Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


SEDIAAN INJEKSI THIAMIN HCL 1% (VITAMIN B1)

Oleh :
Kevin Richard Winardi
110118104
C_1

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
2021
Topik : Pembuatan sediaan injeksi Thiamin HCL (Vitamin B1) dengan Konsentrasi 1%
sebanyak 5 ampul (@ 2 mL)
Tujuan :
1. Mempelajari pembuatan sediaan injeksi steril dengan konsentrasi 1 %
2. Melakukan sterilisasi alat dengan pemanasan basah (Otoklaf) dan pemanasan kering
(Oven)
3. Melakukan sterilisasi sediaan dengan pemanasan basah
4. Mempelajari cara perhitungan isotonisitas

I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan farmakologi bahan obat
● Indikasi :
Pencegahan dan pengobatan defisiensi Thiamin (Vitamin B1)
Pengobatan pasien defisiensi Thiamin (Vitamin B1), seperti Beri-beri (Martindale
38 th ed, hal 2103)
Pengobatan Syndrome Wernlcke-Korsakoff (Martindale 38 th ed, hal 2103)
● Kontra Indikasi :
1. Hipersensitivitas terhadap Thiamin (Vitamin B1) dan pada ibu menyusui
(Martindale 38 th ed, hal 2103)
2. Injeksi Thiamin tidak diberikan kepada pasien beri-beri dengan alkoholisme
kronis (Martindale 38 th ed, hal 2103)
● Efek Samping :
Efek samping Thiamin (Vitamin B1) jarang terjadi, tetapi reaksi hipersensitivitas
dapat terjadi terutama setelah pemberian dosis parenteral. Reaksi ini memiliki
tingkat keparahan mulai dari sangat ringan hingga syok anafilaksis yang total
(sangat jarang) (Martindale 38 th ed, hal 2103)
2. Tinjauan sifat fisikokimia bahan obat
a. Kelarutan :
1. Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol; tidak larut
dalam eter dan dalam benzen (FI VI hal. 1708) (1729)
2. Larut 1 dalam 1 air dan 1 dalam 170 alkohol; tidak larut dalam eter dan dalam
benzena; larut dalam gliserol (Martindale 38 th ed, hal 2103)
b. Stabilitas
1. Terhadap Cahaya : Tidak stabil terhadap cahaya, disimpan dalam wadah
terlindung cahaya (botol coklat)
2. Terhadap Suhu : Tidak stabil terhadap panas tinggi, disimpan dalam lemari
pendingin
3. Terhadap pH : pH stabil dalam pH 4 / dibawahnya (2,7-3,4)
4. Terhadap Oksigen : Tidak stabil terhadap udara, disimpan dalam wadah
tertutup rapat
Pustaka :
1. Farmakope Indonesia VI hal. 1708 (1729)
2. Martindale 38 th ed, hal 2103
c. Cara sterilisasi masing-masing bahan
1. Aqua Pro Injectio : Sterilisasi dengan otoklaf pada suhu 121 ℃, selama 15
menit
2. Thiamin Hcl : Sterilisasi dengan radiasi
3. NaCL : Sterilisasi dengan oven pada suhu 180 ℃, selama 30 menit
4. Sediaan Injeksi : Sterilisasi dengan otoklaf pada suhu 121℃ selama 15
menit
d. OTT (Inkompatibilitas)
Sensitif terhadap reduktor dan oksidator; reagen alkaloid seperti merkuri
klorida, Iodine, Picric acid, tannin, dan reagen Mayer (Remington 21 th ed,
p 1711)
e. Cara penggunaan dan dosis
- Dalam pengobatan defisiensi thiaminekronis ringan, dosis oral biasa 10-
25mg setiap hari, dalam dosis tunggal atau atau terbagi, telah
direkomendasikan. (Martindale 38 th ed, hal 2103)
- Pada defisiensi thiamin berat, dosis hingga 300mg setiap hari diberikan, dan
dosis harian yang lebih tinggi dapat digunakan pada sindrom Wernicke-
Korsakoff melalui jalur intravena (iv).
(Martindale 38 th ed, hal 2103)
- Penggunaan dosis oral pada anak-anak dalam pengobatan defisiensi thiamin
hidroklorida :
● 1 bulan - 1 tahun =5mg sehari 3 kali (treatment) atau sehari sekali
(profilaksis)
● 1 tahun - 12 tahun = 10mg sehari 3 kali (treatment) atau 5mg sehari 2
kali (profilaksis)
● 12 tahun - 18 tahun = 10 - 15mg sehari 3 kali (treatment) atau 5mg sehari
2 kali (profilaksis)
(Martindale 38 th ed, hal 2103)
- Penggunaan pada gangguan mitokondria tertentu dengan dosis oral 5mg/kg
setiap hari, disesuaikan seperlunya neonatus dan anak-anak hingga usia 18
tahun dengan penyakit maple syrup urine.
(Martindale 38 th ed, hal 2103)
- Dalam pengobatan gangguan metabolik lainnya termasuk asidosis laktat
kongenital, thiamine dapat diberikan secara oral atau melalui infus
intravena selama 30 menit dalam dosis berikut:
● Selama 1 bulan : 50 - 200mg setiap hari, sebagai dosis harian tunggal
atau dalam 2 - 3 dosis terbagi, disesuaikan seperlunya.
● 1 bulan - 18 tahun : 100 - 200mg setiap hari, sebagai dosis harian tunggal
atau dalam 2 - 3 dosis terbagi, disesuaikan seperlunya. Hingga 2 gram
setiap hari mungkin diperlukan.
(Martindale 38 th ed, hal 2103)
II. FORMULASI
a. Permasalahan dan penyelesaian
● Permasalahan
1. Thiamin (Vitamin B1) tidak stabil terhadap cahaya
2. Thiamin (Vitamin B1) tidak stabil terhadap udara
3. Thiamin (Vitamin B1) memiliki pH < 4 (jauh dari pH fisiologis tubuh)
Pustaka : Martindale 38 th ed, hal 2103

● Penyelesaian
1. Digunakan ampul berwarna coklat (gelap) sebagai wadah, jika ampul putih diberi
kemasan sekunder yang tertutup rapat.
2. Digunakan wadah tertutup rapat, kedap udara, dan pembuatannya dialiri gas inert
atau ditambahkan chelating agent seperti EDTA dan senyawa sitrat
3. Ditambahkan bahan yang dapat meningkatkan pH (NaCL) untuk menyesuaikan pH
cairan tubuh

b. Formulasi yang akan dibuat


1) Formularium Indonesia (1996) p. 96
R/ Thiamine HCl 1%
NaCl 0,65%
Air secukupnya sampai 100 ml
Sterilisasi cara 1
1 ml = 0,01 Thiamine HCl
I.m ; i.v ; s.c. Ampul 1 ml dan 2 ml

2) Pharmaceutical Manufacturing Formulations Vol. 6 (p.387)


R/ Thiamine HCl 105 g
Chlorobutanol 5g
Water for Injection 1 Liter
3) Medisca Network Inc. Technical Support Services Formulation Chemistry
Department, page 1.
R/ Thiamine HCl 10,0 g
Benzyl Alcohol, NF 2,0 mL
Sterile Water For Injection, USP 80,0 mL
Sterile Water For Injection, USP 100,0 mL
Sodium Hydroxide 10% Solution As Required

→ Formula yang dipilih:


R/ Thiamine HCl 1%
NaCl 0,65%
Air secukupnya ad 1000 ml

c. Perhitungan bobot dan dosis


Sediaan yang diminta adalah injeksi Thiamin HCl dengan konsentrasi 1% sebanyak
5 ampul yang masing-masing memiliki volume 2 ml.
● Perhitungan volume sediaan (5 ampul) :
v = (n+2) v’ = ( 5 + 2 ) x 2,15 ml = 15,05 ml ~ 20 ml
1𝑔
● Thiamin HCl 1% : 100 𝑚𝑙 x 20 ml = 0,2 g = 200 mg
0,65 𝑔
● NaCl 0,65% : 100 𝑚𝑙 x 20 ml = 0,13 g = 130 mg → NaCl dalam formula
0,9 𝑔
● Perhitungan isotonisitas : NaCl 0,9% = 100 𝑚𝑙 x 20 ml = 0,18 g = 180 mg

● Kesetaraan NaCl :
Ekivalensi dari Thiamin HCl = 0,25
Maka kesetaraan = 0,25 x 0,2 g = 0,05 g
NaCl yang dibutuhkan = 0,18 - 0,05 g = 0,13 g = 130 mg
Jadi sediaan sudah isotonis.
d. Tabel bahan

No Komponan bahan Bobot / Volume Fungsi Cara sterilisasi

1. Thiamin HCl 200 mg Bahan aktif Radiasi

2. NaCl 130 mg Pengisotonis Oven 180 ℃,


selama 30 menit

3. Aqua Pro Injection Ad 20 ml Pelarut Otoklaf 121℃,


selama 15 menit

e. Cara sterilisasi sediaan yang dipilih


Thiamin HCl disterilkan dengan cara radiasi karena bahan aktif tidak tahan dengan
pemanasan tinggi. NaCl disterilkandengan oven 180℃ selama 30 menit, Aqua Pro
Injection disterilkan dengan pemanasan basah (Otoklaf) suhu 121℃ selama 15 menit.
Pemanasan dengan otoklaf, sedian yang akan disterilkan diisikan kedalam wadah
yang cocok kemudian ditutup kedap. Jika volume dalam wadah tidak lebih dari 100 ml
sterilisasi dilakukan dengan uap jenuh pada suku 110 - 115℃ selama 15 menit sediaan
sudah isotonis (Formularium Nasional 2nd ed, Hal .323)

III. PELAKSANAAN
a. Penyiapan alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah Cara Sterilisasi dan suhu Waktu

1 Kaca arloji 5cm/8cm 3;1 Oven 180°C 30 menit

2 Beaker glass 50mL 3;3 Oven 180°C 30 menit


/100mL

3 Erlenmeyer 100 mL 2 Oven 180°C 30 menit

4 Pengaduk (kaca) standart 2 Oven 180°C 30 menit


5 Pinset standart 4 Oven 180°C 30 menit

6 Sendok Porselin standart 1;1 Oven 180°C 30 menit

7 Ampul 2 mL 5 Oven 180°C 30 menit

8 Kantong Sampah - 1 Oven 180°C 30 menit

9 Aluminium Foil 10 cm x 6 Oven 180°C 30 menit


10cm

10 Corong dan Kertas 5 cm 2 Otoklaf 115°C 30 menit


Saring

11 Pipet Tetes Panjang . 4 Otoklaf 115°C 30 menit


Pendek

12 Gelas Ukur 5 mL 1 Otoklaf 115°C 30 menit

13 Gelas Ukur 10 mL 1 Otoklaf 115°C 30 menit

14 Gelas Ukur 25 mL 1 Otoklaf 115°C 30 menit

15 Aqua Pro Injeksi 50 mL 1 Otoklaf 121°C 15 menit

16 Spuit Injeksi 3 mL 1 Sudah Steril Sudah steril

17 Botok Coklat dan 100 mL 1 Otoklaf 115°C 30 menit


Tutup Karet

b. Pencucian, pengeringan dan pembungkusan alat


● Pencucian wadah gelas/ alat gelas serta peralatan lab. Lain cara Huizinga
1. Sikat dengan larutan tepol
2. Bilas dengan air kran
3. Semprot dengan uap dan tiriskan
4. Bilas dengan aquadem
5. Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen)
6. Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven
● Pengeringan Alat
1. Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalik pada suhu 100℃, tidak boleh
terlalu lama kira-kira 15 menit (terutama gelas ukur, bahan yang terbuat dari
karet dan plastik)
2. Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tembus uap air
3. Wadah kecil harus benar-benar kering
● Pencucian Karet
1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari
2. Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selama 1 hari
3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas dengan
aquadest
4. Ulangi dengan larutan yang baru
5. Ulangi sampai larutan jernih
6. Rendam dalam aquadest (dalam beaker glass yang ditutup kertas perkamen) dan
dicuci di otoklaf pada suhu 110℃ selama 20 menit ( 1 atau 2 kali ) sampai air
rendaman jernih
7. Bilas dengan spirtus dilutes (Ethanol 70%) air sampai jernih
8. Masukkan kantong kering rangkap dua dan disterilkan dalam otoklaf

Tahap – tahap pencucian karet dengan otoklaf pada suhu 110℃ selama 20
menit adalah sebagai berikut :
a. Waktu pemanasan : pk. ( menit )
b. Waktu pengeluaran udara : pk. ( menit )
c. Waktu menaik : pk. ( menit )
d. Waktu suhu dipertahankan : pk. ( menit )
e. Waktu menurun : pk. ( menit )
f. Wakru pendinginan : pk. ( menit )
Proses sterilisasi berlangsung dari : pk. ( menit )
● Pembungkusan Alat
Masing – masing alat dibungkus dalam kantong yang terbuat dari kertas perkamen
dan dituliskan nama alat tersebut
c. Sterilisasi alat
1. Sterilisasi alat – alat dengan oven pada suhu 180℃ selama 30 menit
Tahap – tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
a. Waktu pemanasan : pk. ( menit)
b. Waktu kesetimbangan : pk. ( menit)
c. Waktu pembinasaan : pk. ( menit)
d. Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. ( menit)
e. Waktu pendinginan : pk. ( menit)
Proses sterilisasi berlangsung dari : pk. ( menit)
2. Sterilisasi alat – alat dengan otoklaf pada suhu 115℃ selama 30 menit
Tahap – tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
a. Waktu pemanasan : pk. ( menit)
b. Waktu pengeluaran udara : pk. (menit)
c. Waktu menaik : pk. ( menit )
d. Waktu kesetimbangan : pk. ( menit )
e. Waktu pembinasaan : pk. ( menit)
f. Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. ( menit )
g. Waktu menurun : pk. ( menit )
h. Waktu pendinginan : pk. ( menit)
Proses sterilisasi berlangsung dari : pk. ( menit)
3. Sterilisasi pelarut aqua pro injection dengan otoklaf pada suhu 121℃ selama 15
menit
Tahap – tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
a. Waktu pemanasan : pk. ( menit)
b. Waktu pengeluaran udara : pk. (menit)
c. Waktu menaik : pk. ( menit )
d. Waktu kesetimbangan : pk. ( menit )
e. Waktu pembinasaan : pk. ( menit)
f. Waktu tambahan jaminan sterilitas :pk. ( menit )
g. Waktu menurun : pk. ( menit )
h. Waktu pendinginan : pk. ( menit)
Proses sterilisasi berlangsung dari : pk. ( menit)
d. Pemasangan label bersih & steril pada setiap masing-masing kantong alat

e. Cara kerja
1. Bersihkan meja dengan disemprotkan alkohol 70%, lap dengan kasa steril
2. Nyalakan api spirtus
3. Tara kaca arloji, ditimbang thiamin Hcl 200 mg (kelarutan dalam air 1:1)
4. Ukur pelarut aqua pro injeksi 5 ml dengan gelas ukur 10 ml
5. 3 dan 4 aduk sampai larut di beaker glass 50 ml (kelarutan dalam Hcl 1:1)
6. Ditara kaca arloji, ditimbang NaCl 130 mg (kelarutan NaCl 1:2,85)
7. Diukur aqua pro injeksi sebanyak 5 ml dengan gelas ukur 10 ml
8. (6 dan 7) diaduk ad larut dalam beaker glass 50 ml
9. (5 dan 8) diaduk ad homogen, kemudian ditambah aqua pro injeksi 3 ml
10. Dicek pH dengan indikator universal, diambil sedikit dengan batang pengaduk
kemudian dioleskan pada kertas pH indikator (pH yang diinginkan 4,0)
11. (9) dipindahkan ke gelas ukur 25 ml, ditambah aqua pro injeksi ad 20 ml
12. (11) disaring dengan membran filter 0,8 mikrometer (kertas saring dan corong)
kedalam erlenmeyer 50 ml
13. (12) dipindahkan ke beaker glass 100 ml untuk mempermudah pengambilan
14. (13) diambil 3 ml dengan spet injeksi, dipindahkan ke dalam ampul sebanyak 2,1
ml
15. Didorong jarum suntik injeksi lurus sampai dasar ampul supaya tidak ada larutan
yang menempel di dinding ampul, karena pada saat pemanasan untuk menyegel
sediaan ampul terbentuk bintik-bintik hitam disebabkan karena adanya reaksi
pemanasan
16. Ampul ditutup dengan metode pull seal (segel tarik)
a. Dipanaskan leher ampul dengan api bunsen sampai kemerahan
b. Lalu ujung ampul ditarik dengan pinset hingga mulut ampul tertutup rapat
17. Dilakukan perlakuan (4-16) hingga ampul ke-5
18. Dilakukan tes uji kebocoran sekaligus sterilisasi sediaan
a. Ampul dimasukkan dalam posisi terbalik pada beaker glass yang telah
dialasi kasa steril, lalu tutup mulut beaker glass dengan kertas perkamen
dan diikat dengan tali
b. Sterilisasi dengan autoklaf suhu 115 derajat selsius selama 30 menit
19. Dipilih 4 ampul yang tidak bocor dari 5 ampul yang dibuat
20. Diberi label, dimasukkan dalam kemasan sekunder, diberi etiket. Brosur
dimasukkan wadah sekunder dan diberi label
f. Sterilisasi akhir sediaan
Sterilisasi akhir sediaan dengan otoklaf pada suhu 115℃ selama 30 menit
Tahap – tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :
a. Waktu pemanasan : pk. ( menit)
b. Waktu pengeluaran udara : pk. (menit)
c. Waktu menaik : pk. ( menit )
d. Waktu kesetimbangan : pk. ( menit )
e. Waktu pembinasaan : pk. ( menit)
f. Waktu tambahan jaminan sterilitas : pk. ( menit )
g. Waktu menurun : pk. ( menit )
h. Waktu pendinginan : pk. ( menit)
Proses sterilisasi berlangsung dari : pk. ( menit)
IV. WADAH
● Wadah Premier : Ampul 2 mL ( Putih bening) tertutup rapat terlindung cahaya dan etiket
label pada ampul
● Wadah Sekunder : Kemasan Luar Ampul
V. ETIKET & BROSUR
VI. PEMBAHASAN

VII. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai