Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

”FISIKA LISTRIK STATIS’’

Disusun Oleh ;

Nama Nim
Trio Julisman ACE 118 009

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN DAN KEJURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Listrik Statis ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Devi Oktaviani,S.Pd selaku Guru
mata Pelajaran kimia yan0g telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai Listrik Statis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya Makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Palangkaraya,11 maret 2019


DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ………………………………………………………………..............................................

BAB II PEMBAHASAN

Gaya Coulomb ……………………………………………………………...................................................

Medan Listrik ………………………………………………..…..………..................................................

Potensial Listrik Dan Energy Potensial Muatan …………………………….................................................

Distribusi Muatan Pada Bola Konduktor Pejal ………………………………….............................................

Distribusi Muatan Pada Bola Konduktor Berongga……………………………..............................................

Kuat Medan Listrik Antara Dua Pelat Sejajar Bermuatan……………………….............................................

Kapasitor………………………………………………………………………................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………………………….................................................

Saran…………………………………………………………………………..................................................

Daftar Pustaka………………………………………………………..............................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Di dalam kehidupan kita sehari-hari kata listrik bukan merupakan hal yang asing lagi. Banyak peralatan
rumah tangga yang menggunakan listrik, misalnya setrika, radio, televisi, lemari es, kipas angin, mesin
jahit listrik, magic jar, dan mesin cuci. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam kehidupan kita energi listrik
sudah menjadi kebutuhan pokok. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari listrik. Dalam ilmu
fisika, listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Listrik statis
mempelajari sifat kelistrikan suatu benda tanpa memperhatikan gerakan atau aliran muatan listrik.

Dalam ilmu fisika disebut elektrostatika. Sebaliknya, jika memperhatikan adanya muatan listrik yang
bergerak atau mengalir, maka disebut listrik dinamis atau elektrodinamika. Thales dari Milete (540 – 546
SM) adalah ahli pikir Yunani purba, yang menurut sejarahnya bahwa gejala listrik statis terjadi pada batu
ambar yang digosok dengan bulu. Ternyata batu ambar tersebut dapat menarik benda-benda ringan yang
lain misalnya bulu ayam. Dalam bahasa Yunani batu ambar sering disebut elektron.

Benda-benda tertentu yang telah digosok dapat menarik benda-benda kecil yang ada di sekitarnya.
Benda-benda yang telah digosok dan dapat menarik benda kecil yang ada di sekitarnya ini disebut benda
yang telah bermuatan listrik.

Benjamin Franklin (1706-1790) adalah seorang negarawan terkemuka dan membantu dalam penyusunan
undangundang Amerika Serikat. Dia juga seorang pengarang, penerbit, filsuf, dan ilmuwan. Selain
penangkal petir, dia menciptakan kursi goyang, kompor berbahan bakar kayu, dan kacamata dua fokus.
Pada tahun 1770, dia menemukan arus hangat di Samudra Atlantik yang diberi nama Gulf Stream (Arus
Teluk).

Cara tradisional untuk memperoleh benda bermuatan listrik bisa dilakukan dengan gosokan. Jika dua
benda saling digosokkan, maka elektron dari benda yang satu akan pindah ke benda yang lain, sehingga
benda yang kehilangan elektron akan bermuatan positif dan benda yang menerima pindahan elektron akan
bermuatan negatif. Menurut Benjamin Franklin (1706–1790), adanya perpindahan muatan dari benda satu
ke benda yang lain merupakan implikasi dari hukum kekekalan muatan, artinya pada saat terjadi gosokan
antara dua benda, tidak menciptakan muatan listrik baru namun prosesnya merupakan perpindahan muatan
dari satu benda ke benda yang lain.

Sebenarnya untuk perpindahan elektron antara dua benda keduanya tidak perlu digosok-gosokkan,
cukup dikontakkan atau ditempelkan saja, tetapi dengan saling digosokkan, maka perpindahan elektron
akan lebih mudah. Mengapa?

Jika ingin memperoleh logam bermuatan dengan cara gosokan, maka logam itu harus diisolasi dari tanah
agar muatannya tidak dinetralkan, karena adanya aliran elektron ke tanah bila bendanya bermuatan negatif,
atau sebaliknya elektron dari tanah bila benda tersebut bermuatan positif. Atau jika pemegang tidak pakai
sepatu yang bersifat isolator maka muatan listrik bisa mengalir melalui tangan, badan, dan kaki si pembuat
eksperimen.
Seorang ahli telah menyusun deret benda-benda.Deret benda tersebut menunjukkan bahwa benda akan
memperoleh muatan negatif bila digosok dengan sembarang benda di atasnya, dan akan memperoleh
muatan positif bila digosok dengan benda di bawahnya. Deret semacam ini dinamakan deret tribolistrik.
BAB II

PEMBAHASAN

A.GAYA COULOMB

Hukum Coulomb

Tinjaulah interaksi antara dua benda bermuatan yang dimensi geometrinya dapat diabaikan terhadap
jarak antar keduanya. Maka dalam pendekatan yang cukup baik dapat dianggap bahwa kedua benda
bermuatan tersebut sebagai titik muatan. Charles Augustin de Coulomb(1736-1806) pada tahun 1784
mencoba mengukur gaya tarik atau gaya tolak listrik antara dua buah muatan tersebut. Ternyata dari hasil
percobaannya, diperoleh hasil sebagai berikut:

Pada jarak yang tetap, besarnya gaya berbanding lurus dengan hasil kali muatan dari masing-masing
muatan.

- Besarnya gaya tersebut berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan.

- Gaya antara dua titik muatan bekerja dalam arah sepanjang garis penghubung yang lurus.

- Gaya tarik menarik bila kedua muatan tidak sejenis dan tolak menolak bila kedua muatan sejenis.

Hasil penelitian tersebut dinyatakan sebagai hukum Coulomb, yang secara matematis:

k adalah tetapan perbandingan yang besarnya tergantung pada sistem satuan yang digunakan. Pada
sistem SI, gaya dalam Newton(N), jarak dalam meter (m), muatan dalam Coulomb ( C ), dan k mempunyai
harga :
sebagai konstanta permitivitas ruang hampa besarnya = 8,854187818 x 10-12 C2/Nm2. Gaya listrik adalah
besaran vektor, maka Hukum Coulomb bila dinyatakan dengan notasi vector menjadi :
Dimana r12 adalah jarak antara q1 dan q2 atau sama panjang dengan vektor r12, sedangkan r12 adalah
vektor satuan searah r12. Jadi gaya antara dua muatan titik yang masing-masing sebesar 1 Coulomb pada
jarak 1 meter adalah 9 x 109 newton, kurang lebih sama dengan gaya gravitasi antara planet-planet.

Dua muatan listrik sejenis tolak-menolak dan dua muatan listrik tidak sejenis tarik-menarik. Ini berarti
antara dua muatan listrik timbul gaya listrik (tolak-menolak atau tarikmanarik). Hubungan gaya tarik atau
tolak antara dua bola bermuatan dengan jarak kedua muatan diteliti oleh seorang pakar fisika
berkebangsaan Prancis bernama Charles Coulomb, pada 1785. Peralatan yang digunakan pada
eksperimennya adalah neraca puntir yang mirip dengan neraca puntir yang digunakan oleh Cavendish pada
percobaan gravitasi. Bedanya, pada neraca puntir Coulomb massa benda digantikan oleh bola kecil
bermuatan.

Untuk memperoleh muatan yang bervariasi, Coulomb menggunakan cara induksi. Sebagai contoh, mula-
mula muatan pada setiap bola adalah qo, besarnya muatan tersebut dapat dikurangi ingga menjadi 1/2 qo
dengan cara membumikan salah satu bola agar muatan terlepas kemudian kedua bola dikontakkan kembali.
Hasil eksperimen Coulomb menyangkut gaya yang dilakukan muatan titik terhadap muatan titik lainnya
adalah :
"besarnya gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua benda bermuatan listrik (yang kemudian
disebut gaya Coulomb) berbanding lurus dengan muatan masing-masing benda dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara kedua benda tersebut."

sehingga persamaan yang dapat ditulis menjadi :

Keterangan : F : Gaya Colulomb ( N )

k : Bilangan konstanta 1/4πε = 9.109 Nm2/C2

q1,q2 : Muatan listrik pada benda 1 dan 2 ( C )

r : Jarak antara dua muatan ( m )

partikel memiliki muatan yang berbeda, sehingga partikel tersebut saling tarik menarik. kedua partikel
tersebut memiliki jarak sehingga dapat mempengaruhi besar gaya coulomb yang dihasilkan. Sama halnya
dengan gambar 2 yang memiliki muatan yang sama sehingga terjadi tolak-menolak antar kedua muatan
tersebut. Kedua muatan terpisah dengan jarak r. Semakin besar jarak antara kedua partikel tersebut maka
semakin kecil gaya Coulombnya. Sehingga jarak kedua partikel menjadi berbanding terbalik dengan F (
gaya Coulomb).Gaya Coulomb sebanding dengan kedua muatannya.

Gaya Coulomb termasuk besaran vektor. Apabila pada sebuah benda bermuatan dipengaruhi oleh benda
bermuatan listrik lebih dari satu, maka

besarnya gaya Coulomb yang bekerja pada benda itu sama dengan jumlah vektor dari masing-masing
gaya coulomb yang ditimbulkan oleh masing-masing benda bermuatan tersebut.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya gaya coulomb merupakan gaya interaksi pada dua partikel yang
memiliki jarak. Bagaimana dengan interaksi dengan tiga partikel muatan listrik yang saling berinteraksi ?
Kita dapat mencari gaya coulomb dengan cara menjumlahkan vektor dari gaya yang dihasilkan tiap
partikel yang menjadi acuannya. Ada beberapa keadaan yang dapatkita hitung dengan gaya rersultannya.

1 Posisi partikel segaris.

Partikel tersebut posisinya segaris dengan posisi partikel yang lainnya. partikel yang dihitung resultannya
adalah F1. Ingat bahwa gaya coulomb merupakan besaran vektor. Jadi arah vektor sangat menentukan
besarnya resultan yang terjadi pada F1. Sehingga persamaan untuk partikel yang sejajar adalah :

terlihat bahwa arah vektor yang dihasilkan berbeda pada setiap penghitungan gaya masing-masing
muatan. Gaya yang arah vektornya ke kanan maka dianggap positif dan gaya yang arahnya ke kiri maka
dianggap negatif. jadi penjumlahan resultan vektor pada haya Coulomb tergantung pada arah dari vektor
itu sendiri.

2. Posisi Partikel tidak sejajar

partikel dalam posisi tida segaris. Sehingga dalam posisinya memiliki sudut antara partikel yang lain.
Pada gambar ini yang dicari F resultannya adalah F1. F13 merupakan interaksi pada partikel q1 dan q3
yang merupakan saling tolak menolak. F12 merupakan interaksi gaya pada q1 dan q3 dan saling tarik
menarik. Jika dihubingkan seperti pada gambar akan membentuk sudut Θ sehingga F resultan ada pada F1.
B. MEDAN LISTRIK

Interaksi listrik antara partikel bermuatan dapat dirumuskan dengan menggunakan konsep medan listrik.
Untuk menjelaskan pengertian medan listrik, perlu kiranya difahami dahulu arti medan itu sendiri. Medan
adalah suatu besaran yang mempunyai harga pada tiap titik dalam ruang. Suatu muatan listrik
menghasilkan medan listrik di daerah sekeliling muatan tersebut. Selanjutnya medan ini mengerjakan gaya
pada setiap muatan lainnya yang berada pada daerah tersebut.

Dengan demikian, medan listrik atau medan gaya listrik dapat diartikan sebagai besaran yang memiliki
harga gaya listrik pada tiap titik dalam ruang tersebut.

Misalkan benda A bermuatan q menghasilkan medan listrik di titik P. Bila di titik P diletakkan benda B
bermuatan qo, maka medan listrik ini mengerjakan gaya F pada muatan B. Jika besar muatan benda B
adalah qo, maka didefinisikan medan listrik (E) itu sebagai gaya (F) yang dialami oleh benda B per satuan
muatan qo.

Jadi, medan lisrik itu adalah gaya per satuan muatan, dan medan listrik merupakan besaran vektor.

Medan listrik dapat digambarkan dengan garis-garis gaya listrik yang menjauh (keluar) dari muatan
positif dan masuk muatan negatif. Garis-garis digambar simetris, meninggalkan atau masuk ke muatan.
Jumlah garis yang masuk/meninggalkan muatan sebanding dgn besar muatan. Kerapatan garis-garis pada
sebuah titik sebanding dengan besar medan listrik di titik itu. Gari-garis gaya itu, tidak ada yang
berpotongan. Garis-garis medan listrik di dekat tiap muatan hampir radial. Garis-garis medan listrik yang
sangat rapat di dekat setiap muatan menunjukkan medan listrik yang kuat di sekitar daerah ini. Jika medan
listrik di suatu titik itu disebabkan oleh banyak muatan, maka kuat medan listrik E adalah merupakan
jumlah vektor medan oleh masing-masing muatan itu.

E =E1 + E2 + E3 + . . . = Σ Ei

Benda yang bermuatan listrik dikelilingi sebuah daerah yang disebut medan listrik. Dalam medan ini,
muatan listrik dapat dideteksi. Menurut Faraday (1791- 867), suatu medan listrik keluar dari setiap muatan
dan menyebar ke seluruh ruangan. Untuk memvisualisasikan medan listrik, dilakukan dengan
menggambarkan serangkaian garis untuk menunjukkan arah medan listrik pada berbagai titik di ruang,
yang disebut garis-garis gaya listrik.

Ikon Besar Medan Listrik

Ukuran kekuatan dari medan listrik pada suatu titik, didefinisikan sebagai gaya per satuan muatan pada
muatan listrik yang ditempatkan pada titik tersebut, yang disebut kuat medan listrik (E ). Jika gaya listrik F
dan muatan adalah q.

Persamaan persamaan di atas untuk mengukur medan listrik di semua titik pada ruang, sedangkan medan
listrik pada jarak r dari satu muatan titik Q adalah:

Keterangan E : Medan Listrik ( N/C )

k : Bilangan Konstanta ( Nm2 /C2)

q,Q : Muatan Listrk ( C )

r : Jarak antara muatan ( m )


Persamaan tersebut menunjukkan bahwa E hanya bergantung pada muatan Q yang menghasilkan medan
tersebut.

C. POTENSIAL LISTRIK DAN ENERGI POTENSIAL MUATAN

1. Energi Potensial Listrik

Konsep energi sangat berguna dalam mekanika. Hukum kekekalan energi memungkinkan kita
memecahkan persoalan-persoalan tanpa perlu mengetahui gaya secara rinsi. Sebagai contoh gaya gravitasi
menarik suatu benda menuju ke permukaan bumi. Baik gaya gravitasi Fg maupun kuat medan gravitasi
(percepatan gravitasi=g) berarah vertikal ke bawah.

Jika mengangkat sebuah benda melawan gaya gravitasi bumi, itu berarti kita melakukan usaha pada
benda, dan sebagai akibatnya energi potensial gravitasi benda bertambah

Konsep energi juga berguna dalam listrik. Gaya listrik F yang dikerjakan pada suatu muatan Uji positif
q’ oleh suatu muatan negatif adalah mengarah ke muatan negatif. Vektor kuat medan listrik E= F/q’, juga
mengarah ke muatan negatif.

Untuk menggerakkan muatan uji menjauhi muatan negatif, kita harus melakukan usaha pada muatan uji.
Sebagai akibatnya energi potensial listrik muatan uji bertambah

Konsep energi potensial listrik, mirip dengan konsep energi potensial garavitasi. Untuk itu kita akan
menurunkan rumus Energi Potensial Listrik sebagai berikut :

W adalah besaran skalar, gaya F diberi tanda (-) negatif karena gaya Coulomb berlawanan arah dengan
arah perpindahah Fw=Fq = gaya Coulomb.

W = -k.Q q’/r1 2 x (r2-r1) = – kQ.q’/r1.r2 (r2-r1)

W = -k Q.q'(1/r1 – 1/r2)= k Q.q'(1/r2-1/r1)

W = k Q.q'(1/r2-1/r1) = Δ EP = EP2 – EP1

Jadi usaha yang dilakukan W= pertambahan energi Potensial.

Kesimpulan : Energi Potensial Listrik adalah usaha yang dilakukan gaya Coulomb, untuk memindahkan
muatan uji +q’ dari suatu titik ke titik lainnya.

Jika titik Q, berada di jauh tak terhingga,sehingga r2= ˜ dan 1/r2=0 maka Energi Potensial Listrik dapat
dirumuskan sebagai berikut: Energi Potensial Listrik dari dua muatan Q dan q’ adalah :

E= Energi Potensial Listrik satuannya Joule

k = Konstanta = 9.109 N C-2 m2, r= jarak (m)

Q + muatan sumber, q’= muatan uji (Coulomb)

2. Potensial Listrik (V)

Potensial listrik adalah energi potensial per satuan muatan penguji , rumus potensial listrik sebagai
berikut : V = Ep /q’ atau seperti pada gambar berikut

Potensial listrik di titik P dirumuskan :


V = k Q/r

V = Potensial Listrik (Volt)

k = Konstanta Listrik = 9.109 NC-2 m2

Q = Muatan sumber (Coulomb)

r = jarak dari muatan sampai titik P

C. DISTRIBUSI MUATAN PADA BOLA KONDUKTOR PEJAL

Jika konduktor pejal dalam keadaan setimbang membawa suatu muatan, maka muatan itu tinggal di
permukaan luar konduktor tersebut. Medan listrik di luar konduktor tersebut tegak lurus dengan
permukaannya dan medan listrik pada bagian dalamnya bernilai nol.

Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa pada setiap titik di permukaan konduktor bermuatan dalam
keadaan setimbang memiliki potensial listrik yang sama. Tinjau dua titik A dan B pada permukaan
konduktor bermuatan tersebut seperti pada gambar berikut.

Sepanjang lintasan yang menghubungkan kedua titik A dan B, medan E selalu tegak lurus dengan
perpindahan ds; sehingga E . ds = 0. Dengan menggunakan hasil ini dan persamaan 25.3, dapat
disimpulkan bahwa beda potensial antara A dan B adalah nol:

Hasil ini berlaku untuk dua titik pada permukaan konduktor. Dengan demikian, V konstan pada semua
bagian permukaan konduktor bermuatan dalam keadaan setimbang. Dengan kata lain, permukaan
konduktor bermuatan yang berada dalam kesetimbangan elektrostatik merupakan permukaan ekipotensial,
karena medan listrik bernilai nol di dalam konduktor, sehingga dapat disimpulkan bahwa potensial listrik
adalah konstan pada semua bagian konduktor dan nilainya sama dengan potensial listrik di permukaan
konduktor.Karena itu pula, tidak diperlukan usaha untuk memindahkan muatan uji dari bagian dalam suatu
konduktor bermuatan ke permukaannya.

Tinjau sebuah bola konduktor logam yang pejal dengan jari-jari R dan memiliki muatan positif total Q.
Medan listrik di luar bola tersebut adalah k Q/r2 dan mengarah radial ke luar. Potensial listrik di dalam dan
di permukaan bola adalah k Q/R.

Ketika sebuah muatan ditempatkan pada permukaan konduktor sferis, rapat muatan di permukaan adalah
seragam. Akan tetapi, jika konduktor tersebut tidak sferis, maka rapat muatan permukaannya tinggi pada
tempat yang radius kelengkungannya kecil, dan kerapatannya rendah pada radius kelengkungan yang
besar. Karena medan listrik di luar konduktor sebandong dengan rapat muatanpermukaan, tampak bahwa
medan listrik besar di sekitar titik cembung yang memiliki radius kecil dan mencapai nilai sangat tinggi
pada titik-titik yang lancip.

Hukum Gauss dapat digunakan untuk menghitung kuat medan listrik dari suatu system muatan yang
terdistribusi seragam. Tetapi kita batasi masalah kita untuk konduktor-konduktor

yang memiliki simetri tinggi, seperti: konduktor dua keeping sejajar dan konduktor bola pejal yang
distribusi muatannya seragam.
Misalkan luas tiap keeping A dan masing-masing keeping diberi muatan sama tetapi berlawanan jenis +q
dan –q. Kita definisikan rapat muatan listrik,sebagai muatan.

persatuan luas:

s=–

E=–

E0

D. DISTRIBUSI MUATAN PADA BOLA KONDUKTOR BERONGGA

Jika konduktor bola berongga diberi muatan, maka muatan itu tersebar merata di permukaan bola (di
dalam bola itu sendiri tak ada muatan). Untuk menentukan kuat medan listrik di dalam bola, pada kulit
bola, dan di luar bola, kita dapat gunakan hukum Gauss.
Untuk menentukan medan listrik di dalam bola dengan menggunakan hukum Gauss, pertama-tama kita
buat permukaan Gauss di dalam bola (r<R). Muatan yang dilingkupi oleh permukaan sama dengan nol
sebab di dalam bola tidak ada muatan (q=0).

Dengan menggunakan persamaan:

EA = http://fisikon.com/kelas3/images/stories/listrik-statis/image124.gif

E = http://fisikon.com/kelas3/images/stories/listrik-statis/image139.gif

Jadi, di dalam bola kuat medan listrik sama dengan nol.

Sekarang, kita buat permukaan II Gauss di luar bola (r > R). Muatan yang dilingkupi oleh permukaan II ini
sama dengan muatan bola q

Jika sebauh bola konduktor dimuati ( misal muatan positif ), maka distribusi muatan tersebut akan
mengikuti sifat interaksi muatan. Karena muatan-muatan sejenis tolak-menolak, maka distribusi muatan
pada bola konduktor bola berongga berada dipermukaan bola, sedang di dalam bola tidak terdapat muatan.

Maka Besarnya kuat medan listrik di a ( di dalam bola )

jari-jari < r adalah nol ( Ea = 0 ).

Besarnya medan listrik dipermukaan bola dapat dihitung dengan rumus

E = kQ/r2 dengan r jari-jari bola; dan

Besarnya kuat medan listrik di luar bola konduktor beronga dapat dihitung dengan rumus

E = kQ/R2 dengan R jarak titik yang ditinjau dihitung dari pusat bola.
Bila konduktor bola berongga diberi muatan maka muatan itu tersebar merata di permukaan

bola (di dalam bola itu sendiri tidak ada muatan).

Di dalam bola (r<R) – E = 0

Di kulit dan di luar bola (r _ R) – E = R

F. KUAT MEDAN LISTRIK ANTARA DUA PELAT SEJAJAR BERMUATAN

Dua plat sejajar yang bermuatan listrik dapat menyimpan energi listrik karena medan listrik timbul di
antara dua plat tersebut. Kuat medan listrik di dalam dua plat sejajar yang bermuatan listrik adalah Yaitu: σ
= rapat muatan dari plat yang memiliki satuan C/m2 ε0 = permitivitas ruang hampa Kita juga dapat
menghitung kuat medan listrik dari sebuah bola konduktor berongga yang bermuatan listrik, yaitu sebagai
berikut. Di dalam bola (r < R), E = 0 Di kulit atau di luar rongga (r > R), Gaya Coulomb Gaya coulomb
atau gaya listrik yang timbul antara benda-benda yang bermuatan listrik dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
sebanding besar muatan listrik dari tiap-tiap benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
benda-benda bermuatan listrik tersebut. gaya coulomb antara dua benda bermuatan listrik Jika benda A
memiliki muatan q1 dan benda B memiliki muatan q2 dan benda A dan benda B berjarak r satu sama lain,
gaya listrik yang timbul di antara kedua muatan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut Yaitu: F = gaya
listrik atau gaya coulomb (newton ) k = konstanta kesebandingan yang besarnya 9 x 109 N m2 C–2 muatan
q dihitung dalam satuan coulomb (C) konstanta k juga dapat ditulis dalam bentuk dengan ε0 adalah
permitivitas ruang hampa yang besarnya 8,85 x 10–12 C2 N–1 m–2 Gaya listrik merupakan besaran vektor
sehingga operasi penjumlahan antara dua gaya atau lebih harus menggunakan konsep vektor, yaitu sesuai
dengan arah dari masing-masing gaya. Secara umum, penjumlahan vektor atau resultan dari dua gaya
listrik F1 dan F2 adalah sebagai berikut: 1. Untuk dua gaya yang searah maka resultan gaya sama dengan
penjumlahan dari kedua gaya tersebut. Adapun, untuk dua gaya yang saling berlawanan, resultan gaya
sama dengan selisih dari kedua gaya R = F1 + F2 dan R = F1 – F2 2. Untuk dua gaya yang saling tegak
lurus, besar resultan gayanya adalah 3

G. KAPASITOR

Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di
dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal
sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh
Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan
dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya.
Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan
bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau
SpanyolCondensador.

Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki
cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.

Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.


Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub
positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan
lainnya seperti tablet atau kancing baju.

Capacitor symbol. Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.

Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang
lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang
paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor
(capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F). Namun Farad adalah satuan yang terlalu besar,
sehingga digunakan:

Pikofarad (pF) = 1\times10^{-12}\,F

Nanofarad (nF) = 1\times10^{-9}\,F

Microfarad (\mu\,F) = 1\times10^{-6}\,F

Kapasitansi dari kondensator dapat ditentukan dengan rumus:

C=\epsilon_0\epsilon_r\frac{A}{d}

C : Kapasitansi

\epsilon_0 : permitivitas hampa

\epsilon_r : permitivitas relatif

A : luas pelat

d :jarak antar pelat/tebal dielektrik

Adapun cara memperbesar kapasitansi kapasitor atau kondensator dengan jalan:

1. Menyusunnya berlapis-lapis.

2. Memperluas permukaan variabel.

3. Memakai bahan dengan daya tembus besar.

Simbol dan Fungsi Kapasitor beserta Jenis-jenisnya

Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu Kapasitor Nilai
Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya untuk masing-masing jenis
Kapasitor .

Kapasitor Nilai Tetap

1. Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)

Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan berbentuk bulat tipis
ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-
balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai
0.01µF.

Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan Keramik yang dikemas
sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat
dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.

2. Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor)

Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan bentuk persegi
empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas
arah)

3. Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)

Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada umumnya nilai
kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah atau
dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.

4. Kapasitor Mika (Mica Capacitor)

Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika
pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik
karena tidak memiliki polaritas arah.

5. Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)

Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit (Electrolyte) dan
berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada
Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang
memiliki Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus
dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF
hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai
Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor
Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan melampui batas kamampuan
tegangannya.

6. Kapasitor Tantalum

Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya Kapasitor
Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena
Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum
dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga
memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh
karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai
pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop

Kapasitor Variabel (Variable Capasitor)

1. VARCO (Variable Condensator)


VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih besar dan pada
umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan
Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF

2. Trimmer

Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga memerlukan alat
seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan
oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut
sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk
menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya maksimal
sampai 100pF.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari makalah pembahasan listrik statis dapat ditarik kesimpulan diantaranya :

1. Listrik statis (electro static) merupakan keadaan suatu benda yang mengandung muatan listrik dalam
keadaan statis (diam)/tidak mengalir.

2. Perbedaan atom netral, positif, dan negatif :

a) Bila di dalam intinya terdapat muatan positif(proton) yang jumlahnya sama dengan muatan negatif
(elektron) pada kulitnya maka disebut atom netral.

b) Bila jumlah muatan positif(proton) pada inti lebih banyak daripada muatan negatif(elektron) pada
kulit atom yang mengelilinginya maka disebut atom positif.

c) Bila jumlah muatan positif(proton) pada inti lebih sedikit daripada jumlah muatan negatif(elektron)
pada kulit atom maka disebut atom negatif.

3. Benjamin franklin mengatakan muatan listrik ada dua yaitu muatan positif dan negatif. Adapun sifat-
sifat muatan listrik yaitu :

a) Dua muatan yang sejenis apabila didekatkan maka akan tolak menolak

b) Dua muatan yang tidak sejenis apabila didekatkan maka akan tarik menarik

4. Pada tahun 1785 Charles Agustin Coulomb melakukan percobaan dan ia menyimpulkan bahwa:
“Besarnya gaya tarik menarik atau tolak menolak antara dua benda bermuatan listrik sebanding dengan
besar muatan masing-masing dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda”.

Secara matematis dituliskan : F = k.

5. Gaya listrik dapa mempengaruhi muatan listrik pada sekitar medan listrik. Garis-garis gaya listrik
selalu berasal dari muatan positif menuju muatan negatif. Garis-garisnya tidak pernah berpotongan serta
semakin rapat garis gaya maka semakin kuat medan listriknya.

6. Ada pun manfaat dan penerapan listrik statis dalam kehidupan sehari-hari antara lain :

a) Pada Generator van de Gaff

b) Pada cat semprot

c) Mesin Foto Kopi, dll.


Saran

Dalam penyusunan makalah ini sebaiknya disusun denngan menggunakan praktik agar siswa mampu
memahami mengenai listrik statis serta mempraktekan hokum-hukum yang ada di dalamnya. Meski
didalamnya terdapat banyak sekali rumus-rumus namun jika kita mampu belajar dan lebih lagi sering
mengkutak katik rumus tersebut agar kita bisa lebih mudah menerapkannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://catatankecilanto.blogspot.com/

http://melitacimut.blogspot.com/2013/05/listrik-statis.html

http://sekeping-episode-kehidupan.blogspot.com/2012/11/praktikum-gaya-listrik-statis.html

http://ltps.uad.ac.id/karya/wahyubs_listrik_statis/gaya_coulomb.html

https://tienkartina.wordpress.com/2010/10/14/medan-listrik-kuat-medan-listrik/

Anda mungkin juga menyukai