Anda di halaman 1dari 10

PROTOKOL UJI BIOEKIVALENSI PRODUK SALUT ENTERIK

OMEPRAZOL TERHADAP PRODUK KOMPARATOR PROTON


DAN LOSEC

Oleh :

KELOMPOK A-6

Yufika Maycindi V. A ( 110116254 )

Sheila Ardinabilah ( 110117337 )

UNIVERSITAS SURABAYA

FAKULTAS FARMASI

2020/2021
I. LATAR BELAKANG
Studi bioekivalensi merupakan bagian yang sangat penting untuk perizinan atau
peregistrasian obat. Studi ini membandingkan bioavailabilitas dari dua atau lebih
formulasi yang diuji mirip. Berdasarkan uji yang diambil dari uji bioekivalensi ini, dapat
disimpulkan bahwa efek terapetik maupun efek samping dari formulasi ini mirip. Tujuan
dari uji studi ini adalah untuk membandingkan studi bioekivalensi antara dua formulasi

omeprazole dari produsen yang berbeda.


omeprazole, 5-metoksi-2-h [(4-metoksi-3,5-dimetil pyridinyl) imethyl] sulphinyl j-1H-
benzimidazole adalah inhibitor pompa proton dalam sel parietal lambung, yang efektif
menekan sekresi asam lambung. Omeprazole diubah menjadi sulfat phenamide terbentuk
oleh protonasi tetapi obat ini sangat tidak stabil dibawah pH 6,5 dan tidak aktif oleh asam
lambung. Dikenal sebagai penghambat pompa proron (proton pump inhibitor).Untuk
mencegah degradasi asam, obat ini diformulasi sebagai obat salut enteric dalam bentuk
kapsul. Omeprazole diserap dengan baik di saluran pencernaan. Bioavailabilitas oral pada
manusia sekitar 40-50%, menunjukkan bahwa obat melewati metabolisme pertama
sebelum memasuki sirkulasi sistemik. Omeprazole adalah obat yang ditoleransi dengan
sangat baik, banyak digunakan dalam dosis 20mg hingga 80mg dalam ulkus duo denum
dan lambung. Refluks esofagus dan dalam sindrom Zollinger-ellison.
II. TUJUAN
a. Umum
Untuk menjamin efikasi, keamanan dan mutu obat yang beredar
b. Khusus
➢ untuk menjamin obat copy yang mendapat izin edar bioekivalen dengan obat
komparatornya.
➢ untuk menentukan bioavailabilitas komparatif obat uji dengan
formulasi/bentuk sediaan berbeda.

III. RANCANGAN PENELITIAN


• Penelitian ini dilakukan dengan dua perlakuan, dua periode, secara seimbang,
menggunakan desain cross-over acak.
• Subyek secara acak ditugaskan ke salah satu dari dua kelompok yang mengambil
persiapan tes atau persiapan referensi.
• Setelah periode pencucian tujuh hari, para subyek disilangkan. kedua nya
melakukan tes dan referensi, berasal dari komersial batch yang tersedia.
Subyek Produk Obat

Periode I Periode II

1 A B

2 B A

3 A B

4 B A

5 A B

6 B A

7 A B

8 B A

9 A B
10 B A

11 A B

12 B A

13 A B

14 B A

15 A B

16 B A

17 A B

18 B A

19 A B

20 B A

21 A B

22 B A

23 A B

24 B A
IV. KRITERIA PEMILIHAN SUBYEK
a. Asal / golongan sukarelawan
Subyek penelitian dapat diperoleh dari 24 subyek yang sehat dan berpartisipasi dalam
penyelidikan klinis. Subyek berusia 20-35 tahun (rata-rata 25 tahun)

b. Kriteria
➢ Sedapat mungkin pria dan wanita
➢ Berumur 20-35 tahun (rata-rata 25 tahun)
➢ Berat badan dalam kisaran normal : 18-25kg/m2
➢ Sebaiknya bukan perokok. Terdapat 12 perokok sedang kurang dari 10 batang
per hari (7 laki-laki dan 5 perempuan).
➢ Tidak mempunyai riwayat ketergantungan terhadap alcohol ataupun riwayat
penyalahgunaan obat.
➢ Tidak kontraindikasi dan hipersensitifitas terhadap obat uji (omeprazole).

c. Penyakit
Dimana pasien digunakan sebagai subyek penelitian, seharusnya ada pertimbangan
penyakit yang dapat mengacaukan atau membingungkan kondisi yang diperlukan
untuk pengujian obat yang diminum. Penyakit yang dapat mempengaruhi uji ini
antara lain hipersensitifitas

d. Obat-obat yang diminum


Subyek tidak boleh minum obat yang mirip atau memiliki efek yang sama dengan
obat yang akan diuji
V. PROSEDUR
a. Perlakuan terhadap subyek
1) Subyek secara acak dimasukkan ke dalam salah satu dari dua kelompok yang
mengambil persiapan tes.
2) Setelah periode pencucian 7 hari, para subyek disilangkan.
3) Semua subyek memberikan persetujuan tertulis sebelum memulai penelitian. yang
mendapat persetujuan dari unit klinis komite etika.
4) Subyek dipuasakan semalaman setidaknya 10 jam sebelum administrasi produk,
yang dilakukan pada pukul 08.00 pagi.
5) Volume air yang diminum Bersama obat harus konsisten yaitu 150 ml air. Karena
dapat mempengaruhi pengosongan lambung.
6) Subyek diberikan makan siang 4 jam setelah pemberian obat dan diberikan makan
malam 10 jam setelah pemberian obat.
7) Subyek harus mematuhi diet pembatasan asupan xanthin, alcohol, buah kina, dan
jeruk.

b. Detail bahan penelitian


1. Jadwal pengamatan
Sampel darah (10ml) dikumpulkan dari semua subyek pada: 0,33; 0,66; 1,0; 1,5;
2,0; 2,5; 3,0; 4,0; 5,0; 6,0; 8,0; dan 10 jam setelah pemberian obat

2. Pengumpulan sampel
Setelah puasa semalam selama 10 jam subyek diberikan omeprazole produk uji
dam pembanding pada posisi tegak pada pukul 08.00 pagi. Sampel darah (10ml)
dikumpulkan dari semua subyek pada: 0,33; 0,66; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 4,0; 5,0;
6,0; 8,0; dan 10 jam setelah pemberian obat. Sampel darah disentrifugasi selama
10 menit pada 2500 rpm pada suhu 5℃. Plasma dipisahkan dan dibekukan
segera.
c. Efek samping
Efek samping yang umum terjadi akibat omeprazole adalah: Demam, Gejala flu,
seperti hidung tersumbat, bersin-bersin, sakit tenggorokan, Sakit perut, buang angin,
Mual, muntah, diare ringan, Sakit kepala

d. Kriteria dan prosedur perhentian atau perluasan uji

➢ Keadaan yang menyebabkan uji harus diakhiri ataupun diperpanjang harus


dibahas. Misal harga P sudah ditentukan sebelum sekelompok subyek uji
digunakan / apabila harga P tidak sesuai dengan rancangan uji maupun kelompok
subyek uji

➢ Prinsip penuntun harus benar-benar produktif (maksimal) atau ditekan


ketidakproduktifannya (minimal) atau tidak diperlukan adanya percobaan
terhadap manusia

➢ Bila memang diperlukan, prosedurnya harus dituliskan dengan teliti unuk


menghindari diperolehnya hasil yang bias pada penelitian berikutnya dikemudian
hari. Oleh karena itu, perlu juga dilakukan analisis awal terhadap data.
VI. KRITERIA PENGELUARAN SUBYEK
a. subyek muntah pada atau sebelum 2x median tmax pada uji BE untuk obat lepas
cepat
b. subyek muntah setelah minum obat selama pengambilan sampel darah untuk bentuk
sediaan obat modified release
c. subyek diare selama pengambilan sampel darah untuk obat lepas cepat maupun
bentuk sediaan obat modified release
Alasan untuk mengeluarkan subyek tidak diperbolehkan jika hanya berdasarkan
farmakokinetik atau analisis statistik, kecuali:
➢ kadar obat komparator tidak terukur atau sangat rendah. Subyek dinyatakan
mempunyai kadar obat dalam plasma sangat rendah jika AUC nya kurang dari
5% dari geometrik mean AUC komparator yang dihitung tanpa menyertakan
data outlier
➢ subyek yang mempunyai kadar baseline (t0) non zero (>5%Cmax)

VII. MACAM-MACAM CUPLIKAN BIOLOGIK


a. Waktu-waktu pengambilan cuplikan
Sampel darah (10 ml) diambil segera sebelum pemberian obat dan setelah pemberian
obat pada jam ke 0,33 , 0,66, 1.0, 1.5, 2.0, 2.5, 3.0, 4.0, 5.0, 6.0, 8.0 dan 10.

b. Gambaran dan cara penanganan cuplikan


Omeprazole dan konsentrasi standar internal di plasma ditentukan dengan
menggunakan fase tinggi kinerja tinggi prosedur kromatografi cair kinerja (HPLC)
dengan Deteksi UV.
VIII. KRITERIA PEMASUKAN DAN PENGELUARAN CUPLIKAN
➢ Kriteria untuk menentukan kondisi subyek yang harus dihapus dari data uji
bersifar fleksibel. Misal bila subyek mengalami efek samping dari obat maka
subyek harus dihilangkan
➢ Penghilangan subyek tidak termasuk yang drop-out:
Drop out disini contohnya:
-subyek yang dipilih ternyata tidak sesuai dengan kriteria subyek
-subyek mengundurkan diri
➢ Meskipun subyek sudah menghilang, peneliti harus tetap mengadakan kontak
dengan subyek untuk:
- mengetahui alasan mengapa subyek tidak kembali
-mengetahui kerja/efek samping obat yang diberikan (jangan lupa bahwa efek
samping yang timbul harus disertakan dalam laporan)
➢ Segala perlakuan terhadap subyek sehubungan dengan adanya efek samping harus
ditulis dalam laporan
➢ Bila diperlukan penggantian subyek maka prosedur penggantian tersebut harus
dituliskan dalam protokol untuk dapat mengetahui bagaimana mengolah data dari
subyek asli dan subyek pengganti nantinya. Hal ini untuk meminimalkan
kemungkinan diperolehnya data yang bias
➢ Hasil uji ini nantinya disebarluaskan, oleh karena itu data harus diolah dengan
tepat. Maka perlu adanya pengambilan keputusan yang tepat untuk dicantumkan
dalam protokol. Apakah data bias (bila diperlukan data yang bias) akan digunakan
semua atau sebagian atau bahkan tidak digunakan.

IX. PERTIMBANGAN FISIK


a. Formulir persetujuan dari subyek
Semua subyek memeberikan persetujuan tertulis sebelum memulai penelitian, dan
mendapatkan persetujuan dari unit klinis Komite Etika.
b. Tindakan darurat
Tindakan darurat dilakukan ketika subyek terjadi efek samping yang tidak
dikehendaki dengan melakukan pertolongan secepatnya ataupun melakukan
panggilan pada UGD.

X. HASIL
a. nilai rata-rata geometrik AUC : 479,4 dan 503,7 ng h ml-1 dan rasio rata-rata
geometrik AUC untuk kedua produk obat : 0,95 yang menunjukkan masuk kedalam
rentang.
b. nilai rata-rata geometrik Cmax : 292,1 dan 350,7 ng ml-1 dan rasio rata-rata
geometrik Cmax untuk kedua produk obat: 0,83 yang menunjukkan masuk kedalam
rentang
c. nilai rata-rata tmax : 2,03 dan 1,60 jam
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwan kedua produk obat, setelah pemberian
tunggal dosis oral 20 mg bersifat bioekivalen. Karena syarat BE dari BPOM adalah 0,8-
1,25 yang dimana hasil dari rasio rata-rata masih masuk rentang.

Anda mungkin juga menyukai