Anda di halaman 1dari 29

OSILASI HARMONIS

A. PENDAHULUAN
Dunia ini dipenuhi oleh benda-benda yang bergarak. Gerakannya
dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu 1) benda yang
begerak di sekitar satu tempat dan 2) benda yang bergerak berpindah
dari satu tempat ke tempat lain. Benda yang bergerak disekitar suatu
tempat disebut dengan bergetar atau berosilasi. Contoh dari osilasi
adalah gerak osilasi pendulum, getaran dawai gitar, gerakan elektron
pada suatu atom. Contoh dari benda yang bergerak berpindah adalah
gelombang yang merambat sepanjang tali. gelombang laut menuju
pantai, dan penjalaran cahaya.
Kita mulai dengan mempelajari gerak jenis pertama yaitu gerak
osilasi. Gerak osilasi secara umum merupakan gerakan objek disekitar
titik kesetimbangannya. Simpangan terbesar disekitar titik
kesetimbangan yang mampu dicapai objek disebut amplitudo.
Perulangan gerakan osilasi ada yang teratur dan ada yang tidak. Osilasi
yang beraturan disebut dengan osilasi harmonis. Karena bendanya
dianggap sebuah titik maka selanjutnya disebut Osilasi Harmonis
Sederhana (OHS). Simpangan (  ) pada gerakan osilasi hanya
bergantung pada waktu, sebab gerakannya tidak berpindah tempat.
Sehingga fungsi dari simpangan hanya bergantung pada waktu, yang
dapat diungkapkan dengan  (t ).
Pada gerak jenis kedua kita akan menemukan bahwa gerak
sistem lebih kompleks dari yang pertama. Gerakannya merupakan
campuran dari gerak-gerak osilasi yang berpindah. Perpaduan gerak
semacam ini disebut dengan gelombang. Simpangan pada gelombang
bergantung pada kedudukan atau posisi ( r ) dan waktu ( t ). Dengan
demikian fungsi simpangan pada gelombang dapat dituliskan sebagai
 (r , t )
Gerakan osilasi dapat terjadi pada 1, 2 dan 3 derajat kebebasan
atau 1, 2 dan 3 dimensi. Contoh satu derajat kebebasan adalah osilasi
pendulum, osilasi massa pegas, dan rangkaian LC.

B. SISTEM OSILASI HARMONIS SEDERHANA (OHS)


DENGAN SATU DERAJAT KEBEBASAN.

1
Kita dapat mulai dengan osilasi benda-benda yang berada pada
satu dimensi atau satu derajat kebebasan. Contohnya sistem sederhana
seperti osilasi pendulum, osilasi massa pegas, dan rangkaian LC.
Bentuk dari sistem osilasi satu derajat kebebasan dapat dilihat pada
Gambar 1.1 di bawah ini:

Gambar 1.1 Sistem dengan satu derajat kebebasan.

Untuk semua osilasi dengan satu derajat kebebasan, dapat


dirumuskan:

 (t )  Ao cos(t   )

 = simpangan, Ao = amplitudo,  = frekuensi sudut,  = konstanta


fase.

Sifat getaran atau osilasi diwakili oleh persamaan (1). Untuk


massa yang berosilasi seperti pada sistem masa pegas dan pendulum,
 dapat melambangkan perpindahan massa benda dari posisi titik
kesetimbangannya (  pada bandul = θ = simpangan bandul dari
kedudukan setimbang). Untuk osilasi rangkaian LC,  melambangkan
arus induksi yang terjadi pada induktor. Sedangkan φ merupakan
konstanta fase/fase awal yang dilihat pada saat t = 0.
Bila konstatanta fase = 0 maka persamaan (1) dapat dirubah
menjadi:

 (t) = A cos (ωt)

Ataupun

2
 (t) = A sin (ωt)

Penentuan cos atau sin tergantung pada posisi awal dari


simpangan saat t = 0. Beberapa besaran lain yang sering ditemukan
dalam membahas osilasi adalah frekuensi (f), perioda (T) dengan
hubungan

1
T ..................................................... (3)
f

Osilasi dipengaruhi oleh dua macam besaran yang selalu


berlawanan yaitu gaya pulih dan inersia. Gaya pulih mencoba untuk
mengembabalikan  ke posisi setimbang atau nol. Sedangkan inersia
melawan setiap perubahan gangguan tersebut terhadap waktu (d  /dt)
atau dikatakan sistem memberikan sebuah kecepatan yang cocok (d/dt)
untuk bagian yang berpindah. Untuk  yang lebih besar, gaya pulihnya
juga lebih kuat.
Pada osilasi rangkaian LC, gaya pulih disebabkan oleh gaya tolak
diantara elektron, yang membuat elektron memilih untuk tidak
berdesakan ke satu lempeng kapasitor. Untuk osilasi pada rangkaian LC,
inersia disebabkan oleh induktansi L, yang menentang arus induksi
pada induktor. Arus disebabkan oleh perubahan jumlah muatan pada
kapasitor yaitu dq/dt (  untuk kapasitor merupakan muatan kapasitor
yang dapat diganti dengan q).

1. Osilasi Pada Bandul


a. Persamaan OHS pada bandul

Gambar 1.2. Osilasi pada bandul

Kita mulai dengan ketentuan bahwa sebelah kanan titik


setimbang A, berharga positif dan sebelah kirinya negatif.

3
Simpangan = θ (radian) dan perubahan simpangan terhadap waktu
merupakan kecepatan sudut

  d / dt
sedangkan percepatan sudut diberikan oleh :
  d / dt  d 2 / dt 2
Hubungan kecepatan sudut dengan kecepatan tangensial atau
kecepatan linier adalah:

  v / L atau v  L
Hubungan percepatan sudut dengan percepatan tangansial atau
percepatan linier adalah:

a  dv / dt  L(d / dt )
 L(d 2 / dt 2 )  L
Selanjutnya kita masuk pada gerakan bandul. Bila bandul
titarik dengan gaya F kearah B sejauh θ, maka saat itu d / dt
adalah nol. Karena bandul punya massa m, maka gaya berat
diberikan oleh:

w  mg
Gaya pulih akan membawa bandul pada posisi setimbang di A.
Gaya pulih Fp besarnya sama dengan F namun arahnya berlawanan.
Besar gaya pulih adalah:

F   mg sin 
p

Tanda negatif berarti gaya pulih berlawanan dengan perubahan θ.


Menurut hukum II Newton

F  ma =  mg sin 
Sehingga
a   g sin 
Saat ini gaya pulih menyebabkan adanya percepatan linier yang
memberikan kecepatan sudut ( d / dt ) berharga negatif (arah ke
kiri). Sesampai di A, gaya pulih = 0, percepatan = 0, kecepatan
sudut berharga maksimum (bertanda negatif).
Kecepatan sudut yang maksimum akan menggerakkan bandul
menuju posisi C. Sesampai di C, kecepatan sudut = 0, namun
percepatan berharga maksimum. Dan gaya pulih Fp kembali
maksimum. Selanjutnya gaya pulih membawa bandul pada posisi

4
setimbang namun inersia akan melawannya dengan menggerakkan
benda pada simpangan semula.
Bila dalam gerakan tidak terjadi gesekan maka gerakan
bolak-balik yang terjadi dari B-A-C-A-B akan mempunyai
simpangan yang konstan dan memiliki frekuensi gerak tertentu.
Gerak yang demikian disebut gerak harmonik sederhana atau
osilasi harmonik sederhana (OHS).
Besar frekuensi osilasi bergantung pada panjang tali yaitu:
  2f
 1 g
f  
2 2 L
g
2 
L
Menurut hukum II Newton,
ma   mg sin 
d 2
mL   mg sin 
dt 2
d 2 g
2
  sin    2 sin 
dt L
2
d 
2
  2 sin   0
dt
Persamaan ini dikenal dengan persamaan OHS.
Sehingga untuk mencari solusi dapat digunakan operator turunan
yaitu:
d2
D2 
dt 2
Untuk   maka sin    , sehingga diperoleh:
D 2   2  0
( D 2   2 ) (t )  0
solusi persamaan OHS ini secara umum sering ditulis:
 (t )   o cos(t   )
Dalam bentuk kompleks ditulis sebagai:
 (t )   o ei (t  )

b. Pertukaran Energi Pada Bandul

5
Gambar 1.3. Pertukaran energi pada bandul

Pada simpangan terbesar di B dan C, kecepatan v = 0. Bandul


memiliki energi potensial Ep maksimum yaitu:
E p  mgh  mg ( L  L cos  )
Untuk  << berlaku ekspansi Taylor yaitu:
1 2
cos  = 1 - 
2
sehingga:
1 2
E p  mgh [ L - L (1-  )]
2
L 2
E p  mg (  )
2
Bila  merupakan simpangan sesaat  (t) maka:
   (t )   o cos t
Energi potensial menjadi:
mgL 2
E p  o (cos t ) 2
2
Pada posisi terendah di A, seluruh energi potensial berubah menjadi
energi kinetik. Karena di A, kecepatan v maksimum, maka Ek juga
maksimum.
1 2
Ek  mv
2
v  Ld / dt   L o sin t
2
Ek  12 m( L2  o  2 sin 2 t )
Karena  2  g / L
Maka:

6
mg 2 2 2
Ek  L  o sin t
2L
mgL 2 sin 2 t
Ek  o
2

Setiap saat berlaku energi total Em  Ek  E p . Contohnya pada


posisi D.
Em  Ek  E p
mgL 2
Em  o { sin 2 t  cos 2 t }
2
mgL 2
Em  o
2

2. Osilasi Massa Pegas


a. Persamaan osilasi massa pegas

Gambar 1.4. Osilasi Massa Pegas


Dari Gambar 1.4 terlihat bahwa posisi x1 merupakan keadaan
setimbang. Massa m berosilasi setiap saat sejauh x (t ) dengan
amplitudo xo . Bila untuk bergerak pegas ditarik dengan gaya
F (arah kekanan) maka saat dilepaskan pegas mengalami gaya
pulih sebesar  F (arah ke kiri). Saat posisi terjauh kecepatan v = 0.
Pada posisi setimbang, v berharga maksimum. Karena pada
posisi setimbang kecepatan maksimum, maka massa m akan
bergerak menuju posisi  x2 . Pada posisi  x2 gaya pulih adalah
F (arah ke kanan).
Menurut hukum Hook gaya pulih disebabkan oleh adanya
gaya pegas yang selalu melawan perubahan panjang pegas yang
terjadi. Hukum Hook didefenisikan sebagai:

