Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


KECEPATAN REAKSI

Disusun oleh:
Jasmine Fahira
Kelompok 3
Anggota Kelompok : Rizky Malik Ilhamsyah (231450001)
Jasmine Fahira (231450018)
Ishak Maulana (231450029)
Piella Ardina (231450044)
Sindi Lasmini (231450058)
Kelas : Logistik 1
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas
Dosen Pengampu : Dr. Eng. Ir. Oksil Venriza, S. Si,
M.Eng, IPU.
Asisten Laboratorium : Gallant Maulana Akhdan

PROGRAM STUDI LOGISTIK MINYAK DAN GAS


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS

Cepu, September 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir
tentang Kecepatan Reaksi. Adapun tujuan dari disusunnya laporan akhir ini adalah
sebagai syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Praktikum Kimia dasar.
Dalam penulisan laporan akhir praktikum ini penulis mendapat banyak
sekali bimbingan dan dukungan dari berabgai pihak. Dengan ini, penulis
mengucapkan terima kasih pada:
1. Dr. Eng. Ir. Oksil Venriza, S. Si, M.Eng, IPU, selaku dosen pada mata kuliah
Kimia Dasar.
2. Gallant Maulana Akhdan, selaku asisten laboratorium.
3. Orang tua yang selalu memberi motivasi dan doa dalam penyelesaian laporan
ini
4. Serta pihak pihak lain yang banyak membantu dalam penyusunan laporan ini,
dan tidak dapat saya sebutkan semuanya
Demikian laporan Akhir Praktikum ini telah dibuat. Tentunya masih ada
banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun agar laporan akhir
ini dapat menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Kelompok 3

Jasmine Fahira

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum...........................................................................................2
1.3 Manfaat Praktikum.........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 XXX................................................................................................................3
2.2 XXX................................................................................................................4
2.3 XXX................................................................................................................7
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat..........................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................8
3.3 Prosedur Percobaan........................................................................................8
3.4 Rumus Perhitungan.........................................................................................9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...................................................................................................16
5.2 Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan bakar roket dirancang untuk menghasilkan lepasan cepat produk
gas dan energi untuk memberikan dorongan maksimum pada roket. Susu
disimpan dalam lemari pendingin untuk memperlambat reaksi kimia yang
meyebabkan basi. Lebih jauh lagi, seberapa cepat laju suatu reaksi terjadi
berantung pada mekanisme reaksi-lintasan langkah-demi-langkah yang dilalui
molekul saat berubah dari reaktan menjadi produk. Jadi kecepatan atau laju
reaksi berkenaan dengan bagaimana laju reaksi kimia diukur, bagaimana
reaksi dapat diketahui dan diprediksi, dan bagaimana sebenarnya data laju-
reaksi digunakan untuk mendeduksi mekanisme reaksi yang mungkin
Proses perubahan kimia yang diamati berlangsung dengan kecepatan
yang berbeda-beda. Reaksi kimia, ada yang berlangsung dengan cepat, ada
pula yang lambat. Misalnya, kita menyulut kembang api. Kembang api akan
segera menyala dengan cepat dan akan segera habis. Reaksinya berlangsung
dengan cepat. Reaksi yang berlangsung lambat, contohnya perkaratan. Mobil
yang telah rusak, apabila dibiarkan ditempat terbuka, lama-lama akan
berkarat. Kecepatan reaksi kimia sering disebut laju reaksi. Laju reaksi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti factor suhu, faktor luas permukaan,
faktor konsentrasi, dan yang paling mempengaruhi adalah suhu
1.2 Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat memahami faktor faktor yang mempengaruhi kecepatan
reaksi kimia
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh konsentrasi zat terhadap kecepatan
reaksi
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan
reaksi

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


1
1.3 Manfaat Praktikum
1. Mahasiswa bisa menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi kecepatan
reaksi kimia
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh konsentrasi zat terhadap
kecepatan reaksi
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan
reaksi

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecepatan Reaksi


Bidang kimia yang mengkaji kecepatan, atau laju, terjadinya reaksi
kimiadinamakan kinetika kimia (chemical kinetics). Kata “Kinetik”
menyiratkan Gerakan atau perubahan; energi kinetik sebagai energy yang
tersedia karena gerakan suatu benda. Disini kinetika merujuk pada laju reaksi
(reaction rate), yaitu perubahankonsentrasi reaktan atau produk terhadap
waktu (M/s). Kita telah mengetahui bahwa setiap reaksi dapat dinyatakan
dengan persamaan umum reaktan produk
Reaktan Produk
Persamaan ini memberitahukan bahwa, selama berlangsungnya suatu
reaksi, molekul reaktan bereaksi sedangkan molekul produk terbentuk.
Sebagai hasilnya, kita dapat mengamati dan mengetahui jalannya reaksi
dengan cara memantau menurunnya konsentrasi reaktan atau meningkatnya
konsentrasi produk. Laju reaksi mencerminkan laju perubahan konsentrasi
reaktan dan produk suatu reaksi. Laju umum reaksi didefinisikan sehingga
nilai yang didapatkan sama, apa pun reaktan atau produk yang bertindak
sebagai dasar pengukuran kinetik. Laju reaksi secara kuantitatif pertama kali
diamati oleh L. Wilhemly padatahun 1850 dengan mengamati reaksi hidrolisis
sukrosa. Agar reaksi kimia terjadi molekul reaktan harus datang bersama-sama
sehingga atom mereka dapat ditukar atau disusun kembali. Atom dan molekul
yang lebih dalam fasa gas atau dalam larutan daripada di fase padat, sehingga
reaksi yang sering dilakukan dalam campuran gas atau antara zat terlarut
dalam suatu larutan. Untuk reaksi homogen, dimana reaktan dan produk
semua berada dalam fase yang sama (misalnya gas atau larutan)
2.2 Larutan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


3
larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran
zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Larutan dapat terbentuk dari berbagai kombinasi zat, seperti gas dalam gas,
gas dalam cairan, cairan dalam cairan, padatan dalam cairan, padatan dalam
padatan, dan sebagainya. Berdasarkan kemampuannya menghantarkan listrik,
larutan dapat dibagi menjadi elektrolit dan non-elektrolit
2.3 Faktor yang mempengaruhi Kecepatan Reaksi
2.3.1 Sifat dan Keadaan Zat
Zat dalam reaksi kimia terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan,
dimana jenis ikatan yang dimiliki oleh rea-ban dapat mempengaruhi laju
reaksi. Selain itu, Luas permukaan zat-zat yang bereaksi sangat
berpengaruh terhadap laju reaksi, sehingga suatu zar dalam benruk
serbuk dan bongkahan atau kepingan akan memiliki lajureaksi yang
berbeda
2.3.2 Konsentrasi
Makin besar konsentrasi zat reaktan berarti besar kemungkinan
terjadinya Tumbukan yang efektif, sehingga laju reaksinya akan semakin
cepat. Tumbukan yang efektif adalah tumbukan antar molekul yang
menghasilkan reaksi, dan hanya dapat terjadi bila molekul yang
bertumbukan tersebut memiliki energy aktivasi yang cukup. Energi
aktivasi adalah energi minimum yang hanya dimiliki molekul agar
tumbukannya menghasilkan reaksi
2.3.3 Temperatur
Menaikkan suhu berarti menambahkan energi, sehingga energy kinetic
molekul-molekul akan meningkat. Akibatnya molekul-molekul yang
bereaksi menjadi lebih aktif mengadakan turnbukan. Dengan kata lain,
kenaikan suhu menyebabkan gerakan molekul makin cepat sehingga
kemungkinan tumbukan yangefektif makin banyak terjadi
2.3.4 Katalisator
Katalisator adalah zat yang mempercepat reaksi, tetapi tidak ikut
bereaksi. Adanya katalis akan menurunkan energy aktivasi (EA) dari

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


4
suatu reaksi, sehingga Lebih mudah dilampaui oleh molekul-molekul
reaktan akibatnya reaksi menjadilebih cepat.
2.4 Sifat Sifat Larutan
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat, yaitu zat terlarut
dan zat pelarut. Berikut adalah sifat-sifat larutan:
1. Sifat koligatif: Sifat ini bergantung pada efek kolektif jumlah partikel
terlarut dalam larutan, seperti penurunan tekanan uap, peningkatan titik
didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik.
2 Sifat aditif: Sifat ini bergantung pada atom total dalam molekul atau pada
jumlah sifat konstituen dalam larutan.
3 Sifat konstitutif: Sifat ini bergantung pada atom penyusun molekul, seperti
pada jenis atom dan jumlah atom.
4 Daya hantar listrik: Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik,
sedangkan larutan non-elektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik.
5 Kelarutan: Kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut
dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu.
Jenis-jenis larutan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, seperti
tingkat kelarutannya, konsentrasi, wujud pelarut dan zat terlarutnya, serta daya
hantar listriknya. Setiap jenis larutan memiliki karakteristik yang berbeda, dan
pemahaman tentang jenis-jenis ini penting untuk banyak aplikasi di berbagai
bidang.
2.4 Orde Reaksi
Orde reaksi adalah bilangan yang menyatakan besarnya pengaruh
konsentrasi reaktan saat terjadi reaksi. Dalam bidang kinetika kimia, orde
reaksi suatu substansi (seperti reaktan, katalis atau produk) adalah banyaknya
faktor konsentrasi yang mempengaruhi kecepatan. Orde reaksi dapat berupa
bilangan bulat positif kecil, namun dalam beberapa kasus, orde reaksi dapat
berupa pecahan atau nol. Orde reaksi hanya bisa ditentukan lewat percobaan,
dan dapat ditarik kesimpulan mengenai mekanisme reaksi. Orde reaksi dapat
dibagi menjadi beberapa jenis, seperti orde nol, orde satu, dan orde dua
2.4 Teori Tumbukan

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


5
Teori tumbukan adalah teori yang diajukan secara independen oleh Max
Trautz pada tahun 1916 dan William Lewis pada tahun 1918 yang secara
kualitatif menjelaskan bagaimana reaksi kimia terjadi dan bagaimana laju
reaksi berubah dalam berbagai reaksiTeori tumbukan adalah teori yang
menjelaskan bagaimana reaksi kimia terjadi dan bagaimana laju reaksi
berbeda bagi reaksi yang berbeda pula. Teori tumbukan menyatakan bahwa
suatu reaksi akan terjadi bila ada pertemuan antar tumbukan secara molekul.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi adalah tumbukan yang antar partikelnya
mempunyai energi lebih besar daripada energi aktivasi. Hanya persentase atau
jumlah tertentu dari tumbukan yang menyebabkan perubahan kimia yang
nyata atau signifikan dimana perubahan yang berhasil ini disebut sebagai
tumbukan yang sukses. Tumbukan yang sukses memiliki energi yang cukup,
juga dikenal sebagai energi aktivasi, pada saat tumbukan untuk memutus
ikatan yang sudah ada sebelumnya dan membentuk semua ikatan baru. Ada
dua syarat agar tumbukan dapat menghasilkan reaksi, yaitu tumbukan
memiliki orientasi yang benar dan memiliki energi kinetik yang sama atau
lebih besar dari energi aktivasi. Katalis terlibat dalam tumbukan antara
molekul reaktan, diperlukan sedikit energi agar terjadi perubahan kimiawi, dan
karenanya lebih banyak tumbukan memiliki energi yang cukup untuk reaksi
terjadi. Sehingga menjadi penyebab laju reaksi menjadi meningkat

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


6
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Tanggal : 13 September 2023
Waktu : 13.00 – 17.00
Tempat : Laboratorium Kimia Fundamental PEM Akamigas
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Rak tabung reaksi
2.Tabung reaksi
3. Buret, kapasitas 25 atau 50 ml
4. Pipet takar 10 ml
5. Stopwatch
6. Pemana
3.2.2 bahan
1. Larutan Na2S2O3 5 %
2. Larutan HCl 5 %
3.3 Prosedur Percobaan
a. Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Siapkan 6 buah tabung reaksi dan 2 buah buret. Berilah tanda pada
masing – masing tabung reaksi dan buret.
2. Ke dalam buret diisikan masing – masing :
Buret I : larutan Na2S2O3
Buret II : akuades
3. Ke dalam tabung reaksi masing – masing tambahkan larutan Na2S2O3
dan akuades sesuai dengan tabel di bawah ini.
Catatan : Kocok tabung reaksi yang sudah diisi agar homogen.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


7
4. Ke dalam 6 buah tabung reaksi yang lain, masing – masing isikan 1 mL
larutan HCl.
5. Siapkan stopwatch, dan dimulai dari tabung reaksi No. 1.
6. Ke dalam tabung reaksi No. 1 tersebut, tambahkan 1 mL larutan HCl yang
sudah disiapkan dalam tabung reaksi yang lain. Catat waktu reaksinya
(dalam detik) sambil dikocok pelan – pelan.
Catatan : Waktu reaksi dimulai saat kedua larutan dicampurkan sampai tepat
mulai terjadi kekeruhan.
7. Selanjutnya lakukan langkah kerja yang sama (langkah 6 di atas) terhadap
tabung reaksi No. 2 s/d 6.
b. Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi
1. Siapkan 12 tabung reaksi :
6 buah tabung I di beri kode : 1; 2; 3; 4; 5 dan 6
6 buah tabung II di beri kode : a; b; c; d; e dan f
2. Ke dalam tabung reaksi 1 s/d 6 masing – masing masukkan 5 mL larutan
Na2S2O3.
3. Ke dalam tabung reaksi a s/d f masing – masing masukkan 1 mL larutan
HCl.
4. Ambil tabung reaksi 1 dan a, masukkan ke dalam water bath (penangas
air) temperatur 30 oC selama 2 menit.
5. Kemudian angkat ke dua tabung reaksi dari penangas air dan segera
tuangkan larutan HCl ke dalam tabung yang berisi larutan Na2S2O3. Catat
waktu reaksinya.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


8
6. Selanjutnya lakukan pekerjaan yang sama (langkah 4 dan 5) terhadap
pasangan tabung reaksi No. 2 dengan b sampai dengan No. 6 dengan f,
dengan setiap interval kenaikan temperatur penangas air sebesar 5 oC.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


9
BAB IV
HASIL DAN PERHITUNGAN
4.1 Hasil Percobaan
4.1.1 Tabel Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi
Tabel 4. 1 Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi

No. Na2s2O3 + Aquades Waktu (t)


1 6+0 7
2 5+1 9
3 4+2 13
4 3+3 16
5 2+4 20
6 1+5 24

Grafik 4. 1 Pengaruh Konsentrasi Zat Terhadap Kecepatan Reaksi

4.1.2 Tabel Pengaruh Temperatura Terhadap Kecepatan Reaksi


Tabel 4. 2 Pengaruh Temperature Terhadap Kecepatan Reaksi

No. Temperature Waktu (t)


1 30 5,85
2 35 4,92
3 40 4,41
4 45 4,15
5 50 3,59
6 55 2,64

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


10
Grafik 4. 2 Pengaruh Temperature Terhadap Kecepatan Reaksi
4.1 Pembahasan
4.3 Hubungan Kecepatan Reaksi Dengan Logistik
Kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk
terhadap satuan waktu. Semakin tinggi suhu suatu zat, semakin tinggi pula
laju reaksinya. Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia
pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu
sendiri. Dalam konteks logistik, kecepatan reaksi dapat digunakan untuk
memprediksi apakah suhu suatu produk akan naik atau turun selama proses
pembakaran. Namun, hubungan antara kecepatan reaksi dan logistik tidak
dijelaskan secara spesifik dalam hasil pencarian.
4.4 Tugas dan Pertanyaan
Selesaikanlah tugas-tugas berikut untuk melengkapi laporan sementara
percobaan ini!
1. Perubahan apa yang terjadi saat terjadinya reaksi.
Jawaban: Perubahan yang terjadi pada saat larutan Natrium tiosulfat, HCl,
dan aquades, warna semakin banyak larutan yang diberikan atau suhunya
semakin tingi maka warna larutan tersebut semakin menjadi keruh.
2. Buatlah grafik dari :
a) Konsentrasi zat (absis) Vs kecepatan reaksi (ordinat)

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


11
Grafik
7

0
1 2 3 4 5 6

b) Temperatur (absis) Vs kecepatan reaksi (ordinat)

Grafik
7

0
30 35 40 45 50 55

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

LOGISTIK MINYAK DAN GAS


13
DAFTAR PUSTAKA

Hettema, H., 2012, The Unity of Chemistry and Physics: Absolute Reaction Rate
Theory, international journal for philosophy of chemistry, 18 (2);145-173.
Openstax collage, 2015, Chemitry, Rice University, Houston.
Kristaningrum, Susila, 2003, Kinetika Kimia, Workshop Guru Bidang Studi
Kimia, Sidoarjo.
Kristianingrum, Susila, 2003, Kinetika Kimia, Workshop Guru Bidang Studi,
Sidoarjo.
Mujriati, Annisa, dan Abdul Basid, 2010, Simulasi Tumbukan Partikel Gas Ideal
dengan Model Cellular Automata Dua Dimensi, Jurnal Neutriono Vol. 2 (2),
UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Nafilah, Mirrah Aghnia, Fitria Kusuma Wardhani, Intan Muthiah Afifah, Nur
AzizahApriani; Laju Reaksi, Universitas Islam Negeri Syari Hidayatullah,
Jakarta.
Petrucci, Harwood, Herring, dan Madura; 2008, Kimia Dasar, Erlangga: Jakarta
Chang, R., 2010, Chemistry 10th Edition. New York: McGraw-Hill Companies.
Siregar, T.B., 2008, Kinetika Kimia. Medan: Universitas Sumatra Utara Press.
Nasution, M.B, Arifah, M, dan Tsabitah, R.N, 2014, Pengaruh Laju Reaksi
terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jurnal Laju Reaksi, 1(1):1-5.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai