Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

KP. G Kelompok 7
Rima Rosalina (1130430), Natali Tumilaar (1130475), Widya Kandisasmita. P. S
(1130476), Mellisa Stephani (1130487), Rufaidah (1130491)

Topik : Pembuatan sediaan infus NaCl isotonis 0,9% sebanyak 100 ml dalam wadah botol
infus
Tujuan:
1. Mempelajari cara pembuatan sediaan steril volume besar beserta cara sterilisasinya
2. Membuat sediaan bebas pirogen

I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
 Indikasi:
- Sebagai elektrolit tubuh yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan
tubuh (Martindale 28th ed. p. 635)
- Pengaturan defisiensi dari Na+ dan Cl- pada kondisi chronic salt-losing
(Martindale 36, p. 1686)
 Kontraindikasi
- Penderita hipertensi, gagal jantung, peripheral/pulmonary udem,penurunan
fungsi ginjal, pre-eclampsia (Martindale 36, p. 1686)
 Efek samping :
- Hipernatremia yang berlanjut pada dehidrasi otak (bila serius), nausea, vomiting,
diare, kram perut, pengurangan air liur, takikardia, mengantuk, haus, dan
sebagainya (Martindale 36, p. 1686)

2. Tinjauan sifat fisiko kimia bahan obat


a. Kelarutan: 1:2,8 dalam air, 1:2,7 dalam air hangat, 1:10 dalam gliserol, sedikit larut
alcohol, 1:250 dalam etanol (Martindale 36, p. 1686)
b. Stabilitas:
- Terhadap cahaya : tidak stabil terhadap cahaya (Martindale 28th ed., p.635)
- Terhadap suhu : Stabil terhadap suhu dan pada pemanasan akan meningkatkan
kelarutan (Martindale 28th ed., p. 635)
- Terhadap pH : stabil pada pH 4,5-7,0 (Martindale 28thed, p. 635)
- Terhadap oksigen : stabil terhadap udara (Martindale 28th ed., p.635)
c. OTT (inkompatibilitas):
Larutan NaCl korosif terhadap besi, bereaksi dengan Ag dan timah hitam,
garammerkuri (HPE 3rd ed., p.480)
d. Cara penggunaan dan dosis
Dosis NaCl untuk iv didasarkan pada faktor umur, berat badan, kondisi klinis dari
pasien dan kasusnya pasien yang mengalami dehidrasi untuk kondisi kerungan Na
yang parah dibutuhkan 2-3 L NaCl 0,9% diberikan selama 2-3 jam secara iv
perlahan-lahan (Martindale 34th ed., p.234)

II.FORMULASI
a. Permasalahan dan Penyelesaian
-Permasalahan :
1. Sediaan steril volume besar tidak boleh mengandung pirogen
2. Terjadi pemisahan partikel kaca dari gelas, jika larutan NaCl dimasukkan dalam
wadah gelas/kaca tertentu
3. Tonisitas dan pH sediaan
-Penyelesaian :
1. Tambahkan norit 0,1% pada saat pembuatan, agar terbebas dari pirogen
2. Digunakan wadah plastik 1 gelas yang cocok sehingga tidak terjadi pemisahan
partikel kaca
3. Sebaiknya tonisitas dan pH sediaan mendekati plasma darah

b. Fomulasi yang akandibuat


1) R/ NaCl 0,9%
Norit 0,1%
Aq pro injeksi ad 100 ml
(Formularium Nasional Indonesia, ed. III, p. 929)
2) R/ Tiap 500 ml mengandung
NaCl 4,5 g
Aq. Pro injeksi ad 500 ml
pH 4,5-7,0 (bebaspirogen)
(Formularium Indonesia ed. II, p. 203)

3) R/ NaCl 0,9%
Aq. Pro injeksi ad 100 ml
(Formularium Indonesia ed. III, p. 98)
Formula yang digunakan adalah formula yang ke-1.

c. Perhitungan bobot dan volume


Volume infuse = v’ + 50 ml = 100 ml + 50 ml = 150 ml
NaCl isotonis (0,9%) = 0,9% x 150 ml = 1,35 g
Norit 0,1% = 0,1% x 150 ml = 0,15 g = 150 mg
Aqua pro injeksi ad 150 ml
Volume sediaan yang harus dimasukkan kedalam botol infus (FI ed. IV, p.1044)
100 ml + (2% x 100 ml) = 102 ml

d. Tabel penimbangan
No. NamaBahan Bobot/Volume Fungsi Cara Sterilisasi
1. NaCl 1,35 g Zat aktif Oven 180°C, 30 menit
2. Norit 150 mg Untuk menjerap Oven 180°C, 30 menit
pirogen
3. Aq. pro injeksi ad 150 ml pelarut Otoklaf 121°C, 15 menit

e. Cara sterilisasi sediaan yang dipilih


Sediaan disterilkan dengan cara pemanasan basah (otoklaf) pada suhu 121°C selama
15 menit dengan waktu kesetimbangan selama 20 menit.

Dibebas pirogenkan dengan norit dan dilakukan penyaringan berulang.


Apakah sediaan tersebut sudah isotonis?
Martindale ed 28, p. 635 → Larutan NaCl 0,9% dalam air (isoosmotis dengan serum).
Sediaan sudah isotonis dengan adanya NaCl 0,9%. Sediaan harus isotonis karena
apabila larutan hipertonis maka sel/jaringan akan mengkerut dan jika larutan hipotonis
maka sel/jaringan akan mengembang.

III. PELAKSANAAN
a. Penyiapan alat
No. NamaAlat Ukuran Jumlah Cara sterilisasi dan suhu Waktu
1. Kaca Aloji 5cm ; 8cm 2;2
2. Beaker glass 50 ml 1
3. Beaker glass 100 ml 2
4. Beaker glass 250 ml 2
5. Erlenmeyer 100 ml 1
6. Erlenmeyer 250 ml 4
7. Pengaduk Standard 2 Oven 250°C 30 menit
8. Pinset Standard 4
9. Tara dan wadah standard 1 set
10. Anak timbangan Standard 1 set
11. Sendok logam Standard 2
Botol infus yang
12. 102 ml 1
dikalibrasi
Tutup botol infus
13. Standard 1 Autoclave 115°C 30 menit
(karet)
14. Kantong sampah 2 x modul 1
Corong & kertas
15. 5cm 1
saring
Corong & kertas
16. 5cm 1
saring rangkap 2 Autoclave 115°C 30 menit
17. Pipet tetes Panjang 4
18. Pipet tetes Pendek 4
19. Gelas ukur 25 ml 1
20. Gelas ukur 100 ml 1
21. Gelas ukur 250 ml 1
22. Aqua pro injeksi 200 ml 1 Autoclave 121°C 15 menit
23. Termometer 100°C 1 Sudah steril -
24. Stopwatch Standard 1 Sudah steril -
Nb :
 Alat yang disterilkan dengan oven dibungkus dengan aluminium foil.
 Semua alat sebelum masuk ruang kelas 2 disemprot dengan alcohol.

b. Pencucian, pengeringan, dan pembungkusan alat


* Pencucian alat / wadah gelas serta peralatan laboratorium lain (Huizinga)
1. Sikat dengan larutan tepol
2. Bilas dengan air kran
3. Semprot dengan uap dan tiriskan
4. Bilas dengan aquadem
5. Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen)
6. Keringkan dengan posisi terbalik pada oven
* Pengeringan
1. Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalik pada suhu 100 0C, tidak boleh
terlalu lama (±15 menit) terutama gelas ukur, bahan yang terbuat dari karet dan
plastik
2. Untuk menghindari debu di tutup kertas yang tembus uap air
3. Wadah kecil harus benar-benar kering
* Pencucian karet
1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari
2. Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selama 1 hari
3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas dengan
aquadem
4. Ulangi dengan larutan yang baru sampai larutan jernih
5. Rendam dalam aquadest (dalam beaker glass yang ditutup kertas perkamen) dan
di cuci dengan autoclave pada suhu 1100C selama 20 menit (1 atau 2 kali) sampai
air rendaman jernih
Tahap – tahap pencucian karet dengan autoclave pada suhu 110 0C selama 20 menit,
adalah sebagai berikut:
 Waktu pemanasan : pukul 13.42 – 13.49 (7 menit)
 Waktu pengeluaran udara : pukul 13.49 – 13.56 (7 menit)
 Waktu menaik : pukul 13.56 – 14.01 (5 menit)
 Waktu suhu dipertahankan : pukul 14.01 – 14.21 (20 menit)
 Waktu menurun : pukul 14.21 – 14.23 (2 menit)
 Waktu pendinginan : pukul 14.23 – 14.14.33 (10 menit)
Proses pencucian berlangsung dari : pukul 13.42 – 14.33 (51 menit)
6. Bilas dengan spiritus dilutus (etanol 70%) air ad jernih
7. Masukkan kantong-kantong perkamen dan disterilkan dengan autoclave
* Pembungkusan :
Masing-masing alat dibungkus dalam kantong yang terbuat dari kertas perkamen
(untuk perlakuan dalam otoklaf), aluminium foil (untuk perlakuan dalam oven), dan
tuliskan nama alat dan nama kelompok.

