PENGANTAR
• Dalam formulasi sediaan ampul bila tidak dicantumkan dalam formula
FORMULASI SEDIAAN STERIL standar,maka tidak ditambahkan pengawet.
• Berdasarkan FI III, Untuk perhitungan volume yang direncanakan
PARENTERAL mengikuti rumusan
Vol yang direncanakan = (n+2) x v + (2x3 mL)
“AMPUL” Dimana:
• By. Krisyanella,M.Farm.,Apt n = jumlah sediaan (ampul) yang diminta di resep
v = per 1 wadah (volume yg diminta di resep + vol yg dilebihkan, seduai
dengan ketentuan FI )
Terlihat pada bahagian catatan, tidak ada info “Perlakuan / formula khusus”. Oleh karena itu, sediaan
ini dapat di formula sesuai dengan yang tertera do formula standar. Yaitu terdiri dari : Zat aktif +
Krisyanella, M.Farm.,Apt 5 Pengisotonis (wajib ada) + Pengatur pH + API
Krisyanella, M.Farm.,Apt 6
Info ini menunjukkan bahwa Zat aktif larut dalam air, sehingga dapat di
formula menjadi LARUTAN injeksi
Pengolahan Resep
Formula Standar
Efedrini HCl Injectio (Fornas Hal 119)
Tiap mL mengandung :
Ephedrini HCl 50mg
Aqua Pro Injectio hingga 1 mL
Usul Penyempurnaan
Contoh Formulasi 2 *2 zat aktif
Penambahan NaCl sebagai pengisotonis
R/ Tiap mL injeksi mengandung Penambahan HCl 0,1 N untuk pengatur pH
Atropin sulfat 0,1 mg Penambahan NaOH 0,1N untuk pengatur pH
Morphine HCl 10 mg
Aqua Pro Injectio ad 1 mL Penimbangan dan perhitungan Isotonis
m.f. Sol Isot. Dtd. Da in Ampul 1 mL No X Volume sediaan yang dibuat
Catatan penting V = (n+2) x V + (2x3)
di formula ini anda diminta untuk membuat sediaan dengan kekuatan = (10+2) x (1 mL + 0,1) + (2x3) = (12 x 1,1) + 6
sediaan sesuai dengan yang tertulis di resep = 19,2 mL ≈ 30 mL
Cari info FO di fornas untuk mengetahui apakah formula ini memerlukan Penimbangan Bahan :
perlakuan khusus
1. Atropin sulfat = (0,1 mg)/(1 mL) x 30 mL=3 mg ≈ 0,003 gram
2. Morphine HCl = (10 mg)/(1 mL) x 30 mL=300 mg ≈ 0,3 gram
Krisyanella, M.Farm.,Apt 15 Krisyanella, M.Farm.,Apt 16
31/07/2022
Perhitungan Isotonis
% atropine sulfat dalam sediaan = (0,003 gram)/(30 mL) x 100 %=0,01 %
Formula yang Diusulkan
% Morphine HCL dalam sediaan = (0,3 gram)/(30 mL) x 100 %=1 %
Maka ; R/ Atropin sulfat 0,003 gram
• E NaCl Atropin sulfat 0,05% = 0,14 (FI 4 hal 1239) Morphine HCl 0,3 gram
• E NaCl Morphine HCl 1% = 0,15 (Watimena) NaCl 0,224 gram
NaOH 0,1 N qs
Perhitungan isotonis menurut rumus white vincent
HCl 0,1 N qs
V = W x E. NaCl x 111,1
= { (0,003 gram x 0,14) + (0,3 gram x 0,15)} x 111,1 Aqua Pro Injectio ad 30 mL
= (0,00042 +0,045) x 111,1
= 0,04542 x 111,1 = 5,05 mL
Volume yang belum isotonis = 30 mL – 5,23 mL =24,95 mL
, ,
NaCl yang dibutuhkan untuk pengisotonis= = 0,224
Sekian. Terimakasih
Krisyanella, M.Farm.,Apt 19
1. KEGIATAN 4
SEDIAAN INJEKSI DOSIS TUNGGAL VOLUME KECIL (AMPUL)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Praktikan memahami tekhnik pembuatan sediaan injeksi dosis tunggal volume kecil
B. MATERI
Injeksi adalah sediaan berupa larutan, emulsi atau suspensi dalam air atau pembawa
yang cocok, steril dan digunakan secara parenteral, yaitu dengan merobek lapisan kulit atau
lapisan mukosa. Penggolongan injeksi menurut farmakope dibagi 2 yaitu :
1. Parenteral volume kecil (Small-volume parenterals = SVPs) yaitu volume larutan obat
lebih kecil dari 100 ml.
