Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Listrik Statis ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada bapak pawawoi
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Listrik Statis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandung , Mei 2016

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Di dalam kehidupan kita sehari-hari kata listrik bukan merupakan hal yang asing lagi. Banyak
peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik, misalnya setrika, radio, televisi, lemari es, kipas
angin, mesin jahit listrik, magic jar, dan mesin cuci. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam kehidupan
kita energi listrik sudah menjadi kebutuhan pokok. Oleh karena itu penting bagi kita untuk
mempelajari listrik. Dalam ilmu fisika, listrik dibedakan menjadi dua macam, yaitu listrik statis dan
listrik dinamis. Listrik statis mempelajari sifat kelistrikan suatu benda tanpa memperhatikan gerakan
atau aliran muatan listrik.

ilmu fisika disebut elektrostatika. Sebaliknya, jika memperhatikan adanya muatan listrik
yang bergerak atau mengalir, maka disebut listrik dinamis atau elektrodinamika. Thales dari Milete
(540 – 546 SM) adalah ahli pikir Yunani purba, yang menurut sejarahnya bahwa gejala listrik statis
terjadi pada batu ambar yang digosok dengan bulu. Ternyata batu ambar tersebut dapat menarik
benda-benda ringan yang lain misalnya bulu ayam. Dalam bahasa Yunani batu ambar sering disebut
elektron.

Benda-benda tertentu yang telah digosok dapat menarik benda-benda kecil yang ada di
sekitarnya. Benda-benda yang telah digosok dan dapat menarik benda kecil yang ada di sekitarnya
ini disebut benda yang telah bermuatan listrik.

Benjamin Franklin (1706-1790) adalah seorang negarawan terkemuka dan membantu dalam
penyusunan undangundang Amerika Serikat. Dia juga seorang pengarang, penerbit, filsuf, dan
ilmuwan. Selain penangkal petir, dia menciptakan kursi goyang, kompor berbahan bakar kayu, dan
kacamata dua fokus. Pada tahun 1770, dia menemukan arus hangat di Samudra Atlantik yang diberi
nama Gulf Stream (Arus Teluk).

Cara tradisional untuk memperoleh benda bermuatan listrik bisa dilakukan dengan gosokan.
Jika dua benda saling digosokkan, maka elektron dari benda yang satu akan pindah ke benda yang
lain, sehingga benda yang kehilangan elektron akan bermuatan positif dan benda yang menerima
pindahan elektron akan bermuatan negatif. Menurut Benjamin Franklin (1706–1790), adanya
perpindahan muatan dari benda satu ke benda yang lain merupakan implikasi dari hukum kekekalan
muatan, artinya pada saat terjadi gosokan antara dua benda, tidak menciptakan muatan listrik baru
namun prosesnya merupakan perpindahan muatan dari satu benda ke benda yang lain.

Sebenarnya untuk perpindahan elektron antara dua benda keduanya tidak perlu digosok-
gosokkan, cukup dikontakkan atau ditempelkan saja, tetapi dengan saling digosokkan, maka
perpindahan elektron akan lebih mudah. Mengapa?

Jika ingin memperoleh logam bermuatan dengan cara gosokan, maka logam itu harus diisolasi dari
tanah agar muatannya tidak dinetralkan, karena adanya aliran elektron ke tanah bila bendanya
bermuatan negatif, atau sebaliknya elektron dari tanah bila benda tersebut bermuatan positif. Atau
jika pemegang tidak pakai sepatu yang bersifat isolator maka muatan listrik bisa mengalir melalui
tangan, badan, dan kaki si pembuat eksperimen.

Seorang ahli telah menyusun deret benda-benda, lihat Tabel 7.1! Deret benda tersebut
menunjukkan bahwa benda akan memperoleh muatan negatif bila digosok dengan sembarang
benda di atasnya, dan akan memperoleh muatan positif bila digosok dengan benda di bawahnya.
Deret semacam ini dinamakan deret tribolistrik.

B. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan Listrik Statis?

Listrik statis merupakan energi yang dimiliki oleh benda bermuatan listrik. Muatan listrik bisa
negatif atau positif. Semua zat terbentuk dari atom-atom. Setiap atom mempunyai inti atom yang
terdiri dari proton dan elektron yang mengelilinginya. Proton mempunyai muatan listrik positif, dan
elektron mempunyai muatan listrik negatif. Ketika dua zat seperti balon dan tangan kamu saling
digosokkan, elektron ditarik dari material yang mempunyai daya tarik yang lemah (tangan) dan
menempel pada material yang mempunyai daya tarik yang kuat (balon). Hal ini menyebabkan kedua
material menjadi bermuatan listrik. Material yang kehilangan elektron menjadi bermuatan positif
dan material mendapatkan elektron menjadi bermuatan negatif. Balon dan tangan merupakan listrik
netral (jumlah muatan positif dan negatifnya sebanding) sebelum digosok. Karena jumlah muatan
positif dan negatifnya sama. Setelah digosok, balon mempunyai muatan negatif berlebih dan tangan
mempunyai muatan positif yang berlebih. Muatan listrik yang tidak sejenis saling tarik menarik,
sehingga muatan negatif balon ditarik ke muatan positif tangan karena perbedaan muatannya.
Perhatikan dalam gambar bahwa tidak ada perubahan jumlah muatan total gabungan. Penggosokan
menyebabkan elektron-elektron yang ada bergerak dari satu obyek ke obyek yang lain.
BAB II

LANDASAN TEORI

a. GAYA COULOMB

Neraca Puntir Alat Percobaan Coulomb

Besarnya gaya oleh suatu muatan terhadap muatan lain telah dipelajari oleh Charles Augustin
Coulomb. Peralatan yang digunakan pada eksperimennya adalah neraca puntir yang mirip dengan
neraca puntir yang digunakan oleh Cavendish pada percobaan gravitasi. Bedanya, pada neraca
puntir Coulomb massa benda digantikan oleh bola kecil bermuatan.

Untuk memperoleh muatan yang bervariasi, Coulomb menggunakan cara induksi. Sebagai contoh,
mula-mula muatan pada setiap bola adalah q0, besarnya muatan tersebut dapat dikurangi hingga

menjadi q0 dengan cara membumikan salah satu bola agar muatan terlepas kemudian kedua bola
dikontakkan kembali. Hasil eksperimen Coulomb menyangkut gaya yang dilakukan muatan titik
terhadap muatan titik lainnya.

Gaya Coulomb

Jika kedua muatan merupakan muatan sejenis maka gaya yang bekerja bersifat tolak-menolak. Jika
kedua muatan mempunyai tanda yang berlawanan, gaya yang bekerja bersifat tarik-menarik.
Gaya coulomb menyatakan bahwa muatan listrik yang sejenis tolak-menolak, sedangkan muatan
listrik tak sejenis tarik-menarik seperti terlihat pada gambar diatas.

Perhatikan gambar diatas yang menggambarkan dua buah benda bermuatan listrik q1dan q2terpisah
pada jarak r. Apabila kedua benda bermuatan listrik yang sejenis, kedua benda tersebut akan saling
tolak-menolak dengan gaya sebesar F dan jika muatan listrik pada benda berlainan jenis, akan tarik-
menarik dengan gaya sebesar F.

Pernyataan Charles Augustin Coulomb (1736-1806) yang kemudian dikenal dengan Hukum
Coulomb yang dinyatakan dalam persamaan :

di mana :

F= gaya tarik-menarik atau tolak-menolak/gaya Coulomb (Newton)

k = bilangan konstanta = = 9. 109N m2/C2


q1, q2 = muatan listrik pada benda 1 dan benda 2 (Coulomb/C)
r = jarak pisah antara kedua benda (m)

Gaya Coulomb termasuk besaran vektor. Apabila pada sebuah benda bermuatan dipengaruhi oleh
benda bermuatan listrik lebih dari satu, maka besarnya gaya Coulomb yang bekerja pada benda itu
sama dengan jumlah vektor dari masing-masing gaya Coulomb yang ditimbulkan oleh masing-masing
benda bermuatan tersebut. Misalnya untuk tiga buah muatan listrik.

Besarnya Gaya Coulomb yang dialami oleh q3 pada F = F1 + F2


di mana :

F1 = gaya Coulomb pada q3 akibat yang ditimbulkan oleh q1


F2 = gaya Coulomb pada q3 akibat yang ditimbulkan oleh q2
F = gaya Coulomb pada q3 akibat muatan q1 dan q2

Gaya Coulomb pada muatan q3 adalah F = F1 +F2

Karena letak ketiga muatan tidak dalam satu garis lurus, maka besarnya nilai F dihitung dengan :

dengan α adalah sudut yang diapit antara F1 dan F2.


B. MEDAN LISTRIK

Konon, ketika Newton menemukan hukum gravitasi, diilhami oleh sebuah apel yang jatuh
dari pohonnya ke tanah. Newton memikirkan mengapa hal tersebut terjadi.Hasil pemikirannya
sampai pada sebuah kesimpulan bahwa di antara dua buah benda yang mempunyai massa ada
interaksi tarik-menarik. Kesimpulan ini terkenal dengan hukum gravitasi Newton.Buah apel akan
jatuh ke tanah karena ada gaya tarik bumi yang disebut gaya gravitasi. Massa bumi jauh lebih
besar daripada massa sebuah apel. Oleh karena itu, apel akan tertarik oleh bumi, bukan
sebaliknya.

Dalam hal ini, dikatakan bahwa apel terletak pada medan gravitasi bumi. Dua buah muatan yang
diletakkan pada jarak tertentu akan mengalami hal serupa dengan buah apel yang jatuh ke bumi.
Sebuah muatan akan mempunyai medan listrik di sekitarnya sehingga jika sebuah muatan uji
diletakkan pada jarak tertentu, muatan uji tersebut akan mengalami gaya tarik atau gaya tolak
dari muatan tersebut selama muatan uji tersebut berada dalam medan listrik bermuatan.

Medan listrik adalah daerah di sekitar benda bermuatan listrik. Benda bermuatan listrik
mempunyai garis-garis, seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.

Gambar: (a) Medan Listrik Bermuatan Positif dan (b) Medan Listrik Bermuatan Negatif

Garis-garis gaya listrik pada muatan positif bergerak ke luar. Sedangkan pada muatan negatif
garis-garis gayanya menuju pusat. Garis-garis gaya berasal dari muatan positif menuju muatan
negatif seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.
Gambar: Garis Gaya Listrik dari Muatan Positif menuju Muatan Negatif

Misalkan, sebuah muatan uji q diletakkan pada jarak tertentu dari muatan Q. Ternyata, muatan
uji tersebut akan tertarik oleh muatan Q. Dalam hal ini muatan uji q berada di dalam medan listrik
muatan Q.

Rumus Kuat Medan Listrik


Bagaimana menentukan besarnya kuat medan listrik muatan Q? Kuat medan listrik didefinisikan
sebagai berikut.

Besarnya gaya Coulomb yang dialami oleh sebuah muatan uji q akibat adanya muatan Q dibagi
dengan besarnya muatan uji q.

Dalam bentuk matematis, definisi tersebut dituliskan dalam persamaan sebagai berikut.

kuat medan listrik = gaya coulomb/muatan uji

Keterangan:
E = kuat medan (N/C)
Q = muatan (C)
r = jarak muatan uji ke muatan tertentu (m)

Dari Persamaan di atas terlihat bahwa untuk mengetahui besarnya kuat medan listrik dari
sebuah muatan, kita hanya memerlukan besarnya muatan tersebut serta jarak muatan uji dari
muatan yang akan dicari besar medan listriknya.

Terlihat bahwa semakin besar muatannya, semakin besar kuat medan listriknya untuk jarak yang
sama. Semakin dekat muatan uji dari suatu muatan yang akan dicari kuat medannya, semakin
besar kuat medan listriknya untuk muatan yang sama.

Contoh Soal Kuat Medan Listrik


Hitunglah kuat medan listrik dari sebuah muatan Q yang muatannya 7 × 10-9 C pada jarak 7 cm
dari muatan tersebut!

Jawab:
Q = +7 × 10-9 C
r = 7 cm = 7 × 10-2 m
E = .... ?

E = k. (Q.q):r2
= 9 x 109 (7 x 10-9) : (7 x 10-2)2
= 1,29 × 104
Jadi, kuat medan listriknya sebesar 1,29 × 104 N/C.

C. POTENSIAL LISTRIK DAN ENERGI POTENSIAL MUATAN

1. Energi Potensial Listrik

Konsep energi sangat berguna dalam mekanika. Hukum kekekalan energi memungkinkan kita
memecahkan persoalan-persoalan tanpa perlu mengetahui gaya secara rinsi. Sebagai contoh gaya
gravitasi menarik suatu benda menuju ke permukaan bumi. Baik gaya gravitasi Fg maupun kuat
medan gravitasi (percepatan gravitasi=g) berarah vertikal ke bawah.

Jika mengangkat sebuah benda melawan gaya gravitasi bumi, itu berarti kita melakukan usaha pada
benda, dan sebagai akibatnya energi potensial gravitasi benda bertambah

Konsep energi juga berguna dalam listrik. Gaya listrik F yang dikerjakan pada suatu muatan Uji positif
q’ oleh suatu muatan negatif adalah mengarah ke muatan negatif. Vektor kuat medan listrik E= F/q’,
juga mengarah ke muatan negatif.
Untuk menggerakkan muatan uji menjauhi muatan negatif, kita harus melakukan usaha pada
muatan uji. Sebagai akibatnya energi potensial listrik muatan uji bertambah

Konsep energi potensial listrik, mirip dengan konsep energi potensial garavitasi. Untuk itu kita akan
menurunkan rumus Energi Potensial Listrik sebagai berikut :

W adalah besaran skalar, gaya F diberi tanda (-) negatif karena gaya Coulomb berlawanan arah
dengan arah perpindahah Fw=Fq = gaya Coulomb.

W = -k.Q q’/r1 2 x (r2-r1) = – kQ.q’/r1.r2 (r2-r1)

W = -k Q.q'(1/r1 – 1/r2)= k Q.q'(1/r2-1/r1)

W = k Q.q'(1/r2-1/r1) = Δ EP = EP2 – EP1

Jadi usaha yang dilakukan W= pertambahan energi Potensial.

Kesimpulan : Energi Potensial Listrik adalah usaha yang dilakukan gaya Coulomb, untuk
memindahkan muatan uji +q’ dari suatu titik ke titik lainnya.

Jika titik Q, berada di jauh tak terhingga,sehingga r2= ˜ dan 1/r2=0 maka Energi Potensial Listrik
dapat dirumuskan sebagai berikut: Energi Potensial Listrik dari dua muatan Q dan q’ adalah :

E= Energi Potensial Listrik satuannya Joule

k = Konstanta = 9.109 N C-2 m2, r= jarak (m)

Q + muatan sumber, q’= muatan uji (Coulomb)

2. Potensial Listrik (V)

Potensial listrik adalah energi potensial per satuan muatan penguji , rumus potensial listrik sebagai
berikut : V = Ep /q’ atau seperti pada gambar berikut

V = k Q/r

V = Potensial Listrik (Volt)

k = Konstanta Listrik = 9.109 NC-2 m2

Q = Muatan sumber (Coulomb)

r = jarak dari muatan sampai titik P


D. DISTRIBUSI MUATAN PADA BOLA KONDUKTOR PEJAL

Jika konduktor pejal dalam keadaan setimbang membawa suatu muatan, maka muatan itu tinggal di
permukaan luar konduktor tersebut. Medan listrik di luar konduktor tersebut tegak lurus dengan
permukaannya dan medan listrik pada bagian dalamnya bernilai nol.

Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa pada setiap titik di permukaan konduktor bermuatan dalam
keadaan setimbang memiliki potensial listrik yang sama. Tinjau dua titik A dan B pada permukaan
konduktor bermuatan tersebut seperti pada gambar berikut.

Sepanjang lintasan yang menghubungkan kedua titik A dan B, medan E selalu tegak lurus dengan
perpindahan ds; sehingga E . ds = 0. Dengan menggunakan hasil ini dan persamaan 25.3, dapat
disimpulkan bahwa beda potensial antara A dan B adalah nol:

Hasil ini berlaku untuk dua titik pada permukaan konduktor. Dengan demikian, V konstan pada
semua bagian permukaan konduktor bermuatan dalam keadaan setimbang. Dengan kata lain,
permukaan konduktor bermuatan yang berada dalam kesetimbangan elektrostatik merupakan
permukaan ekipotensial, karena medan listrik bernilai nol di dalam konduktor, sehingga dapat
disimpulkan bahwa potensial listrik adalah konstan pada semua bagian konduktor dan nilainya sama
dengan potensial listrik di permukaan konduktor.Karena itu pula, tidak diperlukan usaha untuk
memindahkan muatan uji dari bagian dalam suatu konduktor bermuatan ke permukaannya.

Tinjau sebuah bola konduktor logam yang pejal dengan jari-jari R dan memiliki muatan positif total
Q. Medan listrik di luar bola tersebut adalah k Q/r2 dan mengarah radial ke luar. Potensial listrik di
dalam dan di permukaan bola adalah k Q/R.

Ketika sebuah muatan ditempatkan pada permukaan konduktor sferis, rapat muatan di permukaan
adalah seragam. Akan tetapi, jika konduktor tersebut tidak sferis, maka rapat muatan permukaannya
tinggi pada tempat yang radius kelengkungannya kecil, dan kerapatannya rendah pada radius
kelengkungan yang besar. Karena medan listrik di luar konduktor sebandong dengan rapat
muatanpermukaan, tampak bahwa medan listrik besar di sekitar titik cembung yang memiliki radius
kecil dan mencapai nilai sangat tinggi pada titik-titik yang lancip.

Hukum Gauss dapat digunakan untuk menghitung kuat medan listrik dari suatu system muatan yang
terdistribusi seragam. Tetapi kita batasi masalah kita untuk konduktor-konduktor

yang memiliki simetri tinggi, seperti: konduktor dua keeping sejajar dan konduktor bola pejal yang
distribusi muatannya seragam.

Misalkan luas tiap keeping A dan masing-masing keeping diberi muatan sama tetapi berlawanan
jenis +q dan –q. Kita definisikan rapat muatan listrik, _, sebagai muatan
E. DISTRIBUSI MUATAN PADA BOLA KONDUKTOR BERONGGA

Jika konduktor bola berongga diberi muatan, maka muatan itu tersebar merata di
permukaan bola (di dalam bola itu sendiri tak ada muatan). Untuk menentukan kuat medan listrik di
dalam bola, pada kulit bola, dan di luar bola, kita dapat gunakan hukum Gauss.

Untuk menentukan medan listrik di dalam bola dengan menggunakan hukum Gauss, pertama-tama
kita buat permukaan Gauss di dalam bola (r<R). Muatan yang dilingkupi oleh permukaan sama
dengan nol sebab di dalam bola tidak ada muatan (q=0).

Medan Listrik Pada Bola Konduktor Berongga

Jika sebauh bola konduktor dimuati ( misal muatan positif ), maka distribusi muatan tersebut
akan mengikuti sifat interaksi muatan. Karena muatan-muatan sejenis tolak-menolak, maka
distribusi muatan pada bola konduktor bola berongga berada dipermukaan bola, sedang di dalam
bola tidak terdapat muatan

Bila konduktor bola berongga diberi muatan maka muatan itu tersebar merata di permukaan

bola (di dalam bola itu sendiri tidak ada muatan).

Di dalam bola (r<R) – E = 0

Di kulit dan di luar bola (r _ R) – E = R

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari makalah pembahasan listrik statis dapat ditarik kesimpulan diantaranya :

1. Listrik statis (electro static) merupakan keadaan suatu benda yang mengandung muatan listrik
dalam keadaan statis (diam)/tidak mengalir.

2. Perbedaan atom netral, positif, dan negatif :

a) Bila di dalam intinya terdapat muatan positif(proton) yang jumlahnya sama dengan muatan
negatif (elektron) pada kulitnya maka disebut atom netral.

b) Bila jumlah muatan positif(proton) pada inti lebih banyak daripada muatan negatif(elektron)
pada kulit atom yang mengelilinginya maka disebut atom positif.
c) Bila jumlah muatan positif(proton) pada inti lebih sedikit daripada jumlah muatan
negatif(elektron) pada kulit atom maka disebut atom negatif.

3. Benjamin franklin mengatakan muatan listrik ada dua yaitu muatan positif dan negatif. Adapun
sifat-sifat muatan listrik yaitu :

a) Dua muatan yang sejenis apabila didekatkan maka akan tolak menolak

b) Dua muatan yang tidak sejenis apabila didekatkan maka akan tarik menarik

4. Pada tahun 1785 Charles Agustin Coulomb melakukan percobaan dan ia menyimpulkan bahwa:
“Besarnya gaya tarik menarik atau tolak menolak antara dua benda bermuatan listrik sebanding
dengan besar muatan masing-masing dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua
benda”.

Secara matematis dituliskan : F = k.

5. Gaya listrik dapat mempengaruhi muatan listrik pada sekitar medan listrik. Garis-garis gaya
listrik selalu berasal dari muatan positif menuju muatan negatif. Garis-garisnya tidak pernah
berpotongan serta semakin rapat garis gaya maka semakin kuat medan listriknya.

6. Ada pun manfaat dan penerapan listrik statis dalam kehidupan sehari-hari antara lain :

a) Pada Generator van de Gaff

b) Pada cat semprot

c) Mesin Foto Kopi, dll.

DAFTAR PUSTAKA

http://catatankecilanto.blogspot.com/

http://melitacimut.blogspot.com/2013/05/listrik-statis.html

http://sekeping-episode-kehidupan.blogspot.com/2012/11/praktikum-gaya-listrik-statis.html

http://ltps.uad.ac.id/karya/wahyubs_listrik_statis/gaya_coulomb.html

https://tienkartina.wordpress.com/2010/10/14/medan-listrik-kuat-medan-listrik/

http://fisikazone.com/hukum-coulomb/

http://www.duniapendidikan.net/2015/12/pengertian-medan-listrik-dan-kuat-medan-listrik-rumus-
serta-contoh-soalnya.html

Anda mungkin juga menyukai