Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR KERJA 4

PENGUKURAN KADAR AIR, SUSUT PENGERINGAN DAN MINYAK ATSIRI

1. Anda sebagai Manager quality control disuatu industri obat tradisional akan
melakukan penentuan susut pengeringan simplisia daun bungur. Sebanyak 4,575 g
simplisia dimasukkan dalam botol timbang (dengan bobot botol timbang kosong
adalah 66,655 g). Setelah itu dimasukan ke dalam oven suhu 105oC diperoleh data
penimbangan pada jam ke-1: 67,4300 g; jam ke-2: 67,4201 g; jam ke-3 67,4200 g;
dan jam ke-4: 67,4191 g.
a. Tentukan patokan bobot tetap
b. Tentukan pada jam keberapa telah tercapai bobot tetap?
c. Tentukan persentase susut pengeringan
d. Apakah metoda penentuan susut pengeringan dapat secara akurat menentukan
kadar air ?

2. a. Jelaskan prinsip penentuan kadar air dengan menggunakan destilasi azeotropik


b. jelaskan syarat dan contoh pelarut yang bisa kita gunakan dalam penentuan
kadar air dengan metoda destilasi azeotropik
c. Apa pentingnya menentukan kadar air pada standardisasi simplisia
d. Pada penentuan kadar air simplisia tanaman kumis kucing dengan metoda
destilasi azeotropik, data volume air yang terukur pada penampung adalah 0,8 mL
dan diketahui berat simplisia awal adalah 2 gram berapakah kadar air pada
simplisia tersebut

3. a. Sebutkan tumbuhan yang merupakan sumber penghasil minyak atsiri


b. Sebutkan metode ekstraksi yang digunakan untuk memperoleh minyak atsiri
dari tumbuhan
c. Berikan 3 contoh minyak atsiri berikut dengan khasiat atau efek
farmakologiny
d. Berdasarkan pustaka rujukan dari FHI, tentukanlah persen kadar minyak
atsirinya jika diperoleh hasil minyak atsiri yang terukur adalah 0,06 ml dari 10
g sampel tumbuhan.
JAWABAN
1. Diketahui :
- Bobot awal Simplisia = 4,575 g
- Bobot botol timbang kosong = 66,655 g
- Penimbangan jam ke-1 = 67,4300 g Selisih penimbangan 1 dan 2 = 9,9 mg
- Penimbangan jam ke-2 = 67,4201 g Selisih penimbangan 2 dan 3 = 0,1 mg
- Penimbangan jam ke-3 = 67,4200 g Selisih penimbangan 3 dan 4 = 0,9 mg
- Penimbangan jam ke-4 = 67,4191g
a) Menentukan patokan bobot tetap
0,5 mg
Bobot tetap = Bobot awal simplisia x
1g
0,5 mg
Bobot tetap =4 , 575 x
1g
Bobot tetap = 2,2875 mg
b) Menentukan pada jam keberapa tercapai bobot tetap
Bobot tetap tercapai pada penimbangan jam ke-3 karena selisih penimbangan
sudah kurang dari bobot tetap yaitu 0,1 mg.
c) Menentukan persentase susut pengeringan
Bobot akhir simplisia =
Bobot pada penimbangan ke 3−bobot botol timbang kosong
= 67,4200 g−66,655 g
= 0,765 g
Bobot awal simplisia−bobot akhir simplisia
Susut pengeringan = x 100 %
Bobot awal simplisia
4,575 g−0,765 g
Susut pengeringan = x 100 %
4,575 g
3,81 g
Susut pengeringan = x 100 %
4,575 g
Susut pengeringan = 83,28 %
d) Berdasarkan penelusuran literatur dapat disimpulkan bahwa susut pengeringan
belum terlalu akurat untuk menetapkan kadar air. Hal ini dikarenakan ketika
proses pemanasan, ada komponen selain air, yaitu misalkan minyak atsiri. Minyak
atsiri dan air akan sama-sama menguap sehingga disaat pengukuran kadar air
hasilnya akan lebih besar dari kadar air sebenarnya (kadar air palsu). Oleh karena
itu susut pengeringan belum bisa digunakan untuk menetapkan kadar air.
Namun ada literatur lain yang menyatakan bahwa susut pengeringan dapat secara
akurat untuk menetapkan kadar air, dengan persyaratan yaitu hasil susut
pengeringan yang diperoleh harus dikurangi kadar minyak atsiri, sehingga bisa
digunakan untuk menetapkan kadar air.

2. a) Prinsip penentuan kadar air dengan metode destilasi azeotropik adalah penguapan
air dengan pembawa cairan kimia yang mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada air
dan tidak dapat dicampurkan dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah
daripada air. Campuran pelarut yang memiliki titik didih dan kepolaran berbeda akan
menguap pada suhu yang sama , yaitu diatas atau di bawah titik didih kedua pelarut.
Air menguap bersama pelarut yang bersifat immiscible (suatu larutan yang tidak dapat
bercampuran) pada suatu perbandingan yang tetap. Uap air bahan dan uap pelarut
dikondensasi dan ditampung dalam labu destilat. Jumlah air hasil destilasi bahan dapat
langsung ditentukan dengan membaca meniskus pada labu destilat.

b) Syarat pelarut dalam destilasi azeotropic :

- memiliki titik didih yang lebih tinggi dari air


- memiliki bobot jenis yang berbeda dengan air
- Pelarut harus mudah dapat dipisahkan dari produk dasar
- pelarut dapat memisahkan air
Contoh pelarut dalam destilasi azeotropic :
- Toluene
- Xilena (dimetil benzene)
- Tetrakloroetilena
- Anilina
c) Standarisasi ekstrak dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan ekstrak yang
aman dan stabilitasnya teruji sehingga sediaan yang dihasilkan merupakan sediaan
yang terjamin mutunya sehingga penentuan kadar air itu sangat penting karena
Kadar air menentukan stabilitas ekstrak atau simplisia dan bentuk sediaan
selanjutnya. Syarat kadar air adalah kurang dari 10%. Kadar air dalam ekstrak yang
kurang dari 10% bertujuan untuk menghindari cepatnya pertumbuhan jamur dalam
ekstrak.
3. a) Akar Wangi(Vetiver), Sereh(Citronella), Cengkeh(Clove), Pala(Nutmeg),
Kenanga(Cananaga), Cendana(Sandalwood)

b)

c) (1) Bay = di gunakan sebagai aroma terapi untuk mengobati arthritis dan insomnia

(2) Camphor = di gunakan untuk mengobati dekongestan

(3) clary sage = di gunakan untuk antidepresan

Anda mungkin juga menyukai