Asisten:
Lucia Hendriati, M.Sc., Apt.
Golongan Y Kelompok 5:
1. Angel Riska Sheyla Putri 2443019004
2. Dewy Rochimatul Ummah 2443019061
3. Fasza Rachmadini 2443019185
4. Brian Nayotama 2443019222
5. Gusty Perkasa Putra Sakti 2443019250
6. Ajeng Indah Puspita Dewi 2443019255
7. Sari Ningsih Safitri 2443019317
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
2021/2022
1. Pengantar
Sediaan untuk mata secara umum dapat berupa sediaan topical, intra ocular dan
sistemik, dengan bentuk sediaan terbanyak adalah topical. Salah satu bentuk sediaan
mata topical adalah tetes mata. Yang harus diperhitungkan dalam sediaan tetes mata
adalah dosis dan volume per kemasan, mengingat pemakaian dalam satuan tetes.
Beberapa penyakit pada pengobatan topical tetes mata adalah glaucoma,
midriatik, antimikroba, anti inflamasi dan sindroma mata kering. Pada sediaan tetes
mata umumnya ditambahkan pengawet.
DATA PRAFORMULASI
1. Bahan aktif yang digunakan:
Betametason Natrium Fosfat
2. Perhitungan tonisitas
V = w x E x 111,1
V = ((0,1 x 0,17) + (0,02 x 0,16) + (1,5 x 0,47) + (0,3 x 0,35) + (0,01 x 0,20)) x 111,1
V = (0,017 + 0,0032 + 0,705 + 0,105 + 0,002) x 111,1 =0,8322 x 111,1 = 95,457 ml
(yang SUDAH ISOTONIS)
Yang belum isotonis = volume 1 bets – volume yang sudah isotonis
= 100 ml – 95,457 = 4,543 ml (HIPOTONIS)
NaCl yang perlu ditambahkan untuk 1 bets = 0,9% x 4,543 = 0,041 gram
NaCl yang perlu ditambahkan untuk per kemasan = 0,041 gram / 10 kemasan = 0,0041 gram
= 4,1 mg
3. Perhitungan dapar
Asam borat 1,5 g → asam
Natrium borat / borax 0,3 g → garam
pKa dapar borat = 9,14
Molaritas asam = (m/mr) x (1000/vol 1 bets dalam satuan ml)
= (1,5 g / 61,83) x (1000/100 ml) = 0,0243 x 10 = 0,243 M
Molaritas garam = (m/mr) x (1000/v)
= (0,3 g / 381,37) x (1000/100 ml) = 0,0008 x 10 = 0,008 M
pH = pKa + log (garam/asam)
pH = 9,14 + log (0,008/0,243)
pH = 9,14 – 1,482 = 7,66
4. Dosis sediaan
Tetes mata Betametason Natrium Fosfat 0,1%
2. Kejernihan Larutan
Lakukan penetapan menggunakan tabung reaksi alas datar dengan diameter
dalam 15-25 mm, tidak berwarna, transparan, dan terbuat dari kaca netral.
Bandingkan larutan uji dengan larutan suspensi padanan yang dibuat segar,
setinggi 40 mm. Bandingkan kedua larutan di bawah cahaya yang terdifusi 5
menit setelah pembuatan suspensi padanan, dengan tegak lurus ke arah bawah
tabung menggunakan latar belakang berwarna hitam. Difusi cahaya harus
sedemikian rupa sehingga suspensi padanan I dapat dibedakan dari air dan
suspensi padanan II dapat dibedakan dari suspensi padanan I. Larutan dianggap
jernih apabila sama dengan air atau larutan yang digunakan dalam pengujian
dengan kondisi yang dipersyaratkan, atau jika opalesen tidak lebih dari dari
suspensi padanan I
(Farmakope Indonesia VI hal 2020)
3. Penetapan pH
Uji pH sediaan menggunakan alat pH meter.
pH antara 7,0 - 8,5
(Farmakope Indonesia VI hal 296)
4. Kebocoran
Dengan cara sederhana yakni dengan dikibaskan dengan tangan, akan merasa
menetes bila ada kebocoran
5. Kejernihan dan Warna
Dilihat dengan latar belakang papan yang berwarna hitam/putih, bila ada
gelembung dilihat gelembung tersebut naik ke atas atau ke bawah.
Ke atas 🡪 gas
Ke bawah 🡪 bagian-bagian yang tidak terlarut atau endapan
Kemasan
Etiket
Brosur
Keterangan Pembagian Tugas Jurnal:
- Pendahuluan:
Fasza R (2443019185)
- Data Praformulasi:
Sari Ningsih Safitri (2443019317)
Dewy R. U (2443019061)
- Formulasi:
Ajeng Indah (2443019255)
Brian N (2443019222)
- Alat dan bahan, rancangan pembuatan:
Angel Riska (2443019004)
- Evaluasi:
Brian N (2443019222)
- Kemasan:
Gusti P. P. S. (2443019250)
PENILAIAN
Kriteria Evaluasi Menunjukkan Tidak Menunjukkan
Kompetensi Kompetensi
Merancang jurnal
Memilih bahan yang tepat
Menentukan metode sterilisasi sediaan
Menentukan metode sterilisasi alat
Menentukan dosis obat
Melakukan perhitungan tonisitas dan dapar
Merancang cara pembuatan
Merancang evaluasi
Proses pembuatan sediaan
Menggunakan pelindung yang tepat (tutup
kepala, sarung tangan, masker, jas steril)
Mensterilkan peralatan dengan tepat
Menimbang sesuai perencanaan
Melakukan prosedur kerja dengan tepat
Melakukan evaluasi sediaan dengan tepat
Khusus yang menggunakan teknik aseptis:
Menggunaan LAF dengan benar
Khusus yang menggunakan teknik filtrasi:
Teknik filtrasi benar
Khusus sterilisasi akhir:
Teknik sterilisasi benar
Proses evaluasi sediaan
Melakukan evaluasi sesuai prosedur kerja
LAMPIRAN