Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM

KIMIA DASAR LANJUTAN

LAJU REAKSI

Disusun Oleh :

Nama Praktikan: Irvan Saputra


NIM: 191910801021
Kelompok/Kelas: 2/
Asisten:

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
I. Judul
Laju Reaksi

II. Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dari Praktikum Laju Reaksi adalah untuk mempelajari
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

III. Tinjauan Pustaka

3.1 Laju Reaksi


Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi ataupun produk
dalam satuan waktu. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya
konsentrasi suatu pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi suatu produk.
Konsentrasi (M) biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk fase gas,
satuan tekanan atmosfer, milimeter merkurium atau pascal, dapat digunakan
sebagai pengganti konsentrasi. Satuan waktu dapat detik, menit, jam, hari atau
bahkan tahun, tergantung apakah reaksi tersebut berlangsung secara cepat atau
lambat (Charles, 1992).
Dalam mempelajari laju reaksi kimia ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Apakah reaksi berlangsung secara cepat atau lambat?
b. Bagaimana kebergantungan laju reaksi pada konsentrasi reaktan?
c. Bagaimana kebergantungan laju reaksi pada temperatur?
d. Apakah reaksi berlangsung pada satu tahap atau beberapa tahap?
e. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi laju reaksi pada setia tahapannya?
f. Apa yang terjadi dengan energi yang dilepaskan selama reaksi berlangsung?
(Keenan, 1989).
3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Laju reaksi biasanya dijumpai dalam beberapa keadaan, ada yang
berlangsung sangat cepat dan adapula yang berlansung lambat. Keadaan laju
reaksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
3.2.1 Sifat reaktan
Beberapa senyawa bersifat sangat reaktif dibandingkan
dengan senyawa lain. Secara umum, reaksi yang terjadi antara
ion dalam suatu larutan lebih cepat, sementara reaksi antara
molekul kovalen berlangsung lebih lambat (Brady, 1998).
3.2.2 Konsentrasi
Apabila konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju
reaksinya semakin besar, dan begitu juga sebaliknya, bila
konsentrasi semakin kecil maka laju reaksinya semakin kecil.
Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan
persamaan matematik yang dinamakan dengan hukum laju
reaksi atau persamaan laju reaksi. Pangkat – pangkat dalam
persamaan laju reaksi dikenal dengan orde reaksi.
Menentukan orde reaksi dalam suatu reaksi kimia pada
prinsipnya menetukan pengaruh seberapa besar perubahaan
konsentrasi laju reaksi terhadap konsentrasi reaktan dan
produk (Brady, 1998).
3.2.3 Luas Permukaan
Reaksi yang terjadi dalam sistem homogen sangat berbeda
dengan reaksi yang terjadi secara heterogen. Sistem reaksi
homogen campuran zatnya bercampur seluruhnya. Hal ini
dapat mempercepat terjadinya reaksi kimia, karena molekul -
molekul ini dapat bersentuhan antara satu sama lainnya.
Sementara sistem heterogen, reaksi hanya berjalan pada
bidang– bidang yang bersentuhan dari kedua fasenya. Reaksi
kimia berlangsung pada kedua molekul–molekul, atom–atom
atau ion – ion dari zat–zat yang bereaksi telebih dahulu
bertumbukkan. Jika semakin luas permukaan suatu reaksi
maka semakin cepat reaksi itu berlangsung, dan begitu pula
sebaliknya (Brady, 1998).
3.2.4 Suhu atau Temperatur
Pada temperatur yang tinggi, energi molekul – molekul akan
bertambah. Laju reaksi semakin meningkat dengan naiknya
temperatur, biasanya kenaikan temperatur sebesar 10 oC akan
menyebabkan kenaikkan laju reaksi sebesar dua atau tiga
kalinya. Kenaikkan laju reaksi ini disebabkan oleh kenaikkan
temperatur atau menyebabkan semakin cepatnya molekul –
molekul reaktan bergerak, sehingga memperbesar
kemungkinan terjadi tabrakan yang efektif. Energi tumbukan
bertambah yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan
sehingga suatu reaksi dapat terjadi disebut energi pengaktifan
(Brady, 1998).
3.2.5 Katalis / Katalisator
Berbagai reaksi berlangsung lambat dapat dipercepat dengan
menambahkan zat lain yang disebut katalis. Konsep yang
menerapkan pengaruh terhadap laju reaksi diantaranya katalis
yang menurunkan energi-energi pengaktifan suatu reaksi
dengan jalan menbentuk tahap-tahap reaksi yang baru. Ada
dua jenis katalis, yaitu:
a. Katalis homogen adalah katalis yang satu fase dengan zat yang
dikatalis. Jenis katalis ini umumnya ikut juga bereaksi, tetapi
pada akhir reaksi akan kembali lagi ke bentuk semula.
b. Katalis heterogen adalah katalis yang tidak satu fase dengan
zat-zat yang bereaksi. Jenis katalis ini umumnya logam-logam
dan reaksi yang dipercepat umumnya gas-gas (Brady, 1998).

IV. Metodologi Percobaan

4.1 Alat dan Bahan


4.1.1 Alat:

- Tabung Reaksi
- Plat Tetes
- Stopwatch
- Erlenmeyer
- Gelas Kimia
- Pipet Volume
- Pipet Ukur
- Pipet Tetes
- Neraca Analitik

4.1.2 Bahan:
- HCl Pekat - Logam Co - MgO
- H2SO4 Pekat - KIO3 - H2O2
- HNO3 Pekat - CH3COOH - Aquades
- Logam Mg - NaHSO3
- Logam Zn - Larutan Kanji
4.2 Skema Kerja

4.2.1 Preparasi Larutan

HCl Pekat, H2SO4, HNO3, CH3COOH

disiapkan larutan HCl pekat


dilarutkan menggunakan akuades hingga mencapai 6M
dilakukan prosedur yang sama untuk H2SO4, HNO3,
CH3COOH hingga masing-masing mempunyai
Hasil konsentrasi 3 M, 6 M, 6 M

4.2.2 Sifat Reaktan

Logam Mg

disiapkan tabung reaksi


diisikan pada tabung satu potong logam Mg sepanjang
1 cm
dimasukkan 1 ml larutan H2SO4 3M pada tabung
reaksi
diamati reaksi yang terjadi
dicatat waktu untuk melarutkan logam
dihitung laju reaksinya
diulangi prosedur diatas dengan mengganti larutan
asam sebagai berikut: HCl 6 M, HNO3 6 M,
H3PO4 2 M, CH3COOH 6 M
Hasil
4.2.3 Sifat Reaktan

HCl 6M

disiapkan tabung reaksi


diisikan 1 ml asam HCL 6 M
dimasukkan 1 cm potongan logam Mg
diamati laju reaksi menggunakan stopwatch
dicatat hasil pengamatan
diulangi prosedur dengan potongan Zn dan Co

Hasil

4.2.4 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi

Logam Zn

disiapkan alat suntik 5ml dan botol obat suntik


dengan tutupnya
dimasukkan Zn sebanyak 0.2 g ke dalam botol
suntik dan ditutup rapat
diambil 3 mL larutan HCl 1M dengan alat suntik
disuntikkan larutan HCl ke dalam botol melalui
karet
dicatat waktu mulai HCl disuntikkan sampai alat
penyedot naik ke ketinggian tertentu
diulangi untuk konsentrasi HCl yang berbeda

Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J.E & Holum J.L. 1998. Fundamental of Chemistry. 3 Ed. New
York: John Wiley & Sons, Inc.
Charles, W. 1992. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Gramedia.
Keenan, Dkk. 1989. Kimia Untuk Universitas. Bandung: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai