

Universitas Respati Yogyakarta


23

perut sehingga memicu obesitas sentral yang lebih berisiko

memicu terjadinya gangguan metabolisme.

b) Umur

Pada umur < 45 tahun yang paling banyak terjadinya risiko

peningkatan kadar gula darah, hal ini didasari bahwa umur < 45

dalam kesehariannya sibuk dengan pekerjaan, sehingga pola

makan tidak terjaga, kurang istirahat dan aktivitasnya seperti olah

raga sangat kurang, sehingga risiko terkena peningkatan kadar

gula darah sangat tinggi. Dengan meningkatnya umur, maka

intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Intoleransi glukosa

pada lanjut usia ini sering dikaitkan dengan obesitas, aktivitas fisik

yang kurang, berkurangnya masa otot, adanya penyakit penyerta

dan penggunaan obat, disamping itu pada orang lanjut usia sudah

terjadi penurunan sekresi insulin dan resistensi insulin. Resiko

terkena kadar gula darah akan meningkat sejalan dengan penuaan,

para ahli sepakat mulai usia 45 tahun keatas (Arief,2008).

c). Riwayat Keturunan

Faktor risiko kadar gula darah dapat muncul karena

mempunyai faktor keturunan, selain itu juga bahwa faktor pola

makan yang salah, aktivitas fisik yang kurang dan stres yang tinggi

dapat meningkatkan kadar gula darah. Diabetes mellitus bukan

penyakit menular tetapi diturunkan. Namun bukan berarti anak

dari kedua orangtua yang diabetes pasti akan mengidap diabetes

Universitas Respati Yogyakarta


24

juga, sepanjang dia bisa menjaga dan menghindari faktor resiko

yang lain. Sebagai faktor resiko secara genetik yang perlu

diperhatiakan apabila kedua atau salah seorang dari orang tua,

kakek, nenek, saudara kandung, anggota keluarga dekat mengidap

diabetes. Pola genetik yang kuat pada diabetes mellitus type II.

Seseorang yang memiliki saudara kandung mengidap diabetes

type II memiliki resiko yang Metabolisme glukosa darah

merupakan segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam

makhluk hidup. Proses yang lengkap dan komplit sangat

terkoordinatif melibatkan banyak enzim di dalamnya, sehingga

terjadi pertukaran bahan dan energi.

Adapun metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang

mempengaruhi kadar gula darah, yaitu :

1) Metabolisme karbohidrat

Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besar

intake makanan sehari-hari, dan sebagian besar karbohidrat

akan diubah menjadi lemak. Fungsi dari karbohidrat dalam

metabolisme adalah sebagai bahanbakar untuk oksidasi dan

menyediakan energi untuk proses-proses metabolisme lainnya

(William,2010). Karbohidrat dalam makanan terutama

polimer-polimer hexosa, dan yang penting adalah glukosa,

laktosa, fruktosa dan galaktosa. Kebanyakan monosakarida

dalam tubuh berada dalam bentuk D-isomer. Hasil yang utama

Universitas Respati Yogyakarta


25

dari metabolisme karbohidrat yang terdapat dalam darah

adalah glukosa. ( William,2010 ). Glukosa yang dihasilkan

saat masuk ke dalam sel akan mengalami fosforilasi

membentuk glukosa-6-fosfat, yang dibantu oleh enzim

hexokinase, sebagai katalisator. Hati memiliki enzim yang

disebut glukokinase, yang lebih spesifik terhadap glukosa, dan

seperti halnya hexokinase, akan meningkat kadarnya oleh

insulin, dan berkurang pada saat kelaparan dan diabetes.

Glukosa-6-fosfat dapat berpolimerisasi membentuk glikogen,

sebagai bentuk glukosa yang dapat disimpan, terdapat dalam

hampir semua jaringan tubuh, tetapi terutama dalam hati dan

otot rangka. ( William, 2010 ).

5. Penyakit Yang Berhubungan Dengan Glukosa Darah

a) Hiperglikemia

Terjadi karena penyakit kelenjar tiroid/gondok. Pada pembesaran

kelenjar tiroid/gondok maka akan terjadi peningkatan kadar glukosa

darah. Kenaikan kadar glukosa darah disebabkan hiperaktifitas dari

hormon yang dikeluarkan kelenjar gondok (tiroksin). Hiperglikemia

terjadi karena kelainan kelenjar otak (hipofise, hipotalamus) serta

kekurangan, kelemahan aktifitas hormone insulin yang diproduksi dan

dikeluarkan oleh pankreas, Kelainan ini disebut Diabetes Mellitus

(Yulia et al 2016).

Universitas Respati Yogyakarta


26

b) Hipoglikemia

Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan

keadaan dimana kadar glukosa darah berada dibawah normal , terjadi

karena ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan , aktivitas

fisik dan obat-obatan yang digunakan. Syndrome hipoglikemia ditandai

dengan gejala klinis antara lain : penderita merasa pusing,

lemas,gemetar,pandangan menjadi kabur dan gelap, berkeringat dingin

, detak jantung meningkat dan terkadang sampai hilang kesadaran ( syok

hipoglikemia ) (Yulia et al 2016).

6. Jenis Pemeriksaan Glukosa Darah

a) Metode Kimia atau Reduksi

Prinsip : Proses kondensasi dengan akromatik amin dan asam

asetat glacial pada suasana panas, sehingga terbentuk senyawa berwarna

hijau yang kemudian diukur secara fotometris. Beberapa kelemahan /

kekurangannya adalah metode kimia ini memerlukan langkah

pemeriksaan yang panjang dengan pemanasan, sehingga kemungkinan

terjadi kesalahan lebih besar. Selain itu reagen pada metode ortho-

toluidin bersifat korosif (Amsriza,2012).

b) Metode Enzimatik

1) Metode Glukose Oksidase ( GOD-PAP )

Prinsip : enzim glukosa oksidase menkatalisis reaksi oksidasi

glukosa menjadi glukonalakton dan hydrogen peroksida. Enzim

glukosa oksidase yang digunakan pada reaksi pertama

Universitas Respati Yogyakarta


27

menyebabkansifat reaksi pertama spesifik untuk glukosa,

khususnya B-D glukosa, sedangkanreaksi kedua tidak spesifik,

karena zat yang bisa teroksidasi dapat menyebabkanhasil

pemeriksaan lebih rendah. Asam urat, asam askorbat, bilirubin dan

glutationmenghambat reaksi karena zat-zat ini akan berkompetisi

dengan kromogenbereaksi dengan hidrogen peroksida sehingga

hasil pemeriksaan akan lebihrendah. Keunggulan dari metode

glukosa oksidase adalah karena murahnyareagen dan hasil yang

cukup memadai (Amsriza,2012).

2) Metode Heksokinase

Prinsip : Heksokinase akan mengkatalis reaksi fosforilasi

glukosa dengan ATP membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP. Enzim

kedua yaitu glukosa 6-fosfat Dehidrogenase akan mengkatalis

oksidasi glukosa 6-fosfat dengan nikolinamideadnine dinueleotide

phosphate (NAPP+) (Amsriza,2012).

3) Reagen Kering (Gluco DR)

Merupakan alat pemeriksaan glukosa darah secara invitro,

dapat dipergunakanuntuk mengukur kadar glukosa darah secara

kuantitatif, dan untuk screeningpemeriksaan kadar glukosa

darah,Sampel dapat dipergunakan darah segar kapileratau darah

vena, tidak dapat menggunakan sampel berupa plasma atau serum

darah.

Universitas Respati Yogyakarta


28

Prinsip : Tes strip menggunakan enzim glukosa oksidase dan

didasarkan padateknologi biosensor yang spesifik untuk pengukuran

glukosa, tes strip mempunyaibagian yang dapat menarik darah utuh

dari lokasi pengambilan/ tetesan darahkedalam zona reaksi. Glukosa

oksidase dalam zona reaksi kemudian akanmengoksidasi glukosa di

dalam darah. Intensitas arus electron terukur oleh alatdan terbaca

sebagai konsentrasi glukosa di dalam sampel darah (Amsriza,2012).

B. Kerangka Teori
Metabolisme
Glukosa Darah
Susu Kedelai Hitam

Kadar Glukosa Darah :

Kandungan Gizi 1. GDP


2. GDS
Kedelai Hitam :
3. GD2JPP
1. Oligosakarida
2. Isoflavon
3. Antosianin
4. Saponin
5. Serat Pangan Faktor Internal : Faktor Ekternal :
1. Jenis kelamin 1. Olahraga
2. Umur 2. Pola Makan
3. Cemas
3. Riwayat
4. Obat
keturunan 5. Alkohol
6. Pengetahuan
diit
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Joan W,A (2002), Yessy (2013) dalam Hendrikus (2017),
Nurrahman (2015), Kurniasih (2013), Amrin (2000), Querratueni (2009)

Universitas Respati Yogyakarta


29

C. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Pemberian susu Kadar glukosa darah


kedelai hitam puasa (GDP)

Gambar 2.3. Kerangka Konsep

D. Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh pemberian susu kedelai hitam (Glycine soja) terhadap

kadar glukosa darah pada Mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi di Universitas

Respati Yogyakarta.

Universitas Respati Yogyakarta


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental, yaitu

penelitian yang bertujuan untuk membuktikan sebab akibat, dengan

memberikan perlakuan pada subjek penelitian untuk mengetahui akibat setelah

diberikan perlakuan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilakukan

untuk melihat pengaruh susu kedelai hitam terhadap kadar glukosa darah puasa

pada mahasiswi program studi S1 Ilmu Gizi.

Pada penelitian ini rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan

menggunakan desain one group pretest-posttest, dimana penelitian ini sudah

dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan peneliti dapat

menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan dengan

cara melakukan post-test, desain ini tidak ada kelompok kontrol (pembanding).

Adapun bentuk rancangannya adalah sebagai berikut :

O1 X O2
Gambar 3.1. Rancangan penelitian pengaruh pemberian susu kedelai hitam
terhadap kadar glukosa darah pada mahasiswi program studi
S1 Ilmu Gizi.
Dengan :

O1 : Pretest kelompok intervensi

O2 : Posttest kelompok intervensi

X : Pemberian susu kedelai hitam (Glycine soja)

Variabel bebas yaitu pemberian susu kedelai hitam (Glycine soja). Variabel

30
31

terikat yaitu kadar glukosa darah.

B. Tempat dan Waktu Pengambilan Data

1. Tempat Penelitian

a. Pembuatan susu kedelai hitam (Glycine soja) dilakukan di

Laboratorium Dietetik dsn Kulinari Universitas Respati Yogyakarta.

b. Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dilakukan di Laboratorium

Klinik Parahita Yogyakarta.

c. Intervensi dilakukan di Universitas Respati Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan 26 Juni 2019 – 11 Juli 2019.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiono, 2016). Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswi Prodi S1

Ilmu Gizi Angkatan Tahun 2016 Universitas Respati Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Sampel dalam penelitian ini adalah

bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah

sampel pada penelitian ini diperoleh dari perhitungan dengan mengunakan

rumus Lemenshow, dkk (1997).

Universitas Respati Yogyakarta


32

σ2 √(z1−α+z1β)²
n=
(𝜇1 − 𝜇2)2

Perhitungan sampel mengunakan rata-rata (mean), keterangan:

n :Ukuran sampel

σ :Variasi kelompok (2,42) (Putri et al., 2016)

𝑧1 − 𝛼/2 :Bilangan Normal standar pada tingkat kemaknaan 95%

(1,96)

Z1-𝛽 : Bilangan normal standar dengan kekuatan uji 80% (0,84)

𝜇1 :Hasil pengukuran pre-intervensi dari penelitian sebelumnya

9,90 (Putri et al., 2016)

𝜇2 :Hasil pengukuran post-intervensi dari penelitian

sebelumnya 7,69 (Putri et al., 2016)

𝜇1 − 𝜇2 :Selisih rata-rata persentasi persentasi kadar trigliserida

(2,21) (Putri et al., 2016)

(2,42)²(1,96+084)² 5,8564 (7,84)


n= = = 9,40 ~10 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
(2,21)² 4,8841

Jumlah responden penelitian adalah 10 orang dengan etimasi

drop out 20% sehingga besar subjek yang dibutuhkan pada penelitian

ini sebanyak 12 orang.

3. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara teknik

purposive sampling. Pengambilan sampel didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang

Universitas Respati Yogyakarta


33

sudah diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2016).

Berdasarkan keterangan di atas untuk menentukan populasi dan sampel

terdapat dua kriteria yaitu :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat

dimasukkan atau layak untuk diteliti.

1) Responden tidak memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus

(DM).

2) Mahasiswi Angkatan 2016 Prodi Ilmu Gizi Universitas

Respati Yogyakarta.

3) Responden bersedia mengikuti semua prosedur penelitian dan

menandatangani informed concent.

b. Kriteria eksklusi

1) Mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi glukosa darah.

2) Subjek memiliki riwayat alergi terhadap minuman uji (susu

kedelai hitam).

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah adalah pemberian susu

kedelai hitam (Glycine soja).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah adalah kadar glukosa darah

puasa.

Universitas Respati Yogyakarta


34

3. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan

bagaimana cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel

(Setiadi,2007). Definisi operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada

Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Skala


Dependent Kadar glukosa darah adalah hasil
Kadar pengukuran kadar glukosa darah
glukosa darah puasa sebelum dan sesudah
pemberian intervensi. Darah
puasa
yang diambil adalah darah vena.
Darah diambil oleh satu orang mg/dl Rasio
perawat Laboratorium Klinik
Parahita, pada hari ke 0 sebelum
intervensi dan setelah hari ke 15
sesudah intervensi. Pengukuran
kadar glukosa darah puasa
menggunakan alat Arcitect Cl
8200.

Jumlah pemberian susu kedelai


hitam yang dikonsumsi oleh
responden selama 14 hari, dibuat
dari kedelai hitam (Glycine soja)
Independent
yang dibeli dari pasar lokal
Pemberian Daerah Istimewa Yogyakarta. ml Rasio
susu kedelai Pemberian susu kedelai hitam
hitam sebanyak 280 ml/hari yang
(Glycine soja) terbuat dari kedelai hitam 21
gram kedelai hitam dan air 300
ml kepada mahasiswi UNRIYO.

Universitas Respati Yogyakarta


35

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data yang Dikumpulkan

a. Data Primer

Data yang diperoleh dengan cara diambil secara langsung dari

responden oleh peneliti. Data yang diambil yaitu identitas

responden, kadar glukosa darah puasa sebelum dan setelah

pemberian susu kedelai hitam, asupan makan selama intervensi

dan status gizi.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak

langsung oleh peneliti yaitu jumlah mahasiswi Program Studi Ilmu

Gizi Angkatan Tahun 2016 di Universitas Respati Yogyakarta.

2. Cara Pengumpulan Data

a. Data Primer

1) Identitas responden menggunakan metode wawancara

menggunakan kuesioner.

2) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

3) Kadar Glukosa Darah

a) Pengambilan darah dilakukan 1 hari sebelum dan sesudah

intervensi susu kedelai hitam.

b) Sebelum pengambilan darah responden dipuasakan selama 8

jam.

Universitas Respati Yogyakarta


36

c) Sampel darah diambil oleh perawat laboratorium Klinik

Parahita sebanyak 3 cc melalui vena pada pagi hari.

d) Pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dilakukan sebanyak

2 kali yaitu sebelum serta setelah intervensi susu kedelai

hitam.

4) Asupan Makan

Asupan makanan ditanyakan langsung oleh peneliti kepada

responden menggunakan formulir recall makanan 24 jam

selama 3 kali pada hari yang tidak berturut-turut untuk

mengetahui jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi

responden.

b. Data Sekunder

Pengambilan data mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi

Angkatan Tahun 2016 di Universitas Respati Yogyakarta.

F. Instrumen Penelitian

1. Alat

a. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu :

1) Informed consent

2) Formulir identitas responden

3) Timbangan injak digital

4) Microtoise

5) Alat pengukuran kadar glukosa darah dari laboratorium Klinik

Parahita (Architect C1 8200)

Universitas Respati Yogyakarta


37

6) Formulir food recall makanan 24 jam

b. Alat yang digunakan dalam pembuatan susu kedelai hitam yaitu :

1) Timbangan digital

2) Blender

3) Baskom

4) Saringan

5) Pengaduk

6) Kompor

7) Panci

8) Gelas ukur

9) Botol

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan susu kedelai hitam yaitu:

a. Kedelai hitam

b. Air matang

c. Gula jagung

3. Proses pembuatan susu kedelai hitam (Amrin, 2007)

a. Pemilihan bahan

Pemilihan bahan merupakan kegiatan pemilihan bahan yang akan

digunakan dalam pembuatan susu kedelai hitam harus dalam kondisi

baik.

b. Penimbangan bahan

Penimbangan bahan merupakan kegiatan menimbang semua bahan

Universitas Respati Yogyakarta


38

sesuai dengan formula yang ditentukan. Semua bahan harus

ditimbang dengan benar agar tidak terjadi kesalahan dalam

pembuatan susu kedelai hitam.

c. Persiapan alat

Mempersiapkan peralatan yang digunakan dalam pembuatan susu

kedelai hitam.

d. Pencucian

Dilakukan dengan tujuan menghilangkan kotoran-kotoran yang

melekat pada biji kedelai. Pencucian dilakukan dengan dengan air

bersih dan air mengalir.

e. Perendaman

Perendaman dilakukan dengan tujuan melunakkan biji kedelai agar

memudahkan proses penggilingan, lama perendaman yaitu 12 jam

perendaman menggunakan air bersih.

f. Penggilingan

Proses penggilingan dilakukan dengan menambahkan air matang 300

ml dengan kedelai hitam 21 gram.

g. Penyaringan I

Penyaringan pertama dilakukan untuk memisahkan sari kedelai dan

ampas mentahnya. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan

saringan.

h. Penyaringan II

Penyaringan kedua dilakukan untuk menyaring kembali sari kedelai

Universitas Respati Yogyakarta


39

dan ampas mentahnya yang masih tersisa. Penyaringan dilakukan

dengan menggunakan saringan.

i. Pemanasan

Pemanasan dilakukan untuk mematikan semua organisme yang

bersifat patogen dan sebagian mikroorganisme yang ada sehingga

tidak merubah cita rasa maupun komposisi susu. Pemanasan

dilakukan selama 5 menit (Andika, 2019).

j. Penyaringan III

Penyaringan terakhir setelah susu kedelai matang. Penyaringan

ketiga dilakukan dengan tujuan meminimalisisr ampas yang mungkin

tersisa pada proses sebelumnnya.

Universitas Respati Yogyakarta


40

Bagan Pembuatan Susu Kedelai

Kedelai Hitam

Pemilihan

Penimbangan

Pencucian

Perendaman selama 12 jam dengan perbandingan air


1:4

Air bersih Penggilingan selama 5 menit.


dengan
perbandingan
,
21 gram kedelai Penyaringan I
hitam: 300 ml
air matang Ampas
Penyaringan II

Pemanasan selama 5 menit dengan api


kecil

Penyaringan III

Susu kedelai
hitam

Gambar 3.1 Alur Proses Pembuatan Susu Kedelai Hitam


Sumber Amrin (2007)

Universitas Respati Yogyakarta


41

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

a. Editing Data

Peneliti memeriksa kembali kelengkapan dan kebenaran data

dalam pengisian formulir identitas responden, formulir informed

consent dan hasil pengukuran kadar glukosa darah puasa responden.

b. Entry Data

Kegiatan ini peneliti memasukkan data yang dikumpulkan kedalam

program komputer untuk dianalisis lebih lanjut.

c. Cleaning data

Memeriksa kembali data yang sudah dimasukkan, apakah ada

kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada saat

memasukkan data ke komputer. Pada penelitian ini setelah

memasukkan data maka dilakukan cleaning data terhadap semua data

yang ada.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisa

bivariat yang berfungsi untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen yaitu pengaruh pemberian susu

kedelai hitam terhadap kadar glukosa darah puasa. Sebelum dilakukan

uji analisis bivariat, data diuji dahulu tingkat sebaran atau distribusi data

menggunakan uji Saphiro-wilk. Jika data terdistribusi normal (p≥0,05),

maka data akan diuji menggunakan tes parametrik yaitu Paired t-test

Universitas Respati Yogyakarta


42

untuk mengetahui pengaruh pemberian susu kedelai hitam terhadap

kadar glukosa darah puasa responden penelitian.

H. Jalannya penelitian

1. Tahap persiapan

a. Pengajuan judul penelitian.

b. Penyusunan proposal penelitian.

c. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan data jumlah

penderita hiperglikemia di Puskesmas Depok I Sleman, Yogyakarta

pada tanggal 18 Mei 2018.

d. Perbaikan proposal dan konsultsi dengan pembimbing I dan

pembimbing II.

e. Mengadakan seminar proposal pada tanggal 28 Mei 2018.

2. Tahap pelaksanaan

a. Penetapan responden penelitian yaitu mahasiswi Prodi Ilmu Gizi di

Universitas Respati Yogyakarta yang sesuai dengan kriteria inklusi

dan eksklusi yang telah ditetapkan.

b. Melakukan sosialisasi ke tempat penelitian serta menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian.

c. Membagi lembar persetujuan menjadi responden dilengkapi dengan

identitas responden serta menjelaskan cara pengisiannya.

d. Proses pelaksanaan pengukuran kadar glukosa darah

1) Satu hari sebelum penelitian responden diberikan penjelasan

tentang prosedur pengambilan darah, responden diminta untuk

Universitas Respati Yogyakarta


43

berpuasa di malam hari mulai pukul 23.00 WIB minimal 8 jam.

Pada hari ke 0 pukul 08.00 WIB berkumpul di suatu tempat yang

telah ditentukan.

2) Pukul 08.00-10.00 WIB dilakukan pengambilan sampel darah

untuk pengukuran kadar glukosa darah puasa responden.

3) Pada hari ke 1-14 responden diberikan 280 ml susu kedelai hitam.

Pemberian susu kedelai hitam dilakukan oleh peneliti di wilayah

kampus II UNRIYO.

4) Pada hari ke-14 responden berpuasa di malam hari mulai pukul

23.00 WIB minimal selama delapan jam kecuali minum air putih.

5) Pada hari ke-15 pukul 08.00 WIB responden masih berpuasa dan

berkumpul di tempat yang telah disediakan. Pukul 08.00-10.00

WIB dilakukan pengambilan darah responden.

3. Tahap Akhir

a. Melakukan pengolahan data dan analisa data penelitian

b. Membuat pembahasan hasil dan kesimpulan dari penelitian yang

telah dilakukan.

c. Mengadakan seminar hasil penelitian

d. Memperbaiki hasil seminar.

e. Konsultasi dengan penguji dan kedua dosen pembimbing.

Universitas Respati Yogyakarta


44

Bagan alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Populasi

Sampel

Kelompok intervensi 12 orang

Puasa minimal 8 jam

Hari ke 0 Tes GDP

Hari ke 1- Diberi susu kedelai hitam selama 14 hari sebanyak 280


14 ml/1x
pemberian
Hari ke 14 Puasa minimal 8 jam

Hari ke 15 Tes GDP

Gambar 3.2. Alur penelitian Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Hitam (Glycine
soja) Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Mahasiswi Prodi
Ilmu Gizi Universitas Respati Yogyakarta.

I. Etika Penelitian

Ethical Clearance diajukan dan mendapat rekomendasi dari Komisi

Etik Penelitian Stikes Surya Global Yogyakarta dengan nomor

128/KEPK/SG/1/2019. Responden sudah menandatangani persetujuan

(inform consent). Semua informasi dan data dalam penelitian ini dijaga

kerahasiannya dan hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah serta

tidak ada pemaksaan untuk mengikuti penelitian.

Universitas Respati Yogyakarta


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Universitas Respati Yogyakarta

(UNRIYO) yang merupakan salah satu Universitas di Yogyakarta

terletak di Jalan Laksda Adusucipto Km 6,3 Kecamatan Depok

Kabupaten Sleman. Universitas Respati Yogyakarta memiliki dua

kampus yaitu kampus I yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto Km 6,3

Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dan kampus II terletak di Jalan

Raya Tajem Km 1,5 Maguwoharjo Depok, Sleman, Yogyakarta. Di

kampus II UNRIYO hanya terdapat satu fakultas yaitu Fakultas Ilmu

Kesehatan (FIKES) yang terdiri dari 6 Program Studi yaitu S1

Keperawatan, S1 Ilmu Gizi, S1 Kesehatan Masyarakat, DIII Kebidanan,

DIII Fisioterapi dan DIV Bidan Pendidik.

