Anda di halaman 1dari 11

1.

Pengertian Listrik
Listrik adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik,
yaitu elektron dan proton yang menyebabkan penarikan dan
penolakan gaya. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir
dari saluran positif ke saluran negatif. Bersama dengan magnetisme
listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai
elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak
fenomena fisika yang dikenal luas seperti petir, medan listrik, dan
arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi
industri seperti elektronik dan tenaga listrik. Listrik telah ditemukan
sejak manusia mulai mengamati efek yang timbul dari dua buah
benda yang saling digosokkan.
Listrik dapat digolongkan menjadi listrik statis dan listrik dinamis.
Listrik statis adalah gejala tentang interaksi muatan listrik yang
tidak bergerak atau tidak bergerak secara permanen. Muatan listrik
adalah suatu sifat dasar alam. Dengan mempelajari interaksi
elektrostatis kita dapat memperoleh pengertian akan muatan listrik.
Muatan listrik pada politen dan perspeks berlainan jenis.
Benjamin Franklin (1747) memberi penandaan pada kedua jenis
muatan listrik sebagai muatan positif dan muatan negatif. Hal ini
hanya merupakan penandaan yang dirasa mudah, bukan pengertian
lebih kecil dari nol untuk muatan negatif. Muatan positif dan negatif
adalah sifat yang saling melengkapi atau komplementer. Untuk
mengetahui apakah suatu benda bermuatan listrik atau tidak,
digunakan alat yang dinamakan elektroskop.
Dalam suatu atom atau benda, apabila jumlah muatan positif (berasal
dari proton) sama dengan muatan negatif (berasal dari elektron),
maka atom atau benda tersebut tidak bermuatan (netral). Akan tetapi,
mengingat elektron suatu atom atau benda dapat berpindah, maka
dalarn suatu atom bisa terjadi jumlah muatan positif (proton) tidak
sama dengan jumlah muatan negatif (elektron). Dengan perkataan
lain muatan dari suatu benda ditentukan oleh jumlah proton dan
elektronnya.
Gaya listrik yang merupakan tarikan atau tolakan pertama kali
diselidiki oleh seorang fisikawan besar Perancis bernama Charles
Coulomb (1736-1806) Dia menemukan bahwa gaya antara muatan
bekerja sepanjang garis yang menghubungkan keduanya dengan
besar yang sebanding dengan besar kedua muatan dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak.
Medan listrik adalah suatu daerah (ruang) di sekitar muatan yang
masih dipengaruhi oleh gaya listrik. Oleh Michael Faraday medan
listrik digambarkan sebagai garis medan listrik yang dimulai (keluar)
dari muatan positif dan diakhiri (masuk) pada muatan negatif. Kuat
medan listrik yang semakin besar digambarkan dengan garis medan
yang semakin rapat. Kuat medan listrik pada setiap titik di dalam
medan listrik ada suatu kuantitas yang menyatakan tingkat kekuatan
medan tersebut yang disebut kuat medan listrik. Atas dasar ini, kuat
medan listrik dapat didefinisikan sebagai kuat medan listrik di
sebuah titik adalah gaya per satuan muatan yang dialami oleh sebuah
muatan di titik tersebut. Energi potensial Listrik, sebagaimana
medan gravitasi bumi, medan listrik dari distribusi muatan yang
statis juga bersifat kekal. Dengan demikian, kerja yang diperlukan
untuk memindahkan sebuah muatan titik di dalam medan listrik juga
tidak tergantung pada lintasan. Medan seperti ini disebut sebagai
medan konservatif. Karena medan listrik bersifat koservatif, maka
kita dapat menghubungkannya dengan energi potensial. Kerja yang
dilakukan untuk memindahkan sebuah muatan melawan gaya listrik
akan tersimpan sebagai potensial muatan.
Listrik dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Cara mengukur
kuat arus pada listrik dinamis dengan cara muatan listrik dibagai
waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan
waktu adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang sama
dengan kuat arus yang masuk dengan kuat arus yang keluar. Kuat
arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap
satuan waktu. Arus listrik hanya mengalir pada rangkaian tertutup.
Sehingga, ketika saklar dimatikan maka arus listrik akan terhenti.
Beda Potensial listrik adalah banyaknya energi untuk memindahkan
muatan listrik dari satu titik ke titik lain.
Hukum I Kirchoff menyatakan “Jumlah kuat arus yang masuk pada
rangkaian bercabang besarnya sama dengan jumlah kuat arus yang
keluar dari titik percabangan”.
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari
pergerakan elektron-elektron, mengalir melalui suatu titik dalam
sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam
satuan Coulomb atau detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam
kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan
mikroAmpere () seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang
sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir.
Dalam kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi
terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang
mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai
dengan hukum Ohm.
Hukum Ohm menyatakan bahwa kuat arus listrik yang mengalir
dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial pada
ujung-ujungnya. Hukum Ohm digunakan untuk melihat besarnya
arus (I), tegangan (V) dan hambatan (R). Rumus potensial (V) sama
dengan jumlah hasil kali kuat arus (I) dengan hambatan listrik (R).
Besarnya kuat arus (I) yang melalui konduktor antara dua titik
berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan (V) di dua
titik tersebut, dan berbanding terbalik dengan hambatan atau
resistansi (R) di antara mereka.
Arus dapat digolongkan atas dua macam, yaitu arus searah (DC) dan
arus bolak-balik (AC).
A. Arus Searah (DC)
Arus searah (DC) yaitu arus yang mengalir ke satu arah saja
dengan harga konstanta. Salah satu sumber arus searah adalah
baterai. Di samping itu arus searah dapat diperoleh dengan
menggunakan komponen elektronik yang disebut Dioda pada
pembangkit listrik arus bolak-balik (AC).
B. Arus Bolak-balik (AC)
Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mengalir dengan arah
bolak-balik. Arus ini bisa juga disebut arus tukar sebab
polaritasnya selalu bertukar-tukar. Juga dapat disebut dengan
arus AC sebagai istilah singkatan asing (Inggris) yaitu
Alternating Current. Sumber arus listrik bolak-balik adalah
pembangkit tegangan tinggi seperti PLN (Perusahaan Listrik
Negara) dan generator.
2. Sejarah Listrik
Listrik pertama kali ditemukan sekitar 2500 tahun yang lalu. Sejarah
awal ditemukannya listrik adalah oleh seorang cendikiawan Yunani
yang bernama Thales dari Melitus, yang mengemukakan fenomena
batu ambar yang bila digosok-gosokkan dengan kain akan dapat
menarik bulu atau jerami.
Pada tahun 1600 M seorang dokter dari Inggris, William Gilbert
mengemukakan bahwa selain batu Amber, masih banyak lagi benda-
benda yang dapat diberi muatan dengan cara digosok. Oleh Gilbert,
batu tersebut diberi nama elektrika. Kata elektrika diambil dari
bahasa Yunani “elektron” yang artinya amber.
Baru pada 1646, seorang penulis dan dokter dari Inggris, Thomas
Brown menggunakan istilah electricity yang diterjemahkan listrik ke
dalam bahasa Indonesia.
Setelah era Thomas Brown, dunia kelistrikan mengalami
perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan penting mulai
bermunculan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1670, Otto Von Guericke (ahli fisika, Jerman)
menemukan Bahwa listrik dapat mengalir melalui suatu zat.
2. Pada awal tahun 1700-an, peristiwa hantaran listrik juga di
temukan oleh Stephen Gray, lebih jauh Gray juga berhasil
mencatat beberapa benda yang bertindak sebagai konduktor dan
insolator listrik.
3. Pada awal tahun 1700-an, Charles Dufay ( ilmuan Prancis )
secara terpisah mengamati bahwa muatan listrik terdiri dari dua
jenis. Ia menemukan fakta bahwa muatan listrik yang sejenis
akan tolak menolak, sedangkan muatan listrik yang berbeda jenis
akan tarik menarik.
4. Tahun 1752-an ilmuan amerika, Benjamin Franklin merumuskan
teori bahwa listrik merupakan sejenis fluida yang dapat mengalir
dari satu benda ke benda lain. Benjamin pertama kali yang
menemukan prinsip dari aliran listrik dan juga memberi tanda
positif dan negatif untuk listrik. Dia kemudian mempublikasikan
percobaannya yang membuktikan bahwa petir sebenarnya juga
adalah listrik, dengan menerbangkan sebuah layang-layang pada
saat badai. Dalam tulisannya, Benjamin Franklin menulis bahwa
dia menyadari bahaya yang bisa ditimbulkan dari percobaannya
dan menawarkan alternatif lain yang membuktikan bahwa petir
adalah listrik, yang kemudian di tunjukkan dengan menggunakan
konsep listrik ground. Benjamin menggunakan layang-layangnya
hanya untuk mengumpulkan listrik dari awan badai.
5. Tahun 1786 ahli fisika perancis, Charles Augustin de Coloumb
mengadakan eksperimen untuk menyelidiki interaksi antara
benda-benda yang bermuatan listrik. Hasil eksperimen itu
kemudian dinyatakan ke dalam hukum Coulomb, yang berbunyi:
"besar gaya tarik menarik atau tolak menolak antara dua benda
bermuatan listrik yang terpisah pada jarak tertentu sebanding
dengan besar muatan kedua benda dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara kedua benda." Coloumb juga
berhasil menemukan alat untuk menentukan gaya yang
berinteraksi di antara muatan-muatan listrik. Alat ini di namakan
neraca torsi.
6. Pada tahun 1800, ilmuan italia, Alessandro Volta menciptakan
baterai pertama kalinya.
7. Pada tahun 1819, ilmuan Denmark, Hans Christian Oersted
mendemonstrasikan bahwa arus listrik dikelilingi oleh medan
magnet.
8. Andre Marie Ampere (1775-1836) seorang ilmuwan Prancis
menjadi pelopor di bidang listrik dinamis (eletrodinamika).
9. Tahun 1827, Georg Simon Ohm (ilmuan Jerman) menjelaskan
kemampuan beberapa zat dalam menghantarkan arus listrik dan
mengemukakan hukum Ohm tentang hantaran listrik. Bunyi
Hukum Ohm adalah Kuat arus yang mengalir dalam suatu
penghantar berbanding lurus dengan beda potensial dan
berbanding terbalik dengan hambatanya.
10. Tahun 1830 ahli fisika amerika, Joseph Henry menemukan
bahwa medan magnet yang bergerak akan menimbulkan arus
listrik induksi. Gejala yang sama juga di temukan oleh Michael
Faraday satu tahun kemudian. Faraday juga menggunakan
konsep garis gaya listrik untuk menjelaskan gejala tersebut.
11. Pada tahun 1840, ilmuan inggris James Prescott Joule dan
ilmuan jerman, Herman Ludwig Ferdinand Von Helmholt
mendemonstrasikan bahwa listrik merupakan salah satu bentuk
energi. Pada masa ini teori-teori atau konsep-konsep kelistrikan
mengalami penyempurnaan dari sumbangansumbangan
pemikiran dari berbagai tokoh fisika seperti: James Clerk
Maxwell, Heinrich Rudaf Hertz, Guglielmo Marconi, dan
ilmuan-ilmuan lainnya.
3. Perkembangan Listrik
Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-
19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit
tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik
tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali
dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang
memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga
listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung perusahaan-perusahaan
listrik tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan
Indonesia perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh
pemuda-pemuda Indonesia dan diserahkan kepada Indonesia.
Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan
kapasitas pembangkit tenaga listrik saat itu sebesar 157,5 MW,
Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di
bidang listrik, gas dan kokas. BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2
perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang
mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara (PGN) yang
mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN
sebesar 300 MW. Pemerintah Indonesia menetapkan status
Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik
Negara (PLN). Sejalan dengan kebijakan di atas, status PLN
dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero).
Peralatan-peralatan kelistrikan diantaranya:
1. Kincir Angin
Energi angin adalah salah satu jenis sumber energi
terbarukan yang potensial untuk menghasilkan energi listrik
maupun mekanik melalui proses konversi ke mekanik dan
selanjutnya ke listrik. Energi kinetik yang terdapat pada angin
dapat diubah menjadi energi mekanik untuk memutar peralatan
(pompa piston, penggilingan, dan lain-lain). Sementara itu,
pengolahan selanjutnya dari energi mekanik yaitu untuk
memutar generator yang dapat menghasilkan listrik. Pada
perkembangannya, energi angin dikonversikan menjadi energi
mekanik, dan dikonversikan kembali menjadi energi listrik.
Dalam bentuknya sebagai energi listrik, maka energi dapat
ditransmisikan dan dapat digunakan untuk mencatu peralatan-
peralatan elektronik. Turbin Angin adalah kincir angin yang
digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Prinsip dasar
kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari
angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir
digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan
menghasilkan listrik.
2. Tenaga Surya
Matahari dapat digunakan secara langsung untuk
memproduksi listrik. Ada banyak cara untuk memanfaatkan
energi dari matahari. Istilah “tenaga surya” mempunyai arti
mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau
energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe dasar tenaga matahari
adalah “sinar matahari” dan “photovoltaic” (photo- cahaya,
voltaic= tegangan) Photovoltaic tenaga matahari melibatkan
pembangkit listrik dari cahaya.
Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor
yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel
bermuatan negative yang membentuk dasar listrik. Bahan semi
konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic
adalah silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir.
Semua sel photovoltaic mempunyai paling tidak dua lapisan
semi konduktor seperti itu, satu bermuatan positif dan satu
bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor,
lading listrik menyeberang sambungan diantara dua lapisan
menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC. Makin
kuat cahaya, makin kuat aliran listrik. Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Matahari. Kaca-kaca besar mengkonsetrasikan cahaya
matahari ke satu garis atau titik. Panas yang dihasilkan
digunakan untuk menghasilkan uap panas. Panasnya, tekanan
uap panas yang tinggi digunakan untuk menjalankan turbin yang
menghasilkan listrik.
Tenaga matahari atau yang biasa disebut tenaga surya (solar
energy) merupakan energi yang bersumber dari sinar matahari.
Pemanfaatan energi surya dikelompokkan menjadi 2 (dua)
kategori, yakni pemanfaatan energi surya secara langsung dan
tidak langsung. Pemanfaatan energi surya secara tidak langsung
adalah berupa pemanfaatan biomassa untuk sumber energi.
Pemanfaatan energi surya secara langsung adalah dengan
menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi utama secara
langsung. Pemanfaatan energi surya harus mempertimbangkan
sifat-sifat fisika dari sinar matahari. beberapa hal yang harus
diperhatikan diantaranya: porsi serapan cahaya (absorptivity),
porsi pantulan (reflectivity).porsi terusan (transmissivity), daya
pancar (emissivity), aliran energi cahaya (radiant flux), kerapatan
aliran energi cahaya (radiant flux density), intensitas terpaan
(irradiance) dan intensitas pancaran cahaya (emittance)
3. Tenaga Nuklir
Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang
digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga
kesinambungan reaksi nuklir berantai pada laju yang tetap.
Berbeda dengan bom nuklir, yang reaksi berantainya terjadi pada
orde pecahan detik dan tidak terkontrol. Reaktor nuklir
digunakan untuk banyak tujuan.Saat ini, reaktor nuklir paling
banyak digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor
penelitian digunakan untuk pembuatan radioisotop (isotop
radioaktif) dan untuk penelitian. Awalnya, reaktor nuklir pertama
digunakan untuk memproduksi plutonium sebagai bahan senjata
nuklir. Saat ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada
reaksi fisi nuklir, dan sering dipertimbangkan masalah risiko
keselamatannya. Sebaliknya, beberapa kalangan menyatakan
bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan cara yang
aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi
merupakan teknologi ekperimental yang berbasi pada reaksi fusi
nuklir. Ada beberapa piranti lain untuk mengendalikan reaksi
nuklir, termasuk di dalamnya pembangkit thermoelektrik
radioisotop dan baterai atom, yang membangkitkan panas dan
daya dengan cara memanfaatkan peluruhan radioaktif pasif,
seperti halnya Farnsworth-Hirsch fusor, di mana reaksi fusi
nuklir terkendali digunakan untuk menghasilkan radiasi neutron.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pusat pembangkit
tenaga listrik yang mengubah energi potensial air (energi gravitas
air) menjadi energi listrik. Mesin penggerak yang digunakan
adalah turbin air untuk mengubah energi potensial air menjadi
kerja mekanis poros yang akan memutar rotor generator untuk
menghasilkan energi listrik. Air sebagai bahan baku PLTA dapat
diperoleh dari sungai secara langsung disalurkan untuk memutar
turbin, atau dengan cara ditampung dahulu (bersamaan dengan
air hujan) dengan menggunakan kolam tando atau waduk
sebelum disalurkan untuk memutar turbin.
5. Energi
Biomassa Biomassa adalah produk fotosintesa yang menyerap
energi matahari dan mengkonversi karbon dioksida dengan air
menjadi senyawa karbon, hidrogen dan oksigen. Biomassa
merupakan bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat
digunakan sebagai sumber bahan bakar setelah diolah terlebih
dahulu melalui serangkaian proses yang dikenal sebagai konversi
Biomassa. Umumnya energi Biomassa selain merujuk pada
materi tumbuhan yang dipelihara untuk diolah menghasilkan
Bahan Bakar Nabati (BBN) atau biofuel, juga mencakup materi
tumbuhan yang digunakan untuk produksi serat, bahan kimia
atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah terbiodegradasi
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Biomassa tidak
mencakup materi organik yang telah tertransformasi oleh proses
geologis menjadi zat seperti batu bara atau minyak bumi.
Ada beberapa proses konversi biomassa. Proses konversi yang
sederhana adalah dengan mengubah biomassa menjadi briket
sehingga mudah disimpan, diangkut, dan mempunyai ukuran dan
kualitas yang seragam. Jenis konversi lain adalah mengubah
biomassa melalui proses kimia dan fisika seperti anaerobik
digestion (peruraian tanpa bantuan oksigen) yang menghasilkan
gas metana. Pirolisis, gasifikasi dan karbonisasi (dekomposisi
menggunakan panas) yang menghasilkan produk bahan bakar
padat berupa karbon dan produk lain berupa karbon dioksida dan
metana. Pengkonversian menjadi bahan bakar cair dapat
dilakukan dengan cara kimia esterifikasi (biodiesel) dan secara
fermentasi (bioethanol).

Referensi
Nafis, Aulia Ahmad,. dkk. (2014) Sejarah dan
Perkembangan Listrik.

Anda mungkin juga menyukai