Telah disetujui oleh asisten pengampu materi Hidrolisa Minyak Jarak pada
hari :
tanggal :
Semarang, 2017
Telah menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Istadi, S. T, M. T.
NIP 19710301 199702 1 001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikan Laporan Praktikum Proses Kimia ini
dengan judul “Hidrolisa Minyak Jarak”. Laporan Praktikum Proses Kimia ini
merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh semua mahasiswa. Dalam
penyusunan Laporan Praktikum Proses Kimia ini diharapkan mahasiswa mampu
melaksanakan tahapan-tahapan praktikum dengan proposal yang telah dibuat dan
disetujui.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bapak Dr. Siswo Sumardiono, S.T., M.T. selaku Ketua Departemen
Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
3. Dr. Istadi, S.T., M.T. selaku dosen pengampu materi Hidrolisa
Minyak Jarak dalam Laboratorium Proses Kimia
4. Asisten Laboratorium Proses Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro
5. Teman-teman dan pihak-pihak yang telah banyak membantu atas
terselesaikannya laporan praktikum ini.
Disadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan laporan praktikum ini,
diharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dalam laporan ini.
Diharapkan laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Semarang, 2017
Penyusun
iii
RINGKASAN
Lemak dan minyak adalah trigliserida yang berarti triester (dari) gliserol.
Pohon jarak (Ricinus communis) merupakan sumber minyak terbarukan, temasuk
non-edible oil sehingga tidak bersaing dengan kebutuhan konsumsi manusia seperti
minyak kelapa sawit, minyak jagung, dll. Tujuan dari percobaan ini adalah
mengetahui pengaruh variabel jenis dan konsentrasi katalis (HCl 0,140 N, HCl 0,160
N, H2SO4 0,160 N) terhadap konversi hidrolisa minyak jarak, nilai konstanta
kecepatan reaksi hidrolisa minyak jarak, dan arah kesetimbangan reaksi hidrolisa
minyak jarak.
Hasil yang didapat pada percobaan ini adalah besarnya konversi (x) pada
variabel 1 HCl 0,140 N sebesar 0,0019. Sedangkan variabel 2 HCl 0,160 sebesar
0,0061 dan variabel 3 H2SO4 0,160 N sebesar 0,077. pada nilai konstanta laju reaksi
pada setiap variabel sebesar 0,0024, 0,0057 dan 0,0237. Pada hasil nilai arah
kesetimbangan reaksi pada hidrolisi minyak jarak di setiap variabel juga mengalami
kenaikan di setiap kenaikan jumlah normalitas dan jumlah ion H pada katalis. Pada
variabel 1 nilai arah kesetimbanganya sebesar 0,0085, pada variabel 2 sebesar 0,020
dan 0,110 pada variable 3.
Dari hasil yang didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar
konsentrasi dan jumlah ion H dalam katalis yang digunakan maka konversi yang
dihasilkan akan semakin besar pula karena katalis membantu mempercepat terjadi
reaksi hidrolisa. Nilai konstanta laju reaksi bertambah besar seiring kenaikan
konsentrasi dan jenis katalis dikarenakan terjadi kenaikan konversi dari reaktan
menjadi produk. Semakin besar konsentrasi katalis dan jumlah ion H dalam katalis
reaksi hidrolisis minyak jarak maka akan menghasilkan konstanta keseimbangan (K)
yang semakin besar pula.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
RINGKASAN ............................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Percobaan ........................................................................................... 1
1.3 Manfaat Percobaan ......................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hidrolisa Minyak Secara Umum .................................................................... 2
2.2 Minyak Jarak .................................................................................................. 4
2.3 Hidrolisa Minyak Jarak .................................................................................. 4
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hidrolisa Minyak Jarak ......................... 5
2.5 Mekanisme Hidrolisa Minyak Jarak .............................................................. 6
2.6 Pengaruh Surfaktan ........................................................................................ 7
2.7 Fungsi Etanol ................................................................................................. 7
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan dan Alat yang Digunakan.................................................................... 8
3.1.1 Bahan yang Digunakan ......................................................................... 8
