(SINGLE DOSE)
Oleh
KELOMPOK G-6
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
SURABAYA
2015
Topik : Pembuatan sediaan injeksi Diphenhydramin HCl 0,5% dengan volume 9ml (vial)
Tujuan :
1. Mempelajari cara pembuatan sediaan steril dengan bahan aktif yang mudah
teroksidasi.
I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan farmakologi bahan obat
Indikasi :
1. Antihistamin (FI III p.228). Diphenhydramin HCl mempengaruhi derivat
monoethanolamin sebagai antihistamin diserati efek sedatif dan muskarinik.
2. Digunakan untuk kondisi alergi termasuk urtikaria dan angioderma, rhinitis, dan
konjungtivitis gangguan gatal-gatal pada kulit, sebagai antiemetik, untuk
pengobatan mual dan muntah, sebagai antimuskarinik dalam pengobatan parkinson
(Martindale ed. 36th, p. 577-578).
3. Digunakan untuk mencegah dan mengobati mual, muntah, dan atau vertigo yang
berhubungan dengan mabuk perjalanan (AHFS Drug Information 2008 p.236)
Kontraindikasi :
1. Tidak dapat diberikan kepada penderita asma, pasian yang hipersensitivitas, anak-
anak dibawah umur 2 tahun dan ibu hamil (Martindale ed. 36th, p. 561-563).
2. Tidak dapat diberikan kepada penderita asma bronkial/ hipotensi (Farmakologi dan
terapi ed IV p.25)
3. Tidak dapat diberikan kepada penderita asma karena Diphenhydramin HCl
memiliki efek atropin like action (Remington 17th p.1128)
Efek samping :
Efek sedatif, hipnotis, rasa kantuk, sakit kepala, gangguan psikomotor, gangguan
saluran cerna, dan efek antimuskarinik: seperti mulut kering, gangguan penglihatan,
retensi urin, konstipasi (Martindale ed. 36Th, p. 561).
Pemanasan terjadi peruraian sehingga disterilkan dengan filtrasi membran filter 0,22µm.
D. Tabel penimbangan
Komponen Cara
No. Bobot / Volume Fungsi
Bahan Sterililsasi
1 Diphenhydramin HCl 150 mg Bahan aktif Radiasi
2 Na metabisulfit 0,01% 50 mg Antioksidasi Radiasi
3 NaCl 219 Pengisotonis Oven 1800C
4 Aqua pro injeksi Ad 30 ml Pelarut Otoklaf 121oC
Sterilisasi dengan filtrasi. Karena diphenhydramin HCl merupakan obat yang termolabil
sehingga tidak cocok disterilkan dengan pemansan (Martindale ed. 36th, p. 577).
a. Penyiapan alat
10 Oven 180oC 30
Aluminium foil
2x modul (1)
11 Kantong sampah 2 Oven 180oC 30
1x modul (1)
==========================================================
Proses sterilisasi berlangsung dari : pk 13.34 – 14.13 ( 39 menit)
(kaca arloji, beaker glass, erlenmeyer, pengaduk, pinset, tara dan wadah, anak timbangan,
sendok porselin, sendok logam, vial coklat, kantong sampah, aluminium foil)
c.2 Sterilisasi alat-alat dengan autoklaf pada suhu 115°C selama 30 menit.
(corong dan kertas saring, gelas ukur, pipet tetes, tutup vial, tali, filter holder dan
membran filter, tali)
c.3 Sterilisasi pelarut aqua pro injection dengan autoklaf pada suhu 121° selama 15 menit.
c.4 Sterilisasi perlengkapan untuk teknik aseptik dengan menggunakan autoklaf pada suhu
115°C selama 30 menit.
d. Cara kerja
Ruang 2
1. Semprot meja dengan alcohol, lap dengan kasa steril, nyalakan api spiritus.
2. Tara kaca arloji, timbang Diphenhydramin HCl 0,5% 150 mg, tutup dengan kaca
arloji. (kelarutan Diphenhydramin HCl 1:1 FI III hal. 228)
3. Tara kaca arloji, timbang NaCl 183 mg. (kelarutan NaCl 1:2,8 FI III hal. 403)
4. Tara kaca arloji, timbang Na metabisulfit 50 mg. (kelarutan Na metabisulfit 1:1,9
HPE 6 p. 654)
Ruang 1
5. Colokan kabel LAFC ke stop kontak.
a. LAFC di on-kan dengan menaikkan tombol hitam.
b. Fan dinyalakan. Nyalakan lampu UV minimal 15-30 menit.
c. Setelah 15 menit lampu UV diganti dengan flour (lampu neon)
6. Bersihkan LAFC dengan menyemprotkan alcohol 70% dan di lap dengan kasa
steril (sisi kiri kanan, depan ada 2 sisi, dan meja kerja).
7. Semprot semua alat yang telah disterilkan, semprot sarung tangan, dan spiritus
dengan alcohol 70% (spiritus harus dipastikan kering sebelum dinyalakan)
8. Masukkan ke LAFC, masukkan juga bahan yang telah ditimbang ke dalam LAFC
(Apabila saat bekerja tangan keluar dari LAFC, sebelum masuk kembali semprot
tangan dengan alcohol 70%)
9. Pengenceran Na metabisulfit
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 10
a. 50 mg Na metabisulfit di kaca arloji,dilarutkan dalam 10 ml, di beaker glass
50 ml.
b. Diambil 1 ml {(1 ml/10 ml) x 50 mg = 5 mg} Na metabisulfit dengan gelas
ukur 5 ml
c. Tambahkan larutan aqua pro injeksi ad 10 ml
d. Kocok homogen. c diambil 5 ml {(2,5 mg/5 mg) x 10 ml = 5 ml}, diukur
dengan gelas ukur 10 ml
10. 150 mg Diphenhydramin HCl dalam kaca arloji tertutup, masukkan ke dalam
beaker glass 50 ml.
11. 10 + 9e, campur ad homogen.
12. 183 mg NaCl + 5 ml aqua pro injeksi dengan gelas ukur 10 ml, aduk ad larut
dalam beaker glass 100 ml.
13. 11 + 12 campur ad homogen.
14. 13 + larutan aqua pro injeksi ad 20 ml, lalu lakukan pengecekan pH 4,0 – 6,0
dengan indikator universal pH = 5,00
15. 14 di ad kan 30 ml di gelas ukur 50 ml.
16. 15 disaring dengan corong yang dilapisi membrane filter 0,8 m (corong + kertas
saring), tampung dalam erlenmeyer 50 ml pindahkan ke beaker glass 100 ml.
17. 19 diambil 10 ml untuk mengeluarkan gelembung udara yang ada pada spuit
injeksi, filtrasi dengan membran filter 0,22 m,
18. Sebanyak 9,5 ml masukkan ke dalam vial coklat, lalu tutup dengan karet yang
sesuai.
19. 20 diikat dengan tali champagne 2 kali (tali mati), tutup dengan alumunium foil
rangkap 2, tali pita pada leher vial.
20. Lakukan bubble point test.
a. Lepas jarum spuit injeksi, lalu isi dengan udara 10 ml ke dalam spuit.
b. Pasang filter holder yang telah digunakan (di dalamnya ada membran filter
masih basah 0,22 m)
c. Siapkan beaker glass yang berisi aqua pro injeksi.
d. Filter holder dicelupkan ke dalam aqua pro injeksi pada bagian tengah secara
tegak lurus.
IV. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini, sediaan yang akan dibuat adalah injeksi Diphenhidramin HCl
0,5% dengan volume 9 ml di dalam vial. Bahan yang akan digunakan, yaitu Diphenhidramin
HCl merupakan bahan yang mudah teroksidasi, sehingga perlu penambahan antioksidan,
seperti Na Metabisulfat, selain itu Diphenhidramin HCl juga tidak tahan pemanasan, oleh
karena itu tidak dilakukan sterilisasi akhir dengan pemanasan, melainkan dengan metode
filtrasi (penyaringan). Karena pada praktikum ini, sterilisasi hanya dengan metode filtrasi
(jaminan sterilitasnya rendah), maka pembuatan sediaan ini dilakukan menggunakan teknik
aseptik, di dalam Laminar Air Flow Cabinet (LACF) untuk membatasi jumlah partikel yang
dapat kontak dengan sediaan.
V. KESIMPULAN
Sediaan yang kami buat belum layak diproduksi, karena berdasarkan bubble point test
gelembung udara yang dihasilkan menunjukkan skala yang besar (0,9 m), yang seharusnya
secara teoritis gelembung udara yang dihasilkan menunjukkan skala 0,2 m.
VI. WADAH
Wadah: vial coklat 9 ml tertutup rapat, terlindung cahaya + kemasan sekunder + etiket/label
dan brosur.