Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA

SIFAT MULTIKOMPONEN

Oleh:

Ido Suryanto 120280061


Mega Mutiara Sari 120280021
Syalsa Fadhila 120280071

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

2022
ABSTRAK

Praktikum Laboratorium Instruksional I Teknik Kimia dengan judul sifat


multikomponen memiliki tujuan untuk memahami karakteristik sifat fisik
campuran mulikomponen pada fasa cair. Praktikum ini dilakukan dengan simulasi
menggunakan perangkat lunak (software) yaitu Aspen Plus untuk mencari nilai
densitas, viskositas, dan titik didih dari campuran multikomponen. Senyawa yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu, ethanol, asam asetat, dan etil asetat.
Prosedur yang dilakukan pada praktikum ini ada 3 yaitu penentuan nilai densitas,
penentuan nilai viskositas dan penentuan nilai titik didih pada campuran
multikomponen. Pada percobaan penentuan nilai densitas dan viskositas
digunakan beberapa variabel bebas yang sengaja divariasikan pada percobaan ini
yaitu temperature 30 ℃ , 50℃ ,70 ℃ , dan 90 ℃ dengan variasi tekanan 1,5 bar; 3
bar; 4,5 bar; 6 bar dan 7,5 bar serta laju alir mol pada rentang 1 mol/hr sampai 4
mol/hr. Percobaan penentuan viskositas dan densitas ini menghasilkan kesimpulan
bahwa semakin meningkatnya temperatur maka densitas campuran akan semakin
berkurang karena adanya penguapan, sedangkan semakin meningkatnya temperatur maka
viskosistas yang dihasilkan rendah. Hal ini dikarenakan pada temperatur tinggi
terjadi gerakan partikel-partikel yang sangat cepat sehingga kekentalan/viskositas
campuran akan mengalami penurunan. Pada percobaan penentuan titik didih
campuran multikomponen digunakan variasi data berupa tekanan yaitu 1,5 bar; 3
bar; 4,5 bar; 6 bar dan 7,5 bar dengan laju alir mol pada rentang 1 mol/hr sampai 4
mol/hr. Kesimpulan pada percobaan penentuan titik didih ini adalah semakin
meningkatnya titik didih dan tekanan menunjukan bahwa kenaikan suatu tekanan
yang diberikan terhadap suatu sample atau zat akan menaikan titik didih atau
temperaturnya.

kata kunci: densitas, multikomponen, titik didih, viskositas


DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

DAFTAR TABEL....................................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1

1.2 Tujuan ..........................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN..................................................................5

3.1 Alat ...............................................................................................................5

3.2 Bahan............................................................................................................5

3.3 Kondisi Percobaan........................................................................................5

3.4 Diagram Alir.................................................................................................6

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN..........................................8

4.1 Hasil Pecobaan..........................................................................................8

4.2 Pembahasan.............................................................................................12

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................17


5.1 Kesimpulan .....................................................................................................17

5.2 Saran.................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

LAMPIRAN...........................................................................................................19

LAMPIRAN A Lembar Kendali Keselamatan Kerja.........................................19

LAMPIRAN B Foto Praktikum.........................................................................21

LAMPIRAN C MSDS.......................................................................................23
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Penentuan Densitas dan Viskositas Campuran...................................6


Gambar 3. 2 Penentuan Titik Didih Campuran.......................................................7
Gambar 4. 1 Grafik Pengaruh Temperatur terhadap Densitas...............................12
Gambar 4. 2 Grafik Pengaruh Temperatur terhadap Viskositas............................12
Gambar 4. 3 Grafik Pengaruh Tekanan terhadap Densitas....................................13
Gambar 4. 4 Grafik Pengaruh Tekanan terhadap Viskositas.................................14
Gambar 4. 5 Grafik Pengaruh Tekanan terhadap Titik Didih................................15
Gambar 4. 6 Grafik Pengaruh Fraksi Mol terhadap Titik Didih............................16

