KIMIA FARMASI II
TITRASI IODIMETRI
Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
NOVIA NURRAHMAH
30521017
KELOMPOK 1 C
BANDUNG
2022/2023
I. PENDAHULUAN
1. Tujuan Percobaan
a. Menentukan Normalitas Larutan Iodium 0,1 N
b. Menentukan Kadar Vitamin C secara Iodimetri
c. Memeriksa kesesuaian kadar Vitamin C dengan persyaratan Farmakope
Indonesia IV
2. Landasan Teori
Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi.
Kedua proses ini selalu terjadi secara bersamaan. Dalam titrasi redoks
biasanyamenggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik akhir. Untuk
mengetahuikadar vitamin C metode titrasi redoks yang digunakan adalah titrasi
langsungyang menggunakan iodium. Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa
yangmempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C
mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga
dapatdilakukan titrasi langsung dengan iodium. Pendeteksian titik akhir pada
titrasiiodimetri ini adalah dilakukan dengan menggunakan indikator amilum
yangakan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir (Gandjar,
dkk.,2007).
Iodimetri adalah salah satu metode titrasi langsung dengan menggunakan
larutan titer iodium. Reaksi yang terjadi pada iodimetri ini didasarkan pada prinsip
rekasi redoks. Karena iodium memiliki sifat oksidator maka larutan iod tersebut pada
iodimetri ini, terutama untuk zat-zat yang mempunyai potensial oksidasi iodium.
Karena iodium oksidator lemah maka yang dapat dioksidasi reduktor-reduktor kuat
dimana sering digunakan sebagai oksidator adalah : SO3, As2O3
Vitamin C disebut juga asam askorbat, struktur kimianya terdiri dari rantai 6
atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena
mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat merupakanvita
min yang paling sederhana. Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibatoksidasi
namun stabil jika merupakan kristal (murni). mudah berubah akibatoksidasi, tetapi
amat berguna bagi manusia (Safaryani, dkk., 2007).
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Vitamin C mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat
sebagai antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Vitamin C juga mempunyai peranan
yang penting bagi tubuh manusia seperti dalam sintesis kolagen, pembentukan
carnitine, terlibat dalam metabolism kolesterol menjadi asam empedu dan
juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter norepinefrin. (Arifin, dkk.,2007
). Pemberian kombinasi vitamin C dengan bioflavonoid dapat menghalangi dan
menghentikan pembentukkan superoksida dan
hydrogen peroksida, sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan akibat
oksidan. Suplemen vitamin C diantaranya adalah kombinasi vitamin C
dan bioflavonoid, dipasaran diantaranya adalah Ester C®.
Bioflavonoid berfungsi meningkatkan efektivitas kerja vitamin C sehingga
dapat mengurangi konversiasam askorbat menjadi dehidroaskorbat. Vitamin C juga
mengandung likopen,likopen merupakan senyawa potensial untuk antikanker dan
mempunyaiaktifitas antioksidan dua kali lebih kuat dari beta karoten (Wahyuni,
dkk.,2008). Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagai
inhibitor. Kristal asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi
cepatteroksidasi dalam larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi
menjadidehydro-ascorbic acid (DAA). Selanjutnya secara berurutan
akan berdekomposisi lagi menjadi beberapa molekul asam dalam larutan sampai
menjadi asam oksalat (oxalic acid) dengan pH di atas 4. Pengaruh perubahan
lingkungan asam askorbat tertentu tidak berfungsi sebagai inhibitor (Tjitro,dkk.,
2000).
Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau dan buah-buahan.Vitamin
C dapat hilang karena hal-hal seperti :
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur,
2. Pencucian sayur setelah dipotong-potong terlebih dahulu,
3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan, dan
4. Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasiyang
tidak reversible (Poedjiadi, 1994)
Sinonim : Vitamin C
Rumus molekul : C 6 H8 O 6
Berat molekul : 176,13
Pemerian : Serbuk atau hablur ; putih atau agak kuning ; tidak berbau ; rasa
asam oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam
keadaan kering, mantap diudara, dalam larutan cepat
teroksidasi.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar karut dalam etanol (95%) P;
praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam
benzen P.
Serbuk :Tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 105,0%
3. Prinsip Percobaan
Prinsip dari titrasi iodimetri yaitu iodin mengadisi ikatan rangkap vitamin C
pada atom karbon C nomor 2 dan 3, ikatan rangkap yang diadisi oleh iodin akan
terputus menjadi ikatan tunggal. Jika seluruh vitamin C telah diadisi oleh iodin maka
iodin yang menetes selanjutnya saat titrasi akan bereaksi dengan larutan indikator
amilum membentuk iodamilum yang berwarna biru. Terbentuknya warna biru
menunjukan bahwa proses titrasi telah selesai, karena seluruh vitamin C sudah
diadisi oleh iodin sehingga volume iodin yang dibutuhkan saat titrasi setara dengan
jumlah vitamin C (Pertiwi, 2013).
II. METODE
1. Alat dan Bahan
ALAT BAHAN
1. Buret 50 ml 1. Larutan I2 0,1 N
2. Erlenmeyer 250 ml 2. NaOH 1 N
3. Gelas ukur 100 ml 3. HCl 0,1 N
4. Beaker glass 250 ml 4. Indikator metil jingga
5. Statif dan klem 5. Larutan Kanji 1%
6. Spatel logam 6. As2O3
7. Kertas perkamen 7. NaHCO3
8. Corong 8. Vitamin C
9. Labu ukur
10. Timbangan Analitik
Cara pembuatan :
Cara pembuatan :
1020 air biarkan dingin hingga suhu 25 ° dan tetapkan normalitas dengan titrasi
terhadap natrium karbonat seperti tertera pada asam klorida 1 N (FI IV:1213)
Untuk 100 ml :
2 N x 30 ml = 60 ml
1N
150 ml x 60 ml = 9 ml
1000 ml
Cara pembuatan :
Penimbangan KI
a. Larutkan 4,5 gram KI dalam 7,5 ml aquadest dalam labu ukur 250 ml
b. Timbang 3,1720 gram I2 dalam gelas arloji
c. Tambahkan sedikit demi sedikit I2 yang sudah ditimbang ke dalam larutan KI
d. Tutup labu dan kocok hingga iodine larut
e. Tambahkan aquadest ad tanda batas, kocok ad larut
f. Diamkan larutan dalam suhu kamar
E. Larutan Kanji 1% 100 ml
Cara pembuatan :
1
X 25 ml = 0,25 gram
100
WAS 2 O3 x 0 ,1
1. N I2 =
V I 2 x Kesetaraan
60 , 4 mg x 0 , 1
=
12 ml x 4,946
6 ,04
=
59,352
= 0,1017 N
WAS 2 O3 x 0 ,1
2. N I2 =
V I 2 x Kesetaraan
60 ,3 mg x 0 ,1
=
12, 4 ml x 4,946
6 , 03
=
61,3304
= 0,0983 N
( V . N ) Iodium x kesetaraan
% kadar = x 100%
Berat Vit c x 0 , 1
( 10 ,2 ml x 0 ,1 N ) x 8,806
= x 100%
101, 3 mg x 0 , 1
= 88,66 % (1)
(TMS)
( V . N ) Iodium x kesetaraan
% kadar = x 100%
Berat Vit c x 0 , 1
( 9 ,5 ml x 0 , 1 N ) x 8,806
= x 100%
100 mg x 0 ,1
= 83,65 % (2)
(TMS)
( V . N ) Iodium x kesetaraan
% kadar = x 100%
Berat Vit c x 0 , 1
( 8 , 6 ml x 0 , 1 N ) x 8,806
= x 100%
100 ,1 mg x 0 , 1
= 75,65 % (3)
(TMS)
IV. Pembahasan
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Vitamin C
mempunyai peranan yang penting bagi tubuh. Vitamin C mempunyai sifat sebagai
antioksidan yang dapat melindungi molekul-molekul yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh. Struktur kimia vitamin c atau asam askorbat :
Titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan netral , maka iodin dapat mengalami
reaksi diproporsionisasi menjadi hipordat, tetapi kanji juga mempunyai kekurangan
sebagai indikator :
- Bila penambahan kanji dilakukan pada awal titrasi dengan I2 akan membentuk
kompleks iod-amilum. Jika dalam titrasi menggunakan indikator kanji maka
penambahan kanji dilakukan pada saat mendekatititik ekuivalen.
Persamaan reaksi :
Diperoleh kadar sebesar 88,66%, 83,65% dan 75,65%. Ketiga kadar ini tidak
memenuhi syarat yang tertera pada Farmakope IV yang menyatakan bahwa kadar dari
asam askorbat tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 105,0 %. Adapun perbedaan
yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur. Disebabkan karena beberapa faktor
kesalahan, yaitu :
Novia Nurrahmah
30521017