Program Studi S1 Ilmu Gizi adalah salah satu perogram studi yang

banyak diminati yang terlihat dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan mahasiswa setiap tahun ajaran baru. Program studi tersebut

pada perguruan tinggi masih terbatas baik negeri maupun swasta.

Program S1 Ilmu Gizi memiliki tenaga pengajar yang kompeten

dibidangnya. Visi program studi S1 Ilmu Gizi adalah menjadi program

studi yang bermutu dibidang gizi dan menghasilkan lulusan yang

profesional pada tahun 2018.

45 Universitas Respati Yogyakarta


46

Misalnya adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang

bermutu untuk menghasilkan sarjana gizi yang profesional,

melaksanakan penelitian ilmiah di bidang gizi yang bermanfaat bagi

masyarakat, pengembangan ilmu pengetahuan dan pembangunan,

melaksanakan pengabdian masyarakat di bidang gizi yang bermanfaat

bagi pelayanan gizi, makanan dan dietetika sehingga tercapai status gizi

masyarakat yang optimal.

Pada penelitian ini yang menjadi responden yaitu mahasiswi

Program Studi S1 Ilmu Gizi Angkatan Tahun 2016, mahasiswi yang

tidak memiliki riwayat diabetes mellitus (DM) serta tidak memiliki

riwayat alergi terhadap susu kacang kedelai hitam dan bersedia menjadi

responden penelitian ini dengan menandatangani informed concent.

2. Proses Pengambilan Data

Penelitian ini diawali dengan mengajukan surat izin studi

pendahuluan dari kampus Universitas Respati Yogyakarta ke Kantor

Kesbangpol Sleman untuk mendapatkan surat izin melakukan studi

pendahuluan di Puskesmas Depok I Sleman, Yogyakarta. Ethical

Clearance diajukan dan mendapat rekomendasi dari Komisi Etik

Penelitian Stikes Surya Global Yogyakarta dengan nomor

128/KEPK/SG/1/2019. Kemudian Pengurusan surat izin lokasi

penelitian serta peminjaman Laboratorium Dietetika dan Kulinari

dilakukan di kampus II Universitas Respati Yogyakarta dan responden

sudah menandatangani persetujuan (informed consent).

Universitas Respati Yogyakarta


47

Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experimental dengan

desain one-group pre test post test, variabel bebas dalam penelitian ini

adalah pemberian susu kedelai hitam sedangkan variabel terikat pada

penelitian ini adalah kadar glukosa darah puasa. Responden dalam

penelitian ini adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi Angkatan 2016

di Universitas Respati Yogyakarta. Berdasarkan perhitungan sampel

penelitian menggunakan rumus Lemeshow (1997), diperoleh jumlah

responden pada penelitian ini sebanyak 10 orang dengan estimasi drop

out 20%. Sehingga responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah 12 orang. Responden penelitian diambil menggunakan metode

purposive sampling. Responden yang terpilih adalah mahasiswi yang

bersedia menjadi responden dengan mengisi informed consent dan

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan oleh peneliti

yaitu tidak memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus (DM), tidak

memiliki riwayat alergi terhadap susu kedelai hitam. Selama penelitian

tidak ada responden yang drop out.

Pada penelitian ini responden diberikan intervensi susu kedelai

hitam selama 14 hari sebanyak 280 ml untuk 1x/hari. Pembuatan susu

kedelai hitam dilakukan di Laboratorium Dietetika dan Kulinari

Universitas Respati Yogyakarta dan Laboratorium Teknologi Pangan

Universitas Respati Yogyakarta. Analisis proksimat pada susu kedelai

hitam dilakukan di Laboratorium Che-Mix Pratama Yogyakarta.

Intervensi susu kedelai hitam dilakukan selama 14 hari yang

Universitas Respati Yogyakarta


48

mengacu pada penelitian Sinaga dan Wirawanni (2012). Responden

akan berpuasa 8 jam untuk diambil sampel darah. Menurut penelitian

Rachmawati (2015) pada saat tubuh dalam keadaan puasa, pankreas

mengeluarkan insulin dan glukagon (hormon pankreas) secara bersama-

sama untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal.

Pengambilan darah dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada hari ke-1

sebelum intervensi dan pada hari ke-15 setelah intervensi. Sampel darah

diambil pada pagi hari sebanyak 3 cc melalui pembuluh darah vena yang

mengacu pada untuk mengetahui kadar glukosa darah puasa responden

yang dilakukan oleh 1 orang perawat Laboratorium Parahita. Menurut

hasil penelitian Sugiarto (2013) menjelaskan bahwa pada darah vena

memiliki saturasi O₂ yang lebih rendah dibandingkan darah kapiler, oleh

karena itu hasil pembacaan darah vena akan memiliki nilai yang lebih

besar dari yang semestinya. Analisis kadar glukosa darah puasa

dilakukan di Laboratorium Parahita dengan menggunakan alat Architect

C1 8200. Pada penelitian ini peneliti juga mencatat asupan makan

responden selama penelitian yang diwawancara langsung oleh peneliti

menggunakan formulir recall asupan makan 24 jam sebanyak 3 kali.

Data asupan makan dianalisis menggunakan program nutrisurvey dan

SPSS.

Analisis data yang digunakan yaitu analisis bivariat yang berfungsi

untuk mengetahui pengaruh pemberian susu kedelai hitam terhadap

kadar glukosa darah puasa. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan

Universitas Respati Yogyakarta


49

uji Saphiro-wilk untuk mengetahui tingkat sebaran dan distribusi data.

Kemudian perbedaan kadar glukosa darah puasa sebelum dan setelah

intervensi dianalisis menggunakan uji Paired t-test.

3. Karakteristik Responden Penelitian

Pada awal pengumpulan data (pre test) dilakukan pengukuran berat

badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), riwayat alergi dan

asupan makan selama intervensi pada masing-masing responden untuk

mengetahui kehomogenan pada setiap responden. Rata-rata usia, berat

badan, tinggi badan, IMT, riwayat alergi dan asupan makan selama

intervensi responden dapat dilihat pada Tabel 4.1

Universitas Respati Yogyakarta


50

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik Responden N % Mean ± SD


Usia (Tahun)
- 20 tahun 2 16,7
- 21 tahun 5 41,7 21,25 ± 0,75
- 22 tahun 5 41,7

Total 12 100
Berat Badan (kg) 12 100 52,85 ± 6,98
Tinggi Badan (cm) 12 100 1,54 ± 4,05
IMT (kg/m²)
- Normal 7 58,3
- Overweight 2 16,7 21,92 ± 3,27
- Obesitas 3 25

Total 12 100
Asupan Makan
Selama Intervensi
- Energi (kcal) 12 100 1714,4 ± 3,75
- Protein (g) 12 100 97,51 ± 1,98
- Lemak (g) 12 100 80,62 ± 1,93
- Karbohidrat (g) 12 100 165,7 ± 5,24
- Serat 12 100 27,74 ±7,75

Riwayat Alergi
- Ya 0 0 12
- Tidak 12 100 12
Total 12 100 12
Mengkonsumsi Obat-
obatan yang
Mempengaruhi
Glukosa Darah
- Ya 0 0 12
- Tidak 12 100

Total 12 100 12
Riwayat penyakit
diabetes melitus
- Ya 0 0 12
- Tidak 12 100
Total 12 100 12

Universitas Respati Yogyakarta


51

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden

sebagian besar berusia 21 tahun dengan rata-rata (21,25±0,75 tahun).

Rata-rata berat badan (52,85±6,98 kg), rata-rata tinggi badan (1,54±4,05

cm), sedangkan Indeks Massa Tubuh (IMT) responden rata-rata

(21,92±3,27 kg/m²). Data tersebut mengindikasikan bahwa status gizi

responden termasuk dalam kategori normal. Asupan makan responden

selama penelitian berdasarkan recall 24 jam didapatkan rata-rata asupan

energi (1714,4±3,75 kcal), protein (97,51±1,98 gram), lemak

(80,62±1,93 gram), karbohidrat (165,70±5,24 gram), dan serat (27,74

±7,75), semua responden tidak memiliki riwayat alergi terhadap susu

kedelai hitam, tidak mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi

glukosa darah dan tidak memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus

(DM).

