Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIKA DASAR II

HUKUM GAUSS

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

FARIZAH DZATI BAYANI NADLILA WIDYANINGRUM 191910801027


IRVAN SAPUTRA 191910801021
MOCHAMAD VITO YANUAR 191910801032

PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK PERMINYAKAN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan rahmat dan
karunianya, Kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Hukum Gauss” sebagai tugas Mata
Kuliah Fisika Dasar II kami dengan tepat waktu. Makalah ini kami harap dapat menjadi bahan
pembelajaran yang dapat diterima dan dipahami dan dapat membantu pihak-pihak yang memerlukan
referensi dari cara kerja Hukum Gauss.

Makalah ini kurang lebih memuat tentang Pengertian dari fluks listrik, Pengertian dari Hukum
Gauss, dan metode cara perhitungan medan listrik menggunakan Hukum Gauss. Makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Kami juga menyampaikan banyak terimakasih kepada
pihak-pihak yang ikut andil dan membantu dalam proses pengerjaan makalah ini.

Akhir kata kami meminta maaf jika masih banyak kesalahan dalam penulisan ataupun
penguraian rumus yang tertera pada maklalah ini, kami harap makalah ini dapat diterima oleh Bapak
dan dapat menjadi bahan acuan dalam pembelajaran fisika mengenai Hukum Gauss dalam
kesempatan selanjutnya.

Jember, 21 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. ii
BAB I........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan...................................................................................................................................... 1
BAB II....................................................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................... 2
2.1 Fluks Listrik ............................................................................................................................. 2
2.2 Hukum Gauss .......................................................................................................................... 3
2.3 Perhitungan Medan Listrik Menggunakan Hukum Gauss..................................................... 4
2.3.1 E di dekat Muatan Titik .................................................................................................. 4
2.3.2 E di dekat Bidang Muatan Tak Hingga ........................................................................... 4
2.3.3 E di dekat Muatan Garis Tak Hingga .............................................................................. 5
2.3.4 E di dalam dan di luar Kulit Muatan Silindris ................................................................ 5
2.3.5 E di dalam dan di luar Silinder Muatan Padat dengan Panjang Tak Hingga................. 6
2.3.6 E di dalam dan di luar Kulit Muatan Bola ...................................................................... 6
2.3.7 E di dalam dan di luar Bola Padat Bermuatan Seragam ............................................... 7
2.4 Penerapan Hukum Gauss di Kehidupan Sehari-hari ............................................................. 7
2.4.1 Generator Van de Graff .................................................................................................. 7
2.4.2 Penangkal Petir ..................................................................................................................... 8
2.4.3 Filter elektrostatik ................................................................................................................. 8
BAB III ..................................................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 9
3.2 Saran ....................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan salah satu bentuk energi. Energi listrik telah menjadi bagian penting
dalam kehidupan manusia. Dengan adanya revolusi yang dilakukan oleh para ilmuwan pada
akhir 1700-an, menimbulkan dampak adanya perubahan kehidupan manusia, yaitu saat
ditemukannya suatu metode pemanfaatan daya listrik yang kuat. Dengan adanya revolusi
tersebut, saat ini kita dapat menikmati berbagai teknologi karena hampir seluruh peralatan
yang digunakan oleh manusia memanfaatkan bantuan energi listrik. Listrik pada dasarnya
dibedakan menjadi dua macam, yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Listrik statis berkaitan
dengan muatan listrik dalam keadaan diam, sedangkan listrik dinamis berkaitan dengan
muatan listrik dalam keadaan bergerak.
Kita tentunya tidak asing dengan petir. Kemunculan dan bunyinya saat turunnya
waktu hujan, cukup menakutkan. Petir inilah contoh dari kejadian listrik statis. Terdapat
muatan-muatan yang bergerak pada saat itu dan memunculkan cahaya yang disebut kilat.
Adanya petir menunjukkan bahwa awan juga memiliki muatan listrik. Muatan listrik pada
awan ternyata dapat berpindah, baik dari awan yang satu ke awan yang lain, atau dari awan
ke bumi. Petir merupakan loncatan muatan listrik akibat perbedaan potensial yang sangat
besar dari awan ke bumi yang disertai energi yang sangat besar. Muatan listrik di awan
merupakan muatan listrik statis.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu fluks listrik?
b. Apa itu hukum Gauss?
c. Bagaimana perhitungan medan listrik menggunakan hukum Gauss?

