Nama : AFRIDAYANTI, S. Pd
Username : 19060218410363
BAHAN AJAR
LISTRIK STATIS
KOMPETENSI DASAR
PERTEMUAN I
Pada saat cuaca mendung atau hujan sering terjadi petir. Bagai mana petir tejadi?
Tahukah kamu, petir terjadi karena adanya loncatan muatan listrik awan bermuatan ke bumi?
Ya, tetapi bagaimana awan dapat bermuatan listrik? Mungkinkah benda-benda lain juga dapat
bermuatan listrik? Mungkin saja. Nah.. pada materi ini kita akan mempelajari listrik statis. Di
dalamnya akan dibahas mengenai bagaimana sebuah benda dapat bermuatan listrik. Kita juga
akan mempelajari bagaimana sifat muatan-muatan listrik tersebut.Tentunya juga mengenai
pemanfaatan sifat muatan tersebut bagi kepentingan manusia.
Kata Kunci : Muatan Listrik – Hukum Coulomb – Medan Listrik – Hukum Gauss –
Potensial Listrik
Pengertian Listrik Statis
Listrik statis (dalam bahasa inggris disebut electrostatic) adalah ilmu yang
mempelajari pengumpulan muatan listrik dan sifat-sifatnya pada suatu benda. Jika dilihat dari
asal katanya, kata listrik diikuti dengan kata “statis” yang berarti “diam”. Hal ini
mengisyaratkan bahwa listrik statis berkaitan dengan gejala kelistrikan yang diam atau tidak
mengalir. Listrik statis tidak dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain, melainkan
hanya menyala sekejap di satu tempat. Jadi, listrik statis tidak dapat menghasilkan arus listrik.
Listrik statis pertama kali ditemukan oleh ahli matematika berkebangsaan Yunani
Kuno, Thales of Miletus (625-547 SM). Kala itu, beliau mengambil batu berwarna kuning
yang disebut dengan batu ambar. Thales kemudian menggosok-gosokkan batu tersebut
dengan kain wol. Tanpa diduga, bulu ayam yang berada di sekitarnya tertarik dan menempel.
Dalam penggosokan tersebut, ternyata Thales telah memberikan muatan listrik ke batu ambar
melalui kain wol. Muatan inilah yang menyebabkan bulu ayam yang berada di sekitar batu
ambar tertarik dan menempel pada batu ambar tersebut. Inilah kemudian menjadi sejarah
awal ditemukannya listrik statis.
Muatan listrik adalah sifat atau muatan dasar yang dibawa partikel dasar sehingga
menyebabkan partikel dasar tersebut mengalami gaya tarik menarik dan tolak menolak
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya mengalami
gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik.
Muatan listrik dari suatu partikel dasar bisa berjenis positif dan negatif. Jika dua
benda memiliki muatan yang sama akan tolak menolak dan kedua benda tersebut akan tarik
menarik jika muatannya berbeda jenis.
Muatan listrik dari suatau benda ditentukan oleh jumlah proton dan elektron yang
dikandung benda tersebut.
Bila sebuah benda kelebihan elektron = kekurangan proton (Σ elektron > Σ Proton),
maka benda tersebut bermuatan negatif
Bila benda kekurangan elektron = kelebihan proton (Σ elektron < Σ Proton), maka
benda tersebut bermuatan positif
Jika jumlah elektron = jumlah Σ proton = Σ elektron maka benda tersebut tidak
bermuatan (muatan netral)
muatan tidak sejenis akan tarik menarik (Jika berlawanan jenis akan punya
kecenderungan untuk tarik menarik )
Cara membuat benda bermuatan listrik
Menggosok
- Menggosok penggaris plastik dengan kain wool
- Menggosok kaca dengan kain sutera
Induksi
Rumus yang berlaku dalam muatan listrik adalah rumus yang dimatematiskan dari
hukum coulomb. Hukum coulomb ditemukan oleh Charles Augustin de Coulomb pada akhir
abad ke 18. Ilmuan dibidang fisika berkebangsaan Perancis ini menemukan hukum yang
dinamakan hukum coulomb. Bunyi hukum Coulomb “ Gaya tarik atau gaya tolak antara dua
muatan listrik sebanding dengan muatan-muatanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak antara kedua muatan”.
dengan
F = gaya tarik manarik/tolak menolak (newton)
q = muatan listrik (coulomb)
r = jarak antara kedua muatan
k = konstanta = 1/4πεo = 9 x 109 N.m2/C2
εo = permitivitas listrik dalam ruang hampa/udara = 8,85 x 10-12 C2/Nm2
Jika medium muatan bukan pada medium vakum atau udara maka besar gaya antaran muatan
q1 dan q2 akan lebih kecil
hal ini dikarenakan nilai permisivitas listrik pada medium bukan udara lebih besar.
Permisivitas εo diganti dengan ε yakni ε= εr εo
dalam vakum nilai εr adalah 1, sedangkan dalam uara εr adalah 1,0006. Dengan demikian
gaya coloumb dalam medium rumusnya adalah
Contoh Soal
Sebuah benda bermassa 40 gram dan bermuatan q1 = 1 μC digantungkan pada seutas tali
ringan dengan massa diabaikan. Tepat di sebelah kiri benda tersebut diletakkan muatan q2
dengan muatan -2 μC yang menyebabkan posisi benda bergeser ke kiri (amati gambar di
bawah). Jika diketahui k = 9. 109 Nm2/C2 dan G = 10 ms-2, tentukan berapa tegangan yang
dialami tali tersebut!
Jawab
Untuk menjawab soal tersebut sobat harus menentukan terlebih dahulu besarnya gaya
coulomb (gaya tarik menarik muatan) dan kemudian untuk mencari tegangan kita gunakan
aturan phytagoras karena tegangan talinya merupakan resultan dari dua gaya, gaya berat
muatan q1 dan gaya coulomb.
setelah gaya tarik menarik antara kedua muatan listrik ketemu, untuk mencari tegangan tali
kita cari resultannya dengan gaya berat muatan
Medan Listrik adalah ruang di sekitar benda bermuatan listrik dimana benda-benda
bermuatan listrik lainnya dalam ruang ini akan merasakan atau mengalami gaya listrik Arah
Medan Listrik. Medan Listrik dapat kita gambarkan dengan garis-garis khayal yang
dinamakan garis-garis medan (atau garis-garis gaya listrik). Dapat anda lihat pada gambar
bawah garis-garis medan radial keluar menjauhi muatan positif dan radial kedalam mendekati
muatan negatif
Kuat Medan Listrik adalah besaran yang menyatakan gaya coloumb per satuan muatan di
suatu titik. Misalnya di titik P, Lihat gambar.
Jika titik P di beri muatan , maka muatannya dinamakan muatan penguji (q), dan selalu
bermuatan positif
Q = Sumber muatan, arah Kuat Medan Listrik (E), searah dengan arah gaya (F)
Secara matematis dapat ditulis:
dengan :
E = kuat medan listrik (N/C)
Q = muatan sumber (C)
r = jarak muatan uji trhadap muatan sumber (m)
k = konstanta = =9×109 Nm2/C2
ε0 = permitivitas listrik vakum = 8,85 . 10-12 C2/Nm2
1. Jika Sebuah muatan uji +25.105 C diletakkan dalam sbuah medan listrik. Apabila gaya
yang bekerja pada muatan uji tersebut adalah 0,5 N. Berapa besar medan listrik pada muatan
uji tersebut?
Diketahui:
F= 0,5 N
q = +25. 105 C
Ditanya: E ….?
Jawab :
E = F/q
E = 0,5/25. 105 C
E = 5. 104 / 25 = 2000 N/C
2. Apabila dua buah titik berjarak 4 meter bermuatan masing-masing +q1 dan +q2.
Berapakah perbandingan antara q1 dan q2 jika medan listrik pada titik yang berjarak 1
meter dari q1 bernilai nol.
Pembahasan:
Karena titik A memiliki medan listrik sama dengan nol maka E1-E2 = 0, E1 = E2. Maka
persamaan yang diperoleh yaitu:
Kuat Medan Listrik Oleh Beberapa Muatan
Jika sebuah muatan uji ternyata dipengaruhi oleh beberapa muatan listrik, bagaimana cara
menghitung medan listrik total yang dialami oleh muatan uji tersebut? Ada dua
kemungkinan, muatan-muatan yang mempengaruhi muatan uji bisa segaris atau membentuk
sebuah sudut (tidak segaris)
Jika Titik B berada di antra muatan Q1 dan Q2 yang terletak segaris. Jadi ada dua medan listik
yang timbul masing-masing oleh Q1 dan Q2. E1 adalah kuat medan listrik karena pengaruh
muatan Q1 dirumuskan
Besar kuat medan listrik yang dialami oleh B adalah merupakan resultan vector dari E1 dan
E2, dirumuskan
Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan rumus di atas adalah jenis muatan sumber
dan muatan uji. Hal tersebut akan menentukan + dan – dari medan listrik yang dialami.
2. Resultan Medan Listrik yang Tidak Segaris
Dari gambar di atas, Titik A berada dalam pengaruh medan listrik dari muatan Q1 dan Q2,
sehingga anatara titik Q1, A, dan Q2 membentuk sebuah sudut apit dengan nilai tertentu.
Total kuat medan listrik yang dialami oleh titik A adalah resultan dari vector E1 dan E2.
Untuk menentukan besarnya digunakan rumus resultan vektor