Anda di halaman 1dari 18

Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA)

“Gravitasi Universal”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Nama dosen : Dr. Upik Nurbaiti, M. Si

Oleh :

 Allamatul Izzah (4201419011)


 Siti Astuti (4201419041)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3. Tujuan..............................................................................................................................3
1.4. Manfaat............................................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................4
2.1. Gravitasi Universal..........................................................................................................4
2.1.1. Hukum Kepler...........................................................................................................4
2.1.2. Gravitasi Newton......................................................................................................6
2.1.2.1. Gaya Gravitasi..................................................................................................6
2.1.2.2. Medan Gravitasi................................................................................................7
2.1.3. Tafsiran Newton terhadap Hukum Kepler................................................................9
2.1.3.1. Tafsiran Newton terhadap Hukum I Kepler.....................................................9
2.1.3.2. Tafsiran Newton terhadap Hukum II Kepler....................................................9
2.1.3.3. Tafsiran Newton terhadap Hukum III Kepler................................................10
BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan....................................................................................................................11
3.2. Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gravitasi merupakan interaksi yang telah sangat lama dipelajari oleh para
fisikawan. Bahkan salah satu paradigm adalah memandang gravitasi sebagai
bagian dari gaya fundamental penyusun alam semesta : elektronik, nuklir kuat,
nuklir lemah, dan gravitasi (Ciufolini, et al., 2013). Dengan menggunakan
mekanika kuantum (model standar) ketiga gaya, kecuali gravitasi, telah dapat
digabungkan dalam satu cara pandang. Tetapi ketika teori gravitasi paling akurat,
yaitu teori relativitas umum Einstein dikaji melalui mekanika kuantum (pertunatif)
akan diperoleh kondisi divergensi yang tidak dapat direnormalisasikan sehingga
dobutuhkan suatu teori kuantum yang lengkap dan relativitas Einstein. Munculnya
teori ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan terkait awal mula alam semesta
alam dan paradoks informasi lubang hitam (Maldacena, 2014).
Aristoteles menyatakan bahwa objek yang lebih berat memiliki percepatan
gravitasi yang lebih besar. Kemudian, kemajuan besar mengenai teori gravitasi
dimulai oleh ilmuwan Galileo Galilei pada abad ke-16 dan abad ke-17. Dengan
percobaannya yang menjatuhkan bola dari menara pisa dan bola yang meluncur
melalui kemiringan. Dari hasil percobaannya, Galileo menunjukkan bahwa
besarnya gravitasi adalah sama di semua objek. Hasil kerja Galileo menjadi dasar
teori gravitasi Newton (Peter Bongaarts, 2014).

Akhir abad ke-17, Sir Isaac Newton berhasil menemukan hukum gravitasi.
Sebagian orang menceritakan bahwa Newton berhasil menemukan hukum
gravitasi diperoleh dari sebuah apel yang jatuh ke kepalanya ketika Newton
sedang merenungi masalah di bawah pohon apel. Kejadian jatuhnya buah apel
yang menimpa kepala Newton masih diragukan kebenarannya (Wospakrik,1987).
Selain itu, James Gleick juga berpendapat bahwa sebuah apel yang jatuh menimpa
kepala Newton merupakan suatu generalisasi (Gleick, 2016). Medan itu hadir
walaupun tidak ada benda lain di dalam ruang, medan yang menyebar dari benda
bermassa dan memenuhi ruang inilah yang disebut medan gravitasi. Jika anda
menempatkan benda bermassa m dalam ruang tersebut, maka benda m akan
ditarik menuju benda M. Dengan demikkian, medan gravitasi dapat didefinisikan
sebagai ruang di sekitar suatu benda bermassa. Dimana benda bermassa lainnya
dalam ruang itu akan mengalami gaya gravitasi.

Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa terdapat dua benda di alam yang
saling tarik menarik dengan gaya berbanding lurus dengan hasil dari massa dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak. Namun interaksi dua benda ini tidak
saling bersentuhan (Serway, 2010). Hukum gravitasi ini berlaku untuk semua
benda di alam sehingga bisa disebut hukum gravitasi bersifat universal. Hukum
gravitasi universal diawali dengan beberapa pemahaman dan pengamatan
empiris. Contohnya pada hukum Kepler.
Dua kejanggalan teori gravitasi Newton yang dikemukakan di atas menjadi
kunci bagi Einstein untuk mengungkapkan konsep gravitasi baru yang
revolusioner. Teori gravitasi baru Einstein didasarkan pada cara pandang terhadap
ruang dan waktu yang berbeda dengan yang dikemukakan Newton. Newton
menganggap ruang angkasa sebagai ruang yang kosong, sedangkan Einstein
menganggap ruang angkasa terbuat dari anyaman medan ruang dan waktu. Teori
gravitasi baru einstein ini dikenal dengan nama teori relativitas umum. Teori
gravitasi newton disusun menjadi sebuah persamaan. Sedangkan teori gravitasi
baru Einstein disarikan menjadi 16 buah persamaan, dimana persamaan itu
menghubungkan geometri ruang dan waktu dengan massa dan energi (Waluyo,
2004).

Hukum-hukum Kepler bersifat empiris. Kepler tidak dapat menunjukkan


penjelasan tentang apa yang menjadi dasar hukum-hukumnya. Kemudian,
disempurnakan dengan hukum Newton yang tidak hanya menjelaskan apa yang
mendasari hukum Kepler tetapi juga menunjukkan bahwa hukum yang berlaku
secara universal untuk benda bermassa.

1.2. Perumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana rumusan mengenai gravitasi benda-benda alam pada
hukum Kepler dan Newton?
1.2.2. Bagaimana tafsiran hukum Newton terhadap hukum Kepler?
1.2.3. Apa pengaruh gravitasi terhadap bentuk bumi, pasang surut dan orbit
planet?
1.3. Tujuan
1.3.1. Memahami konsep gravitasi benda-benda alam berdasarkan ketentuan
hukum Kepler dan hukum Newton
1.3.2. Menganalisis tafsiran hukum Newton terhadap hukum Kepler
1.3.3. Mengetahui pengaruh gravitasi terhadap bentuk bumi, pasang surut
dan orbit planet.

1.4. Manfaat
1.4.1. Untuk memahami konsep dasar dalam Hukum Gravitasi Universal
1.4.2. Untuk membantu para pembaca dalam menggali pengetahuan
mengenai Hukum Gravitasi Universal
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Gravitasi Universal


2.1.1. Hukum Kepler
Hukum Kepler ditemukan oleh seorang matematikawan dan astronom asal
Jerman yang bernama Johanes Kepler (1571-1630). Penemuannya didasari oleh
data yang diamati oleh Tycho Brache (1546-1601). Sebelum ditemukan hukum
Kepler ini, manusia zaman dahulu menganut paham geosenteris, paham dimana
bumi adalah pusat alam semesta. Paham ini dikemukakan oleh seorang astronom
Yunani, Claudius Ptolemeus (100-170 M) dan bertahan hingga 1400 tahun.

Pada tahun 1543, seorang astronom Polandia bernama Nicolaus Copernicus


(1473-1543) mengemukakan model heliosentris yaitu bumi beserta planet-planet
lainnya yang mengelilingi matahari pada lintasan melingkar. Tetapi kedua model
tersebut masih memiliki kekurangan yaitu tidak ada keselarasan antara lintasan dan
orbit planet. Kemudian, tahun 1609 Kepler menemukan bentuk orbit yang lebih
cocok yaitu berbentuk elips dan menjelaskannya dalam tiga hukum Kepler. Kepler
menjelaskan model gerak planet dengan menggunakan data astronomis (Halliday
dan Resnick, 2010). Kemudian, mencocokan dengan data pengamatan Tycho
Brahe.

Bentuk bumi yang tidak benar-benar bulat mengakibatkan adanya gaya


sentrifugal yang menentang gravitasi lebih besar di daerah equator, hal ini yang
menyebabkan bahwa jarak equator ke pusat buim lebih jauh daripada jarak kutub
ke pusat bumi (Giancoli, D.C. 1998).
Sumber : (Karina Dwi, 2018)

Johannes Kepler pada tahun 1609 mengemukakan tiga hukum yang


menjelaskan tentang gerak planet terhadap matahari (Fowles, 1986), yaitu:

1. Hukum I Kepler yang berbunyi “Lintasan setiap planet ketika mengelilingi


matahari berbentuk elips, dimana matahari terletak pada salah satu
fokusnya”.
2. Hukkum II Kepler yang berbunyi “Setiap planet bergerak sedemikian
sehingga suatu garis khayal yang ditarik dari matahari ke planet tersebut
mencakup daerah dengan luas yang sama dalam waktu yang sama”.

Gambar 3. Luasan aphelion (abc) dan luasan perihelion (ade)


Berdasarkan Gambar 3, diketahui bahwa pada saat planet berada di titik b.
Setelah t satuan waktu, planet tersebut bergerak ke titik c. Kemudian, planet
tersebut bergerak ke titik d dan bergerak kembali menuju titik e. Berdasarkan
hukum III Kepler, dalam waktu yang sama, luasan abc sama dengan luasan
ade.
3. Hukum III Kepler yang berbunyi “Kuadrat perioda suatu planet sebanding
dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari matahari”. Secara matematis
ditulis:
T 21 R 31
=
T 22 R 32
Keterangan :
T = Periode revolusi planet
R = jarak orbit planet ke matahari

2.1.2. Gravitasi Newton


2.1.2.1. Gaya Gravitasi
Hukum gravitasi Newton menyatakan bahwa gaya gravitasi antara dua
benda merupakan gaya tarik menarik yang besarnya berbanding lurus dengan
massa masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadarat jarak
antarkeduanya. Secara matematis ditulis:

m1 m2
F 12=G
r2

Keterangan :

F 12=gaya gravitasi(N )

−11 N m2
G=tetapan gravitasi(6,672 ×10 )
kg2

m 1=massa benda 1(kg)

m2=massa benda 2( kg)

r = jarak kedua benda(m)

(sumber : Rinawan Abadi, dkk, 2018).


Untuk menentukan konstanta gravitasi (G), perlu melakukan pengukuran
gaya tarik menarik diantara dua benda (Halliday dan Resnick, 1984), namun
pengukuran gaya sulit diukur karena kecilnya gaya tersebut. Oleh karena itu,
digunakan neraca Cavendish. Neraca ini berhasil digunakan untuk melakukan
pengukuran nilai konstanta gravitasi oleh Henry Canvendish. Alat ini sebelumnya
dirancang oleh John Michell, tetapi ia meninggal dunia sebelum menggunakannya
dalam eksperimen.

Newton menyimpulkan bahwa gaya yang bekerja pada setiap planet untuk
tetap berada pada orbitnya harus berbanding terbalik dengan kuadrat jarak planet
terhadap matahari sebagai pusat tata surya (Holton, 1953) dan gaya sesaat yang
bekerja pada setiap planet arahnya harus menuju matahari sebagai pusat orbit
(Holton and Roller, 1958).

2.1.2.2. Medan Gravitasi


Pengertian medan secara fisis merupakan sesuatu yang mendeskripsikan
besaran fisika pada setiap titik dalam ruang (Boas, 1983). Medan gravitasi sebuah
benda bermassa m diartikan sebagai besar gaya gravitasi per satuan massa. Jika
terdapat benda bermassa m berada di dalam pengaruh medan gravitasi benda
bermassa M, besarnya kuat medan gravitasi benda bermassa M dirumuskan:

F
g=
m

M
g=G
r2
Gambar 4. Menentukan medan gravitasi di titik P
Sumber : (Prasetyo, 2015)
M
g=G
r2

r =R +h
M
g=G
¿¿

Keterangan :
m
g= percepatan gravitasi( )
s2

−11 N m2
G=tetapan gravitasi(6,672 ×10 )
kg2

R= jari− jari planet (m)

r = jarak pusat massa planet ke titik P ( m )

h= jarak benda ke permukaan planet (m)

M =massa planet (kg)

Apabila percepatan gravitasi bumi pada suatu ketinggian h dibandingan


dengan percepatan gravitasi di permukaan bumi, diperoleh persamaan:
M
G
g R2
=
gh M
G
(R+h)2

M
G
R2
gh=
M
G
(R+h)2

Keterangan :

m
g= percepatan gravitasi( )
s2

m
gh= percepatan gravitasi( )
s2

R= jari− jari planet (m)

h=ketinggian diukur dari permukaan bumi(m)

Menurut Herry (2020) terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam
menerapkan hukum gravitasi Newton, yaitu

1. Benda dianggap sebagai bola seragam atau partikel yang mempunyai jarak pisah r
antara kedua pusat massa benda.
2. Garis kerja gaya gravitasi adalah garis hubung yang menghubungan pusat benda
m1 dan pusat benda m2.
3. Gaya aksi reaksi. F12 merupakan gaya gravitasi ada pada benda 1 yang dikerjakan
oleh benda 2 (aksi) dan F21 merupakan gaya gravitasi pada benda 2 yang dikerjakan
oleh benda 1 (reaksi). F12 dan F21 adalah pasangan aksi reaksi yang bekerja pada
dua benda yang berbeda, sama besar dan berlawanan arah.

2.1.3. Tafsiran Newton terhadap Hukum Kepler


Hukum gravitasi tidak diformulakan dalan persamaan matematis yang
berdasarkan Sciencetific experiment. Awal mulanya Newton menentukan secara
konseptual berdasarkan filsafat Newton tentang alam ini. Dan tetapan gravitasi
universal sendiri baru ditetapkan setelah 100 tahun munculnya teori Newton. Ada
jarak 1 abad antara Newton dan Cavendish yang mengukur tetapan gravitasi
universal. Karya Nwton terbit pada tahun 1687, dan Cavendish baru bisa
membuktikan teori Newton pada tahun 1790 an.

Dengan kekuatan fisik dan filosofi dapat membuat teoritis seorang Newton
mendunia, lain cerita dengan hukum Kepler yang dengan berdasarkan pembuktian
data pengukurannya dan sedikit dengan basis teoritisnya. Namun hal tersebut juga
dapat dicapai menggunakan teori Newton, pandangan-pandangan Newton pun
membahana. Gerak benda langit ternyata hanya dapat dibuktikan dengan kekuatan
logika manusia di atas bumi saja. Dan hal tersebut membuat para ilmuan mengakui
akan konsep-konsep teori Newton, dan mengagumi teoritis serta kekuatan logika
seorang Newton.

Hukum gravitasi tidak dirumuskan dalam persamaan matematis yang


didasarkan pada Scientific Experiment (Triana Nasir, 2016). Kepler dalam
menentukan sifat orbit planet didasarkan pada analisis data milik Tycho Brahe,
kemudian mengemukakan dalam tiga hukum kepler mengenai gerak planet
(Tjasyono, 2013). Giancoli (2014) menyatakan bahwa Newton menggunakan
hukum Kepler untuk membuktikan bahwa Gravitasi Universal milik Newton.

2.1.3.1.Tafsiran Newton terhadap Hukum I Kepler


Gambar 5. Pembuktian Hukum I Kepler

Ketika gaya gravitasi (FG) > gaya sentrifugal (FS), planet P mendekati
matahari sehingga jarak planet ke matahati (R) menjadi lebih kecil dan kecepatan v
bertambah besar. Agar planet P tidak meninggalkan orbitnya planet P bergerak
menjauhi matahari, gaya gravitasi (FG) < gaya sentrifugal (FS). Proses ini akan terus
berulang smapai gaya sentrifugal (FS) akan mengecil lagi dari gaya gravitasi (FG),
dengan syarat orbitnya berbentuk elips.

2.1.3.2.Tafsiran Newton terhadap Hukum II Kepler

Gambar 6. Tafsiran Newton terhadap Hukum II Kepler

Dimisalkan planet mula-mula berada di titik A dan bergerak menuju titik B,


pada selang waktu tertentu. Karena gaya gravitasi, gerakan planet menjadi di titik C
sehingga BC sejajar AM. Pada selang waktu yang sama, planet dari titik C akan
bergerak menuju titik D. Karena gaya gravitasi, gerakannya menjadi titik E sehingga
DE sejajar CM. Luas ∆ MAC = luas ∆ MCD dan luas ∆ MCD = luas ∆ MCE, maka
luas untuk luas ∆ MAC = Luas ∆ MCE.
2.1.3.3. Tafsiran Newton terhadap Hukum III Kepler

Berdasarkan hukum II Newton yang mengenai gerak dapat digunakan sebagai


dasar untuk membuktikan hubungan antara hukum Gravitasi dan hukum Kepler.

T 21 R 31 R3
T2 2
=
R23
dengan T =2 π
√ GM
(Periode revolusi planet )

T2 4 π 2
=
r 3 GM

Persamaan tersebut dapat digunakan untuk menentukan massa planet


mengorbit matahari (Hairlinda Arini, 2017).

Sumber : Direktori File UPI

BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perkembangan ilmu pengetahuan bumi dan antariksa dibagi menjadi 2
periode, yang pertama periode Geosentris dan periode Heliosentris.Teori Geosentris
dimulai sejak zaman Aristoteles (384-322) yang menyatakan bahwa bumi itu bulat,
sedangkan teori Heliosentris dilakukan oleh Aristarcus pada abad III SM yang
menyatakan bahwa bumi bukan pusat alam semesta (geosentris) melainkan bumi
dapat berputar dan beredar mengelilingi matahari yang merupakan pusat gerak langit
(heliosentris).

Hukum Gravitasi Universal Newton menyatakan :

“Setiap massa menarik titik lainnya antara gaya segaris dengan garis yang
menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian
massa kedua benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda
tersebut.”

Dalam Astronomi , tiga hukum gerakan planet Kepler adalah:

1. Setiap planet bergerak pada lintasan elips, Mtahari berada di salah satu
fokusnya,
2. Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama kan selalu sama,
3. Perioda planet suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya
dari matahari.

3.2. Saran
 Untuk hasil yang lebih baik, disarankan untuk mencari referens terkait
materi agar tidak terjadi kesalahpahaman atau meminimalisir kesalahan.
 Baca kembali karya yang telah dibuat, untuk mendaptkan hasil yang
sinkron sesuai teori atau refernsi yang didapat.
 Jangan takut untuk mencoba menyusun dan bertanya, agar mendapatkan
pengetahuan yang akurat. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
Abadi, Rinawan, dkk. 2018. Detik-detik USBN Fisika Tahun Pelajaran 2018/2019.
Intan Pariwara.

Anisa, E. & Puspita, E. (2006). GRAVITASI UNIVERSAL (Teori Geosentris dan


Heliosentris, Hukum Kepelr, Hukum Gravitasi Newton dan
Tafsiran Newton terhadap Hukum Kepler). Universitas
Pendidikan Indonesia. Diakses 31 Agustus 2021.

Aminuddin, L. (). Modul Fisika Kelas XI// Hukum Newton Tentang Gravitasi.
Universitas Islam Jogjakarta : Pendidikan Fisika.

Artawan, P. (2013). Analisis Variatif Gravitasi Bumi di Berbagai Koordinat dengan


Ayunan Sederhana. Universitas Pendidikan Ganesha, diakses
pada 31 Agustus 2021.

Boas, Mary L. 1983. Mathematical Methodes in The Physical Science. Canada: John
Wiley dan Sons, Inc.

Bongaarts, Peter. 2014. Quantum Theory: A Mathematical Approach. Springer.

Direktori File UPI. Tafsiran Hukum Newton. https://www.google.com/url?


sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/J
UR._PEND._FISIKA/195904011986011-
TAUFIK_RAMLAN/Bahan_ajar/IPBA_1_d_Tafsiran_Newton_
%255BCompatibility_Mode
%255D.pdf&ved=2ahUKEwi9lZuKiNTyAhWy_XMBHfAyC_QQFn
oECC4QAQ&usg=AOvVaw2ri_NVHrMGT72Y7pEtVOY1 .
Diakses Tanggal 29 Agustus 2021.

Dwi, Karina. 2018. Hukum Kepler: Pengertian, Rumus dan contoh soal.
https://www.ruangguru.com/blog/penjelasan-gerak-planet-
menggunakan-hukum-kepler. Diakses tanggal 28 Agustus
2021.

Erwin dkk. (2015). Epistemologi dan Keterbatasan Teori Gravitasi. Titian Ilmu:
Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 9(1), 33 – 40. Diakses tanggal 31
Agustus 2021.
Fowles, G.R. 1986. Analytical Mecanics, 4th ed. CBS College Publishing. United State
of America.

Giancoli, D. C. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi ke 7 Jilid 1. Jakarta:


Erlangga.

Gleick, J. 2016. Kisah Pergulatan Isaac Newton. Bandung : Mizan.

Halliday, D., Walker, J., dan Resnick, R. 2013. Fundamentals of Physics. John Wiley
and Sons.

Herry, 2020. Media Pembelajaran SMA Fisika. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal
PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.

Holton, G. 1953. Introduction to Concepts and Theories in Physical Science. Wesley


Publishing Company Inc., Massachusetts.

Holton, G., and Roller, D. 1958. Foundations of Modern Physical Science. Wesley
Publishing Company Inc., Massachusetts.

Kanginan, M. (2010). Physics For Senior High School 1st Semester grade XI. Jakarta :
Erlangga.

Listiaji, Prasetyo. 2015. Pengembangan Aplikasi Mobile Learning sebagai Penunjang


Pembelajaran Fisika pada Materi Hukum Gravitasi Newton untuk
Siswa SMA. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Mili, H. (2008). Penentuan Nilai Konstanta Gravitasi Universal (G) Dengan


Menggunakan Kesetimbangan Neraca Puntir. Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Diakses 31 Agustus 2021.

Nasir, T. (2015). Gravitasi Universal Meliputi Sistem Dua Benda Langit, Pengaruh
Gravitasi terhadapBentuk Bumi Pasang Surut dan Orbit Planet.
Diakses pada tanggal 31 Agustus 2021, dari
https://www.slideshare.net/trianaN/makalah-perkembangan-
ipbagravitasi-universalhk-kepplergravitasi-newton-dan-tafsiran-
newton-terhadap-hukum-keppler

Nugroho, D. (2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.

Halliday, D dan Resnick, R. 1984. Fisika, Jilid 1 (Edisi Ketiga). Erlangga, Jakarta.
Rohman, A.A. & Admoko, S. (2017). Pengembangan Software Praktikum Fisika
Berbasis VPL Algodoo untuk Membelajarkan Konsep Hukum
Newton Tentang Gravitasi Melalui Penyelidikan.Jurnal Inovasi
Pendidikan Fisika (JIPF) ISSN: 2302-4496, 6(3), 323 – 328.
Diakses tanggal 31 Agustus 2021.

Serway, R.A. dan Jewert, J. W. 2010. Physics for Scientists and Engineers with
Modern Physics. Cengage Learning.

Tiandho, Y. (2017). Koreksi Gaya Gravitasi dan Efek Gravitoelektromagnetisme


Berdasarkan Entropi Gravitasi Kuantum, Jurnal Matematika,
Saint, dan Teknologi, 18(2). 96-104. Universitas Bangka
Belitung. Diakses 31 Agustus 2021.

Tjasyono, B. 2013. Ilmu Kebumian dan Antariksa, edisi keempat. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Wospakrik, Hans J. 1987. Mengenang 300 Tahun : Teori Gaya Berat Newton.
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?
cetakartikel&1110895525. Diakses tanggal 27 Agtustus 2021

Anda mungkin juga menyukai