Anda di halaman 1dari 10

Sri Rahayu Adi Ningsih / Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat 1

HUKUM OHM DAN HAMBATAN JENIS KAWAT


1
Sri Rahayu Adi Ningsih, 2Nurul Fachmi, 3Susi Sulistyawati, 4Rahmad.
Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNM
adiningsihsrirahayu343@gmail.com

Abstrak – Telah dilakukan praktikum Fisika Dasar II dengan judul praktikum ”Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat”.
Praktikum ini bertujuan untuk melatih keterampilan dalam pengukuran kuat arus listrik dan beda potensial dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai,memahami pengaruh luas penampang,panjang kawat dan hambatan jenis kawat terhadap
kuat arus listrik dan beda potensial,dapat menentukan besar hambatan jenis dan hambatan berbagai jenis kawat
penghantar,serta memahami hokum ohm. Bagaimana proses arus listrik dapat mengalir ke rumah-rumah,serta bagaimana
fungsi hambatan jenis pada saklar listrik merupakan dua dari sekian banyak contoh penerapan hokum ohm dalam kehidupan.
Terkait hal tersebut telah dilakukan praktikum Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat dengan 4 kegiatan,dimana pada
percobaan digunakan beberapa buah perangkat,yang kemudian dirangkaiakan dengan basicmeter,untuk kemudian diukur
tegangan dan kuat arus listriknya. Percobaan dilakukan dengan terlebih dahulu merangkai perangkat percobaan,kemudian
untuk kegiatan pertama dengan menggunakan beberapa luas penampang yang berbeda dan panjang serta jenis kawat sama
dilakukan pengukuran beda potensial maupun kuat arus listrik,lalu dilakukan kegiatan kedua percobaan,dimana dilakukan
pengukuran tegangan dan kuat arus listrik untuk panjang kawat yang berbeda dengan jenis dan luas penampang sama,setelah
itu dilakukan kegiatan ketiga dimana dilakukan pengukuran tegangan dan kuat arus listrk untuk jenis kawat yang berbeda yaitu
konstanta dan messing dengan panjang dan luas penampang sama,dan terakhir untuk kegiatan keempat percobaan dimana pada
sumber tegangan ditambahkan resistor batu ,lalu kemudian dilakukan pengukuran pada resistor dan juga kuat arus
listrik,dimana sebelumnya telah diatur tegangan dari power supply. Dari seluruh kegiatan percobaan yang telah
dilakukan,diperoleh hasil untuk kegiatan pertama,semakin luas penampangnya,maka semakin besar pula arus listrik yang
mengalir;untuk kegiatan kedua,semakin panjang kawat yang digunakan,semakin kecil kuat arusnya,unuk kegiatan ketiga
diperoleh hasil semakin besar nilai hambatan jensi kawat yang digunakan maka hambatan kawat semakin besar;dan yang
terakhir untuk kegiatan ketiga diperoleh besar hambatan jenis untuk kawat konstatan yaitu |5,010 ±0,015| 10-4 Ωm sedangkan untuk
kawat messing hambatan jenisnya yaitu |8,236±0,099| 10-5 Ωm. Hukum ohm menyatakan bahwa arus listrik yang mengalir
melalui kawat sebanding dengan luas penampang dan berbanding terbalik dengan panjang kawat dan hambatan jenis kawat
tersebut. Sedangkan beda potensial berbanding terbalik dengan luas penampang dan berbanding lurus dengan panjang kawat
dan hambatan jenis kawat tersebut. Untuk hmbatan jenis kawat dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan V = IR atau
l
R= ρ .
A
Kata kunci: hukum Ohm, tegangan, kuat arus listrik, hambatan, hambatan jenis.

Abstract – Basic Physics II practicum has been carried out with the title "Ohm's Law and Wire Type Resistance". This
practicum aims to train skills in measuring electric current and potential difference using appropriate measuring instruments,
understand the effect of cross-sectional area, length of wire and wire resistance on electric current and potential difference, can
determine the type of resistance and resistance of various types of wire. conductor, and understand Ohm's law. How the
process of electric current can flow into homes, as well as how the function of the type resistance on an electric switch are two
of the many examples of the application of Ohm's law in life. Related to this, the Ohm's Law and Wire Type Barriers
practicum has been carried out with 4 activities, where in the experiment several devices were used, which were then
assembled with a basicmeter, to then measure the voltage and electric current. The experiment was carried out by first
assembling an experimental device, then for the first activity by using several different cross-sectional areas and the same
length and type of wire, measurements of potential difference and electric current were carried out, then a second experiment
was carried out, where voltage and electric current were measured to different lengths of wires with the same type and cross-
sectional area, after that the third activity was carried out where measurements of voltage and electric current were carried out
for different types of wire, namely constants and messing with the same length and cross-sectional area, and finally for the
fourth activity, experiments where the voltage source a rock resistor is added, then measurements are made on the resistor and
also the electric current, which has previously been regulated the voltage from the power supply. From all experimental
activities that have been carried out, the results obtained for the first activity, the larger the cross-sectional area, the greater the
electric current that flows; for the second activity, the longer the wire used, the smaller the current, the higher the value for the
third activity. the resistance of the wire used, the greater the resistance of the wire; and finally for the third activity, the results
of the specific resistance value for the constant wire are = |5.00±0.05|10-4 m, while for the messing type wire the resistance is
= |8.236 ±0.099| m. Ohm's law states that the electric current flowing through a wire is proportional to the cross-sectional area
and inversely proportional to the length of the wire and the resistance of the wire. While the potential difference is inversely

Praktikum Fisika Dasar II


Laboratorium Fisika Dasar FMIPA Universitas Negeri Makassar
Sri Rahayu Adi Ningsih / Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat 2

proportional to the cross-sectional area and directly proportional to the length of the wire and the resistance of the wire. For the
l
type of wire resistance can be determined using the equation V = IR or R = ρ .
A
Keywords: Ohm's law, voltage, electric current, resistance, resistance.

I. PENDAHULUAN (Rtotal) ini disebut hambatan pengganti. Beda potensial atau


Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan masyarakat tegangan total (Vtotal) dari rangkaian seri adalah hasil
yang sangat penting sekaligus sumber daya ekonomis yang jumlah antara beda potensial pada tiap resistor.
paling utama dalam kehidupan. Dalam kehidupan sehari- Rangkaian Seri Resistor
hari,kita sangat sering menggunakan peralatan listrik untuk
beraktifitas.Contohnya kulkas,TV,setrika listrik,lampu,dan
alat-alat lainnya yang membutuhkan listrik sebagai sumber
energinya agar dapat berfungsi.
Rangkaian listrik adalah susunan alat-alat listrik yang
dihubungkan dengan sumber listrik sehingga menghasilkan
arus listrik.Berdasarkan definisi di atas, kita bisa
menyebutkan bahwa bagian-bagian utama suatu rangkaian
listrik terdiri dari alat/komponen listrik, penghubung, dan
sumber listrik.Alat atau komponen listrik adalah peralatan
yang bekerja menggunakan listrik. Ada banyak contoh
peralatan listrik, seperti lampu, TV, bel sekolah, dan lain-
lain.Sedangkan, penghubung adalah media yang
menghubungkan alat listrik dan sumber listrik, disebut Rangkaian Seri pada Lampu
konduktor, pembungkusnya disebut isolator.Sementara,
sumber listrik adalah alat pembangkit arus listrik dengan
membuat beda potensial listrik antara dua buah titik. Arus
pada rangkaian listrik merupakan aliran elektron yang
mengalir dari kutub negatif ke kutub positif.
Pada dasarnya,sebuah rangkaian listrik terjadi ketika
sebuah penghantar mampu dialiri elektron bebas secara terus
menerus. Aliran yang terus menerus inilah yang disebut
dengan arus dan sering disebut dengan aliran, sama halnya
dengan air yang mengalir pada sebuah sungai. Resistansi
adalah hambatan terhadap aliran arus listrik. Satuan
resistansi adalah ohm.
Rangkaian seri adalah salah satu model rangkaian listrik
yang dikenal dewasa ini. Dalam pelajaran kelistrikan,
rangkaian seri adalah suatu rangkaian yang semua bagian-
bagiannya dihubungkan berurutan, sehingga setiap bagian
dialiri oleh arus listrik yang sama. Rangkaian ini disebut
juga dengan rangkaian tunggal, membiarkan listrik mengalir
Selain rangkaian seri,ada juga rangkaian
keluar dari sumber tegangan, melalui setiap bagian, dan
parallel.Rangkaian listrik paralel adalah suatu rangkaian
kembali lagi ke sumber tegangan. Kuat arus yang mengalir
listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber
selalu sama di setiap titik sepanjang rangkaian. Hambatan
yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun
yang dirangkai secara seri akan semakin besar nilai
paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam
hambatannya. Sedangkan, lampu yang dirangkai secara seri
rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak
nyalanya menjadi semakin redup. Apabila satu lampu mati,
(kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain
maka lampu yang lain juga akan mati.
kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan
Ciri-ciri rangkaian seri adalah semua komponen listrik
tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya
yang akan dipasang disusun secara berderet atau berurutan.
adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka
Kabel penghubung semua komponen tersebut tidak
komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya.
memiliki percabangan sepanjang rangkaian, sehingga hanya
Ciri-ciri dari rangkaian paralel adalah semua komponen
ada satu jalan yang dilalui oleh arus. Akibatnya, arus listrik
listrik terpasang secara bersusun atau sejajar. Pada
(I) yang mengalir di berbagai titik dalam rangkaian sama
rangkaian paralel arus yang mengalir pada setiap cabang
besarnya, sedangkan beda potensialnya berbeda. Artinya
berbeda besarnya. Setiap komponen terhubung dengan
semua komponen yang terpasang akan mendapat arus yang
kutub positif dan kutub negatif dari sumber tegangan,
sama pula. Rangkaian seri memiliki hambatan total yang
artinya semua komponen mendapat tegangan yang sama
lebih besar daripada hambatan penyusunnya. Hambatan total
besar. Sedangkan, hambatan totalnya menjadi lebih kecil

Praktikum Fisika Dasar II


Laboratorium Fisika Dasar FMIPA Universitas Negeri Makassar
Sri Rahayu Adi Ningsih / Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat 3

dari hambatan tiap-tiap komponen listriknya. Semuanya dibuat untuk memudahkan dan menyederhanakan komponen
dapat ditulis dalam bentuk rumus matematis: listrik sesungguhnya.

Kelebihan menggunakan rangkaian paralel adalah apabila


saklar dimatikan, maka tidak semua komponen mati kecuali 
komponen yang dihubungkan dengan saklar yang dimatikan,
misalnya lampu. Selain itu, Jika ada salah satu cabang atau
komponen listrik yang putus atau rusak, maka komponen
yang lain tetap berfungsi. Sebab masih ada cabang lain yang
dapat dialiri arus listrik dan komponen yang tidak rusak itu
masih mempunyai hubungan dengan kedua kutub sumber
tegangan.
Rangkaian Paralel Lampu
Gambar komponen elektronika

Makin besar resistansi atau hambatan dalam rangkaian,


makin kecil arus yang mengalir. Begitu pula sebaliknya, jika
sumber daya yang diberikan terlalu besar, maka beban juga
harus mampu menerima daya yang besar. Jika beban
menerima daya diatas kemampuannya, maka dapat terjadi
kerusakan komponen pada alat tersebut (overload). Jika arus
yang mengalir pada rangkaian terlalu besar untuk dapat
diterima beban, maka dipakai satu komponen listrik yang
bernama resistor. Resistor merupakan salah satu komponen
listrik yang menyebabkan tegangan listrik turun.
Pada arus listrik yang mengalir terdapat hambatan jenis
yang menentukan besar kecilnya kuat arus listrik. Semakin
Rangkaian Paralel Baterai besar hambatan listrik, maka semakin kecil kuat arus yang
mengalir. Kecenderungan suatu bahan untuk melawan aliran
arus listrik disebut hambatan jenis.
Hambatan ini tidak bisa dihitung secara langsung
menggunakan Ohmmeter melainkan harus pada rangkaian
tertutup yang memiliki arus listrik yang mengalir dari
adanya beda potensial. Hubungan antara arus listrik dan
tegangan menunjukkan adanya hambatan yang didasarkan
pada prinsip kerja hukum Ohm.
Hukum Ohm sendiri didefinisikan sebagai suatu
pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir melalui
suatu penghantar selalu berbanding lurus dengan beda
potensial yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda
penghantar dikatakan mematuhi hokum Ohm apabila nilai
resistansinya tidak bergantung terhadap besar beda potensial
benda yang dikenakan padanya. Walaupun pernyataan ini
tidak selalu berlaku untuk semua jenis penghantar,namun
istilah “hukum” tetap digunakan dengan alasan sejarah.
Komponen dalam rangkaian listrik masing-masing Hukum Ohm sebelumnya terdiri atas dua bagian. Bagian
digambarkan dengan simbol khusus dan berbeda satu sama- pertama, tidak lain ialah definisi hambatan yakni ¿ I . R .
lain. Ini dimaksudkan agar komponen dan koneksi dapat Akan tetapi,Ohm juga mengatakan bahwa R adalah
digambarkan dengan jelas. Pada diagram komponen konstanta yang tidak bergantung pada V maupun I.Bagian
sederhana dibawah ini,  dapat dilhat berbagai simbol yang kedua hukum Ohm ialah pernyataan bahwa persamaan
dipakai pada komponen listrik. Gambar diagram rangkaian V =I . R dapat diterapkan pada resistor apa saja,dimana V

Praktikum Fisika Dasar II


Laboratorium Fisika Dasar FMIPA Universitas Negeri Makassar
Sri Rahayu Adi Ningsih / Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat 4

adalah beda potensial antara ujung hambatan,I adalah arus yang diberikan kawat terhadap aliran electron. Makin tinggi
yang mengalir didalamnya,dan R adalah hambatan resistor hambatan,makin kecil arus untuk suatu tegangan
tersebut. V(Giancoli,2001).
Hambatan dalam suatu penghantar terhadap aliran muatan Hukum ohm merupakan hukum dasar dimana hukum yang
disebabkan oleh benturan yang sering terjadi antara menyatakan hubungan antara arus listrik (I), tegangan (V)
elektron-elektron yang bergerak dengan atom-atom dan hambatan (R). Dalam Bahasa inggris, Hukum ohm
stasioner. Bila ada potensial diterapkan sepanjang kawat disebut dengan “Ohm’s Laws” Hukum ohm berbunyi” besar
medan elektrik maka akan menimbulkan aliran-aliran arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar
elektron di sepanjang kawat. atau konduktor akan berbanding lurus dengan beda
Contoh dalam kehidupan mengenai konsep hambatan itu potensial/tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
sendiri yaitu yang pertama yaitu distribusi listrik dari PLN berbanding terbalik dengan hambantannya (R) ’’ (Cahyono,
ke seluruh rumah-rumah atau bias juga stop kontak yang 2017).
menggunakan jala-jala. Atau contoh lain yang lebih kecil Hukum ohm berbicara mengenai hubungan antara
dan lebih sering ditemukan yaitu lampu TL atau Tube Lamp tegangan listrik (V) dan arus listrik (I). Arus listrik
yang merupakan sebuah lampu neon yang mana pada model merupakan banyaknya muatan pergerakan muatan listrik
lama masih menggunakan ballast sedangkan pada bagian yang mengalir persatuan waktu, arah arus listrik
dalam boxnya menggunakan rangkaian seri antara jala-jala didefinisikan searah dengan muatan positif atau proton.
dengan ballastnya tersebut. Selain kedua contoh Pengerakan muatan listrik terjadi jika terjadi beda potensial,
tersebut,contoh lainnya adalah pada alat penghalus kain atau electron akan bergerak dari potensial rendah ke potensial
setrika. Didalam sebuah alat setrika terdapat sebuah tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa arus listrik
rangkaian listrik seri dengan kines bimetal atau temperatur berpindah dari potensial tinggi (kutup positif) kepotensial
kontrol dimana prinsip kerja alat setrika ini mirip dengan rendah (kutup negative) (Saefullah, 2018).
prinsip kerja pada kulkas. Arus listrik dihasilkan ketika terminal-terminal pada
Karena banyaknya penerapan hukum ohm pada baterai listrik dihubungkan dengan jalur penghantar yang
kehidupan sehari hari,maka dilakukan percobaan hukum kontinu,dimana jalur penghantar ini disebut rangkaian
ohm dan hambatan jenis kawat untuk mengetahui lebih listrik(Sundaygara,2018).
lanjut mengenai prinsip hukum ohm ini. Beda potensial atau tegangan pada rangkaian dibutuhkan
untuk menghasilkan arus listrik.Dimana salah seorang
ilmuwan bernama George Simon Ohm(1787-
1854)melakukan eksperimen untuk mengetahui bagaimana
hubungan arus dengan beda potensial dengan memberikan
tegangan V pada ujung-ujung kawat logam yang dinyatakan
sebagai:
I V …
(1.1)
Perbandingan diatas mennjukkan bahwa semakin besar
tegangan yang diberikan maka kuat arus listrik nya akan
Gambar rumusan hukum Ohm semakin besar(Sundaygara,2018).
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk Arus listrik pada kawat penghantar didefinisikan sebagai
mengetahui cara melakukan pengukuran kuat arus listrik dan jumlah total muatan yang melewati kawat persatuan
beda potensial dengan menggunakan alat ukur yang waktu.Arus listrik I dirumuskan :
sesuai,memahami pengaruh luas penampang,panjang
kawat,dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus listrik ∆Q
dan beda potensial,menentukan besar hambatan jenis dan I=
hambatan berbagai jenis kawat penghantar,serta memahami ∆t
hukum ohm. …(1.2)
Hukum ohm ditemukan oleh “Georg ohm” , pertama kali Dimana ∆ Q adalah muatan yang melewati konduktor pada
muncul pada buku yang terkenal Die galvanische kette, suatu lokasi pada jangka waktu tertentu.Satuan dari arus
mathematisch beirbeitet (The Galvanic Circuit Investigated listrik adalah coulomb per detik atau ampere(A)
Matematically) pada tahun 1837. Hukum ohm menyatakan : (Sundaygara,2018).
Arus dalam rangkaian berbanding lurus dengan tegangan. Salah satu komponen penting dalam distribusi daya listrik
Jika tegangannya besar,maka arus dalam rangkaian nya akan disebut dengan penghantar listrik. Kemampuan penghantar
semakin besar.Hukum ohm dapat dimanfaatkan dengan baik listrik dalam menghantarkan daya listrik sangat dipengaruhi
dalam pemecahan masalah listrik(setiyo, 2017). oleh kualitas konduktor dan resistansinya(Julianto,2013).
George Simon Ohm (1787-1854 )menyatakan bahwa arus Kawat penghatar merupakan suatu bahan berbentuk kawat
pada kawat logam berbanding lurus dengan beda potensial. yang dapat menghantarkan arus listrik dari suatu titik ke titik
Aliran arus listrik makin besar ketika makin besar pula lain. Bahan untuk kawat penghantar haruslah memiliki sifat-
perbedaan ketinggiannya. Besar aliran arus pada kawat tidak sifat mampu mengantar listrik yang baik. Setiap bahan yang
hanya bergantung pada tegangan tetapi juga pada hambatan dilewati arus listrik memiliki besaran yang dapat

Praktikum Fisika Dasar II


Laboratorium Fisika Dasar FMIPA Universitas Negeri Makassar
Sri Rahayu Adi Ningsih / Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat 5

menghambat laju listrik dan dinamakan hambatan (resistansi Alat dan bahan yang digunakan diantaranya perangkat
). Resistansi suatu kawat penghantar sebanding dengan pengukuran resistansi kawat sebanyak 1 buah, power supply
panjang kawat dan berbanding terbalik dengan luas 1 buah, basicmeter 2 buah, kabel penghubung 6 buah, kawat
penambang lintang sesuai dalam persamaan : jenis konstanta dan messing beberapa buah dan resistor batu
1 1 buah.
R=ρ … Adapun prosedur kerja percobaan yaitu untuk kegiatan
A
1,perangkat percobaan yang telah tersedia dirangkai dengan
(1.3)
suatu rangkaian parallel untuk tegangan dan rangkaian seri
Dengan keterangan R = Hambatan kawat (Ω ¿ , ρ =
untuk kuat arus listrik. Kemudian dirangkai pada perangkat
hambatan jenis (Ω m¿ , L = panjang kawat (m), dan A = pengukuran resistansi kawat,dan diukur kuat arus serta
luas penampang (m 2 ¿ . (Ariyanto, 2016). tegangan dengan luas penampang yang berbeda serta
Alat penimbul hambatan yang sering digunakan adalah panjang dan jenis kawat yang sama,kemudian hasil
resistor.Resistor merupakan salah satu komponen yang pengukuran dicatat pada tabel hasil pengamatan.Selanjutnya
paling sering ditemukan dalam rangkaian kegiatan 2 ,dilanjutkan kegiatan 1, dengan mengukur
elektronika.Resistor digunakan untuk membatasi jumlah tegangan dan kuat arus listrik untuk panjang kawat yang
arus yang mengalir dalam suatu rangkaian(Sofiana,2017). berbeda dengan jenis dan luas penampang kawat yang
Adapun menurut alat ukur arus listrik dan beda sama,kemudian hasil pengamatan dicatat pada tabel hasil
potensial/tegangan masing-masing adalah amperemeter dn pengamatan.Lanjut ke kegiatan 3,dimana dilanjutkan
voltmeter.Menurut (Hayt,2005),ada 3 hal penting merangkai kegiatan 1,dengan tegangan dan kuat arus listrik diukur
voltmeter dan amperemeter yaitu yang pertama voltmeter untuk jenis kawat yang berbeda dengan panjang dan luas
dalam posisi parallel dengan beban (lampu atau resistor) penampang kawat yang sama,kemudian dicatat pada tabel
sedangkan amperemeter dalam posisi seri dengan beban. hasil pengamatan.Terakhir untuk kegiatan 4,pada rangkaian
Kedua,kutub-kutub baterai voltmeter dan amperemeter tidak ditambahkan sebuah resistor yang dirangkai dengan sebuah
boleh terbalik. Ketiga, Batas ukur voltmeter maupun sumber tegangan, dengan kuat arus dan tegangan yang
amperemeter harus “sedikit” lebih tinggi dari tegangan dan diukur kemudian hasilnya dicatat pada tabel hasil
kuat arus yang melalui beban(Hayt,2005). pengamatan.
II. METODE PENELITIAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada hari kamis tanggal 8 April 2021, pukul 13.15 p.m Percobaan ini berjudul hukum ohm dan hambatan jenis
telah dilakukan percobaan praktikum dengan judul “Hukum kawat. Hukum Ohm berbicara mengenai hubungan antara
Ohm dan Hambatan Jenis Kawat” di laboratorium Fisika tegangan Istrik (V) dan arus Istrik (I). Percobaan hukum
Dasar ,lantai III,jurusan Fisika ,Fakultas Matematika dan ohm dan hambatan jenis kawat di lakukan agar kita terampil
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar. melakukan pengukuran kuat arus dan beda potensial dengan
Percobaan hukum Ohm dan hambatan jenis kawat ini menggunakan basicmeter agar kita dapat memaham
dilakukan dengan menggunakan kawat jenis konstanta serta pengaruh luas penampang, panjang kawat dan hambatan
messing yang terdiri dari 4 kegiatan percobaan. Adapun jenis kawat terhadap kuat arus listrik dan beda potensial
variabel pada kegiatan 1 diantaranya untuk variabel kontrol agar kita dapat memahami dan menentukan besar hambatan
yaitu jenis kawat dan panjang kawat,variabel manipulasi jenis dan hambatan berbagai jenis kawat penghantar. Serta
yaitu luas penampang kawat,dan variabel respon yaitu beda kita dapat memformulasikan persamaan hambatan kawat
potensial dan kuat arus listrik. Untuk kegiatan 2 variabel penghantar Percobaan ini terdiri atas 4 kegiatan.Kegiatan
kontrol yaitu jenis kawat dan luas penampang, variabel pertama untuk mengetahui pengaruh luas penampang kawat
manipulasinya yaitu panjang kawat,dan variabel respon logam terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.Kegiatan
yaitu beda potensial dan kuat arus listrik.Untuk kegiatan 3 kedua untuk mengetahui pengaruh panjang kawat logam
variabel kontrolnya yaitu panjang kawat dan luas terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.Kegiatan ketiga
penampang kawat,variabel manipulasinya yaitu jenis kawat, untuk mengetahui pengaruh jenis kawat atau hambatan jenis
dan variabel responnya yaitu beda potensial dan kuat arus kawat terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.Kegiatan
listrik.Untuk kegiatan 4 variabel kontrolnya yaitu keempat untuk menyelidiki hubungan tegangan dan kuat
resistor,variabel manipulasinya yaitu tegangan sumber,dan arus listrik.
variabel responnya yaitu beda potensial dan kuat arus listrik. Kegiatan 1
Adapun definisi operasional variabel semua kegiatan Jenis Kawat : Konstanta
diantaranya yaitu : jenis kawat atau hambatan jenis kawat Panjang Kawat : 1 meter
adalah besar suatu hambatan pada sebuah kawat Tabel 1. Hasil pengukuran beda potensial dan kuat arus
penghantar ; panjang kawat adalah ukuran panjang kawat listrik pada kawat dengan diameter (luas penampang) yang
pada suatu perangkat pengukuran resistansi kawat ; luas berbeda-beda.
penampang kawat adalah luas penampang pada suatu
perangkat pengukuran resistansi kawat ; beda potensial d = 1,0 mm d = 0,7 mm
A = 0,8 mm2 A = 0,4 mm2
adalah besar tegangan yang dihasilkan dan diukur
menggunakan basicmeter ; dan kuat arus listrik adalah U (V) I (A) U (V) I (A)
banyaknya arus yang mengalir dalam rangkaian dan diukur |0.2 ± 0.1| |0.20 ± 0.05| |0.4 ± 0.1| |0.20± 0.05|
menggunakan basicmeter. |0.4 ± 0.1| |0.4 0± 0.05| |0.6 ± 0.1| |0.30± 0.05|

Praktikum Fisika Dasar II


Laboratorium Fisika Dasar FMIPA Universitas Negeri Makassar
Sri Rahayu Adi Ningsih / Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat 6

|0.6 ± 0.1| |0.7 0± 0.05| |0.8 ± 0.1| |0.50± 0.05|


|0.8 ± 0.1| |1.1 0± 0.05| |1,0 ± 0.1| |0.60± 0.05|
|1.0 ± 0.1| |1.5 0± 0.05| |1.2 ± 0.1| |0.8 0± 0.05| 2
|1.2 ± 0.1| |1.8 0± 0.05| |1.4 ± 0.1| |1.00± 0.05| 1.8
|1.4 ± 0.1| |1.9 0± 0.05| |1.6 ± 0.1| |1.10± 0.05| 1.6 f(x) = 0.84 x − 0.19
|1.8± 0.1| |1.40± 0.05| R² = 0.99
1.4
|2.0± 0.1| |0.50± 0.05| 1.2
|2.2± 0.1| |1.7 0± 0.05|
I (A)1
|2.4± 0.1| |1.80± 0.05| 0.8
0.6
0.4
d = 0,5 mm d = 0,35 mm 0.2
A = 0,2 mm2 A = 0,1 mm2 0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
U (V) I (A) U (V) I (A)
|0.4 ± 0.1| |0.10± 0.05| |0.2± 0.1| |0.05± 0.05| U (V)
|0.6 ± 0.1| |0.20± 0.05| |0.4 ± 0.1| |0.10 ± 0.05|
Grafik 2. Hubungan antara beda potensial dan kuat arus
|0.8 ± 0.1| |0.30± 0.05| |0.6 ± 0.1| |0.75 ± 0.05|
|1.0 ± 0.1| |0.40 ± 0.05| |0.8 ± 0.1| |1.00 ± 0.05|
listrik dengan luas penampang 0,4 mm2.
|1.2 ± 0.1| |0.40 ± 0.05| |1.0 ± 0.1| |1.00 ± 0.05|
|1.4 ± 0.1| ||0.50± 0.05| |1.2 ± 0.1| |1.25± 0.05|
|1.6 ± 0.1| |0.60± 0.05| |1.4 ± 0.1| |1.50± 0.05|
|1.8 ± 0.1| |0.70 ± 0.05| |1.6± 0.1| |1.75 ± 0.05| 1.2
|2.0 ± 0.1| |0.80 ± 0.05| |1.8± 0.1| |2.00± 0.05|
1
|2.2 ± 0.1| |0.90 ± 0.05| |2.0± 0.1| |2.00± 0.05| f(x) = 0.42 x − 0.06
|2.4 ± 0.1| |1.00 ± 0.05| |2.2± 0.1| |2.25± 0.05| 0.8
R² = 0.99
|2.6 ± 0.1| |1.00 ± 0.05| |2.4± 0.1| |2.50± 0.05|
I 0.6
(A)
Dari data-data hasil pengamatan yang telah ditabelkan pada 0.4
tabel diatas, maka didapatkan 4 grafik yang menggambarkan
hubungan antara beda potensial dan kuat arus listrik dengan 0.2
4 luas penampang yang berbeda sebagai berikut.
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
U (V)
2
1.8 f(x) = 1.55 x − 0.16 Grafik 3. Hubungan antara beda potensial dan kuat arus
1.6 R² = 0.98 listrik dengan luas penampang 0,2 mm2.
1.4
1.2
I (A)1
0.8 3
0.6
0.4 2.5
0.2 f(x) = 1.09 x − 0.08
0 2 R² = 0.97
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6
U (V) 1.5
I (A)
1

Grafik 1. Hubungan antara beda potensial dan kuat arus 0.5


listrik dengan luas penampang 0,8 mm2. 0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
U (V)

Grafik 4. Hubungan antara beda potensial dan kuat arus


dengan luas penampang 0,1 mm2.

Analisis Data

Kegiatan 1 : Pengaruh luas penampang kawat

Praktikum Fisika Dasar II


Laboratorium Fisika Dasar FMIPA Universitas Negeri Makassar
Sri Rahayu Adi Ningsih / Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat 7

logam terhadap beda potensial dan kuat arus ∆ρ


listrik KR ¿ × 100 %
ρ
Jenis Kawat : Konstantan
0.000008
Panjang kawat : 1 m KR ¿ ×100 %
0.000512
Analisis Grafik KR ¿ 1.56 %
Untuk luas penampang 0,8 mm2 Derajat Kebenaran (DK)
Hambatan ( R ) DK ¿ 100 % −¿ KR
y = 1.5536x DK ¿ 100 % −¿ 1.56 %
R2 ¿ 0.9835 DK ¿ 98.4 %
y=¿1.5536 Angka berarti (AB)
I ¿1.5536 V Δρ
AB ¿ 1−log ⁡( )
1 ρ
R= 0.000008
1.5536 AB ¿ 1−log ⁡( )
R=0.64 Ω 0.000512
Derajat kebenaran (DK) AB ¿ 3 AB
DK ¿ R2 × 100% Pelaporan Fisika
DK ¿ 0.9835 × 100% R=|ρ ± ∆ ρ|
DK ¿ 98.35 %
R=|5.12± 0.08|10−4 Ω m
Kesalahan Relatif (KR)
Dengan menggunakan analisis yang sama,diperoleh :
KR ¿ 100% - DK
KR ¿ 100% - 98.35% Luas Penampang R( ΔR (
KR (%) PF (Ω ¿
KR ¿ 1.65 % (mm2) Ω¿ Ω¿
Ketidakpastian Mutlak Hambatan (ΔR) 0,8 0,64 1,65 0,01 |0,64 ± 0.01|
KR. R 0,4 1,19 0,57 0,01 |1,19 ± 0.01|
ΔR ¿ 0,2 2,35 0,98 0,02 |2,35 ± 0.02|
100 %
0,1 0,91 2,66 0,02 |0,91 ± 0.02|
1.65 % .0.64 Ω
ΔR ¿
100 % Luas
KR
ΔR ¿ 0.01 Ω Penampang ρ (Ωm ¿ Δρ (Ωm ¿ PF (Ωm ¿
(%)
Angka berarti (AB) (mm2)
ΔR 0,8 0,000512 0,000008 1,56 |5,12 ± 0.08|10-4
AB ¿ 1−log ⁡( ) 0,4 0,000476 0,0000039 0,82 |4.76 ± 0.04|10-4
R 0,2 0,00047 0,000004 0,85 |0,04 ± 4,70|10-4
0.01 0,1 0,000091 0,00000191 2 |9,1± 0.2|10-5
AB ¿ 1−log ⁡( )
0.64
AB ¿ 3 AB Berdasarkan hasil analisis diatas,maka di dapatkan hasil yaitu,yang
Pelaporan Fisika pertama dengan menggunakan d = 1.0 mm dan A = 0.8
R=|R ± ∆ R| mm² dan diperoleh hasil pengukuran |5,12±0,08| 10 -4 Ωm, d
= 0.1 mm dan A = 0,4 mm² diperoleh hasil pengukuran |4.76
R=|0.64 ± 0.01|Ω
± 0,04|10-4 Ωm, d = 0,5 mm dan A = 0,,2 mm² diperoleh
Hambatan Jenis ( ρ)
hasil pengukuran |0.04 ± 4.70| 10 -4 Ωm dan d = 0,35 dan A
R.A = 0,1 mm² diperoleh hasil |9,1 ± 0,2| 10-5 Ωm.
ρ=
l Berdasarkan grafik 1 sampai 4 pada kegiatan ini,juga dapat
( 0.64 ) .(0.0008) dilihat bahwa nilai kuat arus dan beda potensial atau
ρ= tegangan berbanding lurus, dimana kurva dari keempat
1m
grafik bergerak naik,yang mengartikan bahwa semakin
ρ=0.000512 Ωm tinggi atau besar beda potensialnya, maka semakin tinggi
Ketidakpastian mutlak hambatan jenis ( Δ ρ) dan besar pula kuat arus listrik yang mengalir.
Δ ρ=| ΔRR|ρ Kegiatan 2
Kegiatan kedua yaitu memahami pengaruh luas penampang
0.01
Δ ρ=¿ |
0.64 |
0.000512Ωm panjang kawat dan hambatan jenis kawat terhadap kuat arus
listrik dan beda potensial.
Δ ρ=¿ 8 × 10-6 Ωm Jenis Kawat : Konstanta
Diameter Kawat (d) : 0,7 mm
Kesalahan relatif hambatan jenis (KR)
Luas Penampang (A) : 0,4 mm2

Praktikum Fisika Dasar II


Laboratorium Fisika Dasar FMIPA Universitas Negeri Makassar
Sri Rahayu Adi Ningsih / Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat 8

Tabel 2. Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik Panjang R( ΔR(
pada kawat dengan panjang yang berbeda-beda. Kawat KR (%) PF (Ω ¿
(m) Ω¿ Ω¿
l=1m l=2
U (V) I (A) U (V) I (A) 1 1,31 0,48 0,01 |1,307± 0.006|
|0.2 ± 0.1| |0.20 ± 0.05| |0.4 ± 0.1| |0.10 ± 0.05| 2 2,69 3,8 0,10 |2,7 ± 0.1|
|0.4 ± 0.1| |0.30 ± 0.05| |0.6 ± 0.1| |0.15 ± 0.05|
|0.6 ± 0.1| |0.40 ± 0.05| |0.8 ± 0.1| |0.20 ± 0.05| Panjang
|0.8 ± 0.1| |0.60 ± 0.05| |1,0 ± 0.1| |0.30 ± 0.05| KR
Kawat ρ( Δρ (Ωm ¿ PF (Ωm ¿
|1.0 ± 0.1| |0.70 ± 0.05| |1.2 ± 0.1| |0.35 ± 0.05| (%)
(m) Ωm ¿
|1.2 ± 0.1| |0.90 ± 0.05| |1.4 ± 0.1| |0.40 ± 0.05|
|1.4 ± 0.1| |1.10 ± 0.05| |1.6 ± 0.1| |0.45 ± 0.05| 5,2 × 10-4 2,3 × 10-6
1 0,44 |5,20 ± 0.02|10-4
|1.6 ± 0.1| |1.15 ± 0.05| |1.8 ± 0.1| |0.50 ± 0.05|
|1.8 ± 0.1| |1,35 ± 0.05| |2.0 ± 0.1| |0.60 ± 0.05| 2 0,00054 1,998× 10-5 3,7 |5,4 ± 0.2|10-4
|2.0 ± 0.1| |1,50 ± 0.05| |2.2 ± 0.1| |0.70 ± 0.05| Berdasarkan analisis data kegiatan 2 dengan menggunakan
|2.2 ± 0.1| |1.70 ± 0.05| |2,4 ± 0.1| |0.80± 0.05| jenis kawat konstanta d = 0.7 mm serta A = 0.4 mm 2 serta
|2.4 ± 0.1| |1,85 ± 0.05| |2.6 ± 0.1| |1,00± 0.05| panjang kawat yang berbeda diperoleh hasil untuk l = 1
meter sebesar |5.20 ± 0.02|10−4 Ωm dan untuk l = 2
Berdasarkan tabel hasil pengamatan kegiatan 2 diatas, maka
didapatkan grafik hubungan beda potensial dan kuat arus meter sebesar |5.40 ± 0.20|10−4 Ωm .
listrik dengan panjang kawat yang berbeda sebagai berikut.
Kegiatan 3
Diameter Kawat (d) : 0,5 mm
Luas Penampang (A) : 0,2 mm2
2 Panjang Kawat (l) : 1,0 m
1.8 Tabel 3. Pengukuran beda potensial dan kuat arus listrik
1.6 f(x) = 0.76 x − 0.02
R² = 1 pada jenis kawat yang berbeda.
1.4
1.2 Jenis kawat = Konstantan Jenis Kawat = Messing
U (V) I (A) U (V) I (A)
I (A)1 |0.2 ± 0.1| |0.10 ± 0.05| |0.2 ± 0.1| |0.65 ± 0.05|
0.8
|0.4 ± 0.1| |0.15 ±0.05| |0.6 ± 0.1| |0.65 ± 0.05|
0.6
|0.6 ± 0.1| |0.25 ±0.05| |0.7 ± 0.1| |1.85 ± 0.05|
0.4 |0.8 ± 0.1| |0.30 ±0.05|
0.2 |1,0 ± 0.1| |0.40 ±0.05|
0 |1,2 ± 0.1| |0.45 ±0.05|
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
|1,4 ± 0.1| |0.55 ±0.05|
U (V) |1,6 ± 0.1| |0.65 ±0.05|
|1,8 ± 0.1| |0.70 ±0.05|
Grafik 5. Hubungan antara beda potensial dan kuat arus |2,0 ± 0.1| |0.80 ±0.05|
listrik dengan panjang kawat 1 m. |2,2 ± 0.1| |0.90 ±0.05|
|2,4 ± 0.1| |0.95 ±0.05|

1.2
Berdasarkan tabel hasil pengamatan kegiatan 3 diatas,maka
1 diperoleh grafik hubungan beda potensial dan kuat arus
listrik dengan jenis kawat yang berbeda sebagai berikut.
0.8 f(x) = 0.37 x − 0.09
R² = 0.96
0.6
I (A)
0.4

0.2

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
U (V)

Grafik 6. Hubungan antara beda potensial dan kuat arus


listrik dengan panjang kawat 2 m.

Dengan analisis yang sama pada kegiatan 1,diperoleh hasil


analisis data sebagai berikut.

Praktikum Fisika Dasar II


Laboratorium Fisika Dasar FMIPA Universitas Negeri Makassar
Sri Rahayu Adi Ningsih / Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat 9

Tegangan (V) Kuat Arus Listrik (A)


|0.2 ± 0.1| |0,001± 0.001|
|0.4 ± 0.1| |0,003± 0.001|
1 |0.6 ± 0.1| |0,005± 0.001|
0.9 f(x) = 0.4 x − 0 |0.8 ± 0.1| |0,006± 0.001|
0.8 R² = 1 |1,0 ± 0.1| |0,009± 0.001|
0.7 |1,2 ± 0.1| |0,010± 0.001|
0.6 |1,4 ± 0.1| |0,012± 0.001|
0.5 |1,6 ± 0.1| |0,014± 0.001|
I (A) |1,8 ± 0.1| |0,016± 0.001|
0.4
0.3 |2,0 ± 0.1| |0,017± 0.001|
|2,2 ± 0.1| |0,020± 0.001|
0.2
|2,4 ± 0.1| |0,022± 0.001|
0.1
Berdasarkan tabel hasil pengamatan kegiatan 4 diatas,maka
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 didapat grafik hubungan beda potensial dan kuat arus listrik
sebagai berikut .
U (V)

Grafik 7. Hubungan antara beda potensial dan kuat arus


listrik dengan jenis kawat konstanta. 0.03

0.02 f(x) = 0.01 x − 0


2 R² = 1
1.8 0.02
f(x) = 2.43 x + 0.17
1.6 R² = 1 I (A)
1.4 0.01
1.2
1 0.01
I (A)
0.8
0.6 0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
0.4
0.2 U (V)
0
0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 Grafik 9. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda
U (V) potensial.
Analisis Data
Hambatan ( R )
Grafik 8. Hubungan antara beda potensial dan kuat arus y = 0.0094x
listrik dengan jenis kawat messing 0,35. R2 ¿ 0.9963
Dengan analisis yang sama pada kegiatan 1,diperoleh : y=¿ 0.0094
R (Ω ¿ KR (%) ΔR (Ω ¿ PF I ¿ 0.0094 V
2,508 0,31 0,008 |2,508± 0.008| 1
0,4118 0,12 0,0005 |0,4118 ± 0.0005| R=
0.0094
R=106.382Ω
Δρ(
ρ (Ωm ¿ KR (%) PF Derajat kebenaran (DK)
Ωm ¿ DK ¿ R2 × 100%
0,000501 1,59×10-6 0,32 |5,010 ± 0.015|10-4 DK ¿ 0.9963 × 100%
8,326 ×10-5 9,9 × 10-7 1,20 |8,236 ± 0.099|10-5 DK ¿ 99.63 %
Berdasarkan hasil analisis data diatas,maka didapat nilai Kesalahan Relatif (KR)
hambatan jenis untuk jenis kawat konstanta yaitu KR ¿ 100% - DK
|5.010 ± 0.015|10−4 Ωm dan |8.236 ± 0.099|10−5Ωm. KR ¿ 100% - 99.63%
KR ¿ 0.37 %
Ketidakpastian Mutlak Hambatan (ΔR)
Kegiatan 4
Resistor : Batu KR. R
ΔR ¿
R : |100 ± 5|Ω 100 %
0.37 % .106 .382 Ω
ΔR ¿
Tabel 4. Hubungan antara kuat arus listrik dan beda 100 %
potensial ΔR ¿ 3936.134 Ω

Praktikum Fisika Dasar II


Laboratorium Fisika Dasar FMIPA Universitas Negeri Makassar
Sri Rahayu Adi Ningsih / Hukum Ohm dan Hambatan Jenis Kawat
10

Angka berarti (AB) DAFTAR PUSTAKA


ΔR Akhpriliano., Prodito Sandy. (2017). Peningkatan Hasil
AB ¿ 1−log ⁡( ) Belajar dan Aktifitas Belajar Pokok Bahasan Listrik Melalui
R
Model Discovery Learuling Kelas XI Listrik 1 di SMKN
3936.134
AB ¿ 1−log ⁡( ) 1Bendo Tahun Pelajaran 2016/2017. Seminar Nasional
106.382 Pendidikan Fisika III 2017. 1 (1) : 31-38. ISSN : 2527-6670.
AB ¿ 1 AB Ariyanto Andri, dkk. (2016). Study Pengryh Tensille Stress
Pelaporan Fisika terhadap Nilai Hambatan Kawat Penghantar. Jurnal
R=|R ± ∆ R| Seminar Nasional Pendidikan. ISSN : 2527-5917. Vol : 1.
R=|106 ±3936|Ω Cahyono, Setyo Adi. (2017). Model Osilator Wien dengan
Pembatas Amplitudo Menggunakan Lampu Tungsten
Jjurnal Ilmiah Matematika 3(6) : 102, ISSN : 2301-9115.
% Diff = |teori−praktikum
rata−rata |
×100 % Hayt, William H., Jr. Jack E. Kemmerly dan Steven
M.Durbin. (2005). Rangkaian Listrik Edisi Keenam.
Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama.
% Diff = |100−106.382
103.191 |
×100 % Saefullah Asep. (2018). Rencang Bangun Alat Praktikum
Hukum Ohm untuk Memfasilitasi Kemampuan Berfikir
% Diff = 6.1846 % Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills). Jurnal
Berdasarkan hasil analisis data kegiatan 4 diatas,diperoleh Gravity. Vol 4. No. 2.
nilai R = |106 ± 3936|Ω dan perbedaan nilai teori dan Setiyo Muji. (2017). Listrik dan Elektronika Dasar
praktikumnya sebesar 6.1846 %. Otomatis. Magelang. UNIMMA PRESS.
Sundaygara, Chandra, Kurriawan Budi Pranata, M. Sayadi.
IV. KESIMPULAN (2018). Bahan Ajar Percobaan Fisika Materi Liatrik dan
Berdasarkan kegiatan-kegiatan pada percobaan ,dapat disimpulkan Magnet. Malang : Media Nusa Creative.
yang pertama, cara pengukuran kuat arus listrik dan beda potensial Suriagah, Agah dan Farid Mulyana. (2013). Teknik
dengan menggunakan alat ukur yang sesuai, yaitu pertama-tama Keristrikan dan Elektronika Instrumentasi. Jakarta :
basicmeter yang digunakan sebagai amperemeter disusun secara seri Erlangga.
dan parallel terhadap rangkaian. Untuk amperemeter disusun secara
seri sedangkan voltmeter disusun secara parallel terhadap hambatan
karena dalam hal ini voltmeter memiliki hambatan yang besar dan jika
dipasang secara seri maka hasil pengukurannya akan terlalu kecil
nilainya dari yang sebenarnya. Untuk pengaruh luas penampang
terhadap beda potensial dan kuat arus listrik yaitu berbanding lurus.
Untuk pengaruh panjang kawat dan jenis kawat terhadap beda
potensial dan kuat arus. listrik adalah berbanding terbalik. Diperoleh
besar hambatan jenis untuk kawat konstatan yaitu |5,010 ±0,015|
10-4 Ωm sedangkan untuk kawat messing hambatan jenisnya
yaitu |8,236±0,099| 10-5 Ωm. Hukum ohm menyatakan
bahwa arus listrik yang mengalir melalui kawat sebanding
dengan luas penampang dan berbanding terbalik dengan
panjang kawat dan hambatan jenis kawat tersebut.
Sedangkan beda potensial berbanding terbalik dengan luas
penampang dan berbanding lurus dengan panjang kawat dan
hambatan jenis kawat tersebut. Untuk hmbatan jenis kawat
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan V = IR
l
atau R = ρ .
A
Adapun saran untuk praktikan yaitu untuk kedepannya
lebih teliti dalam pegambilan data dan untuk asisten
sebaiknya lebih memperhatikan praktikannya saat
pengambilan data. Sedangkan untuk laboran yaitu sebaiknya
lebih memperhatikan kembali kesediaan dan kendalan
praktikum.

Praktikum Fisika Dasar II


Laboratorium Fisika Dasar FMIPA Universitas Negeri Makassar

Anda mungkin juga menyukai