3.1.2 Alat yang Digunakan............................................................................. 8
3.2 Gambar Alat ................................................................................................... 9
3.3 Variabel Operasi............................................................................................. 9
3.4 Respon Uji Hasil ............................................................................................ 9
3.5 Prosedur Percobaan ........................................................................................ 9
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Perbedaan Jenis dan Konsentrasi Katalis terhadap Konversi
Hidrolisa Minyak Jarak ............................................................................... 11
4.2 Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Katalis terhadap Konstanta Laju Reaksi
Hidrolisa Minyak Jarak ............................................................................... 12
4.3 Pengaruh Perbedaan Jenis dan Konsentrasi Katalis terhadap Arah
Kesetimbangan Hidrolisa Minyak Jarak...................................................... 13
v
4.4 Mekanisme Kerja Katalis pada Reaksi Hidrolisa Minyak Jarak................ ...14
4.5 Peranan Sarjana Teknik Kimia pada Industri Oleo Chemical dan Aplikasi
Hasil Hidrolisa Minyak Jarak ........................................................................ 15
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 18
5.2 Saran .............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 19
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Nilai konstanta kecepetan reaksi pada setiap variable ..................................12
Tabel 4.2 Kandungan Kimia Minyak Jarak ...............................................................15
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Untuk mencari langkah yang mengontrol pada kinetika reaksi, disusun neraca
massa air dan neraca minyak di fase minyak sebagai berikut :
Neraca massa air dalam fase minyak :
dCA1
=k la (CA * - CA1 )-k r CA1 CB ...(3)
dt
Asumsi : dengan adanya pengadukan,kecepatan transer massa pada persamaan
diatas [k la (CA * - CA1 )] dianggap jauh lebih besar daripada kecepatan reaksi kimia
[k r CA1 CB ] maka dianggap hanya kecepatan reaksi kimia saja yang menentukan
kecepatan reaksi keseluruhan.
CB
ln =- k't ...(6)
CB0
dimana:
CB0 = banyaknya trigliserida mula-mula, mgrek/gr minyak
CB = banyaknya trigliserida suatu saat = CB0 – banyaknya asam lemak
bebas yang terjadi, mgrek/gr minyak
Bila
banyaknya asam bebas yang terbentuk
X= , maka
banyaknya trigliserida mula-mula
CB0 -CB
X= ...(7)
CB0
CB CB0 −(CB0 −CB )
= = (1 − X) ...(8)
CB0 CB0
3
Nilai konstanta kecepatan reaksi kimia sebagai fungsi suhu dapat dinyatakan
dengan persamaan Arrhenius :
k = Ae−Ea/RT
Dimana :
k = konstanta kecepatan reaksi, s-1
T = suhu, K
R = tetapan gas
Ea = energi aktivasi
4
2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hidrolisa Minyak Jarak
1. Waktu Reaksi
Semakin lama waktu reaksi maka kesempatan zat-zat untuk bereaksi
semakin banyak sehingga konversi semakin besar. Pada saat kesetimbangan
reaksi tercapai, bertambahnya waktu reaksi tidak akan meningkatkan
konversi.
2. Suhu
Kenaikan suhu akan memperbesar nilai konstanta kecepatan reaksi.
Suhu yang semakin tinggi akan memperbesar kelarutan air dalam fase
minyak, sehingga makin banyak pula trigliserida yang bereaksi. Menurut
Rahayu (1999) hubungan antara konstanta kecepatan reaksi dengan suhu
dapat dinyatakan dengan persamaan:
k = 1,2515 ∙ 108 e−8022/T = 1,2515e−15939/RT
Dengan:
k = konstanta kecepatan reaksi, s-1
T = suhu absolut, K
R = tetapan gas = 1,987 cal/gmol K
3. Katalisator
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan
maksud memperbesar kecepatan reaksi. Fungsi katalis adalah memperbesar
kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi
aktivasi suatu reaksi. Dengan menurunnya energi aktivasi maka pada suhu
yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Katalis yang dapat
digunakan berupa enzim, asam, basa, maupun penukar ion. Katalisator pada
percobaan ini dipilih katalisator asam. Semakin banyak katalis asam yang
ditambahkan konversi akan semakin besar demikian juga terhadap konstanta
kecepatan reaksinya. Bila katalisator makin banyak, makin banyak pula
molekul-molekul trigliserida yang teraktifkan.
Menurut Rahayu (1999) hubungan antara konstanta kecepatan reaksi
(Kc) dengan konsentrasi asam (c) mgmol H2SO4/gr minyak dapat dinyatakan
dengan persamaan:
K c = 0,14525c13
Dengan c = mgmol H2SO4/gr minyak
4. Pencampuran
Agar zat dapat saling bertumbukan dengan baik, maka perlu adanya
pencampuran. Untuk proses batch, hal ini dapat dicapai dengan bantuan
pengaduk. Apabila prosesnya kontinyu maka pengadukan dilakukan dengan
5
cara mengatur aliran dalam reaktor agar terjadi olakan. Reaksi dapat berjalan
baik apabila dilakukan pencampuran dengan baik. Pengadukan dapat
menurunkan tahanan perpindahan massa dan mempercepat difusi zat reaksi
(Fogler, 1999).
5. Perbandingan Zat Pereaksi
Bila salah satu zat pereaksi berlebihan jumlahnya, maka
kesetimbangan dapat bergeser ke sebelah kanan dengan baik, begitupula
sebaliknya, jika produk diambil, maka reaksi akan bergeser kekanan
sehingga memperbesar frekuensi tumbukan, sehingga konstanta kecepatan
reaksi bertambah (Kirk and Othmer, 1980).
6
2.6. Pengaruh Surfaktan
Pada hidrolisa minyak jarak surfaktan yang digunakan ialah emulsifier
berupa sabun. Molekul surfaktan memiliki gugus yang bersifat hidrofilik dan
lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran minyak dan air. Molekul
yang bersifat hidrofilik (suka air) dan molekul yang bersifat lipofilik (suka
minyak). Umumnya bagian nonpolar (lipofilik) merupakan rantai alkil
panjang dan bagian yang polar (hidrofilik) mengandung gugus hidroksil (Hart,
1983:271)
7
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
8
3.2. Gambar Alat
Keterangan
1. Magnetic stirer + heater
2. Waterbath
3. Labu leher tiga
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
7. Statif
b. Densitas katalis
9
Timbang picnometer kosong (m1), masukkan HCl teknis dilaboratorium
kedalam picnometer yang telah diketahui volumenya (V), timbang
beratya (m2). Hitung densitas HCl.
2. Analisa Kadar Asam Lemak dalam Bahan Baku
a. Masukkan 10 ml minyak jarak ke dalam erlenmeyer
b. Menambahkan 15 ml etanol 96% dan memanaskannya sambil diaduk
pada suhu 60 °C
c. Menambahkan 3 tetes indikator PP dan menitrasi dengan NaOH sampai
warna berubah menjadi merah muda.
d. Catat kebutuhan titran
3. Hidrolisa Minyak Jarak
a. Memasukkan minyak jarak ke dalam labu leher tiga
b. Memasukkan katalis ke dalam labu leher tiga
c. Mengalirkan air pendingin selama proses hidrolisa
d. Memanaskan campuran tersebut sampai suhu 70 °C kemudian
menambahkan aquadest yang telah dipanaskan ke dalam labu leher tiga
dan emulsifier (sabun) 15 ml
e. Mengambil sampel dalam selang waktu 5 menit untuk dianalisa asam
lemak dan asam total selama 0-15 menit
4. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas
a. Memasukkan 10 ml minyak jarak yang telah dihidrolisa ke dalam
erlenmeyer
b. Menambahkan etanol 96% 15 ml dan dipanaskan sambil diaduk pada
suhu 60 °C
c. Menitrasi dengan NaOH : penambahan 3 tetes indikator PP, kemudian
dititrasi sampai warna merah muda
d. Mencatat kebutuhan titran
e. Ulangi langkah hidrolisa dan kadar asam lemak bebas hasil hidrolisa pada
setiap interval waktu
10
BAB IV
PEMBAHASAN
0.1
0.08
Konversi
0
0 5 10 15
Waktu (menit)
11
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa semakin besar konsentrasi katalis
maka konversi yang dihasilkan semakin besar pula. Di samping itu, perbedaan jenis
katalis mempengaruhi dalam konversi pula, di mana semakin banyak ion H dalam
suatu katalis maka konversi yang dihasilkan semakin besar. Seperti diketahui di atas,
bahwa konversi paling besar adalah pada variabel 3 yaitu menggunakan katalis
H2SO4 0,16 N. Hal ini dikarenakan ion H dalam katalis H2SO4 lebih banyak
dibandingkan dengan katalis HCl, sehingga konversi yang dihasilkan semakin besar
pula.
