PRAK FARKOG
ANALSIS
LK1 (IDENTIFIKASI,KADAR ABU )
◦ IDENTIFIKASI
MERUPAKAN TAHAP AWAL PENGUJIAN SIMPLISIA, DALAM TAHAP INI DIPEROLEH : NAMA , JENIS, WARNA,
DLL.
◦ TAHAP IDENTIFIKASI, DAPAT DILANJUTKAN UNTUK MENGHITUNG PENYIMPANGAN BOBOT, PENENTUAN
BENDA ASING, MIKROSUBLIMASI, KROMATOGRAFI, DAN JAMU MIKROKOPIS
◦ LALU DILANJUTKAN DENGAN PENTAPAN KADAR ABU SEBELUM EKSTRAK DIGUNAKAN UNTUK PROSES
SELANJUTNYA
Tentukan salah satu parameter
yaitu kualitas / kesesuaian
kemasan. Lihat pustaka atau
peraturan tentang penandaan
obat tradisional golongan jamu.
Identifikasi kesesuaian antara
apa yang tercantum pada
kemasan jamu diatas dengan
peraturan penandaan yang
dipersyaratkan. Sebutkan dan
Jelaskan mana yang sudah
sesuai dan mana yang belum
sesuai atau tidak ada.
◦ Jawaban :
1. Terdapat nama obat tradisional
2. Tidak tercantum bentuk sediaan
3. Tercantum berat bersih sediaan perkemasan
4. Tercantum Nama alamat produsen/importir/pemberi
Lisensi
5. Tercantum nomor izin edar tetapi tidak tercantum tanggal
kadaluarsa
6. Tercantum logo jamu
7. Tercantum komposisi
8. Tercantum khasiat kegunaan dan Aturan pakai
9. Tidak tercantum cara penyimpanan
10. Tidak tercantum informasi khusus apabila mengandung
kandungan minyak babi atau alkohol
B. Penentuan Penyimpangan Bobot
Diketahui berat bersih yang tertera pada kemasan suatu jamu adalah 15 g dan berat 10 serbuk
1. 14.7 g = 2%
2. 13.8 g = 8%
3. 12.8 g = 14,67%
4. 14,6 g = 2,67%
5. 13,8 g = 8%
6. 14.3 g = 4,67%
7. 12,5 g = 16,67%
8. 13,5 g = 10%
9. 14,7 g = 2%
Hitunglah rata-rata persen penyimpangan bobot pada 10 kemasan jamu tersebut dengan
rumus :
sebelum digunakan untuk proses produksi ekstrak terstandar jahe merah. Sebanyak 2,475
g simplisia dimasukan ke dalam krus porslen yang memiliki bobot 45,725 g. Setelah
proses pemijaran dan berubah menjadi abu, diperoleh data penimbangan sebagai berikut:
Tugas:
c. Tentukanlah kadar abu total dari simplisia rimpang jahe merah tersebut
2. Jika diketahui berat abu total dalam 2,455 g sampel rimpang temu lawak sebesar 1,852 g
dan berat krus porslen kosong sebesar 45,725 g. Setelah dipijarkan, kemudian ditimbang
diperoleh data penimbangan:
Jam ke-1: 47,4450 g
Jam ke-2: 47,4305 g
Jam ke-3: 47,4289 g
Jam ke-4: 47,4278 g
Jam ke-5: 47,4276 g
Tugas:
a. Tentukanlah patokan bobot tetapnya dari sampel tersebut
b. Tentukan pada jam ke berapa telah tercapai bobot tetapnya?
c. Tentukanlah kadar abu larut air dengan data di atas
Lembar kerja 2
Praktikum Farmakognosi Analisis
1.Jelaskan sifat polaritas dari air dan etanol (koefisien partisi, elektronegatifitas dan ikatan
hidrogen) serta jelaskan kemungkinan metabolit sekunder yang tertarik pada pelarut air dan etanol
◦ Air bersifat polar karena bentuk molekulnya yang bengkok. Koefisien partisi merupakan salah satu parameter fisiko kimia untuk
mempelajari hubungan struktur dan aktivitas dalam system biokimia yang paling sering digunakan. Atom oksigen dalam molekul
air memiliki elektronegatifitas yang lebih besar dari pada atom hydrogen yang terikat secara kovalen, menghasilkan pergeseran
dipol di mana ikatan tersebut berbobot positif pada ujung hydrogen. Ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antar molekul atau
antar dipol-dipol yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Dalam makromolekul seperti
protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama dan berperan sebagai penentu bentuk
molekul keseluruhan yang penting. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida yang seharusnya
memiliki ikatan hidrogen terbesar sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
2. Apakah pentingnya kita mengetahui bobot tetap dalam penetapan kadar secara
gravimetri dan sebutkan parameter standardisasi yang prinsip dasarnya adalah
gravimetri
◦ Bobot tetap merupakan selisih yang diperkenankan dalam pertimbangan akhir dan pertimbangan
sebelumnya yaitu tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang. Parameter standarisasi dengan
prinsip gravimetri yaitu analisis kuantitatif untuk menentukan jumlah zat berdasarkan pada penimbangan
dari hasil reaksi setelah bahan/analit yang dihasilkan diperlakukan terhadap pereaksi tertentu
3. Anda sebagai Manager quality control disuatu industri obat tradisional akan
melakukan penentuan kadar sari larut air dari simplisia daun kumis kucing.
Sebanyak 3,575 g simplisia diekstraksi secara refluks dalam 100 mL air selama 1
jam, sebanyak 25 mL ekstrak cair diuapkan dalam cawan penguap dengan bobot
65,655 g. Residu hasil penguapan diketahui berbobot 66,755 g. Setelah residu
dimasukan ke dalam oven suhu 105oC diperoleh data penimbangan pada jam ke-1:
66,4300 g; jam ke-2: 66,4201 g; jam ke-3 66,4200 g; dan jam ke-4: 66,4191 g.
Tentukan patokan bobot tetap
Tentukan pada jam keberapa telah tercapai bobot tetap?
Tentukan kadar sari larut air dari simplisia tersebut.
Jawaban:
a. Penetapan bobot tetap
= 1,7875 mg = 0,0017 gr
0,5 mg x bobot sampel
gr b. Selisih penimbangan
Pada jam ke 1-2 = 66,4300-66,4201 = 0,0099
0,5 mg x 3,575 gr Pada jam ke 2-3 = 66,4201-66,4200 = 0,0001
gr Pada jam ke 3-4 = 66,4200-66,4191 = 0,0009