Gambar b. 1 S imulasi Penentuan Titik Didih............................................... ........21


Gambar b. 2 Stream Summary Titik Didih............................................................21
Gambar b. 3 Simulasi Penentuan Densitas dan Viskositas....................................22
Gambar b. 4 S tream Summary Densitas dan Viskositas.......................................22
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Nilai Densitas dan Viskositas Setiap Variabel Percobaan......................8


Tabel 4. 2 Nilai Titik Didih Setiap Variabel Percobaaan.....................................11
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era modern seperti sekarang ini, kehidupan manusia tidak terlepas dengan
adanya reaksi antara zat satu dengan zat lainnya baik dalam proses pencampuran
ataupun pemisahan. Campuran dapat didefinikan sebagai gabungan dari beberapa
zat baik itu gabungan unsur ataupun senyawa. Campuran umumnya ada dua yaitu
campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran homogen secara
sederhana dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada
pembuatan air garam, sirup, teh dan minuman lainnya. Sedangkan campuran
heterogen dapat dilihat pada campuran antara minyak dengan air, antara minyak
dengan pasir ataupun beahan lain yang memiliki perbedaan fasa. Berbagai produk
yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari pun tidak terlepas dengan adanya
proses pencampuran berbagai macam komponen.

Campuran berbagai macam komponen inilah yang sering disebut dengan


istilah campuran multikomponen. Penerapan campuran multikomponen dapat
dilihat di berbagai industri seperti industri kimia, farmasi, bahkan perminyakan.
Dalam industri farmasi, salah dua penerapan campuran multikomponen terdapat
pada campuran aspirin dan kafein dalam tablet serta pembuatan alkohol. Dalam
industri perminyakan, campuran multikomponen terletak pada proses pembuatan
atau pengolahan minyak mentah menjadi berbagai produk minyak bumi yang
diperdagangkan secara komersil serta ada begitu banyak contoh lain yang dapat
kita temukan terkait pengaplikasian campuran multikomponen baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam skala industri. Melihat begitu banyak
manfaat serta pengaplikasian dari campuran multikomponen, maka penting bagi
kita untuk mengetahui hal-hal terkait campuran multikomponen. Terlebih bagi
seorang mahasiswa Teknik Kimia yang lingkup pembelajarannya mengenai
proses untuk menjadikan bahan mentah menjadi suatu produk siap pakai.

Istilah campuran di gunakan untuk campuran non reaktif yaitu proses


pencampuran dengan molekul molekul penyusunnya hanya saling berbaur
sehingga zat zat pembentuk campuran mudah di pastikan dengan cara fisika.
Beberapa sifat asli campuran adalah sebagai berikut:

1. Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia


2. Campuran mempunyai sifat zat asalnya
3. Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih
4. Komposisi tidaj tetap,yaitu dapat diatur dengan sesuai kebutuhan

Campuran yang terdiri dari dua komponen disebut campuran biner,sistem


biner dapat bersifat ideal dan non ideal.sifat keidiealan dari campuran di
dasarkan kepada reaksi diantara komponen komponen penyusunnya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum dengan judul sifat multikomponen adalah
untuk memahami karakteristik sifat fisik campuran multikomponen fasa cair
berupa densitas, viskositas dan titik didih serta hubungan ketiganya terhadap
konsentrasi komponen penyusunnya.

