Anda di halaman 1dari 11

Laporan Tetap Kimia Analisi Dasar

(TITRASI REDOKS
PENENTUAN VITAMIN C / ASAM ASKORBAT )

Instruktur : MEILIANTI, S.T, M.T.

Disusun Oleh:

Kelompok :3 1KD

PRABTAMA HERNANDA

RIA WAHYUNI KARTIKA

SASMAFERA AFRIANTI

TANIA DWI PUTRI

TRI ANUGRAH KURNIAWAN

YOSY ANGGRAWATI

ZULFA

Jurusan Teknik Kimia

Program Studi Teknik Kimia ( DIII )

Politeknik Negeri Sriwijaya

2015/201
TITRASI REDOKS

( PENENTUAN VITAMIN C / ASAM ASKORBAT )

I.                TUJUAN PERCOBAAN


Mahasiswa dapat melakukan penentuan kadar vitamin C pada tablet hisap vitamin
Dengan metode titrasi redoks.

II.              DASAR TEORI


1.     Vitamin C ( asam askorbat )
Vitamin C atau asam askorbat merupakan zat pereduksi dan dapat ditetapkan dengan
Tirasi redoks yang menggunakan larutan iod sebagai titran.

O O

CH2OH-CHOH-CH-COH=COH-C=O+I2→ CH2OH-CHOH-CH-C-C-C=O+2H++2I-

Asam askorbat Asam dehidro askorbat


Karena molekul itu kehilangan dua electron dalam titrasi ini, bobot ekivalennya
adalah separuh berat molekulnya, atau 88,07 g/ek.

2.     Larutan Iod


Iod hanya sedikit dapat larut dalam air ( 0,00134 mol/liter pada 25oC ), namun
sangat larut dalam larutan yang mengandung ion iodide. Iod membentuk kompleks
triodida dengan iodide.
I2 + H2O → I3-
Iod cenderung dihidrolisis dengan membentuk asam iodide dan hipoiodit
I2 + H2O → HIO + H+ + I-
Kondisi yang meningkatkan derajat hidrolisis haruslah dihindari. Titrasi tak dapat
Dilakukan dalam larutan yang sangat basa, dan larutan standar iod harus lah disimpan
Dalam botol gelap untuk mencegah penguraian HIO oleh cahaya matahari.
2 HIO → 2H+ + 2I- + O2 (g)
Asam hipoiodit dapat juga diubah menjadi iodat dalam larutan basa,
3 HIO + 3 OH- → 2I- + IO3- + 3H2O
3.     Standardisasi
Larutan iod standar dapat disiapkan dengan menimbang langsung iod murni dan
Melarutkannya serta mengecerkannya dalam sebuah labu volumetric. Iod itu
dimurnikan dengan sublimasi dan ditambahkan kedalam larutan KI pekat yang
ditimbang dengan tepat sebelum maupun sesudah penambahan iod. Tetapi larutan itu
biasanya distandarisasi dengan standar primer yaitu As2O3.

4.     Indikator kanji


Warna larutan iod 0,1 N cukup tua sehingga iod dapat bertindak sebagai
Indikatornya sendiri. Iod juga memberikan suatu warna ungu atau lembayung pada pelarut
seperti karbon tetra klorida atau kloroform, dan kadang-kadang digunakan dalam mendeteksi
titik akhir titrasi. Tetapi lebih lazim digunakan suatu larutan kanji, karena biru tua kompleks
pati-iod berperan sebagai ujik pekaan terhadap iod. Kepekaan itu lebih besar dalam larutan
sedikit asam dari pada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida.
Larutan kanji mudah terurai oleh bakteri, suatu proses yang dapat dihambat dengan
sterilisasi atau dengan penambahan suatu pengawet. Hasil uraiannya mengkonsumsi iod dan
berubah      kemerahan. Merkurium (II) iodide, asam borat atau asam furoat dapat digunakan
sebagai pengawet. Kondisi yang menimbulkan hidrolisis atau koagulasi kanji hendaknya
dihindari. Kepekaan indicator akan berkurang dengan naiknya temperetur dan oleh beberapa
bahan organic seperti metil dan metal alkohol.

III.            ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN


       Neraca analitis
       Kaca arloji
       Erlenmeyer 250 ml
       Buret 50 ml
       Pipet ukur 25 ml
       Gelas kimia 100 ml, 250 ml
       Labu takar 100 ml, 250 ml
       Spatula
       Bola karet
IV.            GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

V.              ALAT YANG DIGUNAKAN


       Tiga tablet vitamin C 100 mg
       Indicator kanji
       Iodmutureagensia
       KI
       As2O3
       NaOH
       Indikatorpp
       HCl 1:1
       Na2CO3sebagai buffer

VI.            LANGKAH KERJA


6.1        Pembuatan Larutan Iod
• Menimbang 3,175 gram iod, lalu menaruh dalam gelas kimia 250 ml
•Menambahkan 4 gram kalium iodida dan 25 ml air, lalu mengaduk dan memindah kan ke
labu ukur 250 ml, mengencerkan dan menghomogenkan.

6.2        Pembuatan Larutan As2O3


• Menimbang As2O3 0,5 gram, menaruh dalam gelas kimia 250 ml
• Menambahkan 1,3 gram NaOH dan 4 ml air sampai larut
• Kemudian menambahkan 50 ml air, dan 2 tetes indicator pp
• Menambahkan 1 ml HCL 1:1
•Memindahkan larutan ke dalam labu ukur 100 ml, mengencerkan sampai tanda batas.

6.3        Pembuatan Larutan Indikator Kanji


• Menimbang 25 gram amilum, lalu menaruh kedalam gelas kimia
• Menambahkan 50 ml air sampai warnanya keruh
• Memanaskannya hingga warna larutan menjadi jernih.

6.4        Standardisasi Larutan Iod


• Memipet 25 ml larutan arsenit kedalam Erlenmeyer 250 ml
• Mengencerkannya dengan 50 ml air
• Menambahkan 3 gram NaHCO3 untuk membuffer larutan
• Menambahkan ml indicator kanji
• Mentitrasikan dengan iod sampai pertama kali munculnya warna biru tua yang bertahan
sampai 1 menit.

6.5        Penentuan vitamin C


•Menimbang dengan tepat tiga tablet vitamin C dan menaruh dalam Erlenmeyer 250ml
• Melarutkan dalam 50 ml air
• Mempolang-palingkan labu agar vitamin C larut
• Menambahkan 5 ml indicator kanji
• Mentitrasikan dengan larutan I2 sampai muncul warna biru tua pertama kali yang bertahan +
1 menit.

VII.         DATA PENGAMATAN


5.1. Standarrisasi Larutan Iod
No.Percobaan Volume Iod (ml) Volume Analit (ml) Perubahan Warna
1 6,1 ml 5 ml bening biru tua
2 5,3 ml 5 ml bening biru tua
3 6,0 ml 5 ml bening biru tua
Volume rata-rata Iod = 5,8 ml

5.2. Penentuan Vitamin C merek Vitacimin


No.Percobaan Volume Iod (ml) Volume Analit (ml) Perubahan Warna
1 13,8 ml 14 ml bening biru tua
2 14 ml 14 ml bening biru tua
3 13 ml 14 ml bening biru tua
Volume rata-rata Iod = 13,6 ml
VIII.       PERHITUNGAN
8.1  Standardisasi Larutan I
gr As 2 O3
BE As 2O 3
= V I2 x N I2

25 gr
gr = 5,8 mL x N I2
49,46
ek

N I2 = 0,08 N

8.2  Penentuan Vitamin C ( Tablet Vitacimin )


gr Vitamin C
V I 2 N I2 = BE Vitamin C
gr Vitamin C
0,08 N
0,0136 L x 2 = 88,07
gr
ek

Gr Vitamin C = 0,04719 gram

IX.            ANALISIS DATA PERCOBAAN


Dari percobaan yang telah dilakukan dengan sampel vitamin C UC1000 yang dilakukan
dengan tiga kali pempipetan dalam mL, dapat dinalisis bahwa untuk melakukan standarisasi
ataupun penentuan kemurnian asam askorbat ini sama-sama memerlukan iod sebagai
titrannya dan kanji sebagai indikator. Indikator Iod dibuat dengan menimbang 12,7 gram iod
dan ditambah dengan 4 gram kalium iodide dan 25 ml air, dan memindahkan kedalam labu
ukur 250 ml. Pada standardisasi Larutan Iod ini dititrasi dengan As2O3. Indicator kanji
digunakan pada saat meakukan titrasi. Warna yang berubah pada saat stadardisasi adalah dari
bening menjadi biru tua. Begitu juga dalam penentuan vitamin C juga menggunakan iodine
sebagai titran dengan analit nya yaitu larutan Vitamin C. Dan perubahan warna yang terjadi
yaitu dari bening menjadi biru tua.
Pada percobaan pertama yaitu standarisasi larutan Iod didapatkan volume Iod masing-
masing sebesar V1 sebesar 6,1 ml,V2 sebesar 5,3 ml ,dan V3 sebesar 6,0 ml. Sehingga
didapatkan volume rata-rata sebesar 5,8 ml.Dari data tersebut dapat ditentukan Normalitas
dari Iod sebesar 0.08 N.
Pada percobaan yang kedua yaitu penentuan kadar vitamin C yang terkandung dalam tab
minuman UC1000. Volume titran yang dibutuhkan pada saat melakukan itrasi yaitu V1
sebesar 13,8 ml, V2 sebesar 14 ml, dan V3 sebesar 13 ml. Sehingga didapatkan V rata-rata
sebesar 13,6 ml. Dan didapatkan gram vitamin C sebesar 0.04791 gram.

X.              KESIMPULAN
Dari percobaan titrasi redoks paada penentuan kadar asam askorbat atau vit. C dengan
sampel tablet kunya Vitacimin dapat disimpulkan bahwa:
Pada saat melakukan standardisasi larutan iod diperoleh:
       Volume titran yang dibutuhkan yaituV1 sebesar 6.1 ml, V2 sebesar 5,3 ml ,dan V3 sebesar 6
ml.
       Volume rata-rata sebesar5,8 ml.
       Normalitas I2 Sebesar 0,08 N
Penentuan Vitamin C
       Volume titran yang dibutuhkan yaitu V1 sebesar 13,6 ml, V2 sebesar 14 ml, dan V3 sebesar
13 ml.
 Volume rata-rata sebesar 13,6 ml.
 Di dapatkan gram Vitamin C sebesar = 0,04791 gr
XI.            PERTANYAAN
1.     Apakah perbedaan iodometrik dan iodimetrik ?
2.     Unsur atau senyawa apakah yang dapat ditentukan pada iodimetrik ?

Jawaban
1. • iodometrik adalah analisis titrimetri yang secara tidak langsung untuk zat yang
bersifat oksidator seperti besi II, tembaga II, dan lainnya.
•Iodimetrik yaitu suatu jenis anallisis secara langsung digunakan untuk zat reduktor/
biosulfat dengan menggunakan larutan
2.Unsur/ senyawa yang dapat menentukan iodimetrik:
 Ferusianida
 Arsentrik (III)
 Atimun (III)
 Timah (II)

XII.          DAFTAR PUSTAKA

 Jobsheet.”Penuntun Praktikum Kimia Analisis Dasar.” 2015/2016. Politeknik Negeri


Sriwijaya. Palembang
 https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr&ei=ywGCVu_jPJSduQT7_ITwBw#q=neraca+analitis
 https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr&ei=ywGCVu_jPJSduQT7_ITwBw#q=kaca+arloji
 https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr&ei=ywGCVu_jPJSduQT7_ITwBw#q=erlenmeyer%2C+buret
%2C+pipet+ukur%2C+gelas+kimia+%2C+labu+takar%2C+spatula+pipet+tetes
%2Cbola+karet
Pembuatan Indikator kanji

Standarisasi Larutan Iod

Penentuan Vitamin C
Gambar alat

Pipet ukur Bola karet Kaca arloji

Gelas kimia Buret Erlenmeyer


Spatula Neraca analitik Labu ukur

Anda mungkin juga menyukai