2. Parenteral volume besar (Large-volume parenterals = LVPs) yaitu volume larutan
obat lebih besar dari 100 ml
Secara umum sediaan injeksi dibuat untuk rute pemberian melalui vena (intravena [IV]),
melaui otot (intramuscular [IM]), melalui kulit (intradermal [ID]) ataupun melalui bawah kulit
(subcutan [SC]). Tetapi banyak juga sediaan yang diinjeksikan pada area organ tertentu seperti
pada sendi, jantung, arteri dan sebagainya. Pada pembuatan sediaan injeksi, bahan tambahan
yang sesuai dapat ditambahkan untuk meningkatkan stabilitas atau efektifitas, kecuali
dinyatakan lain dalam masing- masing monografi. Bahan tambahan yang dimasukkan harus
tidak berbahaya dalam jumlah yang digunakan dan tidak mempengaruhi efek terapetik atau
respons pada uji dan penetapan kadar. Bahan tambahan ini dapat meliputi pembawa, pelarut,
pendapar, pengawet, antioksidan, gas inert, surfaktan, zat pelengkap dan zat pengkelat. Untuk
bahan obat yang mudah teroksidasi penambahan zat antioksidan sangat dianjurkan untuk
menjaga stabilitas dari bahan obat.
Dalam formulasi sediaan ampul bila tidak dicantumkan dalam formula standar,maka
tidak ditambahkan pengawet. Berdasarkan FI III, Untuk perhitungan volume yang direncanakan
mengikuti rumusan berikut :
Vol yang direncanakan = (n+2) x v + (2x3 mL)
Ket : V = Volume sediaan per 1 wadah (volume yg diminta di resep + vol yg
dilebihkan,sesuai dengan ketentuan FI)
Penambahan Volume Pada Formulasi Sediaan Parenteral
Beberapa zat antioksidan yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pada sediaan
injeksi antara lain:
D. Evaluasi biologi
1. Uji Sterilitas <71> (FI IV, 855-863, Suplemen FI IV, 1512-1515)
Tujuan :
menetapkan apakah sediaan yang harus steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji
sterilitas seperti tertera pada masing-masing monografi.
Prinsip :
Menguji sterilitas suatu bahan dengan melihat ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada
inkubasi bahan uji menggunakan cara inokulasi langsung atau filtrasi secara aseptik.
Media yang digunakan adalah Tioglikonat cair dan Soybean Casein Digest
Hasil :
Memenuhi syarat jika tidak terjadi pertumbuhan mikroba setelah inkubasi selama 14 hari.
Jika dapat dipertimbangkan tidak absah maka dapat dilakukan uji ulang dengan jumlah
bahan yang sama dengan uji aslinya.
2. Uji Endotoksin Bakteri <201> (FI IV, 905-907, Suplemen FI IV, 1527-1528)
Tujuan :
mendeteksi atau kuantisasi endotoksin bakteri yang mungkin terdapat
dalam suatu sediaan.
Prinsip :
pengujian dilakukan menggunakan Limulus Amebocyte Lysate (LAL). Teknik pengujian
dengan menggunakan jendal gel dan fotometrik. Teknik Jendal Gel pada titik akhir reaksi
dibandingkan langsung enceran dari zat uji dengan enceran endotoksin yang dinyatakan
dalam unit endotoksin FI. Teknik fotometrik (metode turbidimetri) yang didasarkan pada
pembentukan kekeruhan.
Hasil :
bahan memenuhi syarat uji jika kadar endotoksin tidak lebih dari yang ditetapkan pada
masing-masing monografi.
3. Penetapan Potensi Antibiotik Secara Mikrobiologi (Untuk zat aktif antibiotik) (FI IV,
891-899)
Aktivitas (potensi) antibiotik dapat ditunjukkan pada kondisi yang sesuai dengan efek
daya hambatnya terhadap mikroba.
Tujuan :
untuk memastikan aktivitas antibiotik tidak berubah selama proses pembuatan larutan dan
menunjukkan daya hambat antibiotik terhadap mikroba.
Prinsip :
penetapan dengan lempeng silider atau “cawan” dan penetapan dengan cara “tabung”
atau turbidimetri.
Hasil :
Potensi antibiotik ditentukan dengan menggunakan metode garis lurus transformasi log
dengan prosedur penyesuaian kuadrat terkecil dan uji linieritas.
E. Evaluasi Kimia
1. Uji Identifikasi (Sesuai dengan monografi sediaan masing-masing)
2. Penetapan Kadar (Sesuai dengan monografi sediaan masing-masing).
F. Contoh Pengolahan Resep Sediaan Steril
2. Data Pendukung
a. Formula Standar
Efedrin Hidroklorida Injectio (Fornas : 119)
Tiap mL mengandung :
Ephedrini Hydrocloridum 10 mg
Aqua Pro Injectio hingga 1 mL
Penyimpanan : Dalam dosis tunggal, terlindung dari cahaya
Dosis : SC 1-2 kali sehari ½ sampai 1 mL
Catatan : pH 6,0 – 7,0
Digunakan Air untuk injeksi bebas udara
Disterilkan dengan cara Sterilisasi A
3. Usul Penyempurnaan
Usul : Penambahan NaCl sebagai pengisotonis
: Penambahan HCl 0,1 N untuk pengatur pH
: Penambahan NaOH 0,1N untuk pengatur pH
4. Penimbangan dan perhitungan Isotonis
a. Volume sediaan yang dibuat
Vol yang direncanakan = (n+2) x v + (2x3) mL
= (5 + 2) x (1 mL + 0,1) + 6
= (7 x 1,1 mL) + 6
= 7,7 + 6 = 13,7 mL ≈ 20 mL
b. Penimbangan Bahan :
1. Efedrin HCl = 20 = 600 = 0,6
c. Perhitungan Isotonis
,
Konsentrasi Efedrin = 100% = 3%
Cara C (Filtrasi/
4 NaOH 0,1N Qs 09.00 09.10
penyaringan sterl)
Didihkan aquadest
dalam erlenmeyer
5 Aqua Pro Injeksi 20 mL
bersumbat kapas
09.10 09.40
selama 30 menit
10. Keluarkan ampul, beri etiket,masukkan kedalam kotak yang telah dilengkapi brosur
9. Etiket
1 mL Ampul
Efedrin HCl
Inj. Subcutan 30 mg/mL
Komposisi
Tiap ampul mengandung 30 mg Efedrin HCl
KETERANGAN LENGKAP LIHAT BROSUR
No REG : DKL 2214110043A1
No Batch : KN1411
EXP Date : Nov 2025
PT. KN Farma
Padang-Indonesia
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
10. Brosur
Ampul 1 mL
Efedrin HCl
Inj. Subcutan 30 mg/mL
Komposisi :
Tiap mL ampul (1 mL) mengandung Efedrin HCl 30mg/mL
Farmakologi :
berperan sebagai agonis pada reseptor alfa adrenergik dan beta
adrenergik, serta secara tidak langsung menyebabkan pelepasan
norepinefrin pada persarafan simpatis. Hal ini menyebabkan efek
peningkatan tekanan darah, denyut jantung, cardiac output serta
peningkatan resistensi perifer
Indikasi
bronkospasme akut, hidung tersumbat, dan hipotensi yang disebabkan
oleh anestesi spinal atau epidural
Dosis
SC 1-2 kali sehari ½ sampai 1 mL
Peringatan dan perhatian
hipertiroidisme, diabetes melitus, penyakit jantung iskemik, hipertensi,
gangguan ginjal, lansia, dapat menyebabkan KEGIATANretensi 5akut pada
hipertrofi prostat, interaksi dengan penghambat MAO.
Efek Samping
takikardia, ansietas, ketegangan, insomnia sering terjadi, juga tremor,
aritmia, mulut kering, dan rasa dingin di ektremitas.
Dosis:
SC 1-2 kali sehari ½ sampai 1 mL
Kemasan
Ampul 5 buah @ 1mL