Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH FISIKA DASAR II

HUKUM COULOMB
KELOMPOK 3

Disusun Oleh:
Davina Khaerunnisa ; H021221051
Wahyudin ; H021221052
Debby Astutiana Jufri ; H021221053
Putra Ikhsan Pratama ; H021221054
Qoonita khairunnisa Subana; H021221055
Fickry Haikal ; H021221057

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Hukum coulomb”.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah fisika dasar
2. Saya berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai
Hukum coulomb.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan dalam makalah ini.

Saya juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Makassar, Maret 2023

PENYUSUN

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... I
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... II
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ....................................................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................................................. 3
1. Muatan Listrik ............................................................................................................................. 3
2. Hukum Coulomb ............................................................................................................................. 4
3. Medan Listrik................................................................................................................................... 7
4. Hukum gauss ................................................................................................................................... 9
5. Penerapan Hukum Gauss ................................................................................................................ 9
BAB III. PENUTUP ................................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 11
B. Saran ......................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 12

II
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata listrik (electricity) berasal dari bahasa yunani elektron yang berarti “amber”. Hal
ini karena ketika sepotong amber digosokkan dengan kain maka amber dapat menarik daun-
daun kecil dan debu. Fenomena ini yang sekarang kita kenal dengan sebutan listrik statis. Ini
memperlihatkan bahwa manusia telah lama mengenal listrik, namun pada zaman modernlah
listrik dipelajari lebih lanjut dan lebih mendalam.

Keberadaan listrik telah mengubah dunia yang dikenal manusia. Listrik dimanfaatkan
dimana-mana di setiap sela kehidupan manusia sekarang, dan menjadi kebutuhan utama
manusia modern. Keberadaan listrik telah merevolusi teknologi manusia, hal yang sebelumnya
hanya ada pada sihir di dongeng sekarang berhasil diwujudkan karena adanya listrik, mulai
dari bola api yang memberikan penerangan dan kehangatan hingga melakukan telepati dari
tempat yang berjauhan. Selain sebagai teknologi, keberadaan listrik memainkan peran yang
sangat krusial untuk kehidupan dan dunia. Bagaimana tidak, listrik yang merupakan
perpindahan elektron merupakan penyusun utama dari atom setiap hal yang ada di dunia.

Pembahasan mengenai listrik tidak akan lepas dengan gaya yang muncul akibat medan
listrik yaitu gaya elektrik. Berdasarkan teori atom, gaya elektrik merupakan gaya yang
menjaga atom dan molekul sehingga terbentuklah zat padat dan cair. Gaya makro seperti gaya
gesek, gaya elastik, gaya normal, dan gaya kontak lainnya merupakan akibat dari gaya elektrik
yang terjadi pada level atomik. Studi mendalam mengenai gaya elektrik dilakukan oleh
fisikawan Charles Coulomb yang berhasil menemukan variabel-variabel yang saling terhubung
dan menyebabkan munculnya gaya elektrik.

Berdasarkan penjabaran di atas penulis ingin mempelajari lebih lanjut bagaimana


proses munculnya gaya tak terlihat (gaya elektrik) pada dua atau lebih muatan yang
menyebabkan gerakan pada muatan dan bagaimana interaksi antar variabelnya. Dengan
mempelajari hukum coulomb nantinya dapat digunakan untuk menganalisis hukum alam yang
berkaitan dengannya dan membuat teknologi berdasarkan teorinya. Kemampuan menganalisis
dan mengaplikasikan hukum coulomb dapat memunculkan teknologi-teknologi yang dapat
membantu kehidupan manusia dan memunculkan pengetahuan baru demi masa depan ilmu
pengetahuan.

1
B. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

1. Bagaimana interaksi yang terjadi oleh muatan listrik dalam atom?


2. Apa pengertian dari hukum coulomb dan apa variabel yang terkait dengannya?
3. Apa yang dimaksud dengan medan listrik dan bagaimana interaksinya?
4. Apa pengertian dari hukum gauss dan bagaimana penggunaannya?

