Anda di halaman 1dari 33

Konsep & Miskonsepsi

Listrik Arus Searah Dan


Listrik Statis
By KELOMPOK 1
Anggota kelompok 1
Fadli Ardiansyah
01 Cindy Fazirah
04 Ritonga

Denny Azhar
02 Batubara 05 Mustika Fadilla

03 Elfrida Turnip
KONSEP LISTRIK
ARUS SEARAH
1 Pengertian Listrik Arus Searah
Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang
energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Arus searah dulu
dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya.
Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus
negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini menyebabkan
terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang “tampak” mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif.
Listrik DC (direct current) biasanya digunakan oleh perangkat lektronika. Meskipun ada
sebagian beban selain perangkat elektronika yang menggunakan arus DC (contohnya: Motor listrik DC)
namun kebanyakan arus DC digunakan untuk keperluan beban elektronika. Beberapa beban elektronika
yang menggunakan arus listrik DC diantaranya; (1)Lampu LED (Light Emiting Diode), (2)Komputer,
(3)Laptop, (4)TV, (5)Radio, dan masih banyak lagi.
2 Gejala Listrik
● Hukum Coulomb
Pada tahun 1785 Charles Coulomb mengadakan penelitian pertama tentang
gaya yang  ditimbulkan  oleh  dua  benda  yang  bermuatan dengan alat yang
bernama neraca puntir coulomb.

Dari hasil percobaan tersebut, Coulomb berkesimpulan :


Besarnya   gaya   interaksi  antara  dua  buah  benda  titik
yang bermuatan listrik adalah berbanding lurus dengan 
perkalian antara masing-masing muatan dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua muatan titik
tersebut.
Catatan :
• Gaya interaksi adalah tarik menarik jika kedua muatan tersebut berlawanan tanda dan akan
saling tolak menolak jika kedua muatan tersebut bertanda sama.

• Gaya interaksi / gaya coulomb merupakan besaran vektor jadi berlaku hukum pencernaan
secara vektor.
• Besar gaya coulomb yang dialami oleh dua muatan pertama akibat muatan kedua sama
dengan besar gaya coulomb yang dialami oleh muatan kedua akibat muatan pertama.
• Permitivitas dalam udara dapat dianggap sebagai permitivitas ruang hampa.
• Hukum Faraday

Arah medan listrik di beberapa titik dapat dilukiskan secara grafis dengan menggunakan garis-
garis gaya (kayalan). Konsep dasar ini dikemukakan oleh Michael Faraday yang berbunyi :
Sebuah  garis  gaya dalam suatu  medan listrik  adalah  sebuah garis gaya yang dilukiskan apabila garis
singgung pada setiap titiknya menunjukkan arah medan listrik pada titik tersebut.

Garis gaya menuju keluar dari muatan positif dan masuk menuju kemuatan  negatif.  Untuk menunjukkan  arah-arah
 garis gaya  dapat dilakukan percobaan sebagai berikut :
Kuat  medan  listrik  pada sebuah titik di dalam ruang adalah sebanding dengan jumlah garis gaya persatuan luas
permukaan yang tegak lurus medan listrik pada titik tersebut. Dapat disimpulkan bahwa kuat medan listrik akan
terasa kuat jika jarak antara kedua muatan tersebut saling berdekatan, sehingga garis gaya yang dihasilkan sangat
rapat. Sebaliknya jika kedua muatan tersebut berjauhan, maka kedua medan listrik yang terbentuk akan lemah.
• Hukum Oersted

Jika muatan listrik mengalir melalui kawat penghantar konduktor,


maka akan timbul pengaruh magnetik disekitar kawar berarus
tersebut. Pengaruh magnetik ini mampu menarik bahan magnetik
lainnya. Jika serbuk besi diletakkan disekitar kawat berarus maka serbuk
besi tersebut akan berarah secara teratur.
3 Rangkaian Listrik Arus Searah
• Hukum OHM

Jika beda potensial pada ujung kawat dapat dipertahankan konstan, maka akan
menimbulkan aliran muatan listrik atau yang disebut dengan aliran arus listrik. Definisi arus
listrik (I) adalah jumlah muatan (Q) listrik yang mengaklir dalam penghantar tiap satuan
waktu (t). Jadi 1 Ampere sama dengan 1 coulomb/detik.
𝐐
𝐈=
𝐭
• Hukum Kirchoff
Untuk menganalisa suatu rangkaian yang komplek dapat menggunakan hukum
kirchoff tentang arus (Kirchoff’s Current Law (KCL)) dan hukum kirchoff tentang tegangan
(Kirchoff’s Voltage Law (KVL)).
Hukum Kirchoff 1 adalah Hukum Kirchoff Tentang Arus (KCL). Jumlah aljabar
keseluruhan arus yang menuju titik percabangan adalah nol. Titik percabangan adalah
titik pertemuan tiga atau lebih arus ke- atau dari unsur rangkaian atau sumber tegangan. Dalam hukum
ini, dipakai suatu perjanjian bahwa arus yang menuju titik percabangan ditulis dengan tanda positif
dan arus yang tidak menuju (meninggalkan titik percabangan ditulis dengan tanda negatif.
Contohnya : I1 + I2 + I4 = I3, atau I1 + I2 – I3 + I4 = 0

Hukum Kirchoff 2, Hukum Kirchoff tentang tegangan (KVL). Jumlah aljabar keseluruhan
penurunan tegangan (voltage drops) dalam suatu rangkaian tertutup (loop) yang dibaca satu arah
tertentu sama dengan nol.

Pada umumnya rangkaian listrik terdiri dari beberapa loop dan titik-titik percabangan
dengan satu atau lebih sumber tegangan yang digunakan. Apabila nilai dari suatu sumber
tegangan sudah diketahui, maka besaran yang harus dianalisa adalah nilai arus pada masing-
masing penghantar yang masuk atau meninggalkan titik percabangan atau nilai tegangan
pada masing-masing tahanan dari rangkaian tersebut. Jumlah persamaan yang
digunakan untuk menganalisa suatu besaran belum dapat diketahui, yang jelah harus
sebanyak jumlah besaran yang hendak diketahui harganya.
4 Sumber Arus listrik Searah

Terdapat 4 macam sumber listrik arus searah, diantaranya :


1) Elemen Elektrokimia
2) Generator Arus Searah
3) Termoelemen
4) Sel Surya (Solar Cell)
KONSEP LISTRIK STATIS
1 Pengertian Listrik Statis
Listrik statis adalah salah satu gejala kelistrikan pada suatu benda namun
tidak secara langsung atau benda tersebut tidak dialiri listrik. Gejala kelistrikan ini
banyak ditemui di kehidupan sehari-hari. Gejala kelistrikan ini hanya bisa dirasakan
dalam waktu yang singkat.Secara umum, gejala kelistrikan ini dapat terjadi karena
adanya kumpulan arus atau muatan listrik namun dalam jumlah yang statis atau
tetap.Gejala kelistrikan ini tidak berlangsung lama karena tidak adanya listrik yang
mengaliri permukaan benda tersebut.Terlebih lagi, gejala ini biasanya dilakukan pada
benda-benda mati dan pasif yang tidak bisa dialiri listrik.
Listrik statis ternyata sangat penting bagi kehidupan manusia. Ada beberapa
penerapan dari gejala kelistrikan ini yang diterapkan pada teknologi untuk membantu
kehidupan manusia. Beberapa diantaranya yaitu pada generator Van de Graff. Alat ini
menghasilkan listrik statis dengan cara menggosokkan pita karet pada roda pemutar.
Selain sepeda generator, mesin fotokopi juga merupakan salah satu penerapan dari
listrik statis.
2 Penyebab Terjadinya Listrik Statis
Proses terjadinya listrik statis yaitu karena adanya muatan atom yang tidak
sejenis.Pada gejala kelistrikan, kita mengetahui bahwa pada listrik terdapat dua buah
muatan yang sering dikenal dengan muatan positif serta muatan negative.
Muatan positif yaitu adanya muatan proton memiliki jumlah yang lebih
banyak dari pada electron. Sedangkan muatan negative yaitu jumlah proton lebih
sedikit dari pada electron. Pada listrik juga ada benda yang tidak memiliki jumlah
muatan baik proton maupun electron dan sering disebut dengan benda yang netral.
Listrik statis bisa terjadi karena adanya muatan negative dan muatan positif
pada suatu benda sehingga saling tarik menarik. Arus listrik tidak akan terjadi jika
terdapat muatan yang sejenis.
3 Gaya Dan Rumus Pada Listrik Statis
Gaya listrik statis juga disebut dengan gaya elektrostatis atau gaya Coulomb. Hukum
Coulomb merupakan suatu hukum fisika yang sudah disimpulkan oleh seorang ilmuan bernama
Charles Augustin de Coulomb.
Gejala kelistrikan ini ternyata bisa dihitung dan dibuktikan menggunakan rumus-
rumus, diantaranya :

• Gaya Coulomb →

• Kuat Medan Listrik (E) →


• Energi Potensial (EP) → • Kekekalan Energi

• Usaha (w)

• Potensial Listrik (V)
ANALISIS MISKONSEPSI BUKU
• Buku 1
NAMA BUKU :Fisika Untuk SMA DAN MA
KELAS XII EDISI REVISI
NAMA PENULIS : Sunardi, Paramitha Retno P
, Andreas B. Darmawan
PENERBIT : Yrama Widya
TAHUN : 2015
KOTA TERBIT : Bandung
ISBN : 978-602-374-3
MISKONSEPSI BUKU I

1.Penjelasan Konsep
Pada penjelasan materi Hukum Ohm I (arus) itu sebanding dengan R (hambatan). Ini merupakan
miskonsepsi padahal rumus yang seharusnya adalah persamaan V = IR. I adalah arus yang
mengalir pada suatu penghantar ; V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung
penghantar ; R adalah nilai hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar. Besarnya
tegangan berbanding lurus dengan hambatannya (V≈R), besarnya tegangan berbanding lurus
dengan kuat arusnya (V≈I), besarnya kuat arus berbanding terbalik dengan hambatannya (I≈1/R)
5. terdapat pada (halaman 7)

2.Penulisan
Penulisan pada buku ini cukup baik, dan terdapat penjelasan di setiap rumus yang
tertera di materi. Namun hanya saja ada sedikit salah penulisan pada simbol hambatan
luar yang meggunakan huruf “r” yang seharusnya penulisannya“R”(Halaman 19). Karena
lambang huruf “r”adalah untuk simbol hambatan dalam.

3. Penyajian Gambar
Pada gambar di buku tidak terdapat Miskonsepsi.
• Buku 2

JUDUL BUKU : FISIKA DASAR II


NAMA PENULIS: MIKRAJUDDIN ABDULLAH
PENERBIT : INSTITUT TEKNOLOGI
BANDUNG
TAHUN TERBIT : 2017
KOTA TERBIT : BANDUNG
ISBN : 9797346447
MISKONSEPSI BUKU II

1. Penjelasan Konsep
Penjelasan pada buku ini sudah cukup baik dan dijelaskan materi yang lebih dalam
lagi daripada buku SMA Kelas XII kurikulum 2013. Penjelasan pada buku ini tidak
terjadi miskonsepsi hanya saja yang salah pada lambang atau simbol.

2. Penulisan
Pada buku ini terjadi miskonsepsi pada penulisan rumus atau simbol pada materi
Hukum Gauss yaitu penulisannya “Q” padahal seharusnya Fluks magnetik (sering
disimbolkan” Φm “halaman 58-59.

3. Penyajian Gambar
Pada buku ini tidak terjadi miskonsepsi gambar karena semua gambar disertakan
dengan penjelasan yang terperinci.
ANALISIS MISKONSEPSI JURNAL
• Jurnal 1

Judul Jurnal : DESKRIPSI KONSEPSI SISWA


SMA TENTANG RANGKAIAN
LISTRIK ARUS SEARAH
Nama Jurnal: Jurnal Pendidikan Fisika
Tadulako (JPFT)
Penulis : Andhika Nugraha, I Komang
Werdhiana, dan I Wayan Darmadi
Tahun Terbit: Mei 2017
Vol / no :1/3
Halaman : 1 – 7 halaman
ISSN : 2338 3240
MISKONSEPSI JURNAL I

ASPEK YANG DI
MISKONSEPSI
TINJAU
Penjelasan Konsep Pada Jurnal 1 terdapat miskonsepsi yaitu siswa
beranggapan bahwa besarnya tegangan pada rangkaian seri
dan paralel adalah sama sehingga menganggap besarnya
daya pada rangkaian sama. ( hlm 2-3)
Penulisan Pada jurnal 1 tidak terdapat miskonsepsi karena penulisa
kata baik itu simbol rumus begitu jelas dan dilengkapi
dengan keterangan setiap simbol sehingga mudah untuk
dipahami.
Penyajian Gambar Pada jurnal 1 tidak terdapat miskonsepsi karena tidak
terdapat gambar.
• Jurnal 2

Judul Jurnal : Pengembangan Cd Interaktif


Listrik Statis Dan Listrik Dinamis Sebagai
Media Dalam Proses Pembelajaran Di Sekolah
Nama Jurnal: APTEKINDO
Penulis : Ni Ketut Kertiasih
Tahun Terbit: -
Vol / no :-
Halaman : 345– 350halaman
ISSN : 1907-2066
MISKONSEPSI JURNAL II

ASPEK YANG DI
MISKONSEPSI
TINJAU
Penjelasan Konsep Pada Jurnal 2 tidak terdapat miskonsepsi hanya saja
penjabaran konsep sangat singkat.

Penulisan Pada jurnal 2 tidak terdapat miskonsepsi karena penulisan


kata baik itu simbol rumus begitu jelas dan dilengkapi
dengan keterangan setiap simbol sehingga mudah untuk
dipahami.
Penyajian Gambar Gambar yang terdapat pada jurnal 2 sedikit dan tidak
terjadi miskonsepsi.
PERTANYAAN
1. Apakah baterai berfungsi sebagai sumber arus?
A. Ya
B. Tidak
Jawabannya : B. Tidak
Alasannya:
Baterai merupakan sumber energi atau tegangan untuk memindahkan elektron dari suatu atom ke
atom lainnya.

2. Apakah Muatan listrik yang mengalir dalam penghantar berasal dari dalam baterai ?
A. Ya
B. Tidak
Jawabannya : B. Tidak
Alasannya :
Muatan listrik yang mengalir (elektron bebas) berasal dari atom-atom penyusun kawat
penghantar.
3. Apakah kuat arus listrik adalah banyaknya arus listrik yang mengalir ?
A. Ya
B. Tidak
Jawabannya : B.Tidak
Alasannya :
Kuat arus listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah
melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
 
4. Apakah Besarnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh hambatan jenis, luas penampang
dan panjang kawat penghantar ?
A. Ya
B. Tidak
Jawabannya : B. Tidak
Alasannya :
Besarnya hambatan listrik sebanding dengan hambatan jenis penghantar, panjang penghantar dan
berbanding terbalik dengan besar luas penampang penghantar.
5. Apakah Arus listrik yang masuk pada rangkaian bercabang besarnya selalu sama ?
A. Ya
B. Tidak
Jawabannya : B. Tidak
Alsannya :
Dalam rangkaian bercabang, arus listrik yang mengalir pada percabangan bergantung pada besar
nilai resistor yang digunakan.

6. Apakah Besar energi yang digunakan untuk menggerakkan muatan dalam baterai dan
muatan dalam komponen rangkaian besarnya sama ?
A. Ya
B. Tidak
Jawabannya : B. Tidak
Alasannya :
Energi yang digunakan di dalam baterai dan di dalam komponen besarnya tidak sama, karena
energi yang digunakan pada komponen tidak seluruhnya diubah menjadi energi listrik(cahaya)
tetapi sebagian diubah menjadi energi panas dll.
7. Diketahui suatu titik bermuatan q terletak di titik X dalam medan listrik yang ditimbulkan
oleh muatan positif mengalami gaya sebesar 0,07 N. Apabila besar kuat medan di titik X
adalah 2 x 10 –2 NC –1, maka hitunglah besar muatan q!
Penyelesaian :
Diketahui: Gaya listrik: F = 0,07 N
Kuat medan listrik: E = 2 x 10 –2 NC –1 = 0,02 NC –1
Ditanya: besar muatan q
Jawab :
F=qE
q = F / E = 0,07 N / 0,02 NC –1 = 3,5 C
Jadi, besar muatan q adalah 3,5 Coulomb.
8. Sebuah titik bermuatan q terletak di titik Y dalam medan listrik yang ditimbulkan oleh
muatan positif, mengalami gaya sebesar 0,03 N. Apabila diketahui muatan tersebut sebesar
+5 × l0–6 Coulomb, tentukan besar medan listrik di titik Y tersebut.
Penyelesaian :
Diketahui : Gaya listrik (F) = 0,03 N
Muatan listrik (q) = +5 × l0–6 C = 0,000005 C
Ditanya : besar medan listrik di titik Y
Jawab :
E=F/q
E = 0,03 N / 0,000005 C
E = 6.000 N/C
E = 6 × 103 NC-1
Jadi, besar medan listrik di titik Y adalah 6 × 103 NC-1.
9. Diketahui 2 buah muatan masing-masing sebesar 8,1 C dan 10 C terpisah dengan jarak 9 m.
Misal k = 9 × 109 Nm2 C–2 , Hitunglah besar gaya Coulomb yang terjadi pada kedua
muatan !
Penyelesaian :
Diketahui : q1 = 8,1 C
q2 = 10 C
Jarak antara muatan: r = 9m.
Konstanta Coulomb (k) = 9 × 109 Nm2 C–2
Ditanya : besar gaya Coulomb yang terjadi pada kedua muatan
Jawab :
F = k . q1 q2 /r2
F = (9 × 109 Nm2 C–2 ).(8,1 C) (10 C) / (9m)2
F = (9 × 109 Nm2 C–2 ).(81 C2) / (81m2)
F = 9 × 109 N
Jadi, besar gaya Coulomb yang terjadi pada kedua muatan adalah 9 × 109 N.
10. Dua bola konduktor A dan B terpisah pada jarak yang cukup jauh. Pada awalnya bola A
dimuati sebesar -3 x 10-6 C sedangkan bola B sebesar 3 x 10-6 C. Pada keadaan tersebut,
ada gaya sebesar 18 N antara kedua bola konduktor. Keduanya kemudian ditarik dan
dihubungkan oleh kawat penghantar sedemikian rupa sehingga jarak antara keduanya
menjadi setengah jarak semula. Besar gaya antara kedua bola konduktor apabila kawat
kemudian dilepas adalah....
Penyelesain :
Diketahui : = -3 x C
=3xC
F = 18 N
Ditanya : Besar gaya antara kedua bola konduktor apabila kawat kemudian dilepas
Jawab :
Jika dua bola konduktor bermuatan dihubungkan oleh kawat penghantar maka berlaku: Q
=+
Q = -3 x C + 3 x C = 0 (netral) Apabila kawat dilepas maka nilai besar gaya antara kedua bola
konduktor = 0 N
KESIMPULAN
Miskonsepsi yang sering terjadi pada siswa mengenai materi listrik dinamis ialah :
1. miskonsepsi pada konsep muatan listrik dengan pandangan muatan listrik merupakan salah
satu jenis energi partikel, karena muatan (elektron) yang bergerak menghasilkan energi.
2. Siswa juga berpendapat bahwa elektron yang mengalir berasal dari baterai dan lama kelamaan
dapat habis sehingga menyebabkan lampu menjadi redup. juga berpendapat bahwa elektron
yang mengalir berasal dari baterai dan lama kelamaan dapat habis sehingga menyebabkan
lampu menjadi redup.
3. Padakonsep rangkaian hambatan listrik seri sebagian besar siswa beranggapan bahwa lampu
yang disusun seri akan lebih terang jika diletakkan di dekat kutub positif baterai, karena lampu
yang dekat dengan kutub positif baterai akan dilalui arus listrik lebih dulu dan arusnya lebih
besar.
KESIMPULAN
4. Miskonsepsi pada hukum Kirchhoff I dimana siswa beranggapan bahwa arus listrik yang masuk
pada rangkaian bercabang besarnya selalu sama.
5. siswa juga beranggapan bahwa besarnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh hambatan jenis,
luas penampang dan panjang kawat penghantar.
6. Miskonsepsi pada hukum Ohm terletak pada anggapan siswamengenai hubungan antara besar
tegangan dan besar kuat arus yang mengalir dalam rangkaian merupakan hukum tegangan atau
hukum arus, karena menurut siswa yang berubah-ubah adalah tegangan dan arus listrik.
7. Miskonsepsi pada konsep arus dan kuat arus listrik terletak pada pendapat siswa bahwa kuat arus
listrik adalah banyaknya arus listrik yang mengalir, beberapa siswa berpendapat bahwa kuat arus
adalah kecepatan aliran arus listrik
8. Pada miskonsepsi konsep tegangan listrik sebagian besar siswa beranggapan bahwa adanya
tegangan/beda potensial pada kutub-kutub baterai mendorong arus listrik (muatan positif)
mengalir dari kutub positif ke kutub negatif baterai.
KESIMPULAN
Miskonsepsi yang terjadi pada siswa mengenai materi listrik statis ialah:

1) Benda bermuatan listrik tidak dapat menarik benda netral,


2) Benda netral adalah benda yang tidak mengandung muatan listrik dan
3) besar gaya tarik menarik antara dua benda bermuatan bergantung pada besar muatan
benda.
THANKS
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai