Anda di halaman 1dari 18

PERTEMUAN II

TITRASI OKSIDASI REDUKSI


IODIMETRI
IODOMETRI

1
Titrasi yg melibatkan iodium
 IODIMETRI : titrasi dengan larutan standar
iodium ( titrasi langsung )
→larutan baku I2 mentitrasi zat-zat reduktor
 IODOMETRI:
 titrasi terhadap iodium bebas yang dihasilkan
dalam larutan dengan lar natriumtiosulfat / Na
Thio/ Na2S2O3 (titrasi tidak langsung)
→menitrasi I2 bebas yang dihasilkan, dengan
larutan standart Na2S2O3(reduktor)
I2 yang dititrasi adalah hasil reaksi antara zat
oksidator dengan KI
2
Deteksi Titik Akhir
 Larutan iod dalam larutan air iodida, berwarna kuning
sampai cokelat tua.
 Satu tetes larutan iod 0,1N menimbulkan warna kuning
pucat yang terlihat pada 100 cm3 air, iod dapat berfungsi
sebagai indikatornya sendiri.
 Uji ini dibuat jauh lebih peka dengan menggunakan
larutan kanji (larutan dari pati) sebagai indikator
 Kanji bereaksi dengan iod, dengan adanya iodida,
membentuk suatu kompleks yang berwarna biru kuat

3
Amylum/pati
 Pati dapat dipisah menjadi dua komponen utama,
amilosa dan amilopektin
 Terdapat dalam proporsi berbeda-beda dalam berbagai
tumbuh-tumbuhan.
 Amilosa, suatu senyawaan berantai lurus dan terdapat
berlimpah dalam kentang, memberi warna biru dengan
iod dan rantainya mengambil bentuk spiral.
 Amilopektin, yang mempunyai struktur rantai bercabang,
membentuk suatu produk berwarna ungu-merah,
mungkin dengan adsorpsi.

4
 Keunggulan kanji yang utama adalah bahwa harganya
murah.
 Kekurangan
i. bersifat tak dapat larut dalam air dingin;
ii. suspensinya tidakstabil dalam air;
iii. dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat
larut dalam air, sehingga kanji tak boleh ditambahkan
terlalu dini dalam titrasi. ( larutan kanji hendaknya
ditambahkan sampai tepat sebelum titik akhir, ketika
mana warna mulai memudar)

5
 Contoh:
1. PK VIT C (berat molekul = 176,12 g/mol)
 200,0 mg vit C (C6H806) dilarutkan camp
100 ml aq bebas CO2P dan 25 ml H2SO4
kmd dititrasi mengg ind kanji LP
memerlukan 22,62; 22,88 dan 22,60 ml
Iodium 0,1N
 Berapa % kemurnian Vit C tsb
6
 Vitamin C mempunyai dua bentuk, yaitu bentuk
oksidasi (bentuk dehydro) dan bentuk reduksi.
Kedua bentuk ini mempunyai aktivitas biologi.
Dalam makanan bentuk reduksi yang terbanyak.
Banyak dehydro dapat terus teroksidasi menjadi
diketogulonic acid yang inaktif.
 Keadaan vitamin C inaktif ini sering terjadi pada
proses pemanasan (bila sayur-sayuran dimasak).
 Di dalam suasana asam vitamin ini lebih stabil
daripada dalam basa yang menjadi inaktif
(diketogulonic acid)

7
 I2 + H2O → 2 HI + On
 C6H806 + O → C6H606 + H2O

8
Pembakuan I2 dg Na2S2O3yang sudah dibakukan

 Dipipet seksama 10,0 ml larutan Na2S2O3


0, 1N, dimasukkan erlenmeyer.
 Ditambah 40 ml aquadest bebas CO2.
 Ditambah 2 ml HCl 2N.
 Ditambah 1 ml indikator amylum 1%.
 Dititrasi dengan larutan I2 sampai warna
biru keruh

9
 Pembakuan Na2S2O3 0, 1 N dengan KIO3 0,1 N
 Ditimbang seksama 892 mg KIO3 dimasukkan dalam labu takar
250,0 ml dilarutkan dengan aquadest.
 Dipipet seksama 10,0 ml larutan KIO3 dimasukkan dalam
erlenmeyer.
 Ditambah 40 ml aquadest bebas CO2 dan 10 ml HCl 2N.
 Ditambah 10 ml KI 10%.
 Didiamkan selama 1-2 menit.
 Dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0, 1 N sampai terbentuk
warna kuning pucat.
 Ditambah 1 ml indikator amylum 1%, digojog kuat sampai
terbentuk warna biru.
 Titrasi dilanjutkan sampai warna biru keruh hilang
 Berapa KIO3 yang harus ditimbang untuk membuat KIO30,1
N sebanyak 250 ml? 10
 Berpa normalitas sebenarnya Na2S2O3 0,1
N dengan KIO3 0,1 N
 Pada pembakuan Natrium tiosulfat dengan
KIO3 reaksi yang terjadi adalah:
 KIO3 + 5 KI + 6 HCl → 3I2 + 6 KCl +3 H2O
 3I2 + 6 Na2S2O3 → 6 NaI + 3 Na­2S4O6
 I2 + 2Na2S2O3 → 2 NaI + Na2S4O6
11
 Dari persamaan reaksi tersebut, KIO3 akan bereaksi
dengan KI yang kemudian menghasilkan I2.
 I2 yang terbentuk kemudian dititrasi dengan Na2S2O3
sambil terus digojog hingga berwarna kuning pucat
kemudian ditambahkan indikator amylum.
 Penambahan indikator dilakukan pada saat mendekati titik
akhir titrasi karena iod dengan kanji membentuk kompleks
berwarna biru sehingga dikhawatirkan akan mengganggu
penetapan titik akhir titrasi.
 Kemudian titrasi dilanjutkan hingga warna biru hilang. Dari
hasil titrasi ini dapat ditentukan konsentrasi Na2S2O3 yang
sebenarnya.
 Bagaimana pembakuan selanjutnya adalah pembakuan I2
dengan Na2S2O3 yang sudah dibakukan?
12
13
Hasil pembakuan Na2S2O3 0, 1 N
dengan KIO3 0, 1 N
Pembakuan Na S O 0,01 N dengan KIO
2 2 3 3

Replikasi No Vol KIO3 Vol Na2S2O3 N Na2S2O3


1 1. 10,0 0,00 – 9,60
2. 10,0 0,00 – 9,70
3. 10,0 0,00 – 9,60
x = 9,63 0,0103
2 1. 10,0 0,00 – 9,30
2. 10,0 0,00 – 9,30
3. 10,0 0,00 – 9,30
x = 9,30 0,0107
3 1. 10,0 0,00 – 10,50
2. 10,0 0,00 – 10,60
3. 10,0 0,00 – 10,50
x = 10,53 0,0096
4 1. 10,0 0,00 – 9,50
2. 10,0 0,00 – 9,40
3. 10,0 0,00 – 9,40
x = 9,43 0,0104
5 1. 10,0 0,00 – 10,70
2. 10,0 0,00 – 10,60
3. 10,0 0,00 – 10,70
14
x = 10,67 0,0096
Berapa normalitas dari I2
sebenarnya

15
2) 200,0 mg Fenazon (C11H12ON2) yg
ditimbang seksama dan 2 g Na asetat P
dilarutkan 20 ml air ditambah 30 ml Iodium 0,1N,
disimpan ditempat yg terlindung cahaya 15 menit,
kocok + kloroform P titrasi dgn Na2S2O3 0,1N
memerlukan 9, 08; 9,11dan 8,94 ml
 Berapa % kemurnian Fenazon tersebut!
 Reaksi:
 C11H12ON2 + I2 > > → C11H11ON2I + HI
 Keleb. I2:
 I2 + 2 Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6
16
17
• Berat ekivalen (BE) sama dengan berat
molekul sampel dibagi dengan valensinya
(Rohman, 2007)

18

Anda mungkin juga menyukai