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui interaksi yang terjadi oleh muatan listrik dalam atom
2. Untuk mengetahui pengertian dari hukum coulomb dan variabel yang terkait dengannya
3. Untuk mengetahui pengertian medan listrik dan interaksi antar variabelnya
4. Untuk mengetahui pengertian dari hukum gauss dan penggunaannya

2
BAB II. PEMBAHASAN

1. Muatan Listrik

Arus listrik atau dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Electric Current adalah
muatan listrik yang mengalir melalui media konduktor dalam tiap satuan waktu. Muatan listrik
pada dasarnya dibawa oleh Elektron dan Proton di dalam sebuah atom. Proton memiliki muatan
positif, sedangkan Elektron memiliki muatan negatif. Namun, Proton sebagian bear hanya
bergerak di dalam inti atom. Jadi, tugas untuk membawa muatan dari satu tempt ke tempt
lainnya ini ditangani oleh Elektron. Hal ini dikarenakan elektron dalam bahan konduktor
seperti logam sebagian bear bebas bergerak dari satu atom ke atom lainnya.

1. Pengertian arus listrik (Electric Current)


Arus listrik atau Electric Currentbiasanya dilambangkan dengan huruf "I" yang artinya
"'intesity (intensitas)" Sedangkan satuan Arus Listrik adalah Ampere yang biasa disingkat
dengan huruf "A" atau "Amp" 1 Ampere arus listrik dapat didefinisikan sebagai jumlah
elektron atau muatan (Q atau Coulombs) yang melewati titik tertentu dalam 1 detik (I = Q/t).
Sedangkan dalam Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya Arus Listrik (I) yang mengalir
melalui sebuah penghantar atau konduktor adalah berbanding lurus dengan beda potensial atau
Tegangan (V) dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R). Rumus Hukum Ohm adalah
I = V/R.
2. Pengertian Tegangan Listrik (ElectricVoltage)
Tegangan Listrik adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan unit
muatan listrik dari satu tempt ke tempt lainnya. Tegangan listrik yang dinyatakan dengan
satuan Volt ini juga sering disebut dengan beda potensial listrik karena pada dasarnya tegangan
listrik adalah ukuran perbedaan potensial antara dua titik dalam rangkaian listrik Suatu benda
dikatakan memiliki potensial listrik lebih tinggi daripada benda lain karena benda tersebut
memiliki jumlah muatan positif yang lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah
muatanpositif pada benda lainnya. Sedangkan yang dimaksud dengan Potensial listrik it sendiri
adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda.
3. Pengertian Daya Listrik dan Rumus untuk Menghitungnya
Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah
energi yangdiserapatau dihasilkan dalam sebuahsirkuit/rangkaian. Sumber Energi seperti

3
Tegangan istrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya
akan menyerap daya listrik tersebut.Semakin tinggi nilai Watt-nya semakin tinggi pula daya
listrik yang dikonsumsinya. Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan
daya listrik adalah besarnya usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih
singkatnya adalah Jumlah Energi Listrik yang digunakan tip detik. Berdasarkan definisi
tersebut, perumusan daya listrik adalah seperti dibawah ini :

𝑃 = 𝐸/𝑡

Dimana:

P= Daya Listrik

E = Energi dengan satuan Joule

T = waktu dengan satuan detik

Dalam rumus perhitungan, Daya Listrik biasanya dilambangkan dengan huruf "P» yang
merupakan singkatan dari Power. Sedangkan Satuan Internasional (SI) Daya Listrik adalah
Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule per detik (Watt = Joule /
detik).

4. Rumus Daya Listrik

Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Daya Listrik dalam sebuah Rangkaian
Listrik adalah sebagai berikut:

P= Vxl Atau P=I2R P= V2 /R

Dimana:
P= Daya Listrik dengan satuan Watt (W)
V= Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
R= Hambatan dengan satuan Ohm (lambang omega)
2. Hukum Coulomb

Hukum coulomb dicetuskan oleh fisikawan asal Perancis yaitu Charles Coulomb
(1736-1806) . Coulomb mempelajari gaya elektrik menggunakan pengimbang torsi (Gambar
2.1) yang cara kerjanya mirip dengan pengimbang torsi yang digunakan Cavendish ketika
mempelajari gaya gravitasi. Dalam studi yang dilakukan coulomb, ketika bola bermuatan

4
didekatkan dengan bola bermuatan lain pada batang yang bergantung, bola mengalami
pergerakan secara rotasi dan serat tempatnya bergantung ikut berputar. Coulomb dengan
peralatan ini berhasil menyelidiki bahwa sudut putaran sebanding dengan gaya yang diberikan.

Gambar 2.1 Pengimbang torsi Coulomb

Studi yang dilakukan Coulomb menghasilkan kesimpulan bahwa gaya elektrik yang
diberikan oleh suatu benda kecil bermuatan 1 ke benda bermuatan 2 akan berbanding lurus
dengan muatan masing-masing benda. Jika muatan satu benda digandakan maka gayanya akan
ikut digandakan dan apabila kedua muatan digandakan maka gayanya akan menjadi 4 kali gaya
semula, hal ini hanya berlaku apabila jarak antar kedua muatan tetap. Jika jarak kedua benda
bertambah Coulomb menemukan bahwa gaya akan berkurang sebanding dengan kuadrat jarak
antar muatan.

Coulomb menyimpulkan bahwa magnitudo gaya F yang diberikan oleh satu benda kecil
bermuatan dengan benda kecil bermuatan lainnya akan sebanding dengan hasil kali magnitudo
muatan pertama dan magnitudo muatan kedua dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak r
yang terbentuk antara kedua muatan. Dari kesimpulan ini, gaya coulomb dapat ditulis dengan
persamaan:

𝑸𝟏 𝑸𝟐
𝑭=𝑲
𝒓𝟐

Dimana : 𝑭 = Gaya coulomb (N)


𝑲 = Konstanta coulomb (8,988 x 109 N.m2/C2
𝑸𝟏 =Besar muatan benda 1 (C)
𝑸𝟐 =Besar muatan benda 2 (C)
𝒓 = Jarak antar muatan

5
Persamaan di atas menyatakan magnitudo gaya elektrik yang diberikan oleh satu
muatan ke muatan lainnya. Perlu diketahui bahwa arah gaya elektrik selalu sepanjang garus
yang menghubungkan kedua muatan. Apabila kedua muatan memiliki tanda muatan yang sama
maka keduanya akan saling menjauh (saling tolak), contohnya apabila kedua partikel memiliki
muatan positif maka keduanya akan saling menjauhi satu sama lain. Jika kedua muatan
memiliki tanda yang berbeda maka keduanya akan saling mendekati (tarik menarik), misalnya
jika dua partikel memiliki muatan positif dan negatif maka keduanya akan saling mendekati
satu sama lain.

Salah satu konstanta yang berpengaruh terhadap gaya coulomb adalah konstanta
Coulomb yang di simbolkan dengan K yang memiliki nilai 8,988 x 109 Nm2/C2 . Konstanta
Coulomb sendiri memiliki hubungan dengan Permitivitas ruang hampa (𝜖 0). 𝜖 0 Memiliki nilai
8,85 x 10-12 C2/Nm2. Hubungan antara 𝜖 0 dan K Menyebabkan munculnya hubungan antara
permitivitas ruang hampa dan gaya elektrik. Permitivitas ruang hampa dapat dirumuskan
dengan:

𝟏
𝝐𝟎 =
𝟒𝝅𝑲

Sehingga

𝟏 𝑸𝟏 𝑸𝟐
𝑭=
𝟒𝝐𝝅 𝒓𝟐

Persamaan gaya coulomb dan permitivitas ruang hampa hanya berlaku terhadap benda
dengan ukuran yang lebih kecil dari jarak antara kedua benda tersebut. Idealnya persamaan
tersebut berlaku tepat kepada muatan titik. Untuk benda dengan ukuran berhingga, biasanya
tidak selalu jelas nilai jarak mana yang digunakan karena ada kemungkinan dimana muatan
tidak terdistribusi secara merata pada benda. Namun, jika kedua benda berbentuk bola dan
muatannya terdistribusi secara merata, maka r adalah jarak anta pusat-pusatnya.

Bila pada suatu sistem 2 atau lebih muatan maka pada setiap muatan akan muncul gaya
neto. Gaya neto merupakan jumlah vektor gaya-gaya yang disebabkan oleh kemunculan
muatan lainnya. Ini diperoleh dari prinsip superposisi yang didasari oleh percobaan dan
menjelaskan bahwa vektor gaya elektrik dijumlahkan sama seperti vektor gaya lainnya. Gaya
neto F pada suatu benda merupakan jumlah vektor dari semua vektor yang bekerja pada benda
tersebut. Dapat dirumuskan:

6
⃗𝑭𝒏𝒆𝒕 = ⃗⃗⃗⃗
𝑭𝟏 + ⃗⃗⃗⃗
𝑭𝟐 + … + ⃗⃗⃗⃗
𝑭𝒏

3. Medan Listrik

Medan listrik adalah suatu daerah atau ruang disekitar muatan listrik yang masih
dipengaruhi oleh gaya listrik. Medan listrik digambarkan dengan garis gaya listrik yang
arahnya keluar ( menjauhi) atau muatan positif, dan masuk (mendekati) atau muatan negatif.

Kuat medan listrik

𝑭
𝑬 =
𝒒

E=Kuat medan listrik (N/C)


F= Gaya Coulomb (N)
Q= muatan target (C)
Menurut sistem satuan SI, satuan medan listrik adalah Newton/Coulomb (N/C).

Tabel 1. Besaran beberapa medan listrik yang ada di alam

E (N/C)
Di dalam kabel rumah 10−2
Di dalam gelombang radio 10−1
Di atmosfer 102
Di matahari 103
Di bawah suatu awan mendung 104
Di bawah suatu ledakan petir 104
Di dalam tabung sinar-X 106
P ada elektron di dalam atom hydrogen 6𝑥1011
Pada permukaan inti uranium 2𝑥1021

7
Medan E pada suatu titik didefinisikan sebagai gaya total pada suatu muatan uji positif q0 dibagi
dengan q0. Gaya yang dilakukan pada muatan uji q0 pada setiap titik berhubungan dengan
medan listrik dititik tersebut yaitu:

Contoh : jika suatu muatan uji positif besarnya 5 nC diletakan pada suatu titik, muatan
mengalami gaya sebesar 2x10−4 N pada arah sumbu x. berapakah besar medan listrik E pada
titik tersebut?

𝑭 𝟐𝐗𝟏𝟎−𝟒 𝐍
𝐄 = = = 𝟒 𝑿 𝟏𝟎𝟒 𝑵/𝑪
𝒒𝟎 𝟓𝐗𝟏𝟎−𝟗 𝐂

Medan listrik akibat suatu muatan titik qi yang posisinya di ri dapat dihitung dengan
hukum coulomb. Jika kita letakan muatan uji q0 yang kecil dan positif pada suatu titik p yang
berjarak ri0. Dimana 𝑟̂ adalah vektor satuan yang mempunyai arah dari qi ke q0. Medan listrik
pada titik p akibat muatan qi adalah:

𝒒𝒊
𝑬𝒊 = 𝑲 𝒓̂
𝒓𝒊𝒐 𝟐

𝑟io adalah jarak dari muatan ke titik p yang disebut titik medan, dan 𝑟^i𝑜 adalah vektor satuan
yang mempunyai arah dari muatan ke titik p. selanjutnya kita akan mengacu pada persamaan
ini, yang sesuai dengan hukum coulomb, sebagai hukum coulomb untuk medan listrik akibat
satu muatan titik. Medan listrik total akibat adanya distribusi muatan-muatan titik diperoleh
dengan cara menjumlahkan medan-medan akibat tiap-tiap muatan secara terpisah
𝑛 𝑛
𝑞1
𝐸 = ∑ 𝐸𝑖 = ∑ 𝐾 𝑟̂
𝑟𝑖𝑜
𝑖=1 𝑖=1

8
4. Hukum gauss

Hukum gauss secara teoritis berbunyi "fluks total yang melewati permukaan tertutup
sebanding dengan muatan total yang dilingkupi permukaan tertutup tersebut". Hukum Gauss
adalah metode yang sangat efektif untuk mencari kuat medan listrik di sekitar muatan kontinu
pada benda yang memiliki simetri. Namun, perlu diingat bahwa hukum Gauss berlaku untuk
semua jenis permukaan, baik simetri maupun tidak simetri.

Secara khusus untuk permukaan simetri maka penerapan hukum Gauss menghasilkan
persamaan medan listrik dalam bentuk yang mudah. Di mana akan menerapkan hukum Gauss
pada beberapa kasus. Sebelum menerapkan hukum Gauss, ada beberapa hal penting di dalam
hukum Gauss, yakni:

1. Fluks Listrik, yaitu perkalian skalar (perkalian titik) antara vektor kuat medan listrik
dengan vektor luar permukaan yang ditembus oleh medan.
2. Fluks pada permukaan tertutup, yaitu fluks yang terjadi karena adanya garis gaya yang
keluar dari muatan positif.

Hukum gauss dapat dirumuskan:

Φ = EA

Keterangan:
Φ: Fluks listrik (WB)
E: Kuat medan listrik (N/C)
A: Luas dari bidang medan listrik (m2)
5. Penerapan Hukum Gauss

Penerapan hukum Gauss ada beberapa misalnya penerapan hukum Gauss pada bola
konduktor, pada bidang datar, maupun pada batag panjang. Hukum Gauss menyatakan bahwa
jumlah fluks listrik dalam suatu permukaan tertutup sebanding dengan jumlah muatan listrik
yang dilingkupi (dibungkus) oleh permukaan tersebut (Q).

Untuk menentukan besar medan listrik yang disebabkan oleh bola konduktor (jari-jari
adalah R), maka perlu ditentukan terlebih dulu titik ujinya, yaitu di dalam bola, di permukaan
bola, atau di luar bola. Setelah itu baru kita buat permukaan Gauss pada masing-masing titik
uji tersebut dengan jari-jari sebesar r.

9
Pada saat permukaan Gauss berada di dalam bola konduktor. Dimana tidak ada muatan
yang dilingkupi (dibungkus) oleh permukaan Gauss (Q=0). Ingat bahwa muatan listrik bola
konduktor tersebar hanya di permukaan bola, jadi tidak ada muatan di dalam bola konduktor.
Jika nilai Q=0 dan agar persamaan 1 konsisten, maka nilai medan listrik harus nol (E=0).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuat medan listrik untuk titik di dalam bola konduktor
(r<R) pasti bernilai nol (E=0).

Pada saat permukaan Gauss berada tepat di permukaan bola konduktor. Dimana
muatan yang dilingkupi (dibungkus) oleh permukaan Gauss adalah sebesar Q. Ingat bahwa
muatan listrik bola konduktor tersebar hanya di permukaan bola, jadi tepat dilingkupi oleh bola
konduktor.

Pada permukaan Gauss lebih luas dari pada permukaan bola konduktor. Dimana seluruh
bola konduktor terlingkupi oleh permukaan Gauss. Oleh karena itu muatan yang dilingkupi
(dibungkus) oleh permukaan Gauss adalah sebesar Q. Penerapan hukum gauss pada bidang
simetri yang datang dimana permukaannya berupa siliner. Luas permukaan yang ada di bagian
tutup kiri dan kanan memiliki nilai A yang nantinya medan yang digunakan di sebelah kiri dan
kanan sama jika arahnya keluar, maka fluk yang digunakan dapat menembus selimut silinder.

Penerapan lain dari rumus Gauss adalah penerapan pada batang yang panjang.
Permukaan gauss silinder memiliki nilai tinggi Hh, dengan jari-jari r. keduanya digunakan pada
sumbu suatu muatan garis. Nantinya permukaan gauss yang terpilih akan berbentuk seperti
tabung, batang yang digunakan memiliki sumbu simetri, sedangkan rapat muatan yang
digunakan memiliki satuan panjang yang sudah ditetapkan dari proses perhitungan

10
BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Muatan listrik dapat muncul dikarenaka adanya electron yang merupakan partikel
bermuatan negative yang mengelilingi atom. Gaya coulomb menyatakan bahwa
magnitudo gaya F yang diberikan oleh satu benda kecil bermuatan dengan benda kecil
bermuatan lainnya akan sebanding dengan hasil kali magnitudo muatan pertama dan
magnitudo muatan kedua dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak r yang terbentuk
antara kedua muatan. Medan listrik adalah suatu daerah atau ruang disekitar muatan listrik
yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik dimana ia dipengaruhi oleh gaya coulomb dan
muatan partikel. Hukum gauss menyatakan bahwa fluks total yang melewati permukaan
tertutup sebanding dengan muatan total yang dilingkupi permukaan tertutup tersebut.
Hukum gauss umumnya diterapkan pada bola konduktor, pada bidang datar, maupun pada
batag panjang.

B. Saran

Terkait dengan penjelasan diatas, makalah ini jauh dari kata sempurna dan perlu
ditingkatkan. Perlu adanya kritikan dari para pembaca agar selanjutnya penulis dapat
membuat makalah yang lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. Giancoli, D. C. (2014). FISIKA : Prinsip dan Aplikasi (7th ed., Vol. 2). Penerbit
Erlangga.

2. Griffiths, D. J. (1998). Introduction to Electrodynamics (4th ed.). Pearson Education.


https://doi.org/10.1604/9780138053260

3. Ilmi, U. (2019). STUDI PERSAMAAN REGRESI LINEAR UNTUK


PENYELESAIAN PERSOALAN DAYA LISTRIK. Jurnal Teknika, 11(1), 1083–
1088.

12

Anda mungkin juga menyukai