Anda di halaman 1dari 9

sumbangan islam terhadap perkembangan

ilmu fisika
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Para pemikir Islam abad XX, khususnya setelah Seminar Internasional Pendidikan
Islam di Makkah pada tahun 1977, mengklasifikasikan ilmu menjadi dua kategori

1. Ilmu abadi (perennial knowledge) yang berdasarkan wahyu Illahi yang tertera dalam Alquran
dan Hadist serta segala yang dapat diambil dari keduanya. hanya diberikan kepada manusia.

2. Ilmu yang dicari (acquired knowledge) termasuk sains kealaman dan terapannya yang dapat
berkembang kualitatif dan penggandaan, selama tidak bertentangan dengan Syariah sebagai
sumber nilai.

Dalam konsep Islam (Timur), semua yang dipikirkan, dikehendaki, dirasakan dan
diyakini, rnembawa manusia kepada pengetahuan dan secara sadar menyusunnya ke dalam
sistem yang disebut ilmu. Tetapi berbeda dengan konsep (Barat), yang mengelompokkan
ilmu itu kepada tiga; (1) Sciences (ilmu-ilmu kealaman, murni, biologi, fisika, kimia dan
lainnya), (2) Social Sciences (ilmu-ilmu kemasyarakatan yang menyangkut perilaku manusia
dalam interaksinya dalam masyarakat, dan (3) The Humanities (humaniora), ialah ilmu-ilmu
kemanusiaan yang menyangkut kesadaran akan perasaan kepribadian dan nilai-nilai yang
menyertainya sebagai manusia.

Para ilmuan dewasa ini, baik ahli sejarah atau filsafat sains mengakui, bahwa
sejumlah gejala yang dipilih untuk dikaji oleh ilmuan adalah alam materi. Ilmu pengetahuan
kealaman ini menurut A. Mattulada, yang utama menghasilkan peralatan-peralatan kehidupan
manusia yang disebut teknologi.

Sejarah membuktikan, kontribusi Ilmuwan Muslim dalam bidang Fisika sangatlah besar.
Kaya-karya ilmuwan Muslim dalam bidang Fisika, baik yang klasik maupun modern, bisa
dikatakan sangat melimpah.  Langkah peneliti INSISTS, Mohamad Ishaq dalam usahanya
menyusun suatu buku teks pelajaran Fisika, Menguak Rahasia Alam dengan Fisik yang
menginspirasi fisikawan dunia.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang kami menentukan rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:

1.      Bagaimana kehidupan ilmuwan islam penyumbang perkembangan ilmu fisika?


2.      Apa peran dan sumbangan ilmuwan islam dalam perkembangan fisika?

C. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui sebagai
berikut:

1.      Kehidupan para ilmuwan islam penyumbang perkembangan fisika


2.      Peran dan sumbangan ilmuwan islam dalam perkembangan fisika
BAB II

PEMBAHASAN

Kaum muslimin meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan berasal dari Allah. dan Al-
Qur'an merupakan Kalamullah. Pengetahuan tentang zat, energi, ruang waktu dan interaksi
benda-benda di alam yang disebut dengan fisika. Berikut 3 contoh ilustrasinya:

1. Teori bahwa bumilah yang pusat tata surya (geosentris), bahkan alam semesta , karena di
Al Qur'an tidak pernah menyebutkan ada ayat menyatakan bumi beredar, tetapi matahari,
bulan, dan bintanglah yg beredar (QS 13:2, 14:33). Teori ini bahkan didukung seorang syeikh
terkemuka dari Arab Saudi, yg memfatwakan bahwa percaya kepada teori heliosentris bisa
menjerumuskan pada kemusrikan.

2. Teori bahwa besi magnet dapat digunakan sebagai pembangkit energi yg tak ada habisnya,
dengan dalil QS 57:25 yang menyatakan bahwa Allah menciptakan besi yg di dalamnya
terdapat kekuatan yang hebat, yang ia tafsirkan sebagai energi.

3. Teori 7 lapis atmosfir, karena dikatakan hujan turun dari langit QS 35:27 sedangkan Allah
menciptakan tujuh langit QS 41:12, sehingga hujan itu terjadi pada lapis langit pertama.

Dengan melihat teori dan klaim tersebut, sepertinya mereka mengulang apa yg pernah
dilakukan kaum mutakalimin (Pencipta filsafat) di amsa lalu, yg mencari-cari suatu
kesimpulan hanya berdasarkan asumsi, sekalipun asumsi itu berasal dari suatu ayat Qur'an yg
ditafsirkan secara subyektif.Tentu saja, cara berpikir mutakalimin seperti ini tidak pernah
menghasilkan terobosan ilmiah yang hakiki, apalagidapat dipakai untuk keperluan praktis.

Para fisikawan muslim pada masa keemasan Islam adalah orang-orang yang dididik dari
awal dengan aqidah Islam, rata-rata mereka hapal Qur'an sebelum baligh. Mereka sagat
memahami bahwa alam memiliki hukum-hukumnya yang obyektif, yang dapat terungkap
sendiri pada mereka yag sabar melakukan pengamatan dan penelitian dengan sangat cermat.

Sejarah membuktikan, kontribusi Ilmuwan Muslim dalam bidang Fisika sangatlah besar.
Kaya-karya ilmuwan Muslim dalam bidang Fisika, baik yang klasik maupun modern, bisa
dikatakan sangat melimpah.  Langkah peneliti INSISTS, Mohamad Ishaq dalam usahanya
menyusun suatu buku teks pelajaran Fisika, Menguak Rahasia Alam dengan Fisik yang
menginspirasi fisikawan dunia.
Banyak pelajar Muslim yang mungkin tak kenal sama sekali, bahwa perkembangan
teknologi kamera tak bisa dilepaskan dari jasa seorang ahli fisika eksperimentalis pada abad
ke-11, yaitu  Ibn al-Haytham. Ia adalah seorang pakar optic, pencetus metode eksperimen.
Bukunya tentang teori optic,  al-Manazir, khususnya dalam teori pembiasan, diadopsi oleh
Snell dalam bentuk yang lebih matematis. Tak tertutup kemungkinan, teori Newton juga
dipengaruhi oleh al-Haytham, sebab pada Abad Pertengahan Eropa, teori optiknya sudah
sangat dikenal. Karyanya banyak dikutip ilmuwan Eropa. Selama abad ke-16 sampai 17,
Isaac Newton dan Galileo Galilei, menggabungkan teori al-Haytham dengan temuan mereka. 
Juga teori konvergensi cahaya tentang cahaya putih terdiri dari beragam warna cahaya yang
ditemukan oleh Newton,  juga telah diungkap oleh al-Haytham abad ke-11 dan muridnya
Kamal ad-Din abad ke-14. Al-Haytham dikenal juga sebagai pembuat perangkat yang
disebut sebagai Camera Obscura atau “pinhole camera”. Kata “kamera” sendiri, konon
berasal dari kata “qamara”, yang bermakna “yang diterangi”.  Kamera al-Haytham memang
berbentuk bilik gelam yang diterangi berkas cahaya dari lubang di salah satu sisinya. Dalam
alat optik, ilmuwan Inggris, Roger Bacon (1292) menyederhanakan bentuk hasil kerja al-
Haytham, tentang kegunaan lensa kaca untuk membantu penglihatan, dan pada waktu
bersamaan kacamata dibuat dan digunakan di Cina dan Eropa. Faktanya,  Ibn Firnas dari
Spanyol sudah membuat kacamata dan menjualnya keseluruh Spanyol pada abad ke-
9.Christoper Colombus ternyata menggunakan kompas yang dibuat oleh para ilmuwan
Muslim Spanyol sebagai penunjuk arah saat menemukan benua Amerika.

Fisikawan lain,  Abdurrahman Al-Khazini, saintis kelahiran Bizantium atauYunani


adalah seorang penemu jam air sebagai alat pengukur waktu. Para sejarawan sains telah
menempatkan al-Khazini dalam posisi yang sangat terhormat. Ia merupakan saintis Muslim
serba bisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika dan filsafat. Sederet
buah pikir yang dicetuskannxa tetap abadi sepanjang zaman. Al-Khazani juga seorang
ilmuwan yang telah mencetuskan beragam teori penting dalam sains.  Ia hidup di masa
Dinasti Seljuk Turki. Melalui karyanya, Kitab Mizan al-Hikmah,  yang ditulis pada tahun
1121-1122 M, ia menjelaskan perbedaan antara gaya, massa, dan berat, serta menunjukkan
bahwa berat udara berkurang menurut ketinggian. Meski kepandaiannya sangat dikagumi dan
berpengaruh, al-Khazini tak silau dengan kekayaan.  Zaimeche menyebutkan al-Khazini
menolak dan mengembalikan hadiah 1.000 keping emas (dinar) dari seorang istri  Emir
Seljuk. Ia hanya merasa cukup dengan uang 3 dinar dalamsetahun. Salah satu ilmuwan Barat
yang banyak terpengaruh adalah Gregory Choniades, astronomYunani yang meninggal pada
abad ke-13.

Ilmuwan lain, Taqiyyuddin (m. 966) ahli astronomi telah berhasil membuat jam
mekanik di Istanbul Turki. Sementara Zainuddin Abdurrahman ibn Muhammad ibn al-
Muhallabi al-Miqati, adalah ahli astronomi masjid (muwaqqit – penetapwaktu) Mesir, dan
penemu jam matahari. Ahmad bin Majid pada tahun 9 H atau 15 Masehi,  seorang ilmuwan
yang membuat kompas berdasarkan pada kitabnya berjudul Al-Fawa’id. Nama lain yang
sangat terkenal adalah Abu Rayhan al-Biruni dalam Tahdid Hikayah Al-Makaan. Ia adalah
penemu persamaan sinus.

Abdurrahman Al-Jazari, ahli mekanik (ahli mesin) yang hidup tahun 1.100 M,
membuat mesin penggilingan, jam air, pompa hidrolik dan mesin-mesin otomatis yang
menggunakan air sebagaipenggeraknya.

Dalam bidang Fisika-Astronomi, Ibnu Shatir, ilmuwan Muslim yang mempelajari


gerak melingkar planet Merkurius mengelilingi matahari. Karya dan persamaan
Matematikanya sangat mempengaruhi Nicolaus Copernicus yang pernah mempelajari karya-
karyanya. Copernicus, Galileo, dan Giordano Bruno di Barat mendapat tantangan keras dari
Gereja,gara-gara menganut teori heliosentris.  Galileo yang merupakan pengikut Copernicus
dikucilkan secara resmi oleh Gereja dan dipaksa bertobat. Namun Galileo menolaknya
sehingga ia dipenjarakan di rumahnya sampai meninggal. Giordano Bruno mengalami nasib
naas, dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup.

Al-Fazari, seorang astronom Muslim juga disebut sebagai yang pertama kali
menyusun astrolobe. Al-Fargani atau al-Faragnus, menulis ringkasan ilmu astronomi yang
diterjemahkan kedalam bahasa Latin oleh Gerard Cremona dan Johannes Hispalensis.
Muhammad Targai Ulugh-Begh (1393-1449), seorang pangeran Tartar yang merupakan cucu
dariTimur Lenk, diberi kekuasaan sebagai raja muda di Turkestan, berhasil mendirikan
observatorium yang tidak ada tandingannya dari segi kecanggihan dan ukurannya.
Observatorium ini adalah yang terbaik dan paling akurat pada masanya, sehingga menjadikan
kota Samarkand sebagai pusat astronomi terkemuka. Ketika itu sudah terbit Katalog dan
tabel-tabel bintang berjudul Zijd-I DjadidSultani  yang memuat  992 posisi dan orbit bintang. 
Tabel ini masih dianggap akurat sampai sekarang, terutama table gerakan tahunan dari 5
bintang terang yaitu Zuhal (Saturnus), Mustary (Jupiter), Mirikh (Mars), Juhal (Venus),
danAttorid (Merkurius). Kitab ini sudah mengkoreksi pendapat Ptolomeus atas magnitude
bintang-bintang. Banyak kesalahan perhitungan Ptolomeus. Hasil koreksi perhitungan
terhadap waktu bahwa satu tahun adalah 365 hari, 5 jam, 49 menit dan 15detik, suatu nilai
yang cukup akurat.

Ilmuwan lain lagi bernama Al-Battani atau Abu Abdullah atau Albategnius (m.
929). Ia mengoreksi dan memperbaiki system astronomi Ptolomeus, orbit matahari dan planet
tertentu. Ia membuktikan kemungkinan gerhana matahari tahunan, mendisain catalog bintang,
merancang jam matahari dan alat ukur mural quadrant. Karyanya De scientiastellarum,
dipakai sebagai rujukan oleh Kepler, Copernicus, Regiomantanus, dan Peubach. Copernicus
mengungkapkan hutang budinya terhadap al-Battani.

Prestasi dan kontribusi para ilmuwan Muslim adalah sejarah perkembangan sains dari
zaman Yunani ke Barat modern. para ilmuwan Muslim telah memberikan kontribusi luar
biasa untuk kehidupan umat manusia. Karya-karya mereka, khususnya fisikawan Muslim di
zaman keemasan (golden ages) Islam, banyak memberi inspirasi dan mewarnai karya para
ilmuwan Barat.

. Al-Kindi, dalam dunia barat dia dikenal dengan nama Al-Kindus. Memang sudah
menjadi semacam adat kebiasaan orang barat pada masa lalu dengan melatinkan nama-nama
orang terkemuka, sehingga kadang-kadang orang tidak mengetahui apakah orang tersebut
muslim atau bukan. Tetapi para sejarawan kita sendiri maupun barat mengetahui dari buku-
buku yang ditinggalkan bahwa mereka adalah orang Islam, karena karya orisinil mereka
dapat diketahui dalam bentuk tulisan ilmiah mereka sendiri. Ilmuwan Muslim pertama yang
mencurahkan pikirannya untuk mengkaji ilmu optik adalah Abu Yusuf Yacub Ibnu Ishak Al-
Kindi (801 M – 873 M). Hasil kerja kerasnya mampu menghasilkan pemahaman baru tentang
refleksi cahaya serta prinsip-prinsip persepsi visual. Buah pikir Al-Kindi tentang optik
terekam dalam kitab berjudul De Radiis Stellarum. Buku yang ditulisnya itu sangat
berpengaruh bagi sarjana Barat seperti Robert Grosseteste dan Roger Bacon.
Teori-teori yang dicetuskan Al-Kindi tentang ilmu optik telah menjadi hukum-hukum
perspektif di era Renaisans Eropa. Secara lugas, Al-Kindi menolak konsep tentang
penglihatan yang dilontarkan Aristoteles. Dalam pandangan ilmuwan Yunani itu, penglihatan
merupakan bentuk yang diterima mata dari obyek yang sedang dilihat. Namun, menurut Al-
Kindi penglihatan justru ditimbulkan daya pencahayaan yang berjalan dari mata ke obyek
dalam bentuk kerucut radiasi yang padat.
Taqi al-Din, selain dikenal sebagai pakar fisika, Taqi al-Din Muhammad ibnu Ma'ruf
al-Shami al-Asadi (1526-1585 M) adalah pakar matematika, pakar botani, astronom, astrolog,
dan ahli teknik. Taqi al-Din juga teolog, filsuf, ahli hewan, ahli obat-obatan, hakim, guru, dan
imam masjid. Sebagai ahli teknik, ia misalnya membuat jam dinding dan jam tangan. Taqi al-
Din menulis sekitar 90 kitab. Salah satunya bertajuk Al-Turuq al-Samiyya fi al-Alat al-
Ruhaniyya. Kitab yang ditulis pada 1551 ini menjelaskan kerja mesin dan turbin uap air.
Karya ini mendahului penemuan Giovanni Branca (1629) tentang mesin uap air. Kitab-kitab
lainnya antara lain menerangkan tentang optik, matematika, mekanika, astronomi, dan
astrologi.
Ibnu Bajjah, namanya Abu-Bakr Muhammad Ibnu Yahya Ibnu Al-Sayigh. Tapi ia
biasa dipanggil Ibnu Bajjah yang berarti "anak emas". Ibnu Bajjah lahir di Saragoza, Spanyol,
pada tahun 1082 dan wafat pada 1138 M. Ia mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan di
zaman kekuasaan Dinasti Murabbitun. ''Avempace'' --sebutan Barat untuk Ibnu Bajjah--antara
lain mengembangkan ilmu fisika, matematika, astronomi, musik, ilmu kedokteran, psikologi,
sastra, dan filsafat.
Sebagaimana Al-Haitham, karya Ibnu Bajjah dalam bidang fisika banyak
mempengaruhi fisikawan Barat abad pertengahan seperti Galileo Galilei. Ibnu Bajjah
menjelaskan tentang hukum gerakan. Menurutnya, kecepatan sama dengan gaya gerak
dikurangi resistensi materi. Prinsip-prinsip yang dikemukakannya ini menjadi dasar bagi
pengembangan ilmu mekanika modern. Karena itu tidak mengherankan jika hukum
kecepatan yang dikemukakan Galilei sangat mirip dengan yang dipaparkan Ibnu Bajjah.
Karya-karya Ibnu Bajjah mengenai analisis gerakan juga sangat mempengaruhi pemikiran
Thomas Aquinas.
Al-Farisi, Kamal al-Din Abu'l-Hasan Muhammad Al-Farisi lahir di Tabriz, Persia
(sekarang Iran) pada tahun 1267 dan wafat pada  1319 M.  Al-Farisi terkenal dengan
kontribusinya tentang optik. Dalam bidang optik, ia berhasil merevisi teori pembiasan cahaya
yang dicetuskan para ahli fisika sebelumnya. Al-Farisi membedah dan merevisi teori
pembiasan cahaya yang telah ditulis oleh Al-Haitham. Hasil revisi itu ia tulis dalam kitab
Tanqih al-Manazir (Revisi tentang Optik).
Menurut Al-Farisi, tidak semua teori optik yang dikemukakan Al-Haitham benar.
Karena itulah ia berusaha memperbaiki kelemahan dan menyempurnakan teori Al-Haitham.
Tak cuma itu, teori Al-Haitham soal pelangi juga ia perbaiki. Bahkan Al-Farisi mampu
menggabungkan teori Al-Haitham ini dengan teori pelangi dari Ibnu Sina. Al-Farisi mampu
menjelaskan fenomena alam ini dengan menggunakan matematika. Inilah salah satu karya
fenomenalnya.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Para ilmuan dewasa ini, baik ahli sejarah atau filsafat sains mengakui, bahwa
sejumlah gejala yang dipilih untuk dikaji oleh ilmuan adalah alam materi. Ilmu pengetahuan
kealaman ini menurut A. Mattulada, yang utama menghasilkan peralatan-peralatan kehidupan
manusia yang disebut teknologi.
Sejarah membuktikan, kontribusi Ilmuwan Muslim dalam bidang Fisika sangatlah
besar. Kaya-karya ilmuwan Muslim dalam bidang Fisika, baik yang klasik maupun modern,
bisa dikatakan sangat melimpah.  Langkah peneliti INSISTS, Mohamad Ishaq dalam
usahanya menyusun suatu buku teks pelajaran Fisika, Menguak Rahasia Alam dengan Fisik
yang menginspirasi fisikawan dunia.

B.     Kritik dan Saran

Dengan terselesainya tugas makalah ini penulis menyadari bahwa tugas makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas makalah yang akan
datang.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad M. Natsir, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung, cet. I, 1989.
Hilmi, Ahmad Kamal al-Din, al-Salajiqah fi al-Tarikh Wa al-Hadharat, Dar al-Buhus al-Ilmiyah,
Kuwait, 1975.
http://en.wikipedia.org/wiki/Science_in_the_medieval_Islamic_world, diakses pada tanggal 3
maret 2012
http://apipblog.wordpress.com/category/dunia-fisika/sejarah-fisika/ilmuwan-islam-dalam-
bidang-fisika/, diakses pada tanggal 3 maret 2012
Yanto, puji.2010. Ilmuwan muslim dalam sejarah perkembangan
fisika .http://pujiyantoekonur.com/wp/?p=12, diakses pada tanggal 3 maret 2012
Abihafiz.2011. Peran Ilmuwan Islam dalam Perkembangan fisika.
http://abihafiz.wordpress.com/2008/0...lmuwan-muslim/, diakses pada tanggal 5 maret 2012
http://insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=165:fisikawan-
muslim-mengukir-sejarah&catid=22:sains-islam&Itemid=21, diakses pada tanggal 5 maret
2012
http://esq-news.com/khazanah/2010/02/04/1378/kontribusi-fisikawan-muslim-untuk-
peradaban-dunia.html, diakses pada tanggal 5 maret 2012

Diposkan 1st May 2012 oleh Karolina Indah R


0

Tambahkan komentar

Anda mungkin juga menyukai