Anda di halaman 1dari 34

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum berjudul Hidrolisa Minyak Jarak yang disusun oleh:


1. Kelompok : 4 / Selasa
2. Anggota : Hafid Rizki Adinursetya NIM: 21030115130146
Iva Nur ‘Ilma NIM: 21030115120056
Naila Luthfi Muna NIM: 21030115120085

Telah disetujui oleh asisten pengampu materi Hidrolisa Minyak Jarak pada
hari :
tanggal :

Semarang, 2017
Telah menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Istadi, S. T, M. T.
NIP 19710301 199702 1 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikan Laporan Praktikum Proses Kimia ini
dengan judul “Hidrolisa Minyak Jarak”. Laporan Praktikum Proses Kimia ini
merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh semua mahasiswa. Dalam
penyusunan Laporan Praktikum Proses Kimia ini diharapkan mahasiswa mampu
melaksanakan tahapan-tahapan praktikum dengan proposal yang telah dibuat dan
disetujui.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bapak Dr. Siswo Sumardiono, S.T., M.T. selaku Ketua Departemen
Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
3. Dr. Istadi, S.T., M.T. selaku dosen pengampu materi Hidrolisa
Minyak Jarak dalam Laboratorium Proses Kimia
4. Asisten Laboratorium Proses Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro
5. Teman-teman dan pihak-pihak yang telah banyak membantu atas
terselesaikannya laporan praktikum ini.
Disadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan laporan praktikum ini,
diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dalam laporan ini.
Diharapkan laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Semarang, 2017

Penyusun

iii
RINGKASAN

Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol.
Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan sumber minyak terbarukan, temasuk
non-edible oil sehingga tidak bersaing dengan kebutuhan konsumsi manusia seperti
minyak kelapa sawit, minyak jagung, dll. Tujuan dari percobaan ini adalah
mengetahui pengaruh variabel jenis dan konsentrasi katalis (HCl 0,140 N, HCl 0,160
N, H2SO4 0,160 N) terhadap konversi hidrolisa minyak jarak, nilai konstanta
kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak, dan arah kesetimbangan reaksi hidrolisa
minyak jarak.

Bahan yang digunakan adalah minyak jarak, aquadest, katalis, NaOH,


alkohol, surfaktan, dan indikator PP. Alat yang digunakan adalah labu leher tiga,
statif, klem, buret, heater, magnetic stirrer, termometer, pendingin balik, waterbath,
dan erlenmeyer. Metode yang digunakan untuk mengetahui banyaknya asam lemak
yang terbentuk dengan cara titrasi alkalimetri. Untuk memjadikan minyak jarak
terkonversi menjadi asam lemak bebas dengan cara hidrolisis dengan penambahan
HCl dan H2SO4 sebagai katalis dengan konsentrasi masing-masing.

Hasil yang didapat pada percobaan ini adalah besarnya konversi (x) pada
variabel 1 HCl 0,140 N sebesar 0,0019. Sedangkan variabel 2 HCl 0,160 sebesar
0,0061 dan variabel 3 H2SO4 0,160 N sebesar 0,077. pada nilai konstanta laju reaksi
pada setiap variabel sebesar 0,0024, 0,0057 dan 0,0237. Pada hasil nilai arah
kesetimbangan reaksi pada hidrolisi minyak jarak di setiap variabel juga mengalami
kenaikan di setiap kenaikan jumlah normalitas dan jumlah ion H pada katalis. Pada
variabel 1 nilai arah kesetimbanganya sebesar 0,0085, pada variabel 2 sebesar 0,020
dan 0,110 pada variable 3.

Dari hasil yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi dan jumlah ion H dalam katalis yang digunakan maka konversi yang
dihasilkan akan semakin besar pula karena katalis membantu mempercepat terjadi
reaksi hidrolisa. Nilai konstanta laju reaksi bertambah besar seiring kenaikan
konsentrasi dan jenis katalis dikarenakan terjadi kenaikan konversi dari reaktan
menjadi produk. Semakin besar konsentrasi katalis dan jumlah ion H dalam katalis
reaksi hidrolisis minyak jarak maka akan menghasilkan konstanta keseimbangan (K)
yang semakin besar pula.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
RINGKASAN ............................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan ........................................................................................... 1
1.3 Manfaat Percobaan ......................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hidrolisa Minyak Secara Umum .................................................................... 2
2.2 Minyak Jarak .................................................................................................. 4
2.3 Hidrolisa Minyak Jarak .................................................................................. 4
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hidrolisa Minyak Jarak ......................... 5
2.5 Mekanisme Hidrolisa Minyak Jarak .............................................................. 6
2.6 Pengaruh Surfaktan ........................................................................................ 7
2.7 Fungsi Etanol ................................................................................................. 7
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan dan Alat yang Digunakan.................................................................... 8
3.1.1 Bahan yang Digunakan ......................................................................... 8
3.1.2 Alat yang Digunakan............................................................................. 8
3.2 Gambar Alat ................................................................................................... 9
3.3 Variabel Operasi............................................................................................. 9
3.4 Respon Uji Hasil ............................................................................................ 9
3.5 Prosedur Percobaan ........................................................................................ 9
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Perbedaan Jenis dan Konsentrasi Katalis terhadap Konversi
Hidrolisa Minyak Jarak ............................................................................... 11
4.2 Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Katalis terhadap Konstanta Laju Reaksi
Hidrolisa Minyak Jarak ............................................................................... 12
4.3 Pengaruh Perbedaan Jenis dan Konsentrasi Katalis terhadap Arah
Kesetimbangan Hidrolisa Minyak Jarak...................................................... 13

v
4.4 Mekanisme Kerja Katalis pada Reaksi Hidrolisa Minyak Jarak................ ...14

4.5 Peranan Sarjana Teknik Kimia pada Industri Oleo Chemical dan Aplikasi
Hasil Hidrolisa Minyak Jarak ........................................................................ 15
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 18
5.2 Saran .............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 19

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Nilai konstanta kecepetan reaksi pada setiap variable ..................................12
Tabel 4.2 Kandungan Kimia Minyak Jarak ...............................................................15

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Reaksi Hidrolisa Trigliserida .................................................................... 6


Gambar 2.2 Rumus Bangun Surfaktan ......................................................................... 7
Gambar 3.2 Rangkaian Alat Hidrolisa .......................................................................... 9
Gambar 4.1 Pengaruh jenis dan konsentrasi katalis terhadap konversi ....................... 11
Gambar 4.2 Linierisasi Konstanta Kecepatan Reaksi .................................................. 12
Gambar 4.3 Pengaruh jenis dan konsentrasi katalis pada kesetimbangan reaksi.........13
Gambar 4.4 Mekanisme reaksi katalis pada reaksi hidrolisa ....................................... 14

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari)
gliserol. Perbedaan antara suatu lemak adalah pada temperatur kamar, lemak
akan berbentuk padat dan minyak berbentuk cair dan minyak mengandung
presentase asam tak jenuh lebih tinggi dibandingkan lemak (Hart, 1983 :
268). Sebagian besar gliserida pada hewan merupakan lemak yang biasa
disebut lemak hewani. Sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung
berupa minyak dan disebut sebagai minyak nabati.
Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan sumber minyak terbarukan,
temasuk non-edible oil sehingga tidak bersaing dengan kebutuhan konsumsi
manusia seperti minyak kelapa sawit, minyak jagung, dll. Hasil utama dari
pohon jarak adalah bijinya, apabila dikeringkan biji jarak akan menghasilkan
minyak jarak. Hidrolisa minyak jarak menjadi asam lemak dan gliserol
dilakukan dengan cara memanaskan campuran minyak jarak dan sedikit asam
sulfat. Asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis suatu minyak atau lemak
umumnya mempunyai rantai karbon panjang dan tidak bercabang.
Penggunaan langsung minyak jarak terbatas pada industri genteng,
obat-obatan, minyak rem, dan minyak lincir.

1.2. Tujuan Percobaan


1. Menentukan pengaruh perbedaan jenis dan konsentrasi katalis terhadap
konversi hidrolisa minyak jarak (x).
2. Menentukan pengaruh perbedaan jenis dan konsentrasi katalis terhadap nilai
konstanta kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak (k).
3. Menentukan pengaruh perbedaan jenis dan konsentrasi katalis terhadap arah
kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak jarak (K).

1.3. Manfaat Percobaan


1. Mahasiswa mampu memahami pengaruh perbedaan jenis dan konsentrasi
katalis terhadap konversi hidrolisa minyak jarak (x).
2. Mahasiswa mampu memahami pengaruh perbedaan jenis dan konsentrasi
katalis terhadap nilai konstanta kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak (k).
3. Mahasiswa mampu memahami pengaruh perbedaan jenis dan konsentrasi
katalis terhadap arah kesetimbangan reaksi hidrolisa minyak jarak (K).

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hidrolisa Minyak Secara Umum


Hidrolisa merupakan pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu
senyawa. Gugus –OH dapat diperoleh dari air. Hidrolisis dapat digolongkan
menjadi hidrolisis murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa,
gabungan alkali dengan air dan hidrolisis dengan katalis enzim. Berdasarkan
fase reaksi hidrolisis dikelompokkan menjadi hidrolisis fase cair dan fase uap.
Hidrolisa minyak nabati dapat dilakukan pada tekanan rendah akan tetapi
reaksinya berlangsung lambat sehingga diperlukan katalisator, misalnya
H2SO4 (Agra dan Warnijati, 1972). Katalisator tidak diperlukan, jika hidrolisis
dilakukan pada tekanan sangat tinggi yaitu 700 psia dan 485°F
(Groggins,1985) dan konversi yang dicapai > 90%. Pada proses hidrolisis, air
memecah gugus alkil dalam trigliserida minyak menjadi asam lemak dan
gliserol.
Pada reaksi dengan air reaksi dimungkinkan terjadi pada fase cair dan
fase minyak (Lewkowitsch, 1903), akan tetapi menurut Lascaray (1949) reaksi
pada fase minyaklah yang dominan sehingga kinetika reaksi ditentukan oleh
kecepatan difusi air ke dalam fase minyak dan reaksi antara air dan minyak di
fase minyak yang dapat disajikan ke dalam persamaan matematik
 Kecepatan difusi air ke fase minyak :
-rA = kla (CA* - CA1) mgrek/g minyak/menit ...(1)
Dengan:
CA = konsentrasi air di fase minyak yang seimbang dengan konsentrasi air
di fase air atau CA*= k CA2
CA1 = konsentrasi air di fase minyak, mgrek/g minyak CA2 = konsentrasi air
di fase air
kla = konstanta kecepatan difusi air ke fase minyak, menit-1

 Kecepatan reaksi di fase minyak :


rA = rB = kr CA1 CB ...(2)
Dengan:
CA1 = konsentrasi air di fase minyak
CB = konsentrasi minyak/trigliserida

2
Untuk mencari langkah yang mengontrol pada kinetika reaksi, disusun neraca
massa air dan neraca minyak di fase minyak sebagai berikut :
Neraca massa air dalam fase minyak :
dCA1
=k la (CA * - CA1 )-k r CA1 CB ...(3)
dt
Asumsi : dengan adanya pengadukan,kecepatan transer massa pada persamaan
diatas [k la (CA * - CA1 )] dianggap jauh lebih besar daripada kecepatan reaksi kimia
[k r CA1 CB ] maka dianggap hanya kecepatan reaksi kimia saja yang menentukan
kecepatan reaksi keseluruhan.

Neraca massa minyak dalam fase minyak :


dCB
= −k r CA1 CB ...(4)
dt
Jika diasumsikan bahwa reaksi mengikuti orde satu, maka salah satu reaktan
dibuat berlebih. Bila jumlah air berlebihan dan transfer massa air ke fase minyak
sangat cepat, maka fase minyak dianggap selalu jenih dengan air, maka CA1 = CA ∗
yang bernilai konstan pada suhu tertentu, k1 CA1 = k′ sehingga :
−rB = −k′CB
dCA1 dCB
= = −k′CB
dt dt
CB dCB t
∫C =-k ' ∫0 dt ...(5)
B0 CB

CB
ln =- k't ...(6)
CB0

dimana:
CB0 = banyaknya trigliserida mula-mula, mgrek/gr minyak
CB = banyaknya trigliserida suatu saat = CB0 – banyaknya asam lemak
bebas yang terjadi, mgrek/gr minyak
Bila
banyaknya asam bebas yang terbentuk
X= , maka
banyaknya trigliserida mula-mula
CB0 -CB
X= ...(7)
CB0
CB CB0 −(CB0 −CB )
= = (1 − X) ...(8)
CB0 CB0

ln(1 − X) = −kt ...(9)


Dimana :
k = konstanta kecepatan reaksi tingkat satu, s-1
t = waktu reaksi, s

3
Nilai konstanta kecepatan reaksi kimia sebagai fungsi suhu dapat dinyatakan
dengan persamaan Arrhenius :

k = Ae−Ea/RT
Dimana :
k = konstanta kecepatan reaksi, s-1
T = suhu, K
R = tetapan gas
Ea = energi aktivasi

2.2. Minyak Jarak


Minyak jarak merupakan minyak nabati yang diperoleh dengan cara
pemerasan dari tanaman Ricinus communis, kegunaan langsung minyak jarak
terbatas pada industri genteng, obat – obatan , minyak rem, minyak lincir.
Sifat fisik dari minyak jarak adalah cairan tidak berwarna atau berwarna
kuning pucat, bau lemak, rasa sedikit menggigit, viscositas tinggi dan bilangan
asam akan tinggi sesuai dengan waktu yang ditandai dengan biji rusak dan cara
pemerasan yang tidak baik.
Sifat kimia dari minyak jarak adalah mengandung 46 – 53% minyak.
Minyak jarak mengandung 80% gliserida, asam asinolat, stearat isoresinolat,
dihidroksi stearat dan palmiat. Minyak jarak juga mengandung 20% protein, 0,2
alkaloid piridin beracun, risinin serta enzim lipase minyak jarak mengandung
zat toksin risin.

2.3. Hidrolisa Minyak Jarak


Hidrolisa minyak jarak menjadi asam – asam lemak dan gliserol
dilakukan dengan cara memanaskan campuran minyak jarak dan sedikit asam
sulfat di dalam sebuah labu leher tiga. Pemanasan dilangsungkan sampai suhu
yang diinginkan sebelum air panas dimasukkan. Contoh diambil setiap waktu
tertentu (10 menit) untuk dianalisa asam bebasnya, kecepatan hidrolisis
terutama ditentukan oleh kecepatan reaksi antara air dan trigliserida di fase
minyak. Penggunaan air yang berlebihan memungkinkan fase minyak selalu
jenuh dengan air sehingga reaksi hidrolisis bertingkat satu semu terhadap
konsentrasi gliserida. Umumnya asam lemak hasil hidrolisa merupakan rantai
tak bercabang dan jumlah atom karbonnya selalu genap. Jika terdapat ikatan
ganda-dua, biasanya berkonfigurasi cis (atau Z) dan tidak terkonjugasi. (Hart,
1983 : 266)

4
2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hidrolisa Minyak Jarak
1. Waktu Reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka kesempatan zat-zat untuk bereaksi
semakin banyak sehingga konversi semakin besar. Pada saat kesetimbangan
reaksi tercapai, bertambahnya waktu reaksi tidak akan meningkatkan
konversi.
2. Suhu
Kenaikan suhu akan memperbesar nilai konstanta kecepatan reaksi.
Suhu yang semakin tinggi akan memperbesar kelarutan air dalam fase
minyak, sehingga makin banyak pula trigliserida yang bereaksi. Menurut
Rahayu (1999) hubungan antara konstanta kecepatan reaksi dengan suhu
dapat dinyatakan dengan persamaan:
k = 1,2515 ∙ 108 e−8022/T = 1,2515e−15939/RT
Dengan:
k = konstanta kecepatan reaksi, s-1
T = suhu absolut, K
R = tetapan gas = 1,987 cal/gmol K
3. Katalisator
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan
maksud memperbesar kecepatan reaksi. Fungsi katalis adalah memperbesar
kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi
aktivasi suatu reaksi. Dengan menurunnya energi aktivasi maka pada suhu
yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Katalis yang dapat
digunakan berupa enzim, asam, basa, maupun penukar ion. Katalisator pada
percobaan ini dipilih katalisator asam. Semakin banyak katalis asam yang
ditambahkan konversi akan semakin besar demikian juga terhadap konstanta
kecepatan reaksinya. Bila katalisator makin banyak, makin banyak pula
molekul-molekul trigliserida yang teraktifkan.
Menurut Rahayu (1999) hubungan antara konstanta kecepatan reaksi
(Kc) dengan konsentrasi asam (c) mgmol H2SO4/gr minyak dapat dinyatakan
dengan persamaan:
K c = 0,14525c13
Dengan c = mgmol H2SO4/gr minyak
4. Pencampuran
Agar zat dapat saling bertumbukan dengan baik, maka perlu adanya
pencampuran. Untuk proses batch, hal ini dapat dicapai dengan bantuan
pengaduk. Apabila prosesnya kontinyu maka pengadukan dilakukan dengan

5
cara mengatur aliran dalam reaktor agar terjadi olakan. Reaksi dapat berjalan
baik apabila dilakukan pencampuran dengan baik. Pengadukan dapat
menurunkan tahanan perpindahan massa dan mempercepat difusi zat reaksi
(Fogler, 1999).
5. Perbandingan Zat Pereaksi
Bila salah satu zat pereaksi berlebihan jumlahnya, maka
kesetimbangan dapat bergeser ke sebelah kanan dengan baik, begitupula
sebaliknya, jika produk diambil, maka reaksi akan bergeser kekanan
sehingga memperbesar frekuensi tumbukan, sehingga konstanta kecepatan
reaksi bertambah (Kirk and Othmer, 1980).

2.5. Mekanisme Hidrolisa Minyak Jarak


Hidrolisa adalah suatu proses menggunakan air untuk memecah
senyawa. Minyak jarak merupakan trigliserida dari lemak, yang apabila
dihidrolisa oleh air akan menghasilkan asam lemak bebas dan gliserin.
Dengan rumus bangun seperti gambar di bawah ini (Kirk dan Othmer, 1953) :

Gambar 2.1 Reaksi Hidrolisa Trigliserida


Mekanisme hidrolisa minyak jarak dengan katalis mengikuti pemecahan
ester. Radikal asam lemak bebas dipindahkan dari molekul gliserida,
sehingga pemecahan lemak tidak berjalan sempurna. Pemecahan terjadi
antara permukaan minyak dan lemak yang merupak reaksi homogen melalui
oksidasi air yang dilarutkan dalam fase minyak (Fessenden. 1984:135).

6
2.6. Pengaruh Surfaktan
Pada hidrolisa minyak jarak surfaktan yang digunakan ialah emulsifier
berupa sabun. Molekul surfaktan memiliki gugus yang bersifat hidrofilik dan
lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran minyak dan air. Molekul
yang bersifat hidrofilik (suka air) dan molekul yang bersifat lipofilik (suka
minyak). Umumnya bagian nonpolar (lipofilik) merupakan rantai alkil
panjang dan bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil (Hart,
1983:271)

Gambar 2.2 Rumus Bangun Surfaktan


Di dalam molekul surfaktan salah satu gugus harus dominan jumlahnya. Bila
gugus polar lebih dominan maka molekul surfaktan akan di absorpsi lebih
kuat ke air dibanding minyak. Akibatnya tegangan permukaan menurun
sehingga kedua fase mudah menyebar dan menjadi fase kontinyu. Demikian
pula sebaliknya bila gugus non polar lebih dominan maka molekul surfaktan
akan diabsorpsi lebih kuat oleh minyak dibanding air (Zuhrina, 2010).

2.7. Fungsi Etanol


Etanol disebut juga etil alkohol yang dipasaran lebih dikenal sebagai
alkohol merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam
kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang mudah menguap, mudah terbakar,
dan tidak berwarna (Safaatul & Prima, 2010).
Fungsi dari alkohol untuk menghancurkan sel-sel yang mengandung
minyak dan melarutkan minyak tersebut, seperti yang telah dijelaskan dalam
Jurnal Safaatul M. & Prima A.H. tahun 2010 mengenai ekstraksi minyak daun
jeruk purut (Citrus hystrix D.C) dengan pelarut etanol dan n-heksana, bahwa
syarat suatu senyawa dijadikan pelarut antara lain harus memiliki sifat inert,
dapat melarutkan namun tidak bereaksi dengan komponen minyak, pelarut
tidak mudah terbakar serta memiliki titik didih yang cukup rendah, agar
pelarut mudah diuapkan tanpa menggunakan suhu tinggi.

7
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN

3.1. Bahan dan Alat yang Digunakanan


3.2.1. Bahan yang digunakan
a. Minyak jarak
b. Aquadest
Menggunakan H2O dari proses Reverse Osmosis (RO)
c. Katalis
Katalis yang digunakan adalah katalis asam diantaranya HCl dengan
kemurnian 25%
d. NaOH
Menggunakan NaOH teknis berbentuk kristal dan berwarna putih,
diproduksi oleh PT. BRATACO CHEMIKA
e. Alkohol
Menggunakan etanol dengan kemurnian 96%
f. Surfaktan
Menggunakan sunlight yang diproduksi oleh PT. UNILEVER Tbk.
g. Indikator
Menggunakan PP

3.2.2. Alat yang digunakan


a. Labu leher tiga
b. Statif
c. Klem
d. Buret
e. Heater, magnetic stirrer
f. Termometer
g. Pendingin balik
h. Waterbath
i. Erlenmeyer

8
3.2. Gambar Alat
Keterangan
1. Magnetic stirer + heater
2. Waterbath
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
7. Statif

Gambar 3.1 Rangkaian Alat Hidrolisa

3.3. Variabel Operasi


a. Variabel tetap
Volume total = 275 ml
Volume emulsifier = 15 ml
Konsentrasi NaOH = 0,160 N
Katalis = HCl 0,140 N, HCl 0,160 N, H2SO4 0,160 N
T = 70 °C
Interval t = 0-15 menit
Volume etanol = 15 ml
b. Variabel berubah
Jenis Katalis
3.4. Respon Uji Hasil
Respon yang diambil berupa kadar asam lemak bebas yang terbentuk
sebagai hasil dari hidrolisa minyak jarak, sehingga besarnya konversi,
konstanta kecepatan reaksi dan konstanta kesetimbangan dapat ditentukan.

3.5. Prosedur percobaan


1. Menghitung densitas
a. Densitas minyak jarak
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan minyak jarak kedalam
picnometer yang telah diketahui volumenya (V), timbang beratnya (m2).
Hitung densitas minyak jarak
m2 − m1
ρ=
V

b. Densitas katalis

9
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan HCl teknis dilaboratorium
kedalam picnometer yang telah diketahui volumenya (V), timbang
beratya (m2). Hitung densitas HCl.
2. Analisa Kadar Asam Lemak dalam Bahan Baku
a. Masukkan 10 ml minyak jarak ke dalam erlenmeyer
b. Menambahkan 15 ml etanol 96% dan memanaskannya sambil diaduk
pada suhu 60 °C
c. Menambahkan 3 tetes indikator PP dan menitrasi dengan NaOH sampai
warna berubah menjadi merah muda.
d. Catat kebutuhan titran
3. Hidrolisa Minyak Jarak
a. Memasukkan minyak jarak ke dalam labu leher tiga
b. Memasukkan katalis ke dalam labu leher tiga
c. Mengalirkan air pendingin selama proses hidrolisa
d. Memanaskan campuran tersebut sampai suhu 70 °C kemudian
menambahkan aquadest yang telah dipanaskan ke dalam labu leher tiga
dan emulsifier (sabun) 15 ml
e. Mengambil sampel dalam selang waktu 5 menit untuk dianalisa asam
lemak dan asam total selama 0-15 menit
4. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
a. Memasukkan 10 ml minyak jarak yang telah dihidrolisa ke dalam
erlenmeyer
b. Menambahkan etanol 96% 15 ml dan dipanaskan sambil diaduk pada
suhu 60 °C
c. Menitrasi dengan NaOH : penambahan 3 tetes indikator PP, kemudian
dititrasi sampai warna merah muda
d. Mencatat kebutuhan titran
e. Ulangi langkah hidrolisa dan kadar asam lemak bebas hasil hidrolisa pada
setiap interval waktu

10
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Perbedaan Jenis dan Konsentrasi Katalis terhadap Konversi


Hidrolisa Minyak Jarak
0.12

0.1

0.08
Konversi

0.06 HCl 0,14 N


HCl 0,16N
0.04
H2SO4 0,16 N
0.02

0
0 5 10 15
Waktu (menit)

Gambar 4.1. Pengaruh jenis dan konsentrasi katalis terhadap konversi

Pada hasil percobaan hidrolisa minyak jarak dengan variabel perbedaan


konsentrasi katalis HCl yang digunakan, didapatkan hasil bahwa pada variabel 1
(0,14 N) untuk waktu 5 menit pertama mengalami perubahan reaktan menjadi produk
atau konversi sebesar 0,0019. Sedangkan pada variabel 2 dengan konsentrasi HCl
0,16 N didapatkan konversi 0,0061 dan variabel 3 H2SO4 (0,16 N) didapatkan 0,077.
Konversi yang didapatkan mengalami kenaikkan berdasarkan fungsi waktu yang
diukur setiap 4 menit. Kenaikkan konversi yang paling tinggi didapatkan pada
variabel 3 pada waktu 15 menit yakni sebesar 0,097. Sedangkan untuk variabel 2 dan
1 juga mengalami kenaikan konversi sebesar 0,020 dan 0,0084.
Hampir semua reaksi hidrolisa memerlukan katalisator untuk mempercepat
jalannya reaksi. Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim atau asam, karena
kerjanya lebih cepat (Mardina, 2014). Asam yang dipakai beraneka ragam mulai dari
asam klorida, asam sulfat, sampai asam nitrat. Yang berpengaruh terhadap kecepatan
reaksi adalah konsentrasi ion H, bukan jenis asamnya. Meskipun demikian di dalam
industri umumnya dipakai asam klorida. Umumnya dipergunakan larutan asam yang
mempunyai konsentrasi asam lebih tinggi. Katalisator dapat mempercepat terjadi
reaksi dari reaktan menjadi produk dikarenkan katalisator dapat menurunkan nilai
Energi Aktifasi (EA) yang ada dalam suatu reaksi kimia.

11
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa semakin besar konsentrasi katalis
maka konversi yang dihasilkan semakin besar pula. Di samping itu, perbedaan jenis
katalis mempengaruhi dalam konversi pula, di mana semakin banyak ion H dalam
suatu katalis maka konversi yang dihasilkan semakin besar. Seperti diketahui di atas,
bahwa konversi paling besar adalah pada variabel 3 yaitu menggunakan katalis
H2SO4 0,16 N. Hal ini dikarenakan ion H dalam katalis H2SO4 lebih banyak
dibandingkan dengan katalis HCl, sehingga konversi yang dihasilkan semakin besar
pula.
4.2 Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Katalis terhadap Konstanta Laju Reaksi
Hidrolisa Minyak Jarak
Tabel 4. 1 Nilai konstanta kecepetan reaksi pada setiap variabel

Konstanta Kecepatan Reaksi (k)(min-


Katalis 1)

Variabel I (HCl 0,14 N) 0,0024


Variabel II (HCl 0,16 N) 0,0057
Variabel III (H2SO4 0,16 N) 0,0237

0.14
y = 0.0237x + 0.029
0.12 R² = 0.9158
HCl 0,14 N
0.1 HCl 0,16N
H2SO4 0,16 N
-ln(1-XA)

0.08
Linear (HCl 0,14 N)
0.06 Linear (HCl 0,16N)

0.04
y = 0.0057x - 0.0047
R² = 0.9344
0.02
y = 0.0024x - 0.0021
R² = 0.9002
0
0 5 10 15
Waktu (Menit)

Gambar 4.2. Linierisasi Konstanta Kecepatan Reaksi

Pada hasil percobaan didapatkan hasil konstanta kesetimbangan reaski (k) pada
variabel 1 sebesar 0,0024/menit. Sedangkan pada variabel 2 dan 3 sebesar
0,0057/menit dan 0,0237/menit. Dari hasil yang didapakan, dapat dilihat bahwa nilai
konstanta kesetimbangan reaski mengalami kenaikan setiap kenaikan konsentrasi
katalis serta jenis katalis yang digunakan. Nilai dari kecepatan reaksi dapat dihitung

12
dengan pendekatan, dalam perhitungan kali ini digunakan pendekatan least square
yaitu dengan melinearisasi data yang didapat. Persamaan linearisasi yang digunakan
dalam perhitungan berikut
ln(1 − 𝑋) = −𝑘𝑡

Dalam persamaan ini maka nilai k dapat dihitung dengan menghitung nilai dari
gradien pada data yang didapat. Berdasarkan tabel 4.1 nilai dari kecepatan reaksi akan
meningkat seiring dengan kenaikan konsentrasi kalatis yang diberikan, serta jenis
katalis yang digunakan. Konstanta kecepatan reaksi yang tertinggi adalah proses
hidrolisa dengan katalis H2SO4 0,16 N, di mana katalis ini yang memiliki ion H paling
banyak dan konsentrasi yang paling tinggi, sehingga didapatkan nilai konstanta
kecepatan reaksi paling tinggi pula.

4.3 Pengaruh Perbedaan Jenis dan Konsentrasi Katalis terhadap Arah


Kesetimbangan Hidrolisa Minyak Jarak
0.12 0.11

0.1

0.08
Nilai K

0.06
nilai K
0.04
0.02
0.02
0.0085

0
1 2 3
Variabel

Gambar 4.3 Pengaruh jenis dan konsentrasi katalis pada kesetimbangan reaksi

Dari grafik yang terdapat pada gambar 4.4, didapatkan fenomena bahwa
dengan kenaikan konsentrasi katalis dan jumlah ion H pada katalis akan
mengakibatkan konstanta kesetimbangan reaksi (K) semakin besar pula. Pada
variabel pertama dengan konsentrasi HCl 0,14 N memiliki nilai K sebesar 0,0085
sedangkan variabel 2 (HCl 0,16 N) dan variabel 3 (H2SO4 0,16 N) sebesar 0,020 dan
0,110. Perhitungan untuk konstanta kesetimbangan reaksi (K) sangat dipengaruhi
oleh jumlah konsentrasi produk dan reaktan pada kondisi setimbang. Tetapan
kesetimbanggan (K) adalah hasil kali produk dipangkatkan koefisien reaksinya
dibagi hasil kali rekatan dipangkatkan koefisien reaksinya. Adapun mekanisme
perhitungan sebagai berikut:

13
Trigliserida + 3 H2 O (excess) → 3 Asam Lemak Bebas + Gliserol
A 3B 3C D
[𝐷][𝐶]3
𝐾𝑐 =
[𝐴][𝐵]3
Menurut Le Chatelir, suatu sistem kesetimbangan akan tetap
mempertahankan posisinya jika terdapat perubahan yang mengakibatkan terjadinya
pergeseran reaksi kesetimbangan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi reaksi
kesetimbangan salah satunya adalah suhu, tekanan dan volume. Namun katalis tidak
termasuk dalam factor-faktor yang memperngaruhi pergesaran arah reaksi
kesetimbangan. Laju reaksi yang semakin cepat akan meningkatkan jumlah produk
dan menurunkan jumlah reaktan. Dari rumus umum Kc, ada hubungan antara
konstanta kesetimbangan dengan jumlah produk dan rekatan. Untuk produk
berbanding lurus dengan nilai Kc, sehingga semakin besar produk maka Kc semakin
besar. Sedangkan hubungan Kc dengan reaktan berbanding terbalik, jika jumlah
reaktan kecil , maka nilai Kc akan besar. Semakin banyak reaktan maka jumlah
produk yang dihasilkan pun semakin besar (Aziz dkk., 2013). Dari percobaan
diperoleh Kc variable 1 < Kc variable 2 < Kc variable 3.

4.4 Mekanisme Kerja Katalis pada Reaksi Hidrolisa Minyak Jarak

Gambar 4.4 Mekanisme reaksi katalis pada reaksi hidrolisa


Pada hidrolisa, biasa digunakan asam sebagai katalis untuk hidrolisa. Dalam
hal ini, yang dihidrolisa merupakan ester dengan katalis CH3COOH. Prinsip utama
katalis adalah untuk menurunkan energi aktivasi suatu reaksi agar dapat berjalan lebih
cepat. Maka, ion [H+] diambil dari CH3COOH oleh H2O agar substrat dapat
mengambil ion H+ dengan tujuan merubah struktur senyawa agar dapat dihidrolisa
oleh H2O (University of Victoria, 2004)

14
4.5 Peranan Sarjana Teknik Kimia pada Industri Oleo Chemical dan Aplikasi
Hasil Hidrolisa Minyak Jarak
Tabel 4.2 Kandungan Kimia Minyak Jarak

Minyak jarak mempunyai sifat sangat beracun di samping kandungan asam


lemak esensialnya yang sangat rendah. Hal yang demikian menyebabkan minyak
jarak tidak dapat digunakan sebagai minyak makan dan bahan pangan.
Minyak jarak dan turunannya digunakan dalam industry cat, varnish,
lacquer, pelumnas, tinta cetak, linoleum, oil cloth, dan sebagai bahan baku dalam
industry-industri plastic dan nilon. Dalam jumlah kecil minyak jarak dan
turunannya juga digunakan untuk pembuatan kosmetik, semir, dan lilin.
Industri oleokimia di Indonesia merupakan industri yang memiliki backup
bahan baku yang sangat melimpah karena Indonesia merupakan produsen bahan
baku bagi industri ini yakni CPO terbesar di dunia. Meskipun memiliki industri
bahan baku yang melimpah, namun perkembangan industri ini masih kalah
dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang kapasitas
produksinya mencapai dua kali lipat dari Indonesia.
Sebagai gambaran, Indonesia menguasai sekitar 12 persen permintaan
oleochemical dunia yang mencapai enam juta metrik ton per tahun, sementara
Malaysia mencapai 18,6 persen. Industri hilir Malaysia mampu mengolah CPO
menjadi lebih dari 120 jenis produk bernilai tambah tinggi, sedangkan Indonesia
baru belasan produk. Malaysian Palm Oil Board (MPOB), yang merupakan
institusi tertinggi dalam pelaksanaan kebijakan industri kelapa sawit di Malaysia
adalah institusi di balik kesuksesan sawit Malaysia.

15
Industri oleokimia merupakan industri yang strategis karena selain
keunggulan komparatif yakni ketersediaan bahan baku yang melimpah juga
memberikan nilai tambah produksi yang cukup tinggi yakni di atas 40 persen dari
nilai bahan bakunya yakni CPO dan PKO.
Meskipun belum seberkembang Malaysia, namun industri oleokimia
Indonesia tumbuh dalam beberapa tahun terakhir dengan penambahan kapasitas
dalam beberapa tahun terakhir baik yang sedang dilaksanakan maupun
direncanakan. Terdapat beberapa pemain baru dan juga penambahan kapasitas
produksi dari pemain yang sudah ada. Adanya beberapa rencana investasi baru
menunjukkan bahwa industri ini cukup diminati dan akan berkembang di masa
mendatang.
Penambahan kapasitas ini tepat meskipun secara global, kapasitas produksi
dunia masih lebih besar dari kebutuhan produk oleokimia, namun pertumbuhan
permintaan masih terus terjadi dengan level sekitar 5 persen per tahun sehingga
prospek industri ini cukup menjanjikan. Industri ini tidak lepas 2 dari
permasalahan di dalam negeri yang salah satunya adalah jaminan pasokan bahan
baku berupa CPO yang belum sepenuhnya teratasi karena produksi CPO lebih
banyak diekspor daripada dipasok ke industri dalam negeri.
Pengolahan minyak menjadi asam lemak merupakan proses yang penting
karena salah satu dari dua pintu gerbang utama yang menjembatani industri
minyak nabati dengan industri oleokimia. Mengingat bahwa peranan asam lemak
sangat penting sekali khususnya bagi industri oleokimia, maka bertolak belakang
dari inilah timbul pemikiran untuk mendirikan pabrik asam lemak dari minyak
nabati sebagai industri intermediate (antara) bagi industri-industri lain. Dampak
positif lain dengan didirikannya pabrik asam lemak ini adalah dapat mengurangi
jumlah impor asam lemak sehingga menghemat devisa negara, selain itu juga
akan merangsang industri-industri lain sehingga akan tercipta lapangan kerja
baru yang dapat mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Dalam hal ini
teknik kimia memiliki peranan dimana dalam proses perancangan pabrik tersebut
mengenai proses kimia, kapasitas, perancangan peralatan-peralatan pabrik, serta
mengenai besarnya biaya investasi dan keuntungan dari suatu pabrik.
Penggunaan langsung minyak jarak terbatas pada industri genteng, obat-
obatan, minyak rem, dan minyak lincir. Diperlukan adanya hidrolisa minyak
jarak menjadi asam lemak dan gliserol karena lebih banyak dibutuhkan di
industri sehingga dapat meningkatkan penggunaannya . Menurut Awaliyah
(2006), pemanfaatan dari gliserol yaitu sebagai resin sintetis, getah ester, obat-
obatan, kosmetik, dan pasta gigi Asam lemak juga digunakan dalam penyusunan

16
berbagai macam produk, seperti sabun, deterjen, surfaktan, pelumas, plasticizers,
cat, coating, obat-obatan, makanan, produk perawatan pertanian, industri dan
pribadi (Setyopratomo, 2011).

17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

1. Semakin besar konsentrasi dan jumlah ion H dalam katalis, maka proses
hidrolisa yang terjadi menghasilkan konversi yang semakin besar pula, karena
katalis membantu mempercepat terjadi reaksi hidrolisa.
2. Nilai konstanta laju reaksi bertambah besar seiring kenaikan konsentrasi dan
jenis katalis, di mana konstanta laju reaksi hidrolisa paling besar pada
penggunaan katalis H2SO4 0,16 N
3. Semakin besar konsentrasi dan jumlah ion H dalam katalis reaksi hidrolisis
minyak jarak maka akan menghasilkan konstanta keseimbangan (K) yang
semakin besar pula.

5.2 Saran

1. Suhu operasi dijaga konstan selama hidrolisa berlangsung, sehingga tidak


mempengaruhi hasil hidrolisa minyak yang diperoleh.
2. Suhu titrasi dijaga konstan 60oC.
3. Amati perubahan warna saat TAT, karena warna merah muda yang muncul di
awal awal akan menghilang. Pastikan warna merah muda yang timbul tidak
hilang ketika titrat dikocok.

18
DAFTAR PUSTAKA

Agra, S. B. dan Warnijati S. 1972. Hidrolisis Minyak Kelapa dengan Katalisator


Asam. Forum Teknik.2(1): 31 - 40.
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S.1999. Kimia Organik.jilid 2. Ed.3. hal 83.
Jakarta: Erlangga,
Groggins, P.H. 1958.Unit Processes in Organic Synthesis. pp.699. New York :
McGraw Hill. Inc.
Hart, Harold. 1983. Organic Chemistry, a Short Course. Ed.6. England :
Houghton Mifflin Co.
Ketaren. 1986. Minyak dan Lemak Pangan.UI-Press. Jakarta.
Kirk, R. E. and Othmer, D. F. 1953. Encyclopedia of Chemical Technology 6, pp.
231–236. New York : The Interscience Encyclopedia. Inc.,
Lascaray, L. 1949.Mechanism of fat splitting. Industrial & Engineering
Chemistry 41(4),786-790.
Lewkowitsch, J. 1903. J. Soc. Chem. Indust., 22, 67.
Rahayu, S. 1999. Hidrolisis Minyak Jarak dengan Katalisator Asam Sulfat.
Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Dan Proses.
Safaatul Munawaroh dan Prima Astuti handayani.2010. Ekstraksi Minyak Daun
Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana.
Semarang
Zuhrina. 2010. Optimasi Sintesis Surfaktan Alkanolamida dari Asam Laurat
dengan Dietanolamina dan N-Metil Glukamina Secara Enzimatik. Disertasi
Doktor. Universitas Sumatera Utara.

19
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN

1. Kebutuhan NaOH 0,165 N


massa 1000
N= × × kadar
BM volume
massa 1000
0,160 = × × 98%
40 275
massa = 3,14 gram

2. Densitas minyak jarak, HCl, dan H2SO4


Kalibrasi picnometer :
m
ρ=
v
89,788 − 39,492
0,996 =
v
v = 50,5 ml
Densitas minyak jarak :
85,138 − 39,492
ρ= = 0,903 gr/ml
50,5
Densitas HCl :
88,204 − 29,97
ρ= = 1,165 gr/ml
50
Densitas H2SO4:
116,64 − 29,97
ρ= = 1,729 gr/ml
50

3. Perbandingan volume air dan minyak jarak


𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ∙ 𝑉𝑚
1 𝐵𝑀
=
9 𝜌 𝑎𝑖𝑟 ∙ 𝑉 𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟
0,903 ∙ 𝑉𝑚
1 1067
=
9 0,996 ∙ 𝑉𝑎
18
7,30 𝑉𝑎 = 𝑉𝑚
4. Variabel I (HCl 0,140 N)
BM × N × Volume total
Volume HCl =
1000 × e × kadar
36,5 × 0,14 × 275
Volume HCl =
25
1000 × 1 × 100

Volume HCl = 4,82 ml


 Volume total = V minyak + V air + V HCl + V emulsifier
275 = Vm + Va + 4,82 + 15
Vm + Va = 255,18 ml

𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ∙ 𝑉𝑚
1 𝐵𝑀
=
9 𝜌 𝑎𝑖𝑟 ∙ 𝑉 𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟
0,903 ∙ 𝑉𝑚
1 1067
=
9 1 ∙ 𝑉𝑎
18
7,30 𝑉𝑎 = 𝑉𝑚
Vm + Va = 255,18
7,30 𝑉𝑎 + Va = 255,18
𝑉𝑎 = 30,74 𝑚𝑙
𝑉𝑚 = 224,44 𝑚𝑙
5. Variabel II (HCl 0,160 N)
BM × N × Volume total
Volume HCl =
1000 × e × kadar
36,5 × 0,16 × 275
Volume HCl =
25
1000 × 1 × 100

Volume HCl = 5,51 ml

 Volume total = V minyak + V air + V HCl + V emulsifier


275 = Vm + Va + 5,51 + 15
Vm + Va = 254,49 ml

𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ∙ 𝑉𝑚
1 𝐵𝑀
=
9 𝜌 𝑎𝑖𝑟 ∙ 𝑉 𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟
0,903 ∙ 𝑉𝑚
1 1067
=
9 1 ∙ 𝑉𝑎
18
7,30 𝑉𝑎 = 𝑉𝑚
Vm + Va = 254,49
7,30 𝑉𝑎 + Va = 254,49
𝑉𝑎 = 30,66 𝑚𝑙
𝑉𝑚 = 223,83 𝑚𝑙
6. Variabel III (H2SO4 0,160 N)
BM × N × Volume total
Volume H2SO4 =
1000 × e × kadar
98 × 0,16 × 275
Volume H2SO4 =
97
1000 × 2 × 100

Volume H2SO4 = 1,285 ml

 Volume total = V minyak + V air + V H2SO4 + V emulsifier


275 = Vm + Va + 1,285 + 15
Vm + Va = 258,72 ml

𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ∙ 𝑉𝑚
1 𝐵𝑀
=
9 𝜌 𝑎𝑖𝑟 ∙ 𝑉 𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟
0,903 ∙ 𝑉𝑚
1 1067
=
9 1 ∙ 𝑉𝑎
18
7,30 𝑉𝑎 = 𝑉𝑚
Vm + Va = 258,72
7,30 𝑉𝑎 + Va = 258,72
𝑉𝑎 = 31,17 𝑚𝑙
𝑉𝑚 = 227,55 𝑚𝑙
LEMBAR PERHITUNGAN HASIL PERCOBAAN

1. Analisa kadar asam lemak dalam bahan baku


(V ∙ N)NaOH × BMasam lemak
% asam lemak = × 100%
V titrasi × ρ minyak jarak
(4,1 ∙ 0,160) × 1067
% asam lemak = × 100%
10 × 0,903 × 1000
% asam lemak = 7,75 %
% trigliserida = (100 − 7,75)% = 92,25%
2. CA0 (konsentrasi asam lemak awal)
(V ∙ N)NaOH
CA0 =
V titrasi × ρ minyak jarak
4,1 × 0,160
CA0 = = 0,073 mmol ek./gram
10 × 0,903
%trigliserida
Triglierida = × CA0
%asam lemak
92,25 %
Triglierida = × 0,073 = 0,868 mol/gram
7,75 %
3. Analisa hasil hidrolisa minyak jarak
(V ∙ N)NaOH
CA0 =
V titrasi × ρ minyak jarak
Variabel I (HCl 0,140 N)
t = 0 menit
4,9 × 0,140
CA = = 0,076 mol ek./gram
10 × 0,903

t = 5 menit

5,0 × 0,140
CA = = 0, 078 mol ek./gram
10 × 0,903
t = 10 menit
5,4 × 0,140
CA = = 0,084 mol ek./gram
10 × 0,903
t = 15 menit
6,1 × 0,140
CA = = 0,095 mol ek./gram
10 × 0,903

Variabel II (HCl 0,160 N)


t = 0 menit
4,5 × 0,160
CA = = 0,079 mol ek./gram
10 × 0,903
t = 5 menit
5 × 0,160
CA = = 0, 089 mol ek./gram
10 × 0,903
t = 10 menit
6,1 × 0,160
CA = = 0,110 mol ek./gram
10 × 0,903
t = 15 menit
7,1 × 0,160
CA = = 0,126 mol ek./gram
10 × 0,903
Variabel III (H2SO4 0,160 N)
t = 0 menit
10,2 × 0,160
CA = = 0,181 mol ek./gram
10 × 0,903
t = 5 menit
15,5 × 0,160
CA = = 0, 274 mol ek./gram
10 × 0,903
t = 10 menit
17,3 × 0,160
CA = = 0,310 mol ek./gram
10 × 0,903
t = 15 menit
18,5 × 0,160
CA = = 0,328 mol ek./gram
10 × 0,903
4. Konversi (XA)
1
(C )
XA = 3 × A − CA0
Konsentrasi trigliserida
Variabel I (HCl 0,140 N)
t = 0 menit
1
× (0,076 − 0,073)
XA = 3 = 0,0012
0,868
t = 5 menit
1
× (0,078 − 0,073)
XA = 3 = 0,0019
0,868
t = 10 menit
1
× (0,084 − 0,073)
XA = 3 = 0,0042
0,868
t = 15 menit
1
× (0,095 − 0,073)
XA = 3 = 0,0084
0,868

Variabel II (HCl 0,160 N)


t = 0 menit
1
× (0,079 − 0,073)
XA = 3 = 0,0023
0,868
t = 5 menit
1
× (0, 089 − 0,073)
XA = 3 = 0,0061
0,868
t = 10 menit
1
× (0,110 − 0,073)
XA = 3 = 0,014
0,868
t = 15 menit
1
× (0,126 − 0,073)
XA = 3 = 0,020
0,868
Variabel III (H2SO4 0,160 N)
t = 0 menit
1
× (0,181 − 0,073)
XA = 3 = 0,041
0,868
t = 5 menit
1
× (0, 274 − 0,073)
XA = 3 = 0,077
0,868
t = 10 menit
1
× (0,310 − 0,073)
XA = 3 = 0,091
0,868
t = 15 menit
1
× (0,328 − 0,073)
XA = 3 = 0,097
0,868
CA
V CA -ln(1-
Variabel Waktu terhidrolisa XA K
NaOH terbentuk XA)
(CA-CA0)
1,2 x 10-
0 4,9 0,003 0,076 0,0012 3

1,9 x 10-
5 4,5 0,005 0,078 0,0019 3
I
0,0085
(HCl 0,14N) 4,2 x 10-
10 5,4 0,011 0,084 0,0042 3

8,5 x 10-
15 6,1 0,022 0,095 0,0085 3

2,3 x 10-
0 4,5 0,006 0,079 0,0023 3

II 6,1 x 10-
5 5 0,016 0,089 0,0061 3 0,020
(HCl 0,16N)
10 6,1 0,037 0,110 0,014 0,01
15 7,1 0,053 0,126 0,020 0,020
0 10,2 0,108 0,181 0,043 0,044
III 5 15,5 0,201 0,274 0,083 0,087
(H2SO4 0,11
10 17,3 0,237 0,310 0,10 0,105
0,160 N)
15 18,5 0,255 0,328 0,11 0,117

5. Nilai Konstanta kesetimbangan reaksi


−XA
K=
XA − 1

Variabel I (HCl 0,14 N)


−0,0084
K= = 0,0085
0,0084 − 1

Variabel II (HCl 0,16 N)


−0,020
K= = 0,020
0,020 − 1

Variabel III (H2SO4 0,160 N)

−0,097
K= = 0,11
0,097 − 1

 Perhitungan K teoritis
∆G = −RT ln K
∆G
ln K = −
RT
∆GR = ∆Gf(produk) − ∆Gf(reaktan)
Dimana :
 ΔGf C3H5(COOR)3 (Trigliserida) = 84,842 kal/gmol
 ΔGf H2O (Air) = 59,690 kal/gmol
 ΔGf RCOOH (Asam Lemak) = 90,098 kal/gmol
 ΔGf C3H5(OH)3 (Gliserol) = 113,650 kal/gmol
∆GR = ∆Gf(produk) − ∆Gf(reaktan)
∆GR = [[(3 × 90,098 ) + 113,650] − [84,842 + (3 × 59,690 ]]kal/gmol
∆GR = −120,032 kal/gmol
(Defany, 2012)

−∆G
K 298 = exp [ ]
RT

−(−120,032 kal/gmol)
K 298 = exp [ ]
kal
1,987 ∙ 298 K
gmol. K
K 298 = 1,2247
∆HR = ∆Hf(produk) − ∆Hf(reaktan)
Dimana :

 ΔHf C3H5(COOR)3 (Trigliserida) = 382,456 kal/gmol


 ΔHf H2O (Air) = 68,317 kal/gmol
 ΔHf RCOOH (Asam Lemak) = 138,642 kal/gmol
 ΔHf C3H5(OH)3 (Gliserol) = 159,1 kal/gmol
∆HR = ∆Hf(produk) − ∆Hf(reaktan)
∆HR = [[(3 × 138,642 ) + 159,1] − [382,456 + (3 × 68,317 ]]kal/gmol
∆HR =12,321 kal/gmol
(Defany, 2012)
K −∆H 1 1
ln = [ − ]
K 298 RT T298 T
K 12,321 kal/gmol 1 1
ln =− [ − ]
1,2247 kal 298 K 343 K
1,987 ∙ 298 K
gmol. K
K = 1,228

Anda mungkin juga menyukai