Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

SEDIAAN SOLIDA NON STERIL


SEMESTER GENAP

PEMBUATAN TABLET DENGAN BAHAN AKTIF TUNGGAL


MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

Hari / Jam Praktikum : Kamis / 07.00 – 10.00


Tanggal Praktikum : 21 Maret 2019
Asisten : 1. Margaretha Efa Putri
2. Anniesah Rahayu
3. Fariza

Shahnaz Aulia F. 260110170083 Data Pengamatan


Nada Salsabila R. 260110170084 Pembahasan
Nur Selivia Y. 260110170085 Preformulasi
Kamila Shiba 260110170086 Pembahasan
Ivana Santoso 260110170087 Formulasi, Perhitungan
Yuwanti Winda A. 260110170088 Pembahasan
Farah Mufidah 260110170089 Bach, Design, Lampiran
Syifa Salsabila 260110170090 Preformulasi
Ahmad Fahim F. 260110170095 Preformulasi
Faisal Maulana I. 260110170099 Editor, Data Pengamatan

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2019
I. FORMULASI

Jumlah (gram)
Nama Bahan
Teoritis Ditimbang

Parasetamol 75 g 75,04 g

Vitamin C 6,975 g 6,976 g

Amilum 10% 2,218 g 2,219 g

Amprotab 15 g 15,062 g

Laktosa 30 g 30,040 g

Mg Stearat 1,297 g 1,297 g

Amprotab 6,485 g 6,486 g

Talkum 1,297 g 1,298 g

II. PREFORMULASI
Preformulasi Zat
A Parasetamol
Aktif
No Parameter Nilai Pustaka Penulis Data
Serbuk hablur, putih, tidak FI IV, 1995, hal Yuwanti Winda
1 Pemerian
berbau, rasa sedikit pahit. 649. A.
Larut dalam air mendidih dan
FI IV, 1995, hal Yuwanti Winda
2 Kelarutan dalam natrium hidroksida 1N,
649. A.
mudah larut dalam etanol.
Tidak ditemukan di
Stabilitas terhadap Yuwanti Winda
3 - FI V, HOPE Ed 6,
panas A.
Martindale Ed 36
Stabilitas terhadap Satbil pada wadah yang tertutup FI IV, 1995, hal Yuwanti Winda
4
hidrolisis/oksidasi rapat. 649. A.
Stabilitas terhadap Stabil jika terlindung dari FI IV, 1995, hal Yuwanti Winda
5
cahaya cahaya. 649. A.
Hawley's
Condensed
Stabilitas terhadap Chemical Yuwanti Winda
6 Stabil pada pH 5.5-6.5.
pH Dictionary 15th A.
Edition. 2007. Hal
11.
Terdekomposisi dengan basa Pubchem. 2019. Yuwanti Winda
7 Inkompatibilitas
kuat. CID: 1983. A.
Jarak lebur/titik FI IV, 1995, hal Yuwanti Winda
8 168-172 °C
didih 649. A.
Pubchem. 2019. Yuwanti Winda
9 pKa/pKb 9.38
CID: 1983. A.
Tidak ditemukan di
Yuwanti Winda
10 Polimorfisme - FI V, HOPE Ed 6,
A.
Martindale Ed 36
Tidak ditemukan di
Yuwanti Winda
11 Ukuran partikel - FI V, HOPE Ed 6,
A.
Martindale Ed 36
Pubchem. 2019. Yuwanti Winda
12 Bobot Jenis 1.3 g/cm³
CID: 1983. A.
Hawley's
Condensed
Chemical Yuwanti Winda
13 pH larutan 5.5-6.5
Dictionary 15th A.
Edition. 2007. Hal
11.
Yuwanti Winda
14 Kegunaan/fungsi Analgesik, antipiretik FI III, 1979, hal 37.
A.
Preformulasi Zat
B Vitamin C (Asam Askorbat)
Aktif
No Parameter Nilai Pustaka Penulis Data
Serbuk hablur, putih agak Farmakope
1 Pemerian kuning, tidak berbau, rasa Indonesia Ed. V, Nur Selvia Y
asam. 2014
Mudah larut dalam air, agak
Farmakope
sukar larut dalam etanol (95%),
2 Kelarutan Indonesia Ed. V, Nur Selvia Y
praktis larut dalam eter P, dan
2014
dalam Benzen P.
Disimpan di wadah yang
Stabilitas terhadap
3 tertutup rapat, di tempat sejuk Wade, 1994 Nur Selvia Y
panas
dan kering
Stabil dalam keadaan kering,
Stabilitas terhadap
4 dalam bentuk larutan mudah Wade, 1994 Nur Selvia Y
hidrolisis/oksidasi
teroksidasi
Stabilitas terhadap Dengan pengaruh cahaya akan
5 Wade, 1994 Nur Selvia Y
cahaya berubah warna menjadi gelap
Stabilitas terhadap
6 Inkompatibel dengan alkali DeeMan, 1997 Nur Selvia Y
pH
Inkompatibel dengan alkali,
ion logam berat terutama
tembaga dan besi, serta
7 Inkompatibilitas DeeMan, 1997 Kamila Shiba
senyawa pengoksidasi. Maka
dihindari pencampuran dengan
bahan pengoksidasi kuat.
Titik lebur/titik
8 190oC/553oC DeeMan, 1997 Kamila Shiba
didih
9 pKa/pKb 4,17 dan 11,57 DeeMan, 1997 Nur Selvia Y
Kristal/serbuk, L-askorbat dan
10 Polimorfisme DeeMan, 1997 Nur Selvia Y
D-askorbat
11 Ukuran partikel - - Nur Selvia Y

12 Bobot Jenis 1,65 g/cm3 DeeMan, 1997 Nur Selvia Y


2,1-2,6 dalam larutan 5%
13 pH larutan DeeMan, 1997 Nur Selvia Y
dengan pelarut air
Farmakope
14 Kegunaan/fungsi Antioksidan Indonesia Ed. V, Nur Selvia Y
2014

Preformulasi Zat
B Magnesium Stearat
Eksipien
No Parameter Nilai Pustaka Penulis Data
Serbuk sangat halus, berwarna
putih pudar, diendapkan atau
1 Pemerian digiling, memiliki aroma asam HOPE 6th, 2009 Kamila Shiba
stearat yang samar, dan
memiliki rasa yang khas.
Tidak larut dalam etanol, eter,
dan air; sedikit larut dalam
2 Kelarutan HOPE 6th, 2009 Kamila Shiba
benzene panas dan etanol
panas.
Disimpan di wadah yang
Stabilitas terhadap
3 tertutup rapat, di tempat sejuk HOPE 6th, 2009 Kamila Shiba
panas
dan kering
Stabilitas terhadap
4 - - -
hidrolisis/oksidasi
Stabilitas terhadap
5 - - -
cahaya
Stabilitas terhadap
6 - - -
pH
7 Inkompatibilitas inkompatibel dengan asam HOPE 6th . 2009 Kamila Shiba
kuat, alkali, garam besi.
Hindari pencampuran dengan
pengoksidasi kuat. Tidak dapat
digunakan dalam produk yang
mengandung aspirin, beberapa
vitamin, dan sebagian besar
garam alkaloid.
Titik lebur/titik
8 117-150°C / - HOPE 6th . 2009 Kamila Shiba
didih
9 pKa/pKb - - -

10 Polimorfisme - - -

11 Ukuran partikel - - -

12 Bobot Jenis 1,092 g/cm3 HOPE 6th, 2009 Kamila Shiba

13 pH larutan - - -
Farmakope
14 Kegunaan/fungsi tablet & kapsul lubricant Indonesia Ed. III. Kamila Shiba
1979. Hal 510

Preformulasi Zat
C Talkum
Eksipien
No Parameter Nilai Pustaka Penulis Data
Serbuk sangat halus, putih,
Farmakope
putih kelabu. Berkilat, mudah
1 Pemerian Indonesi Ed. IV. Kamila Shiba
melekat pada kulit dan bebas
1995. Hal 771
dari butiran.
Farmakope
Zat larut dalam asam, tidak
2 Kelarutan Indonesi Ed. IV. Kamila Shiba
lebih dari 2%
1995. Hal 771
Stabilitas terhadap Talk adalah material stabil dan Farmakope
3 Kamila Shiba
panas memungkinkan distrerilisasi Indonesi Ed. IV.
dengan pemanasan pada suhu 1995. Hal 771
160o pada waktu kurang dari
satu jam.
Stabilitas terhadap
4 - - -
hidrolisis/oksidasi
Stabilitas terhadap
5 - - -
cahaya
Stabilitas terhadap
6 - - -
pH
Tidak cocok dengan senyawa HOPE 6th . 2009.
7 Inkompatibilitas Kamila Shiba
amonium kuaterner Hal 728
Titik lebur/titik
8 - HOPE 6th . 2009 Kamila Shiba
didih
9 pKa/pKb - - -

10 Polimorfisme - - -

11 Ukuran partikel - - -
Bulk= 0.5 g/cm3; Tapped= 0.8 HOPE 6th, 2009.
12 Bobot Jenis Kamila Shiba
g/cm3 Hal 728
HOPE 6th, 2009.
13 pH larutan pH = 7-10 Kamila Shiba
Hal 728
Farmakope
14 Kegunaan/fungsi Sebagai pelincir Indonesi Ed. IV. Kamila Shiba
1995. Hal 771

Preformulasi Zat
D Laktosa
Tambahan
No Parameter Nilai Pustaka Penulis Data
Serbuk atau masa hablur,
keras, putih atau putih krem. FI IV, 1995, hal
1 Pemerian Nada Salsabila R
Tidak berbau dan rasa sedikit 489
manis. Stabil di udara, tetapi
mudah menyerap bau.

Mudah (dan pelan-pelan) larut Nada Salsabila R


dalam air dan lebih mudah
larut dalam air mendidih; FI IV, 1995, hal
2 Kelarutan
sangat sukar larut dalam 489
etanol, tidak larut dalam
kloroform dan dalam eter.
Laktosa dapat berubah warna Nada Salsabila R
menjadi cokelat pada
penyimpanan dengan kondisi
Stabilitas terhadap HOPE 6th Edition.
3 hangat dan lembab. Laktosa
panas 2009. Hal 359.
harus disimpan dalam wadah
tertutup di tempat yang sejuk
dan kering.
Pertumbuhan jamur dapat Nada Salsabila R
Stabilitas terhadap HOPE 6th Edition.
4 terjadi dalam kondisi lemab
hidrolisis/oksidasi 2009. Hal 359.
(kelembaban diatas 80%)
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
Stabilitas terhadap
5 - FI V, HOPE Ed 6,
cahaya
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
Stabilitas terhadap
6 - FI V, HOPE Ed 6,
pH
Pubchem
Terjadi reaksi kondensasi tipe HOPE 6th Edition. Nada Salsabila R
maillard antara laktosa dan 2009. Hal 359.
senyawa dengan gugus amina
primer membentuk produk
7 Inkompatibilitas berwarna cokelat atau kuning-
cokelat. Laktosa juga
inkompatibel dengan asam
amino, amfetamin, dan
lisinopril.
Titik lebur/titik HOPE 6th Edition. Nada Salsabila R
8 201 - 202⁰C
didih 2009. Hal 359.
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
9 pKa/pKb - FI V, HOPE Ed 6,
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
10 Polimorfisme - FI V, HOPE Ed 6,
Pubchem
HOPE 6th Edition. Nada Salsabila R
11 Ukuran partikel < 250 µm
2009. Hal 359.

3
HOPE 6th Edition. Nada Salsabila R
12 Bobot Jenis 1,598 g/cm (laktosa anhidrat)
2009. Hal 359.
Pubchem. CID: Nada Salsabila R
13 pH larutan 4,5 – 7,5
84571
Pengikat tablet, pengisi tablet Nada Salsabila R
HOPE 6th Edition.
14 Kegunaan/fungsi dan kapsul, diluent tablet dan
2009. Hal 359.
kapsul

Preformulasi Zat
E Amylum Manihot (Amprotab)
Tambahan
No Parameter Nilai Pustaka Penulis Data
FI IV, 1995, hal
1 Pemerian Serbuk sangat halus, putih Nada Salsabila R
489
Praktis tidak larut dalam dingin FI IV, 1995, hal Nada Salsabila R
2 Kelarutan
dan dalam etanol 489
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
Stabilitas terhadap
3 - FI V, HOPE Ed 6,
panas
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
Stabilitas terhadap
4 - FI V, HOPE Ed 6,
hidrolisis/oksidasi
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
Stabilitas terhadap
5 - FI V, HOPE Ed 6,
cahaya
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
Stabilitas terhadap
6 - FI V, HOPE Ed 6,
pH
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
7 Inkompatibilitas - FI V, HOPE Ed 6,
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
Titik lebur/titik
8 - FI V, HOPE Ed 6,
didih
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
9 pKa/pKb - FI V, HOPE Ed 6,
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
10 Polimorfisme - FI V, HOPE Ed 6,
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
11 Ukuran partikel - FI V, HOPE Ed 6,
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
12 Bobot Jenis - FI V, HOPE Ed 6,
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
13 pH larutan - FI V, HOPE Ed 6,
Pubchem
Tidak ditemukan di Nada Salsabila R
14 Kegunaan/fungsi - FI V, HOPE Ed 6,
Pubchem
III. BATCH
IV. DATA PENGAMATAN
4.1 Evaluasi Granul
a. Kadar Kelembaban
Kelompok Bobot Awal (w1) Bobot Awal (w2)
1 2,000 g 1,564 g
2 1,991 g 1,964 g
3 1,996 g 1,955 g
4 10,121 g 9,933 g

b. Uji Daya Alir


Kelompok Diameter (d) Tinggi (h) Waktu Alir Sudut
Istirahat
1 9,6 cm 2,23 cm 2,71 s 24,28°
2 TD TD TD TD
3 10,23 cm 2,5 cm 3,34 s 26,1°
4 9,86 cm 3,46 cm 3,95 s 35,09°

c. Uji Kompresibilitas
Kelompok Bobot granul Vawal Vakhir
1 25,00 g 61 mL 49 mL
2 25,00 g 57 mL 44 mL
3 25,04 g 80,3 mL 75 mL
4 25,0640 g 60 mL 55 mL

4.2 Evaluasi Tablet


a. Uji Organoleptis
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
Bentuk : Bulat pipih Bulat pipih Bulat pipih
Putih Putih Putih
Warna : TD
kekuningan kekuningan kekuningan
Bau : Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau
Rasa : Pahit Pahit Pahit
b. Uji Keseragaman Bobot
Tablet Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
1 0,470 g TD 0,473 g 0, 4898 g
2 0,400 g TD 0,493 g 0, 4765 g
3 0,480 g TD 0,507 g 0, 4538 g
4 0,400 g TD 0,470 g 0,4222 g
5 0,390 g TD 0,505 g 0,4466 g
6 0,370 g TD 0,438 g 0, 4576 g
7 0,460 g TD 0,483 g 0, 4377 g
8 0,490 g TD 0,478 g 0, 4370 g
9 0,440 g TD 0,448 g 0, 4723 g
10 0,440 g TD 0,470 g 0, 4784 g
11 0,420 g TD 0,460 g 0, 4774 g
12 0,480 g TD 0,491 g 0, 4608 g
13 0,490 g TD 0,481 g 0, 4786 g
14 0,440 g TD 0,435 g 0, 4455 g
15 0,500 g TD 0,473 g 0, 4414 g
16 0,400 g TD 0,502 g 0, 4585 g
17 0,450 g TD 0,480 g 0, 4332 g
18 0,380 g TD 0,453 g 0, 4171 g
19 0,380 g TD 0,472 g 0, 4388 g
20 0,390 g TD 0,479 g 0, 4768 g
Rata - Rata 0,4766 g TD 0,47455 g 0, 43495 g

c. Uji Keseragaman Ukuran


Diameter
Tablet Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
1 12,2 mm TD 10,2 mm 12,1 mm
2 12,2 mm TD 12,1 mm 12,1 mm
3 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
4 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
5 12,2 mm TD 12,15 mm 12,1 mm
6 12,1 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
7 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
8 12,2 mm TD 12,9 mm 12,1 mm
9 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
10 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
11 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
12 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
13 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
14 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
15 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
16 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
17 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
18 12,1 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
19 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
20 12,2 mm TD 12,2 mm 12,1 mm
Rata - Rata 12,17 mm TD 12,25 mm 12,1 mm

Tebal
Tablet Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
1 3,4 mm TD 1,055 mm 3,65 mm
2 3,2 mm TD 3,55 mm 4,0 mm
3 3,3 mm TD 3,55 mm 4,0 mm
4 3,3 mm TD 3,60 mm 3,4 mm
5 3,5 mm TD 3,55 mm 3,2 mm
6 3,2 mm TD 3,40 mm 3,4 mm
7 3,5 mm TD 3,50 mm 3,4 mm
8 3,4 mm TD 3,50 mm 3,3 mm
9 3,4 mm TD 3,60 mm 3,5 mm
10 3,2 mm TD 3,55 mm 3,6 mm
11 3,0 mm TD 3,55 mm 3,4 mm
12 3,3 mm TD 3,50 mm 3,5 mm
13 3,6 mm TD 3,55 mm 3,5 mm
14 3,5 mm TD 3,50 mm 3,5 mm
15 3,3 mm TD 3,50 mm 3,5 mm
16 3,5 mm TD 3,50 mm 3,5 mm
17 3,3 mm TD 3,50 mm 3,4 mm
18 3,7 mm TD 3,50 mm 3,5 mm
19 3,5 mm TD 3,50 mm 3,4 mm
20 3,3 mm TD 3,50 mm 3,5 mm
Rata - Rata 3,385 mm TD 3,540 mm 3,5075 mm

d. Uji Kekerasan Tablet


Tablet Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
1 15 N TD 53 N 35 N
2 15 N TD 70 N 32,5 N
3 15 N TD 16 N 47,5 N
4 37,5 N TD 53 N 27,5 N
5 35 N TD 72,5 N 30 N
6 37,5 N TD 53 N 37,5 N
7 35 N TD 83 N 25 N
8 35 N TD 57,5 N 30 N
9 25 N TD 70 N 32,5 N
10 17,5 N TD 64 N 30 N
Rata - Rata 26,75 N TD 59,2 N 32,72 N

e. Uji Friabilitas
Kelompok Bobot Awal (w1) Bobot Awal (w2)
1 6,1922 g 0,8014 g
2 TD TD
3 6,5668 g 6,5140 g
4 6,88 g 3,39 g
f. Uji Waktu Hancur
Tablet Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
1 3’16” TD - -
2 2’45” TD - -
3 6’30” TD - -
4 5’45” TD - -
5 4’15” TD - -
6 3’27” TD - -
Rata-rata 4’17” TD 6’69” 2’48”

V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan tablet dengan zat aktif berupa
Parasetamol dan Vitamin C menggunakan metode granulasi basah dengan formulasi
standar. Fase dalamnya berupa Parasetamol, amprotab, SL, dan amilum 10%. Fase
luarnya berupa Vitamin C, Mg Stearat, Amprotab, dan Talkum. Pada umumnya, fase
dalam merupakan massa utama tablet yang terdiri dari campuran zat aktif serta eksipien
yang diproses menjadi granul secara basah atau kering, ataupun campuran serbuk zat aktif
serta eksipien. Sedangkan, fase luar merupakan campuran beberapa eksipien saja, yaitu
seperti penghancur luar, glidan, dan lubrikan yang ditambahkan ke fase dalam untuk
memudahkan pengempaan tablet dan untuk menunjang mutu tablet yang memenuhi
syarat. Pada formulasi ini terdapat hal yang diperhatikan, bahwa Vitamin C merupakan
zat aktif yang bersifat tidak tahan panas, cahaya, serta kelembaban karena sifatnya yang
akan mudah untuk teroksidasi dan terhidrolisis. Sehingga, Vitamin C ditambahkan
bersamaan dengan fase luar, karena sifat karakteristik Vitamin C yang tidak cocok
dengan pengerjaan metode granulasi basah.
Pada praktikum kali ini digunakan metode granul basah karena ditinjau dari sifat
zat aktif Parasetamol. Granulasi basah merupakan metode yang dilakukan dengan cara
membasahi massa tablet menggunakan larutan pengikat hingga terdapat tingkat
kebasahan tertentu, dan didapatkan granul-granul yang dapat dikempa menjadi tablet.
Metode ini dapat digunakan untuk zat aktif yang memiliki sifat sukar larut dalam air atau
pelarut yang digunakan tahan terhadap pemanasan dan kelembaban. Umumnya,
digunakan untuk zat aktif yang sulit dicetak karena memiliki sifat aliran dan
kompressibilitas yang kurang baik. Maka dari itu, pembuatan tablet dibutuhkan
penambahan eksipien lain dalam meningkatkan kualitas tablet yang diperoleh. Bahan
pelicin memiliki tiga fungsi, yaitu glidan, lubrikan, dan antiadheren. Glidan berfungsi
untuk menaikkan/meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa sehingga massa
tersebut dapat mengisi dalam jumlah yang merata. Amilum merupakan glidan yang
paling sering digunakan karena selain sebagai glidan, amilum juga dapat digunakan
sebagai disintegran atau penghancur dengan konsentrasi sampai 10%. Sebagai glidan, talk
bersifat lebih baik dibandingkan amilum, tetapi sifat talk dapat menurunkan disintegrasi
serta disolusi tablet. Lubrikan berfungsi untuk mengurangi friksi antara permukaan
dinding atau tepi tablet dengan dinding die selama kompresi dan ejeksi. Lubrikan
ditambahkan pada fase luar saat pencampuran akhir, sebelum proses pengempaan.
Antiadheren berfungsi dalam mencegah melekatnya (sticking) permukaan tablet pada
punch atas dan punch bawah saat proses pengempaan. Magnesium stearat, talk, serta
amilum jagung merupakan bahan yang mempunyai sifat antiadheren yang sangat baik.
Bahan pengikat juga merupakan salah satu bahan penting dalam suatu
pembuatan tablet, yang memiliki fungsi untuk memberi daya adhesi pada massa serbuk
pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada
pada bahan pengisi. Contoh dari bahan pengikat adalah selulosa, mikrokristalin selulosa
(Avicel), polimer (CMC Na, HPC, dan HPMC), PVP, gelatin, gom alam, tragakan, guar,
pektin, amilum, PEG, na-alginat, magnesium, dan aluminum silikat.
Pada pembuatan tablet kali ini, formula yang digunakan untuk tiap tablet, yaitu
pada fase dalam terdapat Parasetamol sebanyak 250 mg sebagai zat aktif, Laktosa
sebanyak 100 mg sebagai pengisi/diluent, amprotab sebanyak 50 mg sebagai penghancur
pada fase dalam, Amilum 10% sebanyak 7,393 mg sebagai pengikat. Sedangkan, pada
fase luar terdapat Vitamin C sebanyak 25 mg sebagai zat aktif, Mg stearat dan talkum
masing-masing 1% yang digunakan sebagai lubrikan dan glidant, serta amprotab 5% yang
digunakan sebagai penghancur pada fase luar.
Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan
larutan pengikat teretentu hingga dapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa
basah tersebut digranulasi. Sebelum proses produksi, ruangan harus dikondisikan sesuai
dengan suhu dan kelembaban ruangan standar, di mana suhu ruangan 24°C dan
kelembaban ruangan yaitu 60%. Selain itu dilihat juga kebersihan dan keadaan
lingkungan sekitar. Dalam proses granulasi basah zat berkhasiat, pengisi dan penghancur
dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan pengikat. Diayak menjadi granul dan
dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50°C. Proses pengeringan diperlukan
oleh metode granulasi basah fungsinya untuk menghilangkan pelarut yang digunakan
pada pembentukan gumpalan serta untuk mengurangi kelembaban sampai pada tingkat
yang optimum. Setelah kering, kemudian diayak kembali untuk memperoleh granul
dengan ukuran yang diperlukan lalu ditambahkan zat aktif Vitamin C yang bersamaan
ditambahkan bahan fase luar lainnya kemudian dihmogenkan campuran bahan-bahan
tersebut dan dicetak dengan mesin tablet.
Evaluasi dalam pembuatan tablet dengan dua zat aktif ini memiliki tiga jenis
pengujian, yaitu pengujian setelah proses granulasi, pengujian saat pencetakan dan
pengujian setelah pencetakan. Pengujian setelah proses granulasi terdiri dari tiga jenis
evaluasi, yaitu uji kelembaban, uji daya alir granul dan uji kompresibilitas granul. Uji
kelembaban secara khusus ditujukan pada metode granulasi basah, dimana pada metode
ini digunakan air atau pelarut lain sebagai aktivator pengikatnya. Syarat kadar air pada
pengujian kelembaban granul ini adalah 2-5%. Penentuan susut pengeringan massa cetak
perlu dilakukan agar dapat menghindari kelengketan antara partikel pada proses
pencetakan. Persentase susut pengeringan yang terlalu tinggi atau massa cetak lembab,
dapat menyebabkan massa cetak lengket pada saat dicetak. Sedangkan massa cetak yang
terlalu kering atau susut pengeringan rendah dapat menyebabkan tablet menjadi rapuh.
Kelompok 1 mendapatkan persen kelembaban sebesar 1,8% dalam waktu 1 menit dan 44
detik, dengan bobot awal sebesar 2 gram dan bobot akhir 1,964 gram. Kelompok 2
mendapatkan persen kelembaban sebesar 1,36%, dengan bobot awal sebesar 1,991 gram
dan bobot akhir 1,964 gram. Kelompok 3 mendapatkan persen kelembaban sebesar
2,05%, dengan bobot awal sebesar 1,996 gram dan bobot akhir 1,955 gram. Kelompok 4
mendapatkan persen kelembaban sebesar 1,86%, dengan bobot awal sebesar 10,121 gram
dan bobot akhir 9,933 gram. Baik kelompok 1, kelompok 2 maupun kelompok 4 tidak
memenuhi syarat. Kadar kelembaban kedua kelompok tidak memenuhi syarat dapat
dikarenakan waktu pengeringan di oven yang terlalu lama sehingga banyak air yang
menguap.
Uji daya alir granul dimaksudkan untuk melihat bagaimana daya alir granul
tanpa penambahan lubrikan, apabila hasil yang didapat jelek maka perlu ditambahkan
lubrikan untuk meningkatkan daya alir granul. Nilai yang diperoleh dari sudut istirahat
memiliki hubungan dengan bentuk partikel. Semakin kasar dan tidak beraturan
permukaan partikel maka sudut istirahat akan semakin besar. Sifat serbuk dipengaruhi
oleh ukuran partikel, bentuk, kerapatan, porositas, sususan partikel. Akan didapatkan 2
hasil dari pengujian ini yaitu, kecepatan daya alir dan sudut istirahat. Syarat kecepatan
granul yang baik adalah tidak kurang dari 10 g/detik sedangkan untuk sudut istirahat <25
menunjukan aliran yang sangat baik, 25-30 menunjukan aliran yang baik, 30-40
menunjukan aliran yang cukup dan >40 menunjukan aliran yang sangat buruk. Kelompok
1 mendapatkan kecepatan alir granul yang cukup baik karena 25 gram granul dapat
mengalir dalam waktu 2-3 detik. Untuk sudut istirahatnya sebesar 24, 81o yang
menunjukan aliran yang sangat baik. Kelompok 2 tidak memiliki data untuk pengujian ini
karena tidak dilakukan pengujian daya alir granul. Kelompok 3 mendapatkan kecepatan
alir granul yang cukup baik karena 25 gram granul dapat mengalir dalam waktu rata-rata
3 detik. Kelompok 4 mendapatkan kecepatan alir granul yang kurang baik karena 25
gram granul memerlukan waktu rata-rata 4 detik untuk mengalir.
Uji kompresibilitas bertujuan untuk melihat apakah granul akan mudah dikempa
atau tidak dengan melihat kerapatannya, jika sulit maka diperlukan eksipien lain untuk
memudahkan pada saat dikempa. Serbuk terdiri dari tiga jenis kerapatan, yaitu : bulk
density (kerapatan curah), tapped density (kerapatan mampat), dan true density (kerapatan
sejati). Granul yang baik dalam uji kompresibilitas adalah granul yang telah mengalami
pengetukan sebanyak 500 kali dan indeks kompresibilitasnya lebih kecil dari 16%. Indeks
Carr’s yang didapatkan kelompok 1 sebesar 19,68% yang menunjukkan bahwa granul ini
‘cukup’ untuk dikempa. Sedangkan kelompok 2 mendapatkan indeks Carr’s sebesar
22,88% yang menunjukan bahwa granul ‘buruk’ untuk dikempa. Kelompok 3
mendapatkan indeks Carr’s sebesar 0,065% yang menunjukan bahwa granul sangat baik
untuk dikempa. Kelompok 4 mendapatkan indeks Carr’s sebesar 8,3% yang menunjukan
bahwa granul sangat baik untuk dikempa.
Pengujian saat pencetakan terdiri dari uji organoleptis, uji keseragaman bobot,
uji friabilitas dan uji keseragaman ukuran. Uji organoleptis bertujuan untuk melihat
apakah distribusi warna merata dan apakah ada cacat fisik atau tidak. Tablet yang
didapatkan oleh semua kelompok memiliki warna yang tidak merata, memiliki bitnik-
bintik kuning kecoklatan, dikarenakan vitamin C yang digunakan sudah tidak bagus lagi
sehingga ketika dicampur dengan fase dalam dan fase luar maka vitamin C tidak dapat
dihomogenkan dengan baik.
Uji keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui bobot rata-rata dari tablet
yang didapatkan. Persyaratan keseragaman bobot dilakukan terhadap tablet yang
mengandung zat aktif 10 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih dari bobot satuan
sediaan. Kelompok 1 mendapatkan bobot rata-rata 433,5 mg, kelompok 2 tidak memiliki
datanya karena tidak dilakukan, kelompok 3 mendapatkan bobot rata-rata 474,55 mg dan
kelompok 4 mendapatkan bobot rata-rata 434, 95 mg.
Uji friabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ketahanan sediaan
tablet akibat gesekan dan bantingan yang dapat terjadi selama proses distribusi. Menurut
literatur, tablet yang baik memiliki nilai friabilitas <1%. Berdasarkan hasil pengujian,
didapatkan data kelompok 1 yaitu 87%, sedangkan kelompok 2 tidak ada data karena
tidak dilakukan pengujian ini, kelompok 3 sebesar 0,8% dan kelompok 4 sebesar 50,7%.
Hal ini menunjukkan bahwa hanya kelompok 3 yang sediaannya memiliki nilai %
friabilitas yang memenuhi persyaratan, sedangkan kelompok lain belum memenuhi
syarat.
Adapun uji keseragaman ukuran yang dilakukan dengan mengukur tebal dan
diameter tablet menggunakan jangka sorong. Pengujian ini dilakukan untuk memastikan
bahwa sediaan memiliki ukuran yang seragam. Didapatkan hasil rata-rata diameter dari
20 tablet yaitu kelompok 1 sebesar 12,17mm, kelompok 2 tidak ada data karena tidak
dilakukan pengujian, kelompok 4 sebesar 12,25mm, dan kelompok 4 sebesar 12,1mm.
Sedangkan rata-rata tebal dari 20 tablet yaitu kelompok 1 adalah 3,385mm, Kelompok 2
tidak ada hasil, Kelompok 3 sebesar 3,540mm, kelompok 4 sebesar 3,5075mm. Hal ini
menunjukkan bahwa semua kelompok (kecuali kelompok 2) memiliki rata-rata diameter
dan tebal yang hampir sama. Dapat disimpulkan diameter dan tebal dari tablet yang
diproduksi bisa dikatakan seragam.
Kemudian, dilakukan pengujian evaluasi produk jadi yaitu tablet, dimana
pengujian yang dilakukan terdiri dari uji kekerasan tablet dan uji waktu hancur. Uji
kekerasan tablet dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan tablet. Tablet yang
diproduksi tidak boleh terlalu rapuh dan juga terlalu keras, karena apabila terlalu rapuh
tablet dapat hancur ketika melalui proses distribusi akibat adanya gesekan dan bantingan.
Begitupun dengan tablet yang terlalu keras akan sulit terdisintegrasi di lambung sehingga
proses absorpsinya menjadi lambat. Dari pengujian yang dilakukan, didapatkan rata-rata
kelompok 1 sebesar 26,75 N, kelompok 3 sebesar 59,2 N, dan kelompok 4 sebesar 32,72
N. Hal ini menunjukkan perbedaan kekerasan yang cukup signifikan antar kelompok
sehingga dapat dikatakan bahwa tablet yang diproduksi memiliki kekerasan yang tidak
seragam.
Uji waktu hancur dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa lama
tablet akan hancur di dalam tubuh, sehingga alat dan bahan yang digunakan pada
pengujian ini juga menyesuaikan seperti yang ada di dalam tubuh. Persyaratan waktu
hancur dari obat tidak bersalut adalah kurang dari 15 menit. Dari pengujian yang
dilakukan, didapatkan hasil kelompok 1 selama 4 menit 17 detik, kelompok 3 selama 6
menit 59 detik, dan kelompok 4 selama 2 menit 48 detik. Berdasarkan data yang
didapatkan menunjukkan bahwa tablet dari semua kelompok memenuhi persyaratan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta :


Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :


Departemen Kesehatan RI.

Lewis, R. J. 2007. Hawley's Condensed Chemical Dictionary 15th Edition. New


York : John Wiley & Sons Publication.

National Institutes of Health. Acetaminophen. Available at


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/acetaminophen#section=Top.
[Diakses pada 27 Maret 2019].

National Institutes of Health. Alpha-Lactose. Available at


https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/alpha-lactose. [Diakses pada
27 Maret 2019].

Rowe, C. R., Sheskey, J. P., and Weller, J. P. 2009. Handbook of Pharmaceutical


Excipients, 6th edition. London : American Pharmaceutical Association.
LAMPIRAN

Perhitungan Pemakaian Larutan Pengikat


• Pasta amilum yang didapatkan
= 263,57 g
• Pasta amilum setelah digunakan
= 241,49
• Amilum yang digunakan
= 263,67𝑔 − 241,49𝑔 = 22,18𝑔
Perhitungan Berat Tablet Teoritis
• PCT 250mg
• Laktosa 100mg
• Amprotab 50mg
• Amilum 7,393mg
Jumlah berat 407,393mg

• Mucilago kering
22,18𝑔
= × 10% = 7,393𝑚𝑔
300𝑔
25𝑚𝑔 + 407,393𝑚𝑔 + 7% = 𝑥
93%𝑥 = 432,393𝑚𝑔
𝑥 = 464,938𝑚𝑔
Uji Kelembaban
• Massa awal = 2g
• Massa akhir = 1,964g

2𝑔 − 1,964𝑔
%= × 100% = 1,8%
2𝑔
Uji Daya Alir
• Tinggi dan Diameter
I = 2,2cm dan 10cm
II = 2,2cm dan 9,5cm
III = 2,3cm dan 9,5cm
• Sudut Istirahat
2ℎ
𝑡𝑎𝑛𝛼 =
𝑑
4,4𝑐𝑚
I = 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) = 23,75𝑜
10𝑐𝑚
4,4𝑐𝑚
II = 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) = 24,85𝑜
9,5𝑐𝑚
4,6𝑐𝑚
III = 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) = 25,84𝑜
9,5𝑐𝑚
Uji Kompresibilitas
• Berat sampel = 25g
• Volume awal = 61mL
• Volume akhir = 49mL

➢ App. Density
25𝑔
= 0,4098𝑔/𝑚𝐿
61𝑚𝐿
➢ Tap. Density

25𝑔
= 0,5102𝑔/𝑚𝐿
49𝑚𝐿

➢ Compresibility

0,5102 − 0,4098
× 100% = 19,68%
0,5102

➢ Carr’s Index
18-21% = Fair/cukup
Uji Keseragaman Bobot
1 = 470mg 11 = 420mg
2 = 400mg 12 = 480mg
3 = 480mg 13 = 490mg
4 = 400mg 14 = 440mg
5 = 390mg 15 = 500mg
6 = 370mg 16 = 400mg
7 = 460mg 17 = 450mg
8 = 490mg 18 = 380mg
9 = 440mg 19 = 380mg
10= 440mg 20 = 390mg
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡
Rata − rata bobot =
20
Rata − rata bobot = 433,5𝑚𝑔
Uji Keseragaman Ukuran
• Diameter

1 = 1,20cm 11 = 1,22cm
2 = 1,21cm 12 = 1,22cm
3 = 1,22cm 13 = 1,22cm
4 = 1,22cm 14 = 1,22cm
5 = 1,22cm 15 = 1,22cm
6 = 1,21cm 16 = 1,22cm
7 = 1,22cm 17 = 1,22cm
8 = 1,22cm 18 = 1,21cm
9 = 1,22cm 19 = 1,22cm
10= 1,22cm 20 = 1,22cm
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Rata − rata diameter =
20
Rata − rata diameter = 1,217𝑐𝑚
• Tebal

1 = 0,34cm 11 = 0,30cm
2 = 0,32cm 12 = 0,33cm
3 = 0,33cm 13 = 0,36cm
4 = 0,33cm 14 = 0,35cm
5 = 0,35cm 15 = 0,33cm
6 = 0,32cm 16 = 0,35cm
7 = 0,35cm 17 = 0,33cm
8 = 0,34cm 18 = 0,37cm
9 = 0,34cm 19 = 0,35cm
10= 0,32cm 20 = 0,33cm
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Rata − rata diameter =
20
Rata − rata diameter = 0,3385𝑐𝑚
Uji Kekerasan Tablet
1 = 15N 6 = 37,5N
2 = 15N 7 = 35N
3 = 15N 8 = 35N
4 = 37,5N 9 = 25N
5 = 35N 10 = 17,5N
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Rata − rata kekerasan =
10
Rata − rata kekerasan = 26,75𝑁
Uji Waktu Hancur
1 = 3’16” 4 = 5’45”
2 = 2’45” 5 = 4’15”
3 = 6’30” 6 = 3’27”
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
Rata − rata waktu hancur =
6
Rata − rata waktu hancur = 4′17"
Kemasan

Anda mungkin juga menyukai