1.3 sasaran

Adapun sasaran yang hendak dicapai pada percobaan kali ini adalah sebagai
berikut

1. Praktikan dapat menentukan densitas sampel campuran multikomponen


2. Praktikan dapat menentukan viskositas sampel campuran multikomponen
3. Praktikan dapat menentukan titik didih sampel campuran multikomponen
4. Praktikan dapat memahami hubungan densitas,viskositas,dan titik didih
campuran multikomponen terhadap konsentrasi komponen penyusunnya
5. Praktikan dapat memahami keidealan campuran multikomponen fasa cair
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Campuran didefinisikan sebagai suatu materi yang terbentuk dari hasil


penggabungan 2 jenis zat atau lebih secara fisik. Dengan kata lain, campuran
merupakan materi yang terdiri atas beberapa unsur ataupun senyawa (Ratnawati,
2018). Sifat fisik zat asal pembentuk campuran tidak akan hilang seluruhnya dan
Sebagian sifat fisik lain akan muncuk sebagai sifat dari campuran itu sendiri.
Campuran dapat terjadi antara unsur dengan unsur, unsur dnegan senyawa, dan
senyawa dengan senyawa lainnya. Campuran yang kita ketahui terdiri dari 2 jenis
yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran homogen adalah gabungan zat yang serba sama serta tidak
terlihat komponen asli penyusunnya. Contoh campuran homogen adalah air
garam, air gula, air sirop, dan lain-lain. Sedangkan campuran heterogen adalah
gabungan berbagai zat yang serba tak sama atau terlihat komponen penyusunnya
baik karena perbedaan fasa atau hal lainnya. Contoh campuran heterogen adalah
air dengan pasir. Campuran yang terdiri dari minimal 3 komponen baik dalam
fasa gas atau cair sering disebut dengan campuran multikomponen.
Berbagai proses dalam industri seperti industri kimia, perminyakan, farmasi
dan industri-industri lainnya kerap melibatkan campuran multikomponen
didalamnya. Campuran multikomponen dapat bersifat ideal yang memiliki sifat
serupa dengan gas ideal ketika mengikuti Hukum Roult. Campuran fluida
multikomponen dapat disebut ideal jika fugasitas komponen i pada kondisi murni
(𝑓𝑖) sama dengan fugasitas komponen i pada kondisi tercampur dengan komponen
lain.
f i= ^f i
Untuk campuran multikomponen fasa cair, larutan dapat disebut ideal jika
pada tekanan dan temperatur tertentu volume komponen i pada kondisi murni 𝑉𝑖
sama dengan volume komponen i pada kondisi tercampur 𝑉̂𝜄 dengan komponen
lain
V i=V^ i
Berdasarkan sifat tersebut, dapat dinyatakan suatu larutan bersifat ideal
apabila volume campuran merupakan fungsi linear dari volume cairan komposisi
penyusunnya. Keidealan campuran multikomponen dapat diketahui melalui
karakteristik sifat fisik campuran tersebut seperti nilai densitas, viskositas dan titik
didih campuran multikomponen. (ITERA, 2022)
Keterangan lebih lanjut mengenai sifat fisik campuran mutikomponen adalah
sebagi berikut:
1. Densitas
Densitas bahan merupakan parameter pemberi informasi mengenai keadaan
fisika dan kimia suatu bahan. Dalam definisi lain, densitas adalah jumlah zat yang
terkandung dalam suatu bahan per satuan volume (Sucipto, Saroja, & Nuriyah,
2014). Diamana perbandingan antara massa dan volume. Volume pada densitas
berbanding terbalik dengan densitas. Perubahan volume sangat dipengaruhi suhu
dan tekanan sehingga densitas sangat bergantung pada suhu dan tekanan, satuan
densitas adalah gram/cm3 (cgs) ataupun kg/m3. Dengan rumus sebagai berikut :
massa
ρ=
Volume
2. Viskositas
Viskositas dapat dinyatakan sebagai daya hambat atau tahanan aliran fluida
yang menjadi gesekan antara molekul - molekul cairan. Ketika terdapat cairan
yang mudah mengalir maka akan diartikan bahwa cairan tersebut memiliki
viskositas yang rendah. Begitu pun sebaliknya ketika cairan sulit mengalir
diartikan bahwa nilai viskositas cairan tersebut tinggi. Secara rederhananya,
viskositas disebut juga dengan derajat kekentalan dari suatu fluida. Metode umum
yang biasa digunakan untuk mengukur nilai viskositas antara lain viskometer bola
jatuh dan viskometer rotasi (Firmansyah & Sucahyo, 2019)

3. Titik Didih
Titik didih suatu zat adalah suhu yang tekanan uap jenuhnya sama dengan
tekanan hatas permukaan zat cair. Titik didih zat cair dipengaruhi oleh tekanan
udara, Semakın besar tekanan udura maka semakin besar pula titik didih zat cair
itu. Titik didih zat pada tekanan 1 atm disebut titik didih normal (Firmansyah J. ,
2018).
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

1. Laptop/Notebook

3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

1. Aspen Plus

3.3 Kondisi Percobaan


Dalam pelaksanaan percobaan terdapat kondisi operasi atau parameter
percobaan yang dibuat tetap serta variabel bebas yang divariasikan atau
diubah-ubah dan variabel terikat yang diamati.

3.3.1 Kondisi Operasi/Parameter Percobaan


Kondisi Operasi atau parameter percobaan yang dibuat tetap adalah sebagai
berikut:

1. Temperatur (25 ℃ )
2. Tekanan (1 atm)
3. Vapor Fraction
3.3.2 Variabel Bebas
Adapun variabel bebas yang divariasikan adalah sebagai berikut:

1. Laju alir mol (1 mol/hr, 2 mol/hr, 3 mol/hr, dan 4 mol/hr)


2. Temperatur (30 ℃ , 50℃ ,70 ℃ , dan 90 ℃ ¿
3. Tekanan (1,5 bar; 3 bar; 4,5 bar; 6 bar; dan 7,5 bar
4. Fraksi mol (0,166667 mol sampai 0,666667 mol)
3.3.3 Variabel Terikat
Dengan menggunakan kondisi operasi atau parameter yang ada dan
divariasikan dengan variabel bebas yang telah ditentukan, variabel terikat
yang harus diamati pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Densitas campuran
2. Viskositas campuran
3. Titik didih campuran

3.4 Diagram Alir


3.4.1 Penentuan Densitas dan Viskositas Campuran Multikomponen

Gambar 3. 1 Penentuan Densitas dan Viskositas Campuran


3.4.2 Penentuan Titik Didih Campuran Multikomponen

Gambar 3. 2 Penentuan Titik Didih Campuran


BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pecobaan

Tabel 4. 1 Nilai Densitas dan Viskositas Setiap Variabel Percobaan

P Densita
T Laju Mol (mol/hr) Fraksi mol Viskositas
(bar) s
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.015 0.909
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.016 0.929
1.5 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.016 0.929
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.014 0.768
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.016 0.929
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.015 0.909
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.016 0.929
3 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.016 0.929
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.014 0.768
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.016 0.929
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.016 0.909
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.016 0.929
30 4.5 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.016 0.929
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.014 0.768
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.015 0.826
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.015 0.909
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.016 0.929
6 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.016 0.929
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.014 0.768
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.016 0.929
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.015 0.91
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.016 0.929
7.5 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.016 0.929
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.014 0.768
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.016 0.929
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.015 0.659
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.015 0.668
1.5 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.015 0.69
50
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.013 0.583
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.015 0.679
3 3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.015 0.659
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.015 0.668
2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.015 0.69
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.013 0.583
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.015 0.679
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.015 0.659
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.015 0.668
4.5 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.015 0.69
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.013 0.584
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.015 0.679
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.015 0.659
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.015 0.668
6 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.015 0.69
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.013 0.584
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.015 0.679
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.015 0.659
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.015 0.668
7.5 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.015 0.69
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.013 0.584
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.015 0.679
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.014 0.491
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.015 0.495
1.5 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.017 0.569
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.013 0.454
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.01 0.271
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.014 0.491
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.015 0.495
3 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.017 0.569
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.013 0.454
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.01 0.271
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.014 0.49
70 4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.015 0.494
4.5 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.017 0.624
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.014 0.496
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.011 0.371
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.014 0.49
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.015 0.494
6 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.017 0.568
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.568 0.454
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.01 0.27
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.014 0.49
7.5 4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.015 0.494
2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.017 0.623
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.014 0.495
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.011 0.371
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.01 0.109
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.01 0.101
1.5 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.016 0.502
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.012 0.226
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.009 0.124
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.014 0.375
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.014 0.376
3 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.016 0.505
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.013 0.401
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.011 0.303
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.014 0.375
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.014 0.376
90 4.5 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.016 0.376
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.013 0.401
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.011 0.303
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.014 0.375
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.014 0.375
6 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.016 0.504
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.013 0.401
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.011 0.303
3 1 1 0.6 0.2 0.2 0.014 0.374
4 1 1 0.666 0.167 0.167 0.014 0.375
7.5 2 3 1 0.333 0.5 0.167 0.016 0.504
1 2 2 0.2 0.4 0.4 0.013 0.401
3 2 1 0.5 0.333 0.167 0.011 0.303
Tabel 4. 2 Nilai Titik Didih Setiap Variabel Percobaaan

