Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA TERAPAN

Disusun Oleh

Nama : DINA EKA PRANATA 061540411909


FADILAH RABIUL N.M.
061540411910 FERIMA MELATI
061540411911
M.HIDAYAT REFTALANI 061540411917

M. NURIZMAN ALFARIZI 061540411918


RADEN AYU SEPTYA W.S. 061540411920
FANRISAN JANUERO P 061540412258

Kelompok : 2 (DUA)

Kelas : 1 EG D

Judul Percobaan : PENENTUAN VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)

Guru Pembimbing / : LETY TRISNALIANI, S.T.,M.T.


Instruktur
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2015-2016
TITRASI REDOKS
(PENENTUAN VITAMIN C / ASAM ASKORBAT)

I. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat melakukan penentuan kadar vitamin C pada tablet
hisap vitamin C dengan metoda titrasi redoks.

II. RINCIAN PERCOBAAN


Standardisasi Larutan Baku
Penentuan kadar asam askorbat pada tablet hisap vitamin C

III. DASAR TEORI


III.1 Vitamin C (Asam Askorbat)
Vitamin C atau asam askorbat merupakan zat pereduksi
dan dapat ditetapkan dengan titrasi redoks yang
menggunakan larutan iod sebagai titran.

O O
CH2OH-CHOH-CH-COH=COH-C=O CH 2OH-CHOOH-CH-C-C-
C=O+2H++2I-

Asam Askorbat Asam Dehidroaskorbat

Karena molekul itu kehilangan dua elektron dalam titrasi


ini, bobot ekivalennya adalah separuh berat molekulnya, atau
88,07g/ek

III.2 Larutan Iod


Iod hanya sedikit dapat larut dalam air (0,00134
mol/liter pada 25C), namun sangat larut dalam larutan yang
mengandung ion iodida. Iod membentuk kompleks triiodida
dengan iodida.
I2 + H2O I3-
Iod cenderung dihidrolisis, dengan membentuk asam
iodida dan hipoiodit.
I2 + H2O HIO + H+ + I-
Kondisi yang meningkatkan derajat hidrolisis haruslah
dihindari. Titrasi tak dapat dilakukan dalam larutan yang
sangat basa, dan larutan standar iod haruslah disimpan dalam
botol gelap untuk mencegah penguraian HIO oleh cahaya
matahari.

2 HIO 2H+ + 2I- + O2(g)

Asam hipoiodit dapat juga diubah menjadi iodat dalam larutan


basa,

3 HIO + 3 OH- 2I- + IO3- + 3 H2O

III.3 Standardisasi
Larutan iod standar dapat disiapkan dengan menimbang
langsung pada iod murni dan melarutkannya serta
mengencerkannya dalam sebuah labu volumetric. Iod itu
dimurnikan dengan sublimasi dan ditambahkan kedalam
larutan KI pekat, yang ditimbang dengan tepat sebelum
maupun sesudah penambahan iod. Tetapi larutan itu biasanya
distandarisasi dengan standar primer yaitu As2O3.

III.4 Indikator Kanji


Warna larutan iod 0,1N cukup tua sehingga iod dapat
bertindak sebagai indikatornya sendiri. Iod juga memberikan
suatu warna ungu atau lembayung pada pelarut seperti
karbon tetra klorida atau kloroform, dan kadang-kadang
digunakan dalam mendeteksi titik akhir titrasi. Tetapi lebih
lazim digunakan suatu larutan kanji, karena warna biru tua
kompleks pati-iod berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod.
Kepekaan itu lebih besar dalam larutan netral dan lebih besar
dengan adanya ion iodida.
Larutan kanji mudah terurai oleh bakteri, suatu proses
yang dapat dihambat dengan sterilisasi atau dengan
penambahan suatu pengawet. Hasil uraianya mengkonsumsi
iod dan berubah kemerahan. Merkurium (II) iodide, asam borat
atau asam furoat dapat digunakan sebagai pengawet. Kondisi
yang menimbulkan hidrolisis atau koagulasi kanji hendaknya
dihindari. Kepekaan indikator akan berkurang dengan naiknya
temperatur dan oleh beberapa bahan organik seperti metil dan
metil alkohol.

IV. ALAT YANG DIGUNAKAN


Neraca analitis
Kaca Arloji
Erlenmeyer 250 ml
Buret 50 ml
Pipet ukur 25 ml
Gelas kimia 100 ml, 250 ml
Labu takar 100 ml, 250 ml
Spatula
Bola karet

V. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

VI. BAHAN YANG DIGUNAKAN


Tiga tablet vit.C 100 mg
Indikator kanji
Iod mutu reagensia
KI
As2O3
NaOH
Indikator pp
HCl 1 : 1
Na2CO3 sebagai buffer

VII. KESELAMATAN KERJA


Gunakan Peralatan keselamatan kerja seperti sarung tangan dan
masker dalam menangani larutan asam pekat.

VIII. LANGKAH KERJA


VIII.1Pembuatan Larutan Iod
Menimbang 12,7 gr Iod kemudian menaruh kedalam gelas
kimia 250 ml.
Menambahkan 40 gr Kalium Iodida dan 25 ml air, aduk dan
pindahkan ke labu ukur 1 liter, encerkan dan homogenkan.

VIII.2 Pembuatan Larutan As2O3


Menimbang As2O3 1,25 gr, kemudian taruh ke dalam gelas
kimia 250 ml.
Menambahkan dan melarutkan 3 gr NaOH dan 10 ml air.
Kemudian menambahkan 50 ml air dan 2 tetes indicator pp.
Menambahkan 1 ml HCl 1: 1
Memindahkan larutan ke dalam labu takar 250 ml,
encerkan sampai tanda batas.

VIII.3 Pembuatan Larutan Indikator kanji


0,2 gr pati (kanji) dilarutkan ke dalam 5 ml air dan tuangkan
sedikit demi sedikit ke dalam 50 ml air mendidih.

VIII.4 Standardisasi Larutan Iod


Memipet 25 ml larutan arsenit ke dalam Erlenmeyer 250
ml.
Mengencerkan dengan 50 ml air.
Menambahkan 3 gr NaHCO3 untuk membufferkan larutan.
Menambahkan 5 ml indicator kanji.
Menitrasikan dengan Iod sampai pertama kali munculnya
warna biru tua yang bertahan + 1 menit.

VIII.5 Penentuan Vitamin C


Menimbang dengan tepat tiga tablet vitamin C, dan taruh
ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
Dilarutkan ke dalam 50 ml air.
Mempolang palingkan labu agar vitamin C larut.
Menambahkan 5 ml indicator kanji.
Menitrasikan dengan larutan I2 sampai muncul warna biru
tua pertama kali yang bertahan + 1 menit.
IX. DATA PENGAMATAN
Standardisasi Larutan Iod

No. Percobaan Volume Iod (ml) Perubahan Warna


1. 30 Bening Biru tua
2. 28 Bening Biru tua
3. 28 Bening Biru tua

Penentuan Vitamin C

No. Percobaan Volume Iod (ml) Perubahan Warna


1. 2,5 Kuning muda Biru tua
2. 2 Kuning muda Biru tua
3. 2 Kuning muda Biru tua
X. PERHITUNGAN
Standardisasi Larutan Iod
V1 = 30 ml
V2 = 28 ml
V3 = 28 ml
V 1+V 2+V 3
VRata-rata = 3
30 ml +28 ml+28 ml
= 3

= 28,67 ml

NI2 Praktek
As2O3+ 2H2O + 2I2 As2O5 + 4HI
6+ 10+
PBO = 4

Gr As 2 O3
BE AS 2 O3 = VI2 x NI2

25 ml
1,25 gr x
250ml
197 gr /mek = 0,02867 l x NI2
4 mol /mek
0,002538mek
NI = 0,02867 l

= 0,089 mek/l

= 0,089 N
NI2 Teori
gr
gr BM
Ek BE n
= =
V V V

gr 1
x
= n x BM V

6,35 gr 1
x
= 2 x 253, 81 gr /mol 0,5 l

= 0,1 N

teoritis praktek
% Kesalahan = teoritis

0,1 N 0,089 N
x 100
= 0,1 N

0,11 x 100
=

= 11%

Penentuan Vitamin C (Tablet)


Gr
VI2 x NI2 = BE (Vitamin C)
Gr vit C
0,002167 l x 0,089 mek/l = gr
88,07
ek

Gr Vit C = 0,002167 l x 0,089 mek/l x 88,07 gr/ek


Gr Vit C = 0,016985 gr

gr Vit . C
% Vitamin C = gr sampel x 100
0,016985 gr
= 0,1 gr x 100

= 16,99%

XI. PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan Iodometrik dan Iodimetrik ?
Jawab
iodometrik adalah analisis titrimetri yang secara tidak langsung untuk
zat yang bersifat oksidator seperti besi II, tembaga II dan lainnya.
iodimetrik yaitu suatu jenis analisis secara langsung digunakan untuk
reduktor/natrium biosulfat dengan menggunakan larutan.

2. Unsur atau senyawa apakah yang dapat ditentukan pada Iodimetrik ?


Jawab
Arsen
Belerang
Timah putih
Kerosanida
Tiosulfat
Vitamin C
XII. ANALISIS PERCOBAAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dengan sampel
vitamin C dari dalam bentuk tablet yang dilakukan sebanyak tiga
kali percobaan, dapat dianalisis bahwa untuk melakukan
standarisasi ataupun penentuan kemurnian asam askorbat ini
sama-sama memerlukan iod sebagai titrannya dan larutan kanji
sebagai indikator. Pada pembuatan larutan kanji, larutan harus
dipanaskan agar larutan menjadi homogen.

Pada standarisasi larutan iod, analit yang digunakan


pada masing masing erlenmeyer adalah 25 ml. Setelah itu
ditambahkan aquadest sebanyak 50 ml, ditambah juga 3 gr
NaHCO3 dan 5 ml indikator kanji. Kemudian dititrasi, semula
larutan As2O3 berwarna bening, berubah menjadi biru gelap
setelah mencapai kesetimbangan. Dalam 3 kali percobaan,
volume titran rata-rata yang kami dapatkan adalah 28,67 ml
dengan normalitas 0,089 mek/ml. Dengan persen kesalahan
sebesar 11 %.

Lalu saat penentuan vitamin C, kami menggunakan


vitamin C dalam bentuk tablet. Untuk tablet, berat masing-
masingnya, yaitu 0,1 gr. Lalu ditambahkan 50 ml aquadest dan 5
ml indikator kanji. Setelah itu dititrasi dengan iodine hingga
warnanya berubah menjadi biru tua. Volume titran yang
didapatkan adalah 2,5 ml, 2 ml, dan 2 ml. Dan persen kemurnian
Vitamin C adalah 16,99 %.

XIII. KESIMPULAN
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:

Iod hanya sedikit dapat larut dalam air (0,00134 mol/liter)


namun sangat larut dalam larutan yang mengandung ion
iodida
Larutan kanji mudah terurai oleh bakteri, suatu proses yang
dapat dihambat dengan sterilisasi atau dengan penambahan
ion iodida.
Vitamin C merupakan zat pereduksi dan iodium sebagai
oksidasi.
Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat-zat
yang potensial oksidasinya lebih rendah dari system iodium-
iodide, sehingga zat tersebut akan teroksidasi oleh iodium.
Pada percobaan menggunakan metode iodimetri secara
langsung, yaitu bahan pereduksi langsung dioksidasi dengan
larutan baku iodium.
Hasil pengamatan:
Nstd praktikum : 0,089 mek/l
Nstd teoritis : 0,1 mek/l
% kesalahan : 11 %
% Vitamin C : 16,99 %
XIV. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Analis Dasar : Titrasi Redoks
(Penentuan Vitamin C). Palembang:Politeknik Negeri Sriwijaya
www.ekaandrians.org
www.slideshare.net
XV. GAMBAR ALAT

Gelas kimia Bola Karet Pipet


tetes

Spatula Pipet ukur Pengaduk


Corong Kaca Arloji Hot Plate

Labu Takar Buret


Erlenmeyer

Anda mungkin juga menyukai