Anda di halaman 1dari 16

TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN STERIL

BATCH SHEET VI

SEDIAAN INJEKSI INFUS GLUKOSA

BAB I

NAMA ZAT AKTIF DAN BENTUK YANG DIGUNAKAN

1.1 Nama zat aktif

Glukosa

1.2 Bentuk yang digunakan

Larutan infus I.V


BAB II

MONOGRAFI ZAT AKTIF

2.1 Glukosa

Gambar 2.1 glukosa

Pemerian : Putih atau hampir putih, berbentuk kristal dan memiliki


rasa yang manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit larut dalam eanol 96%

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

British Pharmacopeia, 2009


BAB III

FORMULA DAN METODE PEMBUATAN

3.1 Formula

R/ Glukosa 5%

Infus intravena 250 ml

3.2 Formula Lengkap

R/ Glukosa 5 gram

NaCl 0.035 gram

Aqua pro injeksi ad 100 ml

3.3 Metode pembuatan

Dengan menggunaka metode sterilisasi akhir.


BAB IV

MONOGRAFI ZAT TAMBAHAN

4.1 NaCl

BM : 58,44

Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur


putih/berbentuk kristal putih, tidak berbau, rasa asin. Kisi
kristalnya adalah struktur berpusat muka kubik. Natrium
klorida padat tidak akan mengalami kristalisasi meskipun,
dibawah 0C, mungkin akan mengkristal apabila dalam
bentuk dihidrat.
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih
dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P, sukar larut
dalam etanol (95%) P.
Fungsi : Diluent tablet atau kapsul, zat pengisotonis.
Titik leleh : 801 C (1074 K).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk dan kering.
4.2 Aqua pro injeksi

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau tidak


mempunyai rasa.

Sisa penguapan : Tidak lebih dari 0,003% b/v, penguapan dilakukan


diatas tangas air, kemudian dikeringkan pada suhu
105C selama 1 jam.
Penyimpanan : Dalam wadah tetutup kedap. Jika disimpan dalam
wadah bertutup kapas berlemak harus digunakan
dalam waktu 3 hari setelah pembuatan.
Penggunaan : Untuk pembuatan injeksi.

BAB V
PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN

5.1 Perhitungan
5.1.1 Perhitungan tonisitas
0,52(0,1 5)
W NaCl= =0,035 gram
0,576

5.1.2 Perhitungan osmolaritas

Osmolaritas
g
L []
1000 jumlah ion

Mr

50
1000 1=277,78 mOsmol / L
Glukosa 180

0,35
1000 1=11,96 mOsmol / L
NaCl 58,5

5.1.3 Kekuatan ion

NaCl Na+ + Cl-

23
+ 350 mg=137,6 mg
Na 58,5

137,6
=5,98 mEq / L
Eq 23

Cl- 350 mg137,6 mg=212,4 mg

212,4
=5,98 mEq /L
Eq 35,5

5.1.4 Perhitungan volumelarutan yang dibuat

V = 1 x C + 6 ml

= 1 x 102 + 6 ml = 108 ml

5.1.5 Perhitungan bahan


Glukosa 5% 5 g/100 ml

108 ml
5 g=5,4 gram
100 ml

NaCl 0,035 g/100 ml

108 ml
0,035 g=0,0378 g 0,038 g
100 ml

5.2 Penimbangan

Glukosa 5% = 5,4 gram

NaCl = 0,038 gram

Aqua Pro Injeksi ad 102 ml


BAB VI

PROSEDUR

6.1 Sterilisasi

Tabel 6.1 Sterilisasi Alat


ALAT STERILISASI WAKTU
Beaker glass Oven 170C 30
Corong & kertas saring Autoklaf 115-116C 30
Botol Infus Oven 170C 30
Kaca arloji Api langsung 20
Spatel logam Api langsung 20
Batang pengaduk Api langsung 20
Tutup infus (karet) Autoklaf 115-116C 30

6.2 Prosedur pembuatan

Dilakukan penimbangan bahan. Aqua pro injeksi ditambahkan karbon


aktif sebanyak 1% b/v (1,08 g). Kemudian dipanaskan pada suhu 60-70 selama
15 menit, lalu disaring dengan menggunakan kertas saring. Glukosa dilarutkan
dalam sebagian aqua pro injeksi hingga larut, kemudian NaCl dilarutkan dalam
sebagian aqua pro injeksi hingga larut, kedua larutan ini kemudian dicampurkan.
Kemudian di genapkan hingga 108 ml, disaring kembali, lalu dimasukan ke dalam
botol infus sebanyak 102 ml, ditutup dengan plastik wrap dan alumunium foil lalu
disterilisasi dengan autoklaf.
BAB VII

EVALUASI

7.1 Evaluasi sediaan

Tabel 7.1 Evaluasi sediaan

No. Jenis evaluasi Penilaian

1. Kejernihan

2. Kemasan

3. Kebocoran

7.1 Evaluasi lain

Tabel 7.2 Evaluasi lain

No. Jenis evaluasi Penilaian

1. Penampilan fisik wadah

2. Jumlah sediaan

3. Brosur

4. Kemasan

5. Etiket

6. Keseragaman Volume
BAB VIII

ASPEK FARMAKOLOGI

8.1 Indikasi

Untuk mengatasi dehidrasi, menambah kalori, dan mengembalikan


keseimbangan elektrolit.

8.2 Efek farmakologi

Di dalam sel glukosa dioksidasi menjadi karbondioksida dan air dengan


menghasilkan energi. Jaringan otot dan lemak menyerap glukosa bila diperlukan,
karena kebutuhan energi dapat pula dicapai dengan jalan oksidasi asam lemak.
Glukosa yang diserap di otot ditimbun sebagai glikogen atau dirombak menjadi
asam laktat, yang dibawa oleh darah diangkut ke hati dan menjadi bahan pangkal
untuk glukoneogenesis.

8.3 Dosis

Injeksi Intravena 3 mL/kg BB/jam atau 70 tetes/70 kgBB/menit atau 210


mL/70 kg BB/ jam atau sesuai kondisi penderita. Maksimal 1500mL/70 kg
BB/hari.

8.4 Efek Samping

Tromboflebitis (pada pH larutan rendah 3,5 5), panas, iritasi, infeksi


pada tempat penyuntikan, thrombosis atau flebilitas vena yang meluas dari tempat
penyuntikan & ekstravasasi.

8.5 Absorpsi

Langsung masuk peredaran darah (sisitemik)

8.6 Distribusi
Glukosa dapat menjadi alternatif utama karena pembakaran glukosa
memiliki potensial kimia yang tinggi, sekitar 2,840 kJ/mol. Sekitar 3 kali lipat
dari pembakaran gas metan. Selain itu, glukosa mudah disimpan di jaringan tubuh
dalam bentuk polimernya, yaitu glikogen. Glukosa juga mudah didistribusikan ke
semua sel tubuh melalui aliran darah, karena sifatnya yang mudah larut dalam air
dan relatif netral. Glukosa selain di distribusikan melaui darah juga melalui sistem
limfatik dengan kadar normal 120-140 mg/dL setelah makan berat dan 80-100
mg/dL.

8.6 Metabolisme

Glukosa menjadi energi di dalam tubuh akan berlangsung secara anaerobik melalui
proses yang dinamakan Glikolisis (Glycolysis). Proses ini berlangsung dengan
mengunakan bantuan 10 jenis enzim yang berfungsi sebagai katalis di dalam
sitoplasma (cytoplasm) yang terdapat pada sel eukaryotik (eukaryotic cells).

8.7 Ekskresi

Glukosa di ekskresikan melalui urin.


BAB IX

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum pembuatan sediaan


steril berupa sediaan infus dengan bahan aktif berupa glukosa yang dibuat dengan
sterilisasi akhir. Tujuan suatu sediaan dibuat steril, karena berhubungan langsung
dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh lain. Dalam hal ini tidak
berlaku setengah steril, hanya ada dua pilihan yaitu steril dan tidak steril. Dan
infus merupakan sediaan yang perlu disterilkan dan harus bebas dari pirogen
sehingga harus benar-benar steril.
Glukosa merupakan suatu monosakarida yang dapat diberikan secara
peroral maupun intravena (sediaan infus) sebagai treatment dalam deplesi cairan
dan karbohidrat. Di samping itu glukosa juga dapat menurunkan metabolisme
lemak, mencegah ketonimia, mengatasi hipoglikemia, dan diberikan secara oral
dalam tes toleransi glukosa sebagai diagnosa diabetes mellitus. Formulasi sediaan
disusun berdasarkan zat aktif yang digunakan, sehingga perlu diperhatikan ada
atau tidaknya interaksi yang terjadi dengan zat tambahan yang digunakan agar
obat atau sediaan dapat digunakan secara efektif dan dapat memenuhi syarat-
syarat.
Pada pembuatan sediaan infuse intravena ini ditambahkan karbon aktif
sebagai absorben. Diharapkan dengan penambahan karbon aktif maka syarat
sediaan infuse, yaitu bebas pirogen dapat terpenuhi. Mekanisme karbon untuk
menghilangkan pirogen adalah dengan cara absorpsi. Adsorpsi ialah
pengumpulan zat terlarut di permukaan media dan merupakan jenis adhesi yang
terjadi pada zat padat atau zat cair yang kontak dengan zat lainnya. Proses ini
menghasilkan akumulasi konsentrasi zat tertentu di permukaan media setelah
terjadi kontak antarmuka atau bidang batas (paras, interface) cairan dengan cairan,
cairan dengan gas atau cairan dengan padatan dalam waktu tertentu
Setelah ditambahkan karbon aktif sediaan dipanaskan diatas penangas air
dalam suhu 60-700C selama 15 menit. Setelah dipanaskan dilakukan penyaringan
dengan kertas saring, penyaringan atau filtrasi ini bertujuan untuk mencegah
kemungkinan ikutnya partikel-partikel asing kedalam sediaan infuse serta
menyaring karbon aktif yang digunakan sebagai absorben. Penyaringan dilakukan
sebanyak 2 kali sehingga didapat larutan yang jernih, penyaringan ini dilakukan
pada saat keadaan panas. Hal ini ditujukan untuk menghindari kemungkinan
kesulitan dalam penyaringan karena terbentuknya koloid.
BAB X

KESIMPULAN

Sediaan steril berupa sediaan infus glukosa yang dibuat dengan sterilisasi
akhir dan dengan menggunakan zat-zat tambahan, yang terdiri atas NaCl sebagai
toncity agent dan menggunakan air bebas pirogen sebagai pelarut.
BAB XI
ETIKET DAN LABEL

11.1 Etiket

Gambar 11.1 Etiket

11.2 Label

Gambar 11.2 Label


BAB XII
KEMASAN DAN BROSUR

12.1 Kemasan

Gambar 12.1 Kemasan


12.2 Brosur

Gambar 12.2 Brosur


BAB XIII
DAFTAR PUSTAKA

Asscalbiass. 2011. Buku Petunjuk Praktikum Biokimia Kedokteran. Purwokerto:


Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan
UNSOED.
Department of Pharmaceutical Science. 1982. Martindale The Extra
Pharmacopeia, twenty eight edition. London : The Pharmaceutical Press.

Mac donald, I., Carbohydrates : Metabolism of Sugar. In Encyclopedia of Food Sciences &
Nutrition, and Edition, Caballero, B. Trugo, L.C., & Finglas, P.M.,Eds,.
Nelson, David L, Cox, Michael M. 2008. Lehninger Principles of Biochemistry 4
th . New York
Raymond C Rowe BPharm, PhD, DSC, FRPharmS, FRSC, CPhys, MInstP. 2009.
Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. Amerika :
Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association

Anda mungkin juga menyukai