Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SEMESTER

PRAKTEK ELEKTRO TEKNIK

NAMA : Andrew Nikanor Sianturi

NIM : 5213131015

KELAS : PTE C

DOSEN PENGAMPU : Prof.Dr.Paningkat Siburian,M.Pd.

SOAL

Setiap mahasiswa ditugaskan menuliskan dan menjelaskan:

1. Hukum Ohm
2. Hukum Kirchoff 1 dan 2 dalam rangkaian listrik, kemudian membuat 2 contoh soal
lengkap dengan gambarnya untuk setiap rumusnya.

JAWABAN:

1. Hukum Ohm
Hukum Ohm adalah hukum dasar yang menjelaskan bahwa arus listrik yang mengalir
pada suatu penghantar sebanding dengan tegangan yang didapatkannya, tetapi arus
berbanding terbalik dengan hambatan. Arus listrik dapat mengalir melalui penghantar
disebabkan karena adanya perbedaan tegangan atau beda potensial yang ada di antara
dua titik di dalam penghantar.
Bunyi hukum Ohm yang dipaparkan oleh George Simon Ohm antara lain:
“Besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar akan sebanding dengan
tegangannya, dalam suhu yang tetap.”
Contoh Soal :
a. Buah resistor masing-masing memiliki hambatan 2 ohm dan 2 ohm yang
dirangkai secara seri. Selanjutnya, kedua hambatan dirangkai dengan tegangan
baterai yang nilainya 6 volt. Berapa nilai kuat arus listrik yang mengalir pada
kedua hambatan tersebut?

Pembahasan:
Diketahui:
R1 = 2 Ω
R2 = 2 Ω
V = 6 volt

Ditanya:
I = ...?

Jawab:
Rtotal=R1+R2
            =2+2
            =4 Ω
I=V/R
I=6/4
I=1,5 A
Jadi, nilai kuat arus listrik yang mengalir pada kedua hambatan adalah 1,5
Ampere.

b. Perhatikan gambar rangkaian listrik dibawah ini.  berapakah kuat arus listrik
pada gambar rangkaian kombinasi berikut ini?
Jawab:
Selesaikan terlebih dahulu rangkaian paralel nya.

Kemudian, kita jumlahkan dengan rangkaian seri untuk mencari jumlah total
hambatan.

Selanjutnya, baru kita cari nilai kuat arus listrik nya.


I=V/R
I=6/5
I=1,5 Ampere.
Jadi, nilai kuat arus listrik nya adalah 1,5 Ampere.
2. Hukum kirchof I dan Hukum kirchof II
 Hukum I Kirchhoff
Hukum ini merupakan hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan
bahwa jumlah muatan listrik yang mengalir tidaklah berubah. Jadi, pada suatu
percabangan, laju muatan listrik yang menuju titik cabang sama besarnya
dengan laju muatan yang meninggalkan titik cabang itu. Nah, di fisika, laju
muatan listrik adalah kuat arus listrik. Oleh karena itu, bunyi Hukum I
Kirchhoff lebih umum ditulis: 
Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik cabang akan sama
dengan  jumlah kuat arus listrik yang meninggalkan titik itu.
Hukum I Kirchhoff biasa disebut Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff's
Current Law (KCL).

Berdasarkan gambar di atas, besar kuat arus total yang melewati titik
percabangan a secara matematis dinyatakan Σ Imasuk = Σ Ikeluar yang besarnya
adalah I1 = I2 + I3.

 Hukum II Kirchhoff
Hukum ini berlaku pada rangkaian yang tidak bercabang yang digunakan
untuk menganalisis beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup.
Hukum II Kirchhoff biasa disebut Hukum Tegangan Kirchhoff
atau Kirchhoff’s Voltage Law (KVL). Bunyi Hukum II Kirchhoff adalah:
Jumlah aljabar beda potensial (tegangan) pada suatu rangkaian tertutup
adalah sama dengan nol.
Versi lain Hukum II Kirchhoff, yaitu pada rangkaian tertutup, berbunyi:
jumlah aljabar GGL (ε) dan jumlah penurunan tegangan (IR) sama dengan nol.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai: Σ ε+Σ IR = 0.

Berdasarkan gambar di atas, total tegangan pada rangkaian adalah V ab + Vbc +
Vcd + Vda = 0. Hukum II Kirchhoff ini menjelaskan bahwa jumlah penurunan
beda potensial sama dengan nol artinya tidak ada energi listrik yang hilang
dalam rangkaian atau semua energi listrik diserap dan digunakan. 

Untuk menganalisis suatu rangkaian listrik menggunakan Hukum II Kirchhoff


diperlukan beberapa aturan atau perjanjian.

1. Pilih loop untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu. Pada
dasarnya pemilihan arah loop bebas namun jika memungkinkan usahakan
searah dengan arah arus. Maksudnya bebas disini bebas yah arahnya mau
searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.
2. Pada suatu cabang, jika arah loop sama dengan arah arus maka penurunan
tegangan (IR) bertanda positif, jika berlawanan arah maka penurunan tegangan
(IR)  bertanda negatif. Contohnya gini. Kalo misalkan arah loop searah jarum
jam terus arah arusnya juga searah jarum jam, maka nanti penurunan tegangan
(IR) positif karena sama-sama searah jarum jam.

Kalo misalkan nanti loopnya berlawanan arah jarum jam tapi arusnya searah
jarum jam maka IR-nya bertanda negatif.
Jika saat mengikuti arah loop, kutub sumber tegangan yang lebih dulu
dijumpai adalah kutub positif maka GGL bertanda positif.

Sebaliknya, jika kutub yang lebih dahulu dijumpai adalah kutub negatif maka
GGL bertanda negatif.

CONTOH SOAL :

1. Suatu rangkaian listrik ditunjukkan seperti gambar berikut ini.


Dengan menggunakan hukum II Kirchhoff, besar kuat arus listrik yang
mengalir di dalam rangkaian tersebut adalah...

Diketahui:

ε1 = 6 V

ε2 = 12 V

R1 = 2 Ω

R2 = 6 Ω

R3 = 4 Ω

Ditanya: I ?

Jawab:
 

2. Perhatikan gambar rangkaian listrik dibawah ini!

Jika diketahui ε1 = 16 V; ε2 = 8 V; ε3 = 10 V; R1 = 12 ohm; R2 = 6 ohm; dan


R3 = 6 ohm. Besar kuat arus lisrik I adalah...

Jawab:

Hukum I Kirchhoff:

Loop I (atas):
Loop II (bawah):

Substitusikan persamaan (1) ke persamaan (3):

Eliminasi persamaan (2) dan persamaan (4):

Anda mungkin juga menyukai