Kelompok 5
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir tentang
“Stoikiometri Reaksi Kimia”. Adapun tujuan dari disusunnya laporan akhir ini adalah
sebagai syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikum “Kimia Dasar”.
Dalam penulisan laporan akhir praktikum ini penulis mendapat banyak sekali
bimbingan dan dukungan dari berabgai pihak. Dengan ini, penulis mengucapkan terima
kasih pada:
1. “Zami Furqon,S.T,M.T”, selaku dosen pada mata kuliah “Kimia Dasar”
2. “Yudhistira Riesdiawan”, selaku asisten laboratorium.
3. “Kepada Thadea Eka Saputri”, selaku anggota kelompok 5
Demikian laporan Akhir Praktikum ini telah dibuat. Tentunya masih ada banyak
kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik maupun saran yang membangun agar laporan akhir ini dapat menjadi
lebih baik lagi kedepannya.
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR ISI
v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 15
5.2 Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16
vi
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Kimia Dasar dengan judul “Stoikiometri Reaksi
kimia”, antara lain :
1. Untuk meningkatkan kemampuan praktik mahasiswa.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan stoikiometri reaksi kimia
3. Mahasiswa dapat mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi
kimia
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum Kimia dasar dengan judul “Stoikiometri Reaksi”,
antara lain :
1. Dapat menjelaskan stoikiometri reaksi kimia
2. Dapat mempelajari perubahan-perubagan yang terjadi pada reaksi kimia
3. Dapat mengetahui manfaat stoikiometri pada bidang logistik migas
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stoikiometri
Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari
reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Alfian, 2009:1). Hal tersebut juga
diperjelas oleh Winarni, dkk (2013:44) yang menyatakan bahwa materi
stoikiometri merupakan kajian tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam
reaksi kimia. Pemaknaan lebih luas menjelaskan bahwa stoikiometri mempelajari
aspek kuantitatif rumus dan reaksi kimia, hal tersebut diperoleh melalui
pengukuran massa, volume, jumlah dan sebagainya yang terkait dengan atom, ion
atau rumus kimia serta saling keterkaitannya dalam suatu mekanisme reaksi kimia.
Memahami materi stoikiometri karena materi ini digunakan untuk
menghitung mol, molaritas, volume, massa molar, Mr/Ar, persentase komposisi,
rumus empiris dan rumus molekul, pereaksi pembatas, dan air kristal pada materi
selanjutnya yaitu materi titrasi asam-basa, hidrolisis garam, larutan penyangga,
termokimia, kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp), sifat koligatif, dan
kesetimbangan kimia. Hal itu juga diperkuat oleh Ernawati (2015: 18) yang
menyatakan bahwa stoikiometri penting untuk semua aspek dalam kimia, hal ini
dikarenakan materi stoikiometri merupakan materi inti yang mendasari materi-
materi yang lain seperti materi termokimia, kesetimbangan kimia, dan asam-basa
Stoikiometri (stoichiometry) adalah ilmu yang mempelajari kuantitas dari
produk dalam reaksi kimia dalam perhitungan stoikiometri paling baik dikerjakan
dengan menyatakan kuantitas yang diketahui dan yang tidak diketahui dalam mol
kemudian bila perlu dikonvensi menjadi satuan lain nya. Pereaksi pembatas adalah
reaktan yang ada dalam jumlah stoikiometri terkecil dan reaktan ini membatasi
jumlah produk yang dapat dibentuk Jumlah produk yang dihasilkan
5
V Vol. Vol. Perhitungan mol ( x10-3)
Kondisi
ol.
K2Cr Total AgN K2CrO4 Total
A O4 O3
g
N
O3
6
8 9,60 2,40 0,892
7
2.2 Reaksi Asam Basa
Reaksi Asam Basa (Reaksi Penetralan) didalam Ilmu Kimia adalah suatu
Reaksi Kimia yang melibatkan Reagen (Zat atau Senyawa Kimia) Asam dan
Reagen Basa yang dapat menghasilkan Garam dan Air. Reagen Asam yang dipakai
dapat berupa Asam Lemah ataupun Asam Kuat, begitu pula dengan Reagen Basa
yang dipakai bisa berupa Basa Lemah ataupun Basa Kuat.
8
BAB III
METODOLOGI
7
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Reaksi larutan Pb (NO3)2 dan KI
1. Satu buah tabung reaksi kosong dimasukkan ke dalam gelas beker 25
ml, kemudian letakkan di atas neraca analitis dan nolkan beratnya (tare).
2. Ke dalam tabung reaksi tersebut tuangkan hati-hati 2 ml larutan Pb
(NO3)2 0,1M, kemudian catat beratnya. Catatan: tabung reaksi dalam
gelas beker tetap disimpan di atas neraca. Lakukan hal yang sama
seperti tahap 1, kemudian tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan KI
0,1M dan kemudian catat beratnya.
3. Larutan Pb (NO3)2 (tahap 2) dituangkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi larutan KI (tahap 3), tabung reaksi tetap berada di atas neraca
analitis.
4. Catat perubahan berat hasil reaksi. Apakah diamati adanya perubahan
berat setelah penambahan Pb (NO3)2 ke dalam larutan KI? Apakah
berat larutan campuran lebih besar dari jumlah total berat larutan Pb
(NO3)2 dan KI sebelum direaksikan? Jika ada, maka hitung berat
produk reaksi hasil perobaan dengan cara: Berat produk percobaan =
berat larutan campuran - (berat larutan Pb (NO3)2 + berat larutan KI).
5. Hitung berat teoritis produk reaksi dari reaksi 2 ml larutan Pb (NO3)2
0,1M dan 2 ml larutan KI 0,1M. Kemudian hitungan % hasil dengan
menggunakan rumus di atas (pendahuluan).
3.3.2 Reaksi Larutan NaOH dan CuSO4
1. Siapkan 10 Tabung reaksi 5 mL untuk membuat larutan NaOH dan 5
mL untuk membuat larutan CuSO4
2. Masukkan larutan NaOH dan larutan CuSO4 ke dalam 5 tabung reaksi
sebanyak 5 mL, 4mL, 3 mL,2 mL, dan 1 mL
3. Campurkan NaOH dan CuSO4 dengan mesin pengaduk
4. Ulangi tahap 1 s/d 3, dengan komposisi larutan sebagai berikut:
8
Volume Volume
larutan larutan
NaOH 1M,ml CuSO4 1M, ml
5 1
4 2
3 3
2 4
1 4
5. Buat grafik T (perubahan temperatur) terhadap volume NaOH. Dimana
T = TA - TM, TA= temperatur campuran dan TM= temperatur awal
masing-masing larutan.
3.3.3 Reaksi Asam Basa
1. Siapkan 10 Tabung reaksi, 5 buah untuk larutan NaOH dan 5 buah
untuk HCL
2. Masukkan Larutan NaOH dan Larutan HCL ke dalam 5 tabung reaksi
sebanyak 5 mL,4 mL,3 mL, 2 mL, 1 mL
3. Campurkan larutan NaOH kedalam larutan HCL
4. Ukur Larutan campuran dengan Thermometer
5. Ulangi tahap 1 s/d 3, dengan komposisi larutan sebagai berikut:
Volume Volume
larutan larutan
NaOH 1M,mL HCl 1M, mL
5 1
4 2
3 3
2 4
1 5
6. Buat grafik S (perubahan temperatur) terhadap volume NaOH atau
HCl. Dimana S = SA - SM,
9
SA = temperatur campuran dan SM = temperatur awal masing-masing
larutan. Lakukan percobaan seperti di atas, untuk sistem NaOH 1 M dan
H2SO4 1M
10
BAB IV
11
Gambar 1. Grafik Tinggi Endapan Larutan NaOH dan CuSO4
4.1.3 Hasil Reaksi Larutan HCL 1 M dengan NaOH 1 M
HCL (1ml) + NaOH (1ml)
Table 4. 2 “Reaksi HCL dan NaOH”
HCL NaOH Suhu
5 1
4 2
3 3 1
2 4 0,8
1 5 0,5
12
4.2 Pembahasan
Berdasarkan Praktikum dimana dari reaksi penyetaraan dimana dilihat dari
masing-masing koefisien penyetaraan reaksi lalu masing-masing koefisien
penyetaraan dicocokkan dengan perbandingan volume baik dari berdasarkan
tinggi endapan maupun berdasarkan suhu dari campuran larutan. Jika dilihat dan
dicocokkan dari reaksi penyetaraan antara NaOH dan CuSO4 didapatkan hasil
perbandingan koefisien 1:2 dan dicocokkan di tabel koefisien larutan NaOH dan
CuSO4 yang memiliki perbandingan 1:2 lalu lihat apakah perbandingan koefisien
di table larutan NaOH dan CuSO4 yang perbandingan 1:2 apakah tinggi endapan
yang dihasilkan merupakan tinggi endapan tertinggi jika iya maka praktikum
berhasil jika tidak maka praktikum gagal. Jika dilihat dan dicocokkan dari reaksi
penyetaraan antara HCL dan NaOH didapatkan hasil perbandingan koefisien 1:1
dan dicocokkan di tabel koefisien larutan HCL dan NaOH yang memiliki
perbandingan 1:1 lalu lihat apakah perbandingan koefisien di table larutan HCL
dan NaOH yang perbandingan 1:1 apakah suhu larutan campuran yang dihasilkan
merupakan suhu campuran tertinggi jika iya maka praktikum berhasil jika tidak
maka praktikum gagal. Pada praktikum kali ini pada tinggi endapan antara reaksi
penyetaraan dan endapan tertinggi memiliki perbedaan dan tinggi endapan yang
dihasilkan bukan meruapakan endapan tertinggi, berbanding terbalik dengan
pengukuran suhu pada praktikum kali ini memiliki hasil yang sesuai antara
perbandingan koefisien yang didapat pada larutan HCL dan NaOH dan di tabel
pengukuran suhu merupakan larutan campuran yang memiliki suhu tertinggi.
Pada Praktikum kali ini kami tidak menghitung %hasil dikarenakan berat total
lebih besar daripada total rata rata dari campuran larutan Pb (NO3)2dan larutan KI
4.3 Pertanyaan
1.) Apakah hasil percobaan sesuai dengan teori stoikiometri?Jelaskan!
Jawaban: Menurut pendapat saya hasil percobaan praktikum kami adalah
untuk bagian pengukuran tinggi endapan dapat dikatakan tidak berhasil dan
untuk pengukuran suhu larutan tergolong berhasil. Mengapa demikian? Untuk
13
pengukuran tinggi endapan dimana hasil koefisien yang didapat dari reaksi
penyetaraan pada larutan NaOH dan CuSO4 menghasilkan perbandingan 1:2
dan jika dicocokkan ke dalam table maka bukan merupakan tinggi endapan
tertinggi yang dilihat dari perbandingan koefisien dari campuran larutan NaOH
dan CuSO4 pada tabel. Jika Untuk pengukuran suhu dimana hasil koefisien
yang didapat dari reaksi penyetaraan pada larutan NaOH dan HCL
menghasilkan perbandingan 1:1 dan jika dicocokkan ke dalam tabel maka
merupakan suhu tertinggi yang dilihat dari perbandingan koefisien dari
campuran larutan NaOH dan HCL pada tabel
2.) Kesalahan- Kesalahan Apa yang mungkin anda perbuat selama melakukan
percobaan ini? Bagaimanakah cara mengeliminasi kesalahan tersebut?
Jawaban: yang mungkin saya perbuat adalah Ketika menimbang gelas beaker
dan tabung reaksi di dalam neraca analitik serta memaksukkan larutan kuning
yang dimasukkan melalui tutup atas neraca untuk dimasukkan ke dalam tabung
rekasi untuk ditimbang karena ditakutkan akan terjadi tumpahan larutan yang
dapat mengurangi ketelitian nilai timbangan, selain itu pada saat mengukur
tinggi endapan dimana tinggi endapan harus teliti dengan baik memakai mistar,
untuk pengukuran suhu perlu hati-hati hindari ujung thermometer mengenai
dinding tabung reaksi agar tidak mempengaruhi nilai suhu suatu larutan.
14
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum yang berjudul “Stoikiometri Reaksi Kimia
Adalah” Dalam perhitungan reaksi produk dan reaktan, pertama tentukan jumlah
mula-mula dan kemudian menghitung jumlah zat yang bereaksi menyesuaikan
dengan koefisien dari masing-masing spesi telah ditentukan. Selanjutnya yaitu
menghitung jumlah zat kita, pada bagian reaktan yaitu mula-mula dikurangi
bereaksi, dan pada bagian produk yaitu mula-mula ditambah bereaksi. Dimana jika
dilihat dari reaksi penyetaraan antara koefisien penyetaraan yang didapat dengan
tabel larutan campuran antara tinggi endapan dan suhu harus sesuai apakah benar
itu merupakan tinggi endapan dan suhu tertinggi dari campuran kedua larutan.
Stoikiometri hubungan dengan logistic ialah ketika ketika mengukur sebuah
endapan dalam suatu produk miga dimana jika ad endapan pada produk migas atau
nilainya besar maka bisa mempengaruhi kualitas produk migas tersebut
5.2 Saran
Pada saat praktikum harus lebih teliti dan berhati-hati. Terutama pada saat
pengenceran dan pada saat menimbang juga harus lebih hati-hati hindari tumpahan
pada saat memasukkan larutan kuning ke dalam tabung reaksi pada saat
menimbang di neraca analitis dan juga perhatikan dengan teliti pada saat mengukur
tinggi endapan dan suhu larutan campuran
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17
LAMPIRAN