Abstrak – Telah dilakukan praktikum Fisika Dasar II dengan judul praktikum ”Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat”.
Praktikum ini bertujuan untuk melatih keterampilan dalam pengukuran kuat arus listrik dan beda potensial dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai,memahami pengaruh luas penampang,panjang kawat dan hambatan jenis kawat terhadap
kuat arus listrik dan beda potensial,dapat menentukan besar hambatan jenis dan hambatan berbagai jenis kawat
penghantar,serta memahami hokum ohm. Bagaimana proses arus listrik dapat mengalir ke rumah-rumah,serta bagaimana
fungsi hambatan jenis pada saklar listrik merupakan dua dari sekian banyak contoh penerapan hokum ohm dalam kehidupan.
Terkait hal tersebut telah dilakukan praktikum Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat dengan 4 kegiatan,dimana pada
percobaan digunakan beberapa buah perangkat,yang kemudian dirangkaiakan dengan basicmeter,untuk kemudian diukur
tegangan dan kuat arus listriknya. Percobaan dilakukan dengan terlebih dahulu merangkai perangkat percobaan,kemudian
untuk kegiatan pertama dengan menggunakan beberapa luas penampang yang berbeda dan panjang serta jenis kawat sama
dilakukan pengukuran beda potensial maupun kuat arus listrik,lalu dilakukan kegiatan kedua percobaan,dimana dilakukan
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk panjang kawat yang berbeda dengan jenis dan luas penampang sama,setelah
itu dilakukan kegiatan ketiga dimana dilakukan pengukuran tegangan dan kuat arus listrk untuk jenis kawat yang berbeda yaitu
konstanta dan messing dengan panjang dan luas penampang sama,dan terakhir untuk kegiatan keempat percobaan dimana pada
sumber tegangan ditambahkan resistor batu ,lalu kemudian dilakukan pengukuran pada resistor dan juga kuat arus
listrik,dimana sebelumnya telah diatur tegangan dari power supply. Dari seluruh kegiatan percobaan yang telah
dilakukan,diperoleh hasil untuk kegiatan pertama,semakin luas penampangnya,maka semakin besar pula arus listrik yang
mengalir;untuk kegiatan kedua,semakin panjang kawat yang digunakan,semakin kecil kuat arusnya,unuk kegiatan ketiga
diperoleh hasil semakin besar nilai hambatan jensi kawat yang digunakan maka hambatan kawat semakin besar;dan yang
terakhir untuk kegiatan ketiga diperoleh besar hambatan jenis untuk kawat konstatan yaitu |5,010 ±0,015| 10-4 Ωm sedangkan untuk
kawat messing hambatan jenisnya yaitu |8,236±0,099| 10-5 Ωm. Hukum ohm menyatakan bahwa arus listrik yang mengalir
melalui kawat sebanding dengan luas penampang dan berbanding terbalik dengan panjang kawat dan hambatan jenis kawat
tersebut. Sedangkan beda potensial berbanding terbalik dengan luas penampang dan berbanding lurus dengan panjang kawat
dan hambatan jenis kawat tersebut. Untuk hmbatan jenis kawat dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan V = IR atau
l
R= ρ .
A
Kata kunci: hukum Ohm, tegangan, kuat arus listrik, hambatan, hambatan jenis.
Abstract – Basic Physics II practicum has been carried out with the title "Ohm's Law and Wire Type Resistance". This
practicum aims to train skills in measuring electric current and potential difference using appropriate measuring instruments,
understand the effect of cross-sectional area, length of wire and wire resistance on electric current and potential difference, can
determine the type of resistance and resistance of various types of wire. conductor, and understand Ohm's law. How the
process of electric current can flow into homes, as well as how the function of the type resistance on an electric switch are two
of the many examples of the application of Ohm's law in life. Related to this, the Ohm's Law and Wire Type Barriers
practicum has been carried out with 4 activities, where in the experiment several devices were used, which were then
assembled with a basicmeter, to then measure the voltage and electric current. The experiment was carried out by first
assembling an experimental device, then for the first activity by using several different cross-sectional areas and the same
length and type of wire, measurements of potential difference and electric current were carried out, then a second experiment
was carried out, where voltage and electric current were measured to different lengths of wires with the same type and cross-
sectional area, after that the third activity was carried out where measurements of voltage and electric current were carried out
for different types of wire, namely constants and messing with the same length and cross-sectional area, and finally for the
fourth activity, experiments where the voltage source a rock resistor is added, then measurements are made on the resistor and
also the electric current, which has previously been regulated the voltage from the power supply. From all experimental
activities that have been carried out, the results obtained for the first activity, the larger the cross-sectional area, the greater the
electric current that flows; for the second activity, the longer the wire used, the smaller the current, the higher the value for the
third activity. the resistance of the wire used, the greater the resistance of the wire; and finally for the third activity, the results
of the specific resistance value for the constant wire are = |5.00±0.05|10-4 m, while for the messing type wire the resistance is
= |8.236 ±0.099| m. Ohm's law states that the electric current flowing through a wire is proportional to the cross-sectional area
and inversely proportional to the length of the wire and the resistance of the wire. While the potential difference is inversely
proportional to the cross-sectional area and directly proportional to the length of the wire and the resistance of the wire. For the
l
type of wire resistance can be determined using the equation V = IR or R = ρ .
A
Keywords: Ohm's law, voltage, electric current, resistance, resistance.
dari hambatan tiap-tiap komponen listriknya. Semuanya dibuat untuk memudahkan dan menyederhanakan komponen
dapat ditulis dalam bentuk rumus matematis: listrik sesungguhnya.
adalah beda potensial antara ujung hambatan,I adalah arus yang diberikan kawat terhadap aliran electron. Makin tinggi
yang mengalir didalamnya,dan R adalah hambatan resistor hambatan,makin kecil arus untuk suatu tegangan
tersebut. V(Giancoli,2001).
Hambatan dalam suatu penghantar terhadap aliran muatan Hukum ohm merupakan hukum dasar dimana hukum yang
disebabkan oleh benturan yang sering terjadi antara menyatakan hubungan antara arus listrik (I), tegangan (V)
elektron-elektron yang bergerak dengan atom-atom dan hambatan (R). Dalam Bahasa inggris, Hukum ohm
stasioner. Bila ada potensial diterapkan sepanjang kawat disebut dengan “Ohm’s Laws” Hukum ohm berbunyi” besar
medan elektrik maka akan menimbulkan aliran-aliran arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar
elektron di sepanjang kawat. atau konduktor akan berbanding lurus dengan beda
Contoh dalam kehidupan mengenai konsep hambatan itu potensial/tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
sendiri yaitu yang pertama yaitu distribusi listrik dari PLN berbanding terbalik dengan hambantannya (R) ’’ (Cahyono,
ke seluruh rumah-rumah atau bias juga stop kontak yang 2017).
menggunakan jala-jala. Atau contoh lain yang lebih kecil Hukum ohm berbicara mengenai hubungan antara
dan lebih sering ditemukan yaitu lampu TL atau Tube Lamp tegangan listrik (V) dan arus listrik (I). Arus listrik
yang merupakan sebuah lampu neon yang mana pada model merupakan banyaknya muatan pergerakan muatan listrik
lama masih menggunakan ballast sedangkan pada bagian yang mengalir persatuan waktu, arah arus listrik
dalam boxnya menggunakan rangkaian seri antara jala-jala didefinisikan searah dengan muatan positif atau proton.
dengan ballastnya tersebut. Selain kedua contoh Pengerakan muatan listrik terjadi jika terjadi beda potensial,
tersebut,contoh lainnya adalah pada alat penghalus kain atau electron akan bergerak dari potensial rendah ke potensial
setrika. Didalam sebuah alat setrika terdapat sebuah tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa arus listrik
rangkaian listrik seri dengan kines bimetal atau temperatur berpindah dari potensial tinggi (kutup positif) kepotensial
kontrol dimana prinsip kerja alat setrika ini mirip dengan rendah (kutup negative) (Saefullah, 2018).
prinsip kerja pada kulkas. Arus listrik dihasilkan ketika terminal-terminal pada
Karena banyaknya penerapan hukum ohm pada baterai listrik dihubungkan dengan jalur penghantar yang
kehidupan sehari hari,maka dilakukan percobaan hukum kontinu,dimana jalur penghantar ini disebut rangkaian
ohm dan hambatan jenis kawat untuk mengetahui lebih listrik(Sundaygara,2018).
lanjut mengenai prinsip hukum ohm ini. Beda potensial atau tegangan pada rangkaian dibutuhkan
untuk menghasilkan arus listrik.Dimana salah seorang
ilmuwan bernama George Simon Ohm(1787-
1854)melakukan eksperimen untuk mengetahui bagaimana
hubungan arus dengan beda potensial dengan memberikan
tegangan V pada ujung-ujung kawat logam yang dinyatakan
sebagai:
I V …
(1.1)
Perbandingan diatas mennjukkan bahwa semakin besar
tegangan yang diberikan maka kuat arus listrik nya akan
Gambar rumusan hukum Ohm semakin besar(Sundaygara,2018).
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk Arus listrik pada kawat penghantar didefinisikan sebagai
mengetahui cara melakukan pengukuran kuat arus listrik dan jumlah total muatan yang melewati kawat persatuan
beda potensial dengan menggunakan alat ukur yang waktu.Arus listrik I dirumuskan :
sesuai,memahami pengaruh luas penampang,panjang
kawat,dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus listrik ∆Q
dan beda potensial,menentukan besar hambatan jenis dan I=
hambatan berbagai jenis kawat penghantar,serta memahami ∆t
hukum ohm. …(1.2)
Hukum ohm ditemukan oleh “Georg ohm” , pertama kali Dimana ∆ Q adalah muatan yang melewati konduktor pada
muncul pada buku yang terkenal Die galvanische kette, suatu lokasi pada jangka waktu tertentu.Satuan dari arus
mathematisch beirbeitet (The Galvanic Circuit Investigated listrik adalah coulomb per detik atau ampere(A)
Matematically) pada tahun 1837. Hukum ohm menyatakan : (Sundaygara,2018).
Arus dalam rangkaian berbanding lurus dengan tegangan. Salah satu komponen penting dalam distribusi daya listrik
Jika tegangannya besar,maka arus dalam rangkaian nya akan disebut dengan penghantar listrik. Kemampuan penghantar
semakin besar.Hukum ohm dapat dimanfaatkan dengan baik listrik dalam menghantarkan daya listrik sangat dipengaruhi
dalam pemecahan masalah listrik(setiyo, 2017). oleh kualitas konduktor dan resistansinya(Julianto,2013).
George Simon Ohm (1787-1854 )menyatakan bahwa arus Kawat penghatar merupakan suatu bahan berbentuk kawat
pada kawat logam berbanding lurus dengan beda potensial. yang dapat menghantarkan arus listrik dari suatu titik ke titik
Aliran arus listrik makin besar ketika makin besar pula lain. Bahan untuk kawat penghantar haruslah memiliki sifat-
perbedaan ketinggiannya. Besar aliran arus pada kawat tidak sifat mampu mengantar listrik yang baik. Setiap bahan yang
hanya bergantung pada tegangan tetapi juga pada hambatan dilewati arus listrik memiliki besaran yang dapat
menghambat laju listrik dan dinamakan hambatan (resistansi Alat dan bahan yang digunakan diantaranya perangkat
). Resistansi suatu kawat penghantar sebanding dengan pengukuran resistansi kawat sebanyak 1 buah, power supply
panjang kawat dan berbanding terbalik dengan luas 1 buah, basicmeter 2 buah, kabel penghubung 6 buah, kawat
penambang lintang sesuai dalam persamaan : jenis konstanta dan messing beberapa buah dan resistor batu
1 1 buah.
R=ρ … Adapun prosedur kerja percobaan yaitu untuk kegiatan
A
1,perangkat percobaan yang telah tersedia dirangkai dengan
(1.3)
suatu rangkaian parallel untuk tegangan dan rangkaian seri
Dengan keterangan R = Hambatan kawat (Ω ¿ , ρ =
untuk kuat arus listrik. Kemudian dirangkai pada perangkat
hambatan jenis (Ω m¿ , L = panjang kawat (m), dan A = pengukuran resistansi kawat,dan diukur kuat arus serta
luas penampang (m 2 ¿ . (Ariyanto, 2016). tegangan dengan luas penampang yang berbeda serta
Alat penimbul hambatan yang sering digunakan adalah panjang dan jenis kawat yang sama,kemudian hasil
resistor.Resistor merupakan salah satu komponen yang pengukuran dicatat pada tabel hasil pengamatan.Selanjutnya
paling sering ditemukan dalam rangkaian kegiatan 2 ,dilanjutkan kegiatan 1, dengan mengukur
elektronika.Resistor digunakan untuk membatasi jumlah tegangan dan kuat arus listrik untuk panjang kawat yang
arus yang mengalir dalam suatu rangkaian(Sofiana,2017). berbeda dengan jenis dan luas penampang kawat yang
Adapun menurut alat ukur arus listrik dan beda sama,kemudian hasil pengamatan dicatat pada tabel hasil
potensial/tegangan masing-masing adalah amperemeter dn pengamatan.Lanjut ke kegiatan 3,dimana dilanjutkan
voltmeter.Menurut (Hayt,2005),ada 3 hal penting merangkai kegiatan 1,dengan tegangan dan kuat arus listrik diukur
voltmeter dan amperemeter yaitu yang pertama voltmeter untuk jenis kawat yang berbeda dengan panjang dan luas
dalam posisi parallel dengan beban (lampu atau resistor) penampang kawat yang sama,kemudian dicatat pada tabel
sedangkan amperemeter dalam posisi seri dengan beban. hasil pengamatan.Terakhir untuk kegiatan 4,pada rangkaian
Kedua,kutub-kutub baterai voltmeter dan amperemeter tidak ditambahkan sebuah resistor yang dirangkai dengan sebuah
boleh terbalik. Ketiga, Batas ukur voltmeter maupun sumber tegangan, dengan kuat arus dan tegangan yang
amperemeter harus “sedikit” lebih tinggi dari tegangan dan diukur kemudian hasilnya dicatat pada tabel hasil
kuat arus yang melalui beban(Hayt,2005). pengamatan.
II. METODE PENELITIAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada hari kamis tanggal 8 April 2021, pukul 13.15 p.m Percobaan ini berjudul hukum ohm dan hambatan jenis
telah dilakukan percobaan praktikum dengan judul “Hukum kawat. Hukum Ohm berbicara mengenai hubungan antara
Ohm dan Hambatan Jenis Kawat” di laboratorium Fisika tegangan Istrik (V) dan arus Istrik (I). Percobaan hukum
Dasar ,lantai III,jurusan Fisika ,Fakultas Matematika dan ohm dan hambatan jenis kawat di lakukan agar kita terampil
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar. melakukan pengukuran kuat arus dan beda potensial dengan
Percobaan hukum Ohm dan hambatan jenis kawat ini menggunakan basicmeter agar kita dapat memaham
dilakukan dengan menggunakan kawat jenis konstanta serta pengaruh luas penampang, panjang kawat dan hambatan
messing yang terdiri dari 4 kegiatan percobaan. Adapun jenis kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial
variabel pada kegiatan 1 diantaranya untuk variabel kontrol agar kita dapat memahami dan menentukan besar hambatan
yaitu jenis kawat dan panjang kawat,variabel manipulasi jenis dan hambatan berbagai jenis kawat penghantar. Serta
yaitu luas penampang kawat,dan variabel respon yaitu beda kita dapat memformulasikan persamaan hambatan kawat
potensial dan kuat arus listrik. Untuk kegiatan 2 variabel penghantar Percobaan ini terdiri atas 4 kegiatan.Kegiatan
kontrol yaitu jenis kawat dan luas penampang, variabel pertama untuk mengetahui pengaruh luas penampang kawat
manipulasinya yaitu panjang kawat,dan variabel respon logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.Kegiatan
yaitu beda potensial dan kuat arus listrik.Untuk kegiatan 3 kedua untuk mengetahui pengaruh panjang kawat logam
variabel kontrolnya yaitu panjang kawat dan luas terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.Kegiatan ketiga
penampang kawat,variabel manipulasinya yaitu jenis kawat, untuk mengetahui pengaruh jenis kawat atau hambatan jenis
dan variabel responnya yaitu beda potensial dan kuat arus kawat terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.Kegiatan
listrik.Untuk kegiatan 4 variabel kontrolnya yaitu keempat untuk menyelidiki hubungan tegangan dan kuat
resistor,variabel manipulasinya yaitu tegangan sumber,dan arus listrik.
variabel responnya yaitu beda potensial dan kuat arus listrik. Kegiatan 1
Adapun definisi operasional variabel semua kegiatan Jenis Kawat : Konstanta
diantaranya yaitu : jenis kawat atau hambatan jenis kawat Panjang Kawat : 1 meter
adalah besar suatu hambatan pada sebuah kawat Tabel 1. Hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus
penghantar ; panjang kawat adalah ukuran panjang kawat listrik pada kawat dengan diameter (luas penampang) yang
pada suatu perangkat pengukuran resistansi kawat ; luas berbeda-beda.
penampang kawat adalah luas penampang pada suatu
perangkat pengukuran resistansi kawat ; beda potensial d = 1,0 mm d = 0,7 mm
A = 0,8 mm2 A = 0,4 mm2
adalah besar tegangan yang dihasilkan dan diukur
menggunakan basicmeter ; dan kuat arus listrik adalah U (V) I (A) U (V) I (A)
banyaknya arus yang mengalir dalam rangkaian dan diukur |0.2 ± 0.1| |0.20 ± 0.05| |0.4 ± 0.1| |0.20± 0.05|
menggunakan basicmeter. |0.4 ± 0.1| |0.4 0± 0.05| |0.6 ± 0.1| |0.30± 0.05|
Analisis Data
Tabel 2. Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik Panjang R( ΔR(
pada kawat dengan panjang yang berbeda-beda. Kawat KR (%) PF (Ω ¿
(m) Ω¿ Ω¿
l=1m l=2
U (V) I (A) U (V) I (A) 1 1,31 0,48 0,01 |1,307± 0.006|
|0.2 ± 0.1| |0.20 ± 0.05| |0.4 ± 0.1| |0.10 ± 0.05| 2 2,69 3,8 0,10 |2,7 ± 0.1|
|0.4 ± 0.1| |0.30 ± 0.05| |0.6 ± 0.1| |0.15 ± 0.05|
|0.6 ± 0.1| |0.40 ± 0.05| |0.8 ± 0.1| |0.20 ± 0.05| Panjang
|0.8 ± 0.1| |0.60 ± 0.05| |1,0 ± 0.1| |0.30 ± 0.05| KR
Kawat ρ( Δρ (Ωm ¿ PF (Ωm ¿
|1.0 ± 0.1| |0.70 ± 0.05| |1.2 ± 0.1| |0.35 ± 0.05| (%)
(m) Ωm ¿
|1.2 ± 0.1| |0.90 ± 0.05| |1.4 ± 0.1| |0.40 ± 0.05|
|1.4 ± 0.1| |1.10 ± 0.05| |1.6 ± 0.1| |0.45 ± 0.05| 5,2 × 10-4 2,3 × 10-6
1 0,44 |5,20 ± 0.02|10-4
|1.6 ± 0.1| |1.15 ± 0.05| |1.8 ± 0.1| |0.50 ± 0.05|
|1.8 ± 0.1| |1,35 ± 0.05| |2.0 ± 0.1| |0.60 ± 0.05| 2 0,00054 1,998× 10-5 3,7 |5,4 ± 0.2|10-4
|2.0 ± 0.1| |1,50 ± 0.05| |2.2 ± 0.1| |0.70 ± 0.05| Berdasarkan analisis data kegiatan 2 dengan menggunakan
|2.2 ± 0.1| |1.70 ± 0.05| |2,4 ± 0.1| |0.80± 0.05| jenis kawat konstanta d = 0.7 mm serta A = 0.4 mm 2 serta
|2.4 ± 0.1| |1,85 ± 0.05| |2.6 ± 0.1| |1,00± 0.05| panjang kawat yang berbeda diperoleh hasil untuk l = 1
meter sebesar |5.20 ± 0.02|10−4 Ωm dan untuk l = 2
Berdasarkan tabel hasil pengamatan kegiatan 2 diatas, maka
didapatkan grafik hubungan beda potensial dan kuat arus meter sebesar |5.40 ± 0.20|10−4 Ωm .
listrik dengan panjang kawat yang berbeda sebagai berikut.
Kegiatan 3
Diameter Kawat (d) : 0,5 mm
Luas Penampang (A) : 0,2 mm2
2 Panjang Kawat (l) : 1,0 m
1.8 Tabel 3. Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik
1.6 f(x) = 0.76 x − 0.02
R² = 1 pada jenis kawat yang berbeda.
1.4
1.2 Jenis kawat = Konstantan Jenis Kawat = Messing
U (V) I (A) U (V) I (A)
I (A)1 |0.2 ± 0.1| |0.10 ± 0.05| |0.2 ± 0.1| |0.65 ± 0.05|
0.8
|0.4 ± 0.1| |0.15 ±0.05| |0.6 ± 0.1| |0.65 ± 0.05|
0.6
|0.6 ± 0.1| |0.25 ±0.05| |0.7 ± 0.1| |1.85 ± 0.05|
0.4 |0.8 ± 0.1| |0.30 ±0.05|
0.2 |1,0 ± 0.1| |0.40 ±0.05|
0 |1,2 ± 0.1| |0.45 ±0.05|
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
|1,4 ± 0.1| |0.55 ±0.05|
U (V) |1,6 ± 0.1| |0.65 ±0.05|
|1,8 ± 0.1| |0.70 ±0.05|
Grafik 5. Hubungan antara beda potensial dan kuat arus |2,0 ± 0.1| |0.80 ±0.05|
listrik dengan panjang kawat 1 m. |2,2 ± 0.1| |0.90 ±0.05|
|2,4 ± 0.1| |0.95 ±0.05|
1.2
Berdasarkan tabel hasil pengamatan kegiatan 3 diatas,maka
1 diperoleh grafik hubungan beda potensial dan kuat arus
listrik dengan jenis kawat yang berbeda sebagai berikut.
0.8 f(x) = 0.37 x − 0.09
R² = 0.96
0.6
I (A)
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
U (V)