7
F   k ( x2  x1 )   kx
x dapat dinyatakan dalam x atau x(t )
Menurut hukum II Newton
F  ma
ma   kx
d 2 x(t )
m   kx(t )
dt 2
d 2 x(t ) k
2
  x(t )
dt m
2
Besaran k / m =  , sehingga:
d 2 x(t )
  2 x(t )
dt 2
Atau
d 2 x(t )
2
  2 x(t )  0
dt
Dengan menggunakan operator turunan diperoleh:
( D 2   2 ) x(t )  0
Solusinya adalah:
x(t )  xo cos(t   )
Atau :
x(t )  xo ei (t  )
Persamaan ini disebut persamaan osilasi pada pegas. Bila selama
osilasi gesekan udara diabaikan, maka akan terjadi osilasi harmonis
sederhana (OHS).

+ kecepatan osilasi
+ percepatan osilasi

b. Pertukaran energi pada osilasi massa pegas


Pada simpangan terjauh sistem massa pegas memiliki energi
potensial maksimum dan energi kinetik sama dengan nol. Hal ini
disebabkan oleh karena kecepatan = 0. Bila jauh perpindahan
adalah y maka energi potensial pegas adalah:

8
1 2
Ep  kx
2
Energi potensial setiap saat menjadi:
1
Ep  k{xo2 cos 2 (t   ) }
2
Jika k   2 m maka:
1
Ep  2m xo2 cos 2 (t   )
2
Jika posisi setimbang diambil sebagai titik acuan x1 , maka energi
potensial akan nol pada posisi ini. Energi kinetik pada posisi
setimbang berharga maksimum sebab kecepatannya juga
maksimum. Besar energi kinetiknya adalah:
1 2
Ek  mv
2
1 dx (t ) 2
Ek  m ( )
2 dt
1
Ek   2 mxo2 sin 2 (t   )
2
Dengan demikian energi mekaniknya adalah:
Em  E p  Ek
Besar energi mekanik setiap saat adalah :
Em  E p  Ek
1
Em  m 2 xo2{sin 2 (t   )  cos 2 (t   )}
2
1
Em  m 2 xo2
2
Bila  2
 k / m maka:
1 2
Em  kxo
2

3. Osilasi Rangkaian LC
a. Persamaan osilasi rangkaian LC

9
Gamabar 1.5. Osilasi rangkaian LC

Sebuah rangkaian induktor dengan induktansi L dan sebuah


kapasitor dengan kapasitansi C seperti pada Gambar 1.5 merupakan
rangkaian osilator harmonik. Pada saat t  0 kapasitor terisi penuh
oleh muatan qo dan tersimpan dalam bentuk energi listrik. Saat
rangkaian tertutup, muatan dikapasitor mengalir sepanjang sirkuit
melalui induktor sehingga dalam induktor timbul arus induksi
melawan arus yang ditimbulkan oleh kapasitor. Proses ini
merupakan proses pengosongan kapasitor yaitu energi listrik pada
kapasitor berubah menjadi energi magnet dalam induktor. Setelah
kapasitor kosong, energi magnet yang tersimpan pada induktor
mengalir pada kapasitor dengan arah yang berlawanan dengan arah
semula. Karena arah gerak pertukaran energinya selalu bolak-balik
dan energi yang mengalir bergantian adalah energi listrik dan
energi magnet, maka disebut osilasi elektromagnetik.
Pada rangkaian LC,baik kapasitor maupun induktor memikili
potensial. Beda potensial kapasitor adalah:
VC  q / C
Beda potensial induktor adalah:
VL  L(di / dt )
Karena pada pengosongan kapasitor arah arus berlawanan dengan
arah gerak electron maka:
i   dq / dt sehingga di / dt   d 2 q / dt 2
Akibatnya VL ditulis sebagai:
VL   L(d 2 q / dt 2 )
Saat resonansi maka potensial kapasitor =potensial indktor yaitu:
VC  VL
q / C   L(di / dt )
L(di / dt )  q / C  0
1
d 2 q / dt 2  q0
LC
d 2 q / dt 2   2 q  0
Dengan menggunakan operator turunan diperoleh:

10
( D 2   2 )q (t )  0
Dengan solusi:
q (t )  qo cos(t   )
Atau:
q (t )  qo ei ( wt  )
Persamaan ini dapat dinyatakan dalam besaran arus yaitu
dengan cara menurunkan satu kali lagi terhadap t. Sehingga
diperoleh:
L(di / dt )  q / C  0
1
d 2i / dt 2  dq / dt  0
LC
1
d 2i / dt 2  i0
LC
Karena 1 / LC   2 maka:
d 2i / dt 2   2i  0
  1 / LC disebut feekuensi natural resonansi LC. Dengan
menggunakan operator turunan diperoleh:
( D 2   2 )i  0
Setiap saat berlaku:
( D 2   2 )i (t )  0
Solusi dari persamaan ini adalah:
i (t )  io cos t
Bila pada saat t  0 sudah ada fase awal sebesar  maka:
i (t )  io cos(t   )
Atau:
i (t )  io ei (t  )
Persamaan ini disebut persamaan osilasi harmonis sederhana (OHS)
untuk sistem rangkaian LC.

c. Pertukaran energi pada rangkaian LC

Muatan kapasitor pada keadaan awal adalah maksimum


sebesar qo . Karena kapasitor memiliki muatan, maka dalam

11
kapasitor tersimpan energi listrik. Muatan kapasitor setiap saat
dapat dinyatakan dalam:
q (t )  qo cos t
Besar arus yang mengalir dalam rangkaian setiap saat adalah:
i (t )  dq (t ) / dt   qo sin t
Energi listrik dalam kapasitor yang mengalir pada rangkaian adalah:
q2 q2
UE   o cos 2  t
2C 2C
Energi listrik yang mengalir kedalam induktor akan disimpan pada
induktor dalam bentuk energi magnet yang besarnya adalah:
1 2 L 2 2 2
UM  Li   qo sin t
2 2
Energi total yang ada pada sistem setiap saat adalah:
U tot  U E  U M
qo2 L
U tot  cos 2 t   2 qo2 sin 2 t
2C 2
1
Gunakan   , sehingga diperoleh:
LC
1 2 L 1 2 2
U tot  qo cos 2 t  qo sin t
2C 2 LC
qo2
U tot 
2C

Kapasitor dan induktor bertukar energi setiap saat secara periodik


1
dengan frekuensi   . Karena energi yang bertukar secara
LC
periodik adalah energi listrik dan energi magnet maka rangkaian
LC merupakan salah satu sumber osilasi elektro magnetik.

C. OSILASI TEREDAM SATU DERAJAT KEBEBASAN


Pada pembahasan terdahulu, kita telah membicarakan OHS tanpa
redaman. Berikutnya akan dibahas tenang osilasi teredam. Sebagai
contoh bila gaya gesekan pada lantai dalam gerakan massa pegas tidak
diabaikan, maka gaya gesekan akan menyebabkan suatu saat osilasinya

12
akan berhenti. Demikian juga osilasi bandul yang dipengaruhi oleh
gesekan udara selama bergerak juga akan teredam. Hal yang sama juga
terjadi bila rangkaian LC ditambah dengan R, osilasinya akan teredam
oleh R.
Besarnya redaman yang terjadi sebanding dengan perubahan
simpangan terhadap waktu atau kecepatan gerak oslasi ( d / dt ). Bila
redaman dilambangkan dengan f konstanta redaman adalah b maka
besarnya f dinyatakan secara umum oleh:
d
f= b
dt
Sekarang mari kita bahas tentang osilasi teredam pada sistem
massa pegas. Dalam gerakan osilasi ini, gerakn benda mengalami faya
gsekan dengan lantai sepeti gambar berikut ini:

Gambar 1. 6. Osilasi teredam

Gaya-gaya yang mempengaruhi gerakan benda di atas adalah


gaya sesaat F, gaya gesekan f dan gaya pulih
F   k ( x2  x1 )   kx . Meurut hukum II Newton:
 F  ma
 kx  f  ma
dx
Gunakan f  b , dan x  x
dt
d 2x dx
m 2  b  kx  0
dt dt
Dengan menggunakan x  x (t ) operator turunan D dan diperoleh:
2
(mD  bD  k ) x  0

 b  b 2  4ac
D12 
2a
akar – akar persamaan ini adalah :

13
2
b  b  k
12      
2m  2m  m
b k
Bila  T dan ω0 = , maka:
2m m
12  T  T  0
2 2

Solusinya adalah:
( T  T 2   o2 )t ( T  T 2   o2 )t
x(t )  C1e  C2 e
Secara umum dapat ditulis:
( T  T 2   o2 )t ( T  T 2   o2 )t
 (t )  C1e  C2 e

Dengan
k b
ω0 = dan T =
m 2m

1. Kasus redaman kecil


Untuk kasus redaman kecil dengan T2 << ω02 maka:
T 2  o2    2  i
Persamaan gerak menjadi:
( T  i )t o ( T  i )t o
 (t )  C1e  C2 e
Bila C1  C2  A maka secara umum dapat ditulis:
 (t )  Ae Tt (eit  e  it )
 (t )  Ae Tt cos(t   )
Persamaan osilasi teredam ini memperlihatkan bentuk osilasi
yang sama dengan osilasi harmonik, tetapi diredam secara
eksponensial.

14
Gambar 1.7. Osilasi dengan redaman kecil

2. Kasus redaman kuat


Untuk kasus redaman kuat dengan T2 >> ω02 maka:
2
T  0 = T  T
2 2

( T  T )t ( T  T )t
 (t )  C1e  C2 e
 (t )  C1e o  C2e  2Tt  C1  C2e  2Tt
Dari persamaan ini terlihat bahwa pada redaman kuat tidak terjadi
osilasi tapi langsung teredam dengan kuat.

3. Kasus redaman kritis


2
Untuk kasus redaman kritis kita ambil T 2  o sehingga
berlaku persamaan

T 
2 2
0
0
 (t )  e Tt (C1e o  C2e o )
 (t )  (C1  C2 )e Tt
Dari persamaan memperlihatkan bahwa tidak terjadi osilasi
bahkan langsung diredam dalam waktu yang singkat. Ilustrasi
bentuk redaman kritis dan redaman kuat dapat dilihat pada gambar
berikut ini:

Gambar 1.8. Osilasi teredam kuat dan teredam kritis

15
Berikutnya kita lihat osilasi teredam pada rangkaian RLC.

Gambar 1.9. Rangkaian RLC


Jika pada rangkaian diketahui besarnya VC  VR  VL

q di
 iR  L
C dt
dq
Karena i 
dt
q dq d 2q
Maka  RL 2
C dt dt
2
d q dq q
L 2 R  0
dt dt C
1
( LD 2  RD  )q  0
C
Dalam hal ini konstanta redaman adalah R. Untuk mencari
penyelesaian persamaan ini harus dicari harga akar-akarnya.
 R  R2  4L / C
D12 
2L
akar – akar persamaan ini adalah :
2
R  R  1
12      
2L  2 L  LC
R 1
Bila  T dan ω0 = , maka:
2L LC
12  T  T  0
2 2

Solusinya adalah:

16
( T  T 2   o2 )t ( T  T 2   o2 )t
q (t )  C1e  C2 e
Secara umum dapat ditulis:
( T  T 2   o2 )t ( T  T 2   o2 )t
 (t )  C1e  C2 e

4. Osilasi Teredam dengan Gaya Pemicu (Osilasi


Harmonik Terpaksa)

Perhatikanlah gambar berikut ini:

Gambar 1.10. Osilasi harmonik terpaksa

Dari gambar 1.7 di atas terlihat bahwa dalam gerakan osilasi


diberikan gaya pemicu untuk memaksa gerakan sebesar :
F (t )  Fo cos(t   )
SehinggapPersamaan gerak osilasinya dapat dituliskan:
d 2 d
m 2
b  k  Fo cos(t   )
dt dt

Solusinya berbentuk:
ψ(t) = ψp (t) + ψk (t)
dimana: ψp(t) → solusi pelengkap (solusi persamaan
differensial homogen)
ψk(t) → solusi khusus
untuk T2 << ω02 :
solusi pelengkap ψp(t) homogen pada pers (4)
ψp(t) = A sin (ωt + φ)
solusi khusus:
ψk(t) = A cos (Ωt + φ –
δ) ………………………………………(20)
cari persamaan amplitude A dan sudut fase δ !

17
untuk mencari kedua besaran ini, pers (20) disubstitusikan ke dalam pers
(19), diperoleh:
F
[{(ω02-Ω2)cos δ + 2T Ω sin δ}- ] cos (Ωt + φ)
m
+ A {(ω02-Ω2)sin δ + 2TΩ cos δ} sin (Ωt + φ) = 0 ……………(21)
Dari pers. (21) dapat dituliskan persamaan:
F
A{(ω02-Ω2)cos δ + 2T Ω sin δ}- = 0 ………………………(22)
m

dan
(ω02-Ω2)sin δ + 2TΩ cos δ = 0 ………………………………..(23)
Dari pers. (22) diperoleh:
A=
F
m …………………………………...(24)
2
( 02   2)  (2T )
2

Dari pers. (23) diperoleh:


2T
tan δ = 2 2
………………………………………………(25)
0  

Sistem osilasi harmonis teredam terpaksa adalah rangkaian RLC dengan


menggunakan generator:

Gambar 1.11. Rangkaian RLC teredam terpaksa

18
teredam:
Vc = VR + VL

Vc – VR – VL = 0

Teredam terpaksa:
V(t) = Vc + VR + VL

1
Frekuensi rangkaian disesuaikan dengan frekuensi natural : ω =
LC
Generator dengan frekuensi ω menimbulkan arus pada rangkaian RLC.
Walaupun rangkaian ada R, tidak menyebabkan redaman pada arus yang
mengalir sebab generator selalu mengganti energi yang diserap R.
Arus dalam rangkaian akan selalu konstan dengan frekuensi ω sampai
selesai.
Amplitudo arus adalah:

I0=
V0 ……………………………………..(26)
2
1
R  (L  )
2

C
Harga ini akan maksimal bila:
1 1
ωL = →ω=
C LC
Jadi secara garis besar dapat dikatakan gaya yang bekerja pada suatu sistem
mekanik atau elektromagnetik adalah:
F = Fluar + Fredaman + Finternal
↓ ↓ ↓ ↓
2
d 
m generator R: tahanan L: E.magnet
d t2
pukulan terus f : gesekan C:E.listrik
menerus k: pegas → Ep

= Fo cos (Ωt + φ) ……………………………(19)


( Persamaan differensial non homogen)
Solusinya berbentuk:
ψ(t) = ψp (t) + ψk (t)

19
dimana: ψp(t) → solusi pelengkap (solusi persamaan differensial
homogen)
ψk(t) → solusi khusus
untuk T2 << ω02 :
 solusi pelengkap ψp(t) homogen pada pers (4)
ψp(t) = A sin (ωt + φ)
 solusi khusus:
ψk(t) = A cos (Ωt + φ -
δ) ………………………………………(20)
cari persamaan amplitude A dan sudut fase δ !
untuk mencari kedua besaran ini, pers (20) disubstitusikan ke dalam pers
(19), diperoleh:
F
[{(ω02-Ω2)cos δ + 2T Ω sin δ}- ] cos (Ωt + φ)
m
+ A {(ω02-Ω2)sin δ + 2TΩ cos δ} sin (Ωt + φ) = 0 ……………(21)
Dari pers. (21) dapat dituliskan persamaan:
F
A{(ω02-Ω2)cos δ + 2T Ω sin δ}- = 0 ………………………(22)
m

dan
(ω02-Ω2)sin δ + 2TΩ cos δ = 0 ………………………………..(23)
Dari pers. (22) diperoleh:
A=
F
m …………………………………...(24)
2
( 02   2)  (2T )
2

Dari pers. (23) diperoleh:


2T
tan δ = 2 2
………………………………………………(25)
0  
C. SISTEM OSILASI DUA DERAJAT KEBEBASAN
(OSILASI BERGANDENG)
Contoh:
1. molekul- molekul partikel elementer yang berosilasi (partikel
elementer → K meson yang netral → memerlukan mekanika
kuantum)
2. pendulum gandeng
3. dua pendulum yang digandeng dengan pegas
4. tali dengan dua manik
5. dua pegas yang digandeng dengan dua massa

20
6. dua rangkaian LC yang digandeng

1. Osilasi Pegas Bergandeng

setimbang

Keadaan umum

Gambar 1.12. Osilasi pegas bergandeng

Persamaan gerak untuk masing- masing benda:


d 1
2

m   k  1  ( 2   1) …………………………………(27
d t2
a)
d 2
2

m   k ( 2   1)  k  2 ………………………………..(27
d t2
b)
 Jumlah kedua pers ini menghasilkan : (cari tugas)
d ( 1   2)
2

m   k ( 1   2)
d t2
Solusi persamaan ini merupakan osilasi pusat massa.
ψ2 = ψ1 + ψ2 = A1 cos (ω1t + φ1) …………………....(28)
k
Dengan ω1 = (mode satu: mode rendah) yang geraknya
m
membentuk ayunan searah.
 Selisih kedua pers. (27) adalah:
d ( 1   2)
2

m  3k ( 1   2)
d t2
Solusi persamaan ini merupakan osilasi relatif:
ψ2 = ψ1 - ψ2 = A2 cos (ω2t + φ2) …………………....(29)
3k
dengan ω2 = (mode dua) yang geraknya membentuk ayunan
m
berlawanan arah.

21
 Gerak osilasi seluruh system merupakan superposisi linier dari
kedua osilasi harmonik pers. (28) dan (29):
ψ (t) = A1 cos (ω1t + φ1) + A2 cos (ω2t + φ2) ………(30)

2. Osilasi Gandeng Rangkaian LC

Gambar 1.13. Osilasi LC bergandeng

d I A Q1 Q 2
Loop A : L   0
dt C C
2
1 d Q1 d Q 2
L d I2A  (  )0
dt C dt dt
d IA 1
2

L  ( I A  I A  I B )  0 …………(31)
d t2 C
d Q Q
Loop B : L IB  2  3  0
dt C C
d
2
1 d Q 2 d Q3
L I2B  (  )0
dt C dt dt

d IB 1
2

L 2  ( I A  I B  I B )  0 ……………………....(32)
dt C
 Jumlah pers. (31) dan (32) adalah:
d ( I A  I B) 1
2

 ( I A  I B)  0 ……………………
d t2 LC
…(33)
Solusi pers. (33) adalah:
I1 = IA + IB = I10 cos (ω1t + φ1) ……………………...(34)
1
Dengan ω1 = (mode satu /
LC
rendah) ………………………..(35)

22
 Selisih pers. (31) dan (32) adalah:
d ( I A  I B) 3
2

 ( I A  I B ) …………………………..
d t2 LC
(36)
Dengan solusi:
I2 = IA - IB = I20 cos (ω2t - φ2) …………………….....(37)
3
Dimana ω2 = (mode dua / tinggi)…………………..(38)
LC
Solusi umum merupakan superposisi dari pers. (34) dan (37):
I (t) = I1 cos (ω1t - φ1) + I2 cos (ω2t - φ2) …………..(39)

Sistematika Solusi Sistem Dua Derajat Kebebasan


Bagaimana bila pada osilasi gandeng pegas, massanya atau konstanta
pegasnya tidak sama?. Gandeng LC, induktor dan kapasitornya tidak sama.
Hal ini tidak dapat diselesaikan seperti di depan.
Tanpa memandang bentuk ini dari system osilasi, missal ada persamaan
differensial orde I homogen adalah:

d 1
2

  a11 1  a12 2
d t2
d 2
2

  a 21 2  a 22 2 …………………………………(31)


d t2
Asumsikan osilasi mempunyai mode normal, yaitu kedua derajat kebebasan
ψ1 dan ψ2 berosilasi dengan frekuensi dan tetapan fase yang sama.
Misalkan solusi kedua persamaan di atas:
ψn (t) = An cos (ωt + φ), dengan n = 1,2,… ………………(32)
subsitusikan pers. (32) ke dalam pers. (31), diperoleh:
ψ1 (t) = A1 cos (ωt + φ)
ψ2 (t) = A2 cos (ωt + φ)
d 1
2

  a11 1  a12 2
d t2
-A1ω2 cos (ωt + φ) = - a11 A1 cos (ωt + φ) – a12 cos (ωt + φ)
- ω2φ1 = -a11φ1 – a12φ2
(- ω2 + a11)φ1 + a12φ2 = 0
Dengan cara yang sama, diperoleh:
a21ψ1 + (-ω2 + a22) ψ2 = 0 ………………………………….(33)
Pers. (33) dapat ditulis dalam bentuk matriks:

23
  2  a11 a12 1
= 0 …………………………..(34)
  a 22  2
2
a 21
Karena ruas kanan = 0, maka determinan dari matriks di ruas kiri = 0 :
(- ω2 - a11) – (- ω2 + a12) – a12a21 = 0
Kita peroleh persamaan kuadrat dari ω2, dengan solusi menggunakan rumus
abc:
2
a11  a12  a a 
 
2
1, 2   11 12   a11 a 22  a12 a 21 ………..
2  2 
.(35)
Perbandingan amplitude dari masing- masing mode sebagai berikut:
A1  1  a 22
2

Untuk mode 1 :
A2 a 21
A1   2  a 22
2

Untuk mode 2 :
A2 a 21
Superposisi dari kedua mode tersebut adalah:
ψ1 (t) = (A1)mode 1 cos (ω1t + φ) + (A1) mode 2cos (ω2t + φ)
ψ2 (t) = (A2)mode 1 cos (ω1t + φ) + (A2) mode 2cos (ω2t + φ) …..(36)

SOAL LATIHAN BAB 1


GELOMBANG
1. Sebuah benda bermassa m digantung pada ujung pegas yang
memiliki panjang dan konstanta elastik k. Tentukan :
a. Persamaan geraknya (dalam bentuk persamaan diferensial)
b. Bentuk umum solusinya
c. Solusi khusus secara lengkap bila diketahui bahwa pada
keadaan awal benda tersebut berada pada kedudukan dengan
penyimpang maksimum dan kecepatan nol
2. Sebuah benda bermassa m dan dua buah pegas dengan panjang asli
tetapi konstanta elastis yang berbeda,disusun sebagai berikut:

Tentukan (abaikan gaya gesekan dan massa pegas):

24
a. Persamaan geraknya dalam bentuk persamaan diferensial
b. Bentuk umum solusinya
c. Solusi khusus secara lengkap bila diketahui bahwa pada
keadaan awal benda tersebut berada pada kedudukan dengan
penyimpangan maksimum dan kecepatan nol
3. Dua buah benda identik bermassa m dan tiga buah pegas identik
dengan panjang asli dan konstanta elastic k disusun sebagai
berikut:

Tentukan (abaikan gaya gesekan dan massa pegas):


a. Persamaan geraknya (dalam bentuk persamaan diferensial)
b. Bentuk umum solusinya
c. Solusi khususnya secara lengkap bila diketahui bahwa pada
keadaan awal benda 1 berada pada kedudukan dengan
penyimpangan maksimum A dan kecepatan nol sedangkan
benda 2 pada posisi setimbangnya dengan kecepatan nol.
4. Dua buah benda bermassa m dihubungkan dengan tiga buah pegas
sama panjang yang memiliki konstanta elastic k dalam susunan
sebagai berikut:

Tentukan :
a. Persamaan geraknya (dalam bentuk persamaan diferensial) jika
kedua massa tersebut bergerak vertical
b. Bentuk umum solusinya
c. Solusi khususnya secara lengkap bila diketahui bahwa
persamaan keadaan awal benda 1 berada pada kedudukan
dengan penyimpangan maksimum A dan kecepatan nol
sedangkan benda 2 pada posisi setimbangnya dengan kecepatan
nol.
5. Kita tinjau system osilator yang berosilasi dalam arah vertical
seperti ditunjuklkan dalam gambar di bawah ini. Kedua pegas
dalam system ini bersifat identik, dengan konstanta elastic k, dan
panjangnya dalam keadaan setimbang (kedudukan horizontal) .

25
a. Tentukan energy potensialnya sebagai fungsi kedudukan y
terhadap kedudukan setimbang bila factor ( ) dengan
pangkat lebih tinggi dari 2 dapat diabaikan
b. Tunjukkan bahwa osilasi di sekitar titik setimbangnya bersifat
harmonis murni

III. Tugas Terstruktur


1. Sebuah bola yang massanya 200 gr digantung pada seutas tali yang
memiliki panjang 40 cm. Bila bola disimpangkan 5 cm dari
kedudukan setimbangnya kemudian dilepas :
a. Tentukan kecepatan sudut, frekuensi, dan perioda osilasi
b. Berapa kecepatan linier bola saat melewati kedudukan
setimbang ?
c. Berapa energi osilasi tersebut
d. Tentukan bentuk persamaan diferensial dari sistim ini dan
solusinya
2. Sebuah pegas yang panjangnya 50 cm digantung vertikal pada
ketinggian 2 m, kemudian pada ujung pegas digantungan beban
dengan massa 200 gr sehingga panjang pegas menjadi 54 cm, bila
pegas ditarik 5 cm kebawah lalu dilepaskan, tentukanlah :
a. Frekuensi osilasi massa pegas
b. Kecepatan osilasi pada kedudukan setimbangnya
Percepatan osilasi pada simpangan maksimum
c. Energi osilasi
d. Bentuk solusi umum dan khusus dari osilasi massa pegas, bila
pada keadaan awal beban berada pada simpangan maksimum
dan kecepatan nol
(diketahui g = 9,8 m/s2)
e. Jika koefesien gesekan dengan udara b = 0,1 tentukan besar T
dan gaya dari luar yang harus diberikan agar sistem tetap
bergerak harmonis sederhana

3. Sebuah benda bermassa m dan dua buah pegas dengan panjang asli
lo, tetapi konstanta gaya pegas berbeda disusun sebagai berikut
k1 k2
m
f
lo lo
26
Bila gaya gesekan dan massa pegas diabaikan, tentukan :
a. Persamaan geraknya dalam bentuk persamaan diferensial
b. Bentuk umum solusi
c. Solusi khusus secara lengkap bila diketahui pada keadaan awal
benda tersebut berada pada kedudukan dengan penyimpangan
maksimum dan kecepatan nol.
4. Gaya interaksi antara kedua atom pada molekul diatomik tertentu
a b
dinyatakan dengan F   2
 3 , a dan b konstanta positif dan r
r r
menyatakan jarak pisah diantara kedua atom tersebut. Tentukanlah :
a. Jarak pisah pada keadaan setimbang
b. Konstanta gaya, untuk sistem yang berosilasi di sekitar titik
kesetimbangan tersebut.

5. Pada rangkaian
L L osilator LC sepert
pada gambar,
C C C diketahui L = 10 H
dan C = 6 F

a. Hitunglah frekuensi ( dan f) untuk dua mode (ragam) osilasi


yang dihasilkan
b. Tentukan arah dan persamaan dari konfigurasi arus untuk
kedua mode osilasi

Latihan :

6. Sebuah bola yang massanya 200 gr digantung pada seutas tali yang
panjangnya 40 cm. Bila bola disimpangkan 5 cm dari kedudukan
setimbangnya kemudian dilepas :
a. Tentukan kecepatan sudut, frekuensi, dan perioda osilasi
b. Berapa kecepatan linier bola saat melewati kedudukan
setimbang ?
c. Berapa energi osilasi tersebut
d. Tentukan bentuk solusi umum dan khusus dari osilasi tersebut
(g = 9,8 m/s2)

27
7. Sebuah benda bermassa m dan dua buah pegas dengan panjang asli
lo, tetapi konstanta gaya pegas berbeda disusun sebagai berikut
k1 k2

lo lo
Bila gaya gesekan dan massa pegas diabaikan, tentukan :
a. Persamaan geraknya dalam bentuk persamaan diferensial
b. Bentuk umum solusi
c. Solusi khusus secara lengkap bila diketahui pada keadaan awal
benda tersebut berada pada kedudukan dengan penyimpangan
maksimum dan kecepatan nol.

Tugas Rumah :
1. Sebuah pegas yang panjangnya 50 cm digantung vertikal, kemudian
pada ujung pegas digantungan beban dengan massa 200 gr sehingga
panjang pegas menjadi 54 cm, bila pegas ditarik 5 cm kebawah lalu
dilepaskan, tentukanlah :
a. Besar gaya tarik yang diberikan pada pegas
b. Frekuensi osilasi massa pegas
c. Kecepatan osilasi pada kedudukan setimbangnya
d. Percepatan osilasi pada simpangan maksimum
e. Energi osilasi
f. Bentuk solusi umum dan khusus dari osilasi massa pegas, bila
pada keadaan awal beban berada pada simpangan maksimum
dan kecepatan nol
(diketahui g = 9,8 m/s2)
g. Jika konstanta gesekan dengan udara besarnya adalah 0,1
tentukanlah besar T nya (teredam).
h. Upaya apakah yang dapat anda berikan agar pegas tidak
berhenti bergerak (teredam terpaksa)

2. Pada rangkaian
L L osilator LC sepert
pada gambar,
C C C diketahui L = 10 H
dan C = 6 F

28
a. Hitunglah frekuensi ( dan f) untuk dua mode (ragam) osilasi
yang dihasilkan
b. Tentukan arah dan persamaan dari konfigurasi arus untuk
kedua mode osilasi

3. Gaya interaksi antara kedua atom pada molekul diatomik tertentu


a b
dinyatakan dengan F   2
 3 , a dan b konstanta positif dan r
r r
menyatakan jarak pisah diantara kedua atom tersebut. Tentukanlah :
a. Jarak pisah pada keadaan setimbang
b. Konstanta gaya, untuk sistem yang berosilasi di sekitar titik
kesetimbangan tersebut.

29

Anda mungkin juga menyukai