1.
2. Ade Anggy Yuliavalentda 110117305
3. Kamila Anggreani 110117312
4. Farasafira Wibisari 110117333
5. Sheila Ardinabilah 110117337
LABORATORIUM FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA
2019
Topik:
Pembuatan sediaan injeksi Vitamin B1 (Thiamin HCl) 1 % @ 2 ml yang dikemas dalam ampul
(4 ampul)
Tujuan
1. Mempelajari pembuatan sediaan steril volume kecil yang dikemas dalam ampul
2. Mempelajari cara perhitungan tonisitas
3. Mempelajari cara melakukan sterilisasi alat dan bahan dengan teknik pemanasan basah
(otoklaf) dan pemanasan kering (oven)
BAB I
PRAFORMULASI
Kontra Indikasi: Hipersensitivitas terhadap vitamin B1, wanita hamil, dan ibu menyusui
(Martindale 34th p.1455)
Efek Samping:
- Dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas sesaat setelah pemberian secara
parenteral (Martindale 38th , p. 2104).
- Jarang terjadi reaksi anafilatoid setelah pemberian dosis besar pada penderita yang
sensitif dan beberapa diantaranya bersifat fatal (Farmakologi dan Terapi edisi 4,
p.718).
D. TABEL BAHAN
Thiamin HCl sterilisasi dengan radiasi karena bahan aktif tidak tahan dengan
pemanasan tinggi, NaCl disterilkan dengan oven 180°C selama 30 menit, aqua pro injeksi
disterilkan dengan autoklaf 121°C selama 15 menit.
A. PENYIAPAN ALAT
C. STERILISASI
1. Sterilisasi alat-alat dengan oven pada suhu 180 °C selama 30 menit
Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut
Waktu pemanasan : pukul
Waktu kesetimbangan : pukul
Waktu pembinasaan : pukul
Waktu tambahan jaminan steritas : pukul
Waktu pendinginan : pukul
Proses sterilisasi alat dengan oven berlangsung dari pukul
D. CARA KERJA
1. Bersihkan meja dengan disemprot alkohol 70%, lap dengan kassa steril
2. Nyalakan api spiritus
3. T imbang Thiamin HCl 200 mg
4. Ukur pelarut aqua pro injeksi injection 5 ml dengan gelas ukur 10 ml
5. No 3 + 4 aduk ad larut di beaker glass 50 ml (kelarutan thiamin dalam air 1 : 1
Martindale 37th p.2137)
6. Timbang NaCl 130 mg
7. Ukur pelarut aqua pro injeksi injection 5 ml dengan gelas ukur 10 ml
8. No 6 + 7 aduk ad larut di beaker glass 50 ml (kelarutan dalam air 1 : 2,85
Martindale 38th p.635)
9. No 5 + 8 aduk ad homogen, ditambah aqua pro injection 8 ml dengan gelas ukur
10 ml, di beaker glass 50 ml, lalu aduk ad homogen.
10. Cek pH dengan indikator universal ; ambil sedikit dengan pengaduk, kemudian
oleskan pada kertas pH (indikator pH), catat pHnya (pH 4)
11. No 9 dipindahkan ke gelas ukur 25 ml, ditambah aqua pro injection ad 20 ml
12. Setelah di ad kan, disiapkan elenmeyer dan corong beserta kertas saring. No 11
disaring dengan menggunakan filter 0,8 µm (corong dan kertas saring), saring ke
dalam labu Erlenmeyer 50 ml.
13. Pindahkan ke beaker glass 100 ml.
14. Dengan spet injeksi 3ml, no 13 dimasukkan kedalam ampul sebanyak 2,15 ml,
dengan spet injeksi arah lurus sampai dasar ampul agar tidak ada yang menempel
di dinding ampul, karena pada saat pemanasan untuk menyegel sediaan, dapat
terbentuk hitam (arang) disebabkan reaksi pengarangan.
15. Ampul ditutup dengan metode pull seal (segel – tarik)
Panaskan leher ampul dengan api Bunsen sampai kemerahan.
Lalu tarik ujung ampul tersebut dengan pinset hingga mulut ampul
tertutup kedap dan rapat.
16. Lakukan perlakuan no 14 – 15 sampai ampul ke 6
17. Lakukan uji kebocoran sterilisasi sediaan
Letakan ampul dalam posisi terbalik pada beaker glass yang telah diberi
kassa steril, lalu ditutup mulut beaker glass dengan kertas perkamen 2
rangkap dan diikat dengan tali.
Dilakukan sterilisasi akhir dengan autoklaf 115°C selama 30 menit
18. Pilih 4 ampul dari 6 ampul tersebut yang tidak bocor
19. Tempelkan label pada masing-masing ampul. Beri brosur (Balik brosur tulis nama
kelompok satu per satu), dan masukan kedalam wadah sekunder.
BAB IV
WADAH
Ampul 2 ml (putih bening) tertutup rapat terlindung dari cahaya (wadah primer+
etiket/ label) + kemasan luar ampul kotak “BIVITAMIN” (sebagai wadah sekunder).
BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. PEMBAHASAN
Hasil dari kelompok praktikum kami belum memenuhi syarat untuk
diproduksi, karena adanya beberapa kesalahan seperti memegang bagian mulut
beaker glass dengan tangan, yang menyebabkan sterilitas sediaan kami kurang
terjamin. Pada praktikum kami juga tidak melakukan uji adanya pirogen, uji
keseragaman bobot / volume, uji penyesuaian tonisitas, uji sterilitas, dan penetapan
kadar bahan aktif.
Sediaan Thiamin HCl kelompok kami memiliki pH 4, yang di cek dengan
menggunakan indikator pH universal. Jumlah ampul yang kami dapatkan setelah
proses penutupan pull-sealed adalah sejumlah 5 ampul,. Setelah itu dilakukan proses
penutupan ampul, dilanjutkan dengan uji tes kebocoran ampul dan sterilisasi akhir.
Pada proses ini, sediaan kami mengalami kebocoran sejumlah 2 ampul, dikarenakan
ujung ampul kurang rapat saat proses penutupan ampul, sehingga jumlah ampul yang
masuk kedalam kemasan sejumlah 3 ampul saja
B. KESIMPULAN
Sediaan Injeksi Thiamin HCl “Thiaminivit” belum layak diproduksi dalam skala
besar industri karena belum memenuhi seluruh persyaratan kelayakan dan mutu
produksi.
C. SARAN
Kantong-kantong alat sebaiknya sudah dipersiapkan sebelum praktikum sehingga
dapat menghemat waktu dan dapat segera dilakukan proses sterilisasi karena
proses sterilisasi memerlukan waktu yang cukup lama.
Proses pengeringan alat-alat tidak boleh terlalu lama, terutama pada alat-alat
berskala, karena dikhawatirkan alat dapat memuai sehingga skala menjadi tidak
tepat.
Operator sebaiknya dapat mengoperasikan alat dengan tepat dan berhati-hati (terkait
dengan jaminan sterilitas sediaan yang dibuat)
BAB VI
LABEL DAN BROSUR
B. KEMASAN SEKUNDER
C. BROSUR