DISUSUN OLEH
CORNELIA SUARDI
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2020
I. Praformulasi
1. Tinjauan farmakologi bahan obat
Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut (defistensi vitamin C).
Khasiatnya yang terpenting adalah pada dosis terapeutis yang cukup tinggi berdaya antiviral kuat
dan antibakteri yang diperkirakan berdasarkan sifat antioksidanya (Drs. Tan Hoan Tjay : 2007 hal
855).
Pemerian : Hablur atau serbuk putih atau agak kuning oleh pengaruh cahaya, lambat
laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering stabil di udara, dalam
larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190ºC
Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (96%) p, praktis tidak
larut dalam kloroform p, dalam eter p, dalam benzene p.
II. Formulasi
1. Permasalahan dan penyelesaian
1. Vitamin C mudah terdegradasi dengan adanya panas (kehilangan kadar asam
askorbat sekitar 30%)
Penyelesaian :
Disterilisasi menggunakan penyaring bakteri sreil yakni larutan disaring melalui
penyaring bakteri steril dan kemudan dimasukkan kedalam wadah steril, kemudia
ditutup kedap dengan teknik penutupan aseptis.
2. Vitamin C tidak stabil dengan adanya cahaya
Penyelesaian :
Digunakan ampul berwarna coklat untuk menghindari terjadinya oksidasi Vitamin
C menjadi asam dehidroaskorbat. Penyimpanannya disimpan ditempat yang gelap,
dan terlindung dari cahaya matahari
3. Vitamin C tidak stabil dengan adanya udara (oksigen)
Penyelesaian:
Dengan mengurangi masuknya oksigen kedalam air dan dan tidak dilakukan
pemanasan. Oksigen didalam larutan dapat dihilangkan dengan dialiri gas CO2,
lebih efektif dari pada gas nitrogen dan mengusir gas O2 dalam air, gas CO2
dihasilkan dari NaHCO3 yang akan melindungi Vitamin C dari CO2.
4. Vitamin C stabil pada pH 6-6,5
Penyelesaian :
Dengan adanya NaHCO3 dapat digunakan sebagai pengatuh pH.
5. Sediaan ampul Vitamin C harus bebas partikel melayang
Penyelesaian :
Melakukan penyaringan dengan menggunakan kertas whatman yang duah
disterilkan dengan otoclaf.
2. Formula
Resep Vitamin C dengan kadar 2% (Drs. Lukas Stefanus, 2006 : Hal 47)
Vitamin C 2,0
Tiourium 0,012
Pembuatan :
V = (N + 2) x V
4. Perhitungan Bahan
5. Perhitungan isotonis
0,576
= - 0,52 %
Hipertonis menyebabkan air dari sel ditarik keluar sel sehingga sel menjadi
mengkerut dan peristiwa ini bersifat reversible (dapat kembali ke keadaan semula)
sehingga peristiwa ini masih diperbolehkan pada sediaan injeksi. Jika perhitugan
tonisitas bernilai positif, diperlukan bahan pengisotonis seperti NaCl hal ini
disebabkan nilai positif menandakan larutan bersifat hipotonis, dimana hipotonis
menyebabkan air dari luar sel tertarik masuk kedalam sel sehingga lama kelamaan
sel membengkak dan akhirnya pecah. Keadaan hipotonis bersifat irreversible
sehingga harus dihindari pada sediaan injeksi.
III. Pelaksanaan
1. Alat yang digunakan
b) Alat karet
1. Karet direndam dalam Hcl selama 2 hari
2. Direndam lagi dalam larutan teepol 1% dan Na2CO3 1 % selama 1 hari
3. Didihkan 15 menit (diulangi sampai bersih dengan larutan baru)
4. Karet dalam rendaman di autoklaf pada suhu 115ºC selama 15 menit di lakukan
1 atau 2 kali sampai larutan jernih.
5. Dibilas dengan spritus dilutus dan aquadest sama banyak sampai bersih.
6. Alat dibungkus rangkap dua lalu disterilisasi dengan autoklaf suhu 121ºC
selama 15 menit.
c) Alat alumunium
1. Alat alumunium didihkan dalam larutan detergent / teepol selama 10 menit (bila
perlu direndam dalam larutan Na2CO3 5% selama 5 menit)
2. Alat dibilas dengan aquadestilata panas mengalir
3. Alat didihkan dalam air kran selama 15 menit
4. Dibilas dengan air kran sebanyak 3 kali
5. Alat didihkan dalam aquadestilata selama 15 menit
6. Dibilas dengan aquadest sebanyak 3 kali
7. Dikeringkan terbalik dalam oven pada suhu 100°C sampai kering
8. Alat dibungkus dengan rangkap 2 dan disterilkan dengan oven pada suhu
180°C selam 30 menit.
3. Sterilisasi alat
a. Waktu sterilisasi alat dengan autoklaf suhu 121 ºC selama 15 menit.
1) Waktu pemanasan : 12.50 – 13.09
2) Waktu pengusiran udara : 13.09 – 13.15
3) Waktu menaik : 13.15 – 13.26
4) Waktu kesetimbangan: 13.26 – 13.34
5) Waktu pembunuhan : 13.34 – 13.49
6) Waktu jaminan sterlilitas : 13.49 – 13.57
7) Waktu pendinginan : 13.57 – 14.03
VitC
INJEKSI STERIL I.M/I.V/S.C
Komposisi
Tiap ml injeksi mengandung :
Acidum Ascorbicum………………………………… 26 mg
Indikasi
Pengobatan difensiensi Vitamin C.
Kontraindikasi
Pemberian yang hipersensitif terhadap Vitamin C.
Efek samping
Lelah, sakit kepala, insomnia, mual muntah, kram perut, sakit yang
bersifat sementara serta bengkak pada tempat suntikkan i.m dan
s.c. pemberian secara i.v yang cepat dapat menyebabkan pusing
dan pingsan. Pemberian dosis tinggi dapat menyebabkan diare.
Peringatan dan perhatian
Penggunaan dosis besar dapat menyebabkan peningkatan
asam oksalat dalam urin dan mungkin dapat terjadi
pengendapan Ca oksalat pada ginjal.
Penggunaan pada penderita gangguan ginjal atau penderita
dengan riwayat batu ginjal
Rasa sakit dan trombofebilitis (jarang) dan berhubungan
dengan iritasi kimia dapat terjadi disekitar vena pada
pemberian infuse dosis tinggi yang cepat.
Takaran pemakaian
Dewasa :100-200 mg 1 - 2 kali sehari selama beberapa hari. Pada
kasus yang berat dapat diberikan dosis 1000-2000 mg sehari.
Anak-anak :100-300 mg sehari dalam dosis bagi.
Pemberian dapat dilakukan dengan intramuscular, intravena, dan
subkutan.
Kemasan
VitC : Box @ 10 Ampul @ 2 ml
No.Reg : XXX 1234567890X1
No.Batch : 123456
Exp Date : Juli 2023
VitC
INJEKSI STERIL
Tjay, Tan Hoandan Rahardja, Kirana. 2008. Obat-obat penting. Jakarta : PT. Elek Media
Komputindo