C. 1. Sterilisasi alat-alat dan pembebasan pirogen dengan oven pada suhu 2500C selama
{ kaca arloji ϕ 5 cm (2) ; ϕ 8 cm (2) ; erlenmeyer 250 ml (4) ; 100 ml (1) ; pengaduk
(2) ; pinset (4) ; tara dan wadah (1set) ; anak timbangan (1set) ; sendok logam (2) ;
botol infus dikaliberasa 102 ml (1) }
Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
 Waktu pemanasan : pukul 13.40 – 15.11 (1jam 31 menit)
 Waktu kesetimbangan : pukul 15.11 – 15.11 (0 menit)
 Waktu pembinasaan : pukul 15.11 – 15.41 (30 menit)
 Waktu tambahan jaminan sterilitas : pukul 15.41 – 15.41 (0 menit)
 Waktu pendinginan : pukul 15.41 – 15.46 (5 menit)
Proses sterilisasi berlangsung dari : pukul 13.40 – 15.46 (126 menit)

C. 2. Sterilisasi alat-alat dengan autoclave pada suhu 1150C selama 30 menit


{ tutup botol infus (1) ; kantong sampah 2 x modul (1) ; pipet tetes panjang (4) ; pipet
tetes pendek (4) ; gelas ukur 25 ml (1) ; 100 ml (1) ; 250 ml (1) ; corong dan kertas
saring (1) ; corong dan kertas saring rangkap 2 (1) }
Tahap – tahap sterilisasi sebagai berikut :
 Waktu pemanasan : pukul 14.45 – 14.53 (8 menit)
 Waktu pengeluaran udara : pukul 14.53 – 15.07 (14 menit)
 Waktu menaik : pukul 15.07 – 15.13 (6 menit)
 Waktu kesetimbangan : pukul 15.13 – 15.13 (0 menit)
 Waktu pembinasaan : pukul 15.13 – 15.43 (30 menit)
 Waktu tambahan jaminan sterilitas : pukul 15.43 – 15.43 (0 menit)
 Waktu menurun : pukul 15.43 – 15.49 (6 menit)
 Waktu pendinginan : pukul 15.49 – 15.54 (5 menit)
Proses sterilisasi berlangsung dari : pukul 14.45 – 15.54 (69 menit)

C. 3. Sterilisasi pelarut aqua pro injectio dengan autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit
Tahap –tahap sterilisasi sebagai berikut :
 Waktu pemanasan : pukul 14.41 – 14.45 (4 menit)
 Waktu pengeluaran udara : pukul 14.45 – 14.52 (7 menit)
 Waktu menaik : pukul 14.52 – 15.00 (8 menit)
 Waktu kesetimbangan : pukul 15.00 – 15.03 (3 menit)
 Waktu pembinasaan : pukul 15.03 – 15.18 (15 menit)
 Waktu tambahan jaminan sterilitas : pukul 15.18 – 15.20 (2 menit)
 Waktu menurun : pukul 15.20 – 15.26 (6 menit)
 Waktu pendinginan : pukul 15.26 – 15.28 (2 menit)
Proses sterilisasi berlangsung dari : pukul 14.41 – 15.28 (47 menit)

D. Cara Kerja
1. Kaliberasi botol infus 102 ml di ruang 3
2. Bersihkan meja ruang 2 dengan menyemprot alkohol 70%, lap dengan kasa steril,
nyalakan api spiritus
3. Tara kaca arloji (3), untuk NaCl (1), untuk tutup NaCl (1), untuk norit (1). Ditimbang
NaCl dan norit (karbon absorben) berturut-turut 1,35 mg dan 150 mg di kaca arloji
dengan timbangan mg. Untuk NaCl + tutupnya
4. NaCl 1,35 mg di larutkan dalam 20 ml aqua pro injectio di beaker glass 250 ml ad
larut, kemudian di tambahkan aqua pro injectio 120 ml dg gelas ukur 100 ml
(kelarutan 1:28 dalam air) MD ed 36 p 1686
5. 4 cek pH (pH=7) dengan pH meter dan dengan indikator universal 4 warna pH
(pH=7)
6. 5 + aqua pro injeksi ad 150 ml dalam gelas ukur 250 ml
7. 6 di pindah ke erlenmeyer di beri tanda dengan spidol (250ml)
8. 7 ditambah norit, dipanaskan pada api bebas, sambil di aduk dengan pengaduk dan di
upakan suhu dengan termometer
9. Setelah mencapai suhu 70-800C dipertahankan selama 10 menit dan tetap di aduk
10. 9 setelah 10 menit, diangkat dan dibawa ke meja praktikum diamkan 5 menit
11. 10 setelah 5 menit dilihat apakah terjadi pengurangan volume
12. 11 bila ada pengurangan tambahakan aqua pro injeksi ad tanda kemudian disaring
dengan corong + kertas saring rangkap 2 dan ingat usahakan semua norit pindah ke
kertas saring rangkap 2 (ingat usahakan saat menuang sambil terus diaduk) ke
erlenmeyer 250 ml
13. Beri tanda pada filtrat pada erlenmeyer 250 ml. Corong yang berisi kertas saring
rangkap 2 masih akan dipakai lagi (tutup dengan kaca arloji)
14. 13 dipanaskan 70-800C dipertahankan 10 menit
15. Setelah 10 menit,diangkat dan dibawa ke meja praktikum, diamkan 5 menit
16. Setelah 5 menit, dilihat apakah terjadi perubahan volume
17. Bila ada pengurangan maka ditambah aqua pro injeksi ad tanda (tanda ke 2)
18. 17 saring dengan corong + kertas saring rangkap 2,tampung ke erlenmeyer 250 ml
19. 18 selanjutnya di saring dengan membran filter 0,45 mikron (kertas saring tunggal +
corong) ke dalam botol infus ad tanda (102 ml). Sisanya di saring ke erlenmeyer 250
ml
20. 19 pindahkan ke beaker glass tutup botol infus dibilas dengan sisa sediaan infus agar
bebas pirogen untuk menutup botol infus
21. Tutup karet botol infus digetar-getarkan agar tidak menambah volume sediaan dan
digunakan untuk menutup botol infus
Pada ruang kelas 3
22. Ditali sampai 2 kali botol infusnya (tali mati) bungkus 2 rangkap
23. Lakukan sterilisasi akhir dengan autoclave pada suhu 1210C selama 15 menit waktu
kesetimbangan 20 menit
24. Sediaan di kemas dengan pemberian etiket + brosur masukkan wadah sekunder
Nb: Meng-ad-kan dalam botol infus tidak boleh menggunakan pipet tetes karena pipet
tetes hanya disterilkan tetapi tidak bebas pirogen.
F. Sterilisasi akhir sediaan infus NaCl 0,9% dengan autoclave pada suhu 121 0C selama 15
menit
Tahap – tahap sterilisasi sebagai berikut :
 Waktu pemanasan : pukul 17.45 – 17.48 (3 menit)
 Waktu pengeluaran udara : pukul 17.48 – 17.55 (7 menit)
 Waktu menaik : pukul 17.55 – 18.02 (7 menit)
 Waktu kesetimbangan : pukul 18.02 – 18.04 (2 menit)
 Waktu pembinasaan : pukul 18.04 – 18.19 (15 menit)
 Waktu tambahan jaminan sterilitas : pukul 18.19 – 18.20 (5 menit)
 Waktu menurun : pukul 18.20 – 18.25 (5 menit)
 Waktu pendinginan : pukul 18.25 – 18.30 (5 menit)
Proses sterilisasi berlangsung dari : pukul 17.45 – 18.30 (49 menit)

IV. Wadah
Kemasan primer (botol infus kaca tertutup kedap 100 ml), kemasan sekunder, brosur,
dan label/ etiket.

V. Pembahasan
Pada praktikum Formulasi dan Teknologi Sediaan Steril ini, kami membuat
sediaan infus NaCl 0,9%. Sediaan akan diberikan secara intravena dan langsung
menuju cairan tubuh tanpa melewati sawar membran, maka sediaan infus harus
dibuat harus steril dan terbebas dari partikel serta pirogen (Ansel, 2008). Sediaan
parenteral volume besar adalah larutan produk obat yang disterilisasi akhir dan
dikemas dalam wadah dosis tunggal dengan kapasitas 100 ml atau lebih dan
ditujukan untuk manusia. Sediaan ini umumnya diberikan secara intra vena dan non
intravena, seperti untuk larutan dialisis yang diberikan secara intraperitoneal. Infus
termasuk ke dalam sediaan parenteral volume besar. Praktikum teknologi sediaan
steril kali ini membuat infus NaCl. Dalam pembuatannya, sediaan harus memenuhi
syarat-syarat yang ditetapkan untuk sediaan parenteral volume besar, seperti syarat
isohidris, steril, bebas pirogen dan isotonis. Hal ini dikarenakan, pemberian infus
yang diinjeksikan langsung ke dalam pembuluh darah. Untuk larutan infus tidak
diperbolehkan adanya penambahan bahan bekteriostatik atau zat tambahan lainnya
karena volume larutan banyak dan pemberiannya berupa tetesan. Volume sediaan
yang kami buat adalah dalam volume 100 ml, namun pada perhitungan perlu
dilebihkan 2% nya, yaitu sekitar 2 ml sehingga volume akhir berkisar sebanyak 102
ml. Hal ini dimaksudkan karena dikhawatirkan adanya penguapan yang terjadi pada
saat proses pemanasan dan juga supaya saat pemakaian volume tidak kurang dari
100ml. Selain itu, pembawa yang kami gunakan pun harus isotonis dan larutan harus
isohidris karena sediaan ditujukan untuk pemberian intravena. Pembawa yang kami
gunakan untuk sediaan infus Nacl adalah Aqua Pro Injectio.
Pembuatan sediaan infus NaCl 0,9 % sebanyak 100 ml dibuat dengan metode
pemanasan basah. Sedapat mungkin infus yang dibuat harus isotonis dengan cairan
tubuh ataupun sedikit hipertonis dalam keadaan tertentu. Sediaan yang dibuat saat ini
adalah infus NaCl 0,9% yang sudah isotonis dengan cairan tubuh.
Sediaan infus harus bebas pirogen. Pirogen adalah zat endotoksin yang dapat masuk
dalam tubuh sehingga menyebabkan reaksi negatif pada tubuh seperti demam. Oleh
karena itu, pada sediaan yang kami gunakan ditambahkan 0,1% karbon aktif (norit)
dari volume sediaan. Kadar karbon aktif (norit) yang digunakan 0,1% karena pada
kadar tersebut karbon aktif (norit) efektif mengikat pirogen dalam larutan Apabila
kadar zat karbon aktif (norit) kurang atau lebih dari 0,1% menyebabkan tidak aktif
nya pengikatan dan penyerap pirogen, sehingga dikhawatirkan tertinggalnya pirogen
dalam sediaan.
Bahan-bahan yang digunakan ditimbang sesuai keperluan untuk 1 sediaan. NaCl yang
ditimbang sebanyak 1,35 gram dan karbon aktif (norit) ditimbang sebanyak 150 mg.
Aqua pro injectio yang disiapkan sebanyak 250 mL dengan gelas ukur kemudian
dimasukkan dalam sebuah botol coklat 300 mL, disterilkan dengan metode pemanasan
basah. Setelah NaCl dilarutkan dalam aqua pro injectio, ditambahkan norit kemudian
dipanaskan sampai suhu 70-80oC sambil diaduk. Setelah mencapai suhu tersebut,
suhu dipertahankan selama 10 menit sambil tetap diaduk. Penjagaan suhu 70-80 oC
dilakukan karena karbon aktif bekerja maksimal dan efektif pada suhu 70-80 oC.
Penambahan norit berfungsi sebagai adsorben/penjerap yang akan menarik partikel-
partikel asing juga pirogen dan mempertahankan kejernihan sediaan. Selanjutnya
larutan disaring dengan kertas saring rangkap 2 untuk memisahkan norit dan
kontaminan lain dari sediaan. Infus NaCl 0,9% stabil pada pH 4,5-7. Dan sediaan
kami dicek dengan indikator universal menunjukkan warna indikator pH 7.
Penyaringan di lakukan 2 kali dengan kertas saring 2 rangkap dan 1 kali dengan
kertas saring 1 rangkap untuk memastikan sediaan bebas dari kontaminan. Botol
kemudian ditutup dengan tutup karet, diikat simpul champaigne, dan dilapisi bagian
terluar dengan kertas perkamen 2 rangkap.
Proses sterilisasi yang digunakan adalah sterilisasi akhir, karena zat aktif yang
digunakan tahan terhadap pemanasan. Proses sterilisasi tersebut dilakukan dalam
autoklaf pada suhu 115-1160C selama 10 menit. Pada saat dilakukan evaluasi,
sediaan yang kami hasilkan bebas partikel melayang. Sterilisasi akhir ini bertujuan
untuk menambah jaminan sterilitas dari sediaan yang kami buat.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan uji sterilitas yang telah dilakukan dan kurangnya pemantauan untuk
pengujian sterilisasi lebih lanjut, maka sediaan infus NaCl 0,9% yang telah dibuat belum
layak diproduksi dalam skala besar. Sebaiknya dilakukan pengujian lebih lanjut sesuai
dengan persyaratan yang diajukan dalam CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik).

Anda mungkin juga menyukai