Anda di halaman 1dari 9

MATERI FISIKA DASAR II

“HUKUM II KIRCHHOFF”

Dosen Pengampu : Mahjardi, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 7


Nama:
M.Zulpar (TF.161163)
Saifullah (TF.161181)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2017
HUKUM II KIRCHHOFF

Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu Elektronika yang berfungsi
untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum Kirchoff pertama kali
diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama Gustav Robert Kirchhoff (1824-
1887) pada tahun 1845. Hukum Kirchhoff terdiri dari 2 bagian yaitu Hukum Kirchhoff 1 dan
Hukum Kirchhoft 2.
Hukum Kirchhoff 2 merupakan Hukum Kirchhoff yang digunakan untuk
menganalisis tegangan (beda potensial) komponen-komponen elektronika pada suatu rangkaian
tertutup. Hukum Kirchhoff 2 ini juga dikenal dengan sebutan Hukum Tegangan Kirchhoff atau
Kirchhoff’s Voltage Law (KVL).
Hukum II Kirchhoff berbunyi :

“Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik (є) dengan
penurunan tegangan (I.R) sama dengan nol.”

Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang
hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap.

Hukum II Kirchhoff dirumuskan sebagai

Σ𝜀 +ΣI.R = 0

Keterangan :

ΣE = jumlah ggl sumber arus (V)

ΣIR = jumlah penurunan tegangan. (V)

I = arus listrik (A)

R = hambatan (W)

2
Untuk lebih jelas mengenai Bunyi Hukum Kirchhoff 2, silakan lihat rumus dan rangkaian
sederhana dibawah ini :

Berdasarkan Rangkaian disamping, dapat dirumuskan bahwa :

Vab + Vbc + Vcd + Vda = 0

IRab + IRbc + IRcd + IRda = 0

Penggunaan Hukum II Kirchhoff adalah sebagai berikut:

1. Pilih rangkaian untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu. Pemilihan
arah loop bebas, tapi jika memungkinkan diusahakan searah dengan arah arus listrik.
2. Jika pada suatu cabang, arah loop sama dengan arah arus, maka penurunan tegangan (IR)
bertanda positif, sedangkan bila arah loop berlawanan arah dengan arah arus, maka
penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.
3. Bila saat mengikuti arah loop, kutub sumber tegangan yang lebih dahulu dijumpai adalah
kutub positif, maka gaya gerak listrik bertanda positif, sebaliknya bila kutub negatif maka
penurunan tegangan (IR) bertanda negatif.

A. Hukum Kirchhoff pada Rangkaian Satu Loop – Dengan menerapkan Hukum Ohm dan
Hukum Kirchoff I, kalian dapat mencari besar arus dan tegangan pada rangkaian dengan satu
sumber tegangan. Namun, bagaimanakah kita mencari arus dan tegangan jika pada rangkaian
terdapat lebih dari satu sumber tegangan? Perhatikan Gambar skema rangkaian tertutup dengan
dua sumber tegangan dan dua hambatan berikut ini

Kita dapat mencari besar arus dan tegangan pada resistor dengan
menggunakan prinsip Hukum Kirchoff II yang telah dipaparkan
sebelumnya.

3
Perhatikan kembali rangkaian pada Gambar diatas. Rangkaian tersebut merupakan rangkaian
tertutup dengan loop tunggal (1 loop). Untuk menganalis rangkaian tersebut, kita dapat
menggunakan hukum Kirchoff II dengan mengikuti langkah berikut.

a. Memilih arah loop. Agar lebih mudah, arah loop dapat ditentukan searah dengan arah arus
yang berasal dan sumber tegangan yang paling besar dan mengabaikan arus dan sumber
tegangan yang kecil (ingat, arah arus bermula dan kutub positif menuju kutub negatif).
b. Setelah arah loop ditentukan, perhatikan arah arus pada percabangan. Jika arah arus sama
dengan arah loop, penurunan tegangan (IR) bertanda positif. Namun, jika arah arus
berlawanan dengan arah loop, IR bertanda negatif.
c. Jika arah loop menjumpai kutub positif pada sumber tegangan lain, maka nilai E positif.
Namun, jika yang dijumpai lebih dulu adalah kutub negatif, maka E bertanda negatif.

Nah, dengan mengikuti langkah di atas, mari kita analisis bersama rangkaian tersebut. Pada
rangkaian tersebut, jika E2>E1, kita dapat menentukan arah loop sebagai berikut.

Setelah menentukan arah loop, kita dapat menerapkan hukum


Kirchhoff II sebagai berikut.

IR2 – E1 + IR1 – E2 = 0

I(R1 + R2) = E1 + E2

Jadi kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah :

I = (E1 + E2) / (R1 + R2)

4
Contoh Soal Hukum Kirchhoff dengan 1 loop

1. Suatu rangkaian seperti ditunjukkan pada gambar ,


dengan hukum Kirchhoff II hitunglah arus yang
mengalir dalam rangkaian tersebut.

Penyelesaian.
1. Dipilih loop abdca, dengan arah dari a – b – d – c – a
2. Dengan menerapkan hukum II Kirchhoff: Σε + Σ(IR) = 0 dan memperhatikan aturan yang
disepakati tentang tanda-tandanya, sehingga diperoleh:

– ε2 + I R1 + I R2 – ε1 + I R2 = 0 atau

– ε1 – ε2 + I(R1 + R2 + R3 ) = 0 atau

I = (ε1 + ε2) / (R1+R2+R3) = (12 + 6) / (2 + 6 + 4) = 1,5A

Jadi, arus yang mengalir adalah 1,5 A dengan arah dari a – b – d – c – a.

2. (UN 2009)
Perhatikan rangkaian listrik seperti pada gambar!

Kuat arus terukur amperemeter adalah...


A. 0,1 A
B. 0,5 A
C. 1,0 A
D. 1,5 A
E. 3,0 A

Pembahasan:
Diketahui:
R1 = 1,4 Ohm
V = 1,5 V

5
rd = 0,1 Ohm
Ditanya: i = ...
Jawab: Gunakan hukum II Kirchoff
Terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop.

Menerapkan hukum II Kirchoff.


i . R1 + i . rd + 1,5 V = 0
i . 1,4 Ω + i . 0,1 Ω + 1,5 V = 0
i . 1,5 Ω = – 1,5 V
i = – 1 A (negatif berarti arah arus terbalik)
Jawaban: C

B. Rangkaian dengan Dua Loop atau Lebih – Rangkaian yang memiliki dua loop atau lebih
disebut juga rangkaian majernuk. Langkah-langkah dalam menyelesaikan rangkaian majemuk
adalah sebagai berikut.
a. Gambarlah rangkaian listrik majemuk tersebut.
b. Tetapkan arah kuat arus untuk setiap cabang,
c. Tulislah persaman-persarmaan arus untuk tiap titik cabang menggunakan Hukum IKirchhoff
d. Tetapkan loop beserta arahnva pada setiap rangkaian tertutup.
e. Tulislah persarnaan-persamaan untuk setiap loop rnenggunakan Hukurn II Kirchhoff
f. Hitung besaran-besaran yang ditanyakan menggunakan persarnaan-persamaan pada langkah e.
Contoh menghitung Rangkaian dengan Dua Loop atau Lebih

1. Perhatikan gambar rangkaian listrik berikut:

a. Kuat arus yang mengalir dalam hambatan 1Ω, 2,5Ω dan 6Ω

b. beda potensial antara titik A dan B

6
Penyelesaian:

Rangkaian pada soal bisa diubah menjadi seperti gambar berikut

a. berdasarkan Hukum I Kirchhoff,

I1 + I3 = I2 atau I1 = I2 – I3 …….(1)

Berdasarkan hukum II Kirchhoff untuk loop I diperoleh

ΣE + ΣIR = 0

-4 + (0,5 + 1 + 0,5)I1 + 6I2 = 0

I1 + 3I2 = 2 ……….. (1)

Berdasarkan hukum Kirchhoff II, untuk loop II diperoleh

ΣE + ΣIR = 0

2 – (2,5 + 0,5)I1 + 6I2 = 0

3I3 – 6I2 = 2 ……………. (3)

Substitusikan persamaan (1) ke (2), sehingga diperoleh

I1 = 6/9 A

I2 = 4/9 A dan I3 = -2/9 A

Jadi, kuat arus yang mengalir pada hambatan 1Ω adalah 2/9 A, yang mengalir pada hambatan
2,5Ω adalah 4/9 A, dan yang mengalir pada hambatan 6Ω adalah 2/9 A (tanda( –) menunjukan
bahwa arah arus berlawanan arah dengan arah pemisalan.

7
.Perhatikan rangkaian disamping, nilai-nilai Resistor
yang terdapat di rangkaian adalah sebagai berikut :

R1 = 10Ω
R2 = 20Ω
R3 = 40Ω
V1 = 10V
V2 = 20V

Berakah arus yang melewati resistor R3 ?

Penyelesaian :

Di dalam rangkaian tersebut, terdapat 3 percabangan, 2 titik, dan 2 loop bebas (independent).
Gunakan Hukum Kirchhoff I (Hukum Arus Kirchhoff) untuk persamaan pada titik A dan titik B
Titik A : I1 + I2 = I3
Titik B : I3 = I1 + I2
Gunakan Hukum Kirchhoff II (Hukum Tegangan Kirchhoff) untuk Loop 1, Loop 2 dan Loop 3.
Loop 1 : 10 = R1 x I1 + R3 x I3 = 10I1 + 40I3
Loop 2 : 20 = R2 x I2 + R3 x I3 = 20I2 + 40I3
Loop 3 : 10 – 20 = 10I1 – 20I2
Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa I3 adalah hasil dari penjumlahan I1 dan I2, maka
persamaannya dapat kita buat seperti dibawah ini :
Persamaan 1 : 10 = 10I1 + 40(I1 + I2) = 50I1 + 40I2
Persamaan 2 : 20 = 20I2 + 40(I1 + I2) = 40I1 + 60I2
Jadi saat ini kita memiliki 2 persamaan, dari persamaan tersebut kita mendapatkan nilai I1 dan I2
sebagai berikut :
I1 = -0.143 Ampere
I2 = +0.429 Ampere
Seperti yang diketahui bahwa I3 = I1 + I2
Maka arus listrik yang mengalir pada R3 adalah -0.143 + 0.429 = 0.286 Ampere
Sedangkan Tegangan yang melewati R3 adalah 0.286 x 40 = 11.44 Volt
Tanda Negatif (-) pada arus I1 menandakan arah alir arus listrik yang diasumsikan dalam
rangkaian diatas adalah salah. Jadi arah alir arus listrik seharusnya menuju ke V1, sehingga
V2 (20V) melakukan pengisian arus (charging) terhadap V1.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://untukku-saja.blogspot.co.id/2015/03/pembahasan-soal-fisika-sma-tentang.html
https://fisikamemangasyik.wordpress.com/fisika-1/listrik/rfcfc/hukum-ii-kirchhoff/
http://teknikelektronika.com/pengertian-bunyi-hukum-kirchhoff-1-2/

Anda mungkin juga menyukai