Laju Mol (mol/hr) Fraksi mol


 Etyl Titik
P (bar) Asam Etil Etano  Asam
Etanol aseta Didih
Asetat Asetat l asetat
t
90.670
3 1 1 0.6 0.2 0.2
7
0.16 89.909
4 1 1 0.667 0.1667
7 3
0.16 100.21
1.5 2 3 1 0.333 0.5
7 1
94.557
1 2 2 0.2 0.4 0.4
7
0.16 111.73
3 2 1 0.5 0.3333
7 6
112.81
3 1 1 0.6 0.2 0.2
2
0.16 111.73
4 1 1 0.667 0.1667
7 6
0.16 123.79
3 2 3 1 0.333 0.5
7 1
121.61
1 2 2 0.2 0.4 0.4
5
0.16 117.18
3 2 1 0.5 0.3333
7 6
127.27
3 1 1 0.6 0.2 0.2
5
0.16 125.98
4 1 1 0.667 0.1667
7 4
0.16 139.23
4.5 2 3 1 0.333 0.5
7 1
137.60
1 2 2 0.2 0.4 0.4
2
0.16 131.98
3 2 1 0.5 0.3333
7 4
138.31
3 1 1 0.6 0.2 0.2
7
0.16 136.85
4 1 1 0.667 0.1667
7 6
0.16 151.04
6 2 3 1 0.333 0.5
7 2
149.84
1 2 2 0.2 0.4 0.4
2
0.16 143.29
3 2 1 0.5 0.3333
7 4
7.5 3 1 1 0.6 0.2 0.2 147.37
5
0.16 145.77
4 1 1 0.667 0.1667
7 1
0.16 160.74
2 3 1 0.333 0.5
7 3
159.90
1 2 2 0.2 0.4 0.4
1
0.16 152.57
3 2 1 0.5 0.3333
7 8
4.2 Pembahasan
4.2.1Pengaruh Temperatur terhadap Densitas Campuran Multikomponen

Temperatur vs Densitas
0.016

Densitas (gm/cc) 0.015

0.014

0.013
20 30 40 50 60 70 80 90 100
Temperatur (C)

Gambar 4. 1 Grafik Pengaruh Temperatur terhadap Densitas


Berdasarkan gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa antara temperatur dengan
densitas menunjukkan hubungan berbanding terbalik. Kenaikan temperatur
campuran akan membuat nilai densitas mengalami penurunan. Hal ini dapat
terjadi karena temperatur yang tinggi akan membuat senyawa/fluida memiliki
kerapatan massa yang semakin besar pula. Hasil percobaan yang diperoleh pada
temperatur 30 ℃ , 50℃ ,70 ℃ , dan 90 ℃ pada kondisi operasi tekanan 3 bar
berturut-turut adalah 0,0156 gm/cc, 0,0151 gm/cc, 0,0147 gm/cc, dan 0,0139
gm/cc.

4.2.2Pengaruh Temperatur terhadap Viskositas Campuran Multikomponen

Temperatur vs Viskositas
1
Viskositas (cP)

0.5

0
20 30 40 50 60 70 80 90 100
Temperatur (C)

Gambar 4. 2 Grafik Pengaruh Temperatur terhadap Viskositas


Pada percobaan pengaruh temperature terhadap viskositas dapat dilihat
bahwa ketika temperature tinggi maka viskositas yang dihasilkan rendah. Hal ini
dikarenakan pada temperature tinggi terjadi gerakan partikel-partikel yang sangat
cepat sehingga kekentalan/viskositas campuran akan mengalami penurunan.
Percobaan yang diperolah pada kondisi operasi/ parameter tekanan 3 bar,
menghasilkan nilai viskositas terendah dan tertinggi secara berurutan yaitu 0,3757
cP pada temperature 90℃ dan 0,9286 cP pada temperature 30℃ .

4.2.3Pengaruh Tekanan terhadap Densitas Campuran Multikomponen

Tekanan vs Densitas
0.01347325
0.0134732
Densitas (gm/cc)

0.01347315
0.0134731
0.01347305
0.013473
0.01347295
1 2 3 4 5 6 7 8
Tekanan (bar)

Gambar 4. 3 Grafik Pengaruh Tekanan terhadap Densitas


Berdasarkan gambar 5 diatas mengenai pengaruh tekanan terhadap densitas
campuran multikomponen dapat dilihat hubungan antara tekanan dengan densitas
campuran multikomponen berbanding lurus. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
besar tekanan mengakibatkan nilai densitas semakin besar pula. Keadaan ini
disebabkan karena ketika tekanan diperbesar, maka partikel dalam campuran akan
semakin terdesak untuk mengisi ruang kosong yang ada, dengan begitu volume
akan menjadi lebih kecil. Pada percobaan ini nilai densitas terendah pada contoh
sampel running yang tertampilkan pada grafik adalah 0,0134 gm/cc pada tekanan
1,5 bar. Nilai densitas tertinggi pada grafik adalah 0,0135 gm/cc pada tekan 7,5
bar.
4.2.4Pengaruh Tekanan terhadap Viskositas Campuran Multikomponen

Tekanan vs Viskositas

0.65888
Viskositas (cP) 0.65886

0.65884

0.65882

0.6588
1 2 3 4 5 6 7 8
Tekanan (bar)

Gambar 4. 4 Grafik Pengaruh Tekanan terhadap Viskositas


Pada percobaan pengaruh tekanan terhadap viskositas campuran
multikomponen diperoleh hasil bahwa semakin tinggi tekanan yang diberikan
maka nilai viskositas yang dihasilkan akan semakin tinggi pula. Hal ini
menunjukkan hubungan antara keduanya adalah berbanding lurus. Pada percobaan
dengan kondisi operasi temperature 50℃ dan laju mol ethanol, asam asetat dan
etil asetat berturut-turut adalah 3 mol/hr, 1 mol/hr, dan 1 mol/hr. Di dapatkan
viskositas terendah berada pada tekanan 1,5 bar dengan nilai viskositas 0,6588 cP
dan viskositas tertinggi ada pada kondisi tekanan 7,5 bar yaitu 0,6589 cP.
Bertambahnya nilai viskositas seiring dengan bertambahnya tekanan disebabkan
karena tekanan dapat mempengaruhi ikatan molekul pada fluida cair. Tekanan
tinggi yang diberikan akan mengasilkan gaya kohesi yang besar pula sehingga
viskositas yang dihasilkan akan semakin tinggi pula.
4.2.5Pengaruh Tekanan terhadap Titik Didih

Tekanan vs Titik Didih


200

150
Titik Didih (C)

100

50

0
1 2 3 4 5 6 7 8
Tekanan (bar)

Gambar 4. 5 Grafik Pengaruh Tekanan terhadap Titik Didih


Pada penentuan titik didih menggunakan aspen plus dilakukan dengan
variasi variabel tekanan, setiap tekanan memiliki variasi fraksi mol pada
setiap sampel. Pada grafik hubungan diatas dapat dilihat pengauh tekanan
terhadap titik didih, pada data titik didih yang dijadikan grafik diambil rata
rata dari setiap variasi tekanan. Grafik tersebut menunjukan garis yang
meningkat dengan seiringnya kenaikan titik didih dan tekanan, hal ini
menunjukan bahwa kenaikan suatu tekanan yang diberikan terhadap suatu
sample atau zat akan menaikan titik didih atau temperaturnya. Peristiwa ini
dapat dilihat dengan membaca beberapa literatur yang menunjukan ketika
tekanan dinaikan maka pergerakan partikel akan meningkat hal ini akan
memicu naiknya temperatur dengan tubukan atau benturan partikel yang
semakin cepat.
4.2.6Pengaruh Fraksi Mol Komponen Penyusun terhadap Titik Didih

Fraksi Mol vs Titik Didih


155
150
Titik Didih (C)
145
ethanol
140
asam asetat
135 etil asetat
130
125
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7

Fraksi mol

Gambar 4. 6 Grafik Pengaruh Fraksi Mol terhadap Titik Didih


Pada percobaan untuk mencari titik didih dengan menggunakan fraksi mol
yang berbeda. Hasil titik didih fraksi mol ethanol dengan fraksi mol 0,2
didapatkan titik didih sebesar 149,841 0C,pada fraksi mol 0,3 didapatkan titik
didih sebesar 151,041 0C, pada fraksi mol 0,5 didapatkan titik didih sebesar
143,293 0C hal ini menunjukkan bahwa semakin besar fraksi mol ethanol maka
titik didih yang didpatkan tidak selalu naik ataupun turun. senyawa yang kedua
hasil titik didih fraksi mol asam asetat dengan fraksi mol 0,1 didapatkan titik didih
sebesar 136,856 0C, pada fraksi mol 0,2 didapatkan titik didih sebesar 138,317 0C,
pada fraksi mol 0,3 didapatkan titik didih sebesar 143,293 0C, dan pada fraksi mol
0,5 diddapatkan titik didih sebesar 143,293 0C. Hal ini menunjukan bahwa
senyawa asam asetat mengalami keniakan sesuai fraksi molnya semakin tinggi
nilai fraksi mol nya maka semakin tinggi pula titik didih yang di hasilkan. Dan
pada senyawa yang terakhir hasil titik didih fraksi mol ethyl asetat dengan fraksi
mol 0,1 didapatkan titik didih sebesar 136,856 0C pada fraksi mol 0,2 didapatkan
titik didih sebesar 138,317 0C dan pada fraksi mol 0,4 didapatkan titik didih
sebesar 149,841 0C, hal ini menunjukkan bawah semakin tinggi nilai fraksi mol
nya maka titik didih semakin besar pula sama dengan hal nyaa senyawa asam
asetat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya, diperoleh beberapa
kesimpulan, diantaranya:

1. Semakin meningkatnya temperatur maka densitas campuran akan semakin


berkurang karena adanya penguapan, sedangkan semakin meningkatnya
temperatur maka viskosistas yang dihasilkan rendah. Hal ini dikarenakan
pada temperature tinggi terjadi gerakan partikel-partikel yang sangat cepat
sehingga kekentalan/viskositas campuran akan mengalami penurunan.
2. Semakin meningkatnya tekanan maka densitas semakin besar Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar tekanan mengakibatkan nilai densitas
semakin besar pula,sedangkan semakin meningkatnya tekanan maka
viskositas semakin tinggi pula Hal ini menunjukkan hubungan antara
keduanya adalah berbanding lurus.
3. Semakin meningkatnya titik didih dan tekanan menunjukan garis yang
meningkat dengan seiringnya kenaikan titik didih dan tekanan, hal ini
menunjukan bahwa kenaikan suatu tekanan yang diberikan terhadap suatu
sample atau zat akan menaikan titik didih atau temperaturnya.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan pada praktikum modul multikomponen ini
adalah :

1. Praktikan harus lebih teliti dalam menggunakan aspen, seperti menginput


data kondisi (temperature, tekanan, dan fraksi mol)
2. Praktikan harus memperhatikan satuan yang digunakan pada kondisi
operasi atau variable percobaan yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, J. (2018). Eksplanasi Ilmiah Air Mendidih Dalam Suatu Ruang.


Jurnal Filsafat Indonesia, 76-78.

Firmansyah, R. R., & Sucahyo, I. (2019). RANCANG BANGUN VISKOMETER


ROTASI SEBAGAI PENGUKUR KEKENTALAN FLUIDA CAIR.
Jurnal Inovasi Fisika Indonesia, 28-29.

ITERA, T. D. (2022). Panduan Praktikum Laboratorium Instruksional Teknik


Kimia. Lampung Selatan.

Ratnawati, S. (2018). Peningkatan Sikap Kerja Sama pada Materi Klasifikasi


Materi dan Perubahannya Melalui Discovery Learning dengan Sistem
Agen Penemu Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 11 Madiun Tahun Pelajaran
2016/2017. Jurnal Online Kota Madiun, 37-38.

Sucipto, D. A., Saroja, G., & Nuriyah, L. (2014). PENGUKURAN DENSITAS


BAHAN ORGANIK BERSKALA MILLI-LITER (mL) DENGAN
METODE LEVITASI MAGNETO-ARCHIMEDES MENGGUNAKAN
SUMBER MAGNET TUNGGAL. neliti.
LAMPIRAN

LAMPIRAN A Lembar Kendali Keselamatan Kerja

No
Bahan Sifat bahan Tindakan
penanggulangan
Etanol  Beracun  Titik didih Jauhkan dari sumber
 Mudah 78,37 0C api dan memakai
terbakar  Tidik beku - pelindung tubuh
 Tidak 141,1 0C
berwarna
Asam Asetat  Cairan tak  titik leleh Hati hati dalam
berwarna 16.7°C menggunakan bahan
 Bersifat  titik didih dan memakai
korosif 118°C pelindung tubuh

Ethyl Asetat  cairan tak  Titik lebur - Jauhkan dari sumber


berwarna 114,14°C api dan memakai
 Titik didih : pelindung tubuh
78,29°C

Kebakaran yang mungkin terjadi Penanggulangan


Kebakaran Jauhi dari sumber api, sediakan APAR
(Alat Pemadam Api Ringan) di
Laboratorium
Cairan kimia terhirup Gangguan Segera keluar dari ruangan dan menghirup
pernapasan (sesak nafas) udara secara perlahan sampai sesak nafas
mereda dan hilang
Cairan kimia terciprat kedalam Segera minum susu/air mineral yang
mulut banyak untuk menetralisir rasa mual
Perlengkapan selama berkerja
1. Jas lab
2. Sarung tangan
3. Kaca mata pelindung
4. Sepatu tertutup
LAMPIRAN B Foto Praktikum

Gambar b. 1 Simulasi Penentuan Titik Didih

Gambar b. 2 Stream Summary Titik Didih


Gambar b. 3 Simulasi Penentuan Densitas dan Viskositas

Gambar b. 4 S tream Summary Densitas dan Viskositas


LAMPIRAN C MSDS

Anda mungkin juga menyukai