4. Perbedaan Nilai Glukosa Darah Puasa Sebelum dan Sesudah

Intervensi

Kadar glukosa darah puasa diukur sebelum dan sesudah diberikan

susu kedelai hitam. Rata-rata kadar glukosa darah puasa sebelum dan

sesudah pemberian susu kedelai hitam dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.2. Kadar Glukosa Darah Puasa

Keterangan n Pre Post ∆ p*


Mean ± SD Mean ± SD (mg/dl)
Kadar
Glukosa 12 78,66 ± 5,29 78,83 ± 5,99 0,16 ± 5,11 0,91
Darah Puasa

Keterangan :
p*= signifikan p<0,05 dengan uji Paired test

Universitas Respati Yogyakarta


52

∆ = selisih rata-rata kadar glukosa darah puasa awal perlakuan dan


akhir perlakuan

Berdasarkan hasil analisis statistik pada Tabel 4.2, diketahui terjadi

peningkatan kadar glukosa darah puasa sebelum dan sesudah diberikan susu

kedelai hitam selama 14 hari, tetapi tidak signifikan (p>0,05).

B. Pembahasan

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi usia, berat

badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), asupan makan selama

intervensi, riwayat alergi terhadap susu kedelai hitam, tidak mengkonsumsi

obat-obatan yang mempengaruhi glukosa darah dan tidak memiliki riwayat

penyakit diabetes mellitus (DM). Sebagian besar responden rata-rata berusia

21 tahun (21,25±0,75 tahun) dengan rata-rata berat badan (52,85±6,98 kg)

dan rata-rata tinggi badan (1,54±4,05 cm).

Penelitian ini dilakukan pada 12 orang mahasiswi Program Studi

Ilmu Gizi di Universitas Respati Yogyakarta. Pada penelitian ini dilakukan

intervensi selama 14 hari yang mengacu pada penelitian terdahulu oleh

Sinaga dan Wirawanni (2012). Pengukuran kadar glukosa darah puasa

dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah pemberian susu

kedelai hitam. Sebelum pengambilan sampel darah, responden dianjurkan

untuk berpuasa terlebih dahulu selama 8 jam yang mengacu pada penelitian

Rachmawati (2015) yaitu saat tubuh dalam keadaan puasa, pankreas

mengeluarkan insulin dan glukagon (hormon pankreas) secara bersama-

sama untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal. Hal ini untuk

memastikan agar pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh makanan terakhir

Universitas Respati Yogyakarta


53

yang dikonsumsi. Sampel darah responden yang diambil adalah melalui

pembuluh darah vena. Menurut penelitian Sugiarto (2013) menjelaskan

bahwa darah kapiler hampir sama dengan darah arteri karena kadar glukosa

dan oksigennya yang lebih mirip dengan darah arteri dibandingkan dengan

darah vena. Glukosa akan berdifusi melalui kapiler agar dapat digunakan

oleh sel tubuh sehingga kadar glukosa darah arteri yang merupakan sumber

kapiler seharusnya lebih tinggi daripada vena. Pada saat puasa, kadar

glukosa darah kapiler hanya 2-5 mg/dl lebih tinggi dibandingkan darah

vena, sedangkan pada saat postprandial, kadar glukosa darah kapiler 20-70

mg/dl (2%-50%) lebih tinggi dibandingkan darah vena.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berupa kadar glukosa

darah puasa sebelum intervensi (pre test) dan setelah intervensi (post test)

pemberian susu kedelai hitam. Sebelum data dianalisis menggunakan uji

statistik Paired t-test, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data

menggunakan uji Shapiro-wilk. Dari hasil uji normalitas diperoleh semua

data terdistribusi normal dengan p>0,05 maka data akan diuji menggunakan

uji Paired t-test untuk melihat pengaruh pemberian susu kedelai hitam

terhadap kadar glukosa darah puasa (Tabel 4.2). Hasil analisis data tersebut

menunjukkan bahwa kadar glukosa darah puasa terjadi peningkatan secara

tidak signifikan sebelum (pre test) dan setelah intervensi (post test) yaitu

(p= 0,91). Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah

puasa sebelum intervensi 78,66 mg/dl dan rata-rata kadar glukosa darah

puasa setelah intervensi 78,83 mg/dl. Kadar glukosa darah puasa responden

Universitas Respati Yogyakarta


54

terjadi peningkatan yaitu sebanyak 0,16 mg/dl tetapi tidak signifikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Zakaria (2016), bahan

dasar dalam penelitian ini menggunakan kedelai hitam yang dimodifikasi

menjadi susu kedelai hitam, bahan dasar tersebut sama halnya dengan

penelitian Zakaria (2016). Berdasarkan penelitian dengan judul pengaruh

intervensi tahu kedelai hitam kaya serat terhadap glukosa darah dan

inflamasi responden Diabetes Mellitus Tipe 2 dan didapatkan hasil bahwa

tahu kedelai hitam belum mampu menurunkan kadar glukosa darah puasa

secara signifikan.

Peningkatan kadar glukosa darah puasa dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor, salah satunya adalah pola makan. Menurut Mansyur (2010)

menyatakan bahwa pola makan yang kurang baik menyebabkan terjadinya

peningkatan terhadap kadar glukosa darah puasa. Berdasarkan hasil

wawancara recall 24 jam responden diperoleh rata-rata asupan energi

1714,4 kcal, protein 97,51 gram, lemak 80,62 gram, karbohidrat 165,70

gram, dan serat 27,74 gram. Berdasarkan penelitian Bintanah dan

Handarsari (2012) menyatakan semakin rendah asupan serat, maka semakin

tinggi kadar glukosa darah. Menurut Santoso (2011) juga mengemukakan

serat pangan mampu mengikat air dan glukosa sehingga daya cerna glukosa

berkurang dan menurunkan kadar glukosa di dalam darah. Pada penelitian

ini rata-rata asupan serat responden adalah 27,74 gram apabila

dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013, untuk usia 19-

29 tahun kecukupan asupan serat yaitu 32 gram. Asupan serat responden

Universitas Respati Yogyakarta


55

selama penelitian tergolong rendah. Dari hasil tersebut diduga memberi

pengaruh terhadap peningkatan kadar glukosa darah puasa.

Menurut penelitian Hermawan (2012) menyatakan bahwa

peningkatan berat badan dan obesitas merupakan penyumbang utama dalam

perkembangan kadar gula darah sehingga dapat menyebabkan diabetes

mellitus. Orang dengan IMT meningkat dapat menyebabkan sensitifitas

insulin menurun. Sementara itu dari hasil penelitian ini rata-rata IMT

responden termasuk dalam kategori normal (21,92±3,27 kg/m²). Penelitian

oleh Lestari (2013) menyatakan bahwa pada orang normal dapat mengalami

gangguan regulasi glukosa darah apabila kurang beraktivitas fisik yang akan

memicu peningkatan IMT dan dapat meningkatkan sensitivitas insulin.

Sisanya dapat disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti seperti

aktivitas fisik dan psikologis. Kadar glukosa darah puasa yang normal saat

awal intervensi dimungkinkan dapat mempengaruhi terhadap perubahan

kadar glukosa darah puasa.

Penelitian terkait oleh Harnany (2015) menyatakan bahwa

pemberian susu kedelai dengan dosis 280 ml setiap hari selama 14 hari

terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar glukosa sebelum dan

sesudah intervensi (p= 0,045). Menurut penelitian Sinaga (2012) yang

menunjukan hasil adanya perbedaan penurunan gula darah puasa pada

wanita prediabetes pada kelompok perlakuan yang signifikan (P= 0,001)

dan tidak ada penurunan pada kelompok kontrol setelah diberi susu kedelai

selama 14 hari. Adanya pengaruh yang signifikan secara statistik pada

Universitas Respati Yogyakarta


56

kelompok perlakuan yang telah mengonsumsi susu kedelai selama 14 hari,

hal ini membuktikan bahwa susu kedelai mengandung senyawa yang

bermanfaat terhadap penurunan kadar gula darah. Kandungan protein,

isoflavon, serat dan lesitin yang tinggi dipercaya mempunyai pengaruh yang

sangat baik untuk kesehatan tubuh terutama untuk keseimbangan

metabolisme. Selain itu, intervensi dilakukan pada subjek dengan penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 dan wanita prediabetes, sedangkan pada penelitian

ini intervensi dilakukan terhadap orang normal.

C. Kelemahan Penelitian

Penelitian ini hanya untuk melihat pengaruh pemberian susu kedelai

hitam (Glycine soja) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswi

Program Studi Ilmu Gizi di Universitas Respati Yogyakarta dan tidak

terdapat faktor-faktor lain yang diteliti yang dapat mempengaruhi kadar

glukosa darah puasa responden.

Universitas Respati Yogyakarta


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kadar rata-rata glukosa darah puasa pada mahasiswi Program Studi

Ilmu Gizi sebelum dilakukan intervensi yaitu 78,66 mg/dl.

2. Kadar rata-rata glukosa darah puasa pada mahasiswi Program Studi

Ilmu Gizi setelah dilakukan intervensi yaitu 78,83 mg/dl.

3. Tidak ada pengaruh pemberian susu kedelai hitam (Glycine soja)

dengan dosis 280 ml/hari selama 14 hari terhadap kadar glukosa darah

puasa pada mahasisiwi program studi Ilmu Gizi dengan (p = 0,91).

B. Saran

1. Bagi Universitas Respati Yogyakarta

Dengan adanya penelitian ini diharapkan kampus bisa mengetahui

pengaruh pemberian susu kedelai hitam (Glycine soja) terhadap kadar

glukosa darah pada mahasiswi Program Studi Ilmu Gizi di Universitas

Respati Yogyakarta dan sebagai sumber referensi bacaan di

Perpustakaan UNRIYO

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Pada peneliti selanjutnya disarankan untuk mengkaji lebih lanjut

mengenai faktor lain yang dapat mempengaruhi perubahan kadar

glukosa darah puasa, perlu dilakukan skrinning terlebih dahulu sehingga

intervensi dapat dilakukan terhadap responden hiperglikemia dan

menggunakan responden dengan jumlah yang lebih banyak.

57 Universitas Respati Yogyakarta


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Asmoro,W.N.(2016).”Pengaruh Jenis Inkulum Terhadap Kandungan Asam Folat
Pada Fermentasi Tempe Kedelai Hitam Varietas Mallika”. Jurnal Ilmiah
Teknosains. Volume 2 No.1. (Online) Diakses 2 Mei 2018.
Abil, R, & Hendrikus, N, K. (2017). “ Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kadar
Gula Darah Puasa Pada Pengguna Layanan Laboratorium”. Sekolah Ilmu
Kesehatan Kapuas Raya Volume 3 No.2.
Amsriza. (2012). “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes
Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang”.
FK UNDIP Volume 1 No.1.
Anonim. (2009). Varietas Kedelai. http:// sipeksoy,ipb.ac.id/temu_varietas/kedelai/
Diakes 27 Maret 2018.
Andika, Mira. (2019). “Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap Kadar
Kolesterol Total Pada Penderita Hiperkolesterolemia di Wilayah Kerja
Puskesmas Lubuk Buaya Padang”, Menara Ilmu, Vol.XIII, No.3.
Amrin, T. (2000). Susu Kedelai. Penebar Swadana. Jakarta.
American Diabetes Association. (2015). All About Blood Glucose For People With
Type 2 Diabetes, USA.
Arief. (2008). “Faktor-faktor Risiko Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus,
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Riau”. Jurnal Berkala Epidemiologi Volume 5 No.2
Albert, Y.,Christine, S. & Lisawati,S. (2013). “Perbandingan Kadar Glukosa Darah
Kapiler Dengan Kadar Glukosa Darah Vena Menggunakan Glukometer
Pada Penderita Diabetes Mellitus”. Fakultas Kedokteran, Universitas
Kristen Maranatha.
Badan Litbang Pertanian. (2013). Jajar Legowo. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian.
Baequny, A., Hartono, M., dan Harnany, S. A. (2015). “Efek Pemberian Susu
Kedelai Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2”.
Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI), Vol. 1, No. 2.
Bintanah, S. & Handansari, E. (2012). “Asupan Serat Dengan Kadar Gula Darah,
Kadar Kolesterol Total dan Status Gizi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe
2 di Rumah Sakit Roemani Semarang”. Seminar Hasil Penelitian – LPMM
UNIMUS 2012.
Chandra., B. (2012). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Dhita, N,F,S., Anisa, H, & Sari, Y.(2012). “Pengaruh Ekstrak Tempe Kedelai
Hitam (Glycine soja) Terhadap Jumlah Sel A Pankreas Tikus Putih Jantan
(Rattus Novergicus Strain Sistar) Model DM Tipe 2”. FK UMM Volume 8
No.1.

58 Universitas Respati Yogyakarta


Dewi, M. K., Edi, D. & Tjokroda, G,D,P.(2017). “Pengaruh Pemberian Ekstrak
Kedelai Hitam (Glycine soja) Berbagai Dosis Terhadap Kadar Glukosa
Darah, Kadar Insulin, dan HOMA-IR”. Jurnal Gizi Indonesia Volume 6
No.1.
Deni, Darmawan (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT. Remaja
Rosda Karya.
Erliana., dan Koswara. (2009). Teknologi Pengolahan Kedelai. Pustaka Sinar
Harapan. Jakarta.
Firni, D.S., Inayah, & Yulis, H. (2014). “Pola Penggunaan Obat Anti Hiperglikemia
Oral Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Inap di Rumah Sakit X
Pekanbaru Tahun 2014”. Jom FK Volume 3 No.1.
Girindra, F.G. (2013). Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).(2013). Prevalensi Diabetes Mellitus
(DM).
Hermawan,W.(2012). “Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Gula Darah
Sewaktu pada Pegawai Pria di Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi
Sulawesi Utara”. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi Manado.
IDF. (2015). IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation
2015. http : //www.idf.org/sites/default/files/EN_GE_Atlas_Full_O.pdf.
Diakses Tanggal 15 Maret 2018.
Intan., Deddy.(2011). Kedelai: Komponen Bioaktif Untuk Kesehatan. Bandung :
Alfabeta.
Joan., W,A.(2002). Kedelai. Bidang Pendayagunaan dan Permasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Jakarta.
Kurniasih, N., R osahdi, D.T., & Rahman, R.N. (2010). “Efektifitas Sari Kedelai
Hitam (Glycine sojasieb) Sebagai Pangan Fungsional”. Edisi Juli 2013
Volume VII No.1.
Kurniasih. (2013). Khaisat dan Manfaat Kedelai Hitam. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.
Koswara.,S.(2009). “Teknologi Pengolahan Kedelai (Teori dan Praktek)”.
eBookpangan.com. Diakses pada 24 April 2018.
Karisnawati.,L.(2012). Karakteristik Antosianin Sebagai Pewarna Alami. Seminar
Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS 18-187.
Lemeshow, S., Hosmer Jr, D.W., & Klar,J.. (1997). Besar Sampel Dalam Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Lestari, D. D., Purwanto, S. D., & Kaligis, M.H.S. (2013). “Gambaran Kadar
Glukosa Darah Puasa Pada Mahasiswa Angkatan 2011 Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi dengan Indeks Massa Tubuh 18,5-22,9 kg/m²”.
Jurnal e-Biomedik (Ebm), Vol.1, No.2.
Lumatobing.,A.(2013). “Komponen Hasil dan Karakter Morfologi Penentu Hasil
Kedelai”. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan Vol.31 (3) : 175-
179.
Muchtadi, A., Deddy. (2010). Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan. Jakarta: PT.
Gamedia Pustaka Utama.

59 Universitas Respati Yogyakarta


Mueller-Dombois D,H. Ellenberg.(2012). Diabetes Melitus dan Infeksi. Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Mayes.,C,S, Granner.,D,K. & Rodwell.,V,W.(2013). Bioenergetika & Metabolisme
Karbohidrat & Lipid Dalam : Biokimia Harper. Jakarta : ECG. 119-27.
Mansyur, (2010). “Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Gula Darah Diabetes
Melitus Tipe 2 di Desa Sekip Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli
Serdang”. Jorn FK Volume 3, No.1.
Mullyasari, Harris,(2016). “Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Hitam (Glycine
soja) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Model Diabetes
Melitus Tipe 2 Yang Diinduksi Dengan Streptozotocin”. Fakultas
Kedokteran Universitas Muhamadiyah Malang.
Nurrahman. (2015). “Evaluasi Komposisi Zat Gizi dan Senyawa Antioksidan
Kedelai Hitam dan Kedelai Kuning”. Dalam Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan 4 (3) 2015 Hal 89 – 93.
Nela, E, & Fransiska, R, Z. (2016). “Pengaruh Intervensi Tahu Kedelai Hitam Kaya
Serat Terhadap Glukosa Darah dan Inflamasi Responden Diabetes Tipe 2.”
Jurnal Teknol dan Industri Pangan Vol. 27 (2): 1311-139.
Nezhad.,G,I.(2008). “Faktor Risiko Diabetes Melitus”, Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kapusa Raya, Volume 3, No 2.
Naimah., Z.(2013). Panduan Karbohidrat Terlengkap. Jakarta: Dian Rakyat.
Nita, R. (2015). “Gambaran Kontrol dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus di Poliklinik Penyakit Dalam Poliklinik RSJ Prof.Dr.Soejono
Magelang”. Jurusan Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Ozcelic.,F.(2010). Association Between Control and The Level Of Knowledge and
Disease Awarenss in Type 2 Diabetic Patients. Pol Archmed Wewn.120
(10) :399-406. www.medscape.com. Diakses tanggal 1 Mei 2018.
Poedjiadi.,A. dan Supriyatin.,T.(2014). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI-Press.
PERKENI. (2011). Konsensus Pengolahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
2011. Jakarta : PB. PERKENI.
Riza, S, N., Jonatan, G, & Nini, R.(2016). Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas
Kedelai Hitam (Glycine max (L) merril) Dengan Pemberian Berbagai Jenis
Bahan Organik. Jurnal Agroekoteknologi Volume 4, No.4.
Salim.,E.(2013). Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai, Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Santoso A. 2011. Serat Pangan (dietary fiber) dan manfaatnya bagi kesehatan.
Magistra 23: 35-40.
Sinaga., E. & Wirawanni, Y. (2012). “Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap
Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Wanita Prediabetes”. Journal Of
Nutrition College, Volume 1 No.1.

60 Universitas Respati Yogyakarta


Sutrisno, K.,,(2005). Pengolahan Susu Kedelai. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). Bandung: Alfabeta.
Tri.(2015). “Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Kedelai Melalui Kombinasi
Pupuk Organik Lamtoroagung Dengan Pupuk Kandang”. Jurnal Floratek,
5 (1) : 6.
Taluta., Mulyadi, & Hamel. (2014). “Hubungan Antara Perilaku Penegndalian
Diabetes Kadar Glukosa Darah Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus (Studi
Kasus di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon”. Medicine Journal
Indonesia Vol.20 No.4 : 466-478.
Tandra., G.M.G. (2007). “Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin,
Kegemukan dan Hipertensi Dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di
Wilayah Kerja Puskesmas Mataram”. Jurnal Kesehatan Denpasar. Media
Bina Ilmiah. Vol 8, No. 1.
Ulima., C.Z. Budi., W, & Agung., K. (2013). Karakteristik Fisik dan Kandungan
Kimia Galur-galur Harapan Kedelai Hitam UNPAD Sebagai Bahan Baku
Susu. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan
Umbi 2013.
WHO. (2013). http://www.who.int/mediacentre/factsheets/Fs312/en/ Diakses
Tanggal 24 April 2018.
Warisno dan Dahana., K. (2010). Meraup Untung Dari Olahan Kedelai. Jakarta :
PT. Agro Medika Pustaka.
Wardani., A.K. (2014). “Potensi Kedelai Hitam Untuk Produksi Minuman
Fungsional”. Jurnal Pangan dan Gizi Vol.4, No 4.
Wiliam. (2010). “Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Pasien Rawat Jalan Di
Puskesmas Wilayah Kecamatan Denpasar Selatan”. Journal Of Nutrition
College, Volume 1 No.1.
Wihastuti, S. (2011). Kandungan Gizi Kacang Kedelai. Jakarta: PT.Gramedia.
Pustaka Utama.
Wirawanni, Y. & Fitri., R.I. (2014). “Hubungan Konsumsi Karbohidrat, Konsumsi
Total Energi, Konsumsi Serat, Beban Glikemik dan Latihan Jasmani
Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2”.
JNH, Vol 2, No3, Juli 2014.
Xu.,B.J. dan Chang., S.K.C. (2008). “Total Phenolic Content and Antioxidant
Properties of Eclipse Black Beans (Phaselous vulgaris L.)”. As Affected by
Processing Methods. Food Science 73 (2) : 19-27.
Yulita. (2016). “Faktor-faktor Penyebab dan Dampak Penyakit Diabetes Melitus Di
Wilayah Puskesmas Purwokerto Kabupaten Banyumas”, Jorn FK, Volume
1 No1.
Yessy.(2013). “Tingkat Self Care Pasien Rawat Jalan DM Tipe 2 Dengan Kadar
Gula Darah di Puskesmas Kalingrut Surabaya”. Medicine Journal
Indonesia Volume 3 No.2.

61 Universitas Respati Yogyakarta


Zakaria.,F,R.,Putri.,E,N, & Nanda.,T.(2016). “Pengaruh Intervensi Tahu Kedelai
Hitam Kaya Serat Terhadap Glukosa Darah Dan Inflamasi Responden
Diabetes Tipe 2”. J.Teknol, dan Industri Pangan Vol. 27(2)

62 Universitas Respati Yogyakarta


LAMPIRAN

Universitas Respati Yogyakarta


1. Lampiran 1. Surat Izin Studi Pendahuluan

Universitas Respati Yogyakarta


2. Lampiran 2. Surat Izin dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
(Kesbangpol) Sleman

Universitas Respati Yogyakarta


3. Lampiran 3. Surat Izin Pengambilan Data di Puskesmas Depok 1 Sleman

Universitas Respati Yogyakarta


4. Lampiran 4. Ethical Clearance (Kelaikan Etik)

Universitas Respati Yogyakarta


5. Lampiran 5. Surat Izin Penelitian di Universitas Respati Yogyakarta

Universitas Respati Yogyakarta


6. Lampiran 6. Surat Izin Peminjaman alat dan ruangan Laboratorium
Dietetika dan Kulinari

Universitas Respati Yogyakarta


7. Lampiran 7. Surat izin Penelitian di Laboratorium Dietetika dan Kulinari

Universitas Respati Yogyakarta


8. Lampiran 8. Surat Selesai Melakukan Penelitian

Universitas Respati Yogyakarta


9. Lampiran 9. Formulir Persetujuan Menjadi Responden

SURAT PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Umur :

NIM/Kelas :

Alamat :

Menyatakan bersedia dengan sukarela menjadi responden dan mengisi


kuesioner dengan jujur, terhadap penelitian yang akan dilakukan oleh Ika Heti
Agustina Sari yang berjudul “Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Hitam (Glycine
soja) Terhadap Kadar Glukosa Darah pada Mahasiswi Program Studi Ilmu
Gizi di UNRIYO”. Saya berharap hasil yang saya akan berikan akan dijaga
kerahasiaannya.

Dengan surat peryataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa ada
paksa dari pihak manapun.

Yogyakarta , Mei 2018.

Peneliti Responden

( Ika Heti Agustina Sari) (................................)

Universitas Respati Yogyakarta


10. Lampiran 10. Formulir Identitas Responden Penelitian

FORMULIR IDENTITAS
RESPONDEN PENELITIAN

Tanggal Pengambilan Data :

Nama :

NIM/Kelas :

Tempat, Tanggal lahir :

Umur : Tahun

Jenis Kelamin : P/L

Alamat :

No.Telepon/Hp :

Apakah anda mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi Glukosa Darah?


Ya/Tidak

Apakah anda memiliki riwayat penyakit diabetes melitus? Ya/Tidak

Apakah anda memiliki riwayat penyakit kolesterol? Ya/Tidak

Apakah anda memiliki riwayat alergi pada kacang-kacangan? Ya/Tidak

Saksi Responden

(................................) (...............................)

Universitas Respati Yogyakarta


11. Lampiran 11. Formulir Recall 24 Jam

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

Tanggal Pengambilan Data :

Petugas :

No. Waktu makan Masakan Bahan URT Berat


makanan (g)

1. Makan Pagi

2. Selingan pagi

3. Makan Siang

4. Selingan Sore

Universitas Respati Yogyakarta


5. Makan Malam

Keterangan :

URT : Ukuran Rumah Tangga

Berat (gr) : *Tidak perlu diisi oleh responden

Universitas Respati Yogyakarta


12. Lampiran 12. Data Mentah dan Output
1. Uji Normalitas Data Glukosa Darah (Shapiro wilk)

Kadar Glukosa Darah Pre Kadar Glukosa Darah


Intervensi (mg/dl) Post Intervensi (mg/dl)
72.00 79.00
79.00 83.00
73.00 77.00
85.00 87.00
78.00 78.00
76.00 82.00
79.00 78.00
75.00 70.00
75.00 74.00
78.00 68.00
84.00 86.00
90.00 84.00

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pre Intervensi 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

Post Intervensi 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

Universitas Respati Yogyakarta


Descriptives

Statistic Std. Error

Pre Intervensi Mean 78.6667 1.52918

95% Confidence Interval for Lower Bound 75.3010


Mean
Upper Bound 82.0324

5% Trimmed Mean 78.4074

Median 78.0000

Variance 28.061

Std. Deviation 5.29723

Minimum 72.00

Maximum 90.00

Range 18.00

Interquartile Range 7.75

Skewness .928 .637

Kurtosis .436 1.232

Post Intervensi Mean 78.8333 1.73132

95% Confidence Interval for Lower Bound 75.0227


Mean Upper Bound 82.6439

5% Trimmed Mean 78.9815

Median 78.5000

Variance 35.970

Std. Deviation 5.99747

Minimum 68.00

Maximum 87.00

Range 19.00

Interquartile Range 9.00

Skewness -.468 .637

Kurtosis -.548 1.232

Universitas Respati Yogyakarta


Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pre Intervensi .225 12 .095 .922 12 .301

Post Intervensi .130 12 .200* .953 12 .685

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Universitas Respati Yogyakarta


2. Analisis Data Bivariat (Uji Paired t-test)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre Intervensi 78.6667 12 5.29723 1.52918

Post Intervensi 78.8333 12 5.99747 1.73132

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pre Intervensi & Post


12 .596 .041
Intervensi

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of th


Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper

Pair 1 Pre Intervensi - Post Intervensi -.16667 5.11386 1.47624 -3.41586 3.0

Universitas Respati Yogyakarta


3. Analisis Data Univariat (Usia)

Usia
22.00
21.00
20.00
22.00
22.00
21.00
20.00
21.00
22.00
21.00
21.00
22.00

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

Universitas Respati Yogyakarta


Descriptives

Statistic Std. Error

Usia Mean 21.2500 .21760

95% Confidence Interval for Lower Bound 20.7711


Mean
Upper Bound 21.7289

5% Trimmed Mean 21.2778

Median 21.0000

Variance .568

Std. Deviation .75378

Minimum 20.00

Maximum 22.00

Range 2.00

Interquartile Range 1.00

Skewness -.478 .637

Kurtosis -.868 1.232

Universitas Respati Yogyakarta


4. Analisis Data Univariat (Berat badan dan Tinggi badan)

Berat Badan (kg) Tinggi Badan


(cm)
47.00 150.00
64.00 155.00
48.80 161.00
58.00 146.00
43.60 155.00
45.00 155.00
55.00 153.00
45.90 154.00
62.00 155.00
60.00 161.00
53.00 154.00
52.00 154.00

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

BB 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

TB 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

Universitas Respati Yogyakarta


Descriptives

Statistic Std. Error

BB Mean 52.8583 2.01729

95% Confidence Interval for Lower Bound 48.4183


Mean
Upper Bound 57.2984

5% Trimmed Mean 52.7537

Median 52.5000

Variance 48.834

Std. Deviation 6.98810

Minimum 43.60

Maximum 64.00

Range 20.40

Interquartile Range 13.33

Skewness .247 .637

Kurtosis -1.346 1.232

TB Mean 1.5442E2 1.17072

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.5184E2


Mean Upper Bound 1.5699E2

5% Trimmed Mean 1.5452E2

Median 1.5450E2

Variance 16.447

Std. Deviation 4.05549

Minimum 146.00

Maximum 161.00

Range 15.00

Interquartile Range 1.75

Skewness -.186 .637

Kurtosis 1.303 1.232

Universitas Respati Yogyakarta


Universitas Respati Yogyakarta
5. Analisis Univariat (Indeks Massa Tubuh (IMT)

Indeks Massa Tubuh


(IMT)
Kg/m²
20.88
26.66
18.84
27.23
18.16
18.75
23.50
19.36
25.83
23.16
21.32
19.45

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Status Gizi 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

Universitas Respati Yogyakarta


Descriptives

Statistic Std. Error

Status Gizi Mean 21.9283 .94450

95% Confidence Interval for Lower Bound 19.8495


Mean
Upper Bound 24.0072

5% Trimmed Mean 21.8431

Median 21.1000

Variance 10.705

Std. Deviation 3.27184

Minimum 18.16

Maximum 27.23

Range 9.07

Interquartile Range 6.28

Skewness .534 .637

Kurtosis -1.271 1.232

Universitas Respati Yogyakarta


6. Analisis Univariat (Asupan Makanan Selama Intervensi)

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g) Serat (g)
1744.50 103.50 80.53 150.63 26.23
2063.13 116.26 110.16 149.53 24.36
1319.60 79.53 63.76 105.50 24.73
1301.40 78.86 73.46 86.20 24.46
1343.06 95.80 58.73 238.16 24.5
1352.90 79.83 59.90 119.43 49.7
2282.10 140.60 103.80 190.36 35.03
2264.60 115.13 97.13 226.30 25.73
1745.40 90.16 78.33 167.50 26.03
1358.50 77.13 53.13 129.53 26.8
1811.96 83.60 89.90 177.70 19.3
1985.70 109.73 98.66 247.60 26.03

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Energi 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

Protein 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

Lemak 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

Karbohidrat 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Serat 12 100.0% 0 .0% 12 100.0%

Universitas Respati Yogyakarta


Descriptives

Statistic Std. Error

Energi Mean 1.7144E3 1.08477E2

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.4756E3


Mean
Upper Bound 1.9532E3

5% Trimmed Mean 1.7058E3

Median 1.7450E3

Variance 1.412E5

Std. Deviation 3.75776E2

Minimum 1301.40

Maximum 2282.10

Range 980.70

Interquartile Range 698.25

Skewness .282 .637

Kurtosis -1.494 1.232

Protein Mean 97.5108 5.74288

95% Confidence Interval for Lower Bound 84.8708


Mean Upper Bound 1.1015E2

5% Trimmed Mean 96.2493

Median 92.9800

Variance 395.768

Std. Deviation 1.98939E1

Minimum 77.13

Maximum 140.60

Range 63.47

Interquartile Range 34.18

Skewness .897 .637

Kurtosis .219 1.232

Lemak Mean 80.6242 5.57255

95% Confidence Interval for Lower Bound 68.3591


Mean Upper Bound 92.8893

Universitas Respati Yogyakarta


5% Trimmed Mean 80.5107

Median 79.4300

Variance 372.639

Std. Deviation 1.93039E1

Minimum 53.13

Maximum 110.16

Range 57.03

Interquartile Range 37.41

Skewness .061 .637

Kurtosis -1.416 1.232

Karbohidrat Mean 1.6570E2 15.14271

95% Confidence Interval for Lower Bound 1.3237E2


Mean Upper Bound 1.9903E2

5% Trimmed Mean 1.6557E2

Median 1.5906E2

Variance 2.752E3

Std. Deviation 5.24559E1

Minimum 86.20

Maximum 247.60

Range 161.40

Interquartile Range 95.36

Skewness .222 .637

Kurtosis -.996 1.232

Universitas Respati Yogyakarta


Statistic Std. Error

Serat Mean 27.7417 2.23846

95% Confidence Interval for Lower Bound 22.8149


Mean
Upper Bound 32.6685

5% Trimmed Mean 26.9907

Median 25.8800

Variance 60.128

Std. Deviation 7.75425

Minimum 19.30

Maximum 49.70

Range 30.40

Interquartile Range 2.19

Skewness 2.390 .637

Kurtosis 6.465 1.232

Universitas Respati Yogyakarta


Universitas Respati Yogyakarta
Universitas Respati Yogyakarta
12. Lampiran 12. Dokumentasi

Pemilihan Bahan

Penimbangan

Perendaman

Pengilingan

Penyaringan

Universitas Respati Yogyakarta


Pemanasan

Susu Kedelai Hitam

Proses Pengisisan Informed Consent


Dan Identitas Responden

Universitas Respati Yogyakarta


13. Lampiran 13. Hasil Uji Proksimat Susu Kedelai Hitam

Universitas Respati Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai