NIM: 1801050039
KELAS:B
Hukum Kirchhoff adalah hukum yang ditemukan oleh seorang ilmuwan Fisika asal
Jerman, yaitu Gustav Robert Kirchhoff. Fokus penelitian Kirchhoff sebenarnya tidak hanya
pada sistem kelistrikan saja, melainkan juga spektroskopi dan termodinamika. Ilmuwan
lulusan Universitas Albertus Konigsberg ini berhasil merumuskan hukum rangkain listrik
pada tahun 1845. Hingga saat ini, Hukum Kirchhoff banyak digunakan dalam rekayasa
kelistrikan. Terdapat 2 Hukum Kirchhoff yang harus ketahui, yaitu Hukum Kirchhoff I dan
Hukum Kirchhoff II
Hukum Kirchhoff yaitu dua persamaan yang berhubungan dengan arus dan beda
potensial (tegangan) dalam sebuah rangkaian listrik. Pada tahun 1845 seorang ahli fisika dari
Jerman yang bernama Gustav Robert Kirchhoff. (1824-1887) yang pertama kali
memperkenalkan hukum kirchhoff ini. Banyak dari rangkaian listrik sederhana (seperti
gambar dibawah ini) yang gak bisa dianalisis dengan cuma mengganti kombinasi rangkaian
seri dan paralel resistor dalam menyederhanakan rangkaian yang punya banyak resistor.
Tegangan jatuh pada R1 dan R2 tidaklah sama, karena adanya ggl E2. Jadi, rangkaian kedua
resistor ini gak paralel juga bukan rangkaian seri, karena arus yang mengalir pada kedua
resistor tidak sama.
Banyak dari rangkaian listrik sederhana (Gambar 1.1) yang tidak dapat dianalisis
dengan hanya mengganti kombinasi rangkaian seri dan paralel resistor dalam
menyederhanakan rangkaian yang memiliki banyak resistor.
Contoh rangkaian sederhaa yang tidak dapat dianalisis dengan mengganti kombinasi resistor seri atau
paralel dengan resistansi ekivalen mereka. (Tipler, Physics for Scientist and Engineer 5th Edition).
Tegangan jatuh pada dan tidaklah sama karena adanya ggl . Sehingga,
rangkaian kedua resistor ini tidaklah paralel juga bukanlah rangkaian seri, karena arus yang
mengalir pada kedua resistor tidaklah sama. Namun, ada hukum yang berlaku pada rangkaian
yang memliki arus tetap (tunak). Hukum ini adalah hukum Kirchhoff 1 dan 2.
Hukum Kirchhoff 1
“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama
dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut”
“Ilustrasi hukum percabangan. Arus I_1yang mengalir melalui titik percabangan a akan sama dengan jumlah
I_2+I_3 yang keluar dari tiik percabangan Kirchhoff tentang titik”
Dalam rentang waktu , muatan mengalir melalui titik percabangan dari arah
kiri. Dalam rentang waktu juga, muatan dan bergerak ke arah kanan
meninggalkan titik percabangan. Karena muatan tersebut bukan berasal dari titik percabangan
dan tidak juga menumpuk pada titik tersebut dalam keadaan tunak, maka muatan akan
terkonservasi di titik percabangan tersebut, yaitu:
Hukum Kirchhoff 2
“Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan nol”
Hukum Kirchhoff 2 juga sering disebut sebagai hukum simpal (loop rule), karena
pada kenyataannya beda potensial diantara dua titik percabangan dalam satu rangkaian pada
keadaan tunak adalah konstan. Hukum ini merupakan bukti dari adanya hukum konservasi
energi. Jika kita memiliki suatu muatan Q pada sembarang titik dengan potensial V, dengan
demikian energi yang dimiliki oleh muatan tersebut adalah QV. Selanjutnya, jika muatan
mulai bergerak melintasi simpal tersebut, maka muatan yang kita miliki akan mendapatkan
tambahan energi atau kehilangan sebagian energinya saat melalu resistor baterai atau elemen
lainnya. Namun saat kebali ke titik awalnya, energinya akan kembali menjadi QV.
Sebagai contoh penggunaan hukum ini (Gambar 1.3), dua baterai yang berisi hambatan dalam
r1 dan r2 serta ada 3 hambatan luar. Kita akan bisa menenutukan arus dalam rangkaian
tersebut sebagai fungsi GGL dan hambatan.
Rangkaian berisi 2 buah baterai dan 3 resistor eksternal. Tanda plus minus pada resistor digunakan untuk
mengingatkan kita sisi mana pada setiap resistor yang berada pada potensial lebih tinggi untuk arah arus yang
diasumsikan.
Jumlah rangkaian tertutup (loop) dalam satu rangkaian listrik bisa satu atau lebih.
Dalam pemakaian hukum Kirchhoff II pada rangkaian tertutup ada beberapa aturan yang
harus kamu ketahui nih, diantaranya yaitu:
Pilih loop buat masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu, bisa bebas tapi kamu
usahakan buat searah dengan arus listrik yang mengalir.
Kuat arus bertanda positif (+), kalo searah dengan arah loop yang ditentukan dan bertanda
negatif (-), kalo berlawanan dengan arah loop yang udah kamu tentukan di angka 1.
Apabila saat mengikuti arah loop, kutub positif (+) sumber tegangan dijumpai lebih dulu dari
pada kutub negatifnya (-) mana GGL (ε) bertanda positif. Sebaiknya, kalo kutub negatif (-)
dijumpai lebih dulu dari kutub positif (+) maka nilai GGL (ε) negatif.
Kutub positif (+) disimbolkan dengan garis panjang dan kutub negatif adalah garis pendek.
Σε + ΣI. R = 0
(ε1 – ε2) + I (R4 + r2 + R3 + r1) = 0
Dalam rangkaian dengan memakai satu loop, maka kuat arus yang mengalir adalah sama,
sebesar 1. Kalo rangkaian diatas, kamu buat loop a-b-c-d maka sesuai pada hukum Kirchhoff
II berlaku dengan persamaan berikut ini.
Σε + ΣI. R = 0
(ε1 – ε2) + I (R4 + r2 + R3 + r1) = 0
Pada rangkaian dengan dua loop atau lebih secara prinsip, bisa dipecahkan seperti pada
rangkaian satu loop.
Cuma, perlu kamu perhatikan juga kuat arus pada setiap percabangannya. Coba perhatikan
langkah-langkah dibawah ini.
Tentukan kuat arus (simbol dan arahnya) pada setiap percabangan yang dianggap perlu.
Sederhanakan susunan sei-paralel resistor kalo memungkinkan.
Tentukan arah masing-masing loop.
Tulislah persamaan setiap loop dengan memakai hukum Kirchhoff II.
Tulislah persamaan arus, buat tiap titik percabangan dengan memakai hukum Kirchhoff.
pada b-a-d-e → I
pada e-f-c-b → I2
pada eb → I1
I = I1 + I2
Loop II: ε2 – I1.R2 + I2 (R3 + r2) = 0 (ada dua arus pada loop 2, I1 berlawanan dengan
arah loop)
A. 0.5
B. 0.6
C. 0.7
D. 0.8
E. 0.10
Pembahasan:
Kita terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop, dalam hal ini kita akan menentukan
arah loop searah dengan arah jarum jam.
Dengan menerapkan hukum Kirchhoff 2, kita akan dapatkan nilai arus listrik sebagai berikut:
maka
2. Pada rangkaian listrik di bawah ini diberikan diberikan dan .
Jika saklar S ditutup, tentukan besarnya daya pada !
A. 12 watt
B. 16 watt
C. 11 watt
D. 20 watt
E. 9 watt
I1 = 5A
I2 = 1A
I3 = 2A
A. -2
B. 2
C. 3
D. -3
Penyelesaian :
Dari gambar rangkaian yang diberikan diatas, belum diketahui apakah arus I4 adalah arus
masuk atau keluar. Oleh karena itu, kita perlu membuat asumsi awal, misalnya kita
mengasumsikan arus pada I4 adalah arus keluar.
I2 + I3 = 1 + 2 = 3A
R1 = 10Ω
R2 = 20Ω
R3 = 40Ω
V1 = 10V
V2 = 20V
A. 11.44 Volt
B. 15.44 Volt
C. 16.44 Volt
D. 17.44 Volt
E. 18.44 Volt
Penyelesaian :
Gunakan Hukum Kirchhoff I (Hukum Arus Kirchhoff) untuk persamaan pada titik
A dan titik B
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa I3 adalah hasil dari penjumlahan I1 dan
I2, maka persamaannya dapat kita buat seperti dibawah ini :
Jadi saat ini kita memiliki 2 persamaan, dari persamaan tersebut kita mendapatkan
nilai I1 dan I2 sebagai berikut :
Ditanya: Kalo hambatan dalam sumber tegangan diabaikan, berapa kuat arus yang
melalui R2?
A. 5 A
B. 6A
C. 2A
D. 3A
E. 4A
Penyelesaian:
Loop I :
Loop II :
I1 + 2I = 4
I1 + 2(I1 + I2) = 4
3I1 + 2I2 = 4 → kamu masukan persamaan II
3(3 + I2) + 2I2 + 4
9 + 3I2 + 2I2 = 4
5I2 = -5
I2 = -1 A
I1 = 3 + I2 = 3 + (-1) = 2 Ampere
Jadi, dengan memakai hukum Kirchhoff I dan hukum Kirchhoff II kita bisa menemukan kuat
arus yang melalui R2 adalah 2 Ampere.