Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FILSAFAT

PENERAPAN LOGIKA INDUKTIF

Disusun oleh :

Nama : Luthfiya Kurnia Permatahati

Prodi/Kelas : Pendidikan Fisika 2015/B

NIM : K2315046

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2016
Penerapan Logika Induktif dalam Pembelajaran Fisika

Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik kesimpulan yang bersifat umum dari
berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara induktif dimulai dengan
mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan
terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Contoh :

Kambing mempunyai mata

Sapi mempunyai mata

Singa mempunyai mata

Demikian juga dengan kucing, gajah, dan binatang lainnya.

Kesimpulannya adalah semua binatang mempunyai mata.

Kesimpulan yang bersifat umum ini penting artinya sebab mempunyai dua keuntungan.
Keuntungan yang pertama ialah bahwa pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis.

Kehidupan yang beranekaragam dengan berbagai corak dan segi dapat direduksikan menjadi
beberapa pernyataan. Pengetahuan yang dikumpulkan manusia bukanlah merupakan koleksi
dari berbagai fakta melainkan esensi dan fakta-fakta tersebut. Demikian juga dalam
pernyataan mengenai fakta yang dipaparkan, pengetahuan tidak bermaksud membuat
reproduksi dari obyek tertentu, melainkan menekankan kepada struktur dasar yang
menyangga wujud fakta tersebut. pernyataan bagaimanapun lengkap dan cermatnya tidak
bisa mereproduksikan betapa manisnya semangkuk kopi atau pahitnya sebutir pil kina.
Pengetahuan cukup puas dengan pernyataan elementer yang bersifat kategoris bahwa kopi itu
manis dan pil kina itu pahit. Pernyataan seperti ini sudah cukup bagi manusia untuk bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis dan berpikir teoritis.

Keuntungan yang kedua dari pernyataan yang bersifat umum adalah dimungkinkan proses
penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif. Secara induktif maka dari
berbagai pernyataan yang bersifat umum dapat disimpulkan pernyataan yang bersifat lebih
umum lagi. Melihat dari contoh bahwa semua binatang mempunyai mata dan semua manusia
mata, dapat ditarik kesimpulan bahwa semua makhluk mempunyai mata. Penalaran ini
memungkinkan disusunnya pengetahuan secara sistematis yang mengarah kepada
pernyataan-pernyataan yang makin lama makin bersifat fundamental.

Logika induktif juga dapat diterapkan dalam sebuah pembelajaran. Hal ini dapat
meningkatkan keterampilan siswa dalam proses pembelajaran. Logika induktif antara lain
mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam istinbath al-qa’idah (penyimpulan kaidah),
sehingga dapat melatih siswa untuk berpikir logis dan kritis.
Berikut ini adalah percobaan sederhana yang dapat dilakukan dalam sebuah proses
pembelajaran fisika untuk menarik kesimpulan dengan cara logika induktif.

I. Percobaan yang dilakukan adalah mengenai gaya gesek. Alat dan bahan yang diperlukan
terdiri dari bola, balok kasar, karpet, batu, dan logam.

Langkah-langkah percobaan :

1. Bola pertama dengan permukaan halus didorong (diberi gaya) sehingga bergerak di atas
lantai.
2. Bola kedua dengan permukaan halus diletakkan di atas karpet lalu didorong (diberi gaya)
sehingga bergerak di atas karpet.
3. Balok kasar didorong (diberi gaya) sehingga bergerak di atas lantai.
4. Balok kasar diletakkan di atas karpet lalu didorong (diberi gaya) sehingga bergerak di
atas karpet.
5. Seorang siswa berjalan di atas lantai dengan permukaan halus.
6. Siswa mendorong meja yang berada di atas lantai.
7. Siswa mengamati apa yag terjadi.
8. Siswa membuat kesimpulan berdasarkan logika induktif.

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat dinyatakan dalam pernyataan-pernyataan yang


bersifat khusus antara lain sebagai berikut.

 Pernyataan-pernyataan khusus :

1. Bola pertama yang bergerak di atas lantai saling bersinggungan (bersentuhan) dengan
lantai dan bola berhenti setelah beberapa saat.
2. Bola kedua yang bergerak di atas karpet (permukaan kasar) saling bersinggungan dengan
karpet dan berhenti setelah beberapa saat.
3. Siswa yang memakai sepatu bergerigi berjalan di atas lantai tidak terpeleset.
4. Balok kasar yang bergerak di atas lantai saling bersinggungan dan berhenti setelah
beberapa saat.
5. Balok kasar yang bergerak di atas karpet saling bersinggungan dan berhenti setelah
beberapa saat.

Kesimpulan umum:

Dua buah benda yang saling bersinggungan (bersentuhan) mempunyai gaya gesek yang
menyebabkan benda tersebut berhenti atau tidak tergelincir ketika bergerak.

 Pernyataan-pernyataan khusus :

1. Bola dengan permukaan halus saat bergerak di atas lantai yang juga memiliki permukaan
halus berhenti setelah beberapa saat kemudian.
2. Bola dengan permukaan halus saat bergerak di atas karpet yang memiliki permukaan
kasar, berhenti lebih cepat daripada bola di atas lantai.
3. Siswa yang memakai sepatu bergerigi ketika berjalan di atas lantai dengan permukaan
halus tidak terpeleset (tergelincir).
4. Balok kasar bergerak di atas lantai, beberapa saat kemudian berhenti.
5. Balok kasar bergerak di atas karpet, beberapa saaat kemudian langsung berhenti.

Kesimpulan umum :

Besarnya gaya gesek suatu benda dipengaruhi oleh tingkat kekasaran benda-benda yang
saling bersinggungan, semakin kasar permukaan benda yang bersinggungan, maka semakin
besar pula gaya gesek yang ditimbulkan, sehingga menyebabakan suatu benda lebih cepat
berhenti saat sedang bergerak atau tidak tergelincir..

 Pernyataan-pernyataan khusus :

1. Kedua tangan digesek-gesek akan menjadi hangat/panas.


2. Dua buah batu digesek-gesek menjadi panas.
3. Dua buah logam digesek-gesek menjadi panas.

Kesimpulan umum:

Dua buah benda yang saling bergesekan menimbulkan panas atau kalor.

Jadi, gaya gesek adalah gaya yang melawan gerak benda pada suatu permukaan. Gaya gesek
terjadi akibat adanya pergerakan benda-benda yang saling bersentuhan. Gaya gesek tersebut
bekerja pada permukaan benda-benda yang bersentuhan dengan arah berlawanan. Ada
kalanya gaya gesek begitu besar sehingga benda yang bergerak segera berhenti. Ada kalanya
pula gaya gesek yang terjadi tidak besar sehingga benda masih sempat bergerak jauh sebelum
berhenti. Berdasarkan pengertian tadi, maka dapat diartikan bahwa gaya gesek adalah gaya
yang menahan gerak benda agar benda itu dapat berhenti bergerak. Besar dan kecilnya gaya
gesek bergantung pada kekasaran permukaan kedua benda yang bergesekan. Semakin kasar
suatu permukaan, semakin besar gaya geseknya dan semakin "sulit" benda tersebut bergerak
di atas permukaan. Sebaliknya, semakin halus permukaan, semakin kecil gaya geseknya dan
semakin "mudah" benda untuk bergerak di atasnya. Gaya gesek dapat menimbulkan
panas/kalor. Hal ini terjadi apabila dua buah benda saling bergesekan terus-menerus.

II. Percobaan kedua yang dilakukan adalah mengenai tekanan pada zat padat. Alat dan bahan
yang diperlukan terdiri dari paku, palu, jarum, bantal kecil, dan balok kayu.

Langkah-langkah :

1. Siswa menancapkan paku dengan ujung runcing ke sebuah balok kayu dengan
menggunakan palu.
2. Siswa menancapkan paku dengan ujung tumpul ke sebuah balok kayu dengan
menggunakan palu.
3. Siswa menancapkan jarum ke sebuah bantal kecil.
Pernyataan-pernyataan khusus :

1. Paku yang memiliki luas permukan kecil (runcing) diberi gaya sehingga menekan dan
tertancap ke balok dengan mudah.
2. Paku yang memiliki luas permukaan besar (tumpul) tidak dapat tertancap ke balok.
3. Jarum yang memiliki luas permukan kecil (runcing) diberi gaya sehingga menekan dan
tertancap ke balok dengan mudah.

Kesimpulan umum :

Semakin kecil luas bidang tekan, semakin besar tekanan yang dihasilkan, sehingga paku
yang runcing dapat tertancap dengan mudah pada balok kayu.

Jadi, yang memberikan tekanan lebih besar pada balok adalah paku yang ujungnya runcing
dan juga jarum yang memiliki ujung runcing.

Berdasarkan percobaan tersebut dapat kita ketahui bahwa tentang tekanan pada zat padat
dipengaruhi oleh luas permukaan dan gaya yang diberikan. Contoh lain mengenai tekanan
adalah ketika kamu mendorong uang logam di atas plastisin, berarti kamu telah
memberikan gaya pada uang logam. Besarnya tekanan uang logam pada plastisin
bergantung pada besarnya dorongan (gaya) yang kamu berikan dan luas bidang tekannya.
Semakin besar gaya tekan yang kamu berikan, semakin besar pula tekanan yang terjadi.
Namun, semakin besar luas bidang tekan suatu benda maka semakin kecil tekanan yang
terjadi. Dengan demikian, tekanan berbanding lurus dengan gaya tekan dan berbanding
terbalik dengan luas bidang tekan. Secara matematis, besaran tekanan dapat dituliskan
dalam persamaan sebagai berikut.

P = F/A
P = tekanan (N/m2)

F = gaya tekan (N)

A = luas permukaan (m2)

Anda mungkin juga menyukai