Anda di halaman 1dari 12

KINEMATIKA REAKSI

Laporan Praktikum Kimia Dasar

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Lulus Mata Kuliah Kimia Dasar
Pada Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Praktikan : NABILA ANGREANI


NIM : 20500123039
Prodi : Pendidikan Biologi
Gol./Klp : C/5
Tgl Praktek : 21 Oktober 2023
Asisten : Khairana Mutiah

LABORATORIUM KIMIA FAK. TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN MAKASSAR
SEMESTER GANJIL TA 2023/2024
1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Judul Percobaan

Kinematika Reaksi

disusun dan diajukan oleh:

Nama : Nabila Angreani


NIM : 20500123039
Prodi : Pendidikan Biologi
Kelas / Klp : C/5

telah diperiksa dan disetujui

serta dinyatakan memenuhi syarat/ACC.

Mengetahui,

Ka. Laboratorium Kimia, Asisten,

Dr. H. Muhammad Qaddafi, S.Si., M.Si Khairana Mutiah


NIP. 19760802 200501 1 004 NIM. 20500122004

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sering kita mendengar kata reaksi dalam kehidupan sehari-hari. Dimana pada
reaksi kimia itu terdapat proses kimia yang lambat dan ada yang cepat. Contohnya
bensin terbakar lebih cepat dibandingkan dengan minyak tanah. Ada reaksi yang
berlangsung sangat cepat, seperti membakar kembang api yang menghasilkan
ledakan, dan yang sangat lambat adalah proses berkaratnya besi.
Kinetika reaksi merupakan suatu ilmu yang membahas tentang laju reaksi

tersebut. Laju reaks dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi atau tekanan dari

produk atau reaktan terhadap waktu. Suatu persamaan yang memberikan hubungan

antara laju reaksidan konsentrasi pereaksi disebut persamaan laju reaksi atau hukum

laju. Proses berlangsungnya suatu reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu suhu, konsentrasi, luas permukaan, dan katalis. Semakin tinggi temperature

(suhu), energi kinetik dari partikel yang bertumbukan semakin besar, sehingga

tumbukan serig terjadi yang menyebabkan laju reaksi semaki cepat merupakan

faktor dari suhu. Semakin besar konsentrasi zat yang bereaksi, maka semakin cepat

reaksi tersebut berlangsung merupakan faktor dari konsentrasi. Begitupun hanya

dengan konsentrasi, semakin luas permukaan bidang sentu, maka reaksi yang

berlangsung akan semakin cepat (semakin besar laju reaksinya). Faktor yang

terakhir yaitu katalis, merupakan suatu zat yang memiliki kemampuan untuk

membantu jalannya suatu reaksi kimia, dengan cara menurunkan energi aktifasi.

Berdasarkan uraian diatas maka, dilakukan percobaan yang keempat praktikum


dengan judul “Kinetika Reaksi” yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu
dan konsentrasi pada kecepatan reaksi dan dapat menentukan tetapan kecepatan
reaksi dan orde reaksi sistem H2SO4 – Na2S2O3.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah:
1. Bagaimana cara mengetahui pengaruh suhu dan konsentrasi pada kecepatan reaksi?
2. Bagaimana cara menentukan tetapan kecepatan reaksi dan orde reaksi sisten H2SO4 –
Na2S2O3?

C. Tujuan
Tujuan diadakan percobaan ini adalah:
1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui pengaruh suhu dan konsentrasi pada
kecepatan reaksi.
2. Mahasiswa diharapkan mampu menentukan tetapan kecepatan reaksi dan orde reaksi
sisten H2SO4 – Na2S2O3.

D. Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat diadakannya percobaan ini adalah sebagai berikut:
Hari/tanggal : Sabtu, 21 Oktober 2023
Waktu : 13.00 s.d 15.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar
Romang Polong.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kinetika Reaksi


Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan) dan
mekanisme reaksi. Tujuan utama mempelajari kinetika kimia adalah untuk memahami
tahap-tahap reaksi yang terjadi dan untuk memercepat produksi diperlukan pengetahuan
tentang kondisi yang dapat membantu reaksi agar berlangsung pada rentang waktu yang
menguntungkan secara komersial (Dr. Yusdinar, 2018: 86).
Laju atau kecepatan reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk
dalam suatu satuan waktu. Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi, atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Konsentrasi
biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas, satuan tekanan
atmosfer, milimeter merkuri, hukum pascal, dapat digunakan sebagai ganti konsentrasi
(Yuda dkk, 2017 : 23).
Kinetika kimia merupakan cabang dari kimia fisika yang mempelajari sistem kimia
yang tergantung waktu, seperti sistem yang memiliki komposisi kimia yang berubah
selama perubahan waktu teertentu. Kinetika kimia membicarakan dinamika reaksi yang
meliputi laju reaksi, orde reaksi yang diperoleh dari hasil percobaan, hukum atau
persamaan laju, konstanta laju dan mekanisme reaksi. Berdasarkan hukum laju dapat
ditentukan jenis reaksi (reaksi sederhana atau reaksi kompleks), jika reaksi merupakan
reaksi kompleks berarti reaksi tersebut mempunyai mekanisme.. mekanisme yang terjadi
dapat diramal dari hukum laju. Konsentrasi reaktan merupaka hal yang selalu dikaji yaitu
dengan penentuan konsentrasi tiap-tiap spesies sebagai penentu laju reaksi
(Yerimadesi, dkk. 2012: 30).
Salah satu tujuan dalam percobaan kinetic adalah membuktikan bentuk mekanisme
yang sesuai dengan pendekatan hukum laju reaksi. Langkah penting dalam kinetika
adalah penentuan komponen yang aktif dari sistemreaksi yang diukur melalui perubahan
konsentrasi setiap perubahan waktu. Hubungan fungsi antara penurunan konsentrasi
reaktan atau kenaikan konsentrasi produk dalam satuan waktu didefinisikan sebagai laju
reaksi (Yerimadesi, dkk. 2012: 32-33).

3
B. Metode Pengukuran Laju Reaksi dan Penentuan Orde Reaksi
Menurut (Rusman, 2019, hal 11-13) berbagai metode yang dapat digunakan

untuk menentukan laju reaksi secara eksperimen, diantaranya adalah :

1. Metode Perubahan Tekanan


Suatu reaksi dimana komponennya dalam keadaan gas yang dapat

menghasilkan perubahan tekanan. Perubahan tekanan yang terjadi diamati atau

dicatat sebagai fungsi waktu.

2. Spektroskopi
Metode ini dilakukan dengan mengamati perubahan yang dapat diukur

melalui absorbansi sinar tampak, misalnya absorbansi bromin. Metode ini telah

diaplikasikan secara luas, dan digunakan khusus untuk senyawa-senyawa yang

mempunyai sifat karakteristik dalam mengabsorbsi spektrum tertentu.

3. Metode Elektrokimia
Metode ini dapat dilakukan jika pada perubahan reaksi dalam larutan

melibatkan perubahan muatan atau ion, kecepatan reaksi dapat diamati melalui

pengukuran konduktivitas dan pH.

4. Metode Miscellaneous
Metode ini termasuk metode seperti penentuan komposisi dengan

melakukan titrasi, spektropotometri, gas kromatografi dan magnetik resonansi.

Menurut (Rusman, 2019, hal 173-177) berbagai metode yang dapat

digunakan untuk menentukan orde reaksi diantaranya adalah :

1. Metode Isolasi
Dalam metode ini konsentrasi dalam suatu reaktan dibuat jauh lebih kecil

daripada konsentrasi reaktan lain. Pada kondisi ini, semua konsentrasi reaktan

kecuali salah satu reaktan pada dasarnya konstan sehingga simulasi/plot

kinetika orde reaksi ke-nol sederhana, pertama, dan kedua biasanya dapat

digunakan untuk menafsirkan data konsentrasi waktu.

4
2. Metode Laju Awal Reaksi
Metode penentuan orde reaksi berdasar nilai laju awal reaksi didasarkan

pada asumsi bahwa reaksi bersifat tergantung secara stoikiometri terhadap

waktu reaksi. Oleh karenanya, konsentrasi reaktan pada suatu waktu tertentu

untuk digunakan sebagai panduan penentuan orde reaksi menimbulkan banyak

kesalahan. Laju awal reaksi dapat dipilih karena dapat menggambarkan

kecenderungan pola dekomposisi reaktan untuk membentuk suatu produk

secara komparatif pada dua atau lebih kondisi awal reaksi yang berbeda.

3. Metode Integrasi
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, reaksi dapat memiliki orde

satu, dua, tiga dan seterusnya yang besarnya akan tergantung pada mekanisme

reaksi yang dilaluinya.

4. Metode Waktu Fraksional


Metode waktu fraksional yang paling populer dalam penentuan orde reaksi

adalah waktu paruh. Waktu paruh reaksi adalah waktu yang dibutuhkan

sehingga konsentrasi reaktan menjadi ½ kali konsentrasi mula-mula.

5
BAB III
METODOLOGI
A. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Botol Larutan 3 buah
2. Gelas Kimia 1 buah
3. Gelas Piala 3 buah
4. Kasa Laboratorium 1 buah
5. Kaki Tiga 1 buah
6. Pembakar Bunsen 1 buah
7. Pipit Tetes 3 buah
8. Rak Tabung 3 buah
9. Sikat Tabung 1 buah
10. Stopwatch Hp 1 unit
11. Tabung Reaksi 30 buah
12. Termometer 1 buah

B. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. H2O secukupnya
2. H2SO4 1M secukupnya
3. Na2S2O3 1 M secukupnya
4. Label secukupnya
5. Tissue secukupnya

C. Cara Kerja
Cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Suhu

Cara kerja dalam percobaan pertama pengaruh suhu adalah pertama-tama


disediakan masing-masing 5 buah tabung reaksi H2SO4 dan Na2S2O3 dan masing-
masing tabung reaksi tersebut di isi dengan 1 ml. Kemudian tiap tabung reaksi
keduanya yang berisi 1 ml di tambahkan H2O masing-masing sebanyak 4 ml dan kita
homogenkan kurang lebih 1 menit. Setelah semuanya terhomogenkan masukkan
6
tabung reaksi pertama yang berisi Na2S2O3 ke dalam gelas kimia yang berisi air panas
kemudian masukkan termometer ke dalam tabung reaksi tersebut dan ukur suhunya
hingga 40 oC, jika suhunya sudah mencapai maka segera tuang ke dalam H2SO4 dan
nyalakan stopwatch. Stopwatch dihentikan ketika reaksi telah sempurna (keruh/titik
keruh sudah tidak terlihat lagi). Kemudian catat waktu Ketika titik keruh sudah tidak
terlihat. Selanjutnya lakukan langkah kedua sampai kelima seperti pada langkah
pertama dengan interval suhu yang meningkat yaitu pada langkah kedua dengan suhu
50 oC, ketiga dengan suhu 60 oC, keempat dengan suhu 70 oC dan yang kelima
dengan suhu 80 oC.
2. Pengaruh Konsentrasi H2SO4

Cara kerja percobaan kedua dengan konsentrasi H2SO4 ini langkah pertama
adalah sediakan 5 buah tabung reaksi dan masing-masing tabung tersebut diisi
dengan 5 ml Na2S2O31 M. Kemudian disediakan 5 buah tabung reaksi yang lain dan
tiap tabung tersebut diisi dengan 1 ml, 2 ml, 3 mL, 4 ml, dan 5 ml H2SO4. Dan volume
H2O adalah 4 ml, 3 ml, 2 ml, 1 ml, 0 ml dimana tabung yang berisi 1 ml H2SO4
ditambahkan dengan 4 mL H2O. Selanjutnya, tabung yang berisi 2 ml H2SO4
ditambahkan dengan 3 ml H2O. Selanjutnya, tabung yang berisi 3 ml H2SO4
ditambahkan dengan 2 mL H2O. Dan selanjuntya tabung yang berisi 4 ml H2SO4
ditambahkan dengan 1 ml H2O. Kemudian yang terakhir tabung yang berisi 5 ml
H2SO4 ditambahkan dengan 0 ml H2O atau dalam artian tidak ditambahkan aquades.
Kemudian cukupkan volume tabung dengan aquades hingga volume ke lima tabung
tersebut tetap 5 ml. Langkah pertama campurkan isi tabung yang berisi H2SO4
sebanyak 1 ml ke dalam tabung yang berisi Na2S2O3 sebanyak 5 ml. Setelah itu
bersamaan dengan bercampurnya kedua zat maka stopwatch di jalankan untuk
mengetahui berapa banyak waktu yang diperlukan sampai reaksi sempurna
(keruh/tanda titik hitam tidak tampak lagi). Langkah terakhir adalah catat waktu yang
diperlukan untuk memasukkannya kedalam analisis data. Lakukan langkah kedua
sampai lima dengan volume H2SO4 dan H2O yang berbeda dan lakukan langkah-
langkah seperti pada langkah pertama.
3. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3

