Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

SEDIAAN INJEKSI DIPHENHYDRAMIN HCl 0,5%

(SINGLE DOSE)

Oleh

KELOMPOK G-6

Arlisa Fitria 1130397

Tifany Eka Putri 1130413

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SURABAYA

SURABAYA

2015
Topik : Pembuatan sediaan injeksi Diphenhydramin HCl 0,5% dengan volume 9ml (vial)

Tujuan :

1. Mempelajari cara pembuatan sediaan steril dengan bahan aktif yang mudah
teroksidasi.

2. Melakukan sterilisasi sediaan injeksi dengan metode filtrasi (dengan


menggunakan tekhnik aseptik).

I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan farmakologi bahan obat
 Indikasi :
1. Antihistamin (FI III p.228). Diphenhydramin HCl mempengaruhi derivat
monoethanolamin sebagai antihistamin diserati efek sedatif dan muskarinik.
2. Digunakan untuk kondisi alergi termasuk urtikaria dan angioderma, rhinitis, dan
konjungtivitis gangguan gatal-gatal pada kulit, sebagai antiemetik, untuk
pengobatan mual dan muntah, sebagai antimuskarinik dalam pengobatan parkinson
(Martindale ed. 36th, p. 577-578).
3. Digunakan untuk mencegah dan mengobati mual, muntah, dan atau vertigo yang
berhubungan dengan mabuk perjalanan (AHFS Drug Information 2008 p.236)
 Kontraindikasi :
1. Tidak dapat diberikan kepada penderita asma, pasian yang hipersensitivitas, anak-
anak dibawah umur 2 tahun dan ibu hamil (Martindale ed. 36th, p. 561-563).
2. Tidak dapat diberikan kepada penderita asma bronkial/ hipotensi (Farmakologi dan
terapi ed IV p.25)
3. Tidak dapat diberikan kepada penderita asma karena Diphenhydramin HCl
memiliki efek atropin like action (Remington 17th p.1128)
 Efek samping :
Efek sedatif, hipnotis, rasa kantuk, sakit kepala, gangguan psikomotor, gangguan
saluran cerna, dan efek antimuskarinik: seperti mulut kering, gangguan penglihatan,
retensi urin, konstipasi (Martindale ed. 36Th, p. 561).

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 2


2. Tinjauan sifat fisiko-kimia bahan obat
 Kelarutan :
- Dalam air 1:1, dalam etanol 1:2 , dalam kloroform 1:2, dalam aseton 1:50, tidak
dapat larut dalam eter dan benzena (Martindale ed. 36th, p.577)
- Mudah larut dalam air, dalam etanol, agak sukar larut dalam aseton, sangat sukar
larut dalam eter dan benzena (FI IV p.330)
 Stabilitas :
- Terhadap cahaya: Tidak stabil dalam cahaya, perlahan lahan menjadi gelap karena
cahaya (FI IV p.330)
- Terhadap suhu: Tidak stabil terhadap suhu tinggi. Suhu lebur 167°C-172°C (FI ed.
IV, p. 330).
- Terhadap pH: Stabil dengan pH sediaan 4,0-6,0 (Martindale ed. 36th, p. 577).
- Terhadap oksigen: Tidak stabil terhadap udara (Martindale ed. 36th, p. 577).
 OTC (Incompactibilitas) (Martindale ed. 36th, p. 577)
Ampotericin, amyobarbitone, cephalotin, sodium, iodides, phenobarbitone sodium,
quinalbarbitone sodium, tophentone sodium, hydrocortisone, sodium sucsinat.
 Cara penggunaan dan dosis :
- Dapat digunakan dengan cairan infus IV (Handbook of Injectable Drugs 12th p.444)
- Dosis untuk anak-anak perhari 5 mg dengan dosis maksimal 300 mg sehari
(Martindale ed. 36th, p.578)
- Dosis dewasa iv/im: 10-50mg. Dosis anak iv/im : 5mg/kgBB atau 150mg/m2
(AHFS 2008, p. 1617).
II. FORMULASI
A. Permasalahan dan penyelesaian
 Bahan aktif tidak stabil terhadap cahaya maka digunakan wadah vial berwarna coklat
dan wadah sekunder.

 Pemanasan terjadi peruraian sehingga disterilkan dengan filtrasi membran filter 0,22µm.

 Sediaan dibuat isotonis (+ NaCl) agar tidak mengiritasi.

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 3


 Bahan aktif tidak stabil terhadap udara maka ditambahkan antioksidan.

 Penggunaan single dose tidak perlu ditambahkan pengawet

B. Formulasi yang akan dibuat

 Formularium Nasional ed. 2nd  FI ed III p.116


Tahun 1978, p. 113
R/ Diphenhydramin HCl 1%
R/ Diphenhidramin HCl
10mg NaCl 100 mg

Aqua proinjeksi Na metabisulfit 0,01%

1ml Benzalkanium 0,01%


Aqua pro injeksi ad 100 ml

 USP XXII, p. 459  Handbook of Injectable drug 13th


p.484
R/ Diphenhydramin HCl 0,5%
R/ Diphenhydramin HCl 50mg
Na metabisulfit 0,01%
BAK 0,1 mg
NaCl 625 mg
Aqua pro injeksi 1 ml
Aqua pro injeksi ad 100 ml

C. Perhitungan bobot dan dosis

Ampul = V = (V' + a)n


= (9 + 0,5) 3
= 28,5 ml ~ 30 ml
Dosis terpilih diphenhydramin HCl 0,5% = 0,5g dalam 100 ml
= 500 mg/100ml = 5 mg/ml

1 vial = 9ml, jadi dalam 1 vial mengandung 9 x 5mg/ml = 45 mg

Diphenhydramin HCl = 0,5/100 x 30 ml = 0,15g = 150 mg


Na metabisulfit = 0,01/100 x 30 = 0,003 g = 3 mg

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 4


*Kesetaraan NaCl dengan Diphenhydramin HCl
Ekuivalensi diphenhydramin HCl = 0,34 (Merck Index)
0,34 x 0,15 g = 0,051 g

D. Tabel penimbangan

Komponen Cara
No. Bobot / Volume Fungsi
Bahan Sterililsasi
1 Diphenhydramin HCl 150 mg Bahan aktif Radiasi
2 Na metabisulfit 0,01% 50 mg Antioksidasi Radiasi
3 NaCl 219 Pengisotonis Oven 1800C
4 Aqua pro injeksi Ad 30 ml Pelarut Otoklaf 121oC

E. Cara sterilisasi yang dipilih

Sterilisasi dengan filtrasi. Karena diphenhydramin HCl merupakan obat yang termolabil
sehingga tidak cocok disterilkan dengan pemansan (Martindale ed. 36th, p. 577).

Apakah sediaan sudah isotonis ?

NaCl 0,9% sudah isotonis dengan cairan tubuh


Volume total sediaan 30 ml : 0,9g/100ml x 30 ml = 0,27 g
NaCl yang ditambahkan = 0,27 g – 0,051 g
= 0,219 g = 219 mg

Jadi sediaan sudah isotonis dengan penambahan NaCl 219 mg

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 5


III. PELAKSANAAN

a. Penyiapan alat

Cara sterilisasi Waktu


No Nama alat Ukuran Jumlah
dan suhu (menit)

1 Kaca arloji 5cm (2); 8cm (2) 4 Oven 180oC 30

2 Beaker gelas 50ml (2); 100ml (2) 4 Oven 180oC 30

3 Erlenmeyer 50ml; 100ml 2 Oven 180oC 30

4 Pengaduk Standart 2 Oven 180oC 30

5 Pinset Standart 4 Oven 180oC 30

6 Tara & wadah Standart 1 set Oven 180oC 30

7 Sendok stainless Standart 2 Oven 180oC 30

8 Vial coklat 10ml 3 Oven 180oC 30

9 Anak timbangan Standart 1set Oven 180oC 30

10 Oven 180oC 30
Aluminium foil

2x modul (1)
11 Kantong sampah 2 Oven 180oC 30
1x modul (1)

12 Corong & kertas saring 5cm 2 Autoclave 115oC 30

13 Pipet tetes Panjang 3 Autoclave 115oC 30

14 Gelas ukur 5ml 1 Autoclave 115oC 30

15 Gelas ukur 10ml 2 Autoclave 115oC 30


16 Gelas ukur 50ml 2 Autoclave 115oC 30

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 6


Aqua pro injection
17 50ml 1 Autoclave 121oC 15
dalam botol tutup karet
18 Tutup vial (karet) 2cm 3 Autoclave 115oC 30
Filter holder dan
19 0,22μm 1 set Autoclave 115oC 30
membran filter
20 Tali 20cm 6 Autoclave 115oC 30
21 Spuit injeksi 10ml 1 Sudah disteril -
22 Jas praktikum Standard 1 Autoclave 115oC 30
23 Penutup kepala Standard 1 Autoclave 115oC 30
24 Masker Standard 1 Autoclave 115oC 30
25 Sarung tangan Standard 1 Autoclave 115oC 30

b. Pencucian, pengeringan, dan pembungkusan alat


 Pencucian alat / wadah gelas serta peralatan laboratorium lain (Huizinga)
1. Sikat dengan larutan tepol
2. Bilas dengan air kran
3. Semprot dengan uap & tiriskan
4. Bilas dengan aquadem
5. Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen)
6. Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven
 Pengeringan
1. Keringkan dalam oven (keadaan terbalik) pada suhu 100oC tidak boleh terlalu lama
(± 15 menit) terutama gelas ukur, bahan yang terbuat dari karet dan plastik
2. Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kerta yang tembus uap air
3. Wadah kecil harus benar-benar kering
 Pencucian karet
1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari
2. Rendam dalam larutan tepol 1% & Na-Carbonat 0,5% selama 1 hari
3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas dengan akuadem
4. Ulangi dengan larutan baru
5. Ulangi sampai larutan jernih
6. Rendam dengan aquadem (dalam beaker glass yang ditutup kertas perkamen) dan
dicuci dengan autoklaf suhu 110oC selama 20 menit (1 atau 2x) sampai air rendaman
jernih

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 7


Tahap-tahap pencucian karet dengan autoklaf pada suhu 110°C selama 20 menit.

Waktu pemanasan : pk 13.34 – 13.35 ( 1 menit)


Waktu pengeluaran udara : pk 13.35 – 13.42 ( 7 menit)
Waktu menaik : pk 13.42 – 13.44 ( 2 menit)
Waktu suhu dipertahankan : pk 13.44 – 14.04 ( 20 menit)
Waktu menurun : pk 14.04 – 14.09 ( 5 menit)
Waktu pendinginan : pk 14.09 – 14.13 ( 4 menit)

==========================================================
Proses sterilisasi berlangsung dari : pk 13.34 – 14.13 ( 39 menit)

7. Bilas dengan spiritus dilutes (etanol 70%) – air aa sampai jenuh


8. Masukkan kantong-kantong perkamen dan disterilkan
 Pembungkusan : masing-masing alat dibungkus dalam kantong perkamen
c.1 Sterilisasi alat-alat dengan oven pada suhu 180°C selama 30 menit.

(kaca arloji, beaker glass, erlenmeyer, pengaduk, pinset, tara dan wadah, anak timbangan,
sendok porselin, sendok logam, vial coklat, kantong sampah, aluminium foil)

Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut.

Waktu pemanasan : pk 13.47 – 14.09 ( 22 menit)


Waktu kesetimbangan : pk 14.09 – 14.09 ( 0 menit)
Waktu pembinasaan : pk 14.09 – 14.39 ( 30 menit)
Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk 14.39 – 14.39 ( 0 menit)
Waktu pendinginan : pk 14.39 – 15.10 ( 15 menit)
=========================================================

Proses sterilisasi berlangsung dari : pk 13.47 – 15.10 ( 85 menit)

c.2 Sterilisasi alat-alat dengan autoklaf pada suhu 115°C selama 30 menit.

(corong dan kertas saring, gelas ukur, pipet tetes, tutup vial, tali, filter holder dan
membran filter, tali)

Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut.

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 8


Waktu pemanasan : pk 15.06 – 15.10 ( 4 menit)
Waktu pengeluaran udara : pk 15.10 – 15.24 ( 14 menit)
Waktu menaik : pk 15.24 – 15.30 ( 6 menit)
Wakti kesetimbangan : pk 15.30 –15.30 ( 0 menit)
Waktu pembinasaan : pk 15.30 – 16.00 ( 30 menit)
Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk 16.00 – 16.00 ( 0 menit)
Waktu menurun : pk 16.00 – 16.05 ( 5 menit)
Waktu pendinginan : pk 16.05 – 16.18 ( 13 menit)
=========================================================
Proses sterilisasi berlangsung dari : pk 15.06 – 16.18 ( 72 menit)

c.3 Sterilisasi pelarut aqua pro injection dengan autoklaf pada suhu 121° selama 15 menit.

Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagi berikut.

Waktu pemanasan : pk 15.05 – 15.10 ( 2 menit)


Waktu pengeluaran udara : pk 15.10 – 15.17 ( 7 menit)
Waktu menaik : pk 15.24 – 15.31 ( 8 menit)
Wakti kesetimbangan : pk 15.31 – 15.33 ( 20 menit)
Waktu pembinasaan : pk 15.33 – 15.48 ( 15 menit)
Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk 15.48 – 15.49 ( 10 menit)
Waktu menurun : pk 15.49 – 15.54 ( 5 menit)
Waktu pendinginan : pk 15.54 – 15.59 ( 15 menit)
=========================================================
Proses sterilisasi berlangsung dari : pk 15.05 – 15.59 ( 82 menit)

c.4 Sterilisasi perlengkapan untuk teknik aseptik dengan menggunakan autoklaf pada suhu
115°C selama 30 menit.

(jas praktikum, masker, penutup kepala, dan sarung tangan)

Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut.

Waktu pemanasan : pk12.50 – 13.01 ( 11 menit)


Waktu pengeluaran udara : pk 13.01 – 13.15 ( 14 menit)

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 9


Waktu menaik : pk 13.15 – 13.19 ( 4 menit)
Waktu kesetimbangan : pk 13.19 – 13.19 ( 0 menit)
Waktu pembinasaan : pk 13.19 – 13.49 ( 30 menit)
Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk 13.49 – 13.49 ( 0 menit)
Waktu menurun : pk 13.49 – 13.57 ( 8 menit)
Waktu pendinginan : pk 13.57 – 14.02 ( 5 menit)
=========================================================
Proses sterilisasi berlangsung dari : pk 12.50 – 14.02 ( 72 menit)

d. Cara kerja

 Ruang 2
1. Semprot meja dengan alcohol, lap dengan kasa steril, nyalakan api spiritus.
2. Tara kaca arloji, timbang Diphenhydramin HCl 0,5% 150 mg, tutup dengan kaca
arloji. (kelarutan Diphenhydramin HCl 1:1 FI III hal. 228)
3. Tara kaca arloji, timbang NaCl 183 mg. (kelarutan NaCl 1:2,8 FI III hal. 403)
4. Tara kaca arloji, timbang Na metabisulfit 50 mg. (kelarutan Na metabisulfit 1:1,9
HPE 6 p. 654)
 Ruang 1
5. Colokan kabel LAFC ke stop kontak.
a. LAFC di on-kan dengan menaikkan tombol hitam.
b. Fan dinyalakan. Nyalakan lampu UV minimal 15-30 menit.
c. Setelah 15 menit lampu UV diganti dengan flour (lampu neon)
6. Bersihkan LAFC dengan menyemprotkan alcohol 70% dan di lap dengan kasa
steril (sisi kiri kanan, depan ada 2 sisi, dan meja kerja).
7. Semprot semua alat yang telah disterilkan, semprot sarung tangan, dan spiritus
dengan alcohol 70% (spiritus harus dipastikan kering sebelum dinyalakan)
8. Masukkan ke LAFC, masukkan juga bahan yang telah ditimbang ke dalam LAFC
(Apabila saat bekerja tangan keluar dari LAFC, sebelum masuk kembali semprot
tangan dengan alcohol 70%)
9. Pengenceran Na metabisulfit
Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 10
a. 50 mg Na metabisulfit di kaca arloji,dilarutkan dalam 10 ml, di beaker glass
50 ml.
b. Diambil 1 ml {(1 ml/10 ml) x 50 mg = 5 mg} Na metabisulfit dengan gelas
ukur 5 ml
c. Tambahkan larutan aqua pro injeksi ad 10 ml
d. Kocok homogen. c diambil 5 ml {(2,5 mg/5 mg) x 10 ml = 5 ml}, diukur
dengan gelas ukur 10 ml
10. 150 mg Diphenhydramin HCl dalam kaca arloji tertutup, masukkan ke dalam
beaker glass 50 ml.
11. 10 + 9e, campur ad homogen.
12. 183 mg NaCl + 5 ml aqua pro injeksi dengan gelas ukur 10 ml, aduk ad larut
dalam beaker glass 100 ml.
13. 11 + 12 campur ad homogen.
14. 13 + larutan aqua pro injeksi ad 20 ml, lalu lakukan pengecekan pH 4,0 – 6,0
dengan indikator universal  pH = 5,00
15. 14 di ad kan 30 ml di gelas ukur 50 ml.
16. 15 disaring dengan corong yang dilapisi membrane filter 0,8 m (corong + kertas
saring), tampung dalam erlenmeyer 50 ml  pindahkan ke beaker glass 100 ml.
17. 19 diambil 10 ml untuk mengeluarkan gelembung udara yang ada pada spuit
injeksi, filtrasi dengan membran filter 0,22 m,
18. Sebanyak 9,5 ml masukkan ke dalam vial coklat, lalu tutup dengan karet yang
sesuai.
19. 20 diikat dengan tali champagne 2 kali (tali mati), tutup dengan alumunium foil
rangkap 2, tali pita pada leher vial.
20. Lakukan bubble point test.
a. Lepas jarum spuit injeksi, lalu isi dengan udara 10 ml ke dalam spuit.
b. Pasang filter holder yang telah digunakan (di dalamnya ada membran filter
masih basah 0,22 m)
c. Siapkan beaker glass yang berisi aqua pro injeksi.
d. Filter holder dicelupkan ke dalam aqua pro injeksi pada bagian tengah secara
tegak lurus.

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 11


e. Tekan pelan-pelan spuit injeksi yang berisi udara, hingga keluar gelembung
udara pertama kali (gelembung bergerak ke permukaan), tahan dan baca
berapa sisa udara di spuit injeksi.
i. Bila sisa 2 ml berarti ukuran pori terbesar adalah 0,2 m.
ii. Bila gelembung udara keluar bukan dari ujung/tengah filter holder,
berarti cara pemasangan salah.
f. Catat hasilnya
21. Beri etiket dan brosur, kemudian masukkan ke dalam wadah sekunder.

IV. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini, sediaan yang akan dibuat adalah injeksi Diphenhidramin HCl
0,5% dengan volume 9 ml di dalam vial. Bahan yang akan digunakan, yaitu Diphenhidramin
HCl merupakan bahan yang mudah teroksidasi, sehingga perlu penambahan antioksidan,
seperti Na Metabisulfat, selain itu Diphenhidramin HCl juga tidak tahan pemanasan, oleh
karena itu tidak dilakukan sterilisasi akhir dengan pemanasan, melainkan dengan metode
filtrasi (penyaringan). Karena pada praktikum ini, sterilisasi hanya dengan metode filtrasi
(jaminan sterilitasnya rendah), maka pembuatan sediaan ini dilakukan menggunakan teknik
aseptik, di dalam Laminar Air Flow Cabinet (LACF) untuk membatasi jumlah partikel yang
dapat kontak dengan sediaan.

Pembuatan sediaan injeksi Diphenhidramin HCl ini dilakukan dengan


penambahan antioksidan yaitu Na Metabisulfat sebanyak 0,01% saja, sehingga harus
dilakukan pengenceran bertingkat. Selain itu karena sifatnya yang mudah teroksidasi itu,
saat penimbangan bahan, harus ditutup dengan kaca arloji. Selain itu, sediaan ini juga
mengandung NaCl sebagai zat pengisotonis, sehingga saat diinjeksikan ke pasien, tidak
terlalu sakit/nyeri, karena sesuai dengan tonisitas tubuh. pH yang diharapkan saat pembuatan
sediaan ini adalah pH 5,00 karena Diphenhidramin HCl stabil pada pH sediaan 4,00 – 6,00
(Martindale 28 hal. 1311). Saat pengukuran pH, sediaan kami sudah mencapai pH yang
diinginkan.

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 12


Setelah semua bahan larut dalam pelarut (aqua pro injeksi), maka larutan
disterilisasi menggunakan metode filtrasi, caranya dengan mengambil larutan dengan spuit
injeksi sebanyak 9,5 ml, kemudian disaring dengan filter holder yang telah diberi membran
filter dengan diameter 0,22 µm, lalu larutan dikeluarkan ke dalam vial coklat. Setelah
sediaan selesai, maka dilakukan bubble point test untuk mengecek kemampuan filtrasi dari
membran filter hingga keluar gelembung udara pertama kali (gelembung naik ke
permukaan) dari ujung filter holder. Skala kami menunjukkan skala 0,9 m pada bubble
point test, hal ini bisa disebabkan karena kurang terampilnya praktikan dalam melakukan
proses filtrasi.

V. KESIMPULAN

Sediaan yang kami buat belum layak diproduksi, karena berdasarkan bubble point test
gelembung udara yang dihasilkan menunjukkan skala yang besar (0,9 m), yang seharusnya
secara teoritis gelembung udara yang dihasilkan menunjukkan skala 0,2 m.

VI. WADAH

Wadah: vial coklat 9 ml tertutup rapat, terlindung cahaya + kemasan sekunder + etiket/label
dan brosur.

Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Page 13

Anda mungkin juga menyukai