1.3 Tujuan
a. Untuk menjelaskan tentang Fluks Listrik.
b. Untuk menjelaskan tentang hukum Gauss.
c. Untuk memahami perhitungan medan listrik menggunakan hukum Gauss.
d. Untuk menjelaskan implementasi hukum Gauss di kehidupan sehari-hari.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fluks Listrik


Fluks listrik didefinisikan sebagai jumlah
garis-garis medan yang menembus tegak lurus suatu
bidang. Fluks listrik disimbolkan dengan 𝜙E dapat
dinyatakan oleh jumlah garis yang melalui suatu
penampang tegak lurus. Kerapatan fluks listrik pada
titik tersebut adalah jumlah per satuan luas pada titik
itu. Untuk permukaan tertutup di dalam sebuah
medan listrik maka kita akan melihat bahwa 𝜙E
adalah positif jika garis-garis gaya mengarah ke luar,
dan adalah negatif jika garis-garis gaya menuju ke
dalam, seperti yang diperlihatkan Gambar 1 sehingga
𝜙E adalah positif untuk permukaan S1 dan negatif Gambar 1. dua muatan sama
untuk S2. 𝜙E untuk permukaan S3 adalah nol. besar dan berlawanan tanda.
Garis putus – putus menyatakan
Hukum Gauss melibatkan konsep fluks listrik
perpotongan di antara
yang mengacu pada medan listrik yang melewati permukaan tertutup hipotetik
area tertentu. Untuk medan listrik seragam E yang dengan bidang gambar.
melewati area A, seperti ditunjukkan pada gambar
2.a, fluks listrik didefinisikan sebagai:
𝜙E = E. A cos 𝜃 (1-1)
dimana sudut antara arah medan listrik dan garis
yang ditarik tegak lurus terhadap daerah tersebut.
Fluks tersebut dapat dituliskan secara ekuivalen.
𝜙E = E⊥ A = E A⊥ (1-2)
dimana E⊥ = E cos 𝜃 adalah komponen → tegak lurus
𝐸
terhadap daerah (Gambar 2-2b) dan sama halnya
dengan A⊥ = A cos 𝜃 adalah proyeksi daerah A tegak
lurus terhadap medan → (Gambar 2-2c).
𝐸
Fluks listrik memiliki interpretasi intuitif
sederhana dalam hal garis medan. Seperti yang di
sebutkan di bagian 1-2 bahwa garis medan selalu
dapat ditarik sehingga jumlah (N) yang melewati area
unit bidang (A) sebanding dengan magnitudo medan Gambar 2. Fluks listrik
(E): yaitu, 𝐸 ∝ 𝑁/𝐴⊥. Karenanya,
N ∝ EA⊥ = 𝜙E (1-3)
sehingga fluks melalui suatu area sebanding dengan jumlah garis yang melewati
daerah itu.

2
2.2 Hukum Gauss
Perhatikan muatan titik q yang dikelilingi oleh
permukaan bulat jari-jari r yang berpusat pada muatan,
seperti pada Gambar 3.a Besarnya medan listrik di mana-
mana di permukaan bola adalah:
𝑞
𝐸 = 𝑘𝑙 𝑟 2 (1-4)

Perhatikan bahwa medan listrik tegak lurus


terhadap permukaan bola pada semua titik di permukaan.
Fluks listrik melalui permukaan oleh karena itu EA, di mana
A = 4πr2 adalah luas permukaan bola:
𝑞
𝛷𝐸 = 𝐸𝐴 = 𝑘𝑙 𝑟2 (4𝜋𝑟 2 ) = 4𝜋𝑘𝑙 𝑞 (1-5)
Terkadang mudah untuk mengekspresikan 𝑘ℓ
dalam hal konstanta lain, 𝜖0 sebagai 𝑘ℓ = 1/4𝜋𝜖0. P0 Gambar 3. Fluks melalui
konstan disebut permitivitas ruang bebas dan memiliki permukaan bulat jari-jari r
yang mengelilingi muatan
nilai:
titik q adalah =q/∈0
1
𝜖0 = 8.85𝑥10−12 𝐶 2 /𝑁. 𝑚2 (1-6)
4𝜋𝑘𝑙

Penggunaan 𝑘ℓ atau 𝜖0 benar-benar merupakan masalah selera. Fluks listrik


melalui permukaan bola tertutup yang mengelilingi muatan q sekarang dapat
dinyatakan sebagai:
𝑞
𝛷𝐸 = 4𝜋𝑘𝑙 𝑞 = (1-7)
∈0

Hasil ini mengatakan bahwa fluks listrik melalui bola yang mengelilingi
muatan q sama dengan muatan yang dibagi dengan ∈0 konstan. Dengan
menggunakan kalkulus, hasil ini dapat dibuktikan untuk setiap permukaan tertutup
yang mengelilingi muatan q. Misalnya, jika permukaan di sekeliling q tidak
beraturan, seperti pada Gambar 3.b, fluks melalui permukaan itu juga 𝑞/∈0 . Hal ini
menyebabkan hasil umum berikut, yang dikenal sebagai hukum Gauss:

Fluks listrik E melalui permukaan tertutup sama dengan muatan bersih di


dalam permukaan, 𝑄𝑖𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒, dibagi dengan ∈0 :
Qinside
𝛷𝐸 = (1-8)
∈0

Keterangan:
𝛷𝐸 = Fluks Listrik (Weber)

Qinside = Muatan Listrik (Coulomb)

∈0 = Permitivitas Ruang Hampa = 8.85𝑥10−12 𝐶 2 /𝑁. 𝑚2

Walaupun tidak jelas, hukum Gauss menggambarkan bagaimana muatan


menciptakan medan listrik. Pada prinsipnya, selalu dapat digunakan untuk
menghitung medan listrik dari suatu sistem biaya atau distribusi biaya yang kontinu.
Dalam prakteknya, teknik ini berguna hanya dalam sejumlah kasus di mana terdapat
tingkat simetri yang tinggi, seperti bola, silinder, atau bidang. Dengan simetri bentuk
khusus ini, muatannya bisa dikelilingi oleh permukaan imajiner, yang disebut

3
permukaan Gaussian. Permukaan imajiner ini digunakan secara ketat untuk
perhitungan matematis, dan tidak perlu menjadi permukaan fisik yang sebenarnya.
Jika permukaan imajiner dipilih sehingga medan listrik konstan di mana-mana di
atasnya, medan listrik dapat dihitung dengan:
Qinside
𝐸𝐴 = 𝛷𝐸 = ∈0
(1-9)

2.3 Perhitungan Medan Listrik Menggunakan Hukum Gauss


Permukaan yang biasa dipakai untuk menghitung medan listrik menurut
hukum Gauss ini disebut permukaan Gauss. Pada bagian ini, kita akan menggunakan
metoda ini untuk menghitung medan listrik akibat sejumlah distribusi muatan yang
simetris (Tippler, 1998).
2.3.1 E di dekat Muatan Titik
Pertama-tama kita gunakan hukum Gauss untuk mencari medan listrik sejarak
r dari muatan titik q. Misalkan muatan titik ini terletak di titik asal. Berdasarkan
simetri, E pasti Radial dan besarnya dapat bergantung seata-mata pada jarak dari
muatannya. Untuk permukaan Gauss ini, kita pilih permukaan bola berjari-jari r
yang berpusat pada muatan tersebut. Komponen normal E, 𝐸𝑛 = 𝐸. 𝑛̂ = 𝐸𝑟 ,
nilainya sama di sembarang tempat pada permukaan. Fluks total yang melewati
permukaan ini akibatnya menjadi:
𝜙𝑛𝑒𝑡 = ∮ 𝐸𝑛̂𝑑𝐴 = ∮ 𝐸𝑟 𝑑𝐴 = 𝐸𝑟 ∮ 𝑑𝐴 (1-10)

Tapi ∮ 𝑑𝐴 = 4𝜋𝑟 2 , luas total permukaan berbentuk bola tersebut. Karena


muatan total di dalam permukaan tersebut tidak lain adalah muatan titik q,
hukum Gauss menghasilkan
𝑞
𝐸𝑟 4𝜋𝑟 2 = 𝜀 (1-11)
0
dan
1 𝑞
𝐸𝑟 = 4𝜋𝜀 𝑟 2 (1-12)
0

2.3.2 E di dekat Bidang Muatan Tak Hingga


Kita ingin mencari medan listrik didekat bidang muatan takhingga dengan
densitas muatan permukaan σ. Berdasarkan simetrik, kita tahu bahwa medan
listrik haruslah tegang lurus terhadap bidang dan bergantung semata-mata pada
jarak z dari bidang tersebut. Juga, medan listrik ini besarnya harus sama walaupun
arahnya berbeda dengan jarak yang sama di atas bidang tersebut begitu pula di
bawahnya. Untuk permukaan Gauss ini, kita pilih silinder berbentuk topi yang
sumbunya tegak lurus terhadap bidang tersebut dan pusatnya terletak pada
bidang seperti gambar 2-1. Anggaplah setiap ujung silinder ini sejajar dengan
bidang dan memiliki luas A. E sejajar dengan permukaan silinder, sehingga tidak
ada Fluks yang melewati permukaan lengkung ini. Fluks yang melewati setiap
ujung permukaan berbentuk topi ini adalah EnA, sehingga Fluks totalnya adalah
2EnA muatan totalnya adalah 𝜎𝐴 maka Hukum Gauss akan menghasilkan
1
𝜙𝑛𝑒𝑡 = ∮ 𝐸𝑛 𝑑𝐴 = 𝜀 𝑄𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 (1-13)
0

1
2𝐸𝑛 𝐴 = 𝜀 𝜎𝐴 (1-14)
0

Atau

4
𝜎
𝐸𝑛 = 2𝜀 = 2𝜋𝑘𝜎 (1-15)
0

2.3.3 E di dekat Muatan Garis Tak Hingga


Medan listrik sejarak r dari suatu muatan garis yang sangat panjang dengan
densitas muatan linier yang seragam 𝜆. Permukaan silinder dengan panjang L dan
jari-jari r. Berdasarkan simetri, di titik-titik yang letaknya jauh dari ujung dari garis
tersebut, garis-garis medan listrik akan memancar keluar garis tersebut secara
seragam, jika muatan garisnya positif. Dengan demikian medan listrik akan tegak
lurus terhadap permukaan silindris dan memiliki besar yang sama dengan Er di
sembarang tempat. Fluks listriknya dengan demikian merupakan perkalian antara
medan listrik dan permukaan silindris. Tidak ada Fluk yang melewati permukaan-
permukaan datar di ujung-ujung silinder tersebut, karena 𝐸𝑛̂ = 0. Muatan total
di dalam permukaan ini adalah muatan perpanjang satuan 𝜆 kali panjang L. Karena
luas permukaan silindris ini adalah 2𝜋𝑟𝐿, maka Hukum Gauss yang dihasilkan.
1 𝜆 𝜆
𝐸𝑟 = 2𝜋𝜀 𝑟 = 2𝑘 𝑟 (1-16)

2.3.4 E di dalam dan di luar Kulit Muatan Silindris


Untuk menghitung medan di dalam kulit ini, kita buat sebuah permukaan
Gauss silindris dengan panjang L dengan jari-jari r < R yang kosentris dengan kulit
tersebut. Berdasarkan simetri medan listriknya tegak lurus terhadap permukaan
Gauss dan besarnya Er konstan di mana pun pada permukaan tersebut. Fluks E
yang melewati permukaan Gauss ini:

𝜙𝑛𝑒𝑡 = ∮ 𝐸𝑛 𝑑𝐴 = 𝐸𝑟 ∮ 𝑑𝐴 = 𝐸𝑟 2𝜋𝑟𝐿 (1-17)


di mana 2𝜋𝑟𝐿 adalah luas permukaan Gauss. Karena muatan total di dalam
permukaan ini 0 maka Hukum Gauss menghasilkan

𝜙𝑛𝑒𝑡 = 𝐸𝑟 2𝜋𝑟𝐿 = 0 (1-18)


Maka 𝐸𝑟 = 0 dengan r < R
Untuk mencari medan listrik di luar kulit silindris, dengan jari-jari r < R.
Berdasarkan simetri medan listrik akan tegak lurus dengan permukaan Gauss dan
besarnya 𝐸𝑟 konstan di mana pun pada permukaan tersebut. Dan Fluks nya tetap
yaitu 𝐸𝑟 2𝜋𝑟𝐿 tetapi muatan total di dalam permukaan 𝜎2𝜋𝑅𝐿, maka Hukum
Gauss yang dihasilkan
𝜎2𝜋𝑅𝐿
𝜙𝑛𝑒𝑡 = 𝐸𝑟 2𝜋𝑟𝐿 = 𝜀0
(1-19)

Maka
𝜎𝑅
𝐸𝑟 = 𝜀 (1-20)
0𝑟

Karena panjang L dari kulit permukaan ini membawa muatan sebesar 𝜎2𝜋𝑅𝐿,
muatan per panjang satuan kulit ini adalah 𝜆 = 𝜎2𝜋𝑅. Dengan demikian 𝜆⁄2𝜋𝑅
untuk mengganti 𝜎 maka diperoleh

5
𝜎𝑅 1 𝜆
𝐸𝑟 = 𝜀 = 2𝜋𝜀 di mana r>R
0𝑟 0𝑟

2.3.5 E di dalam dan di luar Silinder Muatan Padat dengan Panjang Tak
Hingga
Sebuah silinder padat berjari-jari R dan membawa muatan yang terdistribusi
seragam di sebuah volume silinder yang memiliki densitas muatan 𝜌. Fluks yang
melewati permukaan Gauss silinder berjari-jari r dengan panjang L adalah 𝜙𝑛𝑒𝑡 =
𝐸𝑟 2𝜋𝑟𝐿.
Jika pemukaan Gauss ini terletak di luar silindernya, maka artinya r > R, maka
muatan total di dalam permukaan adalah 𝜌 kali volume silinder tersebut, yaitu
𝜋𝑅 2 𝐿. Maka hukum Gauss akan menghasilkan
𝜌𝜋𝑅2 𝐿
𝐸𝑟 2𝜋𝑟𝐿 = 𝜀0
(1-21)

𝜌𝑅 2
𝐸𝑟 = 2𝜀 (1-22)
0𝑟

Untuk menulis muatan per panjang satuan di sepanjang silinder yaitu


𝜌𝜋𝑅2 𝐿
𝜆= = 𝜌𝜋𝑅 2 . Dengan menggunakan 𝜆/𝜋𝑅2 untuk mengganti 𝜌 maka
𝐿
diperoleh pada E di luar muatan padat
𝜌𝑅2 1 𝜆
𝐸 = 2𝜀 = 2𝜋𝜀 𝑟≥𝑅
0𝑟 0𝑟

Jika pada permukaan Gauss yang berada di dalam silinder sehingga r < R,
maka muatan total di dalam permukaan adalah 𝜌𝑉 ′ , di mana 𝑉 ′ =
𝜋𝑟 2 𝐿 merupakan volume di dalam permukaan Gauss. Maka untuk medan
listrik di dalam silinder muatan padat, Hukum Gauss menghasilkan
1
𝜙𝑛𝑒𝑡 = 𝜀 𝑄𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 (1-23)
0

1 1
𝐸𝑟 2𝜋𝑟𝐿 = 𝜀 𝜌𝑉 ′ = 𝜀 𝜌𝜋𝑟 2 𝐿 (1-24)
0 0

atau
𝜌 𝜆
𝐸𝑟 = 2𝜀 𝑟 = 2𝜋𝜀 2 𝑟 𝑟≤𝑅
0 0𝑅

2.3.6 E di dalam dan di luar Kulit Muatan Bola


Dengan jari-jari R dengan muatan total Q. Berdasarkan simetri, E harus
radial dan besarnya bergantungan pada jarak r dari pusat bola. Permukaan Gauss
bola dengan r > R. Karena E tegak lurus terhadap permukaan ini dan besarnya
selalu konstan, fluks yang melewati permukaan ini adalah

𝜙𝑛𝑒𝑡 = ∮ 𝐸𝑟 𝑑𝐴 = 𝐸𝑟 4𝜋𝑟 2 (1-25)

Karena muatan total di dalam permukaan Gauss ini adalah muatan


total pada kulitnya Q, hukum Gauss akan menghasilkan
𝑄
𝐸𝑟 4𝜋𝑟 2 = 𝜀 (1-26)
0

6
atau
1 𝑄
𝐸𝑟 = 4𝜋𝜀 𝑟2
r>R
0

Jadi, medan listrik di luar suatu kulit bola bermuatan seragam adalah
sama seperti seolah-olah semua muatan berada di pusat kulit. Jika
permukaan Gauss berada di dalam kulit, di mana r < R, maka fluks totalnya
𝐸𝑟 4𝜋𝑟 2 tetapi muatan total di dalam permukaan adalah nol. Maka Hukum
Gauss menghasilkan
𝜙𝑛𝑒𝑡 = 𝐸𝑟 4𝜋𝑟 2 (1-27)
dan
𝐸𝑟 = 0 r<R

2.3.7 E di dalam dan di luar Bola Padat Bermuatan Seragam


Medan listrik di dalam dan di luar bola padat dengan jari-jari R dan muatan
total Q yang di distribusikan seragam ke seluruh volume benda dengan densitas
muatan 𝜌 = 𝑄⁄𝑉 , di mana 𝑉 = 3 𝜋𝑅 3 , adalah volume bola. Fluks yang melewati
4

permukaan Gauss berjari-jari r adalah


𝜙 = 𝐸𝑟 4𝜋𝑟 2 (1-28)
Jika permukaan Gauss yang dipilih terletak di dalam bola, yang artinya adalah
4
r < R, maka muatan total di dalam permukaan ini adalah 𝜌𝑉′ , di mana 𝑉 ′ = 𝜋𝑟 3
3
adalah volume di dalam permukaan Gauss:

𝑄 4 𝑟3
𝑄𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 = 𝜌𝑉 ′ = (4 ) (3 𝜋𝑅 3 ) = 𝑄 𝑅3 (1-29)
𝜋𝑅3
3

Untuk medan listrik di dalam bola, hukum Gauss akan menghasilkan


1 𝑟3
𝐸𝑟 4𝜋𝑟 2 = 𝜀 𝑄 𝑅3 (1-30)
0

atau
1 𝑄
𝐸𝑟 = 4𝜋𝜀 𝑅3
𝑟 (1-31)
0

2.4 Penerapan Hukum Gauss di Kehidupan Sehari-hari


2.4.1 Generator Van de Graff
Generator Van de Graff adalah mesin pembangkit listrik yang biasa
dipakai untuk penelitian di laboratorium. Salah satu contoh generator Van de
Graff yang ada di Indonesia terdapat di Pusat Peragaan Iptek di Taman Mini
Indonesia Indah. Generator ini dibuat oleh Robert Jemison Van de Graaff
(1901-1967). “Generator Van de Graff” merupakan alat yang dapat
menghasilkan muatan listrik statis dalam jumlah yang sangat besar melalui
proses gesekan. “Generator Van de Graff” ini berfungsi untuk menghasilkan
muatan listrik, khususnya percepatan partikel bermuatan dalam eksplorasi
atom. Sebuah “generator Van de Graff” terdiri atas kubah logam, sisir logam

7
bawah dan atas, silinder logam di bagian atas dan silinder politena di bagian
bawah, dan sabuk karet yang menghubungkan silinder logam dan silinder
politena.
Generator Van de Graff prinsip kerjanya sama dengan menghasilkan
muatan listrik dengan cara menggosok (metode gesekan). Gesekan antara
sabuk karet dengan silinder logam bagian bawah menimbulkan muatan listrik
negatif pada sabuk karet. Gesekan antara sabuk karet dengan silinder
politilen bagian atas menimbulkan muatan listrik positif pada sabuk karet.
Gerakan sabuk karet ke atas membawa muatan negatif mengalir ke kubah
melalui ujung runcing di bagian atas. Elektron akan tersebar menempati
seluruh permukaan kubah. Pada kubah bagian dalam tidak terdapat elektron.
Adapun, gerakan sabuk karet ke bawah membawa muatan positif. Muatan
positif sabuk karet ini mengalir melalui ujung runcing bawah ke tanah untuk
dinetralkan. Silinder logam bawah dijalankan dengan motor listrik, sehingga
sabuk karet terus-menerus bergerak, menghasilkan muatan negatif mengalir
ke kubah, sehingga terbentuk muatan listrik yang besar pada kubah generator
Van de Graff.
Proses ini berlangsung terus menerus sehingga kubah
mengumpulkan muatan listrik positif dalam jumlah yang banyak. Pada
gambar di atas terlihat bahwa muatan listrik negatif pada sabuk karet bawah
mengalir melalui sisir logam bawah ke tanah dan dinetralkan. Generator ini
dapat menghasilkan tenaga listrik sampai dua juta volt. Apabila kubah
generator ditanahkan, akan terlihat percikan kecil seperti kilat kecil. Kita juga
dapat merasakan kekuatan listrik ini dengan menerima muatan dari
generator pada saat menyentuh kubahnya.

2.4.2 Penangkal Petir


Penangkal petir biasanya terdapat di atap gedung-gedung tinggi dan
terbuat dari logam agar dapat menghantarkan arus listrik. Pada saat muatan
negatif dibagian bawah awan sudah tercukupi, muatan positif dari dalam
tanah akan merambat ke ujung penangkal petir dan akan terjadi proses tarik
menarik karena muatan positif berada di medan muatan negatif dan setelah
proses tarik menarik tersebut terjadilah aliran listrik yang akan langsung
disalurkan ke dalam tanah melalui kabel logam dari penangkal petir.

2.4.3 Filter elektrostatik


Filter (penyaring/pengendap) elektrostatik banyak digunakan dalam
industri untuk menyaring partikel-partikel gas yang tidak diinginkan sebelum
di buang ke atmosfer melalui cerobong asap. Di rumah-rumah, filter
elektrostatik digunakan untuk menyaring debu agar tidak mengganggu
pernapasan penghuninya. Gas yang akan di saring di masukkan ke dalam
tabung dengan peralatan yang dapat mengionisasi partikel gas. Partikel yang
bermuatan akan menempel pada dinding tabung yang bermuatan
berlawanan dengannya

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum Gauss menyatakan bahwa fluks listrik total yang melalui sembarang
permukaan tertutup (sebuah permukaan yang mencakup volume tertentu) sebanding dengan
muatan listrik (netto) total di dalam permukaan itu.

Hukum Gauss pada dasarnya digunakan untuk menentukan medan listrik dari suatu
muatan dengan persamaan rumus dasar dari fluks listrik yaitu 𝜙E = E. A. Rumus dari Hukum
𝑄
Gauss sendiri yaitu Φ = . Kedua persamaan tersebut dapat digabungkan dan akan
𝜀0
𝑄
ditemukan persamaan untuk mencari medan listrik suatu muatan yaitu 𝐸 = 𝐴𝜀 . Arah dari
0
sebuah muatan (+) biasanya menuju keluar dari pusat sebuah muatan mengelilingi muatan
tersebut dengan jari-jari yang sama yang mana akan membentuk suatu permukaan berbentuk
bola, rumus luas permukaan bola atau A adalah 4πr² dan dapat ditentukan rumus dari medan
𝑄
listriknya yaitu 𝐸 = .
4πr²𝜀0

Hukum Gauss biasa digunakan pada suatu sistem yang simetris (bola, tabung, kotak,
dll). Konsep dasar dari hukum Gauss digunakan salah satunya pada Generator Van de Graaff
yaitu mesin pembangkit listrik berbentuk bola yg biasa dipakai di laboratorium, selain itu
hukum Gauss juga diterapkan pada filter elektrostatik, dan penangkal petir.

3.2 Saran
Sebagai civitas akademika kita harus tetap selalu belajar mengenai hal-hal baru.
Pemahaman mengenai konsep fluks listrik dan hukum Gauss tentunya sangat bermanfaat
untuk memecahkan masalah yang terkait dengan kelistrikan. Oleh karenanya, pemahaman
mengenai konsep tersebut akan menjadi dorongan agar kita harus selalu belajar untuk
mengungkap kemungkinan ilmu pengetahuan yang masih belum terungkap. Kami sebagai
penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, D. C. (2005). PHYSICS PRINCIPLES WITH APPLICATIONS. NEW JERSEY:
PEARSON EDUCATION, INC.
Reitz, J. R., Milford, F. J., & Christy, R. W. (1993). DASAR TEORI LISTRIK MAGNET.
BANDUNG: ITB.
Tippler. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Bandung: Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai