Anda di halaman 1dari 29

Makalah “Arus Listrik dan Rangkaian DC”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Fisika Dasar II

Dosen Pengampu:

1. Dr. H. Chaerul Rochman, M.Pd.


2. Ea Cahya Septia Mahen, S.Pd, M.S.i

Disusun oleh :

NAMA NIM

Melinda Kristiana Dewi 1162070043

Siti Asya Nurmalita 1162070067

Siti Nurfadilah 1162070068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2017

DAFTAR ISI

1
DAFTAR ISI............................................................................................................2

KATA PENGANTAR..............................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………4

A. LATAR BELAKANG.................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….5

A. PENGERTIAN ARUS LISTRIK................................................................5

B. MACAM-MACAM ARUS LISTRIK.........................................................7

C. ARAH ARUS LISTRIK...............................................................................8

D. DENSITAS ARUS......................................................................................11

E. RESISITANSI dan RESISTIVITAS...........................................................13

F. HUKUM OHM............................................................................................17

G. DAYA LISTRIK..........................................................................................19

H. HUKUM KIRCHOF I & II..........................................................................20

BAB III AYAT AL-QUR’AN DAN APLIKASI TERBARU…………………….24

A.AYAT AL-QUR’AN……………………………………………………….24

B. APLIKASI TERBARU…………………………………………………….26

BAB IV PENUTUP.....................................................................................…28

A. KESIMPULAN............................................................................................28

B. SARAN........................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................29

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, taufik-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang Arus Listrik dan Rangkaian DC. .

Shawalat berserta salam, selalu tercurah limpah kepada baginda Rosul


sekaligus Nabiyullah yang terakhir yakni Muhammad SAW, tak lupa kepada
keluarga, sahabat, dan semoga sampai kepada kita sebagai umat yang terakhir. Amin.

Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih atas pihak yang telah


mendukung untuk menyelesaikan makalah ini, sehingga tepat waktu. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi
pembaca.

Penulis telah menyelesakan makalah ini secara maksimal, akan tetapi karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis saat menyelesaikan makalah ini,
penulis mohon saran dan kritiknya agar penulis lebih baik lagi saat menyelasaikan
makalah-makalah selanjutnya.

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam bab sebelumnya kita mengkaji interaksi mautan listrik yang diam,
sekarang kita siap untuk mengkaji muatan yang bergerak. Arus listrik terdiri dari
muatan-muatan yang bergerak dari satu daerah ke daerah yang lainnya. Bila gerak ini
langsung di dalam sebuah lintasan konduksi yang membentuk sebuah simpal
tertutup, maka lintasan itu dinamakan rangkaian listrik.

Pada dasarnya, rangkaian listrik adalah sarana untuk menghantarkan energy dari
suatu tempat ke tempat lain. Sewaktu partikel bermuatan bergerak di dalam sebuah
rangkaian, maka energy potensial listrik dipindahkan dari sebuah sumber (seperti aki
dan generator) ke sebuah alat tempat energi tersebut disimpan atau dikonversi ke
dalam bentuk energi lain: menjadi bunyi dalam system stereo atau menjadi kalor atau
cahaya dalam pemanggang roti atau bola lampu. Dari sudut pandang teknologi,
rangkaian listrik berguna karena memungkinkan energi untuk pindahan (diangkut)
tanpa bagian-bagian yang bergerak itu. Rangkaian listrik adalah jantung dari senter,
CD player, computer, pemancar dan penerima radio dan televise, dan sistem
distribusi daya rumah tangga dan industri.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ARUS LISTRIK

Listrik adalah suatu energi, bahkan energi listrik begitu memegang peranan
penting bagi kehidupan kita. Listrik adalah suatu muatan yang terdiri dari muatan
positif dan muatan negatif. Arus listrik merupakan muatan listrik yang bergerak
dari tempat yang berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah, melewati
suatu penghatar listrik.1 Media penghatar listrik salah satunya ialah media yang
terbuat dari bahan logam, yaitu elektron bebas berpindah dari satu atom ke atom
logam berikutnya, sedangkan pada media air elektron dibawa oleh elektrolit yang
terkandung dalam media air tersebut.

Arus listrik terdiri dari dua jenis yaitu arus listrik searah (direct current = DC)
dan arus listrik bolak-balik (alternative current = AC). Arus listrik DC
merupakan arus listrik yang mengalir secara terus menerus kesatu arah. Arus DC
dipakai dalam industry yang menggunakan proses elektrolisa, misalnya
pemurnian dan pelapisan atau penyepuhan logam.1

Arus listrik AC merupakan arus listrik yang mengalir bolak-balik. Arus AC


digunakan di rumah-rumah dan dipabrik – pabrik, biasanya menggunakan
voltage 110 volt atau 220 volt. Arus listrik bolak-balik (AC) jauh lebih berbahaya
dari pada arus searah (DC).

Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan


yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol I (dari kata
Perancis :intensite), dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama

5
muatan tersebut bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut
diam maka arus pun akan hilang. Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah
muatan yang melewatinya persatuan waktu pada suatu titik. Arah arus searah
dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau berlawanan dengan arah aliran
elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan positif apabila kehilangan elektron
dan menjadi muatan negatif apabila menerima elektron dari partikel lain.
Coulomb adalah unit dasar dari International System of Units (SI) yang
digunakan untuk mengukur muatan listrik. Di mana muatan 1 elektron = -1,6021
x 10-19 coulomb, dan 1 coulomb = -6,24 x 1018 elektron.

Dari uraian diatas sehingga dapat disimpulkan bahwa Arus listrik adalah
banyaknya muatan listrik yang disebabkan dari pergerakan elektron-elektron,
mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik
dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik
dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikro
Ampere (μA) seperti di dalam jaringan tubuh hinggaa rus yang sangat kuat 1-200
kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus
searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga
besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi
sesuai dengan hukum Ohm.

Arus listrik juga dapat kita analogikan dengan arus air. Air mengalir dari
tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, dan akan menggenang di tempat yang
tidak mempunyai perbedaan ketinggian. Demikian halnya dengan listrik. Listrik
akan mengalir dari tempat yang mempunyai potensial tinggi ke tempat yang
berpotensial lebih rendah. Kalau arus air, jelas medium yang mengaliradalah air.
Lalu bagaimana dengan arus listrik, medium apa yang mengalir?

Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A). Secara

6
formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila
dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7Newton/meter di antara
dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat diabaikan,
berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara. Dengan demikian,
arus rata-rata I didefinisikan sebagai :

I = ∆Q/∆t’

Dimana ∆Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu lokasi
selama jangka waktu ∆t. Arus listrik diukur dalam coulomb per detik; satuan
ini diberi nama khusus, ampere (A).

B. MACAM-MACAM ARUS LISTRIK

Arus dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Arus searah (Direct Current/DC)


Arus searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya
negatif saja (tidak berubah dari positif ke negatif, atau sebaliknya). Arus DC
juga bisa diartikan sebagai arus yang mempunyai nilai tetap atau konstan
terhadap satuan waktu, artinya dimanapun kita meninjau arus tersebut pada
waktu berbeda akan mendapatkan nilai yang sama Rangkaian Listrik.

2. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)

7
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap
satuan waktu dengan karakteristik akan selalu untuk periode waktu tertentu
(mempunyai periode waktu : T).

C. ARAH ARUS LISTRIK

Arus (current) adalah semabrang gerak muatan dari suatu daerah


kedaerah lainnya. Dalam sub bab ini kita akan membicarakan arus dalam
material konduksi. Sebagian besar pemakaian tekhnologi muatan yang
bergerak yang bergerak melibatakan arus semacam ini. Dalam situasi
elektrostatis medan listrik itu adalah nol di mana pun di dalam konduktor,
dan tidak arus.

Perhatikan gambar di bawah ini:

8
Arus yang mengalir masuk suatu percabangan sama dengan arus yang
mengalir keluar dari percabangan tersebut. i1 + i4 = i2 + i3 .Untuk arus yang konstan,
besar arus I dalam Ampere dapat diperoleh dengan persamaan:

di mana I adalah arus listrik, Q adalah muatan listrik, dan t adalah waktu (time).
Sedangkan secara umum, arus listrik yang mengalir pada suatu waktu tertentu
adalah:

Dimana arus i mungkin bervariasi seiring waktu.


Dalam keadaan tunak, arus-arus akan sama untuk bidang aa’, bb’, cc’ dan demikian
pula untuk semua bidang yang lewat sepenuhnya melalui konduktor, tanpa
memerhatikan lokasi dan orientasinya. Hal ini ini disebabkan oleh fakta bahwa
muatan bersifat kekal (terkonservasi). Pada keadaan tunak yang diasumsikan disini,
suatu elektron harus lewat melaui, bidang aa’ untuk setiap setiap elektron yang lewat
melalui bidang cc’. Dengan demikian dapat ditentukan jumlah total muatan yang
dipindahkan pada rentang waktu 0 hingga t melalui integrasi.(Halliday:140)

9
Sesuai dengan persamaan di atas, arus listrik adalah besaran skalar karena baik
muatan Q maupun waktu t merupakan besaran skalar. Dalam banyak hal sering
digambarkan arus listrik dalam suatu sirkuit menggunakan panah, salah satunya
seperti pada diagram di atas. Panah tersebut bukanlah vektor dan tidak membutuhkan
operasi vektor. Pada diagram di atas ditunjukkan arus mengalir masuk melalui dua
percabangan dan mengalir keluar melalui dua percabangan lain. Karena muatan listrik
adalah kekal maka total arus listrik yang mengalir keluar haruslah sama dengan arus
listrik yang mengalir ke dalam sehingga i1 + i4 = i2 + i3. Panah arus hanya
menunjukkan arah aliran sepanjang penghantar, bukan arah dalam ruang.

Definisi arus listrik yang mengalir dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-)
baterai (kebalikan arah untuk gerakan elektronnya).
Pada diagram digambarkan panah arus searah dengan arah pergerakan partikel
bermuatan positif (muatan positif) atau disebut dengan istilah arus konvensional.
Pembawa muatan positif tersebut akan bergerak dari kutub positif baterai menuju ke
kutub negatif. Pada kenyataannya, pembawa muatan dalam sebuah penghantar listrik
adalah partikel-partik elelektron bermuatan negatif yang didorong oleh medan listrik
mengalir berlawan arah dengan arus konvensional. Sayangnya, dengan alasan sejarah,
digunakan konvensi berikut ini:

10
Panah arus digambarkan searah dengan arah pergerakan seharusnya dari
pembawa muatan positif, walaupun pada kenyataannya pembawa muatan adalah
muatan negative dan bergerak pada arah berlawanan.

Konvensi digunakan pada sebagian besar keadaan karena dapat diasumsikan


bahwa pergerakan pembawa muatan positif memiliki efek yang sama dengan
pergerakan pembawa muatan negara.

D. DENSITAS ARUS
Kadang-kadang kita tertarik pada arus i dalam sebuah konduktor tertentu. Di
saat lain kita mengambil pandangan local dan mempelajari aliran muatan yang
melalui penampang-melintang konduktor pada titik tertentu. Untuk mendeskripsikan
aliran ini, kita dapat menggunakan densitas arus yang memiliki arah yang sama
dengan kecepatan muatan yang bergerak jika muatan tersebut positif dan arah yang
berlawanan jika muatan tersebut negatif. Untuk setiap elemen pada penampang ini,
magnitudo J sama dengan arus per satuan luas yang melalui elemen tersebut. Kita
dapat menuliskan jumlah arus yang melalui elemen sebagai , dimana d adalah vector
luas dari elemen tersebut, yang tegak lurus terhadap elemen. Arus total yang melalui
permukaan kemudian menjadi

Jika arus adalah seragam di seruluh permukaan dan parallel dengan , maka
juga seragam dan paralel dengan . Kemudian Pers 26-4 menjadi

11
dimana A adalah arus total permukaan. Dari Pers. 26-4 atau 26-5 kita melihat bahwa
satuan SI untuk densitas arus adalah ampere per meter persegi (A/). Gambar 26-4
menunjukkan bagaimana densitasb arus dapat dipresentasikan degan sekumpulan
garis yang serupa, yang dapat kita sebut garis aliran (streamlines). Arus ini, yang
menuju ke kanan pada Gbr. 26-4, membuat transisi dari konduktor lebar di sebelah
kiri menuju konduktor sempit di sebelah kanan. Karena muatan terkonservasi selama
transisi, jumlah muatan, dan dengan demikian jumlah aru, tidak bisa berubah.
Namun, densitas arus berubah menjadi besar dalam konduktor yang sempit. Jarak
antara garis-garis aliran menunjukkan peningkatan densitas arus ini; garis-garis aliran
yang lebih dekat mengimplikasikan densitas arus yang lebih besar. (Halliday: 142)

Laju hanyut

Ketika konduktor tidak memliki arus yang melaluinya, elektron-elektron


konduksinya bergerak secara acak, tanpa gerakan neto dalam arah manapun. Ketika
konduktor memiliki arus yang melaluinya, elektron-elektron ini sebenarnya masih
bergerak secara acak, tapi sekarang cenderung bergeser dengan laju hanyut (drift
speed) dalam arah yang berlawanan dengan arah medan listrik yang menyebabkan
arus tersebut. Laju hanyut kecil ini dibandingkan dengan kecepatan dalam gerak acak.
Sebagai contoh: dalm konduktor tembaga pada instalasi listrik rumah tangga, laju
hanyut elektron mungkin atau sedangkan, kecepatan gerak-acak sekitar .

Kita dapat menggunakan Gbr 26-5 untuk menghubungkan laju hanyut dari
elektron-elektron konduksi dalam arus yang melalui kawat dengan magnitudo
densitas arus J pada kawat. Untuk kemudahan, Gbr 26-5 menunjukan geseran
ekuivalen dari pembawa muatan positif dalam arah medan listrik yang diterapkan.
Mari kita mengasumsikan bahwa pembawa muatan ini semua bergerak dengan laju
hanyut yang sama dan densitas arus J adalah seragam di seluruh luas penampang A

12
kawat. Jumlah pembawa muatan dalam kawat sepanjang L adalah Nal, dimana n
adalah jumlah pembawa per satuan volume. Muatan total pembawa dalam panjang L
ini, masing-masing dengan muatan e, kemudian adalah

q= (nAL)e.

Karena semua pembawa bergerak sepanjang kawat dengan kecepatan ,


muatan total ini bergerak melalui penampang manapun pada kawat dalam interval
waktu

Persamaan 26-1 memberitahu kita bahwa arus i adalah laju dari transfer
muatan yang menyeberangi suatu penampang-melintang, sehingga disini kita
memiliki

Menyelesaikan persamaan di atas untuk mencari dan mengingat kembali Pers


26-5 (J = ), kita mendapatkan

(Halliday: 142)

E. RESISTENSI dan RESISTIVITAS

Jika kita menerapkan beda potensial yang sama antara ujung-ujung


batang tembaga dan batang kaca yang serupa secara geometris, arus yang
sangat berbeda akan dihasilkan. Karakteristik konduktor yang masuk disini
adalah resistansi listrik. Kita menentukan resistansi antar dua titik konduktor

13
dengan cara menerapkan beda potensial V diantara titik tersebut dan
mengukur arus i yang dihasilkan.

Resistansi R kemudian adalah

Satuan SI untuk resistensi yang diperoleh dari Pers 26-8 adalah volt per
ampere. Penggabungan ini terjadi begitu seringnya sehingga kita memberikan nama
khusus, Ohm (simbol Ω); yaitu

1 Ohm = 1 Ω = 1 volt per ampere

= 1VA

Sebuah konduktor yang fungsinya dalam rangkaian adalah untuk memberikan


resistansi tertentu disebut resistor. Dalam diagram rangkaian, kita mempresentasikan
resistor dan resistansi dengan simbol. Jika kita menuliskan Pers 26-8 sebagai

Kita melihat bahwa “resistansi” adalah penamaan yang tepat. Untuk beda
potensial tertentu, semakin besar resistensi (terhadap arus), semakin kecil arusya.

Resistensi konduktor bergantung pada cara bagaimana beda potensial


diterapjan pada konduktor itu. Contoh, Gbr 26-8 menunjukkan beda potensial tertentu
yang diterapkan dalam dua cara berbeda untuk konduktor yang sama. Seperti
disiratkan oleh garis-aliran densitas arus, arus-arus dalm kedua kasus ini-yang berarti
resistansi terukur-akan berbeda.

14
Seperti yang telah kita lakukan beberapa kali dalam hal ini, kita sering kali
ingin mengambil pandangan umum dan tidak berurusan objek tertentu, tetapi dengan
material (bahan). Disini juga kita melakukannya dengan berfokus bukan pada beda
potensial V pada resistor tertentu tetapi pada medan listrik di suatu titik dalam
material resistif (beresistensi). Alih-alih berurusan dengan arus i yang melalui
resistor, kita berurusan dengan densitas arus di titik yang dimaksud. Alih-alih
resistensi R dari suatu objek, kita berurusan dengan resisitivitas dari materialnya.

(26-10)

jika kita menggabungkan satuan SI untuk E dan J menurut Pers. 26-10, untuk satuan ,
ohm- meter (Ω . m) kita mendapatkan

(Jangan mengacaukan ohm-meter, satuan resistivitas, dengan ohm-meter, instrumen


yang mengukur resistansi.) Kita dapat menuliskan Pers. 26-10 dalam bentuk vektor
sebagai

(26-11)

Persamaan 26-10 dan 26-11 hanya berlaku untuk material isotropik-material


yang property listriknya sama di semua arah.

Kita sering berbicara tentang konduktivitas dari suatu material. Ini hanyalah
kebalikan dari resistivitasnya, sehingga

15
Satuan SI untuk konduktivitas adalah kebalikan ohm-meter, (Ω . . Nama satuan mho
per meter kadang-kadang digunakan (mho adalah ohm yang ditulis terbalik). Definisi
memungkinkan kita untuk menuliskan Pers. 26-11 dalam bentuk alternatifnya.
(Halliday:144-145)

(26-12)

Menghitung Resistensi dari Resistivitas

Resistensi adalah property dari suatu objek. Resistivitas adalah property daria
suatu material. Jika kita mengetahui resistivitas suatu zat seperti tembaga, kita dapat
menghitung resistansi dari suatu panjang kawat yang dibuat dari zat tersebut.
Misalnya A adalah luas penampang-melintang kawat, L adalah panjangnya, dan ada
beda potensial V diantara ujung-ujungnya (Gbr.26-9). Jika garis-garis aliran yang
merepresentasikan densitas arus adalah seragam di keseluruhan kawat, medan listrik
dan densitas arus akan konstan untuk semua titik dalam kawat dan, dari Pers. 24-42
dan 26-5, akan memiliki nilai

E = V/L dan J = i/A

Kita kemudian dapat menggabungkan Pers. 26-10 dan 16-14 untuk mendapatkan

16
Namun, adalah resistansi R, yang memungkinkan kita untuk menyusun ulang Pers.
26-15 sebagai

Persamaan 26-16 dapat diterapkan hanya untuk konduktor isotropik homogeny


berpenampang seragam, dengan beda potensial diterapkan seperti pada Gbr. 26-8b.

Kuantitas makroskopik V, i, dan R adalah yang paling kita perhatikan ketika


kita melakukan pengukuran listrik pada konduktor tertentu. Mereka adalah kuantitas
yang kita baca langsung pada alat pengukur. Kita beralih ke kuantitas mikroskopik E,
J, dan ketika kita tertarik pada properti listrik yang mendasar dari material.
(Halliday:145-146)

F. HUKUM OHM

Seorang ahli fisika Jerman yang tak terkenal, George Simon Ohm, yang
menerbitkan sebuah selebaran pada tahun 1827 yang berjudul “Die
galvanische Kette mathematicsh bearbelitet”. Dalam selebaran tersebut
terkandung hasil salah satu usaha pertama untuk mengukur arus dan tegangan
serta menerangkannya dan menghubungkannya secara matematis. Salah satu
hasil adalah pernyataan mengenai hubungan fundamental yang sekarang kita
namai Hukum Ohm. Namun, pada awalnya seebaran Ohm menerima banyak
sekali kritik yang tak wajar dan telah ditertawakan selama beberapa tahun
setelah diterbitkan.

Hukum Ohm merupakan penegasan bahwa arus yang melalui suatu peranti selalu
berbanding lurus dengan beda potensial yagn diterapkan pada peranti tersebut.

Hukum Ohm mengatakan bahwa tegangan melintasi berbagai jenis bahan


pengantar adalah berbanding lurus kepada arus yang mengalir melalui bahan tersebut,

17
di mana konstanta pembanding R dinamai resistansi (tahanan). Satuan tahanan adalah
ohm, yang sama dengan 1 V/A dan biasanya disingkatkan dengan hruuf omega besar,

Jika persamaan ini digambarkan pada sumbu-sumbu terhadap , maka


diperoleh sebuah garis lurus yang melalui titik pusat koordinat. Persmaaan tersebut
adalah linear, dan kita akan mengambilnya sebagai definisi tahanan linear. Jadi, jika
perbandingan (ratio) di antara arus dan tegangan dari suatu elemen rangkaian
sederhana adalah sebuah konstanta, maka elemen tersebut adalah sebuah tahanan
linear yang mempunyai tahanan yang sama dengan rasio (perbandingan) tegangan
terhadap arus.

Ditekankan bahwa tahanan linear adalah elemen rangkaian ideal serta sebuah
model matematis dari sebuah alat fisis. “Tahanan” dapat dibeli dengan mudah atau
dibuat, tetapi akan segera didapatkan bahwa perbandingan tegangan-arus dari alat
fisis ini kira-kira konstan hanya untuk daerah arus dan tegangan tertentu, atau daerah
daya tertentu dan juga tergantung pada temperatur dan faktor-faktor lingkungan.

Gambar 2-1 memperlihatkan simbol rangkaian yang paling umum yang


dipakai untuk sebuah tahanan. Sesuai dengan konvensi tegangan, arus, dan daya, hasil
perkalian antara dan akan memberikan daya yang diserap oleh tahanan tersebut.
Yakni, dan dipilh sehingga memenuhi konnvensi tanda pasif. Sebuah tahanan adalah
elemen pasif, yang tidak bisa menyerahkan daya atau menyimpan energi. Cara lain
untuk menyatakan daya yang diserap adalah

18
Hukum Ohm merupakan penegasan bahwa arus yang melalui suatu peranti selalu
berbanding lurus dengan beda potensial yang diterapkan pada piranti tersebut.
Suatu piranti konduksi mematuhu hukum ohm ketika resistansi peranti ini tidak
bergantung pada magnitudo dan polaritas beda potensial yang diterapkan.
Seiring diperdebatkan bahwa V= i R adalah pernyataan dari hukum Ohm. Itu tidak
benar!karena persaman ini adalah persamaan pendefenisi untuk resitansi, dan itu
berlaku untuk semua peranti konduksi, apakah hukum peranti tersebut mematuhi
hukum Ohm atau tidak. Jika kita mengkur beda potensial V pada, dan arus i yang
melalui, peranti apapum, bahkan di ode-sambungan pn , kita dapat menemukan
resistansinya pada nilai V itu sebagai R= V/i . namun, esensi hukum Ohm adalah plot
i terhadap V adalah linier; artinya R tidak bergantung pada V. kita dapat merumuskan
hukum Ohm dalam cara yang lebih umum jika kita berfokus pada material konduksi
dan bukannya pada peranti konduksi. Sebuah material konduksi mematuhi hukum
Ohm ketika resistivitas material tersebut tidak bergantung pada magnitude dan arah
medan listrik yang ditrapkan. (Halliday: 149)
G. DAYA LISTRIK

Gambar tersebut menunjukkan rangkaian yang terdiri dari baterai B


yang dihubungkan dengan kawat (yang kita asumsikan memiliki resistansi
yang dapat dibaikan) ke peranti konduksi yang tidak ditentukan. Karena ada
lintasan konduksi eksternal antara kedua terminal baterai, dan karena beda
potensial yang dimunculkan oleh baterai dipertahankan, arus tunak i akan
dihasilkan pada rangkaian ini, diarahkan dari terminal a ke terminal b. jumlah
muatan dq yang bergerak antara termina-terminal tersebut dalam interval
waktu dt sama dengan I dt. Muatan dq ini bergerak melalui penurunan
potensial bermagnitudo V, maka dU = dq V = I dt V

Prinsip konservasi eneregi memberitahu bahwa penurunan energi


potensial listrik dari a ke b disertai dengan transfer energi ke bentuk lain.
Daya P yang terkait

19
P = iV

Daya ini juga merupakan laju transfer energi dari baterai ke peranti
yang tak ditentukan tersebut.

Perjalanan sebuah electron yang bergerak melalui resistor dengan laju


hanyut konstan sangat menyerupai perjalanan batu yang jatuh melalui air pada
kecepatan terminal konstan. Energi kinetik rata-rata elektron tetap konstan,
dan energi potensial listriknya yang hilang muncul sebagai energi termal
dalam resistor dan sekelilingnya. Pada skala mikroskopis, transfer energi ini
mengakibatkan tabrakan antara electron dan molekul tersebut.

Untuk resistor atu peranti lain dengan resistansi R, dapat diperoleh


persaman untuk laju disipasi energi listrik, yaitu

atau

Persamaan P=iV hanya berlaku untuk transfer energi listrik dari semua
jenis, sedangkan R dan hanya berlaku untuk transfer energi potensial listrik ke
energi termal dalam suatu peranti dengan resistansi.(Halliday: 152)

H. HUKUM KIRCHOF I & II

Hukum Kirchhoff dibuat oleh G.R. Kirchhoff ( 1824-1887) dipertengahan


abad Sembilan belas. Hukum ini ada dua dan sebenarnya merupakan penerapan
yang berguna dari hukum kekekalan energi. Hukum Kirchoff dapat digunakan
untuk menganalisis suatu rangkaian yang kompleks. Hukum ini merupakan salah
satu teori elektronika untuk menganalisis lebih lanjut tentang rangkaian

20
elektronika. Loop merupakan suatu rangkaian atau suatu jalan konduksi yang
tertutup. Titik-titik cabang dalam jaringan (rangkaian) merupakan tempat
bertemunya beberapa konduktor.

1. Hukum Kirchhoff 1

Hukum pertama Kirchhoff atau hukum titik cabang berdasarkan pada


kekekalan muatan, dan kita telah menggunakannya untuk menurunkan
hukum untuk resistor parallel. Hokum ini menyatakan bahwa :

“jumlah kua tarus listrik yang masuk ketitik suatu titik cabang sama
dengan arus listrik yang keluar dari titik tersebut”.

Hukum titik cabang Kirchhoff didasarkan pada kekekalan muatan.


Muatan yang memasuki sebuah titik cabang harus keluar-tidak ada yang
hilang atau diambil. Secara matematis dapat dituliskan dengan :

∑Imasuk = ∑Ikeluar

Sehingga:

I1 = I2 + I3 + I4

21
Kebenaran hukum Kirchoff I dapat dibuktikan dengan hukum
kekekalan muatan. Kuat arus adalah muatan yang mengalir per satuan
waktu. Seandainya muatan persatuan waktu yang masuk titik cabang lebih
besar daripada jumlah muatan persatuan waktu yang keluar, maka titik
cabang akan kelebihan muatan positif. Tetapi pada kenyataannya seluruh
sistem dalam keadaan normal. Jadi, pengandaian ini menunjukkan bahwa
muatan persatuan waktu yang masuk dan keluar adalah sama.

2. Hukum Kirchhoff II

Hukum Kirchhoff II berbunyi :

“Dalam sebuah rangkaian tertutup ,jumlah aljabar gaya gerak


listrik dengan penurunan tegangan sama dengan nol”

Secara matematis dituliskan:

∑E + ∑IR = 0

Tegangan antara dua titik pada suatu cabang adalah :

VAB = ∑٤AB + ∑(IR)AB

Secara sistematis dapat ditulis dengan

ε + IR = 0

sedangkan

V = I.R

Pada rangkaian tidak bercabang (seri), tegangan listrik dapat ditulis menjadi

V = V1 + V2 + V3

Sedangkan kuat arus di setiap titik sama besar.

Pada rangkaian bercabang (paralel), tegangan listrik sama besar, dimana

22
V = V1 + V2 + V3

Sedangkan kuat arusnya adalah :

I = I1 + I2 + I3

Jadi, rangkaian paralel kebalikan dari rangkaian seri.

Hukum II Kirchhoff dirumuskansebagai

ΣE +ΣIR = 0

Keterangan :

ΣE = jumlah ggl sumber arus (V)

ΣIR = jumlah penurunan tegangan. (V)

I = arus listrik (A)

R = hambatan (W)

Dalam menggunakan persamaan hokum Kirchhoff II perlu diperhatikan


perjanjian-perjanjian berikut.

a) Kuat arus bertanda positif (+) jika searah dengan tanda loop yang
kita tentukan, dan bertanda negative (-) jika berlawanan arah
dengan arah loop yang kita tentukan.

b) Apabila saat mengikuti arah loop, kutub positif sumber tegangan


dijumpai lebih dahulu daripada kutub negatifnya. (

23
BAB III

AYAT AL-QUR’AN DAN APLIKASI TEKNOLOGI TERBARU

A. Arus listrik dalam kajian Al-Quran


Pada zaman modern ini listrik sudah menjadi hal yang sangat di utamakan atau di
butuhkan manusia tak bisa lepas dengan listrik. Listrik sudah menjadi salah satu
kebutuhan utama kehdiupan sehari hari. Listrik yang ada di bumi ini berasal dari
berbagai sumber yang dihasilkan oleh generator yang akan menghasilkan listrik
kemana mana. Energi listrik ini berasal dari satu sumber dan di ubah menjadi listrik
yang kita gunakan sehari hari.
Dari hal tersebut ayat al quran berbicara tentang "AYAT AL-QURAN TENTANG
LISTRIK" kalo kita ketahui listrik itu sudah ada sejak para nabi, namun manusia
pada zaman dulu belum menemukan listrik, itu karena ilmu dan pengetahuan yang
kurang. Allah berfirman dalam ayatnya Surat An Nur ayat 35 :

‫صصصبباَحح‬ ‫ض بمثبصصنل ننصصوُمرمه بكمم ص‬


‫شصصبكاَةة مفيِبهصصاَ مم ص‬ ‫ت بواَلصر م‬ ‫سبماَبواَ م‬ ‫س‬
‫ان ننوُنر اَل س‬
‫ي نيوُقبصصند ممصصصن‬‫ب ندرر ي‬ ‫صصصبباَنح فمصصيِ نزبجاَبجصصةة اَلززبجاَبجصصةن بكأ بنسبهصصاَ بكصصصوُبك ح‬
‫اَصلمم ص‬
‫ضصصيِنء‬ ‫شصرقميِسةة بولَ بغصربميِسةة يببكاَند بزصيتنبهصصاَ ين م‬ ‫شبجبرةة نمبباَبربكةة بزصينتوُنبةة لَ ب‬ ‫ب‬

24
‫شصصاَنء‬ ‫سهن بناَحر ننوُحر بعبلىَ ننوُةر يبصهصصمدي س‬
‫انصص لمننصصوُمرمه بمصصصن يب ب‬ ‫بولبصوُ لبصم تبصم ب‬
‫س ص‬
‫شصيِةء بعمليِحم‬ ‫ان بمنكرل ب‬ ‫س بو س‬ ‫ان اَلصمبثاَبل مللسناَ م‬
‫ب س‬‫ضمر ن‬‫بويب ص‬
Artinnya:

“Allah adalah Nur (cahaya) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya itu, adalah
seperti lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita. Pelita itu didalam kaca,
dan kaca itu bagaikan bintang yang cemerlang bercahaya-cahaya seperti mutiara.
Yang dinyalakah dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, yaitu pohon
Zaitun ; yang tidak tumbuh di timur maupun di barat. Yang minyaknya saja hampir-
hampir cukup menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahayanya diatas cahaya
(berlapis-lapis). Allah-lah yang menunjukki kepada cahaya-Nya siapa yang dia
kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu”.
Dari ayat ini kita bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi sudah ada sejak
dahulu namun manusia belum mengetahuinnya, dan ilmu yang ada di perumpamakan
dengan hal hal lain, hal hal ini yang dapat menjadikan fakta di balik ilmu itu semua,
tak hanya manusia yang dapat memberikan arti penting itu listrik namun al quran
sudah berbicara dahulu sebelum listrik itu ada. Kalo kita ambil contoh dalam surat an
nur ayat 35 : lampu itu bercahaya cahaya itu berada di dalam pelita atau kaca, dan
bola lampu itu sudah ada kan tu salah satu fakta surat An- nur ayat 35 tersebut. Jadi
ayat al quran tentang listrik itu sangat benar tak bisa di ganggu gugat itulah salah
satu bukti kekuasaan Alloh SWT.
Jadi Al quraan tak hannya berbicara masalah ibadah, hukum, iman dan lainnya
namun Al-Quran pun berbicara mengenai teknologi dan segala sesuatu yang ada di
muka bumi ini salah satunnya listrik. Karena banyak hal yang dapat di galih pada Al-
Quran. Al-Quran juga berbicara mengenai teori dasar listrik.

25
B. Tekonologi Terbaru
Teknologi Superkonduktor untuk Energi Terbarukan

Selama ini, ilmuwan memimpikan teknologi superkonduktor yang dapat


mengahantarkan listrik tanpa kehilangan energi yang akan merubaha arus listrik
menjadi sesuatu yang berbeda. Hal itu terjadi karena saat Arus listrik - elektron
mengalir melalui kawat penghantar - melepas energi ke atom kawat penghantar.
Semakin besar hambatan, semakin besar energi yang dilepaskan oleh atom dan

26
suhunya akan bertambah panas. Kawat penghantar yang sangat tipis akan menjadi
merah menyala: hasilnya cahaya dan panas.
Superkonduktor dapat dimanfaatkan untuk MRI, yaitu pencitraan resonansi
magnetik. Di mana dalam kumparan magnet pada superkonduktor mampu
menghasilan medan magnetik kuat, yang tidak akan bisa dicapai dengan material
konvensional. Sehingga pindaian MRI dapat memberikan citra sesungguhnya dari
jaringan tubuh yang tidak akan bisa diperoleh dari sinar X.

Superkonduktor atau pun sifat superkonduktif dari sebuah kumparan dapat


dimanfaatkan juga pada kereta maglev, yang mampu membuat posisi kereta
mengambang di atas rel dan melaju hingga lebih dari 580 kilometer per jam.
Pembangkit listrik tenaga surya di belahan dunia yang disinari matahari akan mampu
memproduksi listrik yang tidak akan berkurang saat transmisi ke seluruh dunia. Hasil
uji awal distribusi tanpa kehilangan listrik telah dilakukan di Denmark dan Amerika
Serikat.
Hal tersebut dapat terjadi jika superkonduktivitas bisa digunakan untuk
transmisi listrik jarak jauh atau untuk mencegah kehilangan listrik saat ditribusi,
sehingga pembangkit listrik tidak harus dibangun sedekat mungkin dengan
konsumen.

27
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Arus listrik merupakan muatan listrik yang bergerak dari tempat yang
berpotensial tinggi ke tempat berpotensial rendah, melewati suatu penghatar
listrik. Arus listrik merupakan satu dari tujuh satuan pokok dalam satuan
internasional Satuan internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A).
Secara formal satuan Ampere didefinisikan sebagai arus konstan yang, bila
dipertahankan, akan menghasilkan gaya sebesar 2 x 10-7Newton/meter di
antara dua penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang dapat
diabaikan, berjarak 1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara.

Kuantitas makroskopik V, i, dan R adalah yang paling kita perhatikan


ketika kita melakukan pengukuran listrik pada konduktor tertentu. Mereka
adalah kuantitas yang kita baca langsung pada alat pengukur. Kita beralih ke
kuantitas mikroskopik E, J, dan ketika kita tertarik pada properti listrik yang
mendasar dari material.

Kebenaran hukum Kirchoff I dapat dibuktikan dengan hukum


kekekalan muatan. Kuat arus adalah muatan yang mengalir per satuan waktu.

28
Seandainya muatan persatuan waktu yang masuk titik cabang lebih besar
daripada jumlah muatan persatuan waktu yang keluar, maka titik cabang akan
kelebihan muatan positif.

B. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran dari rekan-rekan atau teman-
teman sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Sekian dan
terima kasiH.

DAFTAR PUSTAKA

David Haliday, R.R.J.W., 2010. Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Giancoli, 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga.

Sutrisno, 1983. Fisika Dasar. Bandung: ITB.

vlz/as, 2015. [Online] Available at: http://www.dw.com [Accessed May 2017].

29

Anda mungkin juga menyukai