Anda di halaman 1dari 5

IODOMETRI

Ardita Epi Pratiwi, 21878, STIPP A

Abstrak

Pada praktikum acara 3 ini yaitu tentang iodometri. Tujuan praktikum iodometri ini yaitu untuk menetapkan
kadar larutan iodium dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3). Dimana natrium tiosulfat sebagai titran dan
larutan iodium sebagai titrat beserta indikator yang digunakan indikator amilum dan menggunakan erlenmeyer,
pipet ukur, ball pipet, pipet tetes, dan satu set alat titrasi. Iodometri merupakan salah satu metode titrasi yang
didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi, berupa proses analitis tak langsung yang melibatkan iod dimana iod
iodida berlebih ditambahkan pada suatu zat pengoksida sehingga membebaskan iod, yang kemudian dititrasi
dengan natrium tiosulfat. Ketika larutan natrium tiosulfat dititrasi dengan larutan iodin berwarna coklat gelap
yang karakteristik dengan iodin akan hilang. Ketika semua Na2S4O6 telah teroksidasi, maka kelebihan larutan
iod akan menjadikan cairan tersebut berwarna kuning pucat. Dengan mengetahui normalitas larutan iodin,
volume iodin, dan natrium tiosulfat yang digunakan dalam titrasi. Dapat memperoleh normalitas titran (larutan
tiosulfat). Sebaliknya normalitas titrat (larutan iodin) dapat dihitung dari normalitas natrium tiosulfat yang
diketahui.

Kata Kunci: larutan; iodometri; titrasi; normalitas; warna.

1. PENDAHULUAN
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volume larutan standar ditambahkan ke
dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen tidak dikenal. Larutan standar yaitu larutan
yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar
dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer
yaitu larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu
dengan kemurnian tinggi. Sedangkan larutan standar sekunder adalah larutan yang dipersiapkan
dengan menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga
konsentrasi diketahui dari hasil standarisasi (Day Underwood, 1999).

Titik akhir titrasi yaitu titik dimana pada saat titrasi diakhiri atau dihentikan. Dalam titrasi
biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari keseluruhan larutan yang dititrasi
kemudian dilakukan proses pengenceran. Iodometri merupakan salah satu metode analisis
kuantitatif volumetri secara oksidimetri dan reduksimetri melalui proses titrasi. Titrasi oksidimetri
yaitu totrasi terhadap larutan zat pereduksi (reduktor) dengan larutan standar zat pengoksidasi
(oksidator). Sedangkan titrasi reduksimetri yaitu titrasi terhadap larutan zat pengoksidasi
(oksidator) dengan larutan standar zat pereduksi (reduktor). Oksidasi yaitu suatu proses pelepasan
satu ekektron atau lebih atau bertambahnya bilangan oksidasi suatu unsur. Reduksi yaitu suatu
proses penangkapan satu eketron atau lebih atau berkurangnya bilangan oksidasi dari suatu unsur
(W Haryadi, 1990).

2. MATERIAL DAN METODE

2.1. Material
Bahan-bahan yang digunakan antara lain: larutan Natrium Tiosulfat 0,1 N, 30 ml
larutan Iodium (I2) 0,1 N, dan indikator amilum.
2.2. Alat/Instrumen
Alat-alat yang digunakan antara lain: 3 buah erlenmeyer 250ml, pipet ukur 10 ml, ball
pipet, pipet tetes, 1 set alat titrasi berupa buret, klem, dan statifnya.
2.3. Prosedur Kerja
Pertama-tama mengambil 10 ml larutan iodium 0,1 N dengan menggunakan pipet
ukur, kemudian memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml. Kemudian menyiapkan larutan
standar natrium tiosulfat 0,1 N di dalam buret. Lalu menitrasi larutan iodium dengan larutan
standar natrium tiosulfat 0,1 N. Kemudian menggojog larutan hingga larutan berubah warna
menjadi kuning. Lalu menambahkan 4 tetes indikator amilum ke dalam erlenmeyer.
Kemudian melanjutkan titrasi sampai larutan berubah warna dari berwarna biru menjadi tidak
berwarna. Lalu menghentikan titrasi, kemudian mencatat kebutuhan natrium tiosulfat yang
digunakan. Lalu mengulangi percobaan sebanyak tiga kali. Setelah itu, menghitung volume
rata-rata penggunaan larutan natrium tiosulfat dan kadar iodiumnya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Titrasi 1

No V0 Vt Vt – V0 Perubahan Warna

Warna Awal Warna Akhir

1. 0 ml 5 ml 5 ml Coklat gelap Kuning

2. 0 ml 4,9 ml 4,9 ml Coklat gelap Kuning

3. 0 ml 5,2 ml 5,2 ml Coklat gelap Kuning

Tabel 2. Hasil Pengamatan Titrasi 2

No V0 Vt Vt – V0 Perubahan Warna

Warna Awal Warna Akhir

1. 0 ml 5 ml 5 ml Biru Bening atau tak


berwarna

2. 0 ml 4,9 ml 4,9 ml Biru Bening atau tak


berwarna

3. 0 ml 5,2 ml 5,2 ml Biru Bening atau tak


berwarna

Dari praktikum iodometri ini percobaan pertama yang menggunakan bahan larutan iodium 10
ml menggunakan erlenmeyer dan larutan natrium tiosulfat yang digojog hingga titik akhir titrasi
menghasilkan perubahan warna dari yang berwarna coklat gelap menjadi kuning. Dan pada
percobaan kedua yang menggunakan bahan larutan iodium dan natrium tiosulfat ke dalam
erlenmeyer yang kemudian ditambahkan 4 tetes indikator amilum yang digojog hingga titik akhir
titrasi menghasilkan perubahan warna dari yang berwarna biru menjadi tidak berwarna atau
bening.
Dari hasil praktikum iodometri tersebut didapakan volume rata-rata dari 3 kali praktikum
sebesar 5 ml, volume larutan iodium sebesar 5 ml, bobot iodium sebesar 12,7 gr, dan kadar
iodium sebesar 1,27 %.

4. KESIMPULAN
Dari data pengamatan dapat disimpulkan bahwa dalam praktikum iodometri yang
menggunakan larutan iodium, larutan natrium tiosulfat,dan indikator amilum yang dititik akhir
titrasi pada percobaan pertama dapat menghasilkan perubahan warna yang terjadi dari warna
coklat gelap menjadi warna kuning dan pada percobaan kedua dapat menghasilkan perubahan
warna yang terjadi dari warna biru hingga menjadi tidak berwarna atau bening.

Referensi
[1] Day, R.A. & Underwood, A.L. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
[2] Haryadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia
[3] Suyanta, Tutik, R., dan Sunarto. 2003. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis I. Yogyakarta: FMIPA UNY

Lampiran
1. Perhitungan
a. Volume rata-rata
VI +VII +VIII
Volume rerata =
3
5 ml+4,9 ml +5,2 ml
=
3
= 5 ml
b. Volume I2
V I2 x N I2 = V Na2S2O2 x N Na2S2O3
V Na 2 S 2 O3 x N Na 2 S 2O 3
V I2 =
N I2
5 x 0,1
V I2 =
0,1
V I2 = 5 ml
c. Bobot I2
N I2
Bobot I2 = BM x
Valensi I 2
0,1
=254 x
2
= 12,7 gr
d. Kadar I2
Bobot I 2
Kadar I2 = x 100 %
1000
12,7
= x 100 %
1000
= 1,27 %
2. Skematis Iodometri

Diambil 10 ml Larutan Iodium 0,1 N


Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

Disiapkan larutan tiosulfat di dalam buret

Titrasi larutan I2 0,1 N dengan larutan standar


Na2S2O3 0,1 N

Gojog hingga homogen atau tercampur

Tambahkan 4 tetes indikator amilum

Titrasi sampai larutan berubah warna menjadi


tidak berwarna

Lakukan perhitungan kadar I2 sesuai hasil


titrasi

Diagram Alir 1. Cara Kerja Iodometri

3. Screenshoot Jurnal
Yogyakarta, 30 November 2020

Mengetahui,

Co-Ass Praktikan

(ADINDA SALSABILA DARMAWAN) (ARDITA EPI PRATIWI)

Anda mungkin juga menyukai