4.2 Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Katalis terhadap Konstanta Laju Reaksi
Hidrolisa Minyak Jarak
Tabel 4. 1 Nilai konstanta kecepetan reaksi pada setiap variabel
0.14
y = 0.0237x + 0.029
0.12 R² = 0.9158
HCl 0,14 N
0.1 HCl 0,16N
H2SO4 0,16 N
-ln(1-XA)
0.08
Linear (HCl 0,14 N)
0.06 Linear (HCl 0,16N)
0.04
y = 0.0057x - 0.0047
R² = 0.9344
0.02
y = 0.0024x - 0.0021
R² = 0.9002
0
0 5 10 15
Waktu (Menit)
Pada hasil percobaan didapatkan hasil konstanta kesetimbangan reaski (k) pada
variabel 1 sebesar 0,0024/menit. Sedangkan pada variabel 2 dan 3 sebesar
0,0057/menit dan 0,0237/menit. Dari hasil yang didapakan, dapat dilihat bahwa nilai
konstanta kesetimbangan reaski mengalami kenaikan setiap kenaikan konsentrasi
katalis serta jenis katalis yang digunakan. Nilai dari kecepatan reaksi dapat dihitung
12
dengan pendekatan, dalam perhitungan kali ini digunakan pendekatan least square
yaitu dengan melinearisasi data yang didapat. Persamaan linearisasi yang digunakan
dalam perhitungan berikut
ln(1 − 𝑋) = −𝑘𝑡
Dalam persamaan ini maka nilai k dapat dihitung dengan menghitung nilai dari
gradien pada data yang didapat. Berdasarkan tabel 4.1 nilai dari kecepatan reaksi akan
meningkat seiring dengan kenaikan konsentrasi kalatis yang diberikan, serta jenis
katalis yang digunakan. Konstanta kecepatan reaksi yang tertinggi adalah proses
hidrolisa dengan katalis H2SO4 0,16 N, di mana katalis ini yang memiliki ion H paling
banyak dan konsentrasi yang paling tinggi, sehingga didapatkan nilai konstanta
kecepatan reaksi paling tinggi pula.
0.1
0.08
Nilai K
0.06
nilai K
0.04
0.02
0.02
0.0085
0
1 2 3
Variabel
Gambar 4.3 Pengaruh jenis dan konsentrasi katalis pada kesetimbangan reaksi
Dari grafik yang terdapat pada gambar 4.4, didapatkan fenomena bahwa
dengan kenaikan konsentrasi katalis dan jumlah ion H pada katalis akan
mengakibatkan konstanta kesetimbangan reaksi (K) semakin besar pula. Pada
variabel pertama dengan konsentrasi HCl 0,14 N memiliki nilai K sebesar 0,0085
sedangkan variabel 2 (HCl 0,16 N) dan variabel 3 (H2SO4 0,16 N) sebesar 0,020 dan
0,110. Perhitungan untuk konstanta kesetimbangan reaksi (K) sangat dipengaruhi
oleh jumlah konsentrasi produk dan reaktan pada kondisi setimbang. Tetapan
kesetimbanggan (K) adalah hasil kali produk dipangkatkan koefisien reaksinya
dibagi hasil kali rekatan dipangkatkan koefisien reaksinya. Adapun mekanisme
perhitungan sebagai berikut:
13
Trigliserida + 3 H2 O (excess) → 3 Asam Lemak Bebas + Gliserol
A 3B 3C D
[𝐷][𝐶]3
𝐾𝑐 =
[𝐴][𝐵]3
Menurut Le Chatelir, suatu sistem kesetimbangan akan tetap
mempertahankan posisinya jika terdapat perubahan yang mengakibatkan terjadinya
pergeseran reaksi kesetimbangan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi reaksi
kesetimbangan salah satunya adalah suhu, tekanan dan volume. Namun katalis tidak
termasuk dalam factor-faktor yang memperngaruhi pergesaran arah reaksi
kesetimbangan. Laju reaksi yang semakin cepat akan meningkatkan jumlah produk
dan menurunkan jumlah reaktan. Dari rumus umum Kc, ada hubungan antara
konstanta kesetimbangan dengan jumlah produk dan rekatan. Untuk produk
berbanding lurus dengan nilai Kc, sehingga semakin besar produk maka Kc semakin
besar. Sedangkan hubungan Kc dengan reaktan berbanding terbalik, jika jumlah
reaktan kecil , maka nilai Kc akan besar. Semakin banyak reaktan maka jumlah
produk yang dihasilkan pun semakin besar (Aziz dkk., 2013). Dari percobaan
diperoleh Kc variable 1 < Kc variable 2 < Kc variable 3.
14
4.5 Peranan Sarjana Teknik Kimia pada Industri Oleo Chemical dan Aplikasi
Hasil Hidrolisa Minyak Jarak
Tabel 4.2 Kandungan Kimia Minyak Jarak
15
Industri oleokimia merupakan industri yang strategis karena selain
keunggulan komparatif yakni ketersediaan bahan baku yang melimpah juga
memberikan nilai tambah produksi yang cukup tinggi yakni di atas 40 persen dari
nilai bahan bakunya yakni CPO dan PKO.
Meskipun belum seberkembang Malaysia, namun industri oleokimia
Indonesia tumbuh dalam beberapa tahun terakhir dengan penambahan kapasitas
dalam beberapa tahun terakhir baik yang sedang dilaksanakan maupun
direncanakan. Terdapat beberapa pemain baru dan juga penambahan kapasitas
produksi dari pemain yang sudah ada. Adanya beberapa rencana investasi baru
menunjukkan bahwa industri ini cukup diminati dan akan berkembang di masa
mendatang.
Penambahan kapasitas ini tepat meskipun secara global, kapasitas produksi
dunia masih lebih besar dari kebutuhan produk oleokimia, namun pertumbuhan
permintaan masih terus terjadi dengan level sekitar 5 persen per tahun sehingga
prospek industri ini cukup menjanjikan. Industri ini tidak lepas 2 dari
permasalahan di dalam negeri yang salah satunya adalah jaminan pasokan bahan
baku berupa CPO yang belum sepenuhnya teratasi karena produksi CPO lebih
banyak diekspor daripada dipasok ke industri dalam negeri.
Pengolahan minyak menjadi asam lemak merupakan proses yang penting
karena salah satu dari dua pintu gerbang utama yang menjembatani industri
minyak nabati dengan industri oleokimia. Mengingat bahwa peranan asam lemak
sangat penting sekali khususnya bagi industri oleokimia, maka bertolak belakang
dari inilah timbul pemikiran untuk mendirikan pabrik asam lemak dari minyak
nabati sebagai industri intermediate (antara) bagi industri-industri lain. Dampak
positif lain dengan didirikannya pabrik asam lemak ini adalah dapat mengurangi
jumlah impor asam lemak sehingga menghemat devisa negara, selain itu juga
akan merangsang industri-industri lain sehingga akan tercipta lapangan kerja
baru yang dapat mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Dalam hal ini
teknik kimia memiliki peranan dimana dalam proses perancangan pabrik tersebut
mengenai proses kimia, kapasitas, perancangan peralatan-peralatan pabrik, serta
mengenai besarnya biaya investasi dan keuntungan dari suatu pabrik.
Penggunaan langsung minyak jarak terbatas pada industri genteng, obat-
obatan, minyak rem, dan minyak lincir. Diperlukan adanya hidrolisa minyak
jarak menjadi asam lemak dan gliserol karena lebih banyak dibutuhkan di
industri sehingga dapat meningkatkan penggunaannya . Menurut Awaliyah
(2006), pemanfaatan dari gliserol yaitu sebagai resin sintetis, getah ester, obat-
obatan, kosmetik, dan pasta gigi Asam lemak juga digunakan dalam penyusunan
16
berbagai macam produk, seperti sabun, deterjen, surfaktan, pelumas, plasticizers,
cat, coating, obat-obatan, makanan, produk perawatan pertanian, industri dan
pribadi (Setyopratomo, 2011).
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar konsentrasi dan jumlah ion H dalam katalis, maka proses
hidrolisa yang terjadi menghasilkan konversi yang semakin besar pula, karena
katalis membantu mempercepat terjadi reaksi hidrolisa.
2. Nilai konstanta laju reaksi bertambah besar seiring kenaikan konsentrasi dan
jenis katalis, di mana konstanta laju reaksi hidrolisa paling besar pada
penggunaan katalis H2SO4 0,16 N
3. Semakin besar konsentrasi dan jumlah ion H dalam katalis reaksi hidrolisis
minyak jarak maka akan menghasilkan konstanta keseimbangan (K) yang
semakin besar pula.
5.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN
𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ∙ 𝑉𝑚
1 𝐵𝑀
=
9 𝜌 𝑎𝑖𝑟 ∙ 𝑉 𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟
0,903 ∙ 𝑉𝑚
1 1067
=
9 1 ∙ 𝑉𝑎
18
7,30 𝑉𝑎 = 𝑉𝑚
Vm + Va = 255,18
7,30 𝑉𝑎 + Va = 255,18
𝑉𝑎 = 30,74 𝑚𝑙
𝑉𝑚 = 224,44 𝑚𝑙
5. Variabel II (HCl 0,160 N)
BM × N × Volume total
Volume HCl =
1000 × e × kadar
36,5 × 0,16 × 275
Volume HCl =
25
1000 × 1 × 100
𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ∙ 𝑉𝑚
1 𝐵𝑀
=
9 𝜌 𝑎𝑖𝑟 ∙ 𝑉 𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟
0,903 ∙ 𝑉𝑚
1 1067
=
9 1 ∙ 𝑉𝑎
18
7,30 𝑉𝑎 = 𝑉𝑚
Vm + Va = 254,49
7,30 𝑉𝑎 + Va = 254,49
𝑉𝑎 = 30,66 𝑚𝑙
𝑉𝑚 = 223,83 𝑚𝑙
6. Variabel III (H2SO4 0,160 N)
BM × N × Volume total
Volume H2SO4 =
1000 × e × kadar
98 × 0,16 × 275
Volume H2SO4 =
97
1000 × 2 × 100
𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 ∙ 𝑉𝑚
1 𝐵𝑀
=
9 𝜌 𝑎𝑖𝑟 ∙ 𝑉 𝑎𝑖𝑟
𝐵𝑀 𝑎𝑖𝑟
0,903 ∙ 𝑉𝑚
1 1067
=
9 1 ∙ 𝑉𝑎
18
7,30 𝑉𝑎 = 𝑉𝑚
Vm + Va = 258,72
7,30 𝑉𝑎 + Va = 258,72
𝑉𝑎 = 31,17 𝑚𝑙
𝑉𝑚 = 227,55 𝑚𝑙
LEMBAR PERHITUNGAN HASIL PERCOBAAN
t = 5 menit
5,0 × 0,140
CA = = 0, 078 mol ek./gram
10 × 0,903
t = 10 menit
5,4 × 0,140
CA = = 0,084 mol ek./gram
10 × 0,903
t = 15 menit
6,1 × 0,140
CA = = 0,095 mol ek./gram
10 × 0,903
1,9 x 10-
5 4,5 0,005 0,078 0,0019 3
I
0,0085
(HCl 0,14N) 4,2 x 10-
10 5,4 0,011 0,084 0,0042 3
8,5 x 10-
15 6,1 0,022 0,095 0,0085 3
2,3 x 10-
0 4,5 0,006 0,079 0,0023 3
II 6,1 x 10-
5 5 0,016 0,089 0,0061 3 0,020
(HCl 0,16N)
10 6,1 0,037 0,110 0,014 0,01
15 7,1 0,053 0,126 0,020 0,020
0 10,2 0,108 0,181 0,043 0,044
III 5 15,5 0,201 0,274 0,083 0,087
(H2SO4 0,11
10 17,3 0,237 0,310 0,10 0,105
0,160 N)
15 18,5 0,255 0,328 0,11 0,117
−0,097
K= = 0,11
0,097 − 1
Perhitungan K teoritis
∆G = −RT ln K
∆G
ln K = −
RT
∆GR = ∆Gf(produk) − ∆Gf(reaktan)
Dimana :
ΔGf C3H5(COOR)3 (Trigliserida) = 84,842 kal/gmol
ΔGf H2O (Air) = 59,690 kal/gmol
ΔGf RCOOH (Asam Lemak) = 90,098 kal/gmol
ΔGf C3H5(OH)3 (Gliserol) = 113,650 kal/gmol
∆GR = ∆Gf(produk) − ∆Gf(reaktan)
∆GR = [[(3 × 90,098 ) + 113,650] − [84,842 + (3 × 59,690 ]]kal/gmol
∆GR = −120,032 kal/gmol
(Defany, 2012)
−∆G
K 298 = exp [ ]
RT
−(−120,032 kal/gmol)
K 298 = exp [ ]
kal
1,987 ∙ 298 K
gmol. K
K 298 = 1,2247
∆HR = ∆Hf(produk) − ∆Hf(reaktan)
Dimana :