Anda di halaman 1dari 15

IODOMETRI

Oleh:
Alfira Putri Damayanti
Hamid Abdul Honi
Syalsa Fadhila

Dikumpulkan kepada:
Desi Riana Saputri, S.Si., M.T
Abdillah Herlambang,S.T., M.Eng
Devita Amelia, S.T., M.T

Iqbal Tri Adhi

TK2101

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


SUB JURUSAN TEKNIK PRODUKSI DAN HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

Ganjil, 2021
IODOMETRI

Abstrak

a
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia khususnya dalam bidang kimia analinis tentu


tidak terlepas dengan namanya perhitungan serta metode pengukuran analisis.
Seperti ketika kita ingin mengetahui kadar suatu senyawa dalam suatu produk atau
bahan. Dengan kata lain untuk mengetahui suatu komposisi pada bahan. Pada
kimia analitik dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut analisis kuantitatif dan
kualitatif. Ketika berbicara tentang penentuan komposisi dalam suatu bahan, dapat
digunakan metode iodometri. Iodometri merupakan salah satu metode analisis
kuantitatif volumetri melalui proses titrasi. Titrasi adalah metode analisis kimia
secara kuantitatif yang biasa digunakan di laboratorium untuk menentukan
konsentrasi dari reaktan. Titrasi iodometri didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi
(redoks).
Titrasi iodometri dapat diartikan sebagai titrasi tidak langsung untuk
menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih besar
dari sistem iodium-iodida atau senyama-senyawa yang bersifat oksidator seperti
CuSO4.5H₂O. Kelebihan dari metode titrasi iodometri adalah reaksi titrasi
berlangsung lebih cepat karena titrat dan titran langsung bereaksi, penggunaan
indikator amilum dimaksudkan untuk mempermudah pengamatan titik akhir
karena dapat dilihat dan perubahan warna larutan dari biru menjadi tidak
berwarna.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A
BAB III

METODE

Praktikum Metode Pengukuran dan Analisis pada minggu ini yaitu Iodometri.
Metode percobaan yang dilakukan yaitu analisis kuantitatif pada perhitungan
kadar unsur dalam senyawa serta informasi kualitatif pada perubahan warna yang
terjadi ketika proses titrasi todometri dilakukan. Pada praktikum ini, sampel yang
bersifat oksidator (K₂Cr₂O7 dan CuSO4.5H₂0) direduksi dengan Kalium lodida
(K1) berlebih sehingga menghasilkan iodium-iodin. Karena banyaknys agen
pereduksi/pengoksidasi membutuhkan larutan asam untuk bereaksi dengan
iodium-iodin, maka digunakan natrium tiosulfat (Na₂S₂O3.5H₂0) sebagai titran
dengan indikator amilum. Titrasi dilakukan hingga titik ekulualen ditandai dengan
hilangnya warna biru pada larutan dan berubah menjadi tidak berwarna/ berwarna
putih.

3.1 Alat
1. Batang Pengaduk
2. Beaker glass
3. Buret
4. Elenmeyer
5. Corong
6. Gelas arloji
7. Labu ukur
8. Magnetic stirrer
9. Neraca analitik
10. Pipet ball
11. Pipet tetes
12. Pipet volume
13. Statif dan klem

3.2 Bahan
1. Asam klorida (HCL)
2. Akuades (H2O)
3. Indikator amilum (C13H20O10)
4. Kalium dikromat (K2Cr2O7)
5. Kalium iodide (KI)
6. Natrium tiosulfat permanganat (Na2S2O3.5H2O)
7. Tembaga sulfat permanganat (CuSO4.5H2O)
3.3 Bagan Alir Percobaan
3.3.1 Preparasi Larutan

mulai

Dibuat larutan Na2S2O3.5H2O 0,1 N sebanyak 250 mL

Dibuat larutan K2Cr2O7 0,1 N sebanyak 50 mL

Dibuat larutan KI 0,1 N sebanyak 50 mL

Dibuat larutan HCl 10% sebanyak 50 mL

Dibuat larutan CuSO4.5H2O 0,1 N sebanyak 100 mL

Selesai
3.3.2 Standarisasi larutan Natrium Tiosulfat dengan larutan Kalium Dikromat

mulai

Dipipet 10 Ml K2Cr2O7 dan masukkan dalam elenmeyer

Ditambahkan 2 Ml H2O dan 15 Ml HCl 10%

Ditambahkan 15 mL KI, diaduk

Dititrasi dengan natrium tiosulfat hingga larutan warna


kuning

Ditambahkan 3 tetes indicator amilum

Dititrasi lagi hingga larutan berubah dari biru jadi tidak berwarna

Ulangi percobaan
sebanyak 3 kali

selesai
3.3.3 Menetapkan kadar tembaga dalam garam tembaga sulfat
pentahidrat

mulai

Dipipet 10 Ml CuSO4 0,2 N dalam elenmeyer

Ditambahkan 15 Ml KI 0,1 N, kocok hingga


homogen

Dititrasi dengan natrium tiosulfat sampai warna kuning

Ditambahkan 3 tetes indicator amilum

Dilanjutkan titrasi hingga warna larutan biru jadi putih

Ulangi prosedur
sebanyak 3 kali

selesai
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

a
BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A
DAFTAR PUSTAKA

A
LAMPIRAN A

A
LAMPIRAN B

Pertanyaan
1. Berapa gram Natrium tiosulfat yang dibutuhkan untuk membuat larutan
Natrium Tiosulfat 0,2 N sebanyak 100 Ml?
Diketahui : N = 0,2 N
V = 100 mL = 0,1 L
Mr Na2S2O3.5H2O = 248 g/mol
e=1
Ditanya : massa = ... gram
Jawab :

N=Mxe
N = mol x e
V
N = massa x e
Mr x V
Massa = N x Mr x V
E
Massa = 0,2 x 248 x 0,1
1
Massa = 4,96 gram

Jadi, sebanyak 4,96 gram Natrium Tiosulfat dilarutkan dalam akuades


hingga volumenya 100 Ml

2. Berapa ml asam klorida yang dibutuhkan untuk membuat larutan asam


klorida 10% sebanyak 50 ml?
Diketahui : konsentrasi umum HCl = 37%
Massa jenis HCl = 1,18 g/ml
Mr HCl = 36,5 g/mol
V2 = 50 ml
Ditanya : V1
Jawab:

M HCl 37% = 10 x %HCl x Massa jenis


Mr
= 10 x 37 x 1,18
36,5
= 11,96 M

M HCl 10% = 10 x 10 x 1,18


36,5
= 3,232 M
Reaksi pengenceran
M1V1 = M2V2
11,96 x V1 = 3,232 x 0,05
V1 = 0,1616
11,96
V1 = 0,0135 L
V1 = 13,5 ml

Jadi, untuk membuat HCl 10% srbanyak 50 ml yaitu dengan


mengencerkan 13,5 ml HCl dengan akuades hingga volume larutan 50 ml

3. Berapa gram kalium dikromat yang dibutuhkan untuk membuat larutan


kalium dikromat 0,1 N sebanyak 50 ml?
Diketahui : N = 0,1 N
V = 50 mL = 0,05 L
Mr K2Cr2O7 = 294,19 g/mol
e=6
Ditanya : massa = ... gram
Jawab :

N=Mxe
N = mol x e
V
N = massa x e
Mr x V
Massa = N x Mr x V
e
Massa = 0,1 x 294,19 x 0,05
6
Massa = 0,245 gram

Jadi, sebanyak 0,245 gram Natrium Tiosulfat dilarutkan dalam akuades


hingga volumenya 50 ml.

4. Berapa gram tembaga sulfat pentahidrat yang dibutuhkan untuk membuat


larutan tembaga sulfat 0,2 N sebanyak 100 ml?
Diketahui : N = 0,2 N
V = 100 mL = 0,1 L
Mr CuSO4.5H2O = 249,7 g/mol
e=2
Ditanya : massa = ... gram
Jawab :
N=Mxe
N = mol x e
V
N = massa x e
Mr x V
Massa = N x Mr x V
e
Massa = 0,2 x 249,7 x 0,1
2
Massa = 2,497 gram

Jadi, sebanyak 2,497 gram Natrium Tiosulfat dilarutkan dalam akuades


hingga volumenya 100 ml

5. Jelaskan pengertian oksidimetri ! jelaskan pengertian iodometri


Jawab :

 Oksidimetri adalah titrasi terhadap larutan zat pereduksi (reduktor)


dengan larutan standar zat pengoksidasi (oksidator)
 Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan biasa digunakan
untuk menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai oksidasi
ebih besar dari system iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang
bersifat oksidator.

Anda mungkin juga menyukai