Cara kerja dalam percobaan ketiga pengaruh konsentrasi terhadap kinetika reaksi

adalah pertama-tama disediakan 5 buah tabung reaksi dan masing-masing tabung

7
reaksi tersebut di isi dengan 5 ml H2SO41 M. Kemudian disediakan 5 buah tabung

reaksi yang lain dan tiap tabung tersebut diisi dengan 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5

ml Na2S2O3. Dan volume H2O adalah 4 ml, 3 ml, 2 ml, 1 ml, 0 ml dimana tabung

yang berisi 1 ml Na2S2O3 ditambahkan dengan 4 ml H2O. Selanjutnya, tabung yang

berisi2 ml Na2S2O3 ditambahkan dengan 3 ml H2O. Selanjutnya, tabung yang berisi

3 ml Na2S2O3 ditambahkan dengan 2 mL H2O. Dan selanjuntya tabung yang berisi 4

ml Na2S2O3 ditambahkan dengan 1 ml H2O. Kemudian yang terakhir tabung yang

berisi 5 ml Na2S2O3 ditambahkan dengan 0 mL H2O atau dalam artian tidak

ditambahkan aquades. Kemudian cukupkan volume tabung dengan aquades hingga

volume ke lima tabung tersebut tetap 5 mL. Langkah selanjutnya setelah masing-

masing tabung reaksi diisi maka campurkan isi tabung yang berisi Na2S2O3 ke dalam

tabung yang berisi H2SO4. Setelah itu bersamaan dengan bercampurnya kedua zat

maka stopwatch di jalankan untuk mengetahui berapa banyak waktu yang diperlukan

sampai reaksi sempurna (keruh/tanda titik hitam tidak tampak lagi). Langkah terakhir

adalah catat waktu yang diperlukan untuk memasukkannya kedalam analisis data.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Suhu
Tabel 4.1 Pengaruh Suhu

V. H2SO4 + V.Air V. Na2S203 + V. Air Suhu T (detik)


1+ 4 1+4 40 oC 35
1+ 4 1+ 4 50 oC 16
1+ 4 1+ 4 60 oC 16
1+ 4 1+ 4 70 oC 13
1+4 1+ 4 80 oC 12

2. Pengaruh Konsentrasi H2SO4


Tabel 4.2 Pengaruh Konsentrasi H2SO4
V. Na2S203 V. H2SO4 V. H2O Kons. H2SO4 T (detik)
1M 1M
5 ml 1 4 0,2 8
5 ml 2 3 0,4 7
5 ml 3 2 0,6 7
5 ml 4 1 0,8 6
5 ml 5 0 1,0 5

3. Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3


Tabel 4.3 Pengaruh Konsentrasi Na2S2O3
V. H2SO4 V. Na2S203 V. H2O Kons. H2SO4 T (detik)
1M 1M
5 ml 1 4 0,2 53
5 ml 2 3 0,4 17
5 ml 3 2 0,6 14
5 ml 4 1 0,8 7
5 ml 5 0 1,0 5

9
B. Reaksi
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah:

Na2S2O3 + H2SO4 → Na2SO4 + H2O + S + S2O

10

Anda mungkin juga menyukai