Anda di halaman 1dari 178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN UJI ORGANOLEPTIK WINE


KOPI ARABIKA (Coffea arabica) TEMANGGUNG VARIETAS KARTIKA
YANG DIHASILKAN MELALUI METODE EKSTRAKSI COLD BREW
DAN MASERASI MENGGUNAKAN STRAIN YEAST POLANDIA
(Saccharomyces cereviceae)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

OLEH

Maria Asumta Nogo Amuntoda

141434052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN UJI ORGANOLEPTIK WINE


KOPI ARABIKA (Coffea arabica) TEMANGGUNG VARIETAS KARTIKA
YANG DIHASILKAN MELALUI METODE EKSTRAKSI COLD BREW
DAN MASERASI MENGGUNAKAN STRAIN YEAST POLANDIA
(Saccharomyces cereviceae)
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Maria Asumta Nogo Amuntoda
NIM: 141434052

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi


Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
pada tanggal: 30 Mei 2018
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Ruditho, S.Pd. ___________________

Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. ___________________

Anggota : Ig. Yulius Kristio Budiasmoro, S,.Si.,M.Si. ___________________

Anggota : Retno Herrani, M.Biotech. ___________________

Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd. ___________________

Yogyakarta, 30 Mei 2018

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Dr. Yohanes Harsoyo S.Pd., M.Si.

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

“Bahkan Ide yang Paling Baik dan Paling Sukses Sekalipun Harus
Ditantang, Kalau Tidak Demikian Kita Hanya Terbatas untuk Mengolah
Ide-ide yang Tidak Sempurna”

Karya Ini Kupersembahkan untuk:


Tuhan yang selalu mengulurkan Tangan Kasih-Nya
Bapak, Mama dan kedua kakak terhebat yang selalu mencintaiiku
Pria humoris yang mengajarkanku tentang hidup yang lebih mudah
Teman-teman tercinta Pendidikan Biologi 2014
Serta untuk Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang memberiku
ruang untuk berpikir dan memaknai sebuah proses

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali telah disebutkan dalam kutipan

dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Mei 2018

Penulis

Maria Asumta Nogo Amuntoda

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLlKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:

Nama : Maria Asumta Nogo Amuntoda

NIM : 141434052

Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada


Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN UJI ORGANOLEPTIK WINE


KOPI ARABIKA (Coffea arabica) TEMANGGUNG VARIETAS KARTIKA
YANG DIHASILKAN MELALUI METODE EKSTRAKSI COLD BREW
DAN MASERASI MENGGUNAKAN STRAIN YEAST POLANDIA
(Saccharomyces cereviceae)

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma


hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya
dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya ke internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
izin dari saya maupun royalti kepada saya selama masih tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Yogyakarta

Pada tanggal : 30 Mei 2018

Yang menyatakan,

Maria Asumta Nogo Amuntoda

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan
rahmat bimbingannya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Perbandingan
Kadar Alkohol dan Uji Organoleptik Wine Kopi Arabika (Coffea arabica)
Temanggung Varietas Kartika yang Dihasilkan Melalui Metode Ekstraksi Cold
Brew dan Maserasi Menggunakan Strain Yeast Polandia (Saccharomyces
cereviceae)” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Proses penyelesaian skripsi ini
telah memberi banyak pengalaman berharga dalam proses pendewasaan diri terutama
dalam hal prioritas, ketekunan dan kerja keras sehingga membentuk kepribadian yang
berkarakter. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan orang-orang
sekitar yang dengan lapang membantu, memotivasi dan mendoakan dengan caranya
sendiri.

Penulis mengucapkan terimakasih untuk semua orang yang telah terlibat


dalam pengerjaan skripsi ini hingga selesai. Terimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat bimbingan dan kemudahan-kemudahan


yang diberikan-Nya bagi penulis dari awal perencanaan penelitian hingga
terselesaikannya skripsi ini dengan baik.
2. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai Universitas yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis dalam memperoleh ilmu pengetahuan
dan pengalaman sehingga penulis bisa berekspresi dan berkontribusi di
Program Studi Pendidikan Biologi
3. Bapak Ig. Kristio Budiasmoro, S.Si.,M.Si. selaku dosen pembimbing yang
dengan caranya sendiri memberi arahan, memberi masukan dan selalu
mendukung penulis dalam setiap keadaan dan dalam bentuk apapun, serta
selalu memberikan senyuman dan selalu mengingatkan untuk cepat
menyelesaikan tugas akhir ini.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.,Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Sanata Dharma sekaligus sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang selalu memantau kemajuan penulis, dan selalu memberikan
arahan, saran, semangat, dan pengalaman sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Retno Herrani Setyati Catarina, M.Biotech. selaku Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Biologi, sekaligus penanggungjawab sementara Kepala
Laboratatorium Pendidikan Biologi yang dengan segala caranya memberikan
kesempatan dan dukungan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Dosen-dosen penguji skripsi yang telah banyak memberi masukan kepada
penulis demi kesempurnaan skripsi ini
7. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi (Pak Tri, Pak Kris, Pak Sulist, Pak
Tardi, Rm. Wir, Bu Maslichah, Bu Nia, Bu Nana, Bu Luisa, Bu Ratna, Bu Ika,
Bu Wiwid, Bu Linda, Bu Indri) yang selama ini telah membagikan ilmu dan
pengalaman dengan cara yang berbeda dan bermanfaat bagi penulis serta
memberikan arahan positif bagi penulis agar tetap belajar giat dan tidak mudah
putus asa sebagai bekal untuk menghadapi dunia kerja
8. Mas Agus selaku laboran Laboratorium Pendidikan Biologi yang selalu
membantu dan memberikan arahan dalam penggunaan alat dan bahan
laboratorium.
9. Mas Andri selaku Karyawan di Pusat Studi Lingkungan (PSL) yang dengan
caranya sendiri mendukung terlaksananya penelitian skripsi di PSL serta Pak
Sulist, Mas Hilda, Mas Dodo, Mbak Dina yang telah membantu terlaksananya
penelitian di PSL lewat kritik, saran, dan bimbingan serta memberi semangat
untuk menyelesaikan skripsi.
10. Staf sekretariat JPMIPA serta BAA yang telah membantu melancarkan semua
urusan administrasi terkait dengan skripsi ini.
11. Ayahku yang sangat menyukai kopi sekaligus inspiratorku, Ibuku yang sangat
mempercayaiku dan mencintaiku dalam setiap doanya, kakak tertuaku yang

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengajarkanku tentang disiplin, kakak termudaku yang sangat menyukai


alkohol telah memberiku banyak inspirasi. Cinta kalian adalah semangatku.
12. Sahabat terbaikku Fina Apelabi yang selalu mengingatkanku untuk cepat
menyelesaikan skripsi dan memberikan semangat hingga akhirnya
terselesaikannya skripsi ini.
13. Teman-teman tercinta yang sudah meluangkan waktu untuk membantu saat
penelitian dan pengerjaan skripsi: Fanny, Filomena, Maria Lestari, Evlyn, Dwi
Saputra, Dwi Asty, Dwi Putri dan Chatrin. Teman-teman yang membantu
dalam penelitian dan selalu memberi dukungan dan masukan yang membangun
dalam penyusunan skripsi: Astiti, Monik, Siska, Tata, dan teman-teman satu
bimbingan Pak Kris yang selalu dengan caranya mendukung penyelesaian
skripsi ini.
14. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2014 yang selalu memberi
dukungan dan semangat dalam bentuk apapun, semangat juang yang kita lalui
bersama selama 4 tahun semoga menjadikan kita biolog tangguh pencerdas
bangsa yang berani bertindak dan bertanggung jawab.
15. Semua pihak yang terkait yang tidak bisa dituliskan penulis satu per satu.
Terimakasih tak terhingga telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.

Sebagai makhluk Tuhan yang tidak sempurna penulis menyadari bahwa

masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karna itu, penulis sangat

mengharapkan tanggapan dari segala pihak dalam bentuk kritik maupun saran guna

menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, semoga karya skripsi ini dapat memberi

sumbangsih ilmu dan manfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta,

Penulis

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN UJI ORGANOLEPTIK WINE


KOPI ARABIKA (Coffea arabica) TEMANGGUNG VARIETAS KARTIKA
YANG DIHASILKAN MELALUI METODE EKSTRAKSI COLD BREW
DAN MASERASI MENGGUNAKAN STRAIN YEAST POLANDIA
(Saccharomyces cereviceae)

Maria Asumta Nogo Amuntoda


Universitas Sanata Dharma
2018

ABSTRAK

Wine merupakan salah satu minuman beralkohol yang dibuat dengan


menggunakan aneka buah lain yang memiliki rasa dan aroma yang kuat, sehingga
dalam penelitian ini bahan yang digunakan adalah biji kopi Arabika Temanggung
yang memiliki rasa dan aroma yang kuat, berkualitas serta mudah diperoleh dengan
harga yang terjangkau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar alkohol
(etanol, metanol) dan cita rasa pada wine Kopi Arabika yang dibuat dengan metode
ekstraksi yang berbeda.

Pada penelitian ini, metode ekstrasi yang digunakan adalah metode Cold brew
dan metode Maserasi dengan penambahan gula hingga mencapai kadar 32% brix dan
yeast S. cereviceae sebanyak 1 g. Fermentasi dilakukan selama 21 hari pada suhu 29-
31 0C dalam keadaan anaerob dan dilanjutkan dengan penjernihan selama 14 hari.
Hasil fermentasi diuji kadar pH, kadar gula, kadar alkohol (etanol, metanol)
kemudian dilakukan uji organoleptik (kejernihan, intensitas, warna, aroma dan rasa
serta body wine) oleh 15 panelis semi terlatih. Selanjutnya data diuji menggunakan t-
Test Uji Dua Sampel Independen.

Hasil uji organoleptik menunjukan perbedaan metode ekstraksi pembuatan


wine Kopi Arabika memberi pengaruh terhadap kejernihan, intensitas, warna, aroma
alkohol, rasa alkohol, rasa manis, rasa asam, dan body wine Kopi Arabika. Pada
metode maserasi wine Kopi Arabika memiliki nilai skor rata-rata lebih tingi yaitu
21,27 dan Cold brew 19,07. Hasil uji kadar alkohol Cold brew: 13,8 % v/v, Maserasi:
14% v/v, kadar etanol Cold brew: 4,78%, Maserasi: 7,14% dan tidak terdapat kadar
metanol pada masing-masing metode.

Kata kunci:wine, biji Kopi Arabika, Cold brew, Maserasi, uji organoleptik

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

COMPARISON OF ALCOHOL CONTENT and ORGANOLEPTICT TEST WINE


ARABIKA COFFEE (Coffea arabica) OF TEMANGGUNG KARTIKA
VARIATED PRODUCED BY EXTRACTION METHOD COLD BREW AND
MASERATION USING POLANDIA STRAIN YEAST (Saccharomyces cereviceae)

Maria Asumta Nogo Amuntoda


Sanata Dharma University
2018

ABSTRACT

Wine is one of the alcoholic beverages made by using various other fruits
that have a strong taste and aroma, so in this study the material used is Arabica
coffee beans origina of Temanggung that have a strong taste and aroma, quality and
easily obtained at an affordable price. This study aims to determine the level of
alcohol (ethanol, methanol) and tasted of Arabica Coffee wine made by different
extraction methods.
Extraction method used in this research were Cold brew method and
Maseration method with addition of sugar reach 32% brix and yeast S. cereviceae at
level of 1 g. Fermentation runs for 21 days at room temperature under anaerobic
conditions and continues to cleansing processed for 14 days. The fermentation
results were tested for pH content, sugar content, alcohol content (ethanol, methanol)
and organoleptic tests (clarity, intensity, color, flavor and body wine) by 15 adult
panelists. The resulting data were used by t-test: Two Independent Sample Test.
The results of organoleptic tested show the difference of extraction method
of making wine of Arabica Coffee gives influence to clarity, intensity, color, aroma of
alcohol, taste of alcohol, sweet taste, sour taste, and body wine Arabica Coffee.
Method of maceration Arabica Coffee wine has a higher average score; 21.27 and
Cold brew; 19.07. Cold brew alcohol test: 13.8% v / v, Maseration: 14% v / v, Cold
brew ethanol content: 4.78%, Maseration: 7.14% and no methanol levels in each
method.

Keywords: wine, Arabica coffee beans, Cold brew, Maseration, organoleptic test

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLlKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii

ABSTRAK .................................................................................................................... x

ABSTRACT ................................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 10

A. Kopi Arabika .................................................................................................... 10

1. Klasifikasi dan Karakteristik ........................................................................ 10

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Sejarah Kopi Arabika Temanggung ............................................................. 12

B. Kandungan Kopi .............................................................................................. 13

C. Produksi Kopi .................................................................................................. 16

D. Fermentasi Wine ............................................................................................... 16

E. Strain/Yeast ...................................................................................................... 22

F. Pengendalian Pertumbuhan Yeast .................................................................... 24

G. Metode Pembuatan Wine Kopi Arabika ........................................................... 25

1. Penyangraian Biji Kopi Arabika (Coffea arabica) ....................................... 25

2. Penggilingan Biji Kopi Arabika (Coffea arabica) ....................................... 26

3. Ekstraksi ....................................................................................................... 27

4. Starter ........................................................................................................... 27

5. Metode Cold brew ........................................................................................ 28

6. Metode Maserasi .......................................................................................... 28

H. Standarisasi Mutu Wine .................................................................................... 29

I. Uji Organoleptik............................................................................................... 31

J. Penelitian Yang Relevan .................................................................................. 32

K. Kerangka Berpikir ............................................................................................ 35

L. Hipotesis........................................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 39

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................................... 39

B. Variabel Penelitian ........................................................................................... 40

C. Batasan Penelitian ............................................................................................ 40

D. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 41

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Alat dan Bahan ................................................................................................. 41

F. Prosedur Kerja.................................................................................................. 42

1. Persiapan dan Proses Sterilisasi Alat ............................................................ 42

2. Pembuatan Wine ........................................................................................... 44

3. Penjernihan Wine .......................................................................................... 47

4. Pengujian Sampel ......................................................................................... 47

G. Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................................................ 52

H. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ...................... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 57

A. Starter ............................................................................................................... 57

B. Wine.................................................................................................................. 58

1. Kadar Gula dan pH Wine Kopi Arabika Temanggung................................. 58

2. Hasil Uji Organoleptik ................................................................................. 60

3. Hasil Uji Alkohol (Etanol, Metanol) ............................................................ 76

C. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 79

BAB VI MPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN ..... 80

A. Kompetensi Dasar ............................................................................................ 81

B. Indikator Pencapaian ........................................................................................ 82

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 83

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 83

B. Saran ................................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 85

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kandungan Kimia Biji Kopi Arabika .................................................................... 15

Tabel 2. 2 Komposisi Wine ..................................................................................................... 18

Tabel 2. 3 Standar Mutu Wine Menurut SNI-2907-2008 ........................................................ 30

Tabel 3. 1 Perbandingan Ekstrak Kopi ....................................................................... 39

Tabel 3. 2 Skala dan Kusioner Uji Organoleptik Sampel Wine A .............................. 54

Tabel 3. 3 Skala dan Kusioner Uji Organoleptik Sampel Wine B .............................. 55

Tabel 4. 1 Kadar Gula dan PH Sebelum dan Sesudah Fermentasi ............................. 58

Tabel 4. 2 Hasil Uji "t" untuk Uji Organoleptik ......................................................... 61

Tabel 4. 3 Hasil Uji t-Tabel dan t-Hitung ................................................................... 61

Tabel 4. 4 Rerata Uji Organoleptik Tingkat Kejernihan ............................................. 64

Tabel 4. 5 Rerata Uji Organoleptik Tingkat Intensitas ............................................... 66

Tabel 4.6 Rerata hasTabel 4. 6 Rerata Uji Organoleptik Warna ................................ 67

Tabel 4. 7 Rerata Uji Organoleptik Aroma ................................................................. 69

Tabel 4. 8 Rerata Uji Organoleptik Rasa Alkohol ...................................................... 70

Tabel 4. 9 Rerata Uji Organoleptik Rasa Manis ......................................................... 72

Tabel 4. 10 Rerata Uji Organoleptik Rasa Asam ........................................................ 73

Tabel 4. 11 Rerata Uji Organoleptik Body Wine......................................................... 74

Tabel 4. 12 Hasil Uji Alkohol Menggunakan Refractometer ..................................... 76

Tabel 4. 13 Hasil Uji GC Etanol dan Metanol ............................................................ 76

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Daun, Buah dan Bunga Kopi Arabika .................................................... 11

Gambar 2. 2 Perbandingan Biji Kopi Arabika dan Robusta ....................................... 12

Gambar 2. 3 Literatur Map.......................................................................................... 34

Gambar 2. 4 Bagan Kerangka Berpikir ....................................................................... 37

Gambar 4. 1 Rerata Skor Metode Cold brew danMetode Maserasi ........................... 63

Gambar 4. 2 Perbandingan Skor Parameter Kejernihan ............................................. 64

Gambar 4. 3 Perbandingan Skor Parameter Intensitas ................................................ 66

Gambar 4. 4 Perbandingan Skor Parameter Warna .................................................... 67

Gambar 4. 5 Perbandingan Skor Intensitas Aroma ..................................................... 69

Gambar 4. 6 Perbandingan Skor Rasa Alkohol .......................................................... 70

Gambar 4. 7 Perbandingan Skor Rasa Manis.............................................................. 72

Gambar 4. 8 Perbandingan Skor Rasa Asam .............................................................. 73

Gambar 4. 9 Perbandingan Skor Body Wine ............................................................... 75

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian......................................................................... 87

Lampiran 2. Analisis Uji -t Hasil Uji Organoleptik ................................................... 90

Lampiran 3. Analisis Statistik Hasil Uji Organoleptik .............................................. 91

Lampiran 4. Hasil dan Histogram Uji Organoleptik Cita Rasa Wine Kopi Arabika
Temanggung................................................................................................................ 95

Lampiran 5. Silabus ................................................................................................... 97

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 103

Lampiran 7. Lembar Diskusi Siswa ......................................................................... 127

Lampiran 8. Instrumen Penilaian ............................................................................. 139

Lampiran 9. Lembar Hasil Uji Organoleptik ........................................................... 156

Lampiran 10. Hasil Uji GC Alkohol (Etanol dan Metanol)..................................... 158

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Wine merupakan minuman hasil fermentasi dengan jumlah penggemar

yang tinggi. Hampir di setiap negara maju hingga negara-negara berkembang

sudah memanfaatkan jenis minuman ini untuk kepentingan bisnis. Wine kini

semakin popular dan banyak diminati hampir sebagian besar masyarkat

Indonesia. Pada tahun 2004 industri-industri wine mulai berkembang dan

merambah hampir di seluruh pelosok Indonesia. Minuman yang juga dikenal

sebagai minuman berakohol ini sangat diminati dari kalangan pemuda hingga

dewasa/orangtua. Beberapa daerah tertentu memanfaatkan minuman beralkohol

dalam upacara adat. Salah satunya adalah Kabupaten Lembata provinsi Nusa

Tenggara Timur yang memanfaatkan tuak dalam setiap acara adat maupun

perkumpulan acara keluarga. Selain itu bagi sebagian besar masyarakat NTT

berangggapan bahwa minuman beralkohol seperti sopi dan moke yang

dikonsumsi bersama dalam sebuah acara dapat mempererat hubungan

kekeluargaan.

Wine merupakan minuman hasil fermentasi dari buah anggur hasil

spesies Vitis vinifera yang pada akhir prosesnya menghasilkan berbagai jenis

wine seperti Red wine, White Whine, Sparkling Wine, Rose Wine, Fruit Wine,

Sweet Wine, dan Fortified Wine (Anonim, 2010).

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Keberagaman jenis wine yang semakin meningkat membuat para konsumen

harus teliti dalam memilah dan memilih jenis wine yang aman dikonsumsi.

Minimnya informasi dan pengetahuan yang tidak memadai tentang winemenjadi

kendala dalam memproduksi wine yang berkualitas tinggi. Oleh karena itu perlu

ditingkatkan penelitian terkait wine agar dapat memberi informasi tentang wine.

Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi yakni minuman yang

paling diminati oleh sebagian besar masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.

Kondisi letak geografis Indonesia menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

perkebunan di Indonesia terutama perkebunan kopi yang hampir terdapat di

setiap daerah. Perkebunan kopi di setiap daerah telah mempermudah konsumen

untuk menjangkaunya.Tiap daerah di Indonesia memiliki karakter kopi yang

sangat khas menyebabkan kopi banyak di gemari baik dari segi rasa maupun

aroma.

Kopi sebagai salah satu jenis minuman yang paling digemari, mulai

divariasikan metode pengolahannya, baik metode menanam, metode pembuatan,

hingga metode penyajian. Hal ini dilakukan selain untuk meningkatkan

perkembangan kopi di dalam negeri atau luar negeri, juga untuk menarik

perhatian para konsumen serta para pecinta dan penikmat kopi.

Jenis-jenis kopi yang paling popular dan beredar di seluruh Indonesia

adalah kopi luwak, kopi arabika, kopi robusta, kopi liberika, kopi kolombia, kopi

excelsa, kopi jamaika, kopi Jawa, kopi gayo, kopi Toraja, kopi Sumatra, Kopi

Sidikalang, kopi arang, kopi kintamani, kopi lanang kopi Wamena, kopi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

preanger, kopi kona, kopi Flores dan kopi Lampung. Berbagai jenis kopi tersebut

tentunya memiliki aroma dan rasa yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pada

penelitian ini kopi yang digunakan adalah Kopi Arabika dari Temanggung

karena kopi Arabika merupakan kopi yang lebih berkualitas dibanding kopi jenis

lain serta memiliki aroma dan rasa yang sangat tajam dan kuat.

Berbagai metode pembuatan dan penyajian kopi untuk menghasilkan cita

rasa baru menjadi konsen para produsen kopi baik di Indonesia maupun di

negara-negara lain. Hingga sekarang telah banyak penelitian tentang kopi

dengan memanfaatkan perkembangan bioteknologi konvensional maupun

modern. Kopi mengandung berbagai senyawa salah satunya adalah senyawa

asam dan juga berbagai antioksidan. Ketika hendak mengembangkan kopi dalam

aroma dan cita rasa kopi tertentu, maka metode pembuatan menjadi hal penting

yang harus diperhatikan, tanpa mengabaikan kandungan kimia yang terdapat di

dalam kopi. Pengesktrakan yang dilakukan pada kopi menyebabkan kandungan

kopi pecah sehingga terjadi perubahan sifat fisik yang berpengaruh pada

ketajaman rasa dan aroma ekstrak kopi. Perubahan sifat fisik akan semakin nyata

terlihat jika dilakukan perendaman dalam waktu tertentu atau fermentasi ekstrak

kopi.

Makanan dan minuman yang difermentasi akan memberi dampak baik

bagi sistem pencernaan. Makanan dan minuman hasil fermentasi yang

mengandung tingkat keasaman tinggi dapat menyebabkan terjadinya

detoksifikasi yaitu peristiwa keluarnya racun dari dalam tubuh.Pembuatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

makanan dan minuman dengan cara fermentasi di Indonesia pada umumnya tidak

menggunakan yeast. Yeast biasanya digunakan dalam fermentasi pembuatan

anggur/wine dan bir.

Menurut Winarno (2002), proses fermentasi dapat menyebabkan

perubahan sifat bahan pangan hasil fermentasi sebagai akibat pemecahan

kandungan-kandungan bahan pangan yang digunakan dan meningkatnya

kandungan alkohol.Menurut Satiawihardja (1992), fermentasi dapat

meningkatkan nilai gizi suatu bahan pangan yang berkualitas rendah serta

berfungsi dalam pengawetan bahan pangan dan merupakan suatu cara untuk

menghilangkan zat antinutrisi atau racun yang terkandung dalam suatu bahan

pangan.

Pada abad ke-19 kata alkohol dipergunakan untuk menyebut rasa essence,

jadi alkohol adalah essence dari anggur. Sedangkan dalam ilmu kimia yang

dimaksudkan dengan alkohol adalah suatu senyawa organik yang mengandung

gugus hidroksil (-OH) sebagai gugus fungsionalnya (Arsyat, 2001). Masyarakat

pada umumnya mengartikan minuman beralkohol ke ranah yang negatif. Hal ini

dikarenakan penggunaan alkohol yang berlebih dalam minuman sehingga

menyebabkan keracunan akut maupun kronis yang tidak dapat terhindarkan.

Penelitian-penelitian terdahulu telah menunjukan bahwa kopi yang

difermentasi dalam olahan basa akan menurunkan kadar kafein. Menurut

Mubarokdkk.(2014), dalam jurnal yang berjudul “Perubahan Kadar Kafein Biji

Kopi Arabika Hasil Pengolahan Semi Basah dengan Perlakuan Variasi Jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Wadah dan Lama Fermentasi” mengatakan bahwa variasi jenis wadah tidak

menurunkan kadar kafein kopi arabika sedangkan variasi waktu berpengaruh

terhadap penurunan kadar kafein kopi arabika yang difermentasi selama 48 jam

dengan derajat penurunan berkisar antara 1,14% s/d 1,51%. Kafein sangat

dikenal sebagai salah satu kandungan dari kopi yang dapat membahayakan

kesehatan, karena itu kopi hasil fermentasi baik untuk dikonsumsi dan

diharapkan memberi manfaat menjaga kesehatan saluran pencernaan.

Menurut Danang dkk., (2013) dalam jurnal yang berjudul “Penurunan

Kadar Kafein Kopi Arabika Dengan Proses Fermentasi Menggunakan Nopkor

MZ-15” melalui fermentasi kandungan kafein yang ada di dalam kopi dapat

diurai menjadi ester untuk menghasilkan aroma yang lebih baik. Setelah melalui

proses fermentasi kadar kafein akan turun sehingga nilai ekonomis dari kopi

dapat meningkat.

Menurut Malo (2017), dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh

Perbandingan Sari Buah Pepaya California (Carica papaya L.) dan Pisang

Ambon Lumut (Musa acuminate colla) Terhadap Cita Rasa, Kadar Etanol dan

Metanol Wine Palingsangbon (Pepaya California dan Pisang Ambon”

mengatakan bahwa hasil uji organoleptik menunjukan perbandingan sari buah

Pepaya Californiadan Pisang Ambon berpengaruh terhadap rasa manis, rasa

asam, aroma khas buah, kesukaan warna dan kesukaan wine. Hasil uji kadar

etanol pada wine palisangbon tiap variasi sari buah berkisar antara 10,06% -

12,08% dan kadar methanol pada wine palisangbon berkisar antara 0,05 - 0,06%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan kajian diatas maka saya ingin meneliti tentang pembuatan

wine dengan bahan dasar kopi arabika dengan menggunakan dua metode

ekstraksi yang berbeda yaitu : Metode Cold brew dan Metode Maserasi, lalu

dilanjutkan dengan pengujian kadar alkohol (etanol, metanol) serta uji

organoleptik pada wine coffee yang dihasilkan. Penelitian ini kemudian

dirumuskan dalam judul “PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN UJI

ORGANOLEPTIK PEMBUATAN WINE KOPI ARABIKA (Coffea

arabica) TEMANGGUNG VARIETAS KARTIKA YANG DIHASILKAN

MELALUI METODE EKSTRAKSI COLD BREW DAN MASERASI

MENGGUNAKAN STRAIN YEAST POLANDIA (Saccharomyces

cereviceae)”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimakah hasil uji organoleptik dari wine Kopi Arabika yang dihasilkan

melalui 2 metode ekstraksi cold brew dan maserasi?

2. Bagaimanakah perbandingan kualitas wine Kopi Arabika dilihat dari skor

yang diperoleh melalui hasil perhitungan uji organoleptik?

3. Bagaimanakah perbandingan kadar etanol yang terkandung didalam wine

Kopi Arabika antara metode cold brew dan maserasi?

4. Apakah wine Kopi Arabika yang dihasilkan melalui ke-2 metode ekstraksi

memiliki kandungan metanol?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil uji organoleptik dari wine Kopi Arabika yang

dihasilkan melalui 2 metode ekstraksi yakni cold brew dan maserasi

2. Untuk mengetahui perbandingan kualitas wine Kopi Arabika dilihat dari

perolehan skor yang diperoleh melalui hasil perhitungan uji organoleptik

3. Untuk mengetahui perbandingan etanol pada wine Kopi Arabika antara

metode cold brew dan maserasi

4. Untuk mengetahui ada dan tidaknya metanol yang terkandung dalam wine

Kopi Arabika antara metode cold brew dan maserasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat penelitian

Bagi Peneliti

1. Menambah pengetahuan, wawasan dan keterampilan di bidang bioteknologi

terutama dalam pembuatan wine Kopi Arabika dengan menggunakan metode

ekstraksi cold brew dan metode maserasi

2. Membuka wawasan bahwa dalam pembuatan wine tidak hanya

menggunakan buah anggur, tetapi bisa memanfaatkan bahan lokal lainnya

khususnya kopi

3. Sebagai inovasi membuka peluang untuk berbisnis wine Kopi Arabika

dengan kadar alkohol ramah konsumen

Bagi Pendidikan

1. Menambah referensi dalam dunia pendidikan dalam pemanfaatan bahan-

bahan lokal untuk menghasilkan sebuah produk dalam hal ini wine Kopi

Arabika

2. Menambah pengetahuan mengenai cara pembuatan wine dengan

memanfaatkan bahan-bahan lokal.

3. Membuka peluang dalam bidang pendidikan untuk membuat dan

menciptakan produk-produk baru yang berpengaruh pada peningkatan

pendapatan ekonomi bangsa.

Bagi Masyarakat

1. Menambah informasi mengenai cara pembuatan wine yang mudah dan

sederhana dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal khususnya kopi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Merangsang pemikiran masyarakat untuk berani memanfatkan bahan-bahan

lokal dalam menghasilkan produk baru terkhususnya wine

3. Merubah pandangan masyarakat pada umumnya bahwa minuman yang

mengandung alkohol baik dikonsumsi pada kadarnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kopi Arabika

1. Klasifikasi dan Karakteristik

Menurut Ria dan Djumidi (2000) taksonomi tanaman kopi arabika

adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Sub Devisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Coffea

Spesies : Coffea arabica

Kopi arabika dapat ditanam pada dataran tinggi sekitar 1350-1850 m

dpl, sedangkan di Indonesia kopi arabika dapat tumbuh pada ketinggian 1000-

1750 dari permukaan laut (Najiyati dan Danarti, 1997). Kopi arabika

tergolong memiliki sifat perakaran dangkal. Sebagian besar akarnya terletak

didekat permukaan tanah (0-30 cm) (Anonim, 2016).

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Daun kopi arabika berwarna hijau gelap dengan lapisan lilin yang

mengkilap. Tanaman kopi arabika memiliki susunan daun bilateral dengan

tangkai pendek dan merupakan daun sederhana dengan masa pakai kurang dari

satu tahun.

Bunga kopi arabika memiliki mahkota yang berukuran kecil, kelopak

bunga berwarna hijau, dan pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung

dua buah bakal biji. Buah kopi yang masih muda berwarna hijau dan buah

kopi yang sudah matang berwarna merah.

Gambar a. Daun dan Buah Kopi Arabika Gambar b. Bunga Kopi Arabika
Sumber : MC.Arabika, 2016Sumber: MC.Arabika, 2016
Gambar 2. 1 Daun dan Buah Kopi Arabika; Gambar b. Bunga KopiArabika

Biji kopi terdiri atas kulit biji dan lembaga atau sering disebut endosperm

yang merupakan bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat

kopi (Tim Karya Tani Mandiri 2010). Biji kopi Arabika berbentuk agak

memanjang, bidang cembungnya tidak terlalu tinggi, celah tengah datar tidak

lurus dan memanjang ke bawah tetapi berlekuk. Biji kopi Arabika yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

dikeringkan gambaran celah tengahnya tampak berwarna putih (Pangabean,

2011).

Suatu jenis kopi dapat dibedakan dengan melihat bentuk bijinya. kopi

Arabika secara rinci memiliki karakteristik biji dengan bentuk yang memanjang.

Bidang cembung tidak terlalu tinggi, lebih bercahaya dari jenis lainnya, dan

memiliki celah tengah (center cut) dibagian datar tidak lurus memanjang ke

bawah tetapi berlekuk (Panggabean, 2011).

Berikut adalah gambar perbedaan kopi jenis arabika dan kopi jenis

robusta;

Sumber. www.bernas.id., 2018 Sumber. www.bernas.id., 2018

Gambar 2. 2 Perbandingan Biji Kopi Arabika dan Robusta

2. Sejarah Kopi Arabika Temanggung

Perkembangan kopi Arabika di Temanggung diawali dari peninggalan

para petani pendahulu yang menjadikan tanaman kopi sebagai tanaman

penguat teras atau tanaman konservasi dan diversifikasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Pelaksanaan pembibitan kopi Arabika sudah dimulai sejak tahun

1990/1991 di Kebun Induk Dinas Perkebunan seluas 1,50 hektar. Pada tahun

2000 s/d 2001 melalui anggaran APBD II kabupaten Temanggung di tanami

1.000.000 batang bibit kopi arabika di daerah potensi pengembangan dan

penanaman untuk desa-desa dan kecamatan-kecamatan wilayah Kabupaten

Temanggung dengan varietas kartika 1 dan kartika 2 (disebut juga dengan

kate satu dan kate dua). Pada tahun 2009 kelompok tani di Desa Thalab

kabupaten Temanggung mendapat bibit kopi arabika dan menjadikan bibit

kopi tersebut siap salur sejumlah 20-30 ribu batang. Pada tahun 2012

penanaman dan pengembangan bibit kopi arabika oleh Dinas Perkebunan

dialokasikan untuk setiap wilayah telah memberi dampak positif terhadap

pelestarian ekosistem dan pemberdayaan masyarakat kabupaten Temanggung,

hingga sekarang komoditas perkebunan kopi Kabupaten Temanggung bisa

menopang kehidupan yang berkelanjutan bagi peningkatan hidup

berkelanjutan masyarakat dari generasi ke generasi (Anonim, 2014).

B. Kandungan Kopi

Menurut Leonard (1996), komposisi kimia biji kopi berbeda-beda,

tergantung jenis kopi, habitat dan pengolahan. Dalam biji kopi terkandung lebih

dari 500 senyawa kimia. Komponen kimia terpenting yang terdapat dalam kopi

adalah kafein dan kafeol. Kafein berperan dalam stimulasi kerja saraf dan kafeol

memberikan flavor serta aroma khas dari kopi. Bentuk murni kafein dijumpai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

seperti kristal berbentuk seperti benang sutera yang panjang dan kusut. Kristal

kafein mengikat suatu molekul air yang dapat larut pada suhu 225-2370C dan

akan menyublim pada suhu 1760C di dalam ruangan terbuka.

Kandungan kopi selain kafein berupa asam klorogenat, trigonelin, asam

amino, dan karbohidrat yang mempengaruhi cita rasa kopi yang dihasilkan.

Masing-masing senyawa kimia dalam kopi memiliki andil dalam pembentukan

cita rasa dan aroma seduhan kopi. Rasa pahit pada ekstrak kopi disebabkan oleh

kandungan mineral dan pecahan kasar, asam klorogenat, kefein, tannin, dan

beberapa senyawa organik dan anorganik lainnya (Varnam dan Sutherland 1994).

Menurut Hadi (2011), kafein pada saat penyangraian sebagian kecil akan

menguap dan terbentuk komponen-komponen lain yaitu aseton, furfural,

ammonia, trimethylamine, asam forminat dan asam asetat. Biji kopi secara alami

mengandung berbagai jenis senyawa volatile seperti aldehida, furfural, keton,

alkohol, ester asam format, dan asam asetat yang mempunyai sifat mudah

menguap.

Kopi memiliki rasa asam yang terdeteksi dari seduhan kopinya.

Kandungan asam pada kopi adalah dari kelompok asam karboksilat yang terdapat

dalam biji kopi antara lain, asam format, asam asetat, asam oksalat, asam sitrat,

asam laktat, asam malat, dan asam quinat. Pada saat proses penyangraian

kelompok asam karboksilat akan diubah menjadi asam malat, asam asetat, asam

sitrat dan asam phosporat yang berperan penting dalam pembentukan cita rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

asam pada kopi (Widoyotomo dkk., 2007). Berikut adalah tabel kandungan kimia

yang terdapat dam biji kopi arabika.

Tabel 2. 1 Kandungan Kimia Biji Kopi Arabika

Komponen
Konsentrasi (g/100g)
Green Coffea Roasted Coffea
arabica arabica
Sukrosa 6,0-9,0 4,2-tr
Gula Pereduksi 0,1 0,3
Polisakarida 34-44 31-33
Lignin 3,0 3,0
Pectin 2,0 2,0
Protein 10,0-11,0 7,5-10
Kafein 0,9-13 1,1-1,3
Trigonelline 0,6-2,0 1,2-0,2
Asam Nikotinik - 0,016-0,026
Minyak Kopi (Trigliserida 15,0-17,0 17,0
sterol/tocopherol)
Diterpen 0,5-1,2 0,9
Mineral 3,0-4,2 4,5
Asam Klorogenat 4,1-7,9 1,9-2,5
Asam Alifatik 1,0 1,6
Asam Quinic 0,4 0,8
Melanoidins - 25
Sumber : Farah, 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

C. Produksi Kopi

Kopi arabika di Indonesia memiliki total luas areal mencapai 101.331 Ha

dengan tingkat produktivitas rata-rata 600 kg/ha. Luas total areal kopi arabika di

Temanggung mencapai 1429,48 Ha dengan produktivitas rata-rata 945, 70 kg

ose/ha/Thn (data sampai dengan November 2012).

Berdasarkan statistik perkebunan dari Direktorat Jenderal Perkebunan

Indonesia total luas areal kopi arabika menurut provinsi dan status perusahaan

tahun 2017 di Indonesia adalah 330.498 hektar dengan total produksi sebanyak

173.765 ton. Tanaman kopi tumbuh baik di daerah dataran tinggi diatas 1700

meter diatas permukaan laut dan mempunyai suhu yang berkisar antara 10-16 oC.

Penanaman kopi pada lahan dataran rendah akan menurunkan produktivitas dan

lebih rentan terhadap penyakit karat daun Hemileia vastatrix (HV) terutama di

tanam di daerah dengan elevasi kurang dari 700 m dpl (Rahardjo, 2012)

D. Fermentasi Wine

Wine adalah produk dari proses bioteknologi dan biokimia yang

kompleks dan merupakan proses interaksi antara jus buah anggur dan berbagai

mikroorganisme (jamur, bakteri asam laktat dan bakteri asam asetat) dan

dipengaruhi pula oleh aktivitas mycovirus dan bakteriofag. Proses pembuatan

wine pada umumnya dimulai dari pengambilan buah diperkebunan dengan

mempertimbangkan baik dan tidaknya buah anggur yang dipanen kemudian

melalui tahap fermentasi dan pematangan lalu diakhiri dengan kemasan siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

produksi. Proses ini sangat dipengaruhi oleh adanya berbagai praktik

multikultural dan oenologis yang tersedia bagi petani anggur dan pembuat wine

(Susanto, 1994).

Proses fermentasi wine termasuk dalam jenis fermentasi media cair

(Submerged Fermentation). Fermentasi media cair merupakan suatu proses yang

melibatkan air sebagai fase kontinyu dari sistem pertumbuhan sel atau substrat

baik sumber karbon maupun mineral terlarut sebagai partikel-partikel dalam fase

cair. Fermentasi cair dengan teknik modern melibatkan fermentor dengan

pengaduk agar medium tetap homogen, aerasi terjaga, pengatur suhu

(pendinginan dan pemanasan) dan pengaturan pH. Proses fermentasi cair modern

dapat dikontrol lebih baik dan hasil lebih seragam serta mudah diprediksi

(Waluyo, 1984 dalam Louhenapessy, 2012).

Hasil penelitian Widiastuti (2013), pada proses pembuatan alkohol dari

anggur diperoleh kadar alkohol yaitu 12,27% diperoleh pada pH 4 dengan waktu

fermentasi selama 84 jam dan penambahan ragi sebanyak 1,5 gram. Hal tersebut

terjadi karena pada kondisi tersebut proses fermentasi berjalan dengan baik

sehingga glukosa dapat terurai menjadi alkohol. Berikut ini adalah tabel

komposisi wine.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Tabel 2. 2 Komposisi Wine

Komponen Persen (%)


Air 80-90
Gula/Karbohidrat 0,1-0,3
Glukosa 0,05-0,1
Fruktosa 0,05-0,1
Pentosa 0,08-0,20
Pektin 0,00-0,01
Alkohol 8-15
Asam organic 0,3-1,1
Asetat 0,03-0,5
Malat 0,0-0,6
Sitrat 0,0-0,05
Tartarat 0,01-0,06
Komponen mineral 0,15-0,40
Komponen nitrogen 0,01-0,09
Sumber : Pawignya dkk., 2010

Fermentasi alkohol merupakan proses pengubahan glukosa menjadi

etanol (etil alkohol) dan karbondioksida. Piruvat akan diubah menjadi etanol

melalui proses hidrolisis dengan molekul air sehingga menghasilkan

karbondioksida dari piruvat dan diubah menjadi asetaldehida. Asetaldehida

kemudian direduksi oleh NADH menjadi etanol sehingga meregenerasi NAD+

yang dibutuhkan untuk glikolisis. Organisme yang berperan dalam proses

fermentasi ini adalah Saccharomyces cereviceae (ragi).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Fermentasi oleh ragi Saccharomyces cereviceae yang menghasilkan etil-

alkohol (etanol) dan CO2 dapat digambarkan dalam reaksi kimia sebagai berikut.

Ragi
(C6H10O5) 2C2H5OH + 2CO2 +2ATP

Reaksi kimia yang berlangsung selama proses fermentasi merupakan

dasar dari pembuatan tape, brem, minuman beralkohol dan lain-lain (Tan, 2013).

Pada reaksi kimia yang terjadi 1 mol glukosa akan membentuk 2 mol etanol dan

2 mol CO2 serta ATP (energi), atau dengan basis berat 51,1% diubah menjadi

etanol dan 48,9% CO2. Reaksi yang terjadi pada fermentasi ini adalah secara

anaerob. Etanol merupakan merupakan hasil utama fermentasi tersebut

disamping asam laktat, asetaldehid, gliserol dan asam asetat. Etanol yang

diperoleh memiliki batas maksimal adalah 15%

Etanol yang nama lainnya aethanolum, etil alcohol, adalah cairan bening

tidak berwarna yang memiliki sifat mudah mengalir, mudah menguap, mudah

terbakar, higroskopik dengan karakteristik bau spiritus dan rasa membakar,

mudah terbakar dengan nyala api berwarna biru tanpa asap. Etanol ditulis dengan

rumus EtOH. Rumus molekul etanol adalah C2H5OH atau rumus empiris C2H6O

(Mardoni, 2006).

Lama waktu fermentasi sangat berpengaruh pada kadar gula reduksi.

Semakin lama waktu fermentasi maka kadar gula reduksinya semakin menurun

hal ini disebabkan karena selama fermentasi mikroba akan memecah gula-gula

tersebut untuk melangsungkan hidupnya dan menghasilkan senyawa metabolit


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

berupa asam-asam organik. Selama proses fermentasi wine gula akan diurai oleh

yeast menjadi gas CO2 serta berbagai asam organic dan senyawa yang lain

(Amelia, 1994).

Proses fermentasi pada jalur glikolisis memecah glukosa untuk

menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat dalam kondisi anaerob akan

mengalami penguraian oleh piruvat dekarboksilasi menjadi asetildehid

selanjutnya asetildehid dirubah oleh alkohol dehidrogenase menjadi etanol dan

karbondioksida (Madiganet. al., 2002).

Menurut Paranamya (2013), metanol bukan merupakan unsur utama

dalam wine dan tidak bisa dirasakan secara sensorik. Proses terbentuknya

metanol terjadi saat proses fermentasi berlangsung terutama dalam proses de-

esterefikasi dengan mengubah pektin yang terdapat dalam buah-buahan yang

digunakan sebagai bahan dasar pembuatan wine. Pektin yang terdapat dalam

buah-buahan terdiri dari pectin methyl ester, sehingga semakin banyak

kandungan pektin dalam bahan dasar pembuatan wine maka kandungan metanol

semakin tinggi. Metanol yang dikonsumsi akan berdampak buruk bagi saraf

penglihatan.

Salah satu substrat utama yang dipecah dalam proses fermentasi adalah

karbohidrat. Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati seperti gula

sederhana, heksosa, pentosa, pati, pektin, selulosa dan lignin. Karbohidrat dapat

dikelompokan menjadi monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Pati

merupakan salah satu jenis polisakarida yang banyak terdapat dalam serealia dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

umbi-umbian. Selama proses pematangan kandungan pati akan berubah menjadi

gula-gula pereduksi yang akan menimbulkan rasa manis (Winarno, 2002).

Proses fermentasi memegang peranan penting dalam pembuatan wine,

sehingga dapat dihasilkan produk wine dengan kualitas yang baik dan disukai

konsumen. Saccharomyces cereviceae akan menghidrolisis sukrosa menjadi

glukosa dan fruktosa dengan bantuan enzim sakarase. Selanjutnya glukosa dan

fruktosa masing-masing akan diubah menjadi alkohol dan CO2 dengan bantuan

enzim zymase. Alkohol dapat dioksidasi menjadi asam cuka dan asam cuka akan

dioksidasi lagi menjadi asam asetat. Alkohol akan bereaksi dengan asam asetat

menjadi ester yang menyebabkan bau harum pada wine (Fardiaz, 1984 dalam,

Teknik Pangan, 2013).

Dalam proses fermentasi wine dikenal istilah dengan sebutan fermentasi

malolaktat atau dalam bahasa inggris Malolactic Fermentasi (MLF). Fermentasi

malolaktatadalah proses biokimia yang terjadi pada proses pembuatan red wine

dan white wine akibat adanya bakteri asam laktat tertentu yang menyebakan

rendahnya tingkat keasaman (low tirtratable acid), meningkatnya stabilitas

mikroorganisme dan menjadikan rasa wine saat dikonsumsi terasa penuh di

mulut (Miller, 2015).

Proses fermentasi malolaktat (Malolactic fermentation) merupakan

proses konversi asam malat menjadi asam laktat (L-malic acid menjadi L-lactic

acid) dan karbondioksida. Proses konversi ini sering disebut juga dengan reaksi

dekarboksilasi. Asam malat yang dikonversi tergolong dalam asam dikarboksil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

menjadi asam laktat yang tergolong dalam asam monokarboksil. Fermentasi

malolaktat pada pembuatan wine dikenal sebagai secondary fermentation setelah

fermentasi alkoholik oleh yeast yaitu Saccharomyces cereviceae (Syauqiah,

2015).

E. Strain/Yeast

Proses pembuatan wine atau minuman beralkohol dilakukan dengan

fermentasi menggunakan aktivitas mikroba. Mikroba yang berperan dalam

pembuatan alkohol adalah ragi Saccaromyces cereviseae (jenis utama) dan

beberapa jenis lainnya seperti Saccaromyce sanamesis (Mardoni, 2006).

Klasifikasi S. cereviceae adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Eumycophyta

Kelas : Ascomycetes

Ordo : Saccharomycetales

Famili : Saccharomycetaceae

Genus : Saccharomyces

Species : Saccharomyces cereviceae

(Rahmadan, 2015)

S. cereviceae termasuk kelompok ascomycotina yang memiliki ciri-ciri

sebagai berikut: bersel satu (kapang) dan bersel banyak (tubuh buah), miselium

bersekat dan berinti banyak, spora berjumlah 8 dalam satu kelompok, tiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

kelompok dibentuk dalam kantung khusus yang disebut ascus. S. cereviceae

berperan dalam pembuatan tape, roti, bir dan anggur. Jamur ini berkembangbiak

secara generatif dengan konjugasi dua sel dan secara vegetatif dengan

membentuk tunas (Bibiana, 1994).

S. cereviceae menghasilkan beberapa enzim yang mempunyai fungsi

sangat penting yaitu intervase, hidroloase, peptidase dan zimase. S. cereviceae

dapat digunakan dalam pembuatan wine karena memiliki kemampuan yang cepat

dalam proses fermentasi anggur dengan kandungan gula tinggi. S. cereviceae

merupakan yeast yang tahan terhadap kadar etanol dan konsentrasi sulfur oksida

yang tinggi serta ketahanan pada suhu yang tinggi (Tan, 2013). Selain itu S.

cereviceae dapat menghasilkan alkohol yang lebih tinggi per gram gula yang

digunakan, hilangnya sel-sel yeast diakhir fermentasi lebih sedikit, dan dapat

membentuk flavor yang spesifik (Sudjatha dan Wisaniyasa, 2002).

Inokulum yaitu kultur mikroba yang diinokulasikan kedalam medium

fermentasi. Tipe dan konsentrasi mikroorganisme merupakan “critical faktor”

yang mempengaruhi proses fermentasi. Menurut Soeharto (1986) dalam

Teknologi Pangan 2013, jumlah starter optimum pada fermentasi alkohol adalah

2-5% dan jumlah khamir yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan

jumlah sel berkisar 2-5 x 106.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

F. Pengendalian Pertumbuhan Yeast

Menurut Michael (1979) dalam Syauqiah (2015), kondisi operasi yang

tepat bagi pertumbuhan Saccaromyces cereviceae adalah hidup pada kulit buah-

buahan dengansuhu 22-30 0C, pH 3,8 – 5,6.

Syarat yeast yang dapat dipakai dalam proses fermentasi :

1. Memiliki kemampuan tumbuh dan berkembang dengan cepat

dalam membuat struktur yang sesuai.

2. Dapat menghasilkan gula dengan cepat untuk mengubah gula

menjadi alkohol.

3. Mempunyai daya fermentasi yang tinggi terhadap glukosa,

fruktosa, galaktosa dan maltosa

4. Mampu bertahan terhadap adanyamikroba lain

S. cereviceae merupakan khamir sejati yang tergolong eukariot yang

secara morfologi membentuk blastopora yang berbentuk bulat lonjong, silindris,

oval atau bulat teluryang dipengaruhi oleh adanya strain. Khamir dapat

berkembang biak dalam gula sederhana seperti glukosa maupun gula kompleks

disakarida yaitu sukrosa (Marx, 1991).

Pada pH 4 dapat memberikan kenaikan kadar alkohol karena bakteri

dapat dihambat pertumbuhannnya sehingga yeast dapat tumbuh dengan baik dan

menghasilkan alkohol maksimal pada minuman. Kondisi pH yang terlalu asam

tidak memberikan hasil yang baik, begitu pula pada kondisi mendekati netral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

Hal ini disebabkan karena yeast tidak dapat tumbuh dengan baik, tetapi sangat

baik untuk mikroba lain (Frazier dan Westhoff 1988 dalam Syauqiah, 2015)

Temperatur optimal untuk yeast adalah antara 25-30 0C dan temperatur

maksimalnya adalah 35-35 0C. Pada awal fermentasi aktivitas enzim masih

sangat rendah. Aktivitas enzim akan meningkat sejalan dengan bertambahnya

waktu fermentasi dan menurun pada hari ke-10. Hal ini terjadi mengikuti pola

pertumbuhan mikroorganisme yang mengalami beberapa fase pertumbuhan

diantaranya yaitu fase adaptasi, fase eksponensial, fase stasioner dan fase

kematian (Darwis, 1991).

Dalam proses fermentasi S. cereviceae memerlukan biakan murni yang

disebut dengan starter. Starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi

fisiologis yang siap diinokulasikan dengan biakan murni (Madigan et al. 2002).

G. Metode Pembuatan WineKopi Arabika

1. Penyangraian Biji Kopi Arabika (Coffea arabica)

Menurut Baggenstoss (2008),roasting merupakan proses penyangraian

biji kopi yang tergantung pada waktu dan suhu yang ditandai dengan

perubahan kimiawi yang signifikan. Roasting biji kopi mengakibatkan

terjadinya kehilangan berat kering terutama gas CO2 dan produk pirolisis yang

mudah menguap. Kehilangan berat kering sangat berkaitan erat dengan suhu

penyangraian. Berdasarkan suhu penyangraian yang digunakan dalam

menyangrai kopi dibedakan atas 3 golongan yaitu: ligh roast suhu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

digunakan adalah 193-199 0C, medium roast suhu yang digunakan 204 0C dan

dark roast suhu yang digunakan 213-221 0C. Menurut Varnam dan Sutherland

(1994) :ligh roast menghilangkan kadar air 3-5%, medium roast 5-8% dan

dark roast 8-14%.

Tahap awal roasting adalah membuang uap air pada suhu

penyangraian 100 0C dan berikutnya adalah tahap pirolisis pada suhu 180 0C.

Pada tahap pirolisis terjadi pengurangan berat sebanyak 10% (Buffo dan

Cardelli, 2004). Perubahan kimiawi pada biji kopi selama penyangraian dapat

dimonitor dengan perubahan nilai pH (Sulistyowati, 2003). Senyawa mudah

menguap yang terkandung dalam biji kopi seperti aldehida, fulfural, keton,

alkohol, ester, asam format dan asam asetat dapat menciptakan aroma kopi

yang terbentuk pada menit terakhir penyangraian karena terjadi pirolisis gula,

karbohidrat dan protein dalam struktur sel biji kopi (Arya dan Rao, 2007).

2. Penggilingan Biji Kopi Arabika (Coffea arabica)

Kopi yang telah di-roasting kemudian digiling untuk mendapatkan

bubuk kopi. Penggilingan dilakukan dengan menggunakan alat penggiling

kopi yaitu grinder (Najiyati dan Danarti, 2001). Penggilingan bertujuan untuk

membuka permukaan kopi yang sudah di-roasting. Permukaan yang semakin

luas akan meningkatkan jumlah koloid yan larut dalam air ketika penyeduhan.

Penggilingan yang lebih halus tidak hanya meningkatkan efisisensi

hasil ekstrak tetapi juga merubah sifat soluble dan kolodial yang

mengakibatkan rasa berubah sesuai dengan hasil gilingan. Menurut Yeretzien


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

et. al.2012dalam Mubarok dkk. (2014) semakin halus partikel kopi semakin

mudah melepas komponen kopi saat penyeduhan. Kehalusan penggilingan

mempengaruhi pelepasan komponen kopi selama penyimpanan.

3. Ekstraksi

Proses ekstrasi kopi dilakukan dengan menggunakan air. Kualitas air

perlu diperhatikan karena berkaitan dengan pembuatan bahan pangan.

Menurut Buckle et. al. (1987), dalam Teknologi Pangan 2013, air yang

berhubungan dengan hasil-hasil industri pengolahan pangan harus memenuhi

standar mutu yang diperlukan untuk air minum.

Menurut Ciptadi dan Nasution, dalam Hayati dkk. (2012) sifat kimia

air memberi pengaruh pada proses ekstrasi kopi. Air yang mengandung alkali

akan menghambat kecepatan perkolasi. Air alkali dengan perbandingan tinggi

mempengaruhi pH, rasa seduhan dan warna gelap. Pada perkolasi komersial,

perbandingan kopi : air yang dipakai adalah 1 : 4 dengan pH ampas 3,8.

4. Starter

Pembuatan starter adalah salah satu teknik terbaik untuk peningkatan

kualitas fermentasi minuman beralkohol dalam hal ini pembuatan wine Kopi

Arabika. Tujuan pembuatan starter adalah untuk memperbanyak yeast dan

untuk melatih yeast tersebut pada kondisi yang akan difermentasi

(Sulistyowati, 2002). Starter yang ditambahkan pada saat memulai proses

fermentasi wine akan berperan sebagai kultur murni. Tujuan dari penggunaan

kultur murni adalah untuk menghasilkan etanol yang lebih tinggi, mencegah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

kerusakan wine serta untuk mempertahankan keseragaman produk yang

dihasilkan (Sudjatha dan Wisaniyasa, 2002).

5. Metode Cold brew

Metode Cold brew adalah salah satu metode ekstraksi kopi dengan

cara kopi diseduh dengan menggunakan air dingin. Pada tahap awal biji kopi

arabika yang sudah dikupas dibungkus dalam wadah plastik selama satu

minggu. Setelah itu biji kopi dijemur sampai kering. Tahap ini dilakukan

selama 30 sampai 50 hari. Proses selanjutnya adalah roasting atau sangrai.

Proses roasting dilakukan sampai biji kopi arabika mencapai level dark roast

atau saat biji kopi sudah berubah warna menjadi hitam. Biji kopi hasil

roasting dihaluskan kemudian direndam (Anonim, 2015 ). Cold brew dibuat

dengan melakukan perendaman minimal 8 jam. Air yang digunakan untuk

menyeduh adalah air biasa dengan suhu ruang atau dengan air dingin. Kopi

Cold brew tidak pernah terkena paparan (suhu) panas sehingga karakter

acidity dari kopi tidak ikut terekstrak. Cold brew bergantung pada lamanya

waktu perendaman bukan suhu panas dalam mengekstraksi kopi. Level

gilingan yang umumnya dipakai dalam metode ini adalah medium-to-coarse

(Masdakaty, 2016)

6. Metode Maserasi

Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi yang dilakukan

melalui perendaman serbuk bahan dalam larutan pengekstrak. Ada beberapa

variasi metode maserasi antara lain: digesti, maserasi melalui pengadukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

kontinyu, remaserasi, maserasi melingkar, dan maserasi melingkar bertingkat.


0
Digesti merupakan maserasi pemanasan lemah (40-50 C). Maserasi

pengadukan kontinyu merupakan maserasi yang dilakukan pengadukan secara

terus menerus. Remasi merupakan maserasi yang dilakukan beberapa kali.

Maserasi melingkar merupakan maserasi yang cairan pengekstrak selalu

bergerak dan menyebar. Maserasi melingkar bertingkat merupakan maserasi

bertujuan untuk mendapatkan pengekstrakan yang sempurna (Hargono, dkk.,

dalam Wakirani, 2014).

Menurut Voight dalam Wakirani (2014) selama maserasi atau proses

perendaman dilakukan pengocokan berulang-ulang. Upaya ini menjamin

keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi yang lebih cepat didalam cairan

pelarut. Sedangkan keadaan diam selama menyebabkan turunnya perpindahan

bahan aktif.

H. Standarisasi Mutu Wine

Pada dasarnya hampir semua buah dapat dibuat menjadi wine terutama

yang mengandung gula (15-18%). Bila kandungan gula pada buah tidak

mencukupi, maka ditambahkan gula pada saat hendak melakukan proses

fermentasi. Syarat medium yang baik untuk pembuatan wine yaitu: harus

mempunyai kandungan nutrisi tinggi, mempunyai keasaman yang tinggi

sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

kandungan gula cukup tinggi, mempunyai aroma yang khas dan sedap (Anonim,

2010).

Selain buah anggur dapat juga digunakan jenis buah-buahan lain yang

dapat dimanfaatkan untuk membuat minuman beralkohol seperti wine dengan

aroma dan cita rasa wine yang dihasilkan sesuai dengan buah yang dipergunakan

(Sudjatha dan Wisaniyasa, 2002). Standarisasi mutu wine berdasarkan SNI-01-

2907-2008 dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2. 3 Standar Mutu Wine Menurut SNI 01-2907-2008

No Jenis Uji Satuan Persyaratan


1 Keadaan -
1.1 Bau - Khas
1.2 Rasa - Khas
2 Etil alkohol (20%) v/v - Maks. 15%
3 Metil alkohol, v/v (terhadap - Maks. 0,2%
alkohol mutlak)
4 Asam yang mudah menguap gr/l Maks. 1,5
(dihitung sebagai asam asetat)
5 Bahan tambahan makanan -
5.1 Pewarna sintesis - Sesuai SNI 01-
0222-95
5.2 Sulfur dioksida (SO2) ml/l Maks.300
5.3 Pemanis buatan - Negative
6. Cemara logam - -
6.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

No Jenis Uji Satuan Persyaratan


6.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 2,0
6.3 Seng (Zn) mg/kg Maks. 2,0
6.4 Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0
6.5 Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,03

7 Cemaran Arsen mg/kg Maks. 0,1

I. Uji Organoleptik

Cita rasa (flavor) wine yang dihasilkan dari buah-buahan pengganti buah

anggur yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan wine akan dilakukan

analisis sensori. Pada umumnya analisis sensori pada wine dilakukan dengan

analisis dekriptif. Analisis sensori deskriptif adalah metode analis sensori dimana

atribut sensori suatu produk atau bahan pangan diidentifikasi, dideskripsikan dan

dikuantifikasi dengan menggunakan panelis yang dilatih khusus ataupun tidak

dilatih khusus (Setianingsih dkk., 2010).

Analisis sensorik biasa disebut dengan uji organoleptik yang sering

digunakan dalam berbagai bidang penelitian yang berkaitan dengan makanan

maupun minuman. Uji organoleptik adalah pengujian didasarkan pada

pengindraan sebagai reaksi mental akibat adanya rangsangan pada alat indra.

Rangsangan yang diberikan dapat bersifat mekanis (tekanan, tususkan), bersifat

fisis (dingin, panas, warna), bersifat kimia (aroma dan rasa).

Dalam pelaksanaan uji organoleptik terdapat dua jenis pengukuran yang

timbul akibat adanya rangsangan yaitu pengukuran subyektif dan pengukuran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

obyektif. Pengukuran subyektif adalah jenis pengukuran dimana hasil uji

organoleptik sangat ditentukan oleh panelis atau orang yang melakukan

pengukuran. Sedangkan pengukuran obyektif adalah adalah jenis pengukuran

dimana hasil uji organoleptik sangat ditentukan oleh kondisi obyek yang diukur

(Kurnia, 2014).

J. Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian Louhenapessy (2012) berjudul “Pengaruh Berbagai Merk Dried

Yeast (strain Saccaromyces) dan pH Awal Fermentasi Terhadap

Karakteristik Wine Salak dan Analisis Kelayakannya” yang menyatakan

bahwa perlakuan merk dried yeast dan pH awal fermentasi berpengaruh

sangat nyata terhadap kandungan etanol, pH dan gula reduksi tetapi tidak

berpengaruh nyata terhadap kandungan total asam. Hasil pengujian

organoleptik menunjukan karakteristik wine salak dengan kandungan etanol

diatas 12% yang paling disukai adalah pada perlakuan merk dried yeast

Alcotec dan pH awal fermentasi 4. Berdasarkan perhitungan analisis

sensitivitas, perusahaan pengolahan wine salak tetap layak untuk dijalankan

pada peningkatan biaya variabel 10% dan penurunan penerimaan sebesar

10%.

2. Penelitian Malo (2017), berjudul “Pengaruh Perbandingan Sari Buah Pepaya

California (Carica papaya L.) Dan Pisang ambon Lumut (Musa acuminate

colla) Terhadap Cita Rasa, Kadar Etanol dan Metanol Wine Palisangbon

(Pepaya California dan Pisang Ambon)” yang menyatakan bahwa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

perbandingan sari buah papaya California dan pisang Ambon berpengaruh

terhadap rasa manis, rasa asam, aroma khas buah, kesukaan warna, dan

kesukaan wine. Hasil uji kadar etanol pada wine palisangbon diberbagai

variasi sari buah berkisar dari 10-12% dan kadar metanol pada wine

palinsangbon berkisar dari 0,05-0,06%.

3. Penelitian Zahiroh (2013) berjudul Fermentasi Biji kopi Menggunakan

Bakteri Selulotik, Xilanolotik dan Proteolitik Asal Luwak” yang menyatakan

bahwa fermentasi dengan perlakuan kombinasi 3 bakteri aktivitas enzim

lebih tinggi pada suhu 30 0C dibanding pada suhu 37 0C, dan gula pereduksi

yang diperoleh sebesar 56 mg/ml dan gula total sebesar 1623, 75 mg/ml.

Hasil analisa pada biji kopi terbaik hasil fermentasi menunjukan perubahan

pada asam organik dan kafein. Berdasarkan kandungan nutrisinya kopi

luwak enzimatis hasil fermentasi lebih baik dari kopi luwak nonenzimatis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Berikut ini adalah bagan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

Penelitian Penelitian Malo (2017) Penelitian Zahiroh


Louhenapessy (2012) (2013)
 Penelitian ini
 Penelitian ini menyatakan bahwa  Penelitian ini
menyatakan bahwa perbandingan sari menyatakan bahwa
perlakuan merk dried buah papaya fermentasi dengan
yeast dan pH awal California dan perlakuan kombinasi
fermentasi 4 pisang Ambon 3 bakteri aktivitas
berpengaruh nyata berpengaruh enzim lebih tinggi
terhadap kandungan terhadap rasa manis, pada suhu 30 0C
etanol, pH dan gula. rasa asam, aroma dibanding pada suhu
khas buah, 37 0C, dan gula
 Hasil pengujian kesukaan warna, pereduksi yang
organoleptik dan kesukaan wine. diperoleh sebesar 56
menunjukan  Hasil uji kadar mg/ml dan gula total
bahwakarakteristik etanol pada wine sebesar 1623, 75
wine salak dengan palisangbon mg/ml.
kandungan etanol diberbagai variasi
diatas 12% yang  Hasil analisa pada
sari buah kurang
paling disukai adalah biji kopi terbaik
dari 15% dan kadar
pada perlakuan merk hasil fermentasi
metanol pada wine
dried yeast Alcotec. menunjukan
palinsangbon
perubahan pada
kurang dari 0,1%
asam organik dan
kafein.

 Dalam penelitianini bahan dasar pembuatan wine yang digunakan adalah biji
kopi Arabika Temanggung varietas kartika dan mikroba yang digunakan
adalah Saccaromyces cereviceae.

 Pembuatan wine kopi Arabika didasarkan pada 2 metode ektraksi yaitu cold
brew dan maserasi dimana peneliti ingin membandingkan kadar alkohol
(etanol dan metanol) yang terkandung didalam wine kopi Arabika dengan
melakukan uji gas kromatografi (GC) serta dilanjutkan dengan pengujian
organoleptik.

Gambar 2. 3 Literatur Map


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

K. Kerangka Berpikir

Pembuatan makanan dan minuman dengan cara fermentasi menjadi hal

lumrah yang banyak digemari masyarakat Indonesia dari daerah pelosok hingga

di kota-kota besar. Makanan dan minuman yang difermentasi memiliki manfaat

yang baik dalam memperlancar sistem pencernaan manusia. Salah satu

fermentasi minuman yang digemari dari berbagai kalangan adalah minuman

beralkohol. Salah satu minuman beralkohol yang digemari dari dulu hingga

sekarang adalah wine.

Wine merupakan minuman beralkohol hasil fermentasi dengan bahan

dasar yang digunakan adalah buah anggur. Di Indonesia budidaya anggur hanya

dapat dilakukan di daerah yang memiliki syarat tumbuh yang sesuai untuk

pertumbuhan anggur. Kondisi lahan di Indonesia yang cocok untuk budidaya

anggur tidak banyak sehingga produksi buah anggur sangat minim. Sedangkan

untuk memenuhi kebutuhan buah anggur, Indonesia masih menggunakan sistem

impor dari negara lain sehingga secara komersial harga buah anggur menjadi

lebih mahal dan berdampak pada harga wine yang diproduksi

Seiring berjalannya waktu dengan bermodalkan kekayaan alam Indonesia

akan hasil alam, masyarakat Indonesia mulai memanfaatkan buah-buahan lokal

untuk memproduksi minuman beralkohol. Berdasarkan pola pikir demikian

peneliti mencoba buah kopi arabika sebagai bahan dasar dalam pembuatan wine.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

khususnya kopi arabika sehingga biji kopi di Indonesia sangat mudah diperoleh

dengan harga yang terjangkau dan berkualitas.

Penggunaan biji kopi arabika dari Temanggung sebagai bahan dasar

pembuatan wine menjadi inovasi baru dalam pemanfaatan buah lokal untuk

menjadi sebuah produk minuman. Selain itu dengan memanfaatkan kopi arabika

asli Temanggung sebagai bahan dasar pembuatan wine tentunya akan menarik

perhatian para pecinta kopi dan wine di mana akan berpengaruh dalam bidang

perindustrian dan perekonomian di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua metode ekstraksi yaitu

metode cold brew dan metode maserasi dan dilanjutkan dengan uji organoleptik

untuk mengetahui flavor dan body wine kopi arabika dan uji GC untuk

mengetahui kadar etanol dan metanol yang terkandung dalam wine kopi arabika

hasil fermentasi.Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka berpikir dapat

diuraikan dalam diagram di bawah ini:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Makanan dan minuman yang Wine merupakan salah satu


difermentasi baik untuk minuman beralkohol hasil
kesehatan sistem pencernaan fermentasi dengan bahan dasar
pada manusia buah anggur.

Indonesia mengimpor buah Buah anggur di Indonesia hanya


anggur dari negara lain untuk mampu dibudidayakan di daerah
memenuhi kebutuhan buah yang sesuai dengan syarat
anggur tumbuh

Harga buah anggur di pasaran Wine dapat dibuat dengan


Indonesia menjadi mahal memanfaatkan biji kopi arabika
sebagai bahan dasar pembuatan
wine pengganti buah anggur

Biji Kopi Arabika dari Salah satu kekayaan alam


Temanggung sudah sangat Indonesia adalah budidaya
terkenal dengan kualitas terbaik tanaman kopi yang hampir
dan harga yang terjangkau dimiliki setiap derah

Biji Kopi Arabika Perbandingan Kadar Alkohol Wine Kopi


Temanggung sebagai Arabika (Coffea arabica) Temanggung
alternatif pembuatan wine
Varietas Kartika yang Dihasilkan Melalui
Metode EkstraksiCold brew dan Maserasi
Menggunakan Strain Yeast Polandia
(Saccharomyces cereviceae)

Gambar 2. 4 Bagan Kerangka Berpikir


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

L. Hipotesis

1. Variasi metode ekstraksi yakni cold brew dan maserasi dalam pembuatan

wine Kopi Arabika berpengaruh terhadap hasil uji organoleptik

2. Skor yang diperoleh dari hasil uji organoleptik antara wine Kopi Arabika

metode cold brew dan maserasi memiliki perbedaan yang signifikan

3. Wine Kopi Arabika yang dihasilkan dari kedua metode ekstraksi yakni cold

brew dan maserasi mengandung etanol kurang dari 15%

4. Pembuatan wine dengan metode ekstraksi cold brew dan maserasi tidak

mengandung metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental yaitu dengan

melakukan percobaan pembuatan wine Kopi Arabika dengan 2 metode ekstraksi

yaitu metode cold brew dan metode maserasi menggunakan bahan dasar kopi

arabika dari Temanggung (Coffea arabica). Untuk mengetahui standar keamanan

kadar alkohol maka diukur kadar etanol dan metanol yang terkandung dalam

wine Kopi Arabika yang dihasikan,dengan melakukan uji gas kromatografi.

Tabel 3. 1 Perbandingan Ekstrak Kopi

Bahan Volume Bahan (mL, g) Keterangan


Bahan
Metode Cold Metode Maserasi
brew
Bubuk Kopi 1000 g 1000 g Kopi Arabika
Temanggung
Gula 3000 g 3000 g Gula Biasa

Air 8000 ml 8000 ml Air


Saccharomyces 1,5 g 1,5 g Strain Yeast
cereviceae Polandia

Keterangan :Perbandingan ekstrak kopi arabika 1 : 3 : 8

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : metode ekstraksi yaitu cold brew dan metode maserasi pada

pembuatan wine Kopi Arabika(Coffea arabica)

2. Variabel terikat : kadar alkohol (etanol, metanol) serta hasil uji organoleptik

(warna, aroma dan rasa) pada wine Kopi Arabika (Coffea arabica)

3. Variabel kontrol : suhu ruangan penyimpanan, kopi arabika dari Temanggung

(Coffea arabica), strain yeast Polandia (Saccharomyces cereviceae), volume

air, lama waktu fermentasi dan penjernihan

C. Batasan Penelitian

1. Jenis kopi yang digunakan adalah biji buah kopi arabika dari Temanggung

(Coffea arabica) dalam keadaan belum di-roasting diperoleh dari Bapak

Ignatius Y. Budiasmoro, M.Si

2. Strain yeast yang digunakan adalah strain yeast Polandia (Saccharomyces

cereviceae) yang di peroleh dari Bapak Ignatius Y. Budiasmoro, M.Si

3. Uji organoleptik yang dilakukan adalah kepekaan terhadap warna

(kejernihan dan intensitas) rasa (manis, pahit, asam) dan aroma (alkohol dan

buah) serta dilakukan uji body wine terhadap wine Kopi Arabika yang

dihasilkan.

4. Jumlah panelis yang melakukan uji organoleptik wine Kopi

Arabikasebanyak 15 orang semi terlatih yang dipilih secara acak dengan

perbandingan jenis kelaminnya adalah sebagai berikut: 3 : 2. Panelis yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 9 orang dan panelis yang berjenis

kelamin perempuan berjumlah 6 orang, berumur diatas 18 tahun, pernah

meminum wine jenis apapundan memiliki sedikit pengetahuan tentang wine

5. Metode ekstraksi pembuatan wine Kopi Arabikaadalah metode cold brew

dan metode maserasi

6. Proses fermentasi berlangsung selama 21 hari dan penjernihan berlangsung

selama 14 hari

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 hingga April 2018.

Pembuatan wine Kopi Arabika dan uji organoleptik dilaksanakan di Pusat Studi

Lingkungan (PSL) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sedangkan pengujian

kadar alkohol (etanol, metanol) dilakukan di Laboratorium Kimia Organik

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadja Mada

(FMIPA-UGM)Yogyakarta.

E. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: botol kecil, botol

besar, selang bening, plastik bening, panci, kompor, timbangan, lemari

pendingin, refraktometer, termometer, blender, mesin roasting, stopwatch, saring

kopi dan karet gelang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: biji kopi

arabika asli Temanggung varietas kartika (Coffea Arabica), gula pasir, air dan

strain yeast Polandia Sacharomyces cerevicae serta alkohol 96% dan jeruk nipis.

F. Prosedur Kerja

1. Persiapan dan Proses Sterilisasi Alat

a. Sterilisasi Alat

Persiapan penelitian diawali dengan melakukan proses sterilisasi alat

yang akan digunakan dalam pembuatan wine kopi Arabika. Tujuan sterilisasi

ini adalah untuk mencegah terjadinya kontaminasi selama proses fermentasi

berlangsung. Langkah sterilisasi alat dilakukan sebagai berikut:

1) Alat-alat seperti blender, wadah timbangan, panci, sendok pengaduk dan

alat penyaring dicuci dengan menggunakan sabun dan dibilas hingga

bersih

2) Wadah untuk fermentasi dicuci dengan menggunakan sunlight dan

dibilas hingga bersih. Wadah yang digunakan adalah wadah plastik

maka diisi dengan air dengan suhu 80 0C dan dibiarkan selama 15 menit.

Bagian luar wadah fermentasi dicuci dengan sunlight kemudian

disemprot alkohol 96% . Kemudiaan air dibuang dan dibiarkan kering

3) Botol kecil berwarna gelap yang digunakan untuk penjernihan dicuci

dengan menggunakan sunlight kemudian direbus dengan air mendidih

lalu diangkat dan dibiarkan kering.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

4) Botol bagian luar disemprot dengan alkohol dan dibiarkan kering

sebelum dipakai

5) Alat-alat lain seperti gelas beker, plastik penutup botol, selang bening

dan karet gelang cukup disterilisasi dengan menggunakan alkohol 96%

sesaat sebelum digunakan.

Sebagai tahap awal pembuatan, bahan dasar pembuatan wine dalam

hal ini biji kopi arabika di-roasting terlebih dahulu. Selain itu sebagai tahap

awal dalam proses fermentasi maka ditumbuhkan terlebih dahulu

mikroorganisme yang digunakan dalam hal ini S. cereviceae sebagai strain

yeast untuk proses fermentasi.

b. Roasting kopi

1) Mesin roasting dinyalakan lalu dibiarkan suhunya hingga mencapai 200


0
C

2) Lalu biji kopi sebanyak 1, 5 kg kedalam mesin roasting kopi

3) Setiap satu menit akan diamati perubahan warna biji kopi hingga biji

kopi berubah warna menjadi gelap (dark roast)

4) Langkah yang sama diulangi untuk 1,5 kg kopi yang belum diroasting

5) Hasil roasting biji kopi dibiarkan selama 3 hari kemudian dilanjutkan

pada langkah kerja berikutnya

c. Pembuatan starter

1) Biji kopi yang sudah diroasting ditimbang sebanyak 120 g

2) Hasil timbangan biji kopi diblander kasar (8-10 detik)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

3) Gula pasir sebanyak 657 g yang sudah disiapkan diblender hingga halus

(mempermudah pelarutan)

4) Bubuk kopi hasil blenderan sebanyak 120 g dan gula pasir sebanyak

657 g dimasukan kedalam wadah

5) Kemudian air sebanyak 1,5 L dituangkan secara perlahan ke dalam

wadah

6) Gula diaduk secara merata hingga larut

7) Hasil seduhan dituangkan ke dalam botol I yang berukuran 2 L.

8) Strain yeast S. cereviceae dimasukan kedalam botol I dengan jumlah

sebanyak 1,5 g

9) Untuk botol ke-II, dilakukan langkah a sampai dengan langkah g

10) Masing-masing botol ditutup dengan plastik bening yang sudah

disambungi selang dan diikat dengan karet gelang

11) Ujung selang pada masing-masing botol diarahkan kedalam botol lain

yang berisi air sebagai saluran CO2

12) Kedua botol diletakan di tempat yang gelap dan didiamkan selama 12

jam pada suhu ruang berkisar antara 29-31 0C

2. Pembuatan Wine

a. Metode cold brew

1) Biji kopi yang sudah didiamkan selama 3 hari pasca

roastingdiambil sebanyak 0,88 kg diblender kasar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

2) Bubuk kopi hasil blenderan dimasukan ke dalam wadah yang sudah

disiapkan

3) Air yang sudah matang diambil sebanyak 6,5 L dituangkan kedalam

wadah yang sudah diisi dengan bubuk kopi dan diaduk hingga

bubuk kopi tersebar secara merata

4) Wadah ditutup dan didiamkan selama 12 jam (proses cold brew)

5) Setelah didiamkan selama 12 jam, kopi disaring untuk dipisahkan

dari ampasnya

6) Hasil saringan kemudian ditambahkan gula pasir sebanyak 2.343 g

(32% brix) kemudian diaduk secara merata sehingga gula pasir larut

7) Diatur pH hingga 4 dengan ditambahkan perasan jeruk nipis

8) Kemudian dituangkan satu botol starter kedalam wadah fermentasi

(pastikan suhu starter sama dengan suhu tubuh normal; 37 0C)

9) Wadah fermentasi ditutup dengan plastik bening yang sudah

disambungi selang bening kemudian diikat dengan menggunakan

karet gelang untuk mencegah masuknya udara luar yang dapat

mengakibatkan kontaminasi

10) Ujung selang diarahkan ke botol plastik yang sudah terisi air

11) Wadah fermentasi diberi label A (Metode Cold brew)

12) Simpan pada tempat yang gelap dan pada suhu ruang yang relatif

stabil antara siang dan malam untuk berlangsungnya proses

fermentasi kopi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

13) Proses fermentasi berlangsung selama 21 hari

b. Metode maserasi

1) Biji kopi yang sudah didiamkan selama 3 hari paska

roastingdiambil sebanyak 0,88 kg, kemudian diblender kasar

2) Bubuk kopi hasil blenderan dimasukan kedalam wadah yang

sudah disiapkan

3) Airsebanyak 6,5 L yang sudah dipanaskan pada suhu 40 0C

dituangkan kedalam wadah yang sudah terisi kopi kemudian

dikocok selama 5-10 menit.

4) Ampas kopi dipisahkan dengan menggunakan kain saring

5) Gula sebanyak 2343 g dimasukkan kedalam wadah ekstrak kopi

diaduk secara merata kemudian dituangkan kedalam wadah

fermentasi II

6) pH diatur hingga 4 dengan ditambahkan perasan jeruk nipis

7) Starter yang sudah disiapkan dimasukan secara perlahan kedalam

wadah fermentasi II (pastikan suhu starter sama dengan suhu

tubuh normal; 37 0C)

8) Wadah fermentasi II ditutup dengan menggunakan penutup plastik

yang sudah tersambung dengan selang bening dan diikat dengan

karet gelang untuk mencegah masuknya udara luar yang dapat

mengakibatkan terjadinya kontaminasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

9) Ujung selang diarahkan ke botol yang sudah terisi air sebagai

saluran CO2

10) Wadah fermentasi disimpan ditempat yang gelap dengan suhu

ruang untuk berlangsungnya proses fermentasi

11) Proses fermentasi berlangsung selama 21 hari

3. Penjernihan Wine

Kopi hasil fermentasi dimasukan kedalam lemari pendingin untuk

dilanjutkanke tahap penjernihan yang berlangsung selama 14 hari.

4. Pengujian Sampel

a. Pengujian Organoleptik

Pengujian yang dilakukan adalah uji organoleptik wine Kopi

Arabika siap konsumsi yang dilakukan oleh 15 panelis. Hasil wine

Kopi Arabika pada masing-masing metode ekstraksi diberi kode

yaitu kode “A” untuk sampel wine dengan metode cold brew

sedangkan kode “B” untuk sampel wine dengan metode maserasi.

Aspek organoleptik yang diuji adalah warna, aroma, dan rasa.

Berikut adalah cara kerja uji organoleptik wine Kopi Arabika.

1) Uji Kejernihan

Sampel wine Kopi Arabika dituangkan dalam sebuah gelas

berukuran kecil transparan dengan volume ¾ dari gelas tersebut

kemudian dimiringkan ke arah datang cahaya atau bisa

menggunakan latar belakang putih. Setelah itu panelis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

mengamati selama 15-30 detik kemudian memberi skor terhadap

kejernihan.

2) Uji Intensitas

Sampel wine Kopi Arabika dituangkan dalam sebuah gelas

berukuran kecil transparan dengan volume ¾ dari gelas tersebut

kemudian dimiringkan ke arah datang cahaya atau bisa

menggunakan latar belakang putih. Setelah itu panelis

mengamati selama 15-30 detik kemudian memberi skor terhadap

intensitas.

3) Uji Warna

Sampel wine Kopi Arabika dituangkan dalam sebuah gelas

berukuran kecil transparan dengan volume ¾ dari gelas tersebut

dimiringkan ke arah datang cahaya atau bisa menggunakan latar

belakang putih. Setelah itu panelis mengamati selama 15-30

detik kemudian memberi skor terhadap warna.

4) Uji Aroma

Sampel wine Kopi Arabika diambil lalu di tuangkan dalam

gelas kecil transparan dengan volume ¾ dari gelas tersebut

kemudian diputar-putar secara perlahan selama 5 detik. Setelah

itu panelis meletakan sampel tersebut pada jarak 5 cm dari

hidung untuk menghirup dan mengetahui aromanya lalu

dilanjutkan dengan memberi skor terhadap aroma.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

5) Uji Rasa

Sampel wine Kopi Arabika dituangkan dalam gelas kecil

transparan dengan volume ¾ dari ukuran gelas tersebut lalu

diminum untuk mengetahui rasanya. Setelah itu panelis memberi

skor terhadap rasa wineKopi Arabika dengan membedakan skor

untuk rasa alkohol, skor untuk rasa asam dan skor untuk rasa

manis.

6) Uji Body Wine Kopi Arabika

Sampel wine Kopi Arabika dituangkan dalam gelas kecil

transparan dengan volume ¾ dari ukuran gelas tersebut lalu

diminum untuk mengetahui flavor wine Kopi Arabika secara

keseluruhan. Setelah itu panelis memberi skor terhadap

BodywineKopi Arabika untuk setiap perlakuan.

b. Pengujian Kadar Mutu

Pengujian kadar mutu bertujuan untuk mendukung pengujian

organoleptik. Cara kerja pengujian kadar mutu adalah sebagai

berikut:

1) Pengujian Kadar pH

Sampel wine Kopi Arabika diambil sebanyak 100 ml dari

setiap perlakuan sebelum dan sesudah fermentasi dan dimasukan

kedalam gelas beker 100 ml kemudian mengukur pH dengan

menggunakan pH meter digital.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

2) Pengujian Kadar Gula

Pengujian kadar gula wine Kopi Arabika dilakukan

dengan menggunakan Hanna Instruments HI 96813

Refractometer. Adapun cara penggunaan instrumen tersebut

adalah sebagai berikut:

a) tekantombol On/Off untuk melakukan kalibrasi pada

refraktometer layar akan hidup. Ketika layar refraktometer

sudah menampilkan tanda (-) artinya instrument siap untuk

digunakan

b) pada wadah untuk sampel refraktometer ditetesi aquades

steril dengan menggunakan pipet tetes. Jika angka nol tidak

terbaca sampel dapat ditutup dengan menggunakan tangan

selama proses kalibrasi berlangsung

c) kemudian tombol ZERO pada refraktometer ditekan hingga

layarnya muncul angka 0,0 yang menunjukan bahwa

refraktometer telah terkalibrasi.

d) Aquades dibersihkan dengan menggunakan pipet tetes

kemudian dikeringkan dengan menggunakan tisu tanpa

memberi tekanan kuat pada instrument.

e) setelah instrument telah terkalibrasi, dapat dilakukan

pengujian kadar gula.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

f) sampel wine Kopi Arabika ditetesi pada instrument hingga

memenuhi permukaan wadah instrument

g) tekan tombol read pada instrument dan pada layar akan

tampil hasil pengujian dalam satuan % brix

h) sampel pada instrument dibersihkan dengan menggunakan

pipet tetes dan dikeringkan dengan menggunakan tisu.

Setelah itu ditetesi dengan aquades steril untuk menetralisir

wadah instrument sebelum pengujian berikutnya kemudian

ulangi kalibrasi.

3) Pengujian Kadar Etanol (Etil Alkohol)

Pengujian kadar etanol dilakukan di Laboratorium Kimia

Organik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Gadjah Mada (FMIPA-UGM) Yogyakarta dengan

menggunakan gas kromatografi merek Shimadzhu seri GC-2010.

Wine Kopi Arabika disentrifugasi kemudian diperoleh cairan

bening yang disuntikan ke gas kromatografi diikuti dengan

standar alkohol murni. Hasil pengujian berupa kromatogram

kemudian dihitung dengan membandingkan area standar alkohol.

4) Pengujian Kadar Metanol (Metil Alkohol)

Pengujian kadar metanol di laksanakan di Laboratorium

Kimia-Organik FMIPA-UGM Yogyakarta dengan menggunakan

gas kromatografi merek Shimadzu seri GC-2010. Wine Kopi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Arabika disentrifugasi kemudian diperoleh cairan bening yang

disuntikan ke gas kromatografi diikuti dengan standar alkohol.

Hasil yang diperoleh adalah berupa kromatogram yang kemudian

dihitung dengan membandingkan area standar alkohol.

G. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan adalah data yang diperoleh dari hasil pengujian

organoleptik yang dilakukan oleh 15 panelis yang terdiri dari 9 laki-laki dan 6

perempuan. Selain data hasil uji organoleptik data lain yang dikumpulkan adalah

dari pengujian alkohol (etanol, metanol) yang dilakukan di Laboratorium Kimia

Organik FMIPA UGM. Hasil uji GC digunakan sebagai pembanding hasil wine

Kopi Arabika antara dua metode ekstraksi yang berbeda. Hasil uji yang

dilakukan dengan menggunakan gas kromatografi (GC) selain untuk mengetahui

kadar etanol dan metanol juga betujuan untuk mengetahui kualitas wine kopi

Arabika yang dihasilkan dengan membaca perbandingan konsentrasi yang

dihasilkan pada setiap standar area.

Pada uji organoleptik para penelis akan melakukan pengisian skor

berdasarkan skala uji yang telah disiapkan. Hasil uji organoleptik ini kemudian

diolah dengan menggunakan uji statistika parametrik yaituUji t (t-Test)dua

sampel independen dengan melakukanUji Variansi Berbeda. Tujuannya adalah

untuk mengetahui perbedaan cita rasa wine Kopi Arabika yang dihasilkan dalam

dua metode ekstraksi yang berbeda. Pengujian signifikansi ini didasarkan pada

ketentuan sebagai berikut: jika t-Hitung = t-Tabel maka tidak terdapat perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

yang signifikan antara wine A (Cold brew) dan wine B (Maserasi). Sedangkan

jika diperoleh t-Hitung ≠ t-Tabel maka terdapat perbedaan yang signifikan antara

wine A (Cold brew) dan wine B (Maserasi). Untuk mempermudah proses analisis

data maka sebelumnya perlu dilakukan proses tabulasi data seperti berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Tabel 3. 2 Skala dan Kusioner Uji Organoleptik Sampel Wine A

NAMA PANELIS :
Petunjuk : Lingkarilah skor sesuai dengan pendapat anda!

Jernih Berkabut Keruh


Kejernihan
3 2 1
Pucat Medium Gelap
Intensitas
3 2 1
Lemon
Gold Lemon
Warna Kehijauan
3 2 1

Harum Alkoholik Fruty Sulfur Earthy/Jam


Cuka
Intensitas Alkoholic Menyengat Alkoholik Alkoholik ur
Aroma 6 5 4 3 2 1

Intens 16-10% Medium 10-6% Rendah<5%


Alcoholic
3 2 1
Dry (tidak manis sedikit pahit) ---------------------------------------------------------------manis gula
Sweetness
6 5 4 3 2 1
Rendah -------------------------------------------------------------------------------------------cuka
Acidity
6 5 4 3 2 1
Full Medium Ringan
Body
3 2 1

Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Tabel 3. 3 Skala dan Kusioner Uji Organoleptik Sampel Wine B

NAMA PANELIS :
Petunjuk : Lingkarilah skor sesuai dengan pendapat anda!

Jernih Berkabut Keruh


Kejernihan
3 2 1
Pucat Medium Gelap
Intensitas
3 2 1
Lemon
Gold Lemon
Warna Kehijauan
3 2 1

Harum Alkoholik Fruty Sulfur Earthy/Jam


Cuka
Intensitas Alkoholic Menyengat Alkoholik Alkoholik ur
Aroma 6 5 4 3 2 1

Medium 10- Rendah<5


Intens 16-10%
Alcoholic 6% %
3 2 1
Dry (tidak manis sedikit pahit) --------------------------------------------------------------manis gula
Sweetness
6 5 4 3 2 1
Rendah ------------------------------------------------------------------------------------------cuka
Acidity
6 5 4 3 2 1
Full Medium Ringan
Body
3 2 1

Total Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

H. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran


Hasil dari penelitian tentang pembuatan wine Kopi Arabikaini akan

dijadikan sebagai referensi peneliti,referensi bagi bidang pendidikan juga dapat

membantu dalam bidang ekonomi dan perindustrian. Penelitian tentang

pembuatan wine berbahan dasar biji Kopi Arabika dengan menggunakan metode

ekstraksi yang berbeda serta melibatkan mikrobia sebagai strain yeast dalam

proses fermentasi, sangat erat kaitannya dengan pelajaran biologi khususnya

pada materi Bioteknologi. Peneliti dapat membagikan hasil penelitian ini pada

jenjang pendidikan tingkat SMA dan Perguruan Tinggi sebagai implementasi

pengetahuan yang didapat dari wine. Penelitian ini juga sebagai terobosan untuk

para mahasiswa/i yang mengambil jurusan Pendidikan Biologi maupun Biologi

Murni untuk berani membuat dan menciptakan produk baru dalam hal ini wine

yang aman dikonsumsi untuk berbagai kalangan dengan memanfaatkan bahan-

bahan hasil produksi lokal.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Selama proses fermentasi berlangsung suhu awal untuk fermentasi wine kopi

arabika adalah 29,10C dan suhu akhir adalah 29,5 0C. Salah satu parameter yang

menandakan suatu proses fermentasi terjadi adalah perubahan pH. Pada umumnya

tingkat keasaman diawal fermentasi lebih kecil dibanding tingkat keasaman diakhir

fermentasi. Hal ini disebabkan karena selama proses fermentasi berlangsung S.

cereviceae melakukan metabolisme terhadap sukrosa dan menghasilan sejumlah

asam-asam organik seperti asam asetat dan asam glukonat serta alkohol sebagai

produk utama yang dihasilkan sehingga terjadi peningkatan kadar asam.

A. Starter

Pembuatan starter dalam fermentasi wine Kopi Arabika adalah fermentasi

starter cair. Starter berperan penting dalam menentukan tingkat keberhasilan

fermentasi dengan media cair. Adanya starter cair makayeast S. cereviceae dapat

berkembang dengan cepat terutama dalam memperbanyak diri. Starter juga

sangat mempengaruhi rasa dan aroma dalam fermentasi wine Kopi Arabika.

Jumlah yeast yang sudah bertambah membantu mempercepat proses fermentasi.

Dalam penelitian ini telah disiapkan 2 botol starter dengan tujuan masing-masing

botol untuk setiap metode pembuatan wine yaitu botol I untuk metode cold brew

dan botol II untuk metode maserasi.

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Pada penelitian ini starter yang dihasilkan dari botol I setelah 48 jam

terkontaminasi jamur dan menimbulkan aroma bau busuk yang menyengat.

Sedangkan botol II yeast berkembang dengan baik dan tidak terkontaminasi

dengan komponen lain. Kondisi yeast yang dialami botol I dapat disebabkan oleh

beberapa faktor yaitu; kebersihan botol-botol yang digunakan untuk starter.

Faktor kedua yang berpengaruh adalah jumlah gula pasir yang ditambahkan

kedalam setiap botol. Hal ini penting diperhatikan karena gula pasir berperan

sebagai nutrisi untuk tumbuh kembangnya yeast. Faktor ketiga yang

berpengaruh adalah kandungan kimia dalam ekstrak kopi salah satunya adalah

kafein. Kafein dapat menghambat pertumbuahan yeast.

B. Wine

1. Kadar Gula dan pH Wine Kopi Arabika Temanggung

Proses fermentasi mempengaruhi kadar gula dan pH yang terdapat

dalam ekstrak wine Kopi Arabika sebelum dan sesudah fermentasi. Satuan

pengukuran kadar gula adalah dalam % brix. Perbedaan kadar gula dan pH

wine Kopi Arabika sebelum dan sesudah fermentasi dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4. 1 Kadar Gula dan PH Sebelum dan Sesudah Fermentasi

Metode Kadar Gula (%Brix) pH


Pembuatan Fermentasi
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Cold brew 32 25,9 4 3,3
Maserasi 32 25,7 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kadar gula sebelum dan

sesudah fermentasi wine Kopi mengalami penurunan sebanyak 6,1% brix

untuk metode cold brew dan 6,3 % brix untuk metode maserasi. Terjadinya

penurunan kadar gula selain disebabkan karena selama proses fermentasi

berlangsung S. cereviceae akan mengurai glukosa menjadi alkohol serta

komponen lain, juga karena gula dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi untuk

pertumbuhan yeast. Gula sebagai nutrisi untuk pertumbuhan yeast akan

semakin berkurang seiring dengan berlangsungnya proses fermentasi sebagai

akibat aktivitas enzim hidrolase yang dihasilkan oleh S. cereviceae yang

memecah glukosa dan fruktosa dan enzim intervase yang memecah glukosa

dan fruktosa menjadi etanol dan karbondioksida (Indriani dkk., 2015)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui juga bahwa tingkat keasaman

sebelum dan sesudah fermentasi wine kopi Arabika mengalami peningkatan.

Pada kedua metode ekstraksi Metode Cold brew mengalami penurunan dari

pH 4 menjadi 3,3, sedangkan untuk metode maserasi mengalami penurunan

pH dari 4 menjadi 3. Peningkatan kadar asam terjadi sebagai akibat dari

perombakan glukosa menjadi asam malat selama proses fermentasi

berlangsung. Adanya senyawa asam yang terbentuk selama proses fermentasi

mengakibatkan tingkat keasaman setelah fermentasi semakin tinggi.

Fermentasi yang dibantu oleh yeast S. cereviceae menghasilkan etanol dan

CO2. Gas CO2 yang dihasilkan akan berikatan dengan molekul air (H2O)

untuk membentuk H2CO3. Gas CO2 yang tidak terikat dilepaskan ditandai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

dengan munculnya gelembung-gelembung dalam wadah fermentasi yang

terjadi ketika tekanan dalam wadah fermentasi lebih rendah dari tekanan

atmosfer. H2CO3 yang terbentuk diakhir fermentasi berperan dalam

pembentukan rasa asam pada wine kopi arabika sehingga pH semakin

menurun. Selain proses fermentasi yang mempengaruhi peningkatan kadar

asam, proses penyangraian juga dapat meningkatkan rasa asam yang tajam

pada air seduhan kopi karena pada proses penyangraian kelompok asam

karboksilat dirubah menjadi asam asetat, asam malat, asam sitrat, dan asam

phosporat yang berperan penting dalam pembentukan cita rasa asam pada

kopi.

2. Hasil Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan pada wine Kopi Arabika yaitu wine Kopi

Arabika metode cold brew dan metode maserasi. Secara teknis uji

organoleptik dilakukan dengan melibatkan 3 alat indra yaitu: penglihatan

untuk mengidentifikasi tingkat kejernihan, intensitas dan warna. Indra

penciuman untuk mengidentifikasi tingkat intensitas aroma. Indra pengecap

untuk mengidentifikasi rasa alkohol, rasa manis, rasa asam, serta body wine

Kopi Arabika (Lampiran 4).

Berikut adalah rata-rata dari hasil skor uji organoleptik wine kopi

antara metode cold brew dan metode maserasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Tabel 4. 2 Hasil Uji "t" untuk Uji Organoleptik


No Perlakuan N Rata- Varians Uji Homogenitas
(Panelis) Rata
1. Cold brew 15 19,07 9,07
2. Maserasi 15 21,27 12,92 F- F-
Tabel Hitung
Nilai Uji Homogenitas 1,42 2,48
Keterangan : Uji Variansi Berbeda

Tabel 4. 3 Hasil Uji t-Tabel dan t-Hitung

No. Perlakuan N (panelis) Keterangan


t-stat t-Critical
two-tail
1. Cold brew 15 -1,81 2,05
2. Maserasi 15
t-Stat = t-Hitung ; t-Critical two-tail = t-Tabel

Berdasarkan hasil uji t (t-test) untuk kedua sampel wine Kopi Arabika

yang dikaji dari hasil uji organoleptik dengan melibatkan 15 panelis

menunjukan bahwa kedua sampel tersebut berbeda secara signifikan. Pada

tabel 4.2 telah dilakukan uji homogenitas didasarkan pada uji F-Tabel dan F-

Hitung dengan tujuan untuk menentukan apakah kedua sampel tersebut

memiliki uji-t variansi sama atau uji-t variansi beda. Jika nilai F-Tabel lebih

kecil dari nilai F-Hitung maka kedua sampel tersebut dapat diuji dengan uji-t

variansi yang berbeda, dan jika nilai F-Tabel lebih besar dari nilai F-Hitung

maka kedua sampel tersebut dapat diujikan dengan uji-t variansi sama (Ilham,

2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Pada tabel 4.3 telah dilakukan uji-t variansi berbeda dengan hasil yang

menunjukan bahwa nilai t-tabel tidak sama dengan nilai t-hitung. Berdasarkan

hasil yang telah diperoleh maka ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H1

diterima yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara pembuatan

wine kopi arabika dengan metode Cold brew dan metode maserasi. Walaupun

kedua sampel diperlakukan sama yakni: lama waktu fermentasi, pengaturan

pH, kadar gula (32 %brix), volume air, volume starter (yeast) dan berat

kering kopi arabika namun ke-2 sampel memiliki hasil yang berbeda secara

signifikan. Hal ini dapat dikatakan bahwa perbedaan metode ekstraksi

memberi pengaruh yang besar terhadap aroma dan rasa alkohol dari kedua

sampel wine kopi arabika. Kondisi ini bzisa disebabkan oleh kecepatan

pertumbuhan yeast yang berbeda antara kedua sampel. Wine Kopi Arabika

metode cold brew memiliki pH lebih tinggi dari metode maserasi (tabel 4.1)

yang berarti tingkat keasaman metode cold brew lebih rendah. Rendahnya

tingkat keasaman akan meningkatkan kadar kafein. Peningkatan kadar kafein

menurunkan tingkat kecepatan pertumbuhan yeast karena kafein merupakan

kandungan beracun bagi yeast. Banyaknya jumlah yeast yang terkandung

dalam wadah fermentasi wine Kopi Arabika sangat mempengaruhi proses

berlangsungnya fermentasi terutama untuk menentukan kecepatan dan

keberhasilan fermentasi wine Kopi Arabika dari masing-masing sampel.

Hasil rata-rata skor yang diperoleh dari 15 panelis uji organolepetik

tampak bahwa pembuatan wine kopi Arabika dengan metode maserasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

memiliki nilai rata-rata lebih tinggi yaitu 21,27 dan nilai rata-rata metode

Cold brew lebih rendah yaitu 19,07. Berdasarkan skala dalam uji organoleptik

(Wine Testing Sheet) yang digunakan dalam pengujian organoleptik sampel

wine kopi arabika dengan jumlah skor tertinggi menunjukan sampel tersebut

lebih baik dari sampel wine Kopi Arabika yang lainnya. Hal ini berarti wine

kopi arabika yang dibuat dengan metode maserasi lebih baik dari wine kopi

arabika yang dibuat dengan menggunakan metode Cold brew. Salah satu

faktor yang mempengaruhi keadaan ini yakni pada metode Cold brew seduhan

kopi direndam selama 24 jam sebelum proses fermentasi. Proses penyeduhan

pada metode Cold brew dalam waktu yang lama menyebabkan kopi tersebut

kehilangan rasa dan aromanya. Hal ini terjadi karena selama didiamkan

terjadinya proses oksidasi, reaksi kimia yang terus menerus serta terjadinya

kerusakan bahan organik dalam seduhan kopi yang mengakibatkan tingginya

tingkat keasaman dan rasa yang tidak diinginkan (Rahardjo, 2012).

Gambar 4. 1 Rerata Skor Metode Cold brewdan Metode Maserasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Keterangan:
Parameter Pengujian : 1 (Kejernihan); 2 (Intensitas); 3 (Warna); 4 (Intensitas
Aroma); 5 (Alkoholik); 6 (Rasa Manis); 7 (Rasa Asam); 8 (Body).

Hasil pengujian organoleptik pada wine Kopi Arabika untuk setiap

parameter uji dapat dilihat pada tabel hasil uji t dari hasil skoring yang telah

diperoleh dari 15 panelis.

a. Parameter Kejernihan

Berdasarkan hasil uji organoleptik pada wine Kopi Arabika

khususnya pada parameter kejernihan menunjukan bahwa

pembuatanwine Kopi Arabika dengan metode maserasi memiliki tingkat

kejernihan yang lebih tinggi metode Cold brew.

Tabel 4. 4 Rerata Uji Organoleptik Tingkat Kejernihan

Jumlah Panelis Metode Pembuatan Rata-Rata


15 Cold brew(CB) 1,67
15 Maserasi (M) 2,06

Gambar 4. 2 Perbandingan Skor Parameter Kejernihan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Menurut Robinson (2006) dalam Pawignya (2010) wine dianggap

jernih ketika tidak ada partikel tersuspensi terlihat dalam wine. Partikel

tersuspensi tersebut dapat berupa sel-sel ragi mati dan fragmen sisa hasil

fermentasi. Kondisi yang dialami oleh kedua sampel wine Kopi Arabika

menunjukan bahwa wine Kopi Arabika dengan menggunakan metode

Cold brew lebih berkabut dan tampak keruh dari wine Kopi Arabika

metode maserasi. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi adalah pH

(tingkat keasaman). Tingkat keasaman wine kopi arabika metode Cold

brew lebih rendah dengan pH 3,3 dan tingkat keasaman pada wine Kopi

Arabika metode maserasi lebih tinggi dengan pH 3. Menurut Grainger

(2009), wine yang tampak kusam dan berkeruh diakibatkan karena tingkat

keasaman yang rendah. Walaupun perbedaan pH wine Kopi Arabika

antara kedua sampel tidak begitu signifikan namun hal inilah yang

menyebabkan wine Kopi Arabika yang dibuat dengan menggunakan

metode maserasi tampak lebih jernih. Faktor lain yang berpengaruh pada

tingkat kejernihan adalah adanya suspensi. Menurut Najiyati dan Danarti

(1997), campuran antara bubuk kopi dengan air merupakan campuran

suspensi yang bersifat heterogen, tidak kontinu dan ukuran partikel

tersuspensi lebih besar lebih dari 100 nm. Kondisi inilah yang

menyebabkan wine kopi Arabika tidak jernih secara sempurna seperti

wine pada umumnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

b. Parameter Intensitas

Berdasarkan hasil uji organoleptik pada wine Kopi Arabika

khususnya pada parameter uji intensitas menunjukan bahwa tingkat

intensitas wine Kopi Arabika pada metode maserasi lebih tinggi

dibandingkan metode Cold brew.

Tabel 4. 5 Rerata Uji Organoleptik Tingkat Intensitas

Jumlah Panelis Metode Pembuatan Rata-Rata


15 Cold brew (CB) 1,53
15 Maserasi (M) 1,73

Gambar 4. 3 Perbandingan Skor Parameter Intensitas

Menurut Jackson (2008), setelah proses fermentasi berakhir

komponen warna pada wine akan mengendap dan intensitas warna

menurun serta menghasilkan penampakan yang lebih cerah. Pada wine


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Kopi Arabika metode Cold brew dan wine kopi Arabika metode maserasi

memiliki perbedaan intensitas. Intensitas rendah terjadi pada wine Kopi

Arabika metode Cold brew disebabkan karena proses perendaman ekstrak

kopi dalam 24 jam sehingga mengakibatkan terjadinya pengendapan

komponen warna pada wine kopi Arabika dan menurunnya intensitas

warna

c. Parameter Warna

Berdasarkan hasil uji organoleptik wine kopi Arabika khususnya

pada parameter warna menunjukan bahwa warna gold pada wine Kopi

Arabika metode Cold brew lebih tampak dari warna gold pada wine Kopi

Arabika yang dibuat dengan metode maserasi.

Tabel 4. 6 Rerata Uji Organoleptik Warna

Jumlah Panelis Metode Pembuatan Rata-Rata


15 Cold brew (CB) 1,67
15 Maserasi (M) 2,06

Gambar 4. 4 Perbandingan Skor Parameter Warna


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Menurut Grainger (2009),ada beberapa faktor yang mempengaruhi

warna wine diantaranya adalah iklim wilayah produksi, varietas buah,

tingkat kematangan buah, teknik vinifikasi yaitu penuaan (aging).

Kondisi warna yang terdapat pada wine Kopi Arabika metode maserasi

lebih berwarna keemasan dibanding wine Kopi Arabika metode Cold

brew. Hal ini disebabkan karena selama proses penjernihan komponen

warna pada wine Kopi Arabika khususnya warna hitam mengalami

pengendapan sehingga warna tampak lebih cerah seperti coklat keemasan.

Faktor lain yang mempengaruhi warna coklat keemasan ini juga adalah

proses penyangraian akibat suhu yang diberikan sehingga komponen

warna.

Menurut Kurniawandkk., (2017) semakin tinggi derajat roasting

maka kandungan melanoidin pada biji kopi akan semakin meningkat.

Melanoidin sebagai salah komponen pemberi warna coklat pada kopi

akan berpengaruh pada warna wine Kopi Arabika. Pada proses

roastingbiji kopi arabika dalam pembuatan wine dilakukan pada suhu


0
antara 213-221 C yang merupakan suhu tertinggi pada proses

roastingyang dinamakan dark roast sehingga melanoidin yang

dihasilkanpun semakin tinggi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

d. Parameter Aroma

Berdasarkan hasil uji organoleptik pada wine Kopi Arabika

khususnya pada parameter uji aroma menunjukan bahwa aroma alkoholik

lebih tinggi terdapat pada wine Kopi Arabika metode maserasi.

Tabel 4. 7 Rerata Uji Organoleptik Aroma

Jumlah Panelis Metode Pembuatan Rata-Rata


15 Cold brew (CB) 4,0
15 Maserasi (M) 4,53

Gambar 4. 5 Perbandingan Skor Intensitas Aroma

Berdasarkan tabel 4.7 yang menyatakan tingkat intensitas aroma

alkoholik tertinggi terdapat pada wine Kopi Arabika metode maserasi

sedangkan wine Kopi Arabika metode Cold brew masih terdapat aroma

fruity (aroma buah kopi). Kondisi ini terjadi karena pada metode cold

brew proses perendaman selama 24 jam berpengaruh pada peningkatan

aroma kopi. Asam-asam volatile akan bereaksi dengan alkohol dan

membentuk ester. Senyawa ester yang terkandung pada produk wine


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

adalah etil oktanoat yang menghasilkan aroma fruity. Diketahui bahwa

kadar etanol lebih tinggi terdapat pada metode maserasi sehingga

berpengaruh pada peningkatan aroma alkoholik pada wine Kopi Arabika

metode maserasi. Selama proses aging aroma yang terbentuk akan

semakin kuat. Senyawa-senyawa yang mempengaruhi aroma pada wine

meliputi ester, alkohol, asam lemak serta aldehid (Arroyo et al., 2009

dalam Tan, 2013).

e. Parameter Rasa Alkohol

Berdasarkan hasil uji organoleptik wine Kopi Arabika khususnya

pada parameter uji rasa alkohol, wine Kopi Arabika yang memiliki rasa

alkohol paling tinggi adalah wine Kopi Arabika metode maserasi.

Tabel 4. 8 Rerata Uji Organoleptik Rasa Alkohol

Jumlah Panelis Metode Pembuatan Rata-Rata


15 Cold brew (CB) 1,6
15 Maserasi (M) 1,8

Gambar 4. 6 Perbandingan Skor Rasa Alkohol


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Rasa alkoholik dideteksi pada langit-langit sebagai sensasi

pemanasan pada lidah pipi dan mulut. Penambahan gula pada saat

fermentasi akan meningkatkan fruktosa dan glukosa sehingga berpotensi

meningkatkan jumlah alkohol. Proses pengubahan gula dilakukan oleh

yeast sehingga kandungan gula yang ada pada tingkat medium akan

semakin menurun sehingga nutrisi dan substrat akan semakin berkurang.

Berkurangnya substrat akan menghambat pertumbuhan yeast untuk

memproduksi alkohol.

Proses fermentasi mengakibatkan terjadinya perubahan glukosa

menjadi alkohol sehingga wine Kopi Arabika yang dihasilkan memiliki

rasa alkohol yang tinggi. Metode maserasi memiliki rasa alkoholik yang

lebih tinggi dari metode cold brew. Hal ini disebabkan karena ketika

dilakukan perendaman 24 jam sebelum proses fermentasi kandungan

senyawa asam dalam wine mengalami polimerisasi dan mengendap

sehingga menyebabkan tingkat rasa pahit dan sepat menurun. Penurunan

rasa pahit dan sepat menghasilkan wine dengan rasa alkohol yang lebih

ringan (Jacson, 2008). Selain itu hal ini bisa disebabkan karena

melambatnya proses fermentasi ketika kadar alkohol sudah mencapai

batas tumbuhnya yeast yaitu 9-10% berat alkohol yang menyebabkan

produksi alkohol tidak secepat pada tahap awal fermentasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

f. Parameter Rasa Manis

Berdasarkan hasil uji organoleptik wine Kopi Arabika khususnya

pada parameter uji rasa manis, wine Kopi Arabika yang memiliki tingkat

kemanisan tertinggi adalah yang menggunakan metode Cold brew.

Tabel 4. 9 Rerata Uji Organoleptik Rasa Manis

Jumlah Panelis Metode Pembuatan Rata-Rata


15 Cold brew (CB) 2,8
15 Maserasi (M) 3,2

Gambar 4. 7 Perbandingan Skor Rasa Manis

Rasa manis pada wine Kopi Arabika dari kedua metode mengalami

penurunan setelah difermentasi. Penurunan kandungan gula terjadi

sebagai akibat aktivitas S. cereviceae, yang mengubah gula menjadi

alkohol dan memberikan rasa manis pada wine (Verma dan Joshi, 2000,

dalam Tan, 2013). Rasa sangat dipengaruhi oleh bahan dasar yang

digunakan. Walaupun biji kopi arabika didominasi oleh rasa pahit, proses

penambahan gula selama fermentasi telah berpengaruh pada rasa manis

wine Kopi Arabika yang dihasilkan. Karakteristik khas dari biji kopi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

arabika dapat memberi ilusi akan rasa manis pada panelis. Tingkat

kemanisan paling tinggi terdapat pada wine Kopi Arabika metode Cold

brew. Hal ini disebabkan semakin lambatnya aktivitas S. cereviceae

dalam mengubah glukosa menjadi alkohol sehingga masih terdapat sisa-

sisa glukosa yang memberikan rasa manis. Selain itu juga proses

perendaman yang dilakukan pada wine Kopi Arabika metode Cold brew

telah menyebabkan terjadinya perubahan sifat fisik, sehingga

menimbulkan rasa yang tidak diinginkan.

g. Parameter Rasa Asam

Berdasarkan hasil uji organoleptik wine Kopi Arabika khususnya

pada parameter uji rasa asam, wine Kopi Arabika yang memiliki tingkat

rasa asam tertinggi adalah yang menggunakan metode maserasi.

Tabel 4. 10 Rerata Uji Organoleptik Rasa Asam

Jumlah Panelis Metode Pembuatan Rata-Rata


15 Cold brew (CB) 4,73
15 Maserasi (M) 4,53

Gambar 4. 8 Perbandingan Skor Rasa Asam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Rasa asam terdeteksi pada sisi lidah sebagai sensasi yang memiliki

ketajaman rasa yang sangat khas. Dalam proses fermentasi jika kadar gula

meningkat maka akan terjadi penurunan kadar asam. Semakin banyak

gula yang dirombak oleh khamir maka akan meningkatkan CO2. Gas CO2

yang terbentuk akan bereaksi dengan molekul air (H2O) menjadi H2CO3

yang akan memberikan kadar asam pada akhir proses fermentasi

(Hawusiwa dkk. dalam Malo, 2017). Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan

bahwa tingkat keasaman wine kopi arabika tertinggi terjadi pada metode

maserasi. Hal ini terjadi karena pada metode maserasi terbentuknya CO2

yang lebih tinggi sehingga H2CO3 yang dihasilkan dalam jumlah banyak

dan mempengaruhi peningkatan rasa asam, sedangkan pada metode Cold

brew produksi gas CO2 selama proses fermentasi hanya sedikit sehingga

H2CO3 yang dihasilkanpun hanya sedikit.

h. Parameter Body Wine

Berdasarkan hasil uji organoleptik wine Kopi Arabika khususnya

pada parameter uji body wine, wine Kopi yang dibuat dengan metode

Cold brew memiliki body lebih ringan dibanding metode maserasi.

Tabel 4. 11 Rerata Uji Organoleptik Body Wine

Jumlah Panelis Metode Pembuatan Rata-Rata


15 Cold brew (CB) 1,53
15 Maserasi (M) 1,73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Gambar 4. 9 Perbandingan Skor BodyWine

Menurut King et al., (2013) dalam Miller, 2015body

winedipengaruhi oleh kandungan etanol yang tinggi pada wine sehingga

menciptakan sensasi hangat atau terbakar sesaat setelah mengkonsumsi

wine. Berdasarkan tabel 4.11 menunjukan bahwa body wine pada wine

Kopi Arabika metode maserasi tampak lebih full dari wine Kopi Arabika

metode Cold Brew yang memiliki sensasi yang lebih ringan.

Menurut Miller (2015) fermentasi malolaktat berperan penting dalam

pembuatan wine dan berpotensi mengembangkan kualitas wine khususnya

aroma dan rasa. Terbentuknya fermentasi malolaktat ini membuat rasa

wine lebih tebal dan serasa penuh dimulut sebagai akibat dari

terbentuknya asam organik monokarboksilat yaitu asam malat dan asam

laktat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

3. Hasil Uji Alkohol (Etanol, Metanol)

Fermentasi wine Kopi Arabika dilakukan dengan bantuan

Saccharomyces cereviceae yang telah ditumbuhkan dalam media cair selama

18-36 jam. Proses fermentasi ini berlangsung secara anaerob dimana terjadi

proses perubahan gula menjadi alkohol oleh S. cerevicea. Fermentasi ini

dilakukan pada suhu 30 0C.

Berikut adalah hasil uji kadar alkohol setelah fermentasi yang diukur

menggunakan Refractometer dan Uji GC.

Tabel 4. 12 Hasil Uji Alkohol Menggunakan Refractometer

Metode Pembuatan Kadar Alkohol (v/v)


Cold brew (CB) 13,8
Maserasi 14,0
Tabel 4. 13 Hasil Uji GC Etanol dan Metanol

Metode Pembuatan Konsentrasi Etanol Konsentrasi Metanol


(%) (%)
Cold brew (CB) 4,78 0
Maserasi (M) 7,14 0

Menurut Mardoni (2006) pembentukan alkohol dapat terjadi karena

adanya aktivitas mikroba dalam proses fermentasi. Mikroba yang berperan

adalah yeast yaitu Saccharomyces cereviceae. Hasil penelitian yang terdapat

pada tabel 4.12 menunjukan bahwa kadar alkohol tertinggi terjadi pada wine

Kopi Arabika metode maserasi yaitu 14,0 % v/v sedangkan wine Kopi

Arabika dengan metode cold brew memiliki kadar alkohol sebanyak 13,8%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

v/v. Perbedaan kadar alkohol tersebut dikarenakan pada metode maserasi

terjadi keseimbangan konsentrasi bahan ekstraksi mengakibatkan proses

fermentasi berjalan lebih cepat sebagai akibat meningkatnya aktivitas S.

cereviceae dalam merombak sukrosa menjadi alkohol. Selain itu juga pada

metode maserasi S. cereviceae mengalami peningkatan kadar asam yang akan

menurunkan kadar kafein yang bersifat racun bagi pertumbuhan yeast.

Penurunan kadar kafein berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan yeast

sehingga meningkatkan produksi alkohol pada metode wine kopi arabika

metode maserasi.

Berdasarkan hasil uji kromatografi gas (GC) pada tabel 4.13

menunjukan wine Kopi Arabika dengan metode maserasi memiliki kadar

etanol lebih tinggi yaitu 7,14% sedangkan pada wine Kopi Arabika metode

Cold brew memiliki kadar etanol sebanyak 4,78% sedangkan kadar metanol

tidak terkandung pada kedua metode pembuatan wine kopi arabika. Menurut

Hanifah dan Kurniawati (2013), menyatakan bahwa pH larutan dan yeast

mempengaruhi kadar asam, kafein dan lemak. Semakin tinggi pH maka media

akan semakin asam dan terjadi peningkatan kadar kafein dan lemak.

Berdasarkan tabel 4.1 yang menyatakan pH pada wine Kopi Arabika metode

maserasi lebih rendah dari pH pada wine Kopi Arabika metode Cold brew dan

tabel 4.10 yang menyatakan bahwa tingkat keasaman lebih tinggi terdapat

pada wine Kopi Arabika metode maserasi. Kondisi inilah yang menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

wine Kopi Arabika metode maserasi memiliki kadar etanol lebih tinggi dari

wine Kopi Arabika metode Cold brew karena pada metode Cold brew terjadi

penurunan kadar asam sehingga meningkatkan kadar kafein. Kafein yang

bersifat racun bagi yeast (S. cereviceae) akan menghambat pertumbuhan yeast

sehingga proses fermentasi akan terhentikan. Sedangkan yang terjadi pada

wine Kopi Arabika metode maserasi adalah terjadinya peningkatan kadar

asam menyebabkan kadar kafein semakin rendah sehingga yeast dapat

berkembang dan proses fermentasi masih dapat berlanjut. Kadar metanol yang

tidak terkandung pada kedua metode pembuatan wine kopi arabika

menunjukan keberhasilan penggunaan kedua metode ekstraksi pada

pembuatan wine tersebut. Kondisi wine Kopi Arabika tanpa adanya

kandungan metanol sudah sesuai dengan standar mutu wine menurut SNI 01-

2709-2008 yang menyatakan bahwa kandungan maksimal kadar metanol

dalam wine adalah 0,1%. Perbedaan kadar etanol yang terkandung padawine

Kopi Arabika metode Cold brew dan wine Kopi Arabika metode maserasi

menunjukan bahwa wine Kopi Arabika metode maserasi lebih berkualitas

karena berdasarkan pada standar mutu wine menurut SNI 01-2709-2008 yang

menyatakan bahwa kandungan kadar etanol pada wine berkisar antara 5-15%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

C. Keterbatasan Penelitian

1. Ketersediaan starter masih dalam jumlah yang sedikit sehingga wine Kopi

Arabika yang dihasilkan belum maksimal

2. Gula yang digunakan adalah gula pasir yang masih kasar sehingga

membutuhkan waktu yang lama untuk dilarutkan

3. Pengocokan wadah fermentasi kurang menyesuaikan dengan waktu yang telah

ditentukan

4. Setelah proses fermentasi berakhir peneliti kurang hati-hati dalam

memindahkan wadah fermentasi dan penuangan hasil wine Kopi Arabika

sehingga endapan yang sudah terbentuk tercampur kembali

5. Wine Kopi Arabika yang dihasilkan dalam penelitian ini terkhusus metode

cold brew kadar gula yang terkandung masih sangat tinggi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK PEMBELAJARAN

Penelitian yang telah dilakukan dengan judul “Perbandingan Kadar Alkohol

Pembuatan Wine Kopi Arabika Temanggung (Coffea arabica) dengan Metode

Ekstraksi Cold brew Dan Maserasi Menggunakan Strain Yeast Polandia

(Saccharomyces cereviceae)” dapat menjadi sumbangsih dalam ilmu pendidikan.

Berbagai aspek yang telah dikaji dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

ajar pada Sekolah Menengah atas (SMA) kelas XII semester 2 pada materi kajian

Bioteknlogi. Materi bioteknologi mencakup prinsip dasar bioteknologi, pemanfaatan

mikroorganisme dalam bioteknologi dan dampak bioteknologi. Selain ke-3 poin

utama yang disebutkan materi pada bab bioteknologi berisikan juga produk

bioteknologi konvensional dan modern.

Salah satu kajian utama dalam materi bioteknologi adalah pemanfaatan

mikroorganisme dalam bioteknologi yang diikuti oleh materi yang mengkaji tentang

produk bioteknologi konvensional dan modern. Setelah mempelajari materi pada

bagian ini siswa dapat mengaplikasikan poin tersebut dengan melakukan percobaan

berkaitan dengan pembuatan produk minuman fermentasi dalam hal ini seduhan Kopi

Arabika terfermentasi dengan memanfaatkan yeast Saccharomyces cereviceae

sebagai mikroorganisme yang berperan penting dalam menghasilkan produk baru

minuman yang diinginkan. Melalui penelitian ini diharapkan perserta didik dapat

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

memperoleh pengetahuan terkait pembuatan seduhan kopi arabika dengan

memanfaatkan mikroorganisme S. cereviceae sebagai yeast utama serta

memvariasikan metode ekstraksi seduhan kopi arabika. Output yang diharapkan

adalah berupa laporan hasil penelitian yang bisa dipublikasikan dalam bentuk jurnal

atau tulisan ilmiah yangbermanfaat sebagai literatur untuk peserta didik sendiri

maupun masyarakat dalam menghasilkan produk-produk makanan atau minuman

baru dalam kaitan dengan ilmu bioteknologi.

Penelitian ini kemudian diaplikasikan dalam kegiatan praktikum dikelas

dengan berdasar pada acuan kurikulum 2013 terkait desain pembelajaran dengan

Kompetensi Dasar (KD) dan indikator yang digunakan.

A. Kompetensi Dasar

KD 3.10 : memahami prinsip-prinsip bioteknologi dan pemanfaatan

mikrooganisme dalam bioteknologi serta menerapkan bioproses

dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan

kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan.

KD 4.10 : merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan

prinsip-prinsip bioteknologi konvensional dan modern dengan

pemanfaatan mikrooganisme untuk menghasilkan produk dan

mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur yang

dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

B. Indikator Pencapaian

3.10.1 Menjelaskan prinsip-prinsip dasar dari bioteknologi

3.10.2 Menjelaskan peran mikroorganisme dalam bioteknologi

3.10.3 Membandingkan prinsip bioteknologi konvensional maupun modern

beserta produk-produknya

3.10.4 Menjelaskan pengaplikasian bioteknologi baik konvensional maupun

modern di bidang pangan, pertanian, peternakan dan kesehatan

4.10.1 Mempresentasikan hasil diskusi mengenai pemanfaatan

mikroorganisme dalam bioteknologi

4.10.2 Merencanakan eksperimen mengenai pengaplikasian bioteknologi

konvensional

4.10.3 Melakukan eksperimen mengenai pengaplikasian bioteknologi

konvensioanal dengan memanfaatkan mikroorganisme

4.10.4 Menyajikan data tertulis hasil ekperimen mengenai pengaplikasian

bioteknologi koonvensional dengan pemanfaatan mikroorganisme


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Wine Kopi Arabika yang dibuat melalui 2 metode ekstraksi yakni metode

Cold brew dan metode maserasi berpengaruh terhadap kejernihan, intensitas

warna, aroma dan rasa.

2. Wine Kopi Arabika yang dihasilkan melalui metode maserasi lebih berkualitas

dengan perolehan skor rata-rata 21,27 dibanding wine Kopi Arabika

Temanggung yang dihasilkan melalui metode Cold brew dengan perolehan

skor rata-rata 19,07

3. Wine Kopi Arabika memiliki kadar etanol yang berbeda yakni metode cold

brew memilki kadar etanol sebanyak 4,7 % dan metode maserasi memiliki

kadar etanol sebanyak 7,14%

4. Wine Kopi Arabika Temanggung yang dihasilkan melalui 2 metode ekstraksi

tidak mengandung metanol.

B. Saran

1. Pembutan starter adalah tahapan kunci keberhasilan pembuatan wine secara

berkualitas maka perlu dibuat dalam jumlah cukup sebelum pembuatan wine

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

2. Dalam penambahan gula sebaiknya gula yang dimasukan adalah gula halus

agar mempermudah pelarutan

3. Ketika proses fermentasi wine Kopi Arabika berlangsung diusahakan agar

wadah fermentasi diaduk atau dikocok sekurang-kurangnya sekali dalam 24-

48 jam selama minimal 5 hari fermentasi pertama

4. Setelah proses fermentasi berakhir wadah fermentasi jangan diaduk atau

dikocok sehingga endapan yang sudah tebentuk tidak tercampur kembali.

5. Untuk penelitian selanjutnya silakan dicoba wine Kopi Arabika dengan variasi

takaran gula agar diperoleh variasi wine seperti sparkling wine, light wine dan

sweet wine atau fortified wine


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, 1994. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Mutu Anggur Buah Durian
(Durio zibethinus Murr).Skripsi: Padang:Fakultas Pertanian Universitas
Andalas.

Anonim, 2010. Pembuatan Wine, diunduh dari:


https://lordbroken.wordpress.com/2010/06/14/pembuatan-wine/ diakses pada
tanggal 24 April 2018

Anonim, 2014. Sejarah Kopi Arabika Di Kabupaten Temanggung Kawasan Sindoro


Sumbing, diunduh dari
http://bappeda.temanggungkab.go.id/artikel/detail/sejarah-kopi-arabika-di-
kabupaten-temanggung-di-kawasan-sindoro-sumbing, diakses pada tanggal
15 Februari 2018

Anonim, 2015. Cold brew Wine Kopi dingin Ala Temanggung, diunduh dari;
http://mediacenter.temanggungkab.go.id//home/pdf/berita/58, diakses pada
tanggal 22 Desember 2017

Anonim, 2016. Mengenal Tanaman Kopi Arabika, diunduh dari


http://www.mcarabica.co.id/2016/12/mengenal-tanaman-kopi-arabika.html,
diakses pada tanggal 11 Maret 2018

Arsyat, M.N. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Ilmiah.Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Arya M dan Rao LJM. 2007. An impression of coffee carbohydrates. Critical Reviews
in Food Science and Nutrition 47: 51–67.

Baggenstoss, J. 2008. Coffee Roasting And Quenching Technology –Formation and


Stability of Aroma Compounds. Zurich.

Bibiana W. Lay, 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo


Persada

Budidarsono, S., dan Wijaya, K., 2000. Praktek Konservasi dalam Budidaya Kopi
Robusta dan Keuntungan Petani. Laporan Penelitian Profitabilitas, World
Agroforestry Centre-ICRAF SE Asia, PO Box 161 : Bogor.

Buffo, R. A. dan Cardelli-Freire, C. 2004. Coffee flavour: anoverview. Flavour and


Fragrance Journal 19(2), 99-104.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Danang Kristiyanto, Broto Dhegdo Haris Pranoto, Abdullah,2013.Penurunan Kadar


Kafein Kopi Arabika Dengan Proses Fermentasi Menggunakan Nopkor MZ-
15. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, Vol 2, No 4.

Darwis SN. 1991. Tanaman Kopi serta TumbuhanObat Famili Zingiberaceae.


Bogor:Puslitbang Tanaman Industri.

Farah,A.2012.Coffee Constituensin Coffee :Emerging Health Effectsand Disease


revention. First Edition. United Kingdom : Blackwell Publishing Ltd.

Grainger, Keith 2009.Wine Quality Tasting and Selection, Food Industry Briefing
Series. University College, Blackwell Publishing.

Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta : Graha Ilmu.


Hayati, R., Ainun, M., dan Farnia, R., Sifat Kimia dan Evaluasi Sensori Bubuk Kopi
Arabika, Jurnal Floratek, Volume 7. Universitas Syiah Kuala Darusalam:
Bandar Aceh

Ilham, Zeno. 2013. Uji t Dua Sampel. diunduh dari:


https://freelearningji.wordpress.com/2013/04/06/uji-t-dua-sampel/, diakses
pada tanggal 5 Maret 2018

Indriani, D. Okta, Syamsudin, L.N.I., Sriherfyna, F.H., Wardani, A.K., 2015.


Invertase DariI Aspergillus niger Dengan Metode Solid State Fermentation
dan Aplikasi Di Industri: KAJIAN PUSTAKA [IN PRESS SEPTEMBER
2015]. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol. 3. No.4 FTP. Universitas
Brawijaya Malang

Jackson, R. S., 2008. Wine Science 3rd Editions: Principles and Applications (Food
Science and Technology). Academic Press: USA.

Jiem J. S. 2016. Makalah Statistika Dasar Uji T. Sekolah Tinggi Ilmu Komputer
(STIKOM): Purwokerto. Diunduh dari
https://www.academia.edu/25991290/MAKALAH_UJI_T, diakses pada
tanggal 13 Maret 2018

Kurni, Pramudya, 2014.Uji Mutu Organoleptik, diunduh dari


http://kuliahpangan77.files.wordpress.com, diakses pada tanggal 20 Februari
2018

Kurniawan, M. F., Andarwulan, N., Rafi, M., Wulandari, N., 2017.Kajian


Metabolomik Peranan Fenolik Dan Melanoidin Terhadap Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Kopi Robusta Dan Arabika Asal Indonesia. Kampus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

IPB Darmaga Bogor, diunduh dari


http://mobile.repository.ipb.ac.id/handle/123456789/85439, diakses pada
tanggal 16 Mei 2018
Leonard, J., 1996. Pharmacology. 4thed. USA : Williams & Wilkins.p.53

Louhenapessy, S., 2012. Pengaruh Berbagai Merk Dried Yeast (Strain


Sachharomyces) dan pH awal Fermentasi Terhadap Karakteristik Wine Salak
dan Analisis Kelayakannya. Skripsi, Universitas Udayana: Bukit Jimbiran

McArabia, 2016. Mengenal Tanaman Kopi Arabika. Forum Tani. Diunduh dari:
http://www.mcarabica.co.id/2016/12/mengenal-tanaman-kopi-arabika.html,
diakses pada tanggal 14 Maret 2018

Madigan, M.T., J.M.Martinko, dan J.Parker. 2002. Brock Biology of Microorganism.


Prentice Hall Inc. New Jersey

Malo, O.O.I., 2017. Pengaruh Perbandingan Sari Buah Pepaya California (Carica
papaya L.) dan Pisang Ambon Lumut (Musa acuminate) Terhadap Cita
Rasa, Kadar Etanol dan Metanol Wine Palingsangbon (Pepaya California
dan Pisang Ambon,Skripsi. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.

Mardoni, 2006. Perbandingan Metode Kromatografi Gas dan Berat Jenis Kadar
Etanol pada Minuman Anggur, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta

Masdakaty, Yulin, 2016. Perbedaan Cold brew, Cold Drip dan Iced Coffee, diunduh
dari; https://majalah.ottencoffee.co.id/apa-beda-cold-brew-cold-drip-dan-
iced-coffee/, diakses pada tanggal 27 Desember 2017.

Marx Jean, L. 1991. Revolusi Bioteknologi. Terjemahan: WILDER YATIM. Edisi I,


Cetakan l, kota: Jakarta. Yayasan Obor Indonesia

Miller, Mike, 2015. Malolactic Fermentasi, diunduh dari:


https://www.accuvin.com/wp-content/uploads/2015/04/Malolactic
Fermentation.pdf, diakses pada tanggal 11 Maret 2018

Mubarok F., Sony S., Niken W.P., 2014. Perubahan Kadar Kafein Biji Kopi Arabika
Hasil Pengolahan Semi Basah dengan Perlakuan Variasi Jenis Wadah dan
Lama Fermentasi, Jurnal Berkala Ilmiah Pertanian. Volume 2

Najiyati, S., dan Danarti, 1997. Budidaya Kopi dan Pengolahan Pasca Panen.
Penebar Swadaya, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Najiyati, S dan Danarti. 2001. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. PT
Penebar Swadaya. Jakarta

Panggabean, Edy, 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT Agro Media Pustaka
hlm 124-132

Pawignya, H., T. W. Widayati, D.Putra, dan P. Akbar, 2010. Tinjauan Kinetika


Pembuatan Rose Wine,Prosiding Seminar Nasional Teknik KimiaUniversitas
Pembangunan Nasional Veteran, Yogyakarta

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan PengolahanKopi Arabika dan


Robusta. Penebar Swadaya: Jakarta.

Rahmadan, Prasetya, 2015. Mikrobiologi Industri, Graha Imu, Yogyakarta

Ria, J.H., dan Djumidi. 2000. InventarisTanaman Obat Indonesia(I) Jilid 1. Jakarta:
Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Republik Indonesia Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Halaman 75-76.

Satiawihardja. 1992. TeknologiPemanfaatan Limbah Untuk Pakan: Fermentasi.


Diunduh dari: http://jajo66.files.wordpress.com/2008/03/6fermentasi.pdf.
diakses pada tanggak 29 Maret 2018

Standar Nasional Indonesia (SNI). 2008. Biji Kopi. SNI 01-2907-2008.

Sudjartha, W. dan Wisaniyasa, N,W. 2002. Pengaruh Lama peragian Tape Ketan
terhadap konsentrasi Logam dalam Brem Muda. Laporan Penelitian.
Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.

SetyaningsihD, Apriyantono A, Sari MP. 2010.Analisis Sensori. Bogor: IPB.

Sulistyowati, L. 2003. Analisis Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat Dalam


Pengelolaan Sumber Daya Alam Gugus Kepulauan. Diakses
darihttp://tumoutou.net/702_07134/venda_i_pical.htmpada tanggal 8
Februari 2018.

Susanto B. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Syauqiah, Isna. 2015. Pengaruh Waktu Fermentasi dan Persentase Starter pada Nira
Aren (Arenga pinnata)Terhadap Bioetanol yang Dihasilkan. Info Teknik.
Volume 16 No. 2 Desember 2015 (217-226).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Tan, I.H., 2013. Perkembangan produk Wine Kombinasi Buah Tropis (Nanas (Annas
comusus), Apel Malang (Malus pumila) dan Belimbing Manis (Averhoa
carambola)) Ditinjau dari Karakteristik Kimiawi dan Sensori,Skripsi,
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang

Teknologi Pangan, 2013. Produk Fermentasi Buah Anggur, Cider dan Vinegar.
Diunduh dari http://tekpan.unimus.ac.id/wp-
content/uploads/2013/07/PRODUK-FERMENTASI-BUAH-ANGGUR-
CIDER-DAN-VINEGAR.pdf diakses pada tanggal 13 Maret 2018

Tim Karya Tani Mandiri, 2010. Pedoman Budidaya Tanaman Kopi. Bandung :
Nuansa Aulia

Varnam, H.A. and Sutherland, J. P. 1994. BeveragesTechnology, Chemestry and


Microbiolog). Chapman and Hall, London.

Wakirani, Endah. K., 2014.Metode Ekstraksi, diunduh dari


https://www.academia.edu/24271970/Metode_Ekstraksi, diakses pada
tanggal 24 April 2018

Widiastuti, Dian. 2013. Proses Pembuatan Anggur dari Buah Rambutan. Fakultas
Teknik. Jurusan Teknik Kimia. Universitas Diponogoro. Tembalang.

Widyotomo, S., Sri, M., Purwadaria, 2007. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia (Puslit KOKA). Rekayasa Teknologi Proses dan Alsin Untuk
Produksi Kompos Organik dari Kulit Buah Kakao.

Winarno, FG. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.

Zahiroh, Siti. 2013. Fermentasi Biji Kopi Menggunakan Bakteri Selulotik, Xilanolitik
dan Proteolitik Asal Luwak, Skripsi. IPB. Bogor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian

Proses Pembuatan Starter Hasil Ekstrak Kopi

Proses Perendaman Metode Cold pH Fermentasi Metode Cold brew


brew

pH Fermentasi Metode Maserasi Proses Fermentasi Wine Kopi


Arabika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Proses Penjernihan Metode Cold Proses Penjernihan Metode


brew Maserasi

Uji Organoleptik Wine Kopi Uji Organoleptik Wine Kopi


Arabika Arabika

Kadar Gula Sesudah Fermentasi Kadar Gula Sesudah Fermentasi


Metode Cold brew Metode Maserasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Hasil Uji Alkohol Metode Cold Hasil Uji Alkohol Metode


brew Maserasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Lampiran 2. Analisis Uji -t Hasil Uji Organoleptik

Panelis Metode Cold brew Metode Maserasi


1 17 14
2 20 20
3 24 23
4 12 21
5 21 20
6 20 25
7 21 27
8 21 23
9 21 18
10 18 19
11 19 23
12 21 19
13 16 24
14 20 26
15 15 17
Nilai Rata-rata 19,06666667 21,26666667
Varians 9,066666667 12,92380952
F-Tabel 1,425420168
F-hitung 2,483725741
Keterangan Uji Varian Berbeda

Hipotesis 2 arah (melihat signifikansi atau tingkat perbedaan)


H0 : µ1 = µ2, yaitu; Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara wine A (Metode Cold
Brew) dan wine B (Metode Maserasi)
H1 : µ1 ≠ µ2, yaitu; Terdapat perbedaan yang signifikan antara wine A (Metode Cold Brew)
dan wine B (Metode Maserasi)
(Sumber; Jiem J. 2016, academia.edu)
Uji t yang digunakan adalah Uji t varian yang berbeda karena nilai F-hitung lebih besar dari
nilai F-tabel.
(Sumber; Ilham, 2013, freelearningji.com)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Lampiran 3. Analisis Statistik Hasil Uji Organoleptik

t-Test: Uji Dua sampel Variansi Berbeda

Metode
Metode Cold brew Maserasi
Mean 19,06666667 21,26666667
Variance 9,066666667 12,92380952
Observations 15 15
Hypothesized Mean Difference 0
Df 28
t Stat -1,816983542
P(T<=t) one-tail 0,040168149
t Critical one-tail 1,703288446
P(T<=t) two-tail 0,080336298
t Critical two-tail 2,051830516

Keterangan :
t-Stat = t-Hitung = µ1 = -1,81
t Critical one -tail = t-Tabel = µ2 = 2,05
(Sumber; Jiem J. 2016, academia.edu)
Kesimpulan :
H0 ditolak dan H1 diterima ; Terdapat perbedaan yang signifikan antara pembuatan wine
dengan metode cold brew dan pembuatan wine dengan menggunakan metode maserasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 4. Hasil dan Histogram Uji Organoleptik Cita Rasa Wine Kopi Arabika Temanggung

Panel Sampel Wine


is A (Cold brew) B (Maserasi)
K I W IA Alc S Ac B K I W IA Alc S Ac B
(CB) (CB) (CB) (CB) (CB) (CB) (CB) (CB) (M) (M) (M) (M) (M) (M) (M) (M)
1 1 2 - 3 2 2 5 2 2 2 - 2 1 2 4 1
2 2 1 - 4 2 3 6 2 2 2 - 4 2 3 6 1
3 2 2 3 5 2 3 6 1 3 2 3 4 1 2 6 2
4 2 2 - 2 1 2 2 1 3 2 - 4 3 4 3 2
5 2 1 - 6 2 2 6 1 2 1 - 6 3 1 6 1
6 1 2 - 6 2 3 4 2 2 2 3 6 2 4 4 2
7 3 1 3 1 1 3 6 3 3 2 3 2 4 6 3
8 2 1 2 4 2 2 6 2 2 2 3 6 1 3 5 1
9 3 2 1 4 1 3 5 2 1 1 1 3 2 5 3 2
10 1 1 - 6 2 1 6 1 1 1 1 6 1 2 6 2
11 1 1 3 4 2 3 4 1 2 2 2 5 3 5 2 2
12 1 2 3 4 2 3 5 1 2 2 3 4 2 2 3 1
13 2 2 - 4 1 5 1 1 2 2 3 4 2 3 5 3
14 1 2 3 4 1 2 5 2 2 2 3 6 1 5 6 1
15 1 1 - 2 1 5 4 1 2 1 - 4 2 3 3 2
Rerat 1,666 1,533 2,571 3,933 1,6 2,8 4,733 1,533 2,06 1,733 2,5 4,266 1,866 3,2 4,533 1,73
a 67 3 43 33 33 33 7 7 67 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Lampiran 5. Silabus

PERANGKAT PEMBELAJARAN
SILABUS PEMINATAN DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : XII
KI :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdsarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
4. Mengelola, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajari disekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Penilaian Alokasi Sumber


Pembelajaran Waktu Belajar
1.1 Mengagumi  Konsep dasar Menagamati Observasi 2  Buku Sains
keteraturan dan Bioteknologi  Mengkaji  Sikap saat proses minggu Biologi
kompleksitas ciptaan  Perkembangan referensi tentang pembelajaran x 4 JP untuk
Tuhan tentang prisip- bioteknologi produk
 Sikap saat presentasi SMA/MA
prinsip bioteknologi  Prinsip dasar bioteknologi
 Sikap saat praktikum Kelas XII
dan pemanfaatan bioteknologi Menanya
 Kinerja saat  Buku
mikroorganisme  Bioteknologi  Apa itu
2.1 dalam bioteknologi praktikum Biologi
konvensional bioteknologi
Berperlilaku ilmiah: (fermentasi)  Bagaimana Portofolio untuk SMA
teliti, tekun, jujur  Bioteknologi modern menghasilkan  Laporan tertulis kelas XII
sesuai data dan fakta, (rekayasa genetika) produk Test Tertulis Semester 2
disiplin, tanggung  Produk bioteknologi bioteknologi  Ulangan harian  Referensi
jawab, dan peduli Mengumpulkan
konvensional dan  Kuis dari
dalam observasi dan modern Data berbagai
eksperimenn berani
 Pemanfaatan (Eksperimen/Ekspl
sumber
dan santun dalam orasi)
mikrooganisme
mengajukan
dalam bioteknologi  Mengkaji
pertanyaan dan
 Pengaplikasian referensi tentang,
berargumentasi, peduli arti prinsip dasar
bioteknologi dalam
lingkungan, gotong dan jenis-jenis
berbagai bidang
royong, bekerjasama, bioteknologi
(bidang pangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

berpendapat secara bidang sandang,  Mengidentifikasi


ilmiah dan kritis, bidang pertanian, dan
3.10 responsive dan bidang peternakan, mengklasifikasi
proaktif dalam setiap bidang industri, kan produk
tindakan dan dalam bidang bioteknologi
melakukan pertamabangan, yang beredar
pengamatan dan bidang lingkungan dimasyarakat
percobaan di kelas dan medis) berdasarkan
atau laboratirium.  Dampak prinsip dasar
Memahami prinsip- pemanfaatan produk proses
prinsip bioteknologi bioteknologi bioteknologi
dan pemanfaatan  Pembuatan produk  Membuat
mikrooganisme dalam konvensional rencana dan
bioteknologi serta melaksanakan
menerapkan bioproses pembuatan
dalam menghasilkan produk
produk baru untuk bioteknologi
meningkatkan konvensional
4.10 kesejahteraan manusia dan menyusun
dalam berbagai aspek laporan secara
kehidupan. rinci
Merencanakan dan  Mengumpulkan
melakukan percobaan informasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

dalam penerapan berbagai sumber


prinsip-prinsip tentang proses
bioteknologi dan produk
konvensional dan bioteknologi
modern dengan moderen
pemanfaatan diberbagai
mikrooganisme untuk bidang
menghasilkan produk kehidupan
dan mengevaluasi  Mendiskusikan
produk serta prosedur dampak
yang dilaksanakan bioteknologi
berdasarkan
pengamatan dan
prediksi
berdasarkan
konsep-konsep
yang telah
dipelajari
Mengasosiasikan
 Membuat
kesimpulan
tentang prinsip
dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

bioteknologi
 Menyusun
laporan
perencanaan dan
pelaksanaan
produk
bioteknologi
konvensional
secara rinci
 Membuat
laporan hasil
pengumpulan
informasi
tentang proses
dan produk
bioteknologi
modern
diberbagai
bidang
kehidupan dalam
bentuk
tabel/gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

 Membuat
kesimpulan hasil
diskusi tentang
dampak
bioteknologi
Menkomunikasikan
 Memaparkan
hasil diskusi
tentang
penerapan ilmu
biologi pada
bidang teknologi
 Pengumpulan
informasi
tentang
pemanfaatan
bioteknologi
dalam kehidupan
masa kini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Satuan Pendidikan : SMA/MA

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XII

Alokasi Waktu : 8 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli, (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun,
responsif, dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dan berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengna wawasan kemanusiaan, kebangsaan dan
keanekaragaman dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajianyang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengelola, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah kongkrit dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari
disekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

B. Komptensi Dasar (KD)

3.10 Memahami prinsip-prinsip bioteknologi dan pemanfaatan


mikrooganisme dalam bioteknologi serta menerapkan bioproses dalam
menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia
dalam berbagai aspek kehidupan.

4.10 Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-


prinsip bioteknologi konvensional dan modern dengan pemanfaatan
mikrooganisme untuk menghasilkan produk dan mengevaluasi produk
serta prosedur yang dilaksanakan

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.10.1 Menjelaskan prinsip-prinsip dasar dari bioteknologi
3.10.2 Menjelaskan peran mikroorganisme dalam bioteknologi
3.10.3 Membandingkan prinsip bioteknologi konvensional maupun modern
beserta produk-produknya
3.10.4 Menjelaskan pengaplikasian bioteknologi baik konvensional maupun
modern di bidang pangan, pertanian, peternakan dan kesehatan
4.10.1 Mempresentasikan hasil diskusi mengenai pemanfaatan
mikroorganisme dalam bioteknologi
4.10.2 Merencanakan eksperimen mengenai pengaplikasian bioteknologi
konvensional
4.10.3 Melakukan eksperimen mengenai pengaplikasian bioteknologi
konvensioanal dengan memanfaatkan mikroorganisme
4.10.4 Menyajikan data tertulis hasil ekperimen mengenai pengaplikasian
bioteknologi konvensional dengan pemanfaatan mikroorganisme
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

D. Tujuan Pembelajaran
1.1.1.1 Siswa mampu menghargai ciptaan Tuhan yang dikembangkan
dalam prinsip bioteknologi untuk menghasilkan suatu produk
minuman dengan baik melalui hasil eksperimen pembuatanwine
2.1.1.1 Siswa mampu menunjukan sikap teliti, bekerjasama dan
tanggungjawab dalam kelompok di laboratorium dengan baikelalui
kegiatan praktikum
2.1.2.1 Siswa mampu menunjukan sikap tekun dan disiplin dalam
pengamatan eksperimen fermentasi wineKopi Arabika sesuai
prosedur eksperimen dengan baik melalui kegiatan praktikum
2.1.3.1 Siswa mampu menunjukan sikap jujur, kritis dan berpikir ilmiah
dalam mengolah dan menyajikan data hasil eksperimen melalui
kegitan praktikum
3.10.1.1 Siswa mampu menjelaskan prinsip dasar bioteknologi dengan
tepat melalui kegiatan studi pustaka dan diskusi
3.10.2.1 Siswa mampu menjelaskan peran mikrooganisme dalam
bioteknologi dengan benar melalui kegiatan studi pustaka dan
diskusi
3.10.3.1 Siswa mampu membandingkan prinsip bioteknologi konvensional
maupun modern beserta produk-produknya dengan tepat melalui
kegiatan menonton video
3.10.4.1 Siswa mampu menjelaskan pengaplikasian bioteknologi baik
konvensional maupun modern di bidang pangan, pertanian,
peternakan dan kesehatan dengan tepat melalui kegiatan diskusi dan
presentasi
4.10.1.1 Siswa mampu mempresentasikan pemanfaatan mikroorganisme
dalam bioteknologi dengan tepat melalui kegiatan studi pustaka dan
diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

4.10.2.1 Siswa mampu merencanakan eksperimen mengenai pengaplikasian


bioteknologi konvensional dengan baik melalui kegiatan studi
pustaka
4.10.3.1 Siswa mampu melakukan eksperimen mengenai pengaplikasian
bioteknologi konvensioanal dengan memanfaatkan mikroorganisme
dengan baik melalui kegiatan studi pustaka dan arahan dari guru
4.10.4.1 Siswa mampu membuat laporan ilmiah tertulis mengenai
pengaplikasian bioteknologi konvensional dengan pemanfaatan
mikroorganisme dengan benar melalui kegiatan praktikum

E. Materi Pembelajaran
Materi Pokok : Bioteknologi
Sub Materi :
1. Pengertian Bioteknologi
2. Perkembangan Bioteknologi
3. Prinsip dasar bioteknologi
4. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bioteknologi
5. Pengaplikasian Bioteknologi
6. Dampak Bioteknologi

F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran


Pendekatan : Pembelajaran Saintifik
Metode : Studi literatur, ceramah, diskusi dan tanya jawab, presentasi,
praktikum

G. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran: Discovery learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

H. Sumber Belajar
1. Prawirohartono, Slamet dan Hidayati Sri, 2002. Sains BIOLOGI SMA/MA
Kelas XII. Bumi Aksara: Jakarta
2. Diah Aryulina, Choirul Muslim., Syalfinaf Manaf, 2011. BIOLOGY 3B for
Senior High School Grade XII Semester 2. Esis: Jakarta
3. Internet

I. Media Pembelajaran
1. LKS
2. Laptop
3. LCD
4. Video
5. Papan
6. Penghapus
7. Spidol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

J. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2 x 45 Menit) Prinsip dasar bioteknologi dan perkembangan
bioteknologi serta produk-produk yang dihasilkan (bioteknologi modern dan
konvensional)
Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
Pendahuluan Menyiapkan kondisi kelas  Guru memberi salam
(10 menit) (Kehadiran siswa, spidol, kepada siswa
penghapus, dll.)  Guru membuka kegiatan
awal dengan berdoa,
mengecek kehadiran
siswa dan memulai
pelajaran
Apersepsi  Siswa menjawab
pertanyaan dari guru;
Adakah diantara kalian
yang suka minuman asam
seperti yoghurt? Adakah
yang tahu cara
membuatnya?
Mikroorganisme apa
yang terlibat dalam
pembuatan yoghurt?
Motivasi  Siswa mengamati gambar
produk-produk
bioteknologi modern dan
konvesional lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
menjawab beberapa
pertanyaan yang terkait:
apa yang dapat kalian
identifikasikan dari
gambar-gambar yang
kalian lihat? Adakah
kalian temukan
perbedaan antara produk
yang satu dengan yang
lainnya, apa saja?
Mengapa produk-produk
tersebut dapat dihasilkan
seperti demikian?
Orientasi  Guru mengingatkan
tugas/PR membaca atau
rangkuman materi yang
akan dibahas.
 Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan ruang
lingkup materi yang akan
dibahas
Mengorganisasi  Siswa diminta untuk
membentuk kelompok
diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
Kegiatan inti 1. Stimulation  Guru memotivasi siswa
(70 menit) (simulasi/pemberian untuk memusatkan
rangsangan) perhatian pada topik:
prinsip dasar bioteknologi
dengan cara menunjukan
gambar Domba Dolly
2. Problem Statement  Siswa dituntun untuk
(pertanyaan/identifika mengidentifikasi
si masalah) sebanyak mungkin
pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar yang
disajikan. Pertanyaan
yang diharapkan:
mengapa domba tersebut
dikatakan produk
bioteknologi? Adakah
hambatan dalam
menghasilkan prosuk
tersebut? Apa bedanya
dengan pembuatan tempe,
roti dan anggur?
3. Datacollection  Siswa mengumpulkan
(pengumpulan data) informasi
dari sumber yang relevan
untuk menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
pertanyaan yang sudah
diidentifikasi melalui
kegiatan membaca modul,
buku pelajaran atau
mencari melalui internet
4. Dataprocessing  Siswa mendapatkan
(pengolahan data) kesempatan dari guru
untuk berdiskusi dalam
kelompoknya untuk
mengolah data hasil
membaca dengan bantuan
pertanyaan-pertanyaan
pada lembar diskusi siswa
(terlampir)
5. Verification  Siswa mendiskusikan
(pembuktian) dalam kelompok besar
(Presentasi kelompok)
hasil pengolahan data
dengan mencocokan
dengan sumber-sumber
relevan pertanyaan dari
kelompok lain dan
berdasarkan konfirmasi
dari guru untuk
memverikasi kebenaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
data
6. Generalization  Siswa berdiskusi untuk
(menarik membuat kesimpulan
kesimpulan/generalisa tentang, prinsip dasar
si) bioteknologi,
perkembangan
bioteknologi, perbedaan
biteknologi modern dan
konvensional, serta
menyebutkan contoh-
contoh produknya
Kegiatan Apresiasi  Sebagai bentuk apresiasi
Penutup untuk kelompok yang
(10 menit) presentasi guru bersama
peserta didik yang lain
memberikan tepuk tangan
Klarifikasi  Guru memberikan
klarifikasi atas penjelasan
atau jawaban siswa yang
kurang tepat
sehinggasiswa tidak
menerima konsep yang
keliru dalam
pembelajaran
Evaluasi  Siswa menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
pertanyaan-pertanyaan
dari guru mencakup
materi yang telah
diajarkan
Merangkum  Siswa diajak untuk
merangkum bersama
materi yang telah
dipelajari dibantu dengan
arahan guru
Merefleksikan  Siswa diajak untuk
merefleksikan tentang
pelajaran dan
menyebutkan manfaat
dari materi yang telah
dipelajari
Tindak lanjut  Guru memberikan tugas
tentang dampak positif
dan negatif bioteknologi
dalam kehidupan dan
dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya
 Guru memberitahu siswa
untuk membaca
buku/modul tentang
pemanfaatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
mikroorganisme dalam
bioteknologi dan
pengaplikasian
bioteknologi dalam
kehidupan sebelum
memasuki materi tersebut

Pertemuan II (2 x 45 Menit) Pengaplikasian bioteknologi dalam kehidupan


dan pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi serta dampak yang
ditimbulkan

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
Pendahuluan Menyiapkan kondisi kelas  Guru memberi salam
(10 menit) (Kehadiran siswa, spidol, kepada siswa
penghapus, dll.)  Guru membuka
kegiatan awal dengan
berdoa, mengecek
kehadiran siswa dan
memulai pelajaran
Apersepsi  Siswa
menjawabpertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
dengan dituntun oleh
guru; Adakah diantara
kalian yang suka roti
isi keju? Adakah yang
tahu cara
membuatnya?
Mikrorganisme apa
yang berperan dalam
pembuatan roti
maupun keju?
Motivasi  Siswa mengamati
gambar
mikroorganisme yang
sering dimanfaatkan
untuk bioteknologi lalu
mengajukan beberapa
pertanyaan yang
terkait: apa yang dapat
kalian identifikasikan
dari gambar-gambar
yang kalian lihat?
Adakah yang tahu
kegunaan dari
mikrooganisme
tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
Orientasi  Guru mengingatkan
tugas pada pertemuan
sebelumnya untuk
dikumpulkan/PR
membaca atau
rangkuman materi
yang akan dibahas.
 Guru menjelaskan
tujuan pembelajaran
dan ruang lingkup
materi yang akan
dibahas
Mengorganisasi  Siswa diminta untuk
membentuk kelompok
diskusi
Kegiatan Inti 1. Stimulation  Guru memotivasi siswa
(70 menit) (simulasi/pemberian untuk memusatkan
rangsangan) perhatian pada topik:
pemanfaatan
mikroorganime dalam
bioteknologi dengan
cara menunjukan
gambar wine/minuman
fermentasi dan
Monosodium Glutamat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
(MSG).
2. Problem Statement  Siswa mengidentifikasi
(pertanyaan/identifik sebanyak mungkin
asi masalah) pertanyaan yang
berkaitan dengan
gambar yang disajikan.
Pertanyaan yang
diharapkan:
Mikroorganisme apa
yang terlibat dalam
pembuatan wine atau
MSG? Dalam bidang
apa sajakah
bioteknologi dapat
dimanfaatkan? Apakah
dampak yang timbul
dari pengaplikasian
bioteknologi dalam
kehidupan?
3. Datacollection  Siswa diberi
(pengumpulan data) kesempatan untuk
mengumpulkan
informasi dari sumber-
sumber yang relevan
untuk menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
pertanyaan-pertanyaan
yang telah
diidentifikasi melalui
kegiatan membaca
modul, buku pelajaran
atau referensi yang
dibawanya ataupun
dari internet ataupun
dari penjelasan guru
4. Dataprocessing  Siswa mendapat
(pengolahan data) kesempatan dari guru
untuk berdiskusi dalam
kelompoknya dengan
bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada
lembar kerja
(terlampir)
5. Verification  Siswa mendiskusikan
(pembuktian) dalam kelompok besar
(Presentasi kelompok)
hasil pekerjaan atau
hasil diskusi dan
kemudian diverifikasi
dengan data-data atau
teori-teori dari sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
dan berdasarkan
pertanyaan dari
kelompok lain serta
konfirmasi dari guru
untuk membuktikan
kebenarannya.
6. Generalization  Siswa mendiskusikan
(menarik kesimpulan yang dapat
kesimpulan/generalisasi diambil tentang
) pemanfaatan
mikroorganime dalam
bioteknologi dan
menyampaikan hasil
penerapan bioteknologi
daqlam berbagai
bidang yang telah
dilksanakan
Kegiatan Apresiasi  Sebagai bentuk
Penutup apresiasi untuk
(10 menit) kelompok yang
 presentasi guru
bersama peserta didik
yang lain memberikan
tepuk tangan
Klarifikasi  Guru memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
klarifikasi atas
penjelasan atau
jawaban siswa yang
kurang tepat sehingga
siswa tidak menerima
konsep yang keliru
dalam pembelajaran
Evaluasi  Siswa menjawab
pertanyaan-pertanyaan
dari guru mencakup
materi yang telah
diajarkan
Merangkum  Siswa diajak oleh
untuk merangkum
bersama materi yang
telah dipelajari dibantu
dengan arahan guru
Merefleksikan  Siswa diajak untuk
merefleksikan tentang
pelajaran dan
menyebutkan manfaat
dari materi yang telah
dipelajari
Tindak lanjut  Siswa dipersilakan
untuk mengambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
undian metode
ekstraksi yang
digunakan untuk
praktikum pada
pertemuan berikut
 Siswa berkumpul
dalam kelompok
membahas serta
mempersiapkan alat
dan bahan untuk
praktikum pembuatan
seduhan kopi
terfermentasi.

Pertemuan III (2 x 45 menit): Pembuatan Seduhan Kopi Terfermentasi


Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa
(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
Pendahuluan Menyiapkan kondisi kelas  Guru memberi salam
(10 menit) (Kehadiran siswa, spidol, kepada siswa
penghapus, dll.)  Guru membuka kegiatan
awal dengan berdoa,
mengecek kehadiran
siswa dan memulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
pelajaran
Apersepsi  Siswa menjawab
pertanyaan dari guru;
Adakah diantara kalian
yang sudah pernah
mencoba minuman yang
difermentasi?
Bagaimanareaksi yang
timbul setelah
mengkonsumsi minuman
terfermentasi?
Motivasi  Guru menjelaskan sedikit
tentang keuntungan dan
kerugian jika
mengkonsumsi
makanan/minuman
terfermentasi.
Orientasi  Guru memastikan tugas
yang diberikan mengenai
persiapan kelompok (alat
dan bahan praktikum)
sebelum memulai
praktikum
 Guru menjelaskan tujuan
praktikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
Mengorganisasi  Siswa memastikan telah
duduk dalam kelompok
praktikum dan sudah
mendapatkan pembagian
tugas untuk masing-
masing anggota
kelompok
Kegiatan Inti Praktikum  Guru membagikan
(70 menit) lembar diskusi
siswa/panduan
praktikum pembuatan
wine kopi arabika
 Siswa diberi kesempatan
untuk mencermati
prosedur praktikum dan
memberikan kesempatan
untuk bertanya jika
masih bingung
 Setiap kelompok
menyajikan hasil
praktikum dalam bentuk
laporan tertulis
Kegiatan Apresiasi  Sebagai bentuk apresiasi
Penutup untuk setiap kelompok
(10 menit) yang telah melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
praktikum dengan baik
dan teliti serta disiplin
guru mengajak untuk
semuanya bertepuk
tangan
Evaluasi  Siswa menjawab
beberapa pertanyaan
terkait kegiatan
praktikum untuk
membantu dalam
penulisan pembahasan
Merefleksikan  Siswa merefleksikan
tentang praktikum yang
telah terlaksana dengan
menyebutkan kendala
yang dihadapi dan
menyebutkan manfaat
dari kegiatan praktikum
yang sudah berlangsung
Tindak lanjut  Guru memberi tugas pada
siswa untuk mengamati
hasil praktikum selama 3
hari
 Guru mengingatkan
bahwa setelah 3 hari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Kegiatan Sintak Model Kegiatan Guru dan Siswa


(Waktu) Pembelajaran
(Fase)
seduhan kopi arabika
terfermentasi akan
dijernihkan selama 2 hari
dan dilanjutkan uji
organoleptik (kejernihan,
warna dan aroma)
kemudian hasil ditulis
dalam bentuk laporan dan
dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya
 Guru mengingatkan
kepada peserta didik
bahwa pertemuan
selanjutnya akan
diadakan ulangan harian
materi bioteknologi yang
telah dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

K. Penilaian

Aspek Teknik Instrumen

Sikap Observasi Lembar Observasi

Penilaian sesama teman Daftar Cek

Pengetahuan Non Tes Presentasi

Tes Tes obyektif kuis (isian


singkat, peryataan benar salah
dan uraian análisis)

Ketrampilan Observasi kinerja Lembar Observasi Kinerja

Pembuatan Laporan Laporan Praktikum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Lampiran 7. Lembar Diskusi dan Lembar Kerja Siswa

Lembar Diskusi Siswa 1


Prinsip Dasar Bioteknologi dan Perkembangan Bioteknologi serta Produk-
produk yang Dihasilkan (Bioteknologi Modern dan Konvensional)

Nama Kelompok
Anggota:

1. …………………………..
2. …………………………..
3. …………………………..
4. …………………………..
5. …………………………..

A. Tujuan
1. Siswa mampu mengetahui pengertian dari bioteknologi dan prinsip
dasar dari bioteknologi dengan benar melalui kajian pustaka dan
penjelasan guru
2. Siswa mampu menjelaskan perbedaan antara bioteknologi modern
dan konvensiona dengan benar melalui diskusi kelompok
3. Siswa mampu menyebutkan produk-produk bioteknologi modern
dan konvensional yang dihasilkan dengan tepat melalui kajian
pustaka dan diskusi
B. Alat dan Bahan
1. Buku
2. Alat tulis
C. Pertanyaan Panduan Diskusi
1. Jelaskan pengertian dari bioteknologi sertakan dengan 3 prioritas
utama dalam perkembangan penelitian bioteknologi saat ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Jawab:
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
__________________________________________________
2. Jelaskan pengertian bioteknologi modern dan konvensional!
Jawab:
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
__________________________________________________
3. Isilah tabel dibawah ini dengan contoh produk-produk yang
dihasilkan baik bioteknologi konvensional maupun modern
sertakan dengan teknik pembuatannya!

Bioteknologi Modern Bioteknologi Konvensional


Contoh Teknik Contoh Teknik
Produk Produk

4. Jelaskan kelemahan dan kelebihan antara bioteknologi


konvensional dan modern!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Jawab:
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
__________________________________________________

Kesimpulan:
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Lembar Diskusi Siswa 2


Pengaplikasian Bioteknologi dalam Kehidupan dan Pemanfaatan
Mikroorganisme dalam Bioteknologi serta Dampak yang Ditimbulkan

Nama Kelompok
Anggota:

1. …………………………….
2. …………………………….
3. …………………………….
4. …………………………….
5. …………………………….
A. Tujuan
6.1. …………………………..
Siswa mampu menjelaskan pemanfaatan mikroorganisme dalam
7. bioteknologi dengan benar melalui kajian pustaka dan diskusi
8.2. Siswa mampu menjelaskan pengaplikasian bioteknologi dalam
9. …………………………..
berbagai bidang dengan tepat melalui kajian pustaka dan diskusi
3. …………………………..
10. Siswa mampu mempresentasikan dampak pengaplikasian
11. …………………………..
bioteknologi pada berbagai bidang dengan baik melaluidiskusi
B. Alat dan Bahan
1. Alat tulis
2. Buku
C. Pertanyaan Diskusi
1. Jelaskan secara singkat pemanfaatan bioteknologi untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan biologi dalam kehidupan manusia!
Jawab:
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
__________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

2. Jelaskan dampak yang ditimbulkan dalam pemanfaatan


bioteknologi dalam kehidupan manusia!
Jawab:
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
__________________________________________________
3. Lengkapi tabel dibawah ini dengan menambahkan antibiotic dan
mikroorganisme pada kolom tabel yang belum terisi!

No. Antibiotik Mikroorganisme


1. Streptomycin …………
2. Polymyxin ………….
3. …….. Penicilium notatum
4. …….. Penicilium griseofulvum
5. …….. Cepalosporium acremonium

4. Lengkapi tabel dibawah ini dengan menambahkan nama


mikroorganisme dan kegunaan pada kolom tabel yang belum terisi!
No. Mikroorganisme Kegunaan
1. Methylophillus …………
methylotrophus
2. Spirulina ………….
3. Chlorella ………...
4. …….. Makanan tambahan ternak
5. …….. Suplemen makanan ternak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

5. Jelaskan pendapat anda tentang penggunaan bioteknologi dalam


bidang kesehatan seperti bayi tabung dan kloning yang dianggap
bertentangan dengan agama, etika damn moral

Jawab:
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
___________________________________________________

Kesimpulan:
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Lembar Kerja Siswa


Pembuatan Wine Kopi Arabika

Nama Kelompok
Anggota:

1. …………………………….
2. …………………………….
3. …………………………….
4. …………………………….
5. …………………………….
6. …………………………….
12. …………………………..
A. Tujuan
1. Siswa mampu
13. mengaplikasikan bioteknologi konvensional
14. terutama pembuatan seduhan kopi terfermentasi dengan benar
15. …………………………..
melalui kegiatan praktikum
2. …………………………..
16. Siswa mampu mengetahui peran yeast Sacharomyces cerviceae
17. …………………………..
dalam pembuatan seduhan kopi terfermentasi dengan tepat melalui
kegiatan praktikum
3. Siswa mampu memberi skor atas produk yang dihasilkan dengan
benar melalui kegiatan uji organoleptik
B. Kegiatan
1. Praktikum pembuatan SeduhanKopi Terfermentasi
2. Mengamati dan melakukan uji organoleptik (Kejernihan, warna dan
aroma) hasil seduhan
C. Alat dan Bahan
Alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

 thermometer  plastisin  baskom

 batang pengaduk  selang plastik  tisu

 pH meter digital  blender  wadah


fermentasi/botol
 gelas beker  panci gelap 1000 mL
 pipet tetes  kompor  kain saring
 timbangan  corong  sendok

Bahan
 Biji kopi arabika yang sudah di-roasting berwarna gelap (dark
roast)
 Gula pasir
 air
 Aquades
 Sacharomyces cereviceae
D. Cara Kerja
Sebelumnya metode ektraksi pembuatan seduhan kopi terfermentasi telah
diundi sehingga setiap kelompok dapat melanjutkan sesuai prosedur
pengerjaan berikut.
1. Pembuatan Seduhan Kopi Terfermentasi metode ektraksi Cold brew
a. Blender kasar biji kopi arabika sebanyak 250 g
b. Campurkan bubuk kopi dengan gula serta air dengan
perbandingan 1 : 3 : 8 (250 g bubuk Kopi Arabika : 750 g gula :
2000 mL air)
c. Rendamlahhasil ekstrak kopi selama 24 jam
d. Lakukan sterilisasi pada wadah/botol fermentasi dan selang
bening
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

e. Saringlah hasil ekstrak kopi lalu menuangkan kedalam


wadah/botol fermentasi
f. Tambahkan starter yeast S. cereviceae ke dalam hasil saringan
sebanyak 150 ml
g. Tutup botol fermentasi dengan menggunakan probe yang sudah
dilubangi dan diberi selang bening lalu hubungkan ke gelas
beker yang berisi aquades steril
h. Lapisi tutupan botol dengan plastisin hingga rapat
i. Lakukan proses fermentasi selama 3 hari
j. Kemudian pisahkan dari endapan ke botol yang lain untuk
melanjutkan ke proses penjernihan
k. Proses penjernihan berlangsung selama 2 hari dan lanjutkan
dengan uji organoleptik
2. Pembuatan seduhan Kopi Terfermentasi Metode Ekstraksi Maserasi
a. Blender kasar biji kopi arabika sebanyak 250 g
b. Campurkan bubuk kopi, gula dan air (suhu air 40 0C)dengan
perbandingan 1 : 3 : 8 (250 g bubuk Kopi Arabika : 750 g gula :
2000 ml air)
c. Lakukan pengocokan ekstrak kopi selama 10-15 menit
d. Lakukan sterilisai pada wadah/botol fermentasi dan selang
plastik
e. Tambahkan hasil ekstrak starter yeast S. cereviceae sebanyak
150 ml
f. Tutuplah botol dengan menggunakan probe yang sudah
dilubangi dan diberi selang plastik lalu hubungkan ke gelas beker
yang berisi aquades steril
g. Lapisi tutupan botol dengan plastisin hingga rapat
h. Lanjutkan dengan proses fermentasi selama 3 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

i. Kemudian pisahkan dari endapan dengan memindahkan ke botol


yang lain untuk melanjutkan ke proses penjernihan
j. Proses penjernihan berlangsung selama 2 hari dan lanjutkan
dengan uji organoleptik

3. Uji Organoleptik

a. Uji kejernihan
Sampel seduhan kopi arabika diambil dan dituangkan
dalam gelas kecil transparan, kemudian sampel tersebut
diarahkan ke cahaya, lalu diamatidengan seksama untuk
mengidentifikasi kejernihan dengan memberi skor terhadap
kejernihan
b. Uji warna
Sampel seduhan kopi arabika diambil dan dituangkan
dalam gelas kecil transparan, kemudian sampel tersebut
dimiringkan kearah cahaya atau diputar dengan latar belakang
putih secara perlahan, lalu diamati beberapa saat kemudian
memberi skor terhadap warna
c. Uji aroma
Sampel seduhan kopi arabika diambil dan dituangkan
dalam gelas kecil transparan, kemudian sampel tersebut diputar-
putar secara perlahan, lalu dicium pada jarak 5-10 cm dari
hidung untuk mengidentifikasi aromanya dengan memberi skor
terhadap aroma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

E. Hasil
Tabel Hasil Uji Organoleptik
No Parameter Uji Metode Cold Metode Maserasi
brew
1. Kejernihan
2. Warna
3. Aroma

Keterangan :
Kejernihan Jernih Berkabut Keruh
3 2 1
Warna Emas Hitam Coklat
3 2 1
Aroma Harum Alkohol Aroma Aroma Aroma
Alkoholik Menyengat Kopi Cuka Tanah
5 4 3 2 1

Kesimpulan :
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

F. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi jika kopi dibiarkan terendam selama 24 jam?
2. Bagaimana suatu proses fermentasi dapat dikatakan sudah berhenti?
3. Apa nama yeast yang digunakan dalam fermentasi seduhan kopi
arabika dan apa perananya?
4. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi seduhan
kopi arabika!
5. Mengapa saat proses fermentasi terdapat gelembung-gelembung pada
gelas beker yang berisi aquades?
G. Format Laporan
1. Acara praktikum (judul, tanggal/hari, tempat, waktu)
2. Tujuan praktikum
3. Dasar teori
4. Alat dan Bahan
5. Cara kerja (diagram alir)
6. Hasil pengamatan
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
9. Daftar pustaka
10. Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Lampiran 8. Instrumen Penilaian

INSTRUMEN DAN PEDOMAN PENILAIAN

A. Penilaian Sikap Ilmiah dan Sosial


Indikator :
2.1.1 Menunjukan sikap teliti dan bekerjasama dalam melakukan
eksperimen di laboratorium
2.1.2 Menunjukan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam pengamatan
eksperimen minuman kopi terfermentasi sesuai prosedur
eksperimen
2.1.3 Menunjukan sikap jujur dan kritis dalam menanalisis dan
menyajikan hasil data eksperimen
Teknik Penilaian: Observasi kinerja dan penilaian sesama teman
Instrumen Penilaian : Lembar Obeservase/Daftar cek
a. Instrumen Penilaian Sikap Teliti dan Kerja Sama
Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai untuk menilai sikap teliti dan
kerja sama masing- masing teman dalam kelompokmu dengan panduan
rubrik penilaian berikut.
Nama Teliti Kerjasama
3 2 1 1 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Rubrik Penilaian :
Sikap 3 2 1
(Baik) (Cukup) (Kurang)

Teliti: Jika terdapat Jika hanya 2 Jika hanya


1. memahami prosedur 3 aspek aspek yang salah satu
kerja dengan baik terpenuhi aspek yang
2. mengukur bahan-bahan terpenuhi
praktikum dengan teliti
sebelum dicampurkan;
3. mengamati proses
fermentasi dengan teliti

Kerja sama; Jika terdapat Jika hanya 2 Jika hanya


1. menghargai pendapat 3 aspek aspek yang salah satu
dan kinerja teman terpenuhi aspek yang
kelompok, terpenuhi
2. memberi kesempatan
pada teman untuk
mencoba melakukan
eksperimen secara
bergantian,
3. membantu menyelesaikan
masalah dalam kelompok

b. Instrumen Penilaian Sikap Tanggung Jawab dan Disiplin


Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai untuk menilai sikap tanggung
jawab dan disiplin masing- masing teman dalam kelompokmu dengan
panduan rubrik penilaian berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Nama Tanggung jawab Disiplin


3 2 1 1 2 3

Rubrik Penilaian :

Sikap 3 2 1
(Baik) (Cukup) (Kurang)
Tanggung jawab: Jika terdapat Jika hanya 2 Jika hanya
1. mengerjakan dan 3 aspek aspek yang salah satu
mengumpulkan terpenuhi aspek yang
tugas/laporan tepat terpenuhi
waktu,
2. mengerjakan tugas
kelompok saat praktikum
maupun diskusi yang
menjadi bagiannya,
3. membersihkan dan
mengembalikan alat dan
bahan praktikum setelah
praktikum berakhir.
Disiplin; Jika terdapat Jika hanya 2 Jika hanya
1. disiplin dalam melakukan 3 aspek aspek yang salah satu
pengamatan, terpenuhi aspek yang
2. taat pada peraturan terpenuhi
laboratorium,
3. tidak datang terlambat
saat praktikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

d. Instrumen Penilaian Sikap Jujur dan Kritis


Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai untuk menilai sikap tanggung
jawab dan disiplin masing- masing teman dalam kelompokmu dengan
panduan rubrik penilaian berikut:
Nama Jujur Kritis
3 2 1 1 2 3

Rubrik Penilaian :

Sikap 3 2 1
(Baik) (Cukup) (Kurang)

Jujur: Jika terdapat Jika hanya 2 Jika hanya


1. data hasil praktikum 3 aspek aspek yang salah satu
tidak dimanipulasi, terpenuhi aspek yang
2. mengerjakan laporan terpenuhi
secara mandiri (tidak
mencontek teman),
3. membuat laporan
berdasarkan data dan
informasi apa adanya
Kritis; Jika terdapat Jika hanya 2 Jika hanya
1. cepat tanggap dengan
3 aspek aspek yang salah satu
masalah yang dihadapi
kelompok, terpenuhi aspek yang
2. mampu mengatasi
terpenuhi
masalah dalam
kelompok,
3. mengajukan pertanyaan
yang memacu berpikir
tingkat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Pedoman penilaian efektif

B. Penilaian Pengetahuan
Indikator:
3.10.1 Menjelaskan prinsip-prinsip dasar dari bioteknologi
3.10.2 Menjelaskan peran mikroorganisme dalam bioteknologi
3.10.3 Membandingkan prinsip bioteknologi konvensional maupun
modern beserta produk-produknya
3.10.4 Menjelaskan pengaplikasian bioteknologi baik konvensional
maupun modern di bidang pangan, pertanian, peternakan dan
kesehatan
Teknik Penilaian:
Non tes dan Tes
Instrumen Penilaian : Presentasi dan tes obyektif kuis (isian singkat,
pernyataan benar salah dan uraian analisis)

Presentasi Hasil Diskusi

Kelompok Aspek yang dinilai Total


Skor
Materi Penggunaan Penguasaan
Presentasi Media Materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Rubrik Penilaian

Aspek yang dinilai Skor


3 2 1
Materi presentasi : Jika Jika hanya Jika hanya
1. materi lengkap dan terdapat 3 2 aspek salah satu
jelas, aspek yang aspek yang
2. materi tidak melebar terpenuhi terpenuhi
ke topik lain,
3. materi singkat dan
padat
Penggunaan Media Jika Jika hanya Jika hanya
(powerpoint dan media terdapat 3 2 aspek salah satu
lain) : aspek yang aspek yang
1. powerpoint menarik, terpenuhi terpenuhi
tidak membosankan,
2. materi yang disajikan
hanya terdiri dari
point-point penting,
3. menggunakan
tambahan media lain
dalam menjelaskan
Penguasaan Materi : Jika Jika hanya Jika hanya
1. tidak melihat sumber terdapat 3 2 aspek salah satu
ketika menjelaskan, aspek yang aspek yang
2. mampu memberikan terpenuhi terpenuhi
contoh-contoh
kongkrit,
3. menjelaskan dengan
lancar dan tepat
sasaran

Pedoman Penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

a. Tes obyektif kuis (isian singkat, pernyataan benar salah dan uraian
analisis)
I. Isian Singkat
Salah satu aplikasi organisasi atau bagian dari tubuh organisme
dalam teknologi untuk menghasilkan sesuau yang bermanfaat di
sebut 1 _____________. Salah satu keberhasilan bioteknologi yang
sangat menarik perhatian masyarakat adalah rekayasa genetika
sebagai salah satu bentuk Bioteknologi 2 ____________ semenjak
ditemukan utas ganda DNA oleh 3 ______dan ________ pada
tahun 1953. Ilmuwan yang mendapat julukan sebagai bapak
Bioteknologi adalah 4 ___________. Sebagai ilmuwan ia berhasil
menemukan cara mencegah pembusukan makanan dengan proses
pemanasan yang disebut 5 _____________, dan berhasil
membuktikan bahwa proses fermentasi merupakan hasil kerja 6
______________. Salah satu sifat mikroorganisme adalah
mempunyai kemampuan berkembang biak yang cepat pada
kondidsi optimum. Adanya 7 __________ yaitu suatu DNA yang
berbentuk cincin yang mengandung gen-gen terpisah dari
kromosom bakteri sehingga memudahkan proses 8
______________________ dengan menyisipkan gen lain atau sifat
lain ke dalam molekul DNA mikroorganisme tersebut sehingga
mikroorganisme akan menghasilkan sifat DNA baru yang
disisipkan. Cara ini lebih dikenal dengan istiah 9
______________________. Teknik lain dari DNA rekombinan
adalah 10 _____________ yang merupakan teknik penyatuan dua
sel dari jaringan yang sama atau organism yang berbeda sehingga
menghasilkan sel tunggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

II. Pernyataan Benar Salah


11. Benar atau Salah bahwa salah satu perbedaan bioteknologi
konvensional dan modern adalah bioteknologi konvensional
tidak dapat menghasilkan varietas baru sedangkan
bioteknologi modern dapat menghasilkan varietas baru?
12. Benar atau Salah bahwa Methylophylus methylotrophus yang
di tumbuhkan pada metanol dan tropina berasal dari khamir
yang ditumbuhkan pada media minyak bumi?
13. Benar atau Salah bahwa untuk memperoleh aantibodi
monoclonal dalam skala besar yang digunakan untuk
pengobatan kanker dapat dilakukan denga cara teknologi
hibridoma?
14. Benar atau Salah bahwa metionin, alanin, glisin dan sistein
merupakan jenis-jenis asam amino yang tidak dapat
dihasilkan melalui fermentasi bakteri/mikroorganisme tetapi
melalui sintesis secara kimia

III. Soal Analisis/Uraian


15. Jelaskan kelebihan rekayasa genetika (tanaman transgenik)
dibanding dengan kultur jaringan yang sudah dimanfaatkan
masyarakat Indonesia serta jelaskan hubungan antara kultur
jaringan dan penanggulan masalah pertanian agro-industri
hilir di Indonesia!
IV. Kunci Jawaban
1. Bioteknologi
2. Bioteknologi Modern
3. Wason dan Crick
4. Louis Pasteur
5. Pasteurisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

6. Mikroorganisme
7. Plasmid
8. Proses Rekayasa Genetika
9. DNA Rekombinan
10. Hibridoma
11. Salah
12. Benar
13. Benar
14. Benar
15. Kelebihan rekayasa genetika dari kultur jaringan kultur
jaringan
Tanaman transgenik memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi,
tahan hama, tahan cuaca, sehingga penanaman komoditas
tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan
menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida
atau bahan kimia lain serta tanaman transgenik memiliki
produksi lebih baik. Selain itu teknik rekayasa genetika sama
dengan pemuliaan tanaman yaitu memperbaiki sifat-sifat
tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan terhadap
cekaman hama maupun lingkungan yang kurang
menguntungkan sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas
lebih baik dari tanaman konvensional.
Hubungan antara kultur jaringan dan penanggulan
masalah pertanian dan agro-industri hilir di Indonesia:
Selama ini yang menjadi permasalahan dalam usaha pertanian
adalah hama dan penyakit, dengan teknik kultur jaringan dapat
meneliminasi virus-virus yang berasal dari pohon induk maka
dengan begitu produk usaha pertanian akan mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

peningkatan hasil dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan


pasar.

V. Panduan Skoring
 Isisan singkat
Skor masing-masing soal adalah 5
(10 x 5 = 50)
 Pernyataan Benar Salah
Masing-masing soal skornya adalah 5
(5 x 4 = 20)
 Uraian analisis
Mampu menjelaskan 2 poin utama kelebihan tanaman
transgenik = 8
Mampu mengkaitkan hubungan antara kultur jaringan,
penanggulangan masalah pertanian serta agro-industri hilir di
Indonesia = 12
 Total Skor secara keseluruhan adalah 100
Pedoman Penilaian

VI. Kriteria Penilaian

Nilai Kriteria
X > 80 % 81-100 = Tinggi
65 % ≤ X <81 % 65-80 = Sedang
50 % < X< 65 % 51-64 = Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

C. Penilaian Keterampilan
Indikator
4.10.2 Merencanakan eksperimen mengenai pengaplikasian bioteknologi
konvensional
4.10.3 Melakukan eksperimen mengenai pengaplikasian bioteknologi
konvensioanal dengan memanfaatkan mikroorganisme
4.10.4 Menyajikan data tertulis hasil ekperimen mengenai pengaplikasian
bioteknologi konvensional dengan pemanfaatan mikroorganisme

Teknik Penilaian :Observasi kinerja dan laporan tertulis


Instrumen penilaian :Lembar observasi kinerja dan penilaian laporan

Instrumen Penilaian Kinerja

Kelas : XII
Kelompok : ….

No Aspek Kategori Penilaian Skor


1 2 3 4
1. Persiapan Alat dan Bahan
2. Pelaksanaan Prosedur pembuatan wine
Uji Organoleptik
3. Kegiatan akhir Membersihkan dan
mengembalikan alat dan bahan
ke tempatnya
Mengumpulkan laporan
Skor total
Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Rubrik Penilaian Kinerja

Aspek Kategori Penilaian Skor


Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan lengkap dan tepat, anggota
kelompok mengetahui nama dan kegunaan
setiap alat dan bahan
Jika terdapat 3 aspek 3
Jika hanya terdapat 2 aspek 2
Jika hanya terdapat 1 aspek 1
Prosedur Seduhan Kopi Fermentasi
Melaksanakan sesuai prosedur, selesai tepat
waktu, disiplin dalam pengerjaan (sampah
dan penggunaan alat dan bahan rapi)
Jika terdapat 3 aspek 3
Jika hanya terdapat 2 aspek 2
Jika hanya terdapat 1 aspek 1
Pelaksanaan Uji Organoleptik dan Pengambilan data
Parameter uji sesuai dengan skala pengujian,
pengambilan data dilakukan dengan jujur dan
benar, data dibandingkan dengan kelompok
yang lain
Jika terdapat 3 aspek 3
Jika hanya terdapat 2 aspek 2
Jika hanya terdapat 1 aspek 1
Kegiatan Akhir Membersihkan dan Mengembalikan Alat
dan Bahan
Alat dan bahan sudah dibersihkan, Alat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

Aspek Kategori Penilaian Skor


Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan lengkap dan tepat, anggota
kelompok mengetahui nama dan kegunaan
setiap alat dan bahan
Jika terdapat 3 aspek 3
Jika hanya terdapat 2 aspek 2
Jika hanya terdapat 1 aspek 1
baha dikembalikan dalam keadaan lengkap
dan bersih, meja praktikum dan kursi
praktikum tertata rapi
Jika terdapat 3 aspek 3
Jika hanya terdapat 2 aspek 2
Jika hanya terdapat 1 aspek 1
Pedoman Penilaian Kinerja

Format Laporan Tertulis

A. Acara praktikum ((judul, hari/tanggal, tempat waktu) (5)


B. Tujuan praktikum (5)
C. Dasar teori (20)
D. Alat dan Bahan (10)
E. Hasil Pengamatan (15)
F. Pembahasan (25)
G. Kesimpulan (10)
H. Daftar Pustaka (5)
I. Lampiran (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Pedoman Penilaian Kinerja

Rubrik Penilaian Laporan

Aspek yang dinilai Skor Kriteria penilaian


Acara Praktikum 1 Hanya mencantumkan 1 komponen
lengkap
2 Mencantumkan 2 komponen lengkap
3 Mencantumkan 3 komponen lengkap
4 Mencantumkan semua komponen namun
ada yang kurang tepat
5 Mencantumkan semua komponen dengan
benar dan tepat
Tujuan Praktikum 1 Tidak mencantumkan tujuan praktikum
2 Mencantumkan tujuan praktikum tetapi
tidak sesuai dengan percobaan yang
dilakukan
3 Mencantumkan tujuan praktikum namun
pemilihan bahasa kurang tepat
4 Mencantumkan tujuan praktikum namun
tidak lengkap
5 Mencantumkan tujuan dengan jelas dan
tepat
Dasar Teori 1 Tidak mencantumkan dasar teori
4 Mencantumkan dasar teori tetapi tidak
sesuai dengan topik praktikum
8 Mencantumkan teori seseuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

Aspek yang dinilai Skor Kriteria penilaian


topikpraktikum namun tidak lengkap
12 Mencantumkan dasar teori lengkap
namun tidak sistematis
16 Mencantumkan dasar teori lengkap,
sistematis namun tidak disertakan sumber
(sitasi)
20 Mencantumkan dasar teori lengkap
sistematis dan disertai sumber
Alat, bahan, cara 1 Tidak mencantumkan ketiga komponen
kerja 2 Hanya mencantumkan salah satu
komponen
4 Mencantumkan 2 komponen
6 Mencantumkan 3 komponen namun tidak
lengkap
8 Mencantumkan 3 komponen lengkap
namun tidak sistematis
10 Mencantumkan semua komponen,
lengkap, benar dan sistematis
Hasil Pengamatan 1 Tidak mencantumkan hasil pengamatan
5 Parameter uji organoleptik yang diuji
kurang lengkap
7 Parameter yang diuji lengkap tetapi data
yang disjikan kurang lengkap
9 Data ditulis lengkap tetapi tidak rapi dan
tidak sistematis
12 Data yang dituliskan rapi dan lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Aspek yang dinilai Skor Kriteria penilaian


akan tetapi tidak sistematis atau
sebaliknya
15 Data yang ditulis lengkap rapidan
sistematis
Pembahasan 1 Tidak mencantumkan pembahasan
8 Pembahasan tidak sesuai dengan poin
pembahasan
14 Pembahasan sesuai dengan poin
pembahasan namun tidak lengkap
18 Pembahasan lengkap tetapi tidak
didukung teori
20 Pembahasan lengkap dan didukung teori
yang sedikit
25 Pembahasan lengkap dan didukung teori
yang kuat
Kesimpulan 1 Tidak mencantumkan kesimpulan
2 Mencantumkan kesimpulam namun tidak
menjawab tujuan
4 Kesimpulan mengarah menjawab tujuan
namun tidak lengkap
8 Kesimpulan menjawab tujuan namun
kalimat yang digunakan terlalu luas
10 Kesimpulan singkat dan lengkap serta
menjawab tujuan
Daftar Pustaka 1 Tidak mencantumkan daftar pustaka
2 Mencantumkan daftar pustaka namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

Aspek yang dinilai Skor Kriteria penilaian


tidak sesuai dengan sitasi
3 Mencantumkan daftar pustaka lengkap
sesuai sitasi namun banyak dari blog.
4 Mencantumkan daftar pustaka lengkap
dari sumber terpercaya namun penulisan
tidak benar
5 Mencantumkan daftar pustaka dari
sumber terpercaya, sesuai sitasi dan
penulisan sudah benar
Lampiran 1 Tidak mencantumkan lampiran
3 Mencantumkan lampiran namun tidak
sesuai keterangan
5 Mencantumkan lampiran dan sesuai
keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Lampiran 9. Lembar Hasil Uji Organoleptik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

Lampiran 10. Hasil Uji GC Alkoho (Etanol dan Metanol)

PEMAKAIAN GAS KROMATOGRAFI

Pemesan : Maria Asumta Nogo Amuntoda


Instansi : Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Sampel : Wine Kopi Arabika
Jumlah Sampel : 2
Catatan : Perhitungan Kadar Ethanol

Kurva Standart
<<Tabel Standart>>
Konsentrasi
Area Area
No. Standart Area Count
Ethanol Propanol
(%)
1 2 59858 158080 0,378656377
2 4 99141 123921 0,800033893
3 6 192719 116280 1,657370141
4 8 104449 54846 1,904405061

<<Tabel Sampel>>

Nama Area Area


No. Area Count Konsentr
Sampel Ethanol Propanol
asi (%)

1 Sampel A 3171002 2816579 1,125834567 4,78


2 Sampel B 430110 243570 1,765857864 7,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